.
.
Disclaimer: EXO punya SM.
Pair: SeKai or KaiHun (KaixSehun)
Warning: Shounen-ai, OOC sangat, AU, Alur kecepetan, miss typo(s), karena gue lagi heboh sama #EXO1stComeback mungkin typo kali ini lebih bertebaran!
DON'T LIKE? DON'T READ!
.
.
Sehun hanya duduk diam disana, tidak melakukan apa pun. Hanya mendengarkan apa yang dua orang disampingnya ini bicarakan. Jika ditanya pun dia hanya akan mengangguk atau menggeleng. Kalau bisa memutar waktu, dia ingin kembali ke tadi pagi dan tidak melakukan hal konyol seperti ini.
"Baby... kenapa hanya diam saja?" Rasanya ingin sekali memukul kepala Moonkyu sekali lagi. Berpura-pura jadi pacarnya itu mungkin tidak masalah, tapi memanggilnya seperti itu? Tidak bisakah memanggilnya dengan nama biasa? Lagipula tidak semua pasangan semesra itu.
"Baby..."
PREEK!
"Ouch... Baby kau—" dia menatap tajam pada Moonkyu dari balik poni yang menutupi sebagian wajahnya karena menunduk. Rasakan injakan mautnya itu. Seenaknya saja memanggilnya seperti itu, jadi dia juga tanpa segan menginjak kaki Moonkyu dengan keras.
"Moonkyu-ah, kau kenapa?" Sehun pura-pura bertanya dengan nada khawatir, padahal dalam hati dia sudah menjerit senang melihat wajah kesakitan sahabatnya ini.
"T-tidak apa-apa baby. Tenang sa—"
PREEK!
"Aargh!" lagi-lagi Moonkyu mengerang. "Psst... Sehun-ah berhenti menginjak kakiku!" bisik namja itu pelan pada Sehun meski mati-matian dia mempertahankan wajahnya agar tetap tenang. Apalagi ada Jongin yang menatapnya dengan penasaran.
Sekali lagi dengan perasaan gugup, Sehun meraih gelas Caramel Macchiato miliknya dan meminumnya perlahan.
"Pelan-pelan, Sehunnie... lihat krimnya jadi menempel!" dan Sehun hampir saja tersedak saat tangan Moonkyu meraih tisue dan membersihkan bagian bibir atasnya yang penuh dengan krim jadi seperti kumis. Kalau yang melakukannya Jongin, dia mungkin akan merasakan sebuah istilah 'dunia hanya milik mereka'. Tapi ini Moonkyu, jadi dia langsung merebut tisue itu dan membersihkannya sendiri.
"Apa kau benar-benar namjachingu Sehun?" kalimat dari Jongin itu membuat Sehun dan Moonkyu tegang. Apa ketahuan? Padahal mereka sudah berakting sebaik mungkin. Ya, ya... yang berakting kebanyakan hanya Moonkyu saja sebenarnya.
"Tentu saja. Kau meragukanku, hah?!" ujar Moonkyu dengan nada tidak terima yang membuat Jongin mendengus meremehkan.
" Benarkah? Kalau aku jadi kau, aku akan menggunakan bibirku sendiri untuk membersihkannya." Jongin berkata dengan menyeringai, pipinya ditumpu dengan tangan kanannya diatas meja. Dan err~ menurut Sehun sih itu tatapan yang seksi. Sungguh!
Dan menyadari kalimat dari Jongin itu sukses membuat wajah Sehun merah sempurna seperti tomat yang siap dipanen. Kalau dia sedang meminum Macchiatonya, dia pasti sudah menyemburkannya tepat ke wajah Moonkyu. Aiish~ kenapa Jongin tiba-tiba berkata begitu? Berikan dia bantal! Dia ingin mengenggelamkan wajahnya di bantal sekarang!
"Bibir Sehun yang lembut itu terlalu sayang jika tersentuh tisue yang kasar seperti itu..."
"Sayangnya aku bukan namja mesum sepertimu, Jongin-ssi. Bagian seperti itu biar kunikmati nanti saat kami berdua saja..." ujar Moonkyu dengan seringai menyebalkannya itu. "...saat di kamar, mungkin?"
Hatinya terus saja berteriak, 'Jangan dengarkan, Sehun! Jangan dengarkan! Mereka hanya namja mesum yang harusnya dibuang ke alaska!'
Moonkyu melebarkan seringainya saat sekilas dia melihat kilat tidak suka di mata Jongin. Dia tipe namja yang peka, jadi dia tahu satu hal tentang Jongin. Rencana awal membuat Jongin menyukai Sehun itu digagalkan, karena dia tahu Jongin bahkan sudah jatuh pada pesona Oh Sehun sejak awal. Rencana yang sebenarnya adalah, membuat namja arogan satu ini mengakui perasaannya.
Disisi lain, Jongin hanya bisa mengepalkan tangannya keras. Sebisa mungkin dia memperlihatkan wajah santainya. Meski dia ingin sekali melayangkan kepalan tangannya ini ke wajah sok tampan itu.
Che! Namja bernama Moonkyu ini sama sekali tidak cocok menjadi namjachingu Sehun. Tidak dari sisi mana pun. Apalagi mendengar namja ini seolah sudah memiliki Sehun seutuhnya. Kepalanya menjadi panas seolah akan meledak saat membayangkan tangan Moonkyu yang menyentuh kulit Sehun.
Tidak!
Bagaimana dengan Moonkyu yang mencium Sehun? Namja ini pasti sudah melakukan itu pada Sehun.
Tidak!
Moonkyu adalah namjachingu Sehun dan pasti sudah menyentuh Sehun lebih intim...
AAAARGH! TIDAK! Jongin menarik napas dalam, berusaha menenangkan dirinya yang seolah-olah bisa kapan saja berubah menjadi psikopat kejam. Kenapa dia justru marah? Mereka kan yang berpacaran. Kenapa dia yang repot? Huft...
"Ah, kurasa sudah saatnya kita pergi, Sehunnie~ masih banyak jadwal kencan yang sudah menunggu!" Moonkyu berkata dengan nada riang seraya berdiri dan menarik Sehun agar ikut berdiri. Tanpa berkata apapun lagi, Moonkyu menyeret Sehun pergi dari sana.
Tapi sebelumnya, Sehun menyempatkan diri bergumam 'Maaf' dan menundukkan kepala, pertanda pamit.
Jongin hanya diam duduk disana. Dia mengurut pangkal hidungnya perlahan. Cih! Hari minggunya jadi rusak karena namja bernama Moonkyu itu. Dia tidak menyalahkan Sehun. Namja manis itu hanya diam saja, bahkan.
Yang membuatnya merasa aneh, sejak kapan mereka pacaran? Tapi tadi malam Sehun tidak menolak saat dia menyentuhnya. Apa Sehun berniat menjadikannya selingkuhan? Tapi sebenarnya, dia juga yang memaksa sih. Jadi... haahhh~ ini memusingkan!
.
.
.
"Sekarang pulanglah! Aku ada kencan dengan yeojachinguku."
"MWOYA? Maksudmu kau mau meninggalkanku?" Sehun berteriak tidak terima. aiish~ temannya ini sungguh mengesalkan. Begitu sampai diluar kafé, Moonkyu justru berkata seperti itu. Teganyaaa~
"Ayolah, Sehunna~ kau bukan akan kecil yang akan tersesat kan?"
Pertanyaan itu membuat Sehun melipat tangannya dan mendengus kesal. "Tapi rumahku terlalu jauh dan kau sama sekali tidak mau ikut membayar Macchiato tadi. APA KAU TAU TADI ITU MAHAL SEKALI! DAN SEKARANG UANGKU SU—"
"Ssstt... kita masih di depan kafé. Mungkin saja Jongin mendengarnya." Moonkyu dengan cepat membekap mulut Sehun. Kalau Jongin tahu, bisa-bisa percuma saja aktingnya yang sempurna tadi. "AAAARGH! APA YANG KAU LAKUKAN?!"
"Uangku tidak akan cukup untuk naik taksi!"
"Tapi kau tidak perlu menggigit tanganku juga dong!" Moonkyu mengibas-ngibas tangan kanannya yang digigit Sehun dengan ganasnya. "Dan juga, kau bisa naik bus kan? Sudah ah, kau membuang waktuku! Sampai nanti, Sehunna~"
Dan dengan itu, Moonkyu berlari kabur meninggalkan Sehun yang sudah hampir meledak ingin melemparkan batu ke kepala sahabatnya itu. Yah, itu niat awalnya. Tapi tidak jadi karena tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaknya.
Dan kalian tahu? Dia hampir saja jantungan saat mendapati Jongin yang sudah keluar dari kafé kini sudah ada dihadapannya. Aduh, bagaimana ini? Apa yang harus dia katakan?
"Kenapa kau sendirian?" dan pertanyaan itu yang membuatnya gugup, bingung juga harus menjawab apa.
"A-aku, uhm... anu..."
"Anu apa, Sehun-ah?" alis Jongin berkerut bingung melihat tingkah namja berkulit putih ini.
"Itu... Moonkyu bilang, dia tiba-tiba saja ada urusan dan pergi!" Sehun tersenyum canggung dan menggaruk belakang kepalanya. "Ah, aku juga harus pulang. Annyeong, Jongin-ssi!" Sehun berbalik dan berjalan pergi tapi langsung ditahan dan dipaksa berbalik lagi menghadap namja tan itu. Membuat suasana jadi semakin canggung.
"Mau aku antar?"
"IYA!" lagi-lagi Sehun meruntuki dirinya sendiri saat menjawab dengan semangat. Ini memalukan! Lihat saja Jongin sampai terkekeh geli seperti itu. "A-anu, uangku tadi... ugh—yaah, tidak akan cukup naik taksi. M-maksudku..."
"Hmm?" Kali ini Jongin berhenti terkekeh dan menatapnya dengan senyum kecil. Mungkin masih geli akan tingkahnya. Ugh...
"Maksudku... tentu saja! Iya... tentu saja!"
"Baiklah! Kalau begitu, ayo!"
Sehun berusaha sekuat tenaga untuk tidak tersenyum saat Jongin merangkul pundaknya. Tubuh Jongin hangat sekali, sungguh! Apa ini kemajuan? Sehun mendesah kecewa saat mereka sudah berada di samping mobil Jongin dan namja tan itu melepaskan rangkulannya.
"Silahkan, tuan putri!"
Kali ini Sehun memerah saat Jongin berperilaku seperti itu. Yaah, membukakan pintu untuknya dan menyebutnya 'tuan putri'. Moonkyu sering bilang kalau wajahnya ini memang terkadang cantik. Dan dia akan mengamuk kalau Moonkyu menyebutnya seperti itu. Tapi kali ini Jongin... ugh, dia hanya bisa memerah sekarang.
"Terima kasih! Tapi, tolong jangan panggil aku seperti itu!"
Jongin hanya tertawa kecil mendengarnya. "Baiklah! Sekarang, ayo pergi!"
.
.
.
Saat itu malam hari sekitar pukul 07.00 dan Jongin sudah berada di supermarket. Cadangan makanannya habis dan dia hanya sekedar ingin membeli mie cup atau makanan instan lainnya. Tahu lah, dia tidak bisa memasak jadi hanya membeli yang seperti itu. Kalau bosan, dia akan pergi ke restoran atau sekedar memesan pizza biasanya.
Jongin sedang asik memilah belanjaannya sambil bersiul kecil. Suasana hatinya sedang baik. Kalian tahu kenapa? Tadi siang saat mengantar Sehun pulang, mereka banyak bercerita dan yaaah... kalian bisa menganggap kalau mereka sedikit lebih dekat.
Sehun bahkan sudah mau memanggilnya hyung. Dia suka saat Sehun mengucapkan kata 'hyung' bibir merah tipis milik Sehun akan mengerucut lucu. Ah, dan dia juga suka menggoda namja lucu itu. Entahlah, tapi menurutnya semua yang ada pada Oh Sehun itu lucu. Perilakunya, cadelnya, matanya yang jika tersenyum akan seperti bulan sabit, senyumnya, dan semuanya.
Moodnya sedang baik, tapi entah kenapa dia sedang malas pergi ke night club untuk bersenang-senang. Dia hanya tidak ingin mabuk dan melupakan kejadian hari ini.
Kegiatannya segera terusik saat mendengar suara yang terasa familier ditelinganya. Dan Jongin mendapati dua orang yang berjarak sekitar dua meter darinya, tengah asik memilih snack. Keduanya tampak mesra dengan merangkul pinggang dan bahu. Dia kenal salah satu diantara keduanya.
Pemandangan itu entah kenapa membuat emosinya kembali memuncak!
"Ini saja, chagi~ lebih enak!"
"Baiklah! Eum... Moonkyu-ya, apa nanti setelah menikah kita akan semesra ini?"
"Tentu saja, baby~"
Dan tanpa sadar, Jongin sendiri sudah melangkah mendekat. Tangannya dengan kasar menarik kaos yang dikenakan namja itu dan melayangkan pukulan yang keras di rahang. Napasnya naik turun melihat namja yang dia tahu sebagai namjachingu Sehun, yaitu Moonkyu kini sudah tersungkur dan tengah dibantu berdiri oleh yeoja yang bersamanya.
Napasnya putus-putus. Dia berusaha meredam emosinya! Dia ingin sekali memukuli namja ini sampai puas! Seenaknya saja Moonkyu mempermainkan Sehun. Selingkuh seperti ini sama sekali tidak bisa dia maafkan!
"J-Jongin-ssi..." Moonkyu terlihat ketakutan. HAH?! APA NAMJA INI TAKUT KALAU DIA AKAN MENGATAKAN PERSELINGKUHANNYA PADA SEHUN?!
Kenapa dengan seenaknya menyakiti Sehun, kau bodoh! Dasar namja bodoh! Kepalanya semakin terasa panas saat membayangkan Sehun yang menangis karena namja bodoh satu ini. Tidak! Dia tidak bisa melihat mata indah itu dipenuhi kesedihan dan airmata.
Tangannya kembali menarik baju Moonkyu dengan kasar. Giginya gemeretak menahan agar tidak melayangkan tinjunya lagi. Ini tempat umum dan dia bisa diseret keluar oleh security.
"Lepaskan aku!" teriak Moonkyu berusaha melepaskan cengkeraman Jongin.
"Kau namja brengsek! Seenaknya kau mempermainkan Sehun seperti ini!" Jongin melepaskan kasar cengkeramannya dengan sedikit dorongan. Dia tidak ingin membuat masalah. Dengan dengusan terakhir, dia berbalik dan pergi.
"Ya! Memangnya apa urusanmu, hah? Kau bahkan baru mengenal Sehun beberapa hari!"
Dan kalimat itu menghentikan langkah Jongin. Dia berdiri diam disana, tanpa berbalik memandang Moonkyu. Emosinya kembali membuncah. Dia ingin sekali berbalik dan menghajar namja itu lagi.
"Kenapa kau peduli pada Sehun? Kau bahkan bukan siapa-siapa baginya!"
Kali ini Jongin tertegun. 'Kenapa kau peduli pada Sehun?' pertanyaan itu berputar diotaknya. Dia...
... tidak tahu.
Dia tidak tahu kenapa dia peduli pada Sehun. Sehun bahkan hanya namja yang tidak sengaja ditemuinya. Salah satu korbannya, sama seperti yeoja atau namja lain yang menjadi korbannya. Lalu kenapa dia terus memikirkan Sehun?
"Kau bahkan lebih brengsek dariku yang hanya menjadikannya pelampiasan nafsumu kan, Kim Jongin?"
Ya. Itulah awalnya... saat pertama bertemu dengan namja itu yang tersesat di night club seperti anak anjing. Tapi sekarang... dia tidak mengerti. Dia hanya ingin melindungi Sehun. Dia tidak ingin melihat gurat kesedihan di paras manis itu.
"Jadi, jangan campuri urusan kami!"
Jongin masih berdiri disana. Bahkan saat Moonkyu sudah pergi. Dia termenung disana beberapa saat dan mulai berjalan di kasir. Bahkan pelayan kasir perlu menaikkan nada bicaranya sedikit untuk membangunkan Jongin dari lamunannya.
Kurasa, Jongin tidak akan mudah tidur malam ini hanya karena satu pertanyaan simpel.
'Kenapa kau peduli pada Sehun?'
.
.
.
"AHAHAHAHAHA!" tawa keras meledak begitu saja disebuah taman. Tangan kiri Sehun memegangi perutnya dan tangan kanan yang memegang bubble teanya. Sekarang pulang sekolah dan tadi Luhan muncul di gerbang sekolah dengan dalih ingin tahu bagaimana rencara mereka berjalan.
Tapi namja rusa itu sekarang malah menyuruh mereka menunggu di taman sebentar karena ingin mampir ke toko buku lebih dulu.
"Ya! Berhenti tertawa!"
"Ahahahaha... maaf~ jadi itulah kenapa tadi pagi kau muncul dengan lebam biru jelek itu? Sepertinya aku harus berterima kasih pada Jongin-hyung!" Sehun hanya tersenyum sendiri merasa bahagia karena Jongin melakukan itu untuknya. Berarti Jongin peduli padanya? Duh, Sehun jadi merasa malu sendiri.
"Kau tahu aku harus menjelaskan berjam-jam pada Sohee karena itu... Aiish~ Sehun-ah, dengarkan keluh kesahku dong!" Moonkyu merengut kesal melihat Sehun yang mengigit bibir bawahnya menahan senyum. Cih! Namja ini pasti sedang memikirkan Jongin. Dan mengingat Jongin, dia jadi kesal lagi.
"YA! DENGARKAN AKU DONG!"
Oops! Moonkyu melotot kaget saat hal yang paling dikeramatkan sudah terjadi. Dikeramatkan apa?
Dia menarik tangan Sehun kasar agar namja itu memperhatikannya lagi, tapi yang ada... bubble tea Sehun malah jatuh dan... yah kalian sudah pasti bisa menebaknya. TUMPAH! TAK TERSISA! Hal ini pernah terjadi beberapa kali dan Moonkyu agak khawatir karena ini tempat umum yang banyak orang.
"S-Sehun-ah..."
.
.
.
Jongin meregangkan tubuhnya saat turun dari mobil menghirup segarnya udara. Dia agak penat hari ini. Semalaman tidak bisa tertidur dan dia masih memiliki jadwal kuliah. Dah yaah, kalian bisa melihat kantung hitam jelek dimatanya mungkin.
Jadi dia putuskan mampir ke taman ini. Ada banyak orang disini. Anak kecil, lansia, dan muda-mudi. Kakinya melangkah dengan santai menyusuri jalan setapak.
Semalaman dia berpikir, akhirnya dia tahu jawabannya. Dan dia hanya menertawakan dirinya sendiri saat menyadari betapa simpelnya jawaban itu. Ya, kalian benar.
Dia jatuh cinta pada Oh Sehun. Dari awal dia melihat Sehun yang seperti anak anjing tersesat itu, dia tidak bisa menolak pesona seorang Oh Sehun. Selama ini dia tidak pernah menjalin hubungan serius dengan seseorang. Tapi kali ini, dia ingin menjadikan Sehun hanya miliknya. Dia tahu Sehun bahkan masih SMA.
Dia tidak tahu bagaimana perasaan Sehun. Tapi mungkin dia ingin berusaha mendapatkannya, dan melindunginya. Tidak seperti namja brengsek bernama Moonkyu itu.
"KAU BRENGSEK KIM MOONKYU!"
Iya benar. Dia setuju dengan itu!
"..."
EH?! TUNGGU DULU! Dia kenal suara itu dan dia tahu siapa pemilik nama itu! Kakinya melangkah mendekati keributan dan benar saja. Disana ada Sehun dan Moonkyu yang berdiri berhadapan. Wajah Sehun memerah seperti menahan marah. Apa dunia memang sesempit ini? Mereka bertengkar?
Apa Sehun sudah tahu kalau Moonkyu berselingkuh?
"Sehun-ah, tenanglah! Kau menarik perhatian semua orang!"
"AKU TIDAK PEDULI! KAU BODOH! KAU BERBUAT SEENAKNYA!"
"Maafkan aku, kumohooon~ berhenti berteriak, oke?"
"KAU KETERLALUAN! KENAPA KAU MELAKUKANNYA, HAH?!"
"Sehun-ah~ kumohon berhenti berteriak! Aku janji tidak akan melakukannya lagi oke?"
"SUDAH BERAPA KALI KAU MENGATAKAN ITU?! AKU MEMBENCIMU!"
APA?! Jadi Moonkyu sudah sering membohongi Sehun dan berselingkuh berkali-kali. Grrrrh! Dia benar-benar tidak bisa dimaafkan lagi!
"Iyaaa... aku janji~ aku juga janji akan membelikanmu bubble tea sebanyak yang kau mau, oke?"
Tidak! Jangan mudah dibujuk seperti itu Sehun-ah! Kau tidak akan memaafkannya hanya karena disuap tea bodoh seperti itu kan?
"Kemarin saja kau meninggalkanku dan tidak mau memberiku uang untuk pulang! Bagaimana kau berjanji seperti itu, hah?! KAU NAMJA PELIT! KIKIR! BRENGSEK! BODOH! BODOH! BODOOOH!"
"YA! BERHENTI MENGATAIKU BODOH!"
"Kenapa? Kau juga tidak peduli padaku! Kau selalu saja berbuat seenaknya! Kemarin meninggalkanku sendirian! Dan sekarang... GRRRRH! AKU MEMBENCIMU KIM MOONKYU!"
"DIAM KAU OH SEHUN ATAU AKU AKAN—"
"AKAN APA? KAU MAU MEMUKULKU, HAH?!"
Tidak tahan lagi dengan semua ini, Jongin melangkah cepat kearah keduanya. Dia tidak bisa tinggal diam melihat Moonkyu seenaknya berselingkuh dan sekarang dia malah membentak Sehun! Pacar macam apa itu? Seharusnya Sehun putus saja dengan Moonkyu.
Dan 'BUAAGH!' satu lagi pukulan telak menghantam Moonkyu membuat namja itu kembali tersungkur.
"Wha- Jongin-hyung!" Sehun terkejut setengah mati saat kini sudah ada Jongin yang berdiri di depannya. Membelakangi dirinya dan menghadap kearah Moonkyu yang tersungkur. Sekarang dia agak khawatir pada sahabatnya itu. Itu pasti sakit sekali.
"Jangan pernah berani kau membentaknya seperti itu!" ujar Jongin dengan nada dingin dan tatapan merendahkannya.
"Hyung..." Sehun menarik lengan Jongin agak menjauh dari Moonkyu. Dari aura yang dikeluarkan Jongin, sepertinya namja tan itu bernafsu sekali ingin membunuh sahabatnya. Dia memang membenci Moonkyu, tapi dia tidak ingin sahabatnya mati mengenaskan seperti ini.
"Pergilah atau aku akan menghabisimu disini!"
Lagi-lagi kalimat dengan nada dingin itu yang Jongin ucapkan. Sehun memberi isyarat pada Moonkyu agar segera pergi atau nyawanya akan melayang. Dan tanpa disuruh dua kali pun, Moonkyu langsung kabur dari sana dengan memegangi rahangnya yang habis dipukul. Dia yakin itu pasti sangat menyakitkan.
"Jongin-hyung..." panggilnya lagi dan kali ini Jongin sudah berbalik menghadapnya dan menatapnya dengan lembut. Dia sampai terpana melihat tatapan yang belum pernah dia liat dari Jongin. Namja ini bertambah tampan saja, ya?
"Kau tidak apa-apa?" kali ini Jongin membuka suara dan Sehun hanya mengangguk menjawabnya. Masih terpana oleh tatapan Jongin, dia bahkan tidak berkedip sama sekali melihatnya. "Kau tidak usah berhubungan dengan namja itu lagi! Dia sama sekali tidak pantas menjadi namjachingumu!"
Eh? Jongin masih percaya ya?
"Moonkyu tidak cocok untukmu, yang berani main mata dibelakangmu seperti itu!"
Eh?! Jadi ini salah paham? Tapi ya sudahlah, tidak apa-apa!
"Jongin-hyung... aku..." Sehun menjilat bibirnya gugup. Sebenarnya agak tidak tega juga membohongi Jongin seperti ini.
"Apa kau terlalu mencintainya untuk bisa lepas darinya?" pertanyaan Jongin dengan kilat kecewa di mata hitam itu semakin membuatnya merasa bersalah. Bukan seperti itu! Yang dia cintai bukan Moonkyu.
"Aku tidak mencintai Moonkyu!" ujarnya cepat. Tidak mau melihat raut kesedihan di wajah tampan itu.
"Kau tidak mencintainya tapi kau menjadi namjachingunya?"
"Ugh... itu..." Sehun kelabakan harus menjawab bagaimana. Dia ingin jujur sebenarnya, tapi dia tidak tahu bagaimana mengatakannya.
"Apa ini sebuah perjodohan dari orang tuamu?"
"Eh?" sepertinya hari ini Sehun terlalu sering mengatakan 'eh?'. Dia tidak tahu lagi harus bagaimana jadi dia hanya menjawab, "I-iya!" dan menundukkan kepalanya.
"Aku mengerti!" Jongin menghela napas panjang. "Ayo kuantar pulang!"
Sehun hanya terdiam memandangi tangannya yang bertautan erat dengan tangan Jongin saat namja tan itu membawanya ke mobil hitam cantik itu. Sehun hanya meratap dalam hati. 'Maafkan aku hyung~ dosaku semakin banyak karena berbohong padamu~'
.
(Mulai dari sini, saran aja sih buat dengerin lagunya K. Will yang Love Blossom! #EA *belum bisa move on dari Love Blossom* -_-)
.
"Lho, kok sepi? Sehunna~ Moonkyu-ah~ dimana kalian?" Luhan menengok kesana kemari mencari dua namja dengan seragam kuning mereka. Tapi nihil. "Ya! Kalian meninggalkanku?!"
"HYUNG!"
"GYAA!" Luhan menjerit kaget saat tiba-tiba saja Moonkyu muncul dari balik semak-semak. "Jangan mengagetkanku! Dimana Sehun? Dan kenapa lagi wajahmu itu?"
"Oh ini, aku mendapat hantaman telak lagi, hyung! Tadi aku tidak sengaja menumpahkan bubble tea Sehun dan Sehun jadi marah-marah. Tapi tiba-tiba saja Jongin muncul dan memukulku lagi! Duh, wajahku yang tampaan~"
"Tunggu dulu! Jongin?"
"Iya! Sepertinya dia salah paham karena kemarin memergokiku bersama Sohee. Dia mengira aku berselingkuh dari Sehun!" Moonkyu masih mengelus-elus rahangnya pelan.
"Jadi Sehun bersama dengan Jongin ya? Kalau begitu kita pulang saja dan kau obati lebammu itu dengan es, mengerti?! Dan jangan mengeluh lagi!" Luhan menunjuk dahi Moonkyu lalu berbalik pergi.
"Hyuuung~ tunggu dulu!"
.
.
.
.
"Sepertinya sudah tidak terlalu parah!" Sehun berkomentar melihat wajah tertekuk Moonkyu.
"Tentu saja! Kemarin Luhan-hyung yang mengobatiku! Kau kemana? Asik berduaan dengan Jongin jadi lupa diri! Ya... ya... aku mengerti orang yang sedang dilanda cinta!" Moonkyu bercelotek membuat dahi Sehun berkedut kesal. Cih! Menyesal dia sempat khawatir pada sahabatnya ini.
"Kau sendiri yang salah!"
"Kan sudah kubilang kalau itu tidak sengaja!"
"Tapi kau sudah berjanji akan membelikanku bubble tea sepuasnya!"
"APA?! Aku sudah babak belur begini dan kau dengan teganya berkata begitu?!"
"Bukan aku yang meminta kan? Kau sendiri yang bilang seperti itu!"
"Sehunnaaa~"
"Cepat habiskan makananmu sebelum jam istirahat berakhir!"
"Tapi~"
"Aku tinggal nih!"
"Iya... iyaaa~" dan debat kali ini lagi-lagi dimenangkan oleh Sehun yang hanya tersenyum senang. Dia sedang bahagia sekarang! Hahahahaha...
.
.
.
"Aku pulaaang~" ujar Sehun lantang saat memasuki rumah.
"Ahjumma~ aku lapaaaar~"
"Berisik!" Sehun memukul kepala Moonkyu sambil melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah, begitu juga dengan sahabatnya itu.
"Aku butuh asupan nutrisi yang banyak untuk ujian nanti tau!"
"Bilang saja kalau kau doyan makan! Tadi Luhan-hyung menelpon kalo dia tidak bisa mengajari kita!"
"Lalu bagaimana? Aku tidak mengerti Integral Trigonometri! Memintamu mengajariku juga percuma saja! Yaaah~ percuma dong aku menginap disini! Kenapa tidak bilang daritadi?"
"Kau terus mengoceh sepanjang jalan!"
Mereka hendak naik ke lantai dua ke kamar Sehun tapi lagi-lagi keduanya hampir jantungan saat melewati ruang tamu. Disana ada kedua orang tua Sehun dan juga Jongin. Kenapa Jongin ada disini? Apa yang dilakukannya disini bersama orang tuanya?
Moonkyu memekik pelan dan langsung bersembunyi dibelakang tubuh Sehun. Mungkin trauma kejadian kemarin.
"Hyung..." panggilnya lirih saat Jongin kini berjalan kearahnya. Dari mimik muka Jongin, mungkin dia sudah tahu semuanya.
"Jadi kalian berpacaran ya?"
Tuh kan benar! Dari nada bicaranya saja berarti Jongin sudah tahu semuanya. Aduh, bagaimana ini?
"Dan kalian dijodohkan?"
"Uhh... Jongin-hyung, maafkan aku! Aku tidak bermak—"
"Ssshh~ sekarang itu sama sekali tidak penting, Sehunna!"
"Aku..." ugh, Jongin pasti sudah menyakan segalanya pada Appa dan Eommanya. Duh dia malu sekali! Seharusnya dia yang menceritakan kebenaran pada Jongin! Bukan Jongin yang mencari tahu sendiri!
"Sssh~ tidak apa-apa, sayang! Saranghae, Oh Sehun! Maukah kau menjadi namjachinguku?"
Sehun membulatkan matanya lucu, meski itu percuma saja karena matanya tetap saja terlihat sipit. Jantungnya sudah dag dig dug tidak karuan! Apa ini mimpi Jongin mengatakan 'saranghae' padanya?
"Eomma dan Appa sudah merestui kalian, Sehunna~" kalimat dari eommanya itu justru membuatnya malu. Apa? Jongin sudah menyuap eommanya ya? Yah, eomma Sehun memang tipe yang gampang disuap.
"Uhh... hyung... n-nado saranghae, hyung! Aku bahkan sudah menyukaimu sebelum kau menyadari perasaanmu, mungkin?" ujar Sehun dengan senyum kecil di wajahnya.
"Jadi, permainan 'Berpura-Pura Menjadi Namjachingu Oh Sehun' itu untuk hal ini, eoh?" Jongin bertanya dengan wajah pura-pura tidak tahu. Sehun hanya memiringkan kepala seolah berpikir, padahal dalam hati sudah berteriak senang.
"Ya..." jawabnya masih diiringi senyum. Dia sama sekali tidak bisa menahan rasa senangnya. "Ya, tentu saja!"
"Nakal sekali ya~" Jongin mencuri sebuah kecupan manis di bibir Sehun. Yah, hanya kecupan singkat. Sekarang ada orang tua Sehun atau dan dia tidak ingin dicap sebagai namja mesum untuk kesan pertama!
Sedangkan di belakang Sehun, Moonkyu justru mencak-mencak dengan kesal. Jadi hanya begini saja? Bertekuk lutut dimananya? AIISH~ MENYESAL DIA MEMBANTU SEHUN! Yang ada dia malah mendapat bogem mentah, bukannya melihat Jongin merendahkan dirinya dengan berlutut dihadapan Sehun memohon cintanya. Cuih! Sehun mudah sekali terpedaya!
"Tapi sebentar lagi Sehun akan ujian... kuharap ini tidak mengganggu belajarnya!" kali ini Appanya yang bersuara. Itu wajar saja sebagai orang tua yang khawatir anaknya tidak lulus hanya karena pacaran.
"Ahjussi tenang saja... dulu aku cukup pintar saat masih di SMA. Jadi mungkin aku bisa mengajari Sehun? Bagaimana kalau dia tinggal di apartemenku saja agar bisa belajar kapanpun?!" Jongin memandang Sehun dengan seringai yang terlukis dibibirnya.
HAH? Senyum manis di wajah Sehun sudah menghilang diganti dengan ekspresi terkejut! Dia tahu arti dari seringai itu. Mengingat bagaimana sikap Jongin yang senang sekali menyentuhnya secara intim.
"Kurasa itu lebih baik kalau tidak menganggu waktumu, Jongin-ah!" keputusan sang Appa justru membuat Sehun ingin menenggelamkan dirinya! Aigoo~ sepertinya kompensasi dari belajar dengan Jongin adalah pantatnya yang akan sakit! Bagaimana iniiiiii?
"Aku turut senang. Bukan begitu, Sehunnie?" dan lagi-lagi Jongin mencuri sebuah ciuman lagi. Tapi kali ini diikuti lumatan kecil, sebelum kembali melepasnya. TUH KAN! PADA DASARNYA JONGIN MEMANG MESUM! Kalau dia tidak lulus bagaimanaaaa? Hiks...
.
.
THE END!
.
.
HARI INI #EXO1stComeback, guys! AKHIRNYA SETELAH MENUNGU 13 BULAN LAMANYA! YAAAY! #heboh #nangisbahagia
Ahem! Oke lupakan! Satu fakta tentang gue, 'Jangan pernah beraharap dapet ending yang bagus dari!' ini dari mana datengnya ide kayak giniiii?
Oh iya, gue tiba-tiba lagi suka sama SoHee. Ah, please itu cewek cantik banget ya ampuuuun~ #lupadiri padahal awalnya gak suka karna pake dicium-cium gitu! Tapi malah jadi suka liat ekspresinya dia waktu dicium Jongin! Inget, benci bisa jadi cinta~ kekeke~ #taboked
Makasih buat yang udah ngikutin cerita ini sampe selesai~ makasih yang udah nyempetin diri buat ngereview~
Jadi... please beri gue kenang-kenangan terakhir buat fic ini~ review ya ini gimana endingnya?