Speed of Destiny

Naruto © Masashi Kishimoto

Rate: T

Genre: Friendship dan Family

Chapter 1

Bukit Hogake, sebuah bukit yang letaknya tidak begitu jauh dari pusat kota Konoha. Pada siang hari bukit Hokage menjadi salah satu tempat favorit di akhir pekan untuk jalan-jalan santai sekedar menikmati pemandangan hijau dan asri. Selain tempat melepas stress jalanan berkelok yang melingkar di dalamnya dijadikan sebagai jalan pintas bagi sebagian warga menuju pusat kota agar lebih cepat.

Fungsi saat siang dan malam. Jika waktu telah beranjak malam maka akan didapati suasana jauh berbeda dengan suasana saat sang surya merajai hari. Jalanan lebar yang terkenal akan tikungan tajam akan beralih fungsi menjadi tempat adu kecepatan mobil. Konoha death street itulah julukannya.

Seperti malam ini, jalanan bukit Hokage yang biasanya tampak sepi kini ramai dengan pemuda-pemudi yang sedang berkumpul. Tidak hanya faktor malam Minggu tapi juga perihal akan tersaji adu balap yang cukup menarik.

Waktu menunjukkan pukul 11.00 malam, di salah satu sudut jalan Konoha tampak segerombolan pemuda berkumpul mengerumuni dua mobil Mitsubishi lancer evo IV berwarna dark blue dan Chevy Lumina SS yang dicat warna hijau lumut.

Para pemilik mobil tersebut telah berada dibalik kursi kemudi masing-masing.

"Hei baka otouto, awas jangan sampai kalah! Kalau sampai kalah kau tidak akan mendapat jatah tomat selama satu minggu," ujar suara laki-laki dari earphone yang kini sedang dipakai oleh seseorang di dalam mobil berwarna dark blue.

"Hn?" Jawabnya ambigu, dia lalu melepas earphone karena merasa terganggu terus-terusan diinterupsi oleh sang kakak.

"Dasar baka aniki! Tentu kalau hanya dia aku pasti menang. Gara-gara taruhan bodohmu aku harus melawan kelas rendah seperti ini!" Rutuk seorang pemuda yang diketahui bernama Sasuke dalam hati.

Sasuke Uchiha salah satu anggota termuda dari klub balap mobil bernama Night yang merajai Konoha. Dengan usianya yang masih 17 tahun dia sudah disegani lawan karena kemampuannya. Malam yang menjengkelkan baginya, dia dipaksa untuk meladeni anggota baru yang katanya tidak kalah berbakat.

Lawan hari ini adalah Rock Lee, kakak kelasnya di SMA Konoha Gakuen yang baru bergabung dalam klub. Sasuke belum pernah melawan Lee tapi dia cukup percaya diri bisa menang mudah.

"Rock Lee, aku ingin lihat bagaimana kemampuanmu." Gumam Sasuke sebelum mulai.

Aba-aba start telah dilakukan. Kedua pemuda itu langsung tancap gas untuk memulai balapan.

"SEMANGAT MASA MUDA! AKU AKAN MENGALAHKANMU SASUKE!" Teriak pemuda bernama Rock Lee dengan lantang yang sampai bisa didengar dari luar.

"Berisik!" Umpat Sasuke rendah. Jujur Sasuke bingung, dia heran kenapa pemuda berisik macam begitu dapat masuk klub Night. Menurutnya tidak ada yang istimewa dari teknik mengemudi Lee kecuali keberaniannya mengambil kesempatan.

Dua mobil melaju kencang, sampai detik ini Sasuke masih memimpin di depan diikuti mobil Lee yang terus mengekor layaknya truk gandeng. Pertandingan sudah separuh jalan tapi sang Uchiha belum mampu melepaskan diri. Kelihain Sasuke menjauh dengan memanfaatkan tikungan sialnya harus gagal karena Rock Lee bisa mengimbangi.

"Yeee semangat masa muda! Kalahkan Sasuke! Semangat! Semangat! Aku tidak akan mengecewakan Guru Gay!" Katanya penuh haru. Guru Gay, obsesi Lee dimanapun, kapanpun, suasana apapun.

"Cih, menyebalkan. Rupanya itu strategimu. Tikungan berikutnya akan kutunjukkan kemampuanku. Permainan dimulai!" Kata Sasuke sambil menyeringai.

Sasuke memacu mobilnya lebih tepat lagi, dia mulai merencanakan strategi untuk lepas dari pemuda yang cukup merepotkan. Di tikungan ini, dia sedikit melebarkan jarak sehingga cukup untuk dilewati satu mobil. Seperti dugaannya Rock Lee akan menyalipnya bila ada kesempatan. Tanpa diduga Rock Lee begitu dalam posisi menikung ternyata Sasuke langsung memacu kencang mobilnya disertai aksi memotong jalan milik Rock Lee sehingga mau tidak mau Lee harus menurunkan kecepatan.

Gila memang, tapi itu adalah salah satu taktik Sasuke yang sangat disegani.

Senyum simpul Sasuke merekah begitu lepas dari Rock Lee. Menurut perhitungannya jarak 5 detik antara dia dengan Rock Lee sudah cukup untuk memberinya kemenangan.

"Menang seperti biasa Otouto," ujar Itachi begitu Sasuke turun dari mobil. Meski memuji tapi senyum yang disunggingkan adalah senyum mengejek.

"Dia cukup bagus, tapi perlu banyak belajar." Komentar Sasuke singkat lalu meninggalkan kakaknya untuk melapor pada ketua Night.

"Datar sekali anak itu. Apa tidak bisa senang sedikit ketika menang!" Kritik Itachi sambil memutar bola matanya. Dia lalu masuk dalam mobil Sasuke untuk dipindahkan.

"Sasuke, Prince of Night! Benar-benar pantas dia menyandang gelar itu!" Gumam Itachi.

.

.

.

Kantin Sekolah

"Hey, apa kau tahu Naruto. Sasuke kemarin menang lagi balapan, kali ini dengan kakak kelas." Ujar seorang gadis kesekian kalinya hingga membuat bosan indra pendengaran remaja berambut pirang. Bibir sang pemuda dimajukan beberapa mili, tangan kirinya dijadikan penyangga kepala sementara tangan kanannya digunakan mengetuk-ketuk meja kantin. Ekspresi jengah mendominasi wajahnya.

"Lalu aku harus berbuat apa kalau Teme menang?" Tanya pemuda yang diketahui bernama Naruto penuh bosan. Bocah pirang ini jujur mual jika semua orang terus-terusan membicarakan si pantat ayam teman sebangkunya itu.

"Ya tentu dia itu keren! Iya kan Sasuke-kun?" Tanya gadis bernama Sakura pada Sasuke yang masih menikmati jus tomatnya.

"Hn?" Jawaban singkat tanpa makna justru yang keluar. Bukan jawaban itu yang diharapkan oleh gadis bersurai merah jambu.

"Huh! Dasar lelaki. Tidak mengerti sedikit jika sedang dipuji!" Umpat Sakura sebal.

"Ha ha rasakan itu, forehead!" Ejek Ino yang duduk di samping Sakura.

"Apa maksudmu itu pig?" Tanya Sakura dengan nada tinggi pertanda marah. Sakura menggebrak meja dan membuat isi gelas milik Shikamaru tumpah. Iris hitam Shikamaru meratap pilu pada nasib jus apelnya yang keburu tumpah tanpa sempat dia teguk sedikitpun.

"Hei-hei, kalau mau marah-marah jangan disini Sakura" Ujar Shikamaru kesal.

"Eh? Maaf Shikamaru. Akan kugantikan jusnya." Tawar Sakura.

"Tidak usah, ngomong-ngomong bagaimana hasil pertandinganmu?" Tanya Shikamaru untuk mengubah topik agar tidak terjadi keributan.

"Tentu aku menang dari Temari dong!" Ujarnya bangga sambil mengepalkan tangan. Mood teman-temannya memang mudah diubah, tinggal ganti topik seputar balap mobil maka semua akan beres.

"Hei tidak usah pamer, aku juga menang dari Ten-ten yang peringkatnya lebih jauh dari Temari." Sekarang Ino yang menanggapi. Tampaknya gadis cantik bermata aquamarine juga tidak mau kalah dalam mengumbar kemenangan.

"Jadi hasilnya rata-rata dari kelas kita menang?" Kali ini Sasuke bertanya. Dia bukannya tertarik tapi Sasuke butuh informasi mengenai perkembangan teman-teman sekelasnya yang bergabung dalam klub balap lain.

Entah kenapa, ternyata teman-teman sekolah Sasuke adalah individu yang handal dalam balapan mobil, sebut saja musuh utamanya Gaara teman sekelasnya yang tergabung di klub Sand, Shikamaru, Choji, Sai, Neji, Shino, Kiba, yang membentuk Konoha Class. Para perempuan juga tidak mau kalah, yang cukup disegani adalah klub Black Roses yang beranggotakan Sakura, Hinata dan Ino. Anggota Night disini hanya Ten-ten, Sasuke dan Rock Lee.

"Hampir semuanya menang, merasa tersaingi?" Tanya Shikamaru santai sambil memakan bento yang dibawa dari rumah.

"Tidak, aku terkejut mereka dapat berkembang cepat." Timpal Sasuke sambil melipat tangan.

"Tapi tetap saja kau itu pengerannya." Jawab Shikamaru .

"Aku setuju, Sasuke Uchiha si Prince of Night, kau yang terbaik diantara kami!" Puji Ino.

Sasuke lagi.

Sasuke lagi.

Lagi-lagi seputar balap mobil. Satu-satunya orang yang tidak mengerti masalah dunia balap mobil jadi terganggu.

"Hei-hei, kalian sepertinya lupa sesuatu. Kalau membicarakan masalah pertandingan balap jangan dihadapanku! Sudah kukatakan berulang kali kalian jangan mengabaikanku seperti ini " Ujar Naruto setengah marah.

Ups! Mereka lupa ada satu-satunya sahabat yang tidak terlibat dengan dunia balap mobil. Namikaze Naruto, si perusuh tapi paranoid setengah mati dengan kebut-kebutan.

"Ah, maaf Naruto. Kami terlalu asyik!" kata Sakura dengan bercanda dan tertawa lebar.

"Lama-lama aku dilupakan oleh kalian!" Naruto membuang muka karena kesal pada sahabat-sahabatnya sejak SMP itu.

"Dasar Dobe, salahmu sendiri kau melenceng dari kesukaan kami!" Ejek Sasuke.

"Heh! Aku ini berusaha menjadi anak baik tahu diantara anak-anak nakal seperti kalian itu!" Umpat Naruto yang sekarang benar-benar kesal.

"Ya, ya, ya kau sudah mengatakan itu berapa kali Naruto-chan!" Ejekan datang lagi dari Sakura. Meski begitu Naruto tahu teman-temannya hanya bercanda

Naruto Namikaze, sahabat dari para penggila balap yang anehnya sama sekali tidak tertarik dengan dunia balap mobil yang sedang digandrungi anak muda. Mereka sebenarnya pernah mencoba mengenalkan dunia balap pada Naruto namun dia sama sekali tidak tertarik.

Teriakan Naruto berbunyi, "HOI, ITU TIDAK AMAN! BISA TABRAKAN! BAHAYA BILA KALIAN TIDAK PROFESIONAL, CARA MENYETIR KALIAN ITU KASAR!" kalimat itu sangat biasa keluar dari mulut Naruto. Tapi dibalik itu ada satu hal yang wajib diakui oleh semua teman-teman Naruto yaitu perbedaan cara mengemudi, semua orang terpaksa mengakui mereka lebih merasa aman jika Naruto yang mengemudi.

"Dasar para maniak balapan!" Umpat balik Naruto singkat.

"Itu lebih baik Dobe, dari pada maniak ramen!" Kini Sasuke yang menimpali Naruto.

"Terserah! Terserah! Setidaknya aku tahu satu hal yang pasti, kau itu lebih bodoh dalam mengemudi dibandingkan aku Teme!" Seringai Naruto sambil mengejek.

" Ya ya ya kau hebat, memang hebat! Katanya, kau kan sedikit lebih cepat dari ayahmu." Ejek Sasuke lagi sebelum Naruto membela diri. Kali ini Sasuke mengutip jawaban dari Naruto yang biasa dilontarkan untuk membela diri.

Naruto terdiam kehabisan kata. Sasuke menyunggingkan senyum kemenangan.

"Huh, kalian semua menyebalkan! Nikmati saja percakapan itu sendiri!" Ujar Naruto sambil berlalu pergi meninggalkan teman-temannya. Naruto benar-benar marah.

"Wah, dia marah nih?" ujar Sakura sedikit cemas. Ini kesekian kalinya Naruto lagi-lagi marah pada mereka.

"Dasar merepotkan saja." Reflek Ino dan Sakura menatap tajam Shikamaru.

"Naruto memang merepotkan. Sedikit-sedikit marah, memangnya siapa dia? Tidak ada acara meminta maaf, kalau perlu kita kerjani dia akhir pekan ini untuk ikut kita."

Semua mata reflek tertuju pada sosok Uchiha. "Apa? Kalian tidak setuju?"

.

.

.

"Jadi, Naruto sedang sakit ya bibi?" Tanya Sakura dengan kecewa.

"Iya, seharian ini dia terus saja flu, sejak pagi dia terus saja tiduran di kamar. Ayahnya juga masih di rumah sakit jadi dia belum diperiksa. Naruto kurang sehat dan kurasa dia tidak bisa ikut pergi dengan kalian malam ini, maaf ya." Ujar Kushina dengan lembut.

" Tidak apa-apa bi, salamkan saja untuk Naruto agar cepat sembuh." Ujar Sakura dengan ramah.

.

.

Mind to Review?

Disunting : 30 Agustus 2014