Disclaimer Chara : Masahi kishimoto
Pairing : SasuNaru ItaKyuu
Rated : T+
Genre : Family/Romance
Author : TD
Warning : BL, Yaoi, typo, OOC
Chapter 3 Our Children
Terlihat cahaya kejinggaan tengah bergerak nakal menerobos sela-sela jendela ruangan bernuansa oranye dan biru laut itu. Di pojok ruangan, tepatnya diatas sebuah ranjang king size, terlihat seonggok selimut yang tengah bergerak-gerak random memperlihatkan gumpalan surai pirang. Pemuda di bawah selimut a.k.a Naruto mengerang dalam tidurnya karena cahaya jingga sang raja siang menncoba menerobos kedua pelupuk mata tannya, mengajaknya untuk menikmati hari baru, namun ajakan itu tak digubris seklaipun oleh pemuda blonde yang masih asyik terbuai dengan mimpi indahnya. Tak menyerah begitu saja, cahaya kejinggaan itu dengan intesitas yang ditambah, mencoba menelupus masuk dalam kelopak tan itu, agar sang pemilik dapat memperlihatkan sapphire indahnya. Menyerah, pemuda blonde itu mengerang kecil dan dengan perlahan membuka kelopak tannya dan memperlihatkan iris shappire yang menyaingi indahnya langit di musim semia.
Dengan gerakan perlahan dan terlihat sangat enggan, pemuda blonde itu mendudukan diri diatas ranjang king sizenya, berusaha mengempulkan kesadarannya yang sejak semalam telah terenggut oleh dunia mimpi yang sangat indah. Dengan gerakan perlahan, tangan tannya mencoba meraih jam weker bermotif rubah yang berdirih dengan anggunnya di atas buffet kecil sebelah tempat tidurnya. 06.00 am, terlalu dini memang dan tidak biasanya dia terbangun pada dini hari seperti ini mengingat dia adalah orang yang sering terlambat kesekolah.
'sekolah masih 2 jam lagi' mengghela nafas lelah di pagi yang cerah ini, Naruto menaruh jam wekernya kembali ke tempat semula.
Naruto menggerakkan kepalanya ke samping kanan untuk melihat seseorang yang telah menemaninya selema semalam untuk menjelajahi alam mimpi. Dilahatnya seorang dengan kulit putih dan rambut raven tengah tertidur pulas disampingnya. Wajah tidur sang raven yang damai tak ayal dengan sukses melukis senyum lembut di wajah tan kepunyaan Naruto. Sedikit ragu, tangan tan Naruto membelai pipi porselen itu dengan lembut, takut membangunkan sang pemilik yang masih setianya menjelajahi alam mimpi. Lama dia melakukan aktivitas itu sambil memandang lembut wajah damai yang terlukis indah di depannya hhingga sebuah gerakan kecil menandakan sang pemilik terusik menghentikan aktivitas Naruto di pagi itu. Tersenyum, Naruto menyudahi aktivitas paginya denga sebuah kecupan kecil di pelipis seputih porselen itu. Dengan senyum yang terkembang seperti biasa, Naruto turun dari ranjangan dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri tanpa menyadari sang pemilik surai raven tengah membuka kedua kelopak mata putihnya dan menunjukkan maniknya yang indah pada dunia. Dengan senyum tipis yang terkembang, pemilik surai raven itu memandang punggung Naruto yang menjauhiya menuju kamar mandi, namun sedetik kemudian, ekspresinya berubah menjadi dingin dengan guratan aneh yang tergambar dalam raut wajahnya.
Beralih keruangan lain dalam apartemen mewah itu, terlihat seorang pemuda sedang asyik dengan barang elektronik di depan yang teridentifikasi sebagai laptop. Pemuda berambut merah a.k.a Kyuubi itu tengah asyik mengetikkan sesuatu dan sesekali tersenyum kecil membaca rentetan kata yang tertera dalam laptopnya. Apakah yang membuat seorang Namikaze Kyuubi yang terkenal arogant itu tersenyum dalam pagi yang cerah ini? Mungkinkah ada sesuatu yang menarik akan terjadi sehingga ia tersenyum begitu? Entalah, tidak ada yang tahu menahu soal itu. Pemuda rubah itu masih setia dengan laptopnya, sesekali dia mengetik sesuatu, sesekali dia tersenyum tipis saat memandang layar laptopnya, hingga akhirnya ia menyeringai bak rubah yang telah menemukan mangsanya.
'akhirnya, ini akan lebih menarik, saat 'dia' akan datang kesini' batinnya masih dengan setia memamerkan seringai rubahnya.
Hah.. sebenarnya apa yag sedang kamu rencanakan Kyuu, tak bisa kah kau membuat semuanya lebih damai dan menghilangkan semua rencana-rencana gila mu yang pastinya akan membuat semua mangsamu menjadi kesal. Ck. Merepotkan. Oke kita tinggal dulu sang rubuh yang masih asyik dengan laptop di depannya. Kita beralih pada kamar lain yang ada di apartemen itu.
Dikamar dengan nuansa putih, terlihatlah seorang pemuda bersurai raven dengan model rambut yang melawan gravitasi tengah duduk manis diatas ranjangnya. Pemoda emo a.k.a Sasuke itu tampak memikirkan sesuatu dengan keras terlihat raut mukanya engernyit dan ekspresi tidak suka sangat kentara di wajah tampannya itu. Sepertinya dia masih memikirkan kejadian kemarin, entah kenapa perasaannya sangat tidak nyaman saat bocah itu terlalu dekat dengan pujaan hatinya a.k.a Naruto. Setelah melanjutkan ronde kedua 'bermain' kejar-kejaran dengan calon kakak iparnya a.k.a Kyuubi, Sasuke melihat kearah Naruto yang menatap dengan bosan kepadanya dan disebelahnya terlihat bocah jadi-jadian itu menatap sekilas naruto dengan tatapan yang sulit diartikan. Tatapan itu hanya berlangsung selama beberapa detik, karena sedetik kemudian, bocah itu kembali bertampang polos sambil menarik-narik lengan Naruto. Dengan nada manja, bocah itu merajuk pada Naruto agar segera tidur dan hal itu hanya dibalas dengan senyum tulus sang pirang yang membuat siapa saja akan terhanyut oleh senyumannya. Hal itu membuat Sasuke kesal, kemudian dia meninggalkan tempat itu tanpa berkata sepatah katapun pada Naruti yang memandangnya dengan tatapan bingung.
Sasuke menghela nafas lelah, rupanya kejadian seperti itu membuatnya merasa bersalah kepada si pirang dan lagi, kehadiran bocah itu membuatnya semaki terancam dan merasakan perasaan yang tidak enak. Cemburu? Ya, sasuke sangat mengakuhi hal itu kalau dia akan cemburu apabila Naruto sang uke manis incarannya dekat dengan siapapun walau kata 'dekat' bisa memiliki berbagai arti, namun bukan hanya rasa cemburu yang Sasuke rasakan saat Narutiodekat dengan bocah itu, ada sesuatu perasaan gancil yang sering membuatnya cemas, apalagi tatapan yang diarahkan bocah itu pada Naruto. 'Tatap itu sepertinya aku pernah melihatnya, tatapan itu seperti… ah.. sudahlah.. hal itu sudah lalu, lebih baik sekarang aku siap-siap untuk sekolah dan membangunkan si dobe, sepertinya ia belum bangun' batin Uchiha bungsu sambil menggeleng-gelengkan kepalanga, menghilangkan pemikiran-pemikiran buruk yang telah mendekam dalam otaknya. Dengan langkah yang tenang, Sasuke melagkahkan kakinya ke kamar mandiuntuk membersihkan diri sebelum sebuah dering telephone membatalkan niatnya. Tanapa melihat sang pemanggil, dengan kesal Sasuke menekan tombol answer di layar touch screen androidnya, hadiah dari sang ayah pada hari ulang tahunnya.
"hn" sapanya dingin pada orang diseberang telephone.
'apa begitu sapa'an mu pada anikimu, outoto' tanggap orang diseberang telephon dengan helaan nafas lelah menghadapi sifat irit bicara adiknya.
'aniki, tak biasanya dia menelephone dipagi hari ini' batin Sasuke sambil mengernyitkan dahi pertanda heran.
"hn, ada apa?" tanyanya masih dengan nada dingin
'aku akan pulang, tolong kau jemput di bandara setelah pulang sekolah' jawab orang di seberang sana dengan helaan nafas lelah. Dia sudah sangat sabar untuk menghadapi adiknya yang sangta-sangat irit bicara ini.
"hn" jawab sasuke singkat, sebenarnya dia penasaran kenapa kakaknya pulang sebelum jadwal yang sudah di tentukan, daripada penasaran dia memutuskan untuk bertanya.
"kenapa?" tanya Sasuke ambigu
'Hah?' jawab di orang diseberang telephon itu bingung, tidak mengerti atas perkataan sang adik. Mendengar hal itu, Sasuke memutar kedua bolamatanya bosan, terkadang dia heran kemana kejeniusan sang kakak, karena kakak satu-satunya ini terkadang OOC dan seperti orang bodoh apalagi di depan rubah itu.
"kemana kejeniusanmu itu Uchiha Itachi" ucap Sasuke frustasi "kenapa kau pulang sebelum waktunya?" lanjutnya memperjelas pertanyaan ambigunya.
'couse, my little fox in there" jawab Itachi santai dan Sasuke yakin bahwa sekerang itachi sedang menyeringai senang.
"hn" dan dengan itu sambungan telephon terputus, lebih tepatnya diputus oleh Uchiha bungsu karena tidak ingin berlama-lama berbincang dengan anikinya.
Pagi itu berjalan seperti biasa di apartemen Naruto, yah.. tidak seperti biasa juga, karena ada beberapa orang tambahan dan hal itu membuat sang pemilik harus memasak sarapan lebih dari pada biasanya.
Diruang makan, terlihat dua orang pemuda dan satu orang bocah yang sudah terduduk manis di kursi masing-masing dengan aktivitasnya. Seperti Kyuubi yang sedang memakan apel kesayangannya dalam nikmat, Sasuke yang sedang membaca Koran pagi dan Menma yang sedang sibuk bermain dengan peralatan makannya. Suasana diruangan itu sangat hening sampai gerutuan manja seorang bocah terdengar.
"ne~ kaa-san lama sekali, aku sudah lapar" gerutu Menma sang bocah dan hal itu tak di tanggapi oleh kedua pemuda yang masih sibuk dengan aktivitas masing-masing. Merasa kesal karena dicuekin, sang bocah a.k.a Menma memutar otaknya, berusaha untuk menarik perhatian kedua pemuda di depannya. Lama dia berpikir hingga seuatu ide usil hinggap dalam otak kecilnya dan sudah dipastikan hal itu akan menarik perhatian kedua pemuda cuek di dapannya. Dengan sikap yang sok polos, dia kembali berulah
"kaa-san lama sekali, apa dia kecapekan karena 'olahraga' diatas ranjang kemarin" ucap sang bocah polos dengan tanda kutip pada kata olahraga.
Deg!
Kedua pemuda itu terdiam mendengar kata 'olahraga' yang tak wajar keluar dari bocah itu. Mereka tahu bahwa bocah itu tak sepolos kelihatannya, mendengar kata 'olahraga' yang tak wajar dan dengan tambahan di atas ranjang. Otak kanan mereka mulai aktif, membayangkan imajinasi-imajinasi liar yag mungkin terjadi diantara Naruto dan Menma dalam kamar yang hangat kemarin hingga pagi ini, dan mereka tersentak tak kala pikiran 'itu' hinggap begitu saja dalam otak mereka 'itu tidak mungkin' batin mereka bersamaan.
Dilainn pihak, bocah yang dikenal dengan nama Menma itu menyeringai dalam hati melihat kedua pemuda yang sedang mematung dalam aktivitasnya dan terlihat berfikir keras dengan perkataan yang dia lontarkan. Dia sudah yakin apabila mereka akan mengartikan kata 'olahraga' yang dia lontarkan dengan hal yang menakjubkan, apabalagi pemuda pantat ayam yang terkenal preveret itu 'gotcha, kena kaliaan' batinnya senang. Ttak hanya disitu dia terus melanjutkan kata-katanya untuk memperkuat dugaan dua pemuda di depannya.
"hah.. olah raga itu sangat. Sangat. Sangat melelahkan, apalagi ada 3 ronde" katanya dengat tampang yang dibuat sepolos mungkin dan sedikit menambah nada kelelahan dalam kata-katanya.
'WTH?! 3 ronde, yang benar saja, 1 ronde saja aku belum pernah, nnah ni bocah udah 3 ronde. Brengsek, awas kau bocah jika kau benar melakukannya dengan dobeKU. Aku akan MEMBUNUHMU!' batin Sasuke geram namun tampangnya masih stoic walau dalam batinnya sudah ngamuk-ngamuk ria.
'a-apa? Mana mungkin Narutoku yang polos melakukan hal 'itu' dengan bocah ingusan ini' batin Kyuubi horror, tak menyangka adiknya akan bernasib seperti ini.
Hah.. rupanya kalian sudah termakan oleh umpan yang bocah itu berikan, hebat kau bocah, tidak salah kamu berada diantara Namikaze dan Uchiha.
"maksudmu?" tanya Sasuke tenang masih dengan wajah stoicknya walau di batinnya sudah ingin membunuh bocah didepannya, begitupulah dengan Kyuubi yang masih memasang tampang cool walau batinnya sudah campur aduk.
Mendengar pertanyaan Sasuke, Menma hanya memasang tampang polos walau didalam hatiya dia sudah tersenyum penuh kemenangan 'akhirnya, kena juga kalian' batinnya girang.
"kemarin waktu hendak tidur, kaa-san mengeluh dia tidak bisa tidur makannya aku mengajaknya untuk 'bermain' dan berolahraga' diatas kasur dan kaa-san setuju-setuju aja. Karena terjadi suatu hal dalam 'permainan' itu, kaa-san 'mendesah' hebat saat aku diatasnya dan akhirnya kita tertidur karena kelelahan" terang Menma memberikan informasi lengkap atas apa yang ia lakukan dengan Naruto kemarin malam dan tentu saja keterangan itu terdapat tanda kutip disana sini.
Mendenga hal itu, kedua pemuda itu menjadi geram. Penjelasan bocah itu tampak tak biasa di telinga mereka, hal itu seperti menerangkan kalau mereka telah melakukan 'itu' tanpa sepengatuhan kedua pemuda itu. Dengan kemarahan yang tidak bisa ditahan dan kecemburuan yang sudah meluap-luap karena dobenya telah di sentuh, dengan menanggalkan ketenangan sebagai Uchiha, Sasuke meggebrak meja dengan keras dan membuat siapapun yang ada disana terlonjak.
Brak
"apa yang kau katakana bocah, beraninya kau menyentuh dobeku" geramnya sambil megang kerah sang bocah yang mennatapnya dengan polos.
"hanya bersenang-senang" jawab Mena innocent.
"KAU" gera Sasuke hendak melayangkan bogem mentahnya pada sang bocah namun hal itu terintrupsi dari teriakan seseorang.
"SASUKE LEPAS" teriak Naruto sabil berlari sedikit tergesa dari arah dapur. Melihat Naruto keluar dari dapur dengan aura gelap, Sasuke langsung membeku ditempat, sedangkan Menma hanya menyeringai sambil pada Sasuke, dengan tampang yang dibuat sesedih mungkinn, Menma melepakan genggaman sasuke pada kerah bajunya.
"KAA-SAN… hiks.. hiks.. hiks.. Tou-san mau memukulku" teriak Menma dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat sambil berlinangan air mata, dia berlari menuju kea rah Naruto dan memeluknya. Melihat 'anak'nya yang sedang menangis, Naruto mensejajarkan tingginya dengan Menma dan mngusap air mata itu dengan lembut.
"sstt.. jangan menangis, kaa-san akan menghukumnya" kata Naruto menenangkan sambil mengacak surai raven jabrik itu. Hah.. Naruto kau juga tertipu dengan kepolosannya. Dan kedua pemuda yang melihat hal itu hanya bercengo ria 'dia.. iblis dalam wujud malaikat' batin mereka horror dengan kelicikan bocah itu, bahkan Uchiha yang terkenal licik pun dikalahkan.
Naruto yang sudah melihat kalu 'anak'nya berhenti menangis, segera menggendong sang putra dan menuju meja makan dengan aura gelap, berenana menghukum sang 'suami' yang hendak memukul 'anak'nya. Melihat Naruto mendekatinya dengan aura inggin membunuh, Sasuke hanya memandang Naruto dengan tampang horror.
"do-dobe, aku bisa menjelaskannya, itu bukan seperti yang kau lihat" ujar Sasuke yang mencoba mmenenangkan 'istri'nya yang akan mengamuk, walau nadanya dibuat biasa saja, namun nada gugup masih terselip dari nada bicaranya.
Naruto masih berjalan mendekati Sasuke dengan aura membunuh yang masihh setia melingkupinya. Tanpa memperdulika perkataan Sasuke, Naruto terus berjalan hingga dia sudah berada di depan Sasuke. Dengan masih menatap tajam Sasuke, dia menurunka menma dari gedongannya dan..
Bak
Bik
Buk
Duak
Aarrghhh…
Terdengar sura hantaman dan teriakan nyasing dari arah ruang makan itu yang sengaja adegannya di sensor oleh author karena ini buka genre angst.. hehe.. oke kembali ke cerita.
Sekarang diruang makan terlihat tiga orang pemuda dan atu bocah, namun pemuda yang memiliki kulit putih dan rambut raven a.k.a Sasuke tampak terlihat acak-acakan karena pergulatan seru dengan 'istri'nya.
'dobe, seharusnya kita 'bergulat' diatas ranjang, bukan disini' batin sang raven miris plus mesum, eh.. udah babak belur masih sempat aja dia berpikir seperti itu. Ck dasar Uchiha
"ne Menma-chan, kenapa teme pantat ayam ini mau memukulmu?" tanya Naruto pada 'anak'nya.
"karena aku bercerita tentangg permain kemarin" jawab Menma innocent
"emang kenapa dengan permainan kemarin? Bukankah itu menyenangkan? Apa dia iri tidak diajak?" tanya Naruto pada Menma sambil menunjuk Sasuke.
"tidak tahu" jawab Menma Cuek
Dua pemuda lain disana merasa diacuhkan karena obrolan 'ibu' dan 'anak' tersebut, merasa diacuhkan dan masih penasaran atas perkataan Bocah itu, Kyuubi yang sedari tadi tidak kebagian perannya akhirnya membuuka suara.
"Naruto, apa yang kau lakukan kemarin dengan bocah itu" tunjuk Kyuubi pada menma.
"melakukan hal yang menyenangkan" jawab Naruto cuek
DEG!
'jangan-jangan hal itu benar terjadi' bati kedua pemuda a.k.a Kyuubi dan Sasuke sambil menatap Naruto dengan tatapan yang menyelidik.
"menyenangkan?" beo Sasuke
"iya, kami hanya bermain dengan lembut kok" jawab Naruto Inocent
'bermain dengan lembut? Apa maksudnya dengan kata-kata itu? Apakah benar hal itu terjadi?' batin Kyubi tidak percaya sedangkan Sasuke sudah dipenuhi hawa membunuh yang sudah siap kapan saja untuk membunuh Bocah raven yang sedang asyik memakan sarapannya.
" . . .Naruto" kata kyubi dengan aura dingin dan penuh penekan pada setiap katanya
"dan apa maksudnya dengan 'permainan diatas ranjang' dan 'mendesah' yang di terangkan oleh bocah jadi-jadian itu" tambah Sasuke dengan nada suara yang tak kalah dinginnya dari Kyuubi sambil menunjuk Menma yang memakan makanannya dengan tampang tanpa dosa.
"hah?! Kalian ini kenapa dan bicara apa? Aku hanya bermain perang bantal dengan Menma kok, iya kan?" jawab Naruto innocent sambil mengerling pada Menma yang hanya dibalas dengan anggukan kecil olh sang bocah.
"perang bantal?" beo Sasuke dan Kyuubi
"iya, aku hanya bermain perang bantal dengan kaa-san diatas ranjang, karena kakiku saat ingin menyerang kaa-san tersandung oleh bantal, jadinya tak sengaja menindih kaa-san dan kaa-san berteriak kesakitan karena punggungya terkena kepala ranjang. Setelah itu kita tertidur karena kelelahan" jelas Menma panjang lebar atas kejadian yag sebearnya dengan wajah tanpa dosah.
Sasuke dan Kyuubi hanya bercengo ria, merekka tidak menyangka hal itulah yang sebenarnya terjadi 'ja-jadi yang dimaksud permainan dan olah raga itu adalah perang bantal, terus mendesah itu berteriak, ja-jadi dari tadi bocah itu sudah' batinn mereka berdua miris karena dengan suksesnya dikerjai oleh bocah yang jauh lebih muda dari mereka berdua.
"KAU" geram mereka berdua hendak memukulkan satu pukulan sebagai 'hadiah' atas 'hiburan' yang diberikan sang bocah namunn hal itu tidak kesampaian karena sang mmalaikat pirang sudah mencegahnya.
"sudah cukup, ini sudah siang, Teme, ayo kita pergi dan kau Kyuu, tolong jaga bocah ini" balas Naruto yang tiba-tiba dingin dan memanggil Kyuu tanpa embel-embel nii pertanda bahwa dia sedang kesal.
"gah.. aku tidak mau menjaga bocah sialan ini" balas Kyuubi sarkasme sambil menunjuk Menma "dan aku harus ke universitas untuk mengurus laporan semester akhir" lanjutnya
"sudah dobe, ayo kita pergi, tinggalkan bocah jadi-jadian ini sendiri" ucap Sasuke ketus sambil menggeret Naruto.
"tapi teme kasihan dia di tinggal sendiri, dia masih kecil, bagaimana kalau ada orang yang berbuat jahat padanya" sanggah Naruto mencoba melepaskan genggaman Sasuke
"tidak aka nada yang berbuat macam-macam dengan iblis kecil itu" ujar Sasuke sarkasme sambil menunjjuk Menma yang saat ini tengah memasang tampang sedih. Mendengar perkataan sasuke dan melihat tampang bocah yang malang itu, Naruto bertekad untuk megajak Menma ke sekolah. Dengan sekuat tenaga dia melepaskan genggaman Sasuke dan berjalan menuju Menma.
"Ne.. Menma-chan ayo ikut kami" ujar Naruto sambil menggandeng tangan Menma
"dobe kau gila" ujar Sasuke dingin melihat Narto ingin mengajak setan kecil itu ke sekolah
"teme ayolah, kasihan dia dirumah sendiri" ucap Narutomaksa sambil menggunakan Puppy eyes no jutsunya yang sangat mutahir untuk membujuk siapapun, termasuk pangeran es didepannya.
Menghela nafas lelah, akhirnya sasuke menuruti keinginan Naruto yang dirasnyanya merupakan keputusan sangat gila, gimana tidak, membawa seorang 'anak' ke sekolah adalah perbuatan paling gila yang akan dilakukan Sasuke karena kedobean Naruto.
"terseralah" kata Sasuke Pasrah sambil menuju ke mobilnya, namun sebelum Sasuke membuka mobilnya, sebuah panggilan dari suara yang sangat familiar mengintrupsi kegiatannya.
"Sasuke"
Dengan perlahan, Naruto menghampiri Sasuke, dengan Menma berada dalam ganndengannya, dia berjalan pelan kearah Sasuke yang menaikkan sebelah alisnya karena bingung kenapa Naruto memanggilnya dan tindakkan yang dilakukan Naruto selanjutnya membuatnya membeku ditempat sekaligus melambung di awing-wang.
Setelah sampai di depan Sasuke, Naruto melepaskannya gandengannya pada menma dan mengarahkannya pada kemeja Sasuke, dengan gerakann yang cekatan dan senyuman lembut yang tertoreh di wajahnya, Naruto membenahkan Seragam serta dasi Sasuke yang berantakkan karena ulahnya. Setelah itu dia menambah intesitas senyuman manisnya dan meminta maaf pada Sasuke.
"maaf karena sudah memukulmu tadi" kata Naruta sambil menundukkan wajahnya.
Terpesona, itulah kata yang pas untuk sasuke saat ini, dia terpesona oleh tindakan dan senyuman Naruto. Jantungnya berdetak random saat Naruto tersenyum begitu kepadanya 'rasa-rasanya aku seperti seorang suami yang diatar istrinya saat hendak pergi kerja' batin Sasuke berbunga-bunga. Terhanyut akan pikirannya dann fantasinya sebagai suami dari Naruto, Sasuke melupakan kenyataan yang ada. Dengan lembut, dia mengangkat dagu Naruto agar bisa memandang wajah manis pemuda itu.
"kau memang istriku yang paling pengertian" ucap Sasuke nada lembut sambil membelai pipi tan Naruto. Dalam fantasinya, dia melihat Naruto tersenyum malu dengan kedua semburat merah yang ada dipipinya dan hal itu membuat Sasuke semakin termakan oleh khayalan manisnya.
Sasuke masih melakukan aktifitasnya, membelai pipi Naruto hingga dengan pelan-pelan dan pasti Sasuke mengiliminasi jarak diantara mereka berdua, ingin mengecap rasa manis bibir ranum itu, namun apa daya, khayalan tetaplah khayalan, saat jarak bibirnya dan bibir Naruto kiat dekat, bukan ciuman manis yang ia dapatkan, malahan..
Bletak
"TEME, jangan main-main, jauhkan wajahmu dariku dan kita harus segera berangkat sekolah, setengah jam lagi bel masuk akan berbunyi" omel Naruto setelah memberikan 'hadiah' manis pada 'suaminya' dan hal itu sukses menyeret Sasuke kedalam kenyataan.
"cih hanya mimpi" gumam Sasuke miris "andai dia menjadi istriku beneran" lanjutnya sambil melangkahkan kakinya memasuki mobil dengan diikuti Naruto dan Menma dan berangkatlah mereka menuju sekolah.
- Skip time –
Sebuah mobil sport hitam metalic telah memasuki gerbang konoha di iringi tatapan kagum para pejalan yang melewatinya. Mobil itu terus melaju hingga meuju parkiran yang ada disamping kiri gedung KHS. Setelah mobil itu berhenti, tampaklah dua orang pemuda tampan di masing-masing sisi mobil. Pemuda dengan kulit porselen dan surai raven a.k.a Sasuke itu tampak memandang datar ke seliling sedangkan pemuda disisi lainnya dengan kulit tan, surai pirang dan jangan lupakan tiga goresan kumis kucing di masing-masing pipinya a.k.a Naruto tengah menunjukkan serinngai rubahnya pada setiap orang yang lewat. Sebenarnya pemandangan itu sudah biasa bagi siswa dan siswi konoha atas kehadira dua pemuda tampan yang dikenal sebagai pasangan paling fenomal di KHS dalam jangka waktu tiga tahun ini. Bagaimana tidak fenomenal coba, dimana ada Naruto pasti disitu ada Sasuke, kedua pemuda itu tak bisa dipisahkan layaknya kekasih sehidup semati, namun terkadang kedua pemuda itu terllihat seperti tikus dan kucing, setiap kali selalu aja ada yang mereka perkarakan. Hah.. benar-benar pasangan romantic yang ribut.
Oke kita kembali pada kedua pemuda tadi, Sasuke dan Naruto masih berdiri di depan pintu mobil sejak lima menit yang lalu, aneh, kenapa mereka tidak menuju ke kelas padahal jam pelajaran pertama akan dimulai sekitar 15 menit lagi. Hmm.. sepertinya ada yang mereka khawatirkan.
"sssttt teme" panggil Naruto setengah berbisik
"hn" tanggap Sasuke mengalihkan pandangannya pada Naruto
"bagaimana ini?" tanya Naruto bingung plus panic
"sudah kubilang kan dobe, itu ide yang gila" geram sasuke frustasi.
"ta-tapi kan kasian kalu dia dirumah sendirian" ucap Naruto dengan mimik wajah yang memelas namun terlihat sangat imut di mata para seme.
'hah.. jangan pasang tampang begitu, kau tidak lihat banyak yang ingin 'memakanmu' batin Sasuke sambil member deathglare pada para seme yang sedang menatap uke incarannya. Setelah puas men deathglare para seme-seme mesum itu, dia kembali memandang Naruto.
"tapi dobe, membawa 'anak' ke sekolah itu adalah hal paling gila" ucap Sasuke frustasi.
Oh.. rupa-rupanya mereka dari tadi tak bergerak karena bingung dengan 'anak' mereka yang berada dalam mobil. Mereka tidak tahu harus meitipkan 'anak' mereka pada siapa selama mereka mengikuti pelajaran. Mereka masih meneruskan argument mereka mengenai 'anak' mereka yang mau dititipkan ke siapa tanpa mengetahu ada sepasang mata cokelat yang sejak tadi mendengar pembicaraan mereka dalam diam. Awalnya pemilik sepasang mata itu ingin menghampiri sang blonde, namun niatnya urung saat menndengarkan percakapan antara Sasuke dan Naruto.
'anak? Anak siapa yang mereka bawah? Mana mungkin mereka sudah punya anak' batin pemilik sepasang mata cokelat itu. Penasaran dengan pembicaraan kedua pemuda yang tak jauh darinya. Pemilik iris cokelat itu menghampri si blonde untuk bertanya dengan jelas.
"yo! Naruto" sapanya
"ki-kiba ohayou" balas Naruto gugup kepada pemilik iris cokelat yang baru diketahui bernama kiba itu.
'sejak kapan dia ada disini? Apa dia mendengar pembicaraan kami tadi' batin Naruto harap-harap cemas.
"sedang apa kau disini, kelas akan dimulai 15 menit lagi?" tanya Kiba menyelidik
"ha-hanya sedang mencari angin aja kok, yak an teme?" Kilah Naruto gugup
"hn"
"ho benarkah? Sepertinya ada yang sedang kalian sembunyikan" tuduh Kiba sambil mencoba mengintip dalam mobil Naruto dan kedua iris cokelatnya menemukan seorang bocah yang sedang menatap punggung Naruto dengan bingung.
'siapa anak itu? Apakah itu anak yang mereka bicarakan tadi' Batin kiba
"ne.. Naruto, itukah bocah yang sejak tadi kalian bicarakan? memangnya siapa bocah itu? kenapa kalian membawanya ke sekolah?" tanya Naruto bertubi-tubi.
Deg!
'mampus aku, aku harus member penjelasan apa' batin Naruto kalang kabut. Dia melirik Sasuke dengan pandanga bagaimana-ini-teme, sedangkan teme yang di pandangnya hanya memasang tampang cuek. Toh dia tidak keberatan kalau pemuda pecinta anjing didepannya itu tahu kalau bocah itu adalah 'anak' mereka, itu malah akan memudahkannya mendapatkan si dobe yang sejak dua tahun lalu dia incar. Tapi melihat wajah sang pujaan hatinya memelas, dia tak sanggup juga. Degan kejeniusan yang dia miliki, dengan mudah dia mendapat alas an untuk jawaban pertanyaan kiba.
"hn, dia sepupu jauhku, karena orang tuanya sedang pergi, kami yang harus menjaganya" jawab Sasuke yang sepertinya di percayai oleh pemuda pecinta anjing di depannya.
"oh.. kalau begitu, kalian bisa menitipkannya di kantor epala sekolah, dia kan nenekmu juga Naruto" ucap Kiba member usul. Medengar itu mata Naruto langsung blink-blink, dengan reflex dia memeluk Kiba
"thanks Kiba, aku sayang padamu" katanya tanpa sadar yang sukses mengobarkan api kecemburuan dua makhluk raven yang sedari tadi diam.
Sret Sret
Dua makhluk raven yang dalam mode cemburu itu menarik pergelangan Naruto secara bersamaan, menghentikan adegan romantis antara KibaNaru yang membuat mereka ingin segera mengubur pemuda anjing yang dengan seenaknya menerima pelukan dan ucapan sayang dari malaikat pirang pujaan mereka.
Tidak cukup dengan itu, pemuda dan boocah raven a.k.a Sasuke dan Menma menyeret Naruto menjauhi pemuda pecinta anjing itu.
"dobe/kaa-san ayo kita pergi" ucap mereka bersamaan sambil menyeret Naruto dan tak lupa memberikan tatapan tajan kepada Kiba.
Mengabaikan tindakan Menma dan Sasuke, Naruto memandang heran Mereka berdua 'kenapa mereka penuh hawa membunuh' batinnya horos dan pasrah ditarik oleh Menma dan Sasuke menuju gedung KHS, sedangkan kiba hanya cengok dengan tingkah kedua makhluk raven itu.
'tunggu dulu, kenapa bocah itu memanggil Naruto dengan Kaa-san? Mungkinkah – ' batin kiba shock setelah menyadari panggilan bocah raven itu untuk sahabatnya 'tidak, itu pasti tidak mungkin' bantinnya menyangkal, menghilangan presepsi buruk yang singgah si otaknya. Tidak ambil pusing dengan panggilan bocah itu, akhirnya Kiba melangkahkan kakinya menuju kelas.
Sementara itu, dua tokoh utama kita sedang berjalan menuju ruang kepala sekolah dengan sorang bocah berambut raven. Kedua pemuda itu tak menghiraukan tatapan heran dari siswa-siswi KHS yang sempat berpapasan dengan mereka. Bagaimana tidak heran, dua orang pemuda membawa seorang anak kecil kesekolah dan mereka berdua terlihat seperti, err.. sepasang suami-istri yang sedang mengajak anak mereka berjalan-jalan. Seorang bocah raven a.k.a Menma sedang berada dalam gendongan pemuda raven a.k.a Sasuke dan pemuda blonde a.k.a Naruto terlihat sedang bercanda dengan mereka berdua. Haha.. sungguh pemandangan yang sangat manis bukan? Mereka terlihat seperti sepasang keluarga kecil kan?
Akhirnya kedua pemuda itu sampai ke ruangan kepala sekola, tanpa mengetuk pintu dulu, Naruto segera memasuki ruangan itu.
"baa-chan" panggilnya pasa sang kepala sekolah.
"sudah ku bilang, jangan panggil aku baa-chan, gaki" kata seorang wanita dengan rambut pirang yag dikuncir a.k.a Teunade sebagai kepala sekolah KHS. Walau berumur lebih dari setengah abad, tak ada guratan tua dalam wajah wanita cantik itu.
Tak memperdulikan omelan sang nenek, Naruto melangkah maju memasuki ruang kepala sekolah dengan langkah tergesa-gesa dengan diikuti Sasuke dan Mennma dibelakangnya. Sesampainya di depan meja kepala sekolah, Naruto menatap Tsunade dengan tatapan yang serius. Melihat tatapan serius yang diberikan Naruto, mau tak mau Tsunade menatapnya dengan serius pula karena tidak biasanya bocah itu bisa memasang tampang serius 'sepertinya ada hal penting yang ingin Naruto sampaikan' batin Tsunade
"baa-chan, aku ingin minta tolong" kata NAruto membuka suara
"apa?" tanya Tsunade heran, tidak biasanya bocah pirang didepannya ini meminta tolong padanya.
"hmm.. a-aku ingin menitipkan sesuatu padamu" ucap Naruto grogi.
"apa?" tanya Tsunade sambil mengerutkan alisnya bingung.
"a-aku ingin me-menitipkan a-an – " belum selesai Naruto mnyelesaikan ucapannya, kalimatnya sudah diputus oleh Sasuke
"dia ingin menitipkan cicitmu" ucap Sasuke dengan tenang dan datar
"apa maksudmu Uchiha" ucap Tsunade tak mengerti perkataan Sasuke 'cicit? Siapa yang menikah? Rasa-rasanya anak MinaKushi belum menikah semua' batin Tsunade bingung.
"iya, cicitmu, anak dari Naruto" jawab Sasuke cuek sambil menunjuk Naruto "namanya Menma" tunjuknya pada Menma yang berdiri disampingnya.
Mendengar hal itu, Tsunade hanya mengerutkan dahi, dia belum bisa mencerna perkataan Uchiha bungsu mengenai cicitnya. Hingga…
"APA?!" terikan sang kepala sekolah menggema seketika saat perkataan sang Uchiha bungsu sudah tercerna dengan baik 'i-itu tidak mungkin' batinnya tidak percaya akan ucapan sang uchiha bungsu.
"apa maksudmu Uchiha?" tanya Tsunade dengan nada meninggi "tidak mungkin Naruto sudah punya Ana – " dan Uchapan sang kepala sekolah terputus oleh suara manja seorang bocah
"ne.. kaa-san, dia siapa" tunjuk Menma pada Tsunade. Naruto ingin menjawab pertanyaan 'anak'nya namun hal itu lagi-lagi terputus oleh kepala sekolah.
"NARUTO! DIA ANAKMU?!" teriak kepala sekolah syok mendengar panggilan baru untuk cucunya yang manis.
"bu-bu – " lagi-lagi, blum selesai mengucapkankan kalimatnya, Naruto hanya pasrah mendapati kalimatnya diputus lagi oleh seseorang
"iya, memangya salah kalau dia 'kaa-san'ku" Jawab Menma tenang, datar namun terkesan menantang
Syok, itulah hal yang dialami oleh Tsunade akan pernyataan yang terlontar oleh bocah raven itu. Dia masih tidak percaya kalau cucunya yang manis itu mempunyai anak. Menikah aja belum, lah ini udah punya anak. Menggelengkan kepala, Tsunade mencoba menenangkan pikiranya, entah kenapa kepalanya tiba-tiba pusing dengan semua keanehan ini.
"hah.. cepat jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi" kata Tsunade frustasi sambil menghela nafas
Hening
Tidak ada dari kedua pemuda itu yang membuka mulutnya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya mereka alami. Bukannya tidak ingin menjelaskan, namun mereka bingung bagaimana cara untuk menjelaskan semuanya. Untuk beberapa menit lamanya waktu masih hening, hingga tampaklah seringai dari wajah porselen penyandang marga Uchiha ini. Hmm.. sepertinya ada yang sedang direncanakan oleh Uchiha bungsu dan sepertinya, apapun yang akan disampaikan oleh Uchiha ini membuat perasaan Namikaze bungsu tidak enak.
"Tsunade-san" panggil Sasuke dengan nada yang lumayan serius dan tidak sedingin biasanya.
"apa?" balas Tsunade mengernyitkan dahi mendengar namanya dipanggil oleh Sasuke
"izinkan aku untuk bertanggung jawab" kata Sasuke dengan nada tenang
"soal?" tanya Tsunade semakin heran tentang inti pembicaraan yang di bawahkan oleh Sasuke
"bocah itu" tunjuk Sasuke pada Menma "karena perbuatanku, bocah itu hadir dan memanggil Naruto dengan sebutan kaa-san" lanjutnya ingin menjelaskan, namun kata yang digunakannya memiliki berbagai macam arti
"apa maksud- TUNGGU! Ja-jangan bilang kalau kalian sudah 'berhubungan'" kata Tsunade terbata-bata dengan ekspresi syok menyadari makna yang terselip dalam perkataan Sasuke "katakana padaku Naru, apa kalian pernah 'berhubungan'" tanya Tsunade tajam sambil memandang Naruto dengan lekat.
Dengan bodohnya, Naruto menganggukkan kepalanya, dia juga menangkap makna dari perkataan sang Uchiha, namun Makna yang dia tangkap rupanya berbeda dari makna yang ditangkap oleh Tsunade. Naruto mengira kalau kata yang Sasuke lontarkan itu berarti 'karena Sasuke menyuruhnya menunggu ditaman maka dia bertemu dengan bocah yang sekarang memanggilnya kaa-san' sedangkan makna 'berhubungan' yang dikatakan Tsunade adalah bahwa mereka pernah berhubungan ponsel atau dengan kata lain bertukar mail atau telephone. Hah.. jangan salahkan pemuda polos ini kalau mengartikan pembicaraan kedua orang diatas hanya hal biasa dan tidak menjurus pada hal itu, namun sepertinya pemuda Raven a.k.a Sasuke itu sengaja membuat kesalah pahaman ini.
Syok, Tsunade sangat Syok akan hal ini, dia tidak menyangka kalau cucunya yang paling polos ini sudah mempunyai 'anak'.
Menyadari keadaan kepala sekolah yang syok karena termakan ucapannya, Sasuke hanya menyeringai dalam hati 'kali ini aku akan mendapatkanmu dobe' batin Sasuke girang
"maka dari itu, izinkanlah aku untuk menikahinya" kata Sasuke memecahkan keheningan dan memeluk Naruto dari belakang. Ck.. rupanya kau pintar sekali memanfaatkan keadaan Uchiha
Hening
Setelah pernyataan yang dilontarkan Sasuke, tak ada satu orangpun yang membuka suaranya. Semuanya terlarut menurut pikiran masing-masing hingga helaan nafas berat terdengar dari kepala sekolah.
"hah.. baiklah Uchiha. Walau terpakasa, Aku izinkan kau untuk menik – " ucapan Tsunade terputus karena teriakan Naruto yang baru sadar akan pernyataan sang Uchiha yang terdengar seperti melamarnya.
"APA?! AKU TIDAK MAU MENIKAH DENGANNYA"
"jangan keras kepala bocah, dia adalah ayah dari anakmu, biarkan dia mempertanggung jawabkan semuanya" ucap Tsunade sedikit meninggi mendengar penolakan dari Naruto 'aku tak ingin cicitku, tidak mempunyai ayah' batinnya yang sudah termakan dengan makna ambigu dari perkataan Sasuke
"AKU TIDAK PUNYA ANAK DAN DIA BUKAN AYAH DARI ANAK KU, MEMANGNYA AKU PEREMPUAN BISA PUNYA ANAK HAH?!" teriak Naruto Frustasi atas pemikira kedua orang di depannya.
Mendengar hal itu, Tsunade baru sadar kalau cucunya adalah seorang laki-laki dan tidak mungkin seorangg laki-laki bisa hamil. Hah.. sepertinya dia sudah tertipu mentah-mentah oleh Sasuke yang ingin mendapatkan restu darinya.
" " katanya menekankann setiap kata sambil menahan amarahnya yang bisa meledak kapan saja.
Mendengar nada bicaranya neneknya, Naruto mmulai menceritakan dari awal sampai akhir perihal panggilan kaa-san yang disandangnya dari Menma dan hal itu malah membuat Tsunade geram karena dengan suksenya si Uchiha bungsu itu telah menipunya.
"begitulah baa-chan" kata Naruto mengakhiri penjelasannya.
Teunade mengepalkan tangannya dengan erat agar tdak memukul bocah Uchiha di depannya itu. Menghela nafas, Tsunade mencoba menenangkan dirinya.
"hah.. sudahlah, kalian semua cepat keluar dan akan aku urus bocah itu" katanya memerintah Natuyo dan Sasuke untuk keluar ruangan. Dan kedua pemuda itu cepat-cepatn keluar rungan kepala sekolah menuju kelas mereka.
Disebuah ruangan kelas yang tenang, telihat Naruto bergerak-gerak dengan gelisah, sesekali dia memanggil Sasuke yang berada di seelahnya.
"teme"
"hn" gumam Sasuke kalau dia merespon panggilan Naruto
"menurutmu tidak apa-apa meninggalkan menma sendirian dengan baa-chan" ucapnya penuh khawatir. Sedangkan Sasuke hanya memutar kedua bola matanya bosan. Sudah dari setengah jam yang lalu dia mendengar hal itu dari Naruto tentang keadaan 'anak' mereka dan mau tidak mau hal itu membuat Sasuke merasa bosan.
"udahlah, nanti istirahat kita lihat dia" kata Sasuke mencoba menenangkan Naruto sambil mengusap lembut surai pirang itu.
"tapi" protes Naruto karena tidak puas dengan jawaban Sasuke
"tidak ada tapi-tapian dobe, kalau kau tidak bisa diam, aku akan menciummu" ancam Sasuke sambil menyeringai mesum dan hal itu sukses membuat satu kedutan di dahi Naruto.
"TEME! Jangan menatapku seperti it – " protesan itu tidak sempat dilanjutkan oleh Naruto karena sebuah intrupsi dari sang guru bermasker yang tengah mengajar di depan.
"ehem.. Naruto, Sasuke, pertengkaran suami-istrinya dilanjutkan setelah pelajaranku saja" kata guru bermasker a.k.a Hatake Kakashi itu dengan bodohnya dan menimbulkan gelak tawa di sekitar penjuru kelas.
Naruto yang mendengar hal itu malah semakin memuncak amarahnya, pertengkaran suami-istri apa'an, hell no! dia itu laki-laki bukan perempuan.
"Sensei! Jangan sembarangan, aku dan si teme ini belum dan tidak akan pernah menjadi sua – " lagi-lagi, ocehan Naruto harus terhenti, kali ini bukan intrupsi dari sang guru malinkan bunyi debam yang keras dari arah pintu.
Brak
Pintu kelas Naruto terbuka dengan tidak elitnya, memperlihatkan seorang bocah dengan rambut raven dan mata biru yang sembab. Bocah yang kita ketahui bernama Menma ini memasuki kelas Naruto tanpa memperdulikan tatapan heran dari seisi ruangan, minus Sasuke dan Naruto yang mentap Menma dengan wa-was. Kiba yang mengenali bocah itu menolehkan kepalanya pada Sasuke yang duduk tepat dibelakangnya.
"ne Sasuke, dia kan sepupumu, ada apa denganya? Kenapa dia datang kemari dengan wajah begitu" tanya Kiba dengan beruntun yang hanya ditanggapi dengan 'hn' andalan Sasuke yang membuat kiba melengos.
"adik kecil, ada apa kau kemari?" tanya Kakashi ramah
"…" tak ada jawaban dari Menma, bocah itu hanya mengedarkanshappirenya, mencari 'orang tua'nya yang dengan tega meninggalkannya dengan nenek sihir itu. Tak mendengar jawaban, Kakashi mencoba mengulangi pertanyaanya.
"adik kecil, ada apa kau kemari?" tanya Kakashi dengan kesabaran yang sudah diambang batas.
Tetap tidak ada jawaban dari bocah itu, namun sedetik kemuddian, semuanya bagai mematung seperti batu saat mendengar teriakan bocah itu.
"KAA-SAN" terika Menma sambil berlari menuju Naruto dan menerjang pemuda itu dengan memeluknya sehingga membuat Naruto hamper terjatuh ke belakang.
Semua penghuni ruangan hanya bengong melihat kelakuan bocah itu pada Naruto, tak mereka masih memproses kejadian yang tak terduga ini hingga
"APA?!" teriak para cowok syok mendengar Uke incaran mereka sudah mempunyai anak "Na-naru –chan be-benarkah dia anakmu?" tanya pemuda berambut raven dengan porongan bob a.k.a Sai
"KYAA" teriak para gadis kegirangan, mereka tidak menyangka, Naruto yang menyandang julukan Prince Uke itu sudah mempunyai anak dan lagi anak itu super itmut, seperti kolaborasi antara Naruto dan…
"KYAA.. NARU-CHAN DAN SASU-KUN KAPAN KALIAN MEMBUAT ANAK ITU" teriak seorang gadis dengan surai merah mudah setelah menyadari bahwa anak itu mempunyai kemiripan dengan Naruto dan Sasuke "siapa nama anak itu?" lanjut gadis pemilik surai merah muda yang dikenal dengan nama Haruno Sakura
Mendengar hal itu, semua penghuni kelas menatap Sasuke dan Narto dengan berbagai tatapan yang berbeda-beda. Seperti tatapan para cowok berjiwa seme yang siap untuk membunuh Sasuke saat itu juga, dan tatapan kecewa yang diberikan oleh fansgirl Sasuke. Sedangkan Sasuke masih dalam sikap stoicnya dan Naruto dalam mode paniknya.
"te-teme, bagaimana ini" gagap Naruto menapat tatapan dari semua penjuru kelas
"hn, tenang saja dobe" kata Sasuke sambil berdiri dari kursinya dan menatap sekiling dengan tatapan tajam ala Uchihanya.
"Kalian!" geram Sasuke sehingga membuat semua penghuni kelas merinding mendengar nada menyeramkan itu.
"apa kau pikir, bocah ini mirip dengan kami?" tanya Sasuke dengan Nada dingin
Diam. Tak ada yang berani membuka suaranya di depan Uchiha bungsu yang sedang marah itu, termasuk Sakura yang hanya diam menundukkan kepalanya dan Naruto yang menatap Sasuke ngeri.
"jawab!" bentak Uchiha bungsu itu lagi.
"i-iya" jawab Sakura terbata sambil menundukkan kepalanya, enggan menatap Uchiha bungsu itu.
Mendapat jawaban itu, Sasuke menyeringai dalam hatinya, dengan perlahan dia duduk kembali kekursinya dan menoleh pada Naruto.
"dobe, kau dengar, semua mengakuin kalau anak ini mirip kita, dengan kata lain" Sasuke menjedah perkataanyaan "kau sekarang resmi menjadi istriku dobe" ucapnya sama sekali tidak nyambung, membuat seluruh kelas yang tadi ketakukan sekrang menjadi berbengong ria termasuk Naruto yang terheran-heran kenapa Sasuke bisa menjadi sangat aneh begini.
"maksudmu Uchiha?" tanya salah seorang murid cowok, rupanya dia tidak terima dengan sikap egois Sasuke yang mengklaim uke idaman para siswa KHS itu. Sasuke hanya menatap cowok itu dengan pandangan meremehkan, dengan angkuh dan percaya dirinya dia menrik pinggang Naruto mendekat.
"sudah jelas kan, kalau Namikaze Naruto sekarang menjadi 'istri' Uchiha Sasuke dan" jedanya sebentar "perkenalkan, dia anak kami, namanya Uchiha Menma, benarkan sayang?" tanya Sasuke sambil mengecup bibir ranum sang blonde didepan semua pnghuni kelas.
Sedangkan para siswa-siswi di kelas Naruto hanya shock dengan ke OOC an Uchiha itu, mereka tidak percaya bahwa Uchiha bungsu itu bisa berbuat begitu di depan banyak orang.
Naruto sangat syok akan hal itu sehingga dia tidak bisa berbuat dan berkata apa-apa, sedangkan Menma yang dari tadi berada di gendongan Naruto menatap Sasuke dengan tatapa tajam.
Sret
Plak
Mau tau apa yang terjadi? Oke baiklah, karena tidak suka 'kaa-san'nya di cium oleh mahkluk mesum macam Sasuke, dengan sekuat tenaga, Menma menarik Naruto agar menjauh dari Sasuke setelah itu, tanpa segan-segan, dia menampar 'tou-san'nya membuat pipi Sasuke itu memerah.
"wow… KDRT" gumam Kiba tanpa sadar melihat drama bergenre angst/family di depannya, sedangkan siswa yang lain hanya mengangukkan kepalanya, minus pemuda penyandang marga Nara yang mengucapkan mantra andalannyya 'medokusai'.
Semnetara para siswa-siswi itu menyaksikan drama SasuNaruMenma itu, guru matematika mereka penyandang nama Hatake Kakashi itu mengepalkan tangannya erat, mencoba menahan amarahnya yang akan meledak akibat ulah murid-muridnya yang telah melupakan pelajarannya yang diberikan, namun sayang, guru bermaker itu tidak bisa menahan amarahnya hingga
BRAK!
Meja guru yang tidak bersalah menjadi pelampiasan kekesalannya hingga menyebabkan meja itu terbagi menjai dua bagian.
"DIAM! KALIAN DUDUK DIBANGKU MASING-MASING. SEKARANG! ATAU" teriaknya menggantung, membuat semua kelas bergidik ngeri mendengar hal itu " . . " ucapnya penuh penekanan dan ancaman. Mendengar hal itu, semuanya kembali duduk di tempat masing-masing, membuka buku mereka dan mulai menyimak pelajaran Kakashi. Melihat hal itu, Kakashi hanya menyeringai dibalik maskernya. Yah… siapa juga yang mau bermalam dengan ular peliharan guru biologi mereka yang sedikit ababil bernama Orochimaru itu. Dan pelajaran itu berjalan seperti biasanya hingga bunyi bel pertanda pulang pun berbunyi.
"dobe, kau pulang duluan" kata Sasuke yang berjalan di samping Naruto di koridor sekolah
"ne, kenapa teme? Biasanya juga kita pulang bareng" heran Naruto, karena tidak biasanya Sasuke menyuruhnya untuk pulang duluan.
"hn, aku mau jemput Aniki"
"hah!? Itachi-nii datang? Aku ikut ya teme" rengek Naruto
"tidak, pulanglah duluan" tegas Sasuke
"tapi teme, aku kangen Itachi-nii" rajuk Naruto dengan menggunakan Puppy eys no jutsunyya yang sangat ampuh.
"hah.. baiklah" kata Sasuke menyerah jika Naruto sudah mengeluarkan jurus itu
"yey.. Menma-kun, akan aku kenalkan kamu dengan Itachi-nii" kata Naruto girang
"ne,, Itachi-nii itu siapa kaa-san?" tanya Menma dengan binggung mendengar nama yang asing mnerutnya.
"dia pamanmu" jawab Sasuke cuek
"Paman? Menma beneran anakmu ya teme?" tanya Naruto polos
"iya" jawab Sasuke cuek
"ja-jadi selama ini Menma adalah anakmu makanya dia memanggilmu tou-san" lanjut Naruto semakin bodoh, tidak sadarkah kau Naru kalau pertanyanmu sangat bodoh.
"hn"
"ja-jadi siapa yang sebenarnya kau hamili teme? Dan lagi kenapa dia memanggilku kaa-san? Kalau dia anakmu bukannya dia harus memanggilku jii-san"
"Kau yang ku hamili dobe, makannya dia memanggilmu Kaa-san, Naru sayang.. tidak ingat kah kau waktu kita 'membuat'nya? Apa perlu kita peraktikan lagi disini?" ucap Sasuke panjang lebar, tak lupa senyum mesum yang bertengger jelas di wajahnya dan hal itu sukses membuat Naruto naik pitam
"TEME! Kubunuh kau" geram si blonde yang dengan sigap melayangkan tinjunya ke wajah porselen itu, namun dengan cekatan Sasuke mengkap Tinju Naruto dan menarik Naruto mendekat, lalu..
Chu~
Dengan manisnya Sasuke mendaratkan ciumannya di pipi Naruto dan mendorong Naruto ke jok mobil belakang yang ternyata pintunya sudah dibuka dari tadi oleh Sasuke dan Sasukepun memacu mobil sport biru tua metalik itu menuju arah bandara.
Di bandara HI, tepatnya di sebuah ruang tunggu, terlihat seorang pria tampan dengan mata onyx dan surai hitam panjang yang di ikat setengah, walaupu ada 2 tanda lahir seperti err.. keriput diwajahnya, namun hal itu tidak mengurangi ketampanan sang pemuda yang sejak tadi diam di tempat tunggu, sepertinya pemuda dengan nama Itachi Uchiha ini tengah menunggu kedatangan adiknya yang sepertinya terlambat.
"boleh aku duduk disini?" ucap seorang pria disamping Uchiha sulung dengan menggunakan jubah hitam dengan motif awan merah.
"hn" balas Itachi singkat
Mendengar itu, pria asing dengan surai putih itu duduk disamping Uchiha sulung, melihat suasana yang canggung, akhirnya pria itu membuka percakapan dengan diawali perkenalan.
"Suigetsu Hozuki" kata Suigetsu memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Itachi. Mendapat sapaan hangat itu, Uchiha Itachi yang tidak sedingin Uchiha lainnya menjabat tangan Suigetsu dan akhirnya obrolan ringanpun terjadi diantara mereka hingga.
"Itachi-nii" teriak pemuda blonde a.k.a Naruto dari arah pintu ruang tunggu, di susul dengan Sasuke dan Menama yang mengikuti pemuda blonde itu dari belakang.
Mendengar teriakan itu, Itachi menoleh dan mendapati 'keluarga' kecil adiknya datang menjemputnya.
"Itachi-nii aku kangen" ucap blonde manja sambil memeluk leher Itachi, Itachi senang-senang aja di peluk makhluk manis seperti Naruto, namun karena hal itu, Uchiha sulung mendapatkan tatapan mamatikan dari bungsu Uchiha.
"haha.. aku juga" kata Itachi mencoba melepaskan pelukan Naruto "siapa dia Naruto?" tanya Itachi saat enyadari adanya bocah diantara dua pemuda itu
"eum.. dia.."
"dia 'anak' kami" tegas Sasuke
"APA?!" teriak Itachi dengan ata yang membesar. Terkejut, itulah hal yang dirasakan Itachi, memang sudah lama ia mengetahui kalau adiknya itu menyukai pemuda blonde manis itu, namun dia tidak menyangka kalau kepergiannya selama 2 tahun ini, adiknya sudah memilik 'anak'
'hah.. anak muda zaman sekarang' batin Itachi salah paham.
"outoto, bisa kau jelaskan padaku kapan kalian membuat anak itu? Dan apa kau memaksa Naru-chan?" tanya ITachi menyelidik
"hn"
"apa yang sebenarnya kalian bicarakan sih?" tanya Naruto yang tak mengerti arah pebicaraan kedua Uchiha di depannya.
"tidak penting dobe" kata Sasuke cuek sambil mengusap kepala blonde Naruto.
"hn, ayo kita pulang, rubah liarmu perlu di jinakkan baka aniki" kata Sasuke sambil berlalu eninggalkan Itachi dan Naruto sendirian di rung tunggu tapa menjelaskan perihal 'anak itu. Hah.. biarlah lama-lama juga nanti Itachi tahu.
"saya permisi dulu hozuki-san" kata Itachi meninggalkan pria bernama Suigetsu itu.
Sepeninggal rombongan Uchiha dan NAikase itu, pria dengan nama Suigetsu hanya menatap pintu tempat mereka menghilang tanpa ekspresi berarti, namun sedetik kemudian senyum evil muncul di muka putihnya itu.
"akhirnya aku temukan kau bocah, kau bisa menipu semuanya dengan obat racikkanmu, tapi kau tidak bisa menipuku" gummanya
"suigetsu-sama, bos sudah menunggu" kata seseorang dengan tubuh besar dan surai orange menyadarkan lamunan Suigetsu.
"aku akan kesana" jawab Suigetsu tanpa menoleh pada pria besar itu.
"apa ada yang menarik suigetsu-san?" tanya pria dengan nama Juggo itu.
"hm.. kita akan memburu tikus kecil Jugo-san" kata Suigetsu menyeringai iblis dan merekapun hilang dalam kerumunan orang-orang yang berlalu lalang.
a/n note :ne.. minna-san.. gomen banget updatenya lama.. dan setelah ini updatenya mungkin paling cepat sebulan sekali hehe..
ok jawab review
Sasu : baka Aniki mucul chapter ini tapi ceritanya di chapter depan
Kyuu : APA?! keriput mesu muncul?! hih.. aku gk ikut syuting lgi kalau gitu
Itachi : hiks.. Kyuu-chan jahat *pundung*
Author : sudalah Tachi, nanti dia jinak kok #nenangin Itachi NamikazwNoah mereka tidak melakukan itu kok, karena sebenarnya sih Menma bukan anak asli mereka.
Sasu : trus kapan thor aku bisa melakuka 'itu' dengan Naru
Naru : BAKA TEME, siapa juga yang mau melakukannya denganmu
Author : sudah-sudah, Naru tenang aja, gue gak bakal biarin tu pantat ayam mesum nyentuh kamu
Naru : Huwa... author baik banget #peluk
Author : hehehehe...
Sasu : ... #siap membunuh
Author : hiii.. na-naru udah ya, kita lanjutin reviewnya
Naru : ok.. lanjut...
Menma : maaf seren-san, tapi memang si pantat ayam itu gk bisa rape Naru-chan kok, soalnya aku bukan anak asli mereka... aku adalah seo - hmph hmpph..
Author : baka, jangan bongkar itu disini... hehehe..
Sasu : cih.. dia bukan anakku, tidak sudi aku punya anak sepertinya..
Menma : cih.. siapa juga yang sudi punya ayah sepertimu
Aurthor : he sudah! kalian bisa diam atau...
Manma dan Sasu : atau apa?
Author : atau kalian aku pisahkan selamanya dari Naru.. khukhukhu..
Menma dan Sasu : ... #gak berani ngomong
Author : nah gitu kan bagus.. hmm.. sebenarnya mereka itu bukan ayah dan anak, dan mereka bersaing merebut perhatian Naru.
Naru : Earl-san aku juga penasaran kenapa tuh anak muncul disana.. yah nanti kita tunggu penjelasan author aja..
Author : hu'um, nanti ada flashbacknya kok..
Sasu : thor, ada yang ngusulin rate M tu #smirk ratenya dirubah aja biar aku dan dobe bisa ini itu # mesum
Author : tidak akan.. ne maaf Ca-kun tapi aku masih belum pede buat rate M so.. rate T+ aja
Sasu : payah
Naru :syukurlah..
Kyuu : iya itu katanya uthor kesalahn teknis, sebenarnya ya aku ucapkan supaya bocah pantan ayam itu tidak menyelinap ke kamar adikku yah.. kalian tahulah..
Sasu : tuh thor, kapan bikin adegan romance aku sama my lovely dobe-chan
Author : entalah... yang pasti kalau ada adegannya pasti yah.. you know lah.. hehe
Sasu : hehehe.. siap-siap aja dobe-chan..
Naru : #merinding
Author : kalau itakyuu pasti ikut dong. hmm. seme lain buat Naru ya? hehe.. kalau itu jangan khawatir, karena sebenarnya Naru udah punya pa- hmmp hmmpp
Naru : *bhulsing* baka author, jangan ngomong yang ngak-ngak
Sasu : na-naru kamu udah pa-pacar? #shock
Naru : bukan, hanya aja... *bhulshing*
Sas : #tambah shock
Author : ne.. sekian dulu ya.. maaf kalau mengecewakan.. thanks udah baca :)