Dalam dunia ini hanya ada dua kubu.

Baik...

Dan jahat.


"Kyunie, kau harus percaya kalau kebenaran akan selalu menang. Ingat itu,"

"Iya, Appa! Kalau sudah besar, Kyu juga mau jadi polisi seperti Appa!"

"Hahahaha, bagus! Itu baru anak Appa!"

"Mana ada polisi pendek begini, Appa~"

"Umma, jangan ledek Kyunie!"

"Makanya habiskan susumu dan belajar yang rajin, jangan main game terus,"

"Iya, iya! Kyu tahu!"

"Hahahahah~"


Hanya ada dua warna dalam dunia ini.

Hitam...

Dan Putih.


"Anda kami tahan dengan tuduhan pembunuhan berencana, ikut kami sekarang,"

"Huh! Kau tajam seperti biasanya Tuan Cho. Lihat saja pembalasanku,"

"Bicarakan saja hal itu di depan Hakim,"

"Kau akan menyesali semua ini, Cho!"

Semua selalu hitam dan putih bagiku hingga aku tidak sadar...

Kalau ada abu-abu.

Warna... yang menampilkan ketidakjelasan.

"Appa? Umma?"

"..."

"Umma... Appa... bangun... jangan tinggalkan Kyunie... Appa... Appa!"

"Hiks...Hiks... Hiks..."


Dan kadang... kebenaran itu tak selamanya menang.

Tak selamanya dunia itu dapat dikelompokkan dalam hitam dan putih.


"Dengan ini, Tuan Kim kami bebaskan dari segala tuduhan yang diberikan Cho Kyuhyun,"

TOK! TOK!

"Apa?! Tunggu! A-aku melihatnya sendiri! Aku tak salah lihat! Sosok abu-abu itu pasti orang ini!"

"Maaf, tapi Tuan Kim memiliki alibi yang kuat. Kami harus membebaskannya dari tuduhan pembunuhan Tuan dan Nyonya Cho,"

"A-apa? Alibi itu palsu! Tunggu, kumohon dengarkan aku-"

"Sayang sekali ya, Cho Kyuhyun-ssi,"


Tak selamanya keadilan berpihak pada kebenaran.

Dan bagiku... Dunia tak lagi terbatas Hitam dan Putih.

Kebenaran itu... tak selamanya memenangkan segalanya.

Karena yang namanya Tipu muslihat itu... ada.


"Appa bohong... Yang namanya dunia Hitam dan Putih itu tidak ada! Semuanya abu-abu! Dunia ini tidak adil! Aku benci Appa! Appa pembohong!"

"Tidak. Appamu tidak bohong kok,"

"..."

"Ayo, sama-sama kita buktikan kalau dunia ini –hanya ada Hitam dan Putih. Kebenaran... selalu menang, 'kan?"


.

.

Monochrome by Path of Heaven

T rated

ChangKyu

Mystery, Adventure, Romance, Action

Typo(s), etc.

.

.


"... Jadi, begitulah trik yang dia gunakan untuk membunuh Tuan Park," ujar pemuda itu menyelesaikan penjelasannya tentang trik pembunuhan yang digunakan oleh sang pelaku.

Sang pelaku sendiri hanya bisa jatuh terduduk dengan wajah syok. Tak percaya jika trik yang susah payah ia lakukan dapat dipecahkan dengan mudahnya oleh seorang pemuda yang bahkan baru memasuki usia 25 tahunnya.

"Ikut kami!" bentak sang polisi seraya menyeret sang pelaku pembunuhan dengan kasar.

"Tunggu, kumohon dengan kan aku! Bu-bukan aku yang melakukannya –sungguh!" pinta sang pelaku dengan panik.

"Alibimu sudah terpatahkan –apalagi yang kau punya, huh!" bentak polisi itu menyeret pelaku memasuki mobil polisi dan membawanya kepengadilan untuk diadili.

"Huft~" hela Cho Kyuhyun –sang detektif sambil merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal.

"Kasus gampang ya, Kyuhyun-ah?" sapa seseorang dari balik punggung Kyuhyun.

"Darimana saja kau, Minnie! Kau membuatku hampir terbunuh jika para polisi tidak datang dengan tepat waktu!" seru Kyuhyun penuh amarah sambil menghampiri sang pemuda jangkung yang baru saja menyapanya dengan langkah menghentak. Tampak amat dongkol.

"Yah, nyatanya kau tak terbunuh 'kan?" sahut pemuda yang dipanggil 'Minnie' tadi santai.

"Minnie bodoh! Kau 'kan sudah janji akan selalu menjadi pedang sekaligus tamengku dalam dunia abu-abu ini!"tuntut Kyuhyun lagi dengan bibir yang dimajukan kesal.

"Aku harus membantu nenek-nenek yang tersesat tadi. Dan lagi... berhenti memanggilku 'Minnie'. Panggilan itu menggelikan," protes pemuda itu dengan wajah yang sengaja dibuat muak.

"Eh? Pelit!" sahut Kyuhyun lagi.

"Changmin saja cukup," balas Changmin tetap tak mau kalah.

"Huh! Hei, aku belum sempat sarapan tadi. Mau makan siang?" tawar Kyuhyun yang langsung disahut dengan anggukan semangat dari partnernya.

Ya, partner. Partner kerja sebagai detektif. Keduanya sudah cukup terkenal dan cukup dipercaya oleh beberapa kepolisian dibeberapa daerah. Tawaran memasuki kepolisian pun selalu membanjir mereka namun semua mereka tolak mentah-mentah. Karena –tujuan mereka tak semurni yang orang-orang itu pikirkan.

Balas dendam.

Hasrat yang dimiliki hampir semua manusia di dunia, 'kan?

Sudah lebih dari lima tahun mereka menjalani hari-hari mereka menyelesaikan berbagai kasus. Terlebih kasus pembunuhan. Awalnya mereka seperti anjing liar yang terus-terusan mengendus ke dalam masalah kepolisian hingga akhirnya merekaa bisa menunjukkan bahwa mereka bukan 'anjing liar' biasa. Mereka terlatih dan beretika –untuk beberapa hal.

Dalam hubungan partner kerja ini –Kyuhyun bertindak sebagai otak. Selain karena tubuhnya yang tak begitu kuat dan juga lebih kecil dari partnernya. Soal masalah otak sendiri... Ia tampak lebih bisa diandalkan dibandingkan partnernya sendiri. Changmin sendiri –bukannya bodoh. Justru sebenarnya ia lebih berpotensi menjadi otak dalam hubungan partner mereka. Pembawaannya yang selalu tenang dan tak meledak-ledak seperti Kyuhyun membuatnya dapat menemukan titik janggal dalam berbagai kasus saat Kyuhyun sudah pusing sendiri.

Jika dipikir-pikir... Changmin sudah cukup sempurna untuk menjadi Detektif mandiri. Lalu, kenapa ia mengambil Kyuhyun untuk dijadikan Partner? Tak ada yang tahu, tentunya.

Changmin bertindak sebagai otot di sini. Dia selalu melindungi Kyuhyun dalam kasus-lasus berbahaya. Motoriknya bagus dan geraknya cepat. Ia begitu terampil dalam beladiri dan pertarungan jarak jauh maupun jarak dekat.

Saat mereka memutuskan untuk menjadi satu kesatuan detektif –Changmin menjanjikan sesuatu pada Kyuhyun bahwa...

Ia akan menjadi pedan dan tameng pemuda berwajah manis itu juga... untuk mewujudkan balas dendam pemuda itu.

Dan sebagai balasannya –Changmin tak meminta apapun dari Kyuhyun ia bahwa meng-iyakan permintaan Kyuhyun yang berkata, "Kau harus datang saat aku meneriakkan namamu,"

Dan selama ini –Changmin selalu memegang janjinya Kyuhyun tak pernah terluka sedikitpun di dekatnya. Benar-benar seperti... prajurit yang loyal.

"Kau mau pesan apa, Changmin?" tanya Kyuhyun.

"Hng... Dua hamburger, tiga kentang goreng, satu milk shake rasa cokelat dan... satu ice cream," sahut Changmin dengan lugas dan cepat.

"Kau ini –dasar monster. Kau yakin bisa menelan makanan sebanyak itu?" sahut Kyuhyun masih sibuk memilih makanan.

"Hei, aku ini kan lebih banyak kerja dibandingkan kau," protes Changmin.

"Terserah. Hng... aku salad dan kopi saja," ucap Kyuhyun setelah beberapa saat.

"Apa? Dikit sekali dan tidak ada makanan manis di pesananmu! Maaf, kopinya ganti dengan ice cream strawberry saja," cegah Changmin dan segera menyeret Kyuhyun sebelum pemuda kurus itu kembali protes.

"Minnie! Kau keterlaluan! Kenapa pesananku kau ganti?!" protes keras Kyuhyun.

"Otakmu itu inti pekerjaan kita, 'kan? Rawat baik-baik. Makanan manis itu baik untuk energi otakmu itu, bodoh," ucap Changmin santai membuat Kyuhyun diam tak menjawah dengan wajah menunduk.

'Ukh... dia memperhatikan keadaanku ternyata,' batin Kyuhyun senang dengan senyum kecil di wajahnya.

"Hei, wajahmu merah? Demam ya?"

'Sayangnya dia sangat tidak sensitive. Changmin bodoh,' batin Kyuhyun lagi dengan wajah merana.

"Sudah jangan berwajah aneh begitu! Ayo, makan! Makan!" seru Changmin dengan kekanakan dan mulai melahap semua pesanannya barusan. Pemuda itu makan dengan amat lahap. Amat berkebalikan dengan Kyuhyun yang tampak tenang menelan makanannya.

Beberapa menit kemudian, mereka pun menyelesaikan makan mereka dan mulai menikmati dessert yang telah dipesan.

"Jadi, berapa bayaran kita kali ini?" tanya Kyuhyun membuka pembicaraan. Memang, Changminlah pengontrol keuangan mereka. Tenang –meski banyak makan –cenderung rakus- Changmin tak pernah menyurangi pembagian hasil kerja, kok.

"Hng? Dua juta," sahut Changmin dengan bibir belepotan ice cream cokelat.

"Hee~ makin mahal saja, ya?" gumama Kyuhyun bangga sendiri.

Changmin tak menjawab dan menelan habis ice cream miliknya kemudian segera berdiri tegap, "Ayo segera pergi. Ada kasus yang harus kita tangani," ujar pemuda itu dan segera berjalan meninggalkan Kyuhyun yang terbengong di tempatnya.

"He-hei, tunggu, Minnie!" seru pemuda itu berlari menyusul Changmin.

"Kali ini kasus apa?" tanya Kyuhyun sambil sesekali mengibaskan tangannya mengusir rasa panas di musim panas yang entah kenapa terasa lebih panjang ini.

"Pembunuhan," sahut Changmin.

"Hoo..."

"Ruang tertutup,"

"Sepertinya menarik. Ayo, bergegas, Changmin!" seringai Kyuhyun melebar dan segera berlari –tak memperdulikan jika mungkin dirinya hanya akan beraakhir dalam gendongan punggung Changmin di tengah jalan.


"Siapa yang pertama kali menemukan tubuh korban?" tanya Kyuhyun dengan wajah serius pada penyelidik.

"Seorang staf kebersihan yang memiliki shift pagi. Ia mengaku selalu membersihkan ruang Direktur Lee setiap pagi di jam yang sama," jelas sang penyelidik.

"Penyebab kematian?" tanya Kyuhyun lagi.

"Pendarahan hingga mati," sahut sang penyelidik lagi.

"Perkiraan waktu kematian?" Tanya changmin sambil sesekali mengecek lokasi pembunuhan.

"Eh.. Dilihat dari Rigor Mortis, Korban diperkirakan meninggal pukul 2 pagi," jelas sang penyelidik lugas.

"Dan saat di temukan... ruangan ini –terkunci sempurna," lanjut sang penyelidik tanpa diminta.

"Kami tahu, kami akan berusaha memecahkannya," Ucap Changmin sambil memberikan senyuman ramahnya yang refleks mendapat tamparan di kepala belakang oleh Kyuhyun.

"Sakit, Kyu!" protes Changmin mengelus kepalanya yang terasa nyeri.

Kyuhyun hanya membuang mukanya dan berjalan keluar dari ruang tempat pembunuhan itu berlangsung.

"Aku sudah lihat kondisi korban tadi," bisik Changmin setelah berhasil menyusul Kyuhyun yang masih berjalan cepat.

"Pendarahan itu akibat pemutusan karotis ole benda tajam. Jika kulihat bekas lukanya... mungkin senjatanya hanya sebuah pisau dapur biasa," jelas Changmin dengan wajah tampak berpikir.

"Eh? Yakin? Tapi –senjata sesederhana itu..." ucap Kyuhyun tertahan.

"Ya, harusnya korban menerima lebih banyak luka hingga meninggal. Tapi, korban hanya menerima satu luka," lanjut Changmin melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Korban tampak seperti tidak melawan. Apa inti dari kasus kali ini adalah motif?" jelas Kyuhyun melirik Changmin kecil.

"Entahlah? Kenapa aku yang harus berpikir? Kau 'kan otaknya," sahut Changmin acuh dan berjalan mendahului Kyuhyun.

"Huh! Pemalas, otakmu bisa tumpul, tahu!" seru Kyuhyun meneriakki Changmin yang semakin menjauh.

"Bawel!" sahut Changmin tak mau kalah dan menghilang di sebuah tikungan.

"Hahh... pergi lagi. Dasar anjing liar, pergi seenaknya begitu," keluh Kyuhyun menghela napas lelah.

Kyuhyun berjalan di sepanjang trotoar kota yang sepi. Jam-jam ini saat-saat dimana orang-orang sibuk bekerja –tentu saja jalanan kota tampak lenggang. Kyuhyun memasuki sebuah garden cafe terdekat dan memesan sebuah kopi di sana. Sebaknya dia membuat dirinya rileks sebelum mulai berpikir pemecahan kasus yang dihadapinya ini.

Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, ia pun mendudukkan dirinya di spot terbagus di cafe tersebut dan mulai berpikir...

'Ruang tertutup, ya? Memang raja dari segala trik pembunuhan. Pertama aku harus menemukan trik pembunuhan ini dahulu,'

'Hng... korban diperkirakan meninggal pukul 2 pagi. Terlalu larut untuk seorang direktur untuk tetap di tempat kerjanya. Aneh. Sebaiknya aku minta Minnie menyelidiki kebiasaan sehari-hari Direktur Lee,'

Kyuhyun pun segera merogoh kantung celananya dan menenarik ponselnya keluar. Ia men-dial angka 1 yang akan membuatnya langsung terhubung oleh Changmin.

"Ada apa?" sahut Changmin langsung tanpa basa-basi saat ia mengangkat penggilan dari Kyuhyun.

"Minnie, aku ingin kau menyelidiki kebiasaan sehari-hari Direktur Lee. Jangan lewatkan kebiasaan sekecil apapun, ingat itu!" ucap Kyuhyun rendah.

"Oke, Oke!" sahut Changmin dan segera memutuskan hubungan ponsel mereka.


Hari sudah semakin gelap –Changmin dan juga Kyuhyun sudah berada di apartemen yang mereka sewa berdua sejak beberapa menit yang lalu. Meski sedang ada kasus –istirahat tetap sesuatu yang penting, bukan?

"Jadi –apa yang kau dapat?" tanya Kyuhyun memulai pembicaraan.

"Oh, ini –aku diberikan macam-macam makanan oleh noona-noona yang bekerja di sana," sahut Changmin sambil tetap sibuk membuka bungkusan yang ia teria di kantor Dorektur Lee tadi saat menanyai para karyawan tentang kebiasaan Direktur mereka.

Kyuhyun sendiri hanya diam dengan senyum kesal di wajahnya, "Jangan main-main! Berapa Noona yang kau goda hari ini, huh?!" bentak Kyuhyun ikut melenceng dari pembicaraan.

"Huh? Kau kenapa sih? Cemburu?" goda Changmin tertawa kecil.

Kyuhyun yang mendapat pertanyaan begitu hanya bisa diam membisu dengan wajah memerah. Ia memang tak pernah suka jika partnernya –yang ia akui tampan- itu mendekaati ataupun di dekati oleh siapapun meski hal itu dilakukan untuk penyelidikan kasus mereka. Ia sendiri tak sadar sejak kapan rasa posesif itu membelenggu hatinya. Yang ia tahu –ia merasa cemburu sekarang.

"Bodoh! Aku hanya takut kau kena karma karena mempermainkan noona-noona itu," sangkal Kyuhyun membuang mukanya.

"Tenang saja –evil sepertiku mana mungkin dapat hukuman Tuhan," sahut Changmin lagi mulai menelan kimchi pemberian salah satu staf Lee corp. tadi.

"Sudahlah, cepat jelaskan apa yang kau dapatkan hari ini," lanjut Kyuhyun duduk di hadapan Changmin.

"Direktur Lee sepertinya adalah sosok yang teliti dan perfeksionis. Ia juga dikenal sebagai atasan yang peduli. Meskipun beliau sudah menduduki posisi yang tinggi, beliau tidak pernah pulang sebelum para bawahannya pulang," jelas Changmin dengan mulut penuh makanan.

"Hng... kebiasaan aneh yang bisa dijadikan celah oleh pembunuh. Lanjutkan," perintah Kyuhyun lagi.

"Beliau biasa pulang sekitar jam sepuluh malam hingga tengah malam. Oh ya, selama menunggu para bawahannya pulang –Direktur biasa menyetel lagu keras-keras dan membuat sendiri kopi untuk dirinya untuk mengusir kantuknya," ucap Changmin menyelesaikan penjelasannya.

"Kopi... musik? Terdengar biasa saja," gumam Kyuhyun kecewa.

"Hei, jangan meremehkan sebuah bunyi –bodoh! Bunyi itu punya kekuatan yang besar, lho!" protes Changmin dan mulai menyibukkan dirinya lagi dengan makanan.

'Eh? Kekuatan besar... bunyi?'

'Tunggu! Kopi... Musik... ruang tertutup... tanpa perlawanan...'

"Ah!" pekik Kyuhyun tiba-tiba.

"Wow! Sudah kebongkar ya, kasus nya?" ucap Changmin tersenyum kecil.

"Minnie, hubungi kepolisian yang menangani kasus ini. Kita tangkap pelakunya hari ini,"

...

...

TBC

...

...

Ini persembahan Tendou-sunbae untuk kalian para readers~ Tolong review ya~ XDD

Sign: Gaku & Tendou S.