Chapter 2 Apdett ~~ '-')/
Tittle: You're Mine!
Rated : T
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Pairing : YeWook & KyuWook~ :3
Disclaimer : Kyuhyun, Sungmin, Ryeowook, Yesung belong to themselves, their parents, and God ^^
Warning : AU, typo(s), gaje, bahasa kacau-tidak sesuai dengan EYD yang benar, alur agak memaksa (dan sepertinya agak ngaco-_-v) dan lain – lainnya
Happy Reading Nyaan~ *neko :3
.
.
.
.
Chapter sebelumnyaa~
Bibir merah Yeoja itu berhasil dilumatnya, seperti rasa kenikmatan menjalar lewat bibirnya. Ingin sekali ia memperdalam ciumannya, tetapi ini masih baru permulaan. Ia merasa tidak tega, apalagi dengan kondisi Yeoja itu saat ini. Demam berat. Ia bisa merasakan nafas yang terengah – engah meminta stok oksigen, yang menerpa wajahnya. Ia tidak peduli, ia akan terus melanjutkan ini.
Setelah cukup lama, ia mulai melepaskan ciumannya itu––– walau sebenarnya ia enggan melakukannya. ia melihat reaksi yang ia dapatkan sambil tersenyum puas. "sudah sadar eoh?"
Yeoja itu membelakakan wajahnya. Rasanya seperti demamnya bertambah berat dibanding sebelumnya. wajahnya memerah dan bibirnya bergetar. ia mencoba memberontak dari Yesung tetapi tidak bisa, tubuhnya benar – benar kerkunci saat itu.
"F-First Kiss ku...,"
.
.
.
Ryeowook PROV
Terdengar suara ketukan pintu. Seketika tubuhku membeku. Langsung aku menyelinap masuk kedalam selimut dan memejamkan mata, berpura –pura tertidur. Untuk beberapa detik selanjutnya, aku hanya menunggu sahutan ––panggilan Sungmin–– .tetapi, tidak terdengar apapun... hanya ada suara pintu berayun terbuka yang memecah keheningan saat ini. Dan diikuti oleh suara langkah kaki yang semakin lama semakin terdengar jelas.
Hatiku bertanya – tanya. Siapa?
Sambil berusaha mengontrol nafasku agar tetap terdengar stabil, aku terus memejamkan mata. Tidak peduli siapa yang datang menjengukku pagi – pagi begini. Satu – satunya hal yang terbesit dalam pikiranku adalah... Keluargaku. Aku berpikir kalau mereka sekarang engah melihat kondisiku, dan biasanya Appa-ku selalu terdengar khawatir dan buru – buru langsung menghubungi dokter.
Tapi ini berbeda, suasananya terdengar hening dan... aneh.
Langkahnya terhenti. Untuk beberapa saat aku masih bisa mendengar bahwa orang itu sepertinya akan mengatakan sesuatu kepadaku.
"sampai kapan kau akan tertidur seperti itu, eoh?"
Suara itu... suara yang tidak kukenali. Suara Namja, ya Namja~~ Hatiku langsung tergerak penasaran. Tetapi aku tetap mengumpulkan segenap tenagaku untuk tetap diam dan bepura - pura tertidur. Bertingkah seperti seorang profesional, Kim Ryeowook.
"jangan menggodaku,"
...
Apa maksudnya?!
Dalam hitungan detik, aku bisa merasakan ranjangku agak sedikit terguncang. Mungkinkah Namja itu kembali bergerak dan mendekatiku?
Dia menarik selimutku dengan paksa. Kaget, tetapi aku tetap mempertahankan posisiku yang serba gawat ini. Tetap tenang dan semuanya akan baik – baik saja.
Nyatanya tidak seperti yang kubayangkan. Tidak semudah itu,
Sekarang sebelah tangannya mengunci sebelah tanganku. Aku merasa agak tertekan dan khawatir. Apa yang akan ia lakukan? Stranger yang mengerikan... keringatku terus bercucuran menuruni pipiku. Suara detak jantungku serasa tidak berirama lagi. Mendadak suasananya menjadi berubah.. kabut aneh mulai menyelimuti kami berdua dengan sensasi... yang tidak terlalu kupahami.
Tangannya... tangan yang dingin itu mulai membelai pipiku. Membuatku terhenyak dan gelisah...
Aku... ketakutan...
.
.
Sesuatu yang aneh datang mendekatiku.
Atau lebih tepatnya, sensasi panas mulai terasa dibibirku dan membakar seluruh tubuhku.
Oh, dear.. dia berhasil mendapatkan ciumanku. First Kiss-ku.
Yang bisa kulakukan hanyalah menunggu... tetapi sepertinya Namja ini adalah seorang Kisser yang pro. Berkali – kali ia meminta jalan masuk, tetapi tetap kutahan. Alhasil, ia juga memperlama ciuman maut itu sampai – sampai aku kekurangan stok oksigen. Sesak, aku langsung merasakan sesak yang luar biasa yang menghimpit didadaku. Sama sekali tidak bisa bernafas, seakan – akan oksigen itu sendiri langsung menghambur pergi dari ruangan ini. Arghh... dengusku dalam hati sambil berusaha keras menolak ciumannya. Sepertinya ia sadar kalau aku sudah terbangun, atau mungkin dia memang sengaja melakukannya.
Dia melepaskan bibirnya dari bibirku. Mataku mengerjap – ngerjap kaget melihatnya.
Apa yang sudah terjadi... apa yang sudah dilakukannya...
Pikiranku langsung kosong sampai aku tidak bisa mengingat apapun. Yang perlu kulakukan hanyalah mengais oksigen sebanyak – banyaknya. Dan Namja itu kini memandangku disertai senyum lebar ketika melihatku terengah – engah –––tetap dengan posisi yang sedang mengunci tanganku, mencegahku untuk pergi. Ia puas melihat reaksi yang kuberikan.. ia senang karena sudah mencuri salah satu harta karunku yang paling berharga. Ya, Ciumanku.
Kata 'ciuman' itu mengembalikkan ingatanku. Dia yang menarik selimutku, menciumku, menahan tanganku dan tangannya yang dingin membelai pipiku. Dia yang melakukannya... Dia... Kim Jong Woon.
Kurasakan wajahku memanas dan demamku semakin tinggi.
...kenapa?
ia terkikik pelan melihat raut wajahku dan bertanya. "sudah sadar eoh?"
Author PROV
"sudah sadar eoh?"
Butuh beberapa detik baginya untuk menyusun kata – kata yang akan Ryeowook jawab, tetapi begitu melihat seringainya yang terlihat menyeramkan dan tampan itu, seakan – akan membuat kata – kata tadi terhempas jauh – jauh. Bibir Ryeowook bergetar dan sayup – sayup terdengar bahwa ia mengucapkan sesuatu tanpa disadarinya. Matanya mulai berkaca – kaca, sepertinya sudah banyak air mata yang ditampungnya dengan susah payah. Ia harus kuat, tetapi ia tidak akan pernah mampu kalau menghetahui bahwa faktanya ia mendapatkan First Kiss dengan seseorang yang baru ditaksirnya kemarin! Sungguh! Sulit percaya olehnya!
Ryeowook hanya terus mengingau pelan sambil memandang langit – langit kamarnya dengan tatapan kosong. Ia percaya apa yang baru dialaminya tadi itu adalah , hanya mimpi... tapi, ia masih bisa merasakan kehangatan yang teralirkan lewat bibirnya. Ia tidak bisa menyadarkan dirinya bahwa ini bukanlah mimpi. Ini kenyataan, dan ia.. tidak suka itu. meskipun orang yang menciumnya tadi adalah orang yang baru pertama kali ia sukai.
"F-First Kiss-ku...,"
Hanya itu yang mampu Ryeowook ucapkan. Ia tercegang, matanya memandang lurus keatas langit – langit kamar dikarenakan posisinya yang masih tertidur terlentang dan berusaha menghindari wajah laki – laki itu. Jari - jari tangannya mulai menyentuh bibirnya dengan perlahan dan bergetar. "k-kenapa...," gumamnya dengan suara serak. Situasi yang seperti ini memang tidak pernah dibayangkan olehnya dan mampu membuatnya tidak bisa berkata apa – apa.
Yesung sedikit tersentak mendengarnya. Ia hanya melonggarkan genggamannya pada tangan Ryeowook, tetap tidak mau melepaskan Yeoja yang sempat membuatnya bernafsu seperti itu. "bagaimana dengan tidurmu putri? Apa yang kau mimpikan malam ini?" tanya Yesung masih sama dengan seringainya. Mencoba mencairkan suasana yang aneh ini, hening dan sunyi.
"Kenapa...,"
Dalam genggamannya, tangan Ryeowook mulai bergetar. Yesung melirik lagi kearahnya dan menemukan suatu keganjilan dalam wajahnya yang cantik itu.. kini ternodai dengan sebutir air mata yang bergulir dipipinya. Ia menangis... menangis tanpa alasan tertentu. Dengan cepat, Ryeowook menghapusnya dengan sebelah tangannya. tetapi tetap saja terlihat bekas jejak – jejak air mata yang tadi ia buat.
"K-kenapa... kau.. menciumku?" tanya Yeoja mungil itu, gemetaran. "c-ciuman pertamaku... kenapa...,"
Yesung menghela nafas jengkel dan menyahut, "salahkan dirimu yang membuatku seperti ini,"
"a-aku...?" dahi Ryeowook berkerut. Memangnya apa yang sudah dilakukannya? Ia hanya terbaring lemas dengan mata yang terpejam. Tubuhnya pun tidak sanggup menggerakkan kaki ataupun tangannya. akan sangat sia – sia apabila ia memberontak. Yang ada tubuhnya malah semakin nyeri, mungkin ia akan mendapatkan rasa sakit lebih dari ini. Ya, mungkin saja.
Lagi – lagi Namja itu menghela nafas jengkel. "–––maksudku... jangan menggodaku seperti itu,"
Wajah Ryeowook kembali memanas. "ap...,"
"ssttt...,"
Yesung menaruh jari telunjuknya dibibir mungil Ryeowook, memintanya agar tetap diam. Tetapi keadaannya tidak seperti yang diharapkan olehnya. Yeoja itu malah semakin memberontak, meronta – ronta ingin dilepaskan. Ryeowook melakukan berbagai cara yang sebenarnya tidak mungkin dilakukannya. Mulai dari menggerakkan kakinya perlahan – lahan untuk menendang wajah pervert itu, berusaha menggapai sebelah tangannya, dan akhirnya ia berhasil menarik kerah Namja itu dan tidak ada lagi jarak diantara mereka berdua. Terlalu dekat. Terlalu dekat sampai – sampai mereka bisa merasakan uap udara yang kini menerpa wajah mereka. Uap panasnya, mengenai pipi Yeoja itu, membuatnya semakin memerah dan terlihat manis. Dan hal itu tentu saja membangkitkan nafsu bagi Namja itu.
"lalu apa yang akan kau lakukan dengan jarak sekecil ini?" tanya Yesung. "meminta perlakuan lebih?"
Didekatkannya wajah Namja itu tepat disamping kiri dan mengecup pipi kiri Ryeowook itu secara perlahan. Bisa dirasakannya bahwa tubuh mungil itu bergetar hebat seketika, merasa geli bahkan merinding. Ia tersenyum senang melihat reaksi Yeoja itu, membuat nafsunya bangkit. Tetapi karena otaknya masih cukup waras, jadi ia tetap menahan diri. Ia sadar bahwa Yeoja itu sedang sakit, jadi ia tidak boleh berbuat lebih dari ini, menurutnya begitu.
Lagi pula keadaan Ryeowook masih belum sembuh sempurna. Melihatnya yang seperti itu, membuat rasa simpatiknya tumbuh dan tanpa disadari ia melonggarkan cengkraman tangannya, tidak melepaskannya/ walau sebenarnya tak ingin, tetapi ia tidak tahan melihat wajah merajuk yang seperti itu.. "baik... baik... tenanglah,"
Ryeowook hanya memejamkan mata, tidak ingin mendengar, melihat, merasakan dan tidak mau tahu apa yang akan dilakukan Yesung terhadapnya. Ia hanya menahan nafas, dirinya mencoba meredakan detak jantungnya, mengontrol pikirannya, dan menahan seluruh tubuhnya untuk tidak gemetaran ketakutan. Memalukan, ya menurutnya ini sangat memalukan... ia tidak akan bisa menduga kalau Sungmin, orangtuanya bahkan calon tunangannya yang seharusnya, Cho Kyuhyun, melihat tindakan liarnya yang seperti ini.
Namja itu mulai melepaskan genggamannya pada tangan Ryeowook dan merangkak mundur, mencoba memberi jarak jauh dari Yeoja itu. matanya menyipit memandangi lekuk – lekuk wajah Ryeowook sambil tersenyum miris. "kau ini kenapa? Baru saja mendapatkan di ciuman yang seperti itu, sudah menangis. Dasar cengeng...," ucap Yesung terdengar meremehkan Yeoja yang tergeletak lemas diranjang itu hanya terdiam membisu, tidak tahu apa yang harus dijawabnya. "seperti biasa, perempuan mana pun pasti akan luluh bila diberikan ciuman manis..,"
"jadi itu alasanmu menciumku?" degus Ryeowook, mencoba mengendalikan dirinya agar tetap tenang.
"haha, lucu sekali... padahal kau pintar, kenapa bisa sebodoh ini?" sahut Yesung sambil terkekeh - kekeh. "ada alasan lain yang tidak bisa kukatakan,"
"aku tidak sebodoh itu," Ryeowook cemberut. Ia mencoba mengendalikan dirinya untuk tidak rapuh dihadapan Namja itu, berpura – pura tegar sampai ia pergi. "katakan alasan yang sebenarnya Kim Jong Woon. Jangan bercanda!"
"tidak, aku sama sekali tidak main – main kali ini. Aku hanya ingin memberi ujian untukmu. Aku tidak mungkin mengatakannya,"
"Kenapa? Kenapa kau tidak memberitahuku?" terdengar nada kecewa dari Ryeowook. Lagi – lagi ia merajuk seperti itu.
"terserahlah...," Namja itu mulai melompat menuruni ranjang dan membalikan badannya membelakangi Ryeowook. "aku memang tidak bisa mengatakannya kepada kau. Tapi... biar kukatakan saja, kau seorang kisser yang payah!" ujarnya kemudian berlalu. Ia langsung menghentakkan kakinya pergi dan meninggalkan Ryeowook sendirian diruangannya.
Sekarang tubuhnya benar – benar rapuh, ia menenggelamkan tubuhnya dalam selimut. Tangan sebelahnya mencengkram kuat selimut yang dipakainya. Sambil menahan tangis, ia kembali kepada posisi awalnya semula. Sesekali terdengar suara desisan kecil. Tubuhnya terasa nyeri, apalagi ketika Namja itu mencengkram lengannya kuat sampai berbekas kemerahan.
Ia menyesal. Ya, kenapa ia harus berpura – pura tertidur saat itu?
Dan apa maksud Namja itu? menggodanya? Karisma apa yang dimiliki Ryeowook sehingga Namja itu tertarik untuk menciumnya? Tidak akan ada yang tahu.
"Sakit...," desis Yeoja itu pelan sambil mengigit bibirnya, berusaha menahannya untuk tidak menangis. Tetapi ia tidak bisa, air mata kembali bergulir dipipinya. "kenapa harus seperti ini...?"
Ciuman pertamanya memberinya sebuah kesan berbeda. Entah itu apa, tetapi sepertinya ia benar – benar tertekan karena itu.
Ia tidak rela. Lagipula, siapa yang nggak shock kalau dikasih ciuman pertama secara tiba – tiba? Kkkk~
.
.
.
.
.
Malam itu terasa aneh bagi Sungmin. Ryeowook terus saja membisu walaupun ia sudah bertanya berkali – kali tentang penyakitnya yang sudah sembuh atau belum. Ia juga menemukan suatu keganjilan pada wajah Ryeowook, terdapat jejak air mata yang memang tidak terlalu terlihat menonjol, tetapi akhirnya ia menyadarinya. Dan tatapan yang seperti itu... tatapan kosong yang selalu melihat kebawah, sama sekali jarang dilihatnya. Benar – benar aneh. Ia mencoba mencari tahu, tetapi ia takut kalau itu akan berakibat semakin buruk dan malah menyakiti adik kembarnya sendiri.
"Wookie-ah, ayo cepat habiskan makanannya. Nanti keburu dingin," ujar Sungmin sambil mencoba menyadarkan lamunan Ryeowook. Sejak tadi pagi ––atau lebih tepatnya calon tunangan yang tadi pagi datang mengunjunginya, pulang–– Ryeowook terus – terusan melamun dan hampir terus mengabaikan perkataannya. Dahi Sungmin berkerut aneh, Ryeowook masih terus terdiam tanpa sekali pun menyentuh makan malamnya.
Aishh.. ada apa dengan anak ini? Tanyanya dalam hati. Tidak ada cara lain selain mengajaknya berbicara. Menurutnya ini sudah diluar batas. Ryeowook selalu menghindari makan pagi sampai makan siang. Perutnya sama sekali tidak terisi sejak tadi pagi, dan itu membuatnya khawatir.
Akhirnya, Sungmin pun ikut terdiam. Tidak berani berkata apa – apa lagi. Percuma saja, Ryeowook tidak akan mau mendengarkan perkataannya. Ia paham betul dengan sikap seperti ini. Yeoja mungil itu mendapatkan masalah yang cukup berat dan serius. Ia akan tetap mencari tahu, bagaimana pun caranya ia harus tahu apa yang dirasakan Ryeowook saat ini. Melihatnya tersenyum miris saat mulai menyentuh makanannya dan menyuapkan kedalam mulutnya secara perlahan, membuat perasaannya semakin tertekan.
"kau tidak perlu memaksakan diri untuk menghabiskan makananmu," sahut Sungmin sambil mengangkat piringnya yang sudah kosong dengan piring makan saudara kembarnya yang masih tersisa cukup banyak. ia tersenyum, kemudian melanjutkan perkataannya. "kau pergi kekamar saja duluan, aku akan membuat susu panas untukmu," Sungmin tersenyum.
Ryeowook mengangguk lemah mendengarnya. Ia bangkit dari kursinya dan berjalan terseok – seok menaiki tangga. Terkadang tangannya terpaksa harus berpegangan kepada dinding saking tidak mampunya menompang tubuhnya sendiri. Yeoja itu membuka pintu kamarnya lemas dan langsung melemparkan dirinya keranjang tidur yang sedari tadi sudah menunggunya. Saat ini Yeoja itu benar – benar tidak berdaya... mengingat tentang kejadian insiden 'ciuman pertama' tadi pagi, membuatnya terus terpuruk seperti ini. Dan Sungmin tidak tahu hal itu, ia tidak akan pernah memberitahukannya kepada siapapun. Hanya Tuhan, Namja itu... Yesung, dan Dia yang hanya tahu tentang rahasia kecil itu.
Pintu kamar pun dibuka, dan masuklah Sungmin yang kini membawa secangkir susu panas dengan madu. Ia meletakkan nampan itu diatas meja disamping ranjang tidurnya. Kemudian dengan pelan dan lembut, ia mulai mengguncang – guncangkan bahu Ryeowook. Apa ia sudah terlelap duluan? "Wookie-ah?"
"mmm..?" Ryeowook menyahut pelan. ia masih tidak ingin membalikkan badannya, tidak mau menunjukkan wajah jeleknya dihadapan Sungmin. Wajahnya yang kembali dialiri dengan air mata.
"kau sudah tertidur?" Sungmin menghela nafas sebentar. "aku bawakan susu panas untukmu. Kau harus makan sesuatu,"
Ryeowook diam saja.
"ada banyak hal yang harus kamu lalukan. mulai besok untuk mengatur tentang pertunangan itu. minumlah," gumam Sungmin setengah memaksa.
"Ani. Aku tidak merasa lapar," Ryeowook menyahut pelan.
"oh, ayolah... nanti kau sakit lagi," ujar Sungmin memaksa. Ia masih belum bisa menyerah. Diguncang – guncangkannya kepada bahu Ryeowook sampai Yeoja mungil itu merubah posisi tidurnya menjadi duduk bersila. Matanya menatap kosong selimut yang masih terlipat rapi didepannya. Dengan hati – hati, Sungmin mulai menyodorkan secangkir susu panas kepada Ryeowook. "Ini,"
"Gomawo," gumam Ryeowook sambil mengambil cangkir dari tangan Sungmin dengan perlahan.
"dan jangan lupa minum obatmu," Sungmin mengambil botol berwarna bening yang diisi penuh dengan kapsul berwarna putih, dari laci lemari bajunya. Ryeowook tertegun sebentar lalu mengulurkan tangannya, meminta satu kapsul yang harus diminumya malam ini.
Dilihatnya Ryeowook mulai meneguk susu panasnya sedikit demi sedikit. Tanpa disadari Sungmin langsung tersenyum melihatnya, rasa lega langsung menyerbu dirinya diiringi hembusan nafas panjang. Tetapi hanya satu hal yang membuatnya bingung.. sikap Ryeowook memang kembali seperti biasanya, pendiam dan penurut, tidak banyak bicara ataupun berkomentar. Namun ia melihat sesuatu yang berbeda darinya. Sorot matanya itu... terlihat jelas bahwa ia memang ketakutan. Ryeowook memandangi sekeliling kamarnya sekilas dengan tatapan yang waswas. Ada apa dengannya?
Ketakutan? Sungmin merasa bahwa disini baik – baik saja. Dikamar ini memang hanya ada mereka berdua. Ya, Ryeowook dan Sungmin. Tetapi kenapa sorot matanya terlihat sangat aneh? Seakan – akan dia takut akan ada sesuatu yang 'tidak disukainya' akan datang tiba – tiba dan langsung menghambur kearahnya. Tetapi jelas itu tidak mungkin.. lalu apa? Sungmin mengacak rambutnya frustasi.
Yeoja itu meletakan cangkirnya dimeja kecil disebelah ranjang. Ia membuang nafas panjang lalu mulai menarik selimut–– bersiap untuk tidur. Tetapi sebelum ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal itu, Sungmin buru – buru mencegahnya dan menarik kembali selimutnya. Ryeowook memandang bingung saudara kembarnya diiringi wajah cemberut.
"Waeyo Min? Aku sudah mengantuk," gerutu Ryeowook sambil menarik – narik selimutnya agar lepas dari genggaman Sungmin.. tetapi semuanya sia – sia, ia tahu itu. saat ini ia bisa membaca suasana hati Sungmin. Yeoja Aegyo itu pasti akan mengintimidasinya lagi dengan pertanyaan – pertanyaan yang pastinya akan selalu membuatnya sedikit tertekan.
"Min," panggil Ryeowook mulai menghentikan aktivitasnya. Ia memicingkan mata kesal kearah Sungmin yang hanya diam membisu. "Minnie," sekali lagi ia mencoba menyadarkan Sungmin tetapi sia – sia.
Sungmin mencoba menyusun kata – kata yang akan diucapkannya nanti. Rasa penasarannya memang tidak bisa ditahan lagi, ketika melihat Ryeowook selesu dan selalu saja melamun. Akhirnya ia menarik nafas panjang dan bertanya, "sebenarnya ada masalah apa Wook? Dari tadi kulihat kau melamun terus," Sungmin melepaskan genggaman selimutnya dan naik ke kasur, merangkak mendekati Ryeowook. "kau bisa ceritakannya kepadaku," lanjutnya diiringi senyum meyakinkan.
Ryeowook terdiam membeku. Haruskah ia menceritakannya...? Tentang First Kiss dengan orang yang disukainya dan juga seseorang yang seharusnya dijodohkan dengan Sungmin? Ia mengigit bibir dan mendesah pelan.
Tidak... tidak... ia tidak boleh menceritakan ini kepada siapapun. Ini sebuah aib yang harus ditutupi. Dan lagi, Namja itu ––Yesung–– menciumnya tanpa alasan yang jelas. Atau ia saja yang terlalu bodoh? Sebenarnya apa yang diinginkan Namja itu? Dirinya? Tubuhnya? Atau ada sesuatu yang diharapkan oleh Namja itu darinya? Ryeowook membuang nafas panjang... ia harus menanyakannya besok.
Matanya kembali memandang Sungmin sekilas. Disorot mata yang satu itu, tersirat jelas bahwa Sungmin memiliki rasa keingintahuan yang besar darinya. Haruskah ia berbohong? "emmm...," Ryeowook bingung harus memulainya dari mana. Ia mengalihkan pandangannya dari Sungmin sambil menyusun kata – kata yang akan diucapkannya. "sebenarnya..."
"kau sedih karena kau tidak bertemu dengannya?" tanya Sungmin.
Ryeowook memandang aneh Sungmin dengan dahi berkerut. Siapa? Apa maksudnya?
"Dengan namja itu~ Yesung Oppa, ne?" lanjut Sungmin, ia terkekeh pelan diakhir kalimatnya. "jangan menyembunyikannya dariku, Wookie," Yeoja itu tertawa kecil melihat tingkah Ryeowook yang jelas – jelas masih bingung dengan kalimat yang diucapkannya.
Dan tanpa berpikir panjang. Ryeowook mengangguk pelan dan menyahut, "Ya," kemudian ia menelan ludahnya berat, tidak percaya dengan apa yang barusan dijawabnya tadi.
"Jadi kau merindukannya?"
Ryeowook cemberut, Yeoja ini salah mengira.
"bertemu dengannya saja belum? Bagaimana aku bisa merindukannya?" gurau Ryeowook diiringi tawa yang dipaksakan, terdengar sumbang.
"tenang saja, besok mereka berdua akan datang mengunjungi kita untuk yang kedua kalinya, membicarakan tentang pertunangan kita nanti," kata Sungmin datar. Dengan santainya ia langsung berbaring sejenak disamping Wookie sambil memandang langit – langit kamar dengan tatapan yang berbinar – binar, tidak sabar menunggu hari esok.
"lagipula aku–– Apa?!" Ryeowook terdengar kaget. "mereka akan datang besok?"
"yap. Sampai hari pertunangan kita," sahut Sungmin. "ada banyak hal yang harus kita urus. Mulai dari acara pertunangan kita, pesta... dan banyak lagi,"
Mulut Ryeowook sedikit menganga. Tetapi ia berusaha untuk tidak terkejut dan shock, semua ini memang tidak pernah diharapkannya. Ia mengigit bibirnya pelan dan mulai bergumam tanpa ia sadari, "waeyo... kenapa secepat itu...," ––hal ini tidak akan pernah bisa dipercayainya–– Namja yang menurutnya pervert itu akan datang lagi? ...Besok?
"Oh ya, satu lagi. Besok malam kita juga akan mengadakan makan malam dengan keluarga Cho dan Kim. Kita akan membicarakan tentang masa depan kita nanti,"
"Mwo?"
"Dan lusa, kita akan menyelenggarakan pertunangan kita... hum.. entah dimana, aku tidak tahu," jelas Sungmin. "pokoknya begitulah," ia mengangkat bahu.
Ryeowook terdiam sejenak lalu mulai bertanya lagi. "Eomma yang mengaturnya? Dia menginginkan kita agar bertunangan lebih cepat?"
"bukan hanya Eomma dan Appa saja yang menentukannya. Tapi keluarga besar Cho dan Kim itu, juga menyetujuinya," gerutu Sungmin. "tadi pagi baru saja diperbincangkan. Dan kelihatannya, mereka senang sekali mengadakan pertunangan kita,"
Oke, Ryeowook akui ini berat untuknya. Ia hanya terdiam mematung, sementara kalimat tadi yang diucapkan oleh Sungmin terus mengiang – ngiang dalam pikirannya, mengusik hatinya. Gelisah, ia terlalu gelisah. Bukannya ia menolak ataupun tidak menerima semuanya, hanya saja ini tidak terlalu cepat? Baru dua kali bertemu mereka akan langsung ditunangkan? dan sepertinya, mereka perlu menyusun rencana malam ini.
Sungmin turun dari ranjang dan mematikan lampu. "ayo tidur. Aku akan menyanyikan lagu perngantar tidur untukmu,"
Ryeowook menarik selimutnya dan berbaring lemas diranjang. Disebelahnya ada Sungmin yang masih mengutak – atik ponselnya, memasang alarm tepat jam 8 pagi supaya besok mereka tidak terlambat lagi. Setelah itu ia menjejalkan ponselnya dibawah bantal dan mulai bernyanyi untuk Ryeowook sebagaimana rutinitasnya setiap hari.
Yeoja itu mencoba memejamkan matanya, berat. Ingatan tadi terus mengingang – ngiang dikepalanya. Membuatnya gelisah, tidak bisa semenit pun memejamkan matanya erat. Ia tidak bisa berlayar di laut mimpi seperti biasanya... kejadian tadi itu memang membuatnya shock. Karena itu pertama kali baginya dan tanpa diduga – duga.
Perlahan tangannya mulai mengelus bibirnya yang mungil itu, mencoba mengingat – ingat rasa yang ia rasakan saat berciuman tadi... manis. Bisa dibilang manis sekali.
Ia kembali mendesah begitu mengingat bahwa besok ia juga akan kembali berhadapan dengan Namja itu... pertanyaan kali ini harus ditanyakan, alasan kenapa Namja yang bernama Kim Jong Woon itu menciumnya, ia harus tahu.
Ia harus tahu.
.
.
.
.
Ryeowook memandangi pantulan bayangan dirinya dicermin. Sekali lagi ia merapihkan poni depannya dan melicinkan (?) baju kemeja merah yang dipakainya dengan jari – jari tangannya yang mungil, lalu dibalut dengan jaket biru. Ia mengambil ponsel yang ada dilaci meja riasnya dan dijejalkan disaku jaket. Ia memandangi dirinya dari bawah sampai ujung rambutnya yang tak kelihatan (?). well~ seperti itulah ._.v
"Hem... sempurna," desisnya pelan sambil memaksakan senyum.
Tetapi tak lama senyum itu pudar dari wajah imutnya. Mendadak ia langsung menjadi murung begitu mengingat kejadian kemarin lagi. Benar- benar mengganggu pikirannya dan terus – terusan membuat hatinya menjadi gelisah. Tangannya menempel dipermukaan kaca, kali ini ia bersungguh – sungguh memerhatikan bayangannya. Tepat pada bibirnya yang manis itu... semenarikkah ia sampai mendapatkan ciuman maut dari seorang Namja liar seperti Kim Jong Woon? Ia tidak tahu.
Ryeowook merapatkan jaketnya sambil berjalan menghampiri pintu kamar dan membukanya. Dengan gugup, akhirnya ia memberanikan diri keluar dari kamarnya dan memastikan bahwa tidak ada siapapun disana. Kemudian kakinya gemetaran menuruni tangga, terlalu takut untuk menghadapi apa yang belum tentu terjadi sesuai jalan pikirannya. Langkahnya terhenti diujung anak tangga, dan mengintip dibalik tembok untuk memastikan Sungmin berada disana––– Ruang Tamu. Tapi tidak ada siapapun, dan tidak ada suara yang terdengar.
Yeoja mungil itu melangkahkan kakinya pelan melewati ruang makan dan berjalan menuju taman. Ia memutuskan untuk menunggu saudara kembarnya di taman belakang perkarangan rumahnya. Selain itu, ia juga sengaja melewati meja makan dan mengabaikan sarapan yang terhidang disana. Pagi ini ia sama sekali tidak mempunyai nafsu untuk melakukan apapun. Yang dipikirkannya saat ini adalah, tentang pertunangannya itu dan tentu saja, First Kiss-nya yang sangat membuatnya tertekan sampai saat ini. Begitu tubuhnya terhempas pelan dibangku kayu, ia merasa semua masalah yang dipendamnya semalaman ini pun menguap dari pundaknya. Ia memejamkan matanya, hanya untuk beristirahat sejenak.
Mungkin menurutnya, ini akan menjadi waktu yang sedikit baginya. Waktu dimana ia bisa melupakan tentang segalanya, termasuk masalahnya dan semuanya yang dapat membebaninya sama seperti ini. Ia tidak tahu, apakah ada orang yang menghargai waktu yang sangat sedikit ini selain dirinya. Mungkin ini akan menjadi waktu istirahat yang terakhir sebelum ia bertunangan. Malam nanti ia akan menghadiri Dinner dengan keluarga Cho serta keluarga Kim, untuk membicarakan tentang pertunangan itu. dan selanjutnya, mempersiapkan segalanya untuk pesta pertunangan seperti yang Sungmin katakan. Jadwal malam ini, dan juga esok pasti akan sangat padat. Dan berat, bagi orang lemah seperti dia.
Tiba – tiba ia mencium aroma yang enak. Matanya terbuka dan langsung dihadapkan dengan secangkir teh yang mengepul. Ia mengalihkan pandangan dan melihat Sungmin yang berdiri dihadapannya disertai senyum tipis.
Sungmin menghela nafas dan menempelkan cangkir teh yang hangat itu ke tangan Ryeowook. "ini minumlah. Kau akan merasa lebih baik," katanya ringan.
Ryeowook terdiam sejenak. Tangannya menggenggam cangkir teh yang disodorkan itu dengan kedua tangannya. "Gomawo," sahutnya pelan sambil tersenyum ragu.
"Lama ya?" gumam Sungmin sambil menghempaskan diri disamping Ryeowook dan mulai menyeruput tehnya. "mereka sudah terlambat 10 menit. Ini benar – benar kelewatan,"
Ryeowook memandang Sungmin ragu dan bertanya. "kau menghubunginya?"
"ya, Eomma yang menyuruhku," Sungmin terhenyak dan kembali meneguk tehnya sampai habis. "memangnya ada apa?" balasnya bertanya.
"tidak ada," Ryeowook mengalihkan pandangannya dari Sungmin berusaha menutupi kegelisahannya. Ia juga langsung mengeguk tehnya yang kini tersisa setengah cangkir. "sebenarnya... mereka mau apa datang kemari? Bukankah kemarin sudah cukup pembicaraannya?" Ia memberanikan diri bertanya sambil memandang Sungmin dengan dahi berkerut.
"mmm... sebenarnya nggak ada maksud apa – apa. Kyuhyun Oppa hanya ingin bertemu denganmu kok," jawab Sungmin. "karena kemarin kau sakit, jadi ia terpaksa menahan dirinya untuk tidak menganggumu. Dan boleh dibilang, ia juga sangat ingin bertemu dengamu,"
Semenarikkah diriku sampai mereka menjadi seperti itu? dengus Ryeowook dalam hati. "paling – paling pembicaraan yang nggak penting," desahnya pelan.
"siapa bilang? Dia orang yang menyenangkan. Kemarin aku mengobrol dengannya tentang berbagai hal... pokoknya, kami nggak pernah kehabisan bahan obrolan," sahutnya ceria.
Ryeowook memicingkan mata, kesal. Itu semua karena daya tarikmu, Lee Sungmin. Kau patut dijadikan calon tunangannya selama kalian berdua masih akrab. "lalu apa yang akan ia bicarakan denganku? Aku tidak sepertimu. Rasanya berbeda jauh bila dibandingkan denganmu,"
"Entahlah. Aku nggak tahu.. yang pasti ia bilang, ada sesuatu yang harus dibicarakan denganmu,"
"jangan katakan kalau ini soal penyakitku," dengus Ryeowook, mengerucutkan bibirnya. "aku tahu rencana orangtua kita. Mereka hanya ingin menjodohkan kita hanya karena ingin usaha mereka berkembang maju dan mengharapkan kesembuhan untukku. Tapi itu salah, mereka sama sekali nggak paham perasaan kita dan selalu berbuat seenaknya saja. Aku nggak suka,"
Sungmin memandang Ryeowook sekilas lalu mulai menerawang, menyadari tentang perasaan yang sesungguhnya terhadap kedua orang tuanya yang menurutnya selalu seenaknya saja.
"ya, aku juga," desahnya pelan.
.
.
.
.
"Hyung,"
Namja berambut hitam itu masih sibuk mengutak – atik ponselnya, mengabaikan panggilan Namja berambut cokelat yang terlihat fokus menyetir mobil. Matanya tidak sekalipun melirik kearah Namja itu, ia harus berkonsentrasi jalanan.
"Hyung," panggilnya sekali lagi.
"Hmm?"
"Hyung, apa pendapat Hyung tentang dia?" kata – kata itu terlontar dari mulut Cho Kyuhyun secara tiba – tiba, membuat orang yang duduk disebelahnya agak tersentak mendengarnya. "maksudku, Ryeowook––– calon tunanganku,"
"Dia cantik," sahut Yesung sambil kembali mengutak – atik ponselnya, kali ini ia mengirimkan beberapa e-mail untuk sahabatnya yang ada diujung sana tanpa memerhatikan Kyuhyun. "punya Daya Tarik yang hebat dan mungil –pendek–,"
"Maksudku, selain tu," kata Kyuhyun. "apa yang Hyung ketahui tentang dia?"
Kali ini Yesung mengangkat wajah dan menatap Kyuhyun dengan tatapan heran. "apakah ada hal lain yang perlu kuketahui tentang dia selain kenyataan bahwa dia cantik, memiliki daya tarik yang hebat, pendek dan penyakitan? –maksudku, dia lemah– ..dan juga, sangat cocok berpasangan denganmu?" Yesung balas bertanya. "bagaimana pun juga, pertunangan ini memang sudah direncanakan oleh Mrs. Lee dan tidak ada yang menentang soal itu,"
Kyuhyun terdiam sejenak. "dengan kata lain, Hyung tidak tahu apa – apa tentang dirinya?"
"apa aku harus tahu?" tanya Yesung heran. Selama ini ia tidak pernah mengurusi urusan pribadi orang – orang sekitarnya. Baginya, kalau ada seseorang yang butuh dengannya, dengan senang hati ia akan terus mendengarkannya tanpa ikut campur soal yang lainnya.
"kemarin kau menemuinya 'kan?"
Yesung mengangguk pelan dan menyahut. "lagipula dia sedang tertidur. Kami berlum mengobrol sedikit pun, sama sekali belum,"
"Oh,benarkah?" senyum lebar terlihat mengembang di wajah tampan Cho Kyuhyun. "hari ini pun kita akan bertemu dengannya." Katanya, tidak bisa menyembunyikan lagi rasa senang dan lega yang saling beradu dalam dirinya.
"Ne,"
Mobil hitam itu berhenti tepat didepan pagar rumah mewah yang bisa dibilang mirip gedung dengan perpaduan cat berwarna cokelat dan krem. Tanpa basa – basi lagi, dua Namja itu langsung turun dan memberi sapa kepada satpam yang bertugas menjaga pintu gerbang, lalu disambut dengan puluhan Maid yang sudah menunggu sedari tadi didepan pintu ruang tamu disertai senyum lebar. salah seorang Maid maju menghadap mereka, membungkuk memberi hormat dan lalu berkata. "silahkan lewat sini. Mereka sudah menunggu kehadiran Anda berdua sejak tadi pagi," katanya sopan.
"Gomawo," kata Kyuhyun acuh tak acuh sambil memaksakan senyum singkat.
Dua Namja itu terus mengikuti salah seorang Maid sampai ditaman belakang rumah itu dan menemukan sepasang anak kembar yang kelihatannya sedang bermain – main (?) dan tertawa bersama. Dalam sekejap, mereka langsung terpana melihat dua anak kembar ini. Apalagi Yesung, rasanya melihat Ryeowook sudah kembali ceria dari sakitnya, hampir membuat nafsunya bangkit. Tetapi ia tidak bisa. Ya, ada Kyuhyun disini, pasti ia akan langsung di curigai. Jadi ia hanya merapatkan bibir dan berusaha bersikap biasa, dingin dan datar. Situasi ramai seperti ini sebenarnya sangat dibencinya, ia akan merasa lebih puas kalau berduaan saja, sama seperti kemarin. Apa yang Namja pervert pikirkan sekarang? -_- Author ga tau ._.v
"Kyuhyun Oppa! Yesung Oppa!" panggil Sungmin sambil melambaikan sebelah tangannya. "sini, kesini,"
Ryeowook mendadak kicep, membelakakan matanya begitu melihat sosok Yesung berjalan mendekatinya dan Sungmin diiringi senyum yang menurutnya mencurigakan. Ia langsung mengalihkan wajah dan memandang Kyuhyun dengan senyum yang dipaksakan. "Annyeong Kyuhyun Oppa," sapanya ragu. Ia berusaha bersikap seolah – olah tidak mengenal siapa Namja yang disebelah Kyuhyun itu.
"Ne, kau sudah sembuh?" tanya Kyuhyun langsung sambil mengulurkan tangan kanannya dan mengacak rambut Yeoja mungil itu pelan. "ini pertama kalinya kita bertemu ne? Aku senang sekali," gumamnya sambil tersenyum lebar, senyum khas dirinya yang membuat daya tariknya semakin besar dan berkharisma~
"a-aku juga...," gugup Ryeowook. Ia langsung tertunduk pelan, mencoba meredakan semburat kemerahan yang menerjang wajahnya. merasa malu ketika berhadapan dengan orang sebaik Kyuhyun.
Sungmin tersenyum lucu melihat tingkah adik kembarnya sendiri dan langsung terkekeh pelan. wajahnya yang memerah itu memang terlhat manis untuknya. Mungkin laki – laki manapun juga akan tergoda, dan orang disebelah Sungmin ini sepertinya mulai tertekan karena terus menahan diri. Oh, sepertinya nafsunya kembali bangkit. Dan ia juga harus memikirkan matang – matang kapan saat yang tepat untuk melakukannya. tentu saja hanya berdua.
Namja itu tetap terdiam, matanya memandang kebawah dan tangannya langsung dijejalkan didua saku celananya. Mencoba memikirkan sela – sela waktu yang tepat untuk 'mengerjai' Yeoja mungil itu sekali lagi. Ia menjilat bibirnya kering, lalu mulai bertingkah seakan – akan tidak mengenal Yeoja itu sambil mengalihkan pandangan darinya. Ryeowook agak tersentak, Namja ini berusaha mempermainkannya lagi. Ya, sama seperti kemarin.
Dalam sekejap, Kyuhyun dan Ryeowook langsung menjadi akrab. Memang benar sepetri apa yang dikatakan Sungmin tadi, Kyuhyun memang tidak pernah kehabisan soal bahan pembicaraan. Apalagi soal game, dan tentang kehidupannya yang bisa dibilang cukup menarik untuk didengar. Tetapi Ryeowook tidak suka berkomentar dan juga enggan untuk bercerita. Ia hanya terdiam memangut – mangut karena suaranya serak, terus tertahan ditenggorokan.
Dan sementara pasangan yang satu ini, mereka duduk disalah satu bangku. Lalu saling menjauhi dan sibuk dengan ponsel masing – masing. Sama sekali tidak ada ketertarikan diantara mereka berdua, baik Sungmin ataupun Yesung. Mereka sudah tahu kalau mereka berdua sama sekali tidak cocok, dan hanya bisa memandangi Kyuhyun dan Ryeowook dengan tatapan sendu––berharap mereka bisa melakukan yang seperti apa yang dilakukan pasangan cagung itu. cangung? Ya pasangan cangung, karena baru saja bertemu tapi sudah akrab. Tapi masih aja diem – dieman dan bahasanya juga baku -_-
"Min," panggil Yesung akhirnya. Sungmin menoleh sambil menaikkan alisnya bingung. Tumben sekali Namja ini memanggilnya. "bisa kau urus Kyuhyun sekarang? Kurasa, ada yang perlu kubicarakan,"
Kelihatannya nggak ada yang perlu dibicarakan dengan Yeoja yang bernama Kim Ryeowook itu. sebenarnya ia sudah tidak tahan lagi untuk 'mempermainkannya' sama seperti jauh tempo hari.
Sungmin tertegun sebentar. "ya, boleh saja," gumamnya datar. "oh ya. Aku juga mengurusi tentang pertunanganku,"
Kali ini Yesung menoleh. "pertunanganmu?" ulangnya merasa aneh. "maksudmu, pertunangan kita 'kan?"
"ya, ya," jawab Sungmin cepat.
"ck, ya sudahlah. Kau ini memang bisa diandalkan ya," gumam Yesung sambil kembali melemparkan pandangannya kearah Yeoja mungil yang sedang tertawa itu. ya, terutama bibir merahnya, membuat nafsunya bangkit dan tidak tertahan lagi. Ia mengigir bibir dan menoleh kepada Sungmin yang masih berdiri disampingnya, memandangi pasangan itu. "apa yang kau tunggu?"
"eoh? Nggak ada,"
Yeoja itu melangkahkan kakinya menjauh dari Yesung dan perlahan – lahan mendekati Namja berambut ikal yang engah membelai surai Ryeowook. Ia membungkukkan badannya dan mendekatkan wajahnya ke telinga kanan Kyuhyun, membisikkan sesuatu hingga akhirnya Cho Kyuhyun bangkit dari kursi kayunya dan pergi meninggalkan Ryeowook sendirian sambil melambaikan tangan sekilas. Dari kejauhan, Yesung bisa melihat Yeoja mungil itu kembali duduk termenung dengan wajah tertunduk seperti engah memikirkan sesuat.
Melihatnya seperti itu, ia langsung berjalan mendekati Ryeowook dan menepuk pucuk kepala Yeoja itu sekilas. "kau ini kenapa?" tanyanya dengan nada yang dibuat – buat. "daripada duduk sendirian disini, lebih baik masuk ke dalam,"
Ryeowook terdiam sejenak lalu mengangguk. Ia bangkit dari tempat duduknya dan langsung menggenggam tangan Namja itu dan mengikutinya berjalan masuk kedalam rumah, menaiki tangga dan akhrnya sampai disebuah balkon yang sudah dibatasi pagar. Yeoja mungil itu sedikit curiga karena tiba – tiba saja Namja ini mengingatnya. Menyadari bahwa mereka sedang berdua saja, membuat rencana awal Ryeowook datang kembali memenuhi pikirannya.
First Kiss itu.
Ya, alasannya tentu saja harus ditanyakan. Semalaman ia hampir insomnia karena memikirkan itu, membayangkan jawaban apa yang akan terlontar dari mulut Namja pervert ini. Meskipun itu pertama kalinya, tetapi entah kenapa... ia sama sekali tidak keberatan. Hanya saja ia kaget karena mendapatkan itu secara tiba – tiba dan tanpa diduga – duga olehnya. lagipula, Yeoja ini benar – benar polos dan tak mengerti apa – apa ._.
Yesung, Namja itu bersandar pada pagar balkon dan menikmati angin yang berhembus menerpa wajahnya dingin. "tadi apa yang kau bicarakan dengannya?"
"eh?" Ryeowook menoleh bingung.
"Cho Kyuhyun," sahut Yesung datar. "tadi apa yang kau bicarakan dengannya?"
Ryeowook terdiam sejenak lalu menyahut pelan. "hanya soal penyakitku. Itu saja,"
"Oh."
Sesaat, keheningan menyelimuti mereka berdua. Yesung tidak lagi bertanya apa – apa kepada Ryeowook, ia kelihatan sangat menikmati angin sejuk yang menerpa lekuk – lekuk wajahnya, terasa dingin.. ia begitu menikmati suasana damai ini sampai tidak sadar bahwa tangan mungil Ryeowook yang terasa panas, mulai menggenggamnya erat ––menyuruhnya untuk memutar badannya menghadap Yeoja itu dan menatap matanya dalam.
"Oppa," panggilnya pelan. "aku ingin bertanya satu hal,"
Yesung mengangkat alisnya bingung. "apa? Soal ciuman kemarin? Apa kau belum mengerti juga eoh?"
Ryeowook menggelengkan kepala kuat. "ani... ani... aku tidak mengerti maksud Oppa menciumku," jawabanya pelan sambil menarik nafas panjang. "aku hanya ingin bertanya, apa alasan Oppa menciumku? Kenapa aku? Dan.. inikah yang pertama kalinya bagi Oppa?"
Pertanyaan yang kedengarannya bertubi – tubi. Ya, memang.
Yesung terdiam sejenak, mencoba menyusun kata – kata didalam pikirannya sebelum suara Ryeowook kembali membuyarkan pikirannya.
"apa kau harus tahu?" Senyuman menyeringai kembali mengukir diwajah tampan milik Kim Jong Woon, tanpa disadari Yeoja Innocent itu. "baiklah, akan kujawab pertanyaanmu,"
Dengan satu gerakan cepat, Yesung mulai mendekap yeoja yang kelihatannya mungil kedalam dekapannya sambil menaruh jari telunjuknya dibibir cherry Ryeowook, memintanya untuk terdiam. Sekali lagi, ia mendekatkan wajahnya dan mengecup pelan pipi Ryeowook dan selanjutnya beralih kepada bibir itu. melumatnya, meminta jalan untuk masuk. Tangannya yang bebas mulai mengelus punggung Ryeowook, menggelitikinya sampai – sampai badan Yeoja itu merinding seketika. Dan wajahnya memerah panas.
Oh... so sexy
.
.
"aku tahu kau tidak akan mengerti tentang hal ini. Lagipula kenapa kau menanyakan alasannya? Bukankah sudah jelas lewat bibirmu yang menggoda itu? ...aku tahu. bagaimana kalau kita bermain didalam saja, Nona Lee?"
"O-oppaa..?!"
.
.
TBC
Bentar.. bentar... *langsung jedotin kepala ke tembok sampe berdarah*
Annyeong, Mrs Kyunnie disini~~ '-')/
Ini sudah keberapa kalinya saya nggak tau, lagi – lagi telat UPDATE. Huuhuuu T.T sedih banget ya? ._.
Niatnya seh, pengen selesaiin dari minggu kemarin. Tapi berhubung Author UASnya tanggal 24 nanti jadi harus ada banyak persiapan. Dan akan kembali Update dibulan Januari ~~
Lama ya? Emang seh -,-
Doain aja, begitu comeback~ langsung kesampean Update 2 chapter gituuu... atau lanjutin Undead Fiancee aja? Idenya sih udah nyambung, cuman ga ada waktu buat ngetik. Nah itu dia -_-
Nah, Typo(s) juga bertebaran dimana – mana ya? -_- Mian yah... habisnya saya suka nggak teliti. Kalau ada yang nggak ngerti, tanyain aja
*Kok jadi curhat?*
Maapp yaaa... scene Yadongnya kepotong gitu... biarin, biar Readers penasaran dengan permainan selanjutnya xDDD
Sebenarnya ini FF pertama yg bergenre rada-rada pevert/yadong, jadi sorryyy kalau garing ._.
Oke, setelah baca kalimat ini~ langsung ripiu ne?
Thanks for Everything~
#cat: comeback 2 Januari
Choose: lanjutin yang ini / Undead Fiancee ? Post your answer in Riview. :33