.
.
Tittle : Lady in Red
CAST :
ALL MEMBER EXO
Disclaimer : EXO belong to themselves but this story original by me!
Genre : Horror, mistery, dark
Author : Ririn Cross
Rated : T
Warning :
ChanBaek moment, little Yaoi, Horror inside, so becareful if there "Someone Behind You"
It's me who appeared
in front of you
With blood...
+++ - Lady in Red Part 5-+++
+++ - Not You-+++
+++-KRIS POV-+++
Aku terus mengikuti kemana perginya Kyung Soo. Ia terlihat naik ke atas tangga perlahan. Aku bahkan tak tahu apa dia menyadari kehadiranku atau tidak, tapi dia terus berjalan. Kami melewati beberapa kamar. Bisa kulihat dari pintu yang terpasang di tiap bilik yang kulewati. Rumah ini sungguh besar dan banyak kamar kosong. Yeah, dan cukup menakutkan.
Setelah beberapa waktu berjalan, kini kami sampai di sebuah ruangan paling ujung di lantai dua. Kyung Soo membuka pintu perlahan dan masuk ke sana dengan tenang. Aku terdiam di tempat.
Ini rumah orang tapi mengapa Kyung Soo seperti mengenal baik tempat ini? Haruskah kuikuti kemana ia pergi?
Ah baiklah. Setelah kupikir-pikir mana mungkin aku meninggalkannya sendiri, bisa-bisa ia semakin depresi karena ditinggal menghilang oleh Jong In.
Aku pun dengan pelan berjalan mengikutinya, dan kini aku berdiri tepat di depan pintu. Aku menilik kamar itu sesaat. Nuansanya lebih ceria daripada kamar-kamar yang lain di rumah ini. Ada beberapa tempelan stiker lucu dari tokoh-tokoh disney seperti Winnie The Pooh, Micky Mouse, bahkan ada Avatar. Catnya berwarna kuning lembut, walaupun aura kesuraman rumah ini tetap mewarnai tiap-tiap sudut ruangan.
Mataku akhirnya terpancang pada sosok pemilik mata doe yang kuikuti sejak tadi. Kulihat Kyung Soo sedang duduk di sana, di tepi sebuah ranjang kecil. Kurasa itu ranjang bayi.
Aku pun melangkah mendekatinya. Ia masih tak bergeming dan mengarahkan tatapan pada ranjang bayi itu. Sebenarnya ini kamar siapa dan untuk apa Kyung Soo di sini?
"Duduklah..." Kudengar Kyung Soo berkata.
Aku terkesiap, jadi dia sebenarnya mengetahui aku mengikutinya? Well, tapi mengapa dia sama sekali tidak cerewet seperti biasa dan itu sangat aneh.
"Kau bukan Kyung Soo." Kata-kata itu lolos dari bibirku, lalu ia mengangguk.
Hell now, Kris!
+++- KRIS POV END -+++
~XXX~
"Baekhyun. Ayo bermain denganku." Chanyeol menyeringai.
Baekhyun seketika menahan nafasnya, rahangnya mengeras karena ketakutan. Ia sama sekali tidak tahu harus melakukan apa. Ini seperti menghadapi malaikat maut di depanmu siap untuk mencabut nyawamu. Buntu, terancam, dan kapanpun kau bisa tewas atas kehendaknya.
"Kau.. Bukan Chanyeol..." Baekhyun mendesis. Ia mundur perlahan.
Untuk mengatakan itu Baekhyun bahkan harus berusaha keras dengan penuh keberanian. Pria mungil itu tampak gemetaran. Jiwanya mengatakan ia harus lari, namun tubuhnya tak bisa merespon gerakan apapun kecuali berjalan perlahan menjauhi sosok Chanyeol yang mengerikan dengan pisau daging di hadapannya yang terus mempersempit jarak.
Sosok itu hanya bisa terkekeh dengan tawa yang mengerikan. "Kau hanya perlu ikut denganku maka aku takkan menyakitimu, Baek."
Oh damn. Jika saja Baekhyun bisa, ia ingin berteriak sekeras-kerasnya meminta bantuan dan berlari jauh. Tapi sayang, dia hanya terpaku di tempat saat ini bahkan untuk membuka mulut saja sudah tidak ada tenaga.
"Penurut..." Chanyeol itu menyeringai dan kini sosoknya telah berubah wujud. Baekhyun terbelalak. Ia tidak sanggup melihatnya. Sangat mengerikan dan ia terus berjalan menuju ke arah Baekhyun.
Baekhyun terus meronta agar ia bisa lepas dari sebuah tali yang kasat mata ini. Ia merasa terperangkap. Pria bermata hazel itu hanya bisa menggigit bibir kuat-kuat, hingga ia tak sadar jika bibirnya mulai terluka. Baekhyun rasa, ia mencecap amis dari darahnya sendiri dan tepat setelah itu dia dapat bergerak.
BATSSS
Baekhyun bergegas lari tepat sebelum mantan Chanyeol gadungan itu menebas dengan kukunya. Sosok mengerikan itu hanya dapat menebas udara kosong. Wanita itu terlihat tidak senang karena ia menganggap ini sebagai penolakan dari seorang Baekhyun yang dianggapnya 'penurut'.
"Kau ingin bermain-main denganku?" Suaranya terdengar mengintimidasi, dalam, dan menyayat hati.
Baekhyun menggeleng. Ia begergas menghindar, meraih apapun agar ia bisa lari dari jeratan makhluk iblis itu. Astaga. Jantungnya berpacu tiga kali lipat lebih cepat saat pundaknya hampir terhempas oleh tarikan keras. Perlu kalian tahu, makhluk yang semula adalah Chanyeol itu berubah mengerikan menjadi sesosok wanita dengan gaun merah darahnya. Darah menetes-netes dan membuat siapapun yang menatapnya akan larut dalam ketakutan.
Baekhyun mulai kehabisan nafas sungguh. Tenaganya terlalu minim untuk sekedar mempertahankan diri lebih lama lagi. 'Appa.. eomma.. haraboji!' pekik Baekhyun dalam hati. ia menggenggam kalung berbandul bintang pemberian mendiang kakeknya. Ia lalu memejamkan matanya ketika cakar tajam itu hampir menebasnya kembali.
'Chanyeol...'
PRANGGG
~XXX~
+++- KRIS POV -+++
Tidak.
Tidak terjadi apapun padaku seperti apa yang kupikirkan sebelumnya. Kyung Soo atau entah siapa yang ada di dalamnya itu masih tampak tenang di posisinya semula, bahkan tanpa menghadapku. Ia lalu menyentuh sebuah boneka Barbie yang masih tersisa di ranjang dan menimangnya selayaknya bayi. Oh jangan bilang ia sudah gila.
"Aku memang gila."
Kyung Soo seolah tak mendengarnya dan masih tetap melakukan aktivitas yang sama. Aku masih tak dapat mencerna semua hal yang terjadi. Ini seperti sesuatu yang di luar akal sehat. Semua terasa mustahil setelah kami ditempatkan di pulau terpencil ini. Aku tahu. CEO brengsek itu seperti membuang kami ke negeri antah berantah dengan alasan yang tidak logis.
Hening beberapa saat. Aku menghela nafas. Aku tak mungkin membuang waktu hanya untuk diam bersama siapa pun yang ada dalam tubuh Kyung Soo sekarang. "Apa maumu?" tandasku. Aku benar-benar tidak suka berbasa-basi.
Ia terlihat menyunggingkan sedikit senyum. Aku melihatnya.
"Bukankah kau sudah tau? Aku ingin meminta bantuanmu..."
Alisku berkerut. Ia bercanda? Kami saja baru bertemu sekarang kenapa dia seolah pernah berbicara denganku sebelumnya. "Apakah aku mengenalmu?"
"Tidak. Hanya saja, kau yang terpilih."
"Apa?" Aku menajamkan pendengaranku. Kenapa aku yang harus terpilih?
Dia hanya tersenyum tak menjawabnya. "Tempat ini adalah kamar Aerin."
"Aerin?"
"Bayiku..." Ia lalu menghadap ke arahku. Kyung Soo tersenyum, dan sedetik kemudian saat aku berkedip sosoknya berubah menjadi gadis bergaun putih itu. Wajahnya seperti yang ada di lukisan. Ia sangat cantik, sungguh. Ini bukan tipuan kan?
Ia masih menatapku. "Tapi kenapa kau merasuk di tubuh temanku?" Aku tampak gugup. Hell, aku bahkan tak pernah merasa seperti ini pada gadis mana pun.
"Inilah satu-satunya cara agar aku dapat berkomunikasi denganmu." Ia bergumam.
"Aku masih tidak mengerti."
"Tolong aku..." Nadanya penuh dengan permohonan saat ini, penuh dengan rasa sakit dan ketulusan. Ia seperti mempercayakan semuanya padaku hanya dengan kata-kata itu keluar dari bibirnya.
"Untuk apa?" Aku mencoba bernafas lebih pelan, mengatur detak jantung.
"Aku ingin bertemu dengan anakku, untuk terakhir kalinya."
Aku tertegun. Namun, tanpa sadar aku mengangguk. Bahkan mungkin jika aku disuruh melompat dari tempat ini olehnya pun sepertinya aku akan menurut. Aku tak bisa menolak permintaannya, apalagi ketika melihat senyum lemahnya yang bisa membuatku berdebar.
"Terima kasih..."
"Aku belum melakukan apapun." Aku hanya bisa menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Shit. Aku benar-benar tidak mengerti dengan tingkahku, ini pasti terlihat memalukan.
Ia mengangguk.
"Tapi berhati-hatilah dengannya. Gadis bergaun merah itu..." Aku mengerjap tak bisa mencerna yang ia katakan. Semua masih menjadi teka-teki bagiku. Ketika aku hendak bertanya lagi, gadis itu sudah berubah menjadi Kyung Soo kembali. Kyung Soo tampak mengerjap menatapku. Mata besarnya berkedip-kedip lucu hampir keluar.
"Kris hyung, kita sedang apa di sini? Ah.. Mengapa kepalaku pusing..."
Setelah itu Kyung Soo ambruk dan aku ingat, aku menahan tubuh mungil yang tak tahu apa-apa itu dalam dekapanku.
Kalian hanya punya waktu sampai jam 12 malam jika ingin temanmu kembali... Suara itu terngiang-ngiang di telingaku.
+++- END OF KRIS POV -+++
~XXX~
"Pegang ini, hyung." Lay terlihat memberikan sesuatu pada Suho. Chen dan Sehun nampak penasaran, sedangkan Luhan masih terlihat memejamkan matanya. Hanya mereka yang tersisa di ruang tamu saat ini.
Suho membuka telapak tangan miliknya dan ada sebuah batu di atasnya. Batu tersebut berwarna hijau dengan semburat putih. Biasanya batu itu dikenal sebagai batu giok. Batu itu pula yang digunakan sebagai jimat bagi orang-orang China.
"Apa ini hyung?" Sehun yang paling pertama bertanya, menunjuk batu kehijauan di telapak tangan Suho.
"Itu jimat. Untuk saat ini kalian merapatlah pada Suho hyung yang membawa batu ini." Lay melirik Suho yang hampir membuangnya. "Hyung..kumohon." Lay menatap kepada Suho. Sang leader akhirnya menghela nafas dalam lalu mengangguk. Ia sedang malas berdebat.
"Darimana kau dapat benda ini?" Chen tampak tertarik. Dia memang suka dengan barang-barang unik. Ia membolak-baliknya dengan sangat penasaran.
"Dari mendiang kakekku. Tolong jaga baik-baik." Lay memohon.
"Baiklah hyung..." Sehun mengerling. Lay terlihat berterima kasih saat itu.
Luhan tiba-tiba membuka matanya. Sesuatu yang buruk, sangat buruk akan terjadi.
Pria bermata rusa itu lantas berdiri dari tempat duduknya dan berlari secepat kilat meninggalkan ruang tamu. Sehun terlihat mengekori langkah Luhan dengan pandangannya.
Sepertinya Luhan menuju tempat yang diperlihatkan instingnya. Ada dua. Dan dia bingung harus memilih yang mana. Lay menatapnya sekilas lalu segera membentuk tanda lingkaran di sekitar tempat mereka duduk, mengelilingi ruang tamu.
"Apa ini?" Suho mengerutkan alisnya.
"Jangan bergerak dari sini sebelum aku kembali!" perintah Lay. Ia segera menyusul menghilangnya Luhan. Meninggalkan Suho, Sehun, dan Chen yang melongo di tempat.
Sementara itu Luhan terus berlari.
"Kau melihatnya?" Lay kini dapat menyusulnya.
"Sangat jelas! Kita harus segera keluar dari rumah ini!" Luhan terlihat mendesah.
"Tentu saja. Aku ke tempat Tao dan Xiumin hyung," ujar Lay. Luhan mengangguk. Lay segera berbelok ke sebelah kanan memasuki kamar dua orang yang seharusnya mereka lindungi saat itu.
Luhan meneruskan langkahnya. Ia terus berjalan melewati lorong. Namun, ia terhenti ketika dihadapannya ada seekor harimau yang menghalangi.
~XXX~
Seorang pria jangkung melempar gelas yang digenggam Baekhyun tepat ke arah wanita bergaun merah yang penuh darah itu. Si wanita tampak murka karena kegiatannya diganggu oleh namja tiang yang kini berdiri di hadapannya dengan wajah terengah-engah.
"Chanyeol?!" Baekhyun terbelalak.
Sungguh. Chanyeol kini berdiri di hadapannya melindungi dari serangan iblis itu. Chanyeol hanya tersenyum lembut menatap Baek Hyun.
Tanpa menunggu respon dari wanita itu yang tampak kepanasan, Chanyeol segera menarik lengan Baekhyun, lalu menggenggam tangannya. Mereka berlari cepat meninggalkan dapur sialan itu. Mereka terus berlari menyusuri lorong berharap jauh dari kejaran si iblis.
Iblis itu terhambat karena Chanyeol menyiramnya dengan air yang berisi permohonan doa Baekhyun digenggamannya. Setidaknya, itu membuat mereka bisa terbebas.
Chanyeol sendiri kaget ketika baru terjun dalam peristiwa. Sebelum menginjakkan kaki di lantai dapur ia mendengar suara Baekhyun yang berbicara dengan seseorang sambil menyebut namanya, sedikit ge er juga Chanyeol waktu itu. Namun, ia tampak panik ketika mendengar rintihan dan teriakan Baekhyun yang membuat suasana menjadi tegang. Chanyeol bergegas, dan ia terkejut saat mendapati bahwa itu dirinya sendiri yang membawa pisau daging menyerang pria mungil yang tak berdaya. Namun, tak lama wanita itu segera menampakkan wujudnya yang asli.
Mereka terus berlari melewati lorong-lorong itu. Entah mengapa ini jadi begitu panjang. "Chanyeol berhenti!" Baekhyun terlihat terengah. Ia menatap ke belakang dan sepertinya wanita itu tak mengikuti.
Chanyeol menghentikan langkahnya. Baekhyun melepaskan kaitannya dari genggaman Chanyeol lalu bersandar di dinding. Dadanya naik turun mengambil nafas. Ada jejak keringat di pelipisnya. Chanyeol sendiri tampak terengah juga tapi tidak sehebat namja kecil ini.
Baekhyun mengusap peluhnya lalu ia bergumam. "Kau menyelamatkanku, haha.. Terima kasih." Baekhyun tersenyum lemah.
"Bodoh!"
Baekhyun tertegun. Ia melihat mata Chanyeol tampak nyalang. Sangat tajam menusuk dan cukup mengintimidasi. Pemuda itu bahkan mengurung Baekhyun merapat ke dinding, memagari dengan kedua belah tangannya. Baekhyun hampir berpikir jangan-jangan Chanyeol yang ini juga bukan Chanyeol sebenarnya? Ia jadi takut jika terjebak lagi.
"Chan..." ucapnya lirih.
"Jangan membuat khawatir..." bisik pemuda jangkung itu tertahan. Wajahnya langsung berubah murung. Pertahanan Chanyeol akhirnya runtuh. Dia begitu takut sesuatu terjadi pada Baekhyun. Dia tak mau kehilangan pria mungil ini sungguh.
Baekhyun menarik sudut bibirnya pelan. Inilah Chanyeolnya, Park Chan Yeol yang selalu mengkhawatirkan dirinya dalam kondisi apapun. Chanyeol yang sangat perhatian.
"Maafkan aku. Aku takkan me-" Belum selesai Baekhyun berbicara sebuah benda lembut dan basah telah membungkam bibirnya. Pria mungil itu tersentak ketika melihat Chanyeol memejamkan mata di hadapannya, memberikan kuluman perlahan, dan Baekhyun bahkan tidak sadar telah membalasnya.
Dada Baekhyun berdesir. Tangan pemuda mungil itu refleks mencengkeram pundak Chanyeol memberikan respon. Bibir Chanyeol sangat manis, lebih manis dari apapun hingga membuat Baekhyun mabuk, dan akhirnya takhluk dalam ciuman lembut Chanyeol. Ciuman yang mencurahkan perasaan kedua insan itu.
Ketika mereka mulai kekurangan Oksigen, Baekhyun mendorong dada Chanyeol untuk memutuskan tautan mereka. Chanyeol mengerti dan melakukannya. Baekhyun membuka matanya yang terpejam. Namun pria mungil itu ekspresinya segera berubah.
"Baekhyun kau kenapa?" Chanyeol mulai khawatir. Ia mengusap lembut pipi tirus Baekhyun.
Baekhyun menggeleng. Ia terkejut karena wanita bergaun merah itu berdiri di belakang mereka dengan senyum mengerikan siap menebas Chanyeol dengan sabit di tangannya. Refleks Baekhyun dengan gemetar mendorong Chanyeol ke samping tepat bersamaan dengan mengayunnya benda itu.
"BAEKKKK!"
+++- To Be Continue -+++
Yosh~ CHAPTER 5 UPDATE!
BIG THANKS TO :
Guest, Jenny, Selvia, ExileZee, ayp, strongbabyz, fafifufefoo
Untuk yang ga suka yaoi maap di sini ada ChanBaek kopel favorit saya~
Makasih buat yg fav, follow, and coment.. Author tetep nunggu kritik, saran, dan masukan dari readers... kalau ada yang punya cerita misteri atau horror author juga berharap ada yang mau berbagi? Bisa diceritakan sekalian ._.
So, Mind to review?