Sebelumnya~

.

" Don't mess up with them, man! It's kind of rule in this school!" Tambah Hyukjae saat dia melihat Kyuhyun yang seperti sedang berfikir keras. Donghae mengangguk dan menyetujui Hyukjae dan setelah menyedot habis susu vanillanya, Donghae menambahkan, "I'm sure you won't ever want them to mess up with you, just trust me this time!"

Kyuhyun ingin sekali tertawa keras saat itu juga. Namun karena Kyuhyun sangat menyukai sopan santun, maka dia hanya tersenyum dan mengangguk mendengar nasehat Donghae dan Hyukjae.

But guys, rules are made to be broken, yes?

.

.

.

Chapter 3

.

Dan disinilah Kyuhyun berdiri, dibalik sebuah pilar besar yang menopang atap bangunan utama perpustakaan Kyunghee Highschool. Sudah lebih dari lima belas menit Kyuhyun berdiam diri disana. Hampir tidak bergerak sama sekali, kakinya sudah mulai terasa kesemutan dengan posisi tubuh yang kurang nyaman saat ini.

Tapi Kyuhyun tidak bisa menyerah secepat ini. Semua ini dia lakukan karena akhirnya dia memutuskan untuk melakukan hal yang sudah sejak awa dilakukannya. Setelah menyepi didalam apartemenya selama hampir sehari penuh tanpa melakukan apapun, akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk tetap menjadi Kyuhyun yang dikenal orang banyak.

Selama hampir tiga tahun dia bersenang-senang dengan hubungan orang lain, tidak pernah sekalipun dia berurusan dengan hubungan yang special seperti hubungan Sungmin dan Ryeowook. Mungkin kali ini akan sedikit berbeda dari biasanya. Tahap pendekatan yang digunakan oleh Kyuhyun juga harus berbeda. Dan karena Kyuhyun sudah terlanjur meninggalkan kesan yang kurang baik pada keduanya, akan lebih sulit untuk mendekati Ryeowook dan Sungmin.

Jadi Kyuhyun memilih untuk menginvestigasi terlebih dahulu kedua orang yang akan menjadi targetnya selanjutnya. Dengan mata yang tajam, Kyuhyun berusaha untuk memahami bagaimana hubungan yang terjalin diantara pasangan itu –ini adalah langkah pertama yang selalu dilakukan oleh Kyuhyun sebelum memulai aksinya-.

Mengetahui siapa yang lebih dominan dalam sebuah hubungan itu adalah hal yang penting, karena dari hal ini kau bisa melihat pendapat dan pemikiran siapa yang lebih diuntungkan dalam hubungan tersebut. Biasanya, dalam lima menit pertama pengamatan Kyuhyun bisa mengetahui siapa yang lebih dominan, namun sudah hampir lima belas menit Kyuhyun disini dia masih belum bisa menyimpulkan.

Dari tempat Kyuhyun berdiri disni, dia bisa melihat bagaimana Ryeowook tersenyum malu kearah Sungmin yang sedang membisikan sesuatu ditelinganya. Kyuhyun bisa melihat bahwa pria yang hari ini berambut merah muda itu sedang berusaha menahan tawanya agar tidak keluar, bahkan dari jarak sejauh ini Kyuhyun bisa melihat wajah Ryeowook yang memerah.

Sementara Sungmin nampak sangat senang melihat ekspresi wajah pria disebelahnya. Dengan kedua tangan yang terlipat di dadanya, Sungmin memperhatikan pria disebelahnya dengan senyum yang... entahlah, Kyuhyun tidak dapat menjelaskannya dengan kata.

Seperti campuran antara puas dan merasa lengkap disaat yang bersamaan. Pada saat seperti ini, Kyuhyun akan berpendapat bahwa Sungmin lah yang memegang kendali pada hubugan keduanya. Namun detik berikutnya, ketika tiba-tiba saja Sungmin mengerucutkan bibirnya kearah Ryeowook sambil menatap mata Ryeowook dengan tatapan yang bisa dibilang menggemaskan, Kyuhyun tidak yakin bahwa pria pirang itu yang dominan.

Menghela nafas lelah, Kyuhyun meletakkan kedua tangannya dipelipis kemudian memijatnya sejenak. Tiba-tiba saja Kyuhyun sakit kepala. Mungkin Hyukjae dan Donghae benar untuk tidak mencari perkara dengan kedua orang itu, karena belum juga Kyuhyun memulai rencananya, dia sudah merasakan sakit di kepalanya. Apakah mungkin Sungmin dan Ryeowook memiliki ilmu vodoo?

Kyuhyun, kau sepertinya butuh istirahat hari ini, gumamnya dalam hati. Dan dengan berat hati akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk kembali ke apartemennya dan langsung bertemu dengan tempat tidur kesayangannya.

.

.

Suara alarm yang berasal dari jam becker kecil berwarna hitam pekat membuat ruangan dengan nuansa minimalis itu menjadi sedikit lebih meriah dari biasanya. Letaknya yang berada diatas meja kayu tepat disebelah sebuah tempat tidur berukuran Kingsize membuat benda berbentuk kotak dengan ukurang tujuh kali tujuh centimeter itu mudah dijangkau oleh orang yang tidak setuju dengan suara teriakannya pada pagi hari yang dingin ini.

Dengan wajah yang masih berada dibawah bantal bulu angsa berwarna putih, tangan kanannya berusaha mencari sumber suara yang membuat paginya mendadak berantakan. Setelah berhasil menemukan benda yang paling dibencinya dipagi hari itu, buru-buru Kyuhyun menekan tombol kecil dibagian atasnya untuk menghentikan suara yang merusak telinganya.

Kyuhyun bukan orang yang gemar bangun pagi. Namun karena statusnya masih seorang murid yang mengharuskannya bangun lebih pagi agar tidak terlambat pada jam pelajaran pertama. Ingin sekali dia memaki kakak perempuannya karena berhasil menyakinkan ayahnya agar mengirimnya kesekolah yang tidak terkenal dan sangat jauh dari apartemennya.

Terkutuklah untuk orang-orang yang dengan senang hatinya menyita mobil kesayanganya hingga kini Kyuhyun harus bangun lebih pagi agar tidak ketinggalan bus yang akan mengantarkannya kesekolah. Arrgggghhh! Kyuhyun membenci pagi hari. Kenapa dia harus melalui hal merepotkan seperti ini?!

Setelah berdiam diri dan mengumpulkan kembali tenaga yang dia habiskan untuk tidur, Kyuhyun akhirnya memutuskan untuk mandi dan membersihkan sisa-sisa hibernasinya malam tadi. Menggaruk rambutnya yang tidak gatal, Kyuhyun berhenti sejenak di depan sebuah cermin setengah badan didalam kamar mandinya.

Dalam cermin itu Kyuhyun bisa melihat pantulan dirinya sendiri yang sangat menyeramkan. Rambut cokelat hitamnya berantakan dan sama sekali tidak tertata, kedua matanya masih merah efek dari bermain starcraft hingga jam tiga pagi tadi, dan lingkaran hitam dibawah matanya benar-benar tidak membantunya untuk menyamarkan merah matanya.

Saat sedang mencoba untuk menata sedikit rambutnya, tiba-tiba saja Kyuhyun teringat akan sesuatu. Hari ini dia harus berangkat lebih pagi dari biasanya, karena malam tadi Kyuhyun sudah membuat keputusan –yang menurutnya- paling penting dalam hidupnya. Karena hal ini akan sangat mempengaruhi kredibilitas-nya.

Dan tanpa pikir panjang lagi, Kyuhyun langsung membersihkan tubuhnya dan tidak peduli bahwa biasanya dia menghabiskan waktu lama di kamar mandi hanya untuk memutuskan sebagian besar keputusan tentang hidupnya didalam ruangan berukuran dua kali dua meter ini.

Setelah mengenakan seragam musim dinginnya, pria dengan rambut cokelat hitam itu kini bergegas menuju sekolah. Tentu saja setelah memastikan bahwa sarung tangan berbahan wool dan sebuah beannie sudah sukses berada didalam ransel hitamnya, takut jika rasa dingin sedang tidak berpihak pada tubuhnya.

.

.

"Mau apa kau?" Adalah kata pertama yang didengar oleh Kyuhyun ketika pagi ini dia sudah menempati tempat duduknya satu jam lebih awal. Namun sepertinya hal itu tidak membuat teman sebangkunya senang karena Kyuhyun bisa melihat dengan jelas ekspresi kesal yang terlukis jelas di wajah Sungmin.

"Menyelamatkan tempat duduk ku?"Jawab Kyuhyun dengan nada yang sedikit menggantung. Melihat kedua alis Sungmin saling menyatu dan kerutan didahinya, Kyuhyun yakin bahwa hari ini Sungmin sengaja datang pagi hari untuk menyelamatkan kursi Ryeowook. Tapi tidak, Kyuhyun sudah mendengar langsung rencana mereka ini. Dan Cho Kyuhyun tidak pernah kalah. Apa yang Cho Kyuhyun mau Cho Kyuhyun dapatkan.

Ya, termasuk tempat duduk disebelah Sungmin.

Entah mengapa malam tadi tiba-tiba saja otak Kyuhyun yang genius ini memutar kembali setiap kejadian yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Dan anehnya semua kejadian yang berputar ulang itu membantunya memutuskan tindakan apa yang akan diambilnya untuk mengacaukan hubungan antara Ryeowook dan Sungmin.

Kyuhyun sudah terlanjur mual melihat kedekatan mereka. Jika selama ini mereka pikir tidak ada yang akan memisahkan mereka, maka kali ini mereka salah. Karena kali ini mereka berurusan dengan The Almighty Cho Kyuhyun.

Melipat kedua tangannya didada, Sungmin memandang Kyuhyun dengan tatapan kesal dari sudut matanya. Kyuhyun hanya berharap pria pirang dihadapannya tidak sedang merencanakan berbagai macam cara untuk membunuhnya. Karena menurut kabar burung yang Kyuhyun dapatkan dari Donghae, Sungmin pernah membuat pria lemah itu ketakutan hanya dengan menyebutkan bagaimana cara dia membuat Donghae agar tidak menguntitnya lagi.

Diam-diam Kyuhyun mencoba untuk menahan nafasnya tepat ketika Sungmin memutuskan untuk menghela nafas dan duduk disebelah Kyuhyun. Hebatnya, wajah Sungmin kini sudah kembali seperti semula, tidak ada sisa-sisa rasa kesal atau kerutan yang tertinggal disana.

Dan entah mengapa, justru hal ini membuat Kyuhyun semakin merinding. Hey, tidak ada satu orangpun yang merencanakan pembunuhan secara terang-terangan, bukan?

Tapi tidak! Kyuhyun kau terlalu memikirkan perkataan Hyukjae dan Donghae! Sejak kapan kau jadi memikirkan perkataan orang lain? Omel Kyuhyun pada dirinya sendiri.

"Sepertinya aku tidak bisa meremehkanmu, Kyuhyun-ssi." Kata Sungmin memulai pembicaraan diantara mereka setelah lima menit hening. Awalnya Kyuhyun tidak ingin membalas Sungmin karena biar bagaimanapun Kyuhyun ingin mempertahankan image cool nya dan sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan suara, namun sepertinya keadaan saat ini tidak memungkinkan untuk bersikap seperti biasanya. Toh, yang sedang dihadapinya saat ini tidak biasa.

Kyuhyun menarik nafas perlahan kemudian menghembuskannya sebelum akhirnya memutar duduknya dan menghadap kearah Sungmin yang masih fokus memandang papan tulis kosong dihadapannya.

Dari jarak sedekat ini Kyuhyun dapat melihat sosok Sungmin dari samping. Kulit wajah yang putih nyaris seperti sebuah porselen tanpa luka. Meskipun tahi lalat kecil dipipi kirinya terlihat jelas dari tempat Kyuhyun duduk, tetap saja tidak merubah kenyataan bahwa pria yang sedang dipandangnya ini bisa bilang sempurna.

Dengan rambut pirang yang hampir menutup sebelah matanya, Kyuhyun tetap bisa melihat mata cokelat yang seolah berbinar itu nampak begitu bersinar dan berkaca-kaca. Tulang pipi Sungmin yang sedikit tinggi membuat wajahnya terlihat penuh ketika dia tersenyum. Hidung kecil dan mancung itu benar-benar perpaduan yang sempurna.

Dari semua hal yang sudah Kyuhyun sebutkan, bagian wajah yang sedang Kyuhyun kagumi, bibir Sungmin adalah bagian yang paling mengganggu Kyuhyun sejak pertama kali pria yang lebih pendek darinya ini memperkenalkan diri. Bentuk bibir atasnya yang seperti busur dengan warna merah muda juga kenyataan bahwa bibir itu selalu terlihat basah benar-benar tidak membantu Kyuhyun sama sekali.

Dan saat Sungmin menggigit bibir bawahnya ketika dia sedang gugup benar-benar membuat Kyuhyun mempertanyakan dirinya sendiri. Mungkin sebaiknya dia menurut ketika Siwon mengajaknya untuk sekolah minggu. Setidaknya itu membantu Kyuhyun untuk kembali ke jalan yang benar.

Tapi tunggu dulu, sekarang bukan saatnya memikirkan sepupu dan sekolah minggunya. Saat ini Kyuhyun seharusnya memulai rencana yang sudah dia pikirankan semalaman tadi.

"Sungmin-ssi, sebenarnya aku ingin meminta maaf untuk hal-hal tidak menyenangkan yang kulakukan padamu dan Ryeowook-ssi." Mulai Kyuhyun. Matanya kini terfokus pada sosok Sungmin yang masih terus memandang papan tulis dibagian depan kelas seolah itu adalah benda paling menarik saat ini. "Mungkin saat itu aku sedang terbawa emosi yang tidak perlu. Aku berharap kita bisa berteman, Sungmin-ssi." Tambah Kyuhyun lagi, kemudian menawarkan tangannya untuk berjabat tangan.

Namun, niat baik Kyuhyun –setelah melalui berbagai macam perdebatan dengan ego dan harga dirinya itu- diabaikan begitu saja oleh Sungmin yang malah menunjukan seringai disudut bibirnya. Tahan, Kyuhyun! teriak Kyuhyun dalam hatinya berusaha untuk menenangkan ego-nya agar tidak merasa diremehkan. Butuh pengorbanan untuk mencapai suatu tujuan, setidaknya kata-kata kakaknya itu membantunya untuk merelakan harga dirinya terluka.

Lagi, Sungmin hanya menyeringai sinis mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Kyuhyun. kaget mungkin adalah reaksi pertama yang seharusnya ditunjukan oleh Sungmin, namun kali ini Sungmin tidak menginzinkan sisi polos dirinya itu muncul dan membuatnya terlihat bodoh. Ryeowook selalu bilang jangan pernah mudah percaya pada orang yang belum dikenal dan meskipun waktu sudah berlalu cukup lama sejak pertama kali dia melihat Kyuhyun, pria dengan rambut cokelat gelap itu termasuk ke dalam kategori orang yang belum dikenal.

Jadi, dengan rasa percaya diri yang sedikit berlebihan, Sungmin mengalihkan pandangannya dari papan tulis membosankan itu untuk menatap Kyuhyun tepat pada manik mata hitamnya. Sekilas tadi Sungmin bisa melihat pupil mata pria yang duduk disebelahnya ini membesar sesaat kemudian menjadi normal saat matanya terbiasa dengan mata Sungmin.

"Aku tidak akan masuk dalam perangkapmu, Kyuhyun-ssi." Mulai Sungmin. Tangan kanan yang sedari tadi dia simpan disaku celananya, kini Sungmin letakkan diatas meja kayu cokelat dihadapannya kemudian dengan bertumpu pada siku lengannya, dia kini menopang pelipisnya dengan telunjuk kanan. Sementara matanya masih menatap Kyuhyun tajam.

"Kau begitu terkenal disini, jadi sedikit banyak aku mengetahui siapa sebenarnya dirimu. Tapi tenang saja, karena aku sedang berbaik hati hari ini aku menerima permintaan maafmu." Tambah Sungmin. Masih dengan posisi yang sama.

Sementara Kyuhyun –yang saat ini sedang melemparkan sumpah serapah pada pria dihadapannya di dalam kepalanya- membalas dengan senyum yang sama. Dan dengan wajah yang tenang juga senyum sinis andalannya, Kyuhyun berusaha untuk menenangkan dirinya sebelum akhirnya meniru posisi Sungmin dengan tubuh bagian kirinya hingga kini keduanya saling berhadapan seperti sebuah cermin.

"Aku anggap ucapanmu barusan sebagai peryataan bahwa kita berteman sekarang." Balas Kyuhyun lebih seperti peryataan daripada pertanyaan. Sungmin hanya menaikan sebelah alisnya kemudian kembali pada posisi duduk sempurna karena satu per satu teman sekelas mereka sudah mulai berdatangan.

Matanya terfokus pada Ryeowook yang melambaikan tangan kearahnya dan Sungmin membalasnya dengan senyum yang –menurut Kyuhyun- hanya Sungmin tunjukan pada Ryeowook seorang. Entah mengapa tiba-tiba saja ada perasaan iri yang masuk begitu saja dalam fikiran Kyuhyun. "Kita lihat saja nanti." Kata Sungmin dengan nada datar.

Dan ketika bel tanda pelajaran pertama sudah terdengar diseluruh sudut sekolah, Kyuhyun diam-diam tersenyum tipis. Sepertinya ini akan mulai menyenangkan, pikirnya sambil mengeluarkan buku pelajarannya saat Profesor Jung masuk kelas.

.

.

.

Kyuhyun tersenyum lebar hingga gigi depannya berbaris sempurna terlihat dengan jelas. Tubuhnya terasa relax ketika dia bersandar pada kursi besi dibelakang punggungnya. Sementara tangan kanannya kini sibuk menusukan sedotan kedalam kotak susu cokelat yang biasa dia beli pada saat makan siang. Karena sepotong sandwich sederhana tidak akan membantu perutnya bertahan hingga pelajaran hari ini selesai.

Sementara itu dihadapannya, Kyuhyun bisa melihat Sungmin berusaha untuk mengalihkan perhatian Ryeowook yang sibuk melemparkan pandangan sinisnya pada Kyuhyun. Pria itu sama sekali tidak menyentuh makan siangnya meskipun Sungmin sudah berusaha dengan susah payah untuk memaksanya makan.

Kyuhyun bisa mengerti maksud dari pandangan yang dilemparkan pria kurus itu kepadanya. Lagipula, tidak ada satu orangpun yang suka jika ada orang lain yang dengan terang-terangan mencoba untuk menggoda kekasihmu, bukan?

Tapi Kyuhyun tidak peduli. Saat ini Kyuhyun tidak lagi bermain dengan cara halus, jika bermain dengan pasangan ini, Kyuhyun yakin bermain secara terang-terangan akan terasa lebih menyenangkan. Dan hal yang membuatnya tersenyum lebar saat ini adalah kenyataan bahwa bukan hanya dirinya yang bermain bersih dengan pasangan ini. Ternyata Kyuhyun mempunyai saingan untuk merebut perhatian Sungmin selain Ryeowook. Ya, orang itu adalah Choi Sooyoung.

"Hapus senyum menyebalkan itu dari wajahmu sebelum aku yang menghapusnya dengan tanganku!" Desis Sooyoung yang kini duduk tepat disebelahnya. Kentara sekali tidak senang ekspresi yang ditunjukan oleh Kyuhyun. Sambil menyedot susu cokelatnya perlahan, Kyuhyun membalas Sooyoung pelan. "Aku ingin melihat kau mencobanya."

Sooyoung baru saja ingin membalasnya ketika tiba-tiba saja Ryeowook berdiri dan meletakkan kedua tangannya pada pinggang mungilnya. Oh, ini semakin menyenangkan! Sorak Kyuhyun dalam hatinya. Diam-diam dia menantikan hal apa yang akan dikatakan oleh Ryeowook padanya.

"Kau tidak perlu menantikannya dari wanita cantik disana Cho! Karena aku yang akan menghapus senyum menyebalkan itu dengan tanganku sendiri!" Potong Ryeowook. Masih dari tempat duduknya dan posisinya yang sama, Kyuhyun mengalihkan pandangannya dari Sooyoung dan fokus menatap Ryeowook yang gemetar menahan kesal.

"Baiklah, Kim Ryeowook-sii, aku akan senang melihatmu mencobanya." Jawab Kyuhyun tenang. Lagi-lagi dia menyedot susu cokelatnya dengan santai seolah dia tidak sedang diperhatikan oleh berpuluh pasang mata yang ada di cafetaria ini.

Kyuhyun bisa melihat Sungmin nyaris memutar matanya sebelum dia berdiri untuk menahan Ryeowook yang hampir saja berlari dan menerjang Kyuhyun dengan garpu ditangannya sebelum akhirnya memeluk tubuh pria yang sedikit lebih kecil darinya itu. "Kau tahu dia sedang berusaha membuatmu kesal, Wookie-ah. Sebaiknya kita pergi dari sini, sebentar lagi pelajaran kelima akan segera dimulai."

"Baiklah!" Jawab Ryeowook setelah sebelumnya menghirup nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Berusaha untuk menenangkan hatinya yang sedang kesal. Sedetik kemudian Ryeowook berputar dan berjalan keluar cafetaria.

"Kau, Kyuhyun-ssi. Sebaiknya kau tidak mengganggu kami lagi!" kata Sungmin galak sebelum akhirnya mengikuti langkah Ryeowook yang sudah kian menjauh. Namun Kyuhyun adalah Kyuhyun dan kalimat terakhir dalam sebuah perdebatan harus keluar dari mulutnya. "Baiklah, kalau begitu aku hanya akan mengganggumu, Sungmin-ah!" Teriak Kyuhyun. Cukup kencang dan membuat hampir separuh orang yang berada ditempat ini mendengarnya.

Kyuhyun tidak peduli dengan orang-orang itu, yang paling penting adalah Sungmin menoleh kearahnya dengan kedua alis bertaut sempurna sebelum akhirnya berlari menyusul Ryeowook yang sudah menghilang dibalik pintu kayu itu. Well, setidaknya Sungmin mendengar kata-katanya.

Dan sebelum waktu makan siangnya habis, Kyuhyun menyedot habis susu cokelatnya hingga menimbulkan bunyi berisik. Tidak sadar bahwa Sooyoung memandangnya sinis dan jika dia tidak ingat bahwa dia sedang berada ditengah orang banyak, mungkin gadis itu sudah meletakan kedua tangannya dileher Kyuhyun dan menekannya hingga pria itu kehabisan nafas.

"Jangan memandangku seperti itu, setidaknya aku membantumu sedikit untuk memisahkan Ryeowook dari Sungmin, bukan?" kata Kyuhyun datar. Matanya masih terfokus pada kotak susunya yang kini sudah mulai kehabisan udara.

"Aku bisa melakukannya sendiri tanpa bantuanmu!" respon Sooyoung singkat sambil mengibaskan rambutnya angkuh. Kyuhyun hanya tersenyum sinis kemudian berdiri dari tempat duduknya.

"Baiklah, kita akan melihat siapa yang akan tertawa diakhir cerita ini. Aku, kau atau Ryeowook. Dan sekedar informasi untukmu, Cho Kyuhyun tidak pernah kalah." Tutup Kyuhyun dan dengan kedua tangan yang dia masukan kedalam saku celananya, Kyuhyun berjalan kembali menuju kelas meninggalkan Sooyoung yang masih memandangnya kesal dari tempat duduknya.

.

.

.

A.n :

1. Mudah-mudahan masih ada yang ingat dengan cerita ini. XD

2. Writer's block itu menyebalkan!

3. Maaf karena jarang update X(

4. Zen, Dhee dan Rachael mohon maaf ya karena udah cukup lama bikin akun ini terbengkalai. Mudah-mudahan bulan depan kami sudah bisa aktif lagi disini. Semoga readers sekalian masih mau dukung kami bertiga ^_^