Kris menghela napas pelan, sementara bisa dirasakannya tiga orang disekitarnya menatap dia dengan prihatin. Menatapnya seakan dia ikan yang menggelepar-gelepar di atas pasir panas, atau mungkin lebih parah dari itu.
Sebulan lebih dia tak lagi merasakan kenyamanan menghirup oksigen, sebulan lebih keputusasaannya dicoba berulang kali. Sebulan lebih, semenjak Tao mengakhiri hubungan mereka. Berkali-kali dia hampir menyerah, terlalu lelah. Dan berkali itu pula hatinya berkata bahwa dia bisa melakukannya, meyakinkan Tao dan membawa kembali namja panda itu ke dalam pelukannya.
The Time
Genre : Romance , Drama, Fantasy
Rate : Mature
Cast : All EXO Member
Pairing : KrisTao, KrisLay, Etc.
Warning : Abal, geje, aneh, Ooc, Typos, Author baru yang ga ngerti banyak hal, dan paket lain yang membuat fic ini jauh dari kata sempurna.
Disclaimer : EXO milik SME, Karakter milik diri mereka sendiri, Lhyn hanya pinjem nama untuk fiksi dari imajinasi Lhyn tanpa bermaksud mengambil keuntungan materi dalam bentuk apapun. Not alowed to bashing the cast or other, please! DON'T LIKE DON'T READ!
.
EXO.
Dua belas namja yang memiliki 'kemampuan' lebih. Seorang profesor yang bekerja pada sebuah agen rahasia Korea Selatan-lah yang menciptakan mereka. Mereka dipungut dari jalanan dari berbagai daerah berbeda. Dibesarkan dalam sebuah tabung kaca khusus, hingga di suatu hari mereka keluar dengan kemampuan khusus yang mereka miliki.
Mereka tak tahu dan tak ada yang tahu untuk apa mereka diciptakan. Yang mereka tahu hanyalah mereka harus berlatih setiap hari untuk mengasah kemampuan itu. Dan selebihnya, mereka hanya remaja normal. Sekolah, bergaul, bahkan bercinta. Meski untuk urusan yang terakhir... mereka tak bisa dibilang normal.
Seperti ada ketertarikan diantara mereka. Seperti telah ditakdirkan mengalir dalah darah mereka bahwa satu hati diantara mereka akan mengikat satu hati yang lain. Hanya saja, tak semuanya berupa A mencintai B dan B balas mencintai A. Ada beberapa kasus yang cukup rumit. Dan sayangnya, Kris harus menjadi bagian dari kerumitan itu.
Dia mencintai Tao. Sangat. Tapi sayangnya, dia tak bisa menghindari debaran aneh setiap kali Lay menyembuhkan lukanya seusai latihan.
Kris memiliki elemen Naga dalam tubuhnya. Napasnya bisa menjadi api, jentikan jarinya bisa menjadi api, bahkan pandangan matanya pun bisa menjadi api. Dan semua orang tahu sifat api yang akan membakar apa saja. Kris tak hanya harus melatih kekuatannya, namun juga emosinya. Karena kalau tidak... dia akan menemukan semua disekelilingnya hangus terbakar.
Atau bila beruntung... dia cukup membakar tubuhnya sendiri dan pada saat seperti itulah dia tak bisa menghindari Lay. Si pemilik elemen Unicorn yang menyembuhkan.
Seharusnya dia bisa bersikap bijaksana. Seharusnya dia cukup mampu meyakinkan hatinya bahwa Taolah satu-satunya. Bukankah dia yang dulu merayu namja Pengendali Waktu itu? Ya... dulu, dialah yang berlutut di kaki Tao demi meminta namja Panda itu mau menerima hatinya.
"Ayo Kris ge, yang lain sudah menunggu," seruan Baekhyun menyadarkan Kris dari lamunannya, dia tersenyum singkat pada namja yang masih mengibas-ibaskan tangannya itu, berusaha memadamkan cahaya yang masih berpendar pelan dari kulitnya.
Hari ini, sekali lagi Tao menghindarinya.
Sehun menekankan telapak tangannya ke layar pemindai selama sedetik dan pintu baja itu terbuka perlahan, menampakkan lorong sepi yang begitu panjang. Tempat latihan mereka memanglah bukan tempat sembarangan. Merupakan salah satu kabin besar yang berada di markas militer Korea Selatan, di lantai tujuh, dibagian yang tak seorang pun tahu untuk apa.
Kris berjalan di belakang Sehun dan Luhan yang tampak asik bermain-main, Sehun mencoba membuat pusaran-pusaran angin kecil di telapak tangannya dan itu membuan Luhat tertawa tertahan.
Kris menatap Baekhyun yang masih saja mengibaskan tangannya. Kalau tadi yang kanan sekarang yang kiri. Pribatin dengan Dongsaengnya yang bisa saja mengalami kram pergelangan tangan, Kris menghentikan langkah namja itu.
"Fokuslah," ujarnya seraya menekan kedua pelipis namja itu. Baekhyun menurut dan memfokuskan pikirannya, dan dalam sekejap saja cahaya itu padam dari tangannya.
"Gomawo Gege," ujar Baekhyun dan keduanyapun kembali berjalan, menyusul Sehun dan Luhan yang tengah memasuki lift.
.
Keadaan dalam Van bukanlah hal baru baginya, tapi melihat Tao yang sekali lagi memilih duduk dibagian belakang Van dan menatap kejendela membuat dadanya tak alang berdenyut sakit. Dulu, lebih dari sebulan yang lalu, namja panda itu tidak akan masuk Van sebelum dia masuk, membuatnya selalu berada di dekat Kris dan menyandarkan kepalanya yang lelah di bahunya.
Ada kursi kosong di sana, di antara Tao dan Chanyeol, tapi itu bukan kursinya, kursi itu milik—
"Duduklah disana Ge, Van akan segela jalan."
Kris menatap Baekhyun sendu, namja yang baru saja memberikan kursinya untuk Kris itu tersenyum lembut. Kris masuk dan mendudukkan dirinya dengan pelan di samping Tao.
Sejurus kemudian Van mulai melaju, membawa mereka kembali kerumah dimana mereka hidup sebagai remaja normal.
Tao tengah tenggelam dalam dunianya sendiri. Kris tahu, meski ada handset yang menempel di telinganya tapi tak ada musik yang mengalun dari sana. Kebiasaan Tao, saat namja itu ingin jatuh dalam lamunannya sendiri.
Suasana Van sepi, semuanya tampak kelelahan setelah latihan yang tidak ringan. Kris mencoba menggerakkan tangannya pelan, meraih tangan namja berkulit pucat itu dan menggenggamnya erat.
"Lepaskan Ge," Tao berujar tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela Van.
Kris diam, sama sekali tak berniat melepaskan tangan itu hingga... sedetik... dia merasakan waktu berhenti dan detik berikutnya, tangan itu telah lenyap dari genggamannya.
Selalu saja... seperti itu.
Namja itu punya sejuta kali waktu yang lebih banyak dari siapapun di dunia ini. Kris tak pernah tahu, apa yang terjadi selama sedetik yang dihentikan oleh si pengendali waktu itu.
Dulu Kris pernah bersyukur bahwa kemampuan yang dimiliki oleh namja itu adalah elemen waktu. Sehingga tak ada api yang akan membakar kulitnya, tak ada angin yang akan merobek kulitnya, tak ada es yang akan membekukan dirinya ataupun listrik yang akan menyengatnya bila dia tak fokus.
Karena saat itu dia lupa... bahwa waktu... adalah sahabat kebenaran. Dia lupa... hingga lebih dari sebulan yang lalu Tao mengingatkannya.
"Aku baru saja kembali... dari waktu tujuh Oktober lalu... kenapa Gege melakukannya? Kenapa Gege melakukan itu? Aku tahu ada yang salah saat kalian tak kunjung pulang, Aku tahu ada yang salah saat Lay gege terlalu lama menyembuhkan luka Sehun. Karena dia terlalu lelah menyembuhkan lukanya sendiri, karena menyembuhkan luka sendiri jauh lebih sulit dari menyembuhkan luka orang lain. Kalian... menjijikkan!"
Kris masih ingat bagaimana sedetik yang terhenti dan Tao telah lenyap dari hadapannya saat itu. Sedetik... hanya sedetik vonis yang Tao jatuhkan padanya. Hanya sedetik dan dia tak mampu lagi mengejarnya.
_TBC_
Adakah yang berminat? Rifyu ditunggu.
Keep or Delete?