HOPE YOU LIKE THIS JOUNEY !

Rated : M -Indonesian-

Pairing : Sasuke U.& Hinata H. (4EVER)

Disclaimer : Om Masashi Kishimoto

Warning: Typo(s), OOC, dll. Pokoknya jauh dari kata Sempurna deh.

Don't Like, Don't Read

Happy Reading,

Chapter 7 bagian II

Sasuke mengangkat pistolnya sejajar dengan telinga kirinya dan perlahan keluar ruangan yang tadi ia membebaskan Hinata dari Deidara. Terasa aneh baginya karena di tempat itu terasa sepi 'Kemana perginya suara langkah kaki yang tadi terdengar?' begitu batinnya. Ada perasaan tidak enak dengan keadaan yang terlalu damai seperti itu 'Apa Naruto dan Shikamaru tertangkap?' membayangkan kejadian terburuk yang mungkin di alami kedua temannya itu membuatnya sedikit menyesal tadi terlalu lama bersenang-senang dengan Hinata walau tidak sepenuhnya. Tapi kembali lagi ia mengingat siapa kedua temannya itu membuatnya sedikit lega. Bagaimana pun kedua temannya itu bukanlah orang yang mudah di kalahklan. Sasuke masih berjalan berhati-hati sesuai permintaan Hinata tadi. Saat sedang berjalan melewati ruangan-ruangan yang berjejer di lorong itu saat sudah sebentar lagi ia menemukan pintu keluar dan berlagak seperti tidak terjadi apa-apa….

"Oiiiii, Mereka di sini."

Dorrrrrr

"Ch, Sial."

Dengan refleks Sasuke menembak orang yang berteriak tadi. Karena suara bising yang baru saja di ciptakan olehnya dan orang yang di tembaknya, mulai berlarianlah musuh-musuh yang berpakaian hitam itu ke arahnya. Keadaan sunyi yang membuat Sasuke sempat tidak nyaman kini sudah berubah menjadi keadaan ricuh yang tentu saja membuat siapa pun yang mendengarnya tidak tenang.

Bugh

Satu tinju di terima Sasuke dari orang yang ada di belakangnya, dengan cepat Sasuke berbalik dan menendang orang itu, Dughhhh Sasuke berbalik dan menyikut orang yang lain. Duaghhh Sasuke terjatuh karena kakinya di tarik orang yang tadi jatuh karena tendangannya, kembali lagi Sasuke menendangnya dengan sangat kencang. Tumbanglah orang itu merasakan giginya rontok karena tendangan Sasuke. Kembali lagi Sasuke mendapat perlawanan empat orang sekaligus dari arah depannya, dengan sigap Sasuke menangkis tinjuan orang di depannya, di putarnya tangan orang itu ke belakang punggungnya sehingga orang itu tidak mampu bergerak . kini tangan kanan Sasuke yang kosong di gunakannya untuk memegang senjata. Kakinya yang lincah menendang bagian perut, wajah, bahu, atau apa pun yang terkena jangkauannya. Bughhh Duaghhhh Bletakkkkkk Dughhhhh, bermacam usara di ciptakan di pertarungan tersebut. Lalu tiba-tiba ada yang berbicara…

"Kau tidka perlu melawan lagi Sasuke, kedua kawanmu sudah bersama kami. Kau tinggal pilih, bernego dengan kami bersama kedua kawanmu, atau mati di sini di tanganku.?" Kata pria dengan tampang baby facenya yang pasti membuat para gadis bertekuk lutut di hadapannya.

Sasuke kemudian melepaskan tangan laki-laki yang barusan ia patahkan. Kemudian Sasuke berdiri perlahan sambil berpikir bagaimana baiknya. Karena bagaimana pun selalu ada kemungkinan benar atau salah. Apakah pria cantik ini berkata sebenarnya atau bohong.

"Yah, itulah tujuanku ke sini. Mengadakan kesepakatan." Kata Sasuke santai sambil merapihkan pakaiannya.

"Bagus. Dan sebaiknya kau tidak usah membuat keonaran dari awal. Hehe silahkan kita sudah sampai, tuanku ingin bertemu dengan kalian bertiga." Pria baby face itu kemudian mempersilahkan Sasuke keluara lorong itu dan kembali lagi bertemu sang mentari.

"Jangan sentuh aku brengsek." Kata Sasuke pada orang yang mengawalnya berjalan menuju rekannya.

"Hoiiiii Teme…. Ahahaha." Naruto berteriak seperti bertemu kawan lama.

"Dobe baka." Sasuke mengumpat sebal melihat tidakan bodoh sahabatnya.

Sasuke kemudian berdiri berjejer dengan kedua temannya di kapal yang berbeda dengan kapal sebelumnya. Dengan pengertian, kini Sasuke dan Hinata terpisah di kapal yang berbeda.

"Sudah bertemu Hinata?" Naruto menggoda Sasuke.

"Hn." Ciri khas Sasuke.

"Wahhhh hebat. Berapa musuh yang kau tumbangkan?"

"…"

"Ummmm, aku dan Shika hampir menghabisi 50 orang. Sayang Shika terlalu bodoh salah masuk ruangan jadilah kita tertangkap."

Terlihat tanda siku di kening Shikamaru. "Baka. Yang mendorongku siapa coba?" Shikamaru angkat bicara.

"Aku tidak mendorongmu. Aku tersandung tangan mayat itu." Shikamaru hanya menahan kesalnya sambil memejamkan matanya.

"Bagaimana dengan Kakashi?" Tanya Sasuke.

"Ini sedikit melenceng. Tapi aku harap mereka bisa mendapatkan bukti akuratnya walau nanti kita harus mati." Shikamaru berbicara dalam pejam matanya dan silang tangannya di depan dadanya.

"Kau saja, aku tidak mau mati sekarang. " Naruto mencibir.

Tiba-tiba saja mereka yang di dirikan berdekatan dengan pagar kapal hanya di awasi oleh beberapa pasang mata, kini secara perlahan mulai bertambah.

"Banyak sekali. Untung kita tidak sok jagoan tadi. Kakashi aku mohon bawa anak buahmu yang banyak." Naruto berdo'a.

"Perasaanku mulai tidak enak." Sasuke angkat bicara.

Shikamaru perlahan membuka matanya "Whuaaaaa, Banyak sekali. Dari mana mereka datangnya?" Shikamaru yang kemudian memeluk Naruto.

Ya kapal itu jadi penuh orang-orang berpakaian serba hitam. Mulai dari lantai teratas kapal itu sampai dengan lantai dasar yang kini Sasuke, Naruto dan Shikamaru pijak penuh dengan orang-orang berpakaian serba hitam sedang mengawasi mereka.

"97,98,99,100,101,102…. AHHHH banyak sekali." Naruto yang kurang kerjaan menghitung jumlah orangnya.

Tiba-tiba muncullah seorang laki-laki paruh baya dengan menggunakan kursi roda dan seekor ular sanca di pangkuannya . Di ikuti oleh seorang yang Sasuke sempat melihatnya tadi, pria dengan wajah baby facenya. Dan seorang wanita yang membuat Sasuke tercengang, Tsunade sedang mendorong kursi roda laki-laki berambut panjang dengan ular di pangkuannya.

"Tsunade? Sudah ku duga" Lirih Sasuke.

"Kau mengenalnya?" tanya Naruto.

"Hn."

Kemudian ketiga orang itu memasang badan di depan, jauh di depan tiga sekawan SasuNaruShika menempatkan diri berhadapan langsung dengan tiga pemuda itu.

"Haiiii, anak muda. Kita bertemu lagi."

"Hai paman Orochimaru. Bagaimana kabar ularmu?" Tanya Naruto tak penting.

"Hehe. Kalian hebat bisa mempermainkanku sejauh ini. Dan kalian hebat telah memilih tempat ini. Ini memudahkanku." Orochimaru masih memainkan ularnya. "Tidak usah berlama-lama. Berikan kaset rekaman itu."

"Emmm. Kaset apa kami tidak mengerti." Shikamaru mempermainkan kata-kata.

"Cih, masih mempermainkanku. Cepat ambil gadis itu." Suruh Orochimaru kepada anak buahnya. Tidak lama kemudian keluarlah dua orang anak buahnya dengan membawa Hinata dalam keadaan tangan dan kakinya terikat dan di letakkan di ujung pintu kapal yang apabila di tiup saja Hinata akan jatuh ke lautan.

Hinata terkejut melihat siapa yang ada di depan matanya. Tsunade, orang yang ia anggap baik ternyata masuk kelompok ini juga. Dan itu, Orochimaru orang terhormat di negeri ini. Lalu pria pirang di samping Sasuke, bukankah itu pewaris keluarga Uzumaki? Dan yang rambutnya seperti nanas itu, itu kan anaknya ilmuwan dan jutawan Nara Shikaku. Apa sebenarnya yang terjadi? Hinata tak habis pikir.

"Sudah ku duga, kerjamu tidak beres Sasuke." Shikamaru menyesali pekerjaan Sasuke.

Sasuke menatap dingin ke depnnya, wajahnya terlihat tenang seperti tidak terkejut akan pemandangan yang baru saja di lihatnya. Naruto kaget akan hal itu ia berang dengan perlakuan Orochimarau yang menggunakan orang lain dalam hal ini.

"Dia tidak tahu apa-apa. Lepaskan dia." Naruto berteriak kesal.

"Maka dari itu, mari kita buat kesepakatan. Kau berikan rekaman itu padaku dan dia aku lepaskan."

"Apa kau bisa memegang kata-katamu?" Sasuke angkat bicara.

"Tentu saja." Orochimaru mencium ularnya.

"Sebenarnya tanpa rekaman ini pun aku sudah tau kau licik. Pembunuhan Sarutobi sama." Shikamaru mulai mengulur waktu.

'Sarutobi sama? Kepala negara ini 5 tahun lalu. Di bunuh? Bukankah ia meninggal karena serangan jantung?' Batin Hinata.

"Kau yang merencanakannya bukan, membunuhnya di atas pesawat dengan racun super mematikan yang kau letakkan di jus buahnya. Kau buat seolah beliau meninggal karena serangan jantung. Dan kau berharap di angkat sebagai kepala negara. Untung saja kau hanya di angkat sebagai perdana mentri."

"Hummmm, kau cerdas. Bahkan kisah itu tidak ada di rekaman itu bukan? Keturunan Nara. Itulah sebabnya aku tidak memperkerjakan keluarga kalian yang terkenal cerdas itu di kepemerintahan. Kalian teralalu berbahaya." Orochimaru mulai memandang ketiga pemuda itu.

"Huh, dan keluarga kami pun tidak ada yang berminat bekerja dengan orang kotor sepertimu. Kau buat seolah banyak rakyat yang memilihmu, hanya permainanmu dengan tikus-tikusmu di balik layar sana agar suaramu tinggi dan kau tetap menjadi perdana mentri yang penuh sanjungan. Kau buat semua kasus-kasus korupsi yang melibatkan pemerintahan lenyap dengan kau alihkan dengan kasus-kasus teroris yang tentu saja kau yang membuatnya. Sebenarnya tidak ada teroris bukan di negara ini, teroris itu hanya kau yang membuatnya."

"Yupzzz, Kau benar lagi. Lalu apa lagi yang kau tahu tentangku NARA?"

"Cih, kebusukanmu tidak ada yang tidak ku ketahui. Dengan kaset ini, aku berharap bisa memutarnya di persidangan atau televisi agar semua tahu, otak dari pembunuhan Madara uchiha bukanlah Itachi melainkan Kau brengsek. Kau jebak Itachi dalam foto mesra seorang wanita murahan di bar, yang pada saat itu kau juga ada di sana dan berfoto bersama, namun kau hapus foto lainnya. Aku akui rencanamu untuk hal ini sangat bagus, rapih. Namun ada satu kesalahanmu, kau lupa tiap perkumpulan pasti ada penghianat. Dan begitu pun dalam perkumpulanmu, kau… menggunakan pistol yang nomor pelurunya mudah terlacak. Pistol milik seorang di pemerintahan. Hampir saja kasus itu terungkap kau dengan gesit mengucurkan uangmu ke pengadilan dan seisinya. Sehingga bukti-bukti itu tidak lagi terekspose. Kau memang benar-benar Ular."

"Benar semua yang kau ucapkan barusan. Memang aku otak dari pembunuhan itu, aku bisa kan menyingkirkan Itachi yang pada saat itu telah aku ketahui dia penghianat dan akan segera membeberkan asal kekayaanku kepada pengadilan. Jadi dari pada aku kalah start lebih baik aku mencuri start duluan. Bukan begitu Sasuke Uchiha? Aku turut prihatin akan kakakmu Itachi. Hahahahahahaha. Sudah aku tidak punya banyak waktu, karena kau harus segera kembai mengurus rakyatku. . HAHAHAHAHA"

"Bajingan." Naruto mengumpat. "Jaga mulutmu kakek tua, rakyat jidatmu lebar hah? Dasar korup, pembunuh, pemerkosa. Untuk apa kau hidup di dunia hah? Maju sini kalau berani." Naruto mengepalkan tangannya dan mengambil kuda-kuda.

"Apa kau akan melawan pria tua yang tak mampu berjalan sepertiku? Hahahahaha."

"RRRRRRGGGHHHTTT, Bahkan lumpuhnya kakimu hanya untuk alibi kalau kau ikut menjadi korban di dalam tragedi tampomas berisi wanitayang akan kau jual ke Eropa. Bedebah" Naruto benar-benar kesal.

"Tenanglah. Ini akan segera berakhir." Shikamaru berbisik.

"Berikan rekamannya sekarang atau gadis ini aku bunuh….. Aku muak dengan ocehan kalian." Orochimaru kemudian meletakkan ularnya di lantai, kemudian ular itu bergerak ke kiri dari Orochimaru yang di sana ad Hinata. Hinata ketakutan setengah mati melihat ular itu mendekat padanya.

"Hentikan peliharaan menjijikanmu itu. Atau rekaman kongkalikongmu dengan Raikage ini aku hancurkan." Sasuke menggertak.

"Benarkah? Ckckckckc, Tsunade ambil ularku." Kemudian ia letakkan lagi di pangkuannya ular itu. "Cepat aku tidak suka bertele-tele ank muda." Ia menyuruh Sasori mengambil rekaman yang kini sedang Sasuke pegang.

Kemudian Sasori berjalan menuju Sasuke dan mengambil rekamannya dengan mudah dari tangan Sasuke. Sasori berikan lagi kepada Orochimaru bungkusan yang ternyata berisi sebuah kaset. Tanpa Sasori dan Orochimaru ketahui, anak buah mereka sudah mulai berkurang. Anak buah mereka yang tadinya ada di lantai paling atas kini sudah tergantikan oleh unit lain.

"Lepaskan Hinata." Sasuke menagih Orochimaru.

"Hummm, aku dengar Deidara sudah tewas. Sayang sekali dia adalah anak buah kesayanganku setelah Sasori. Itu membuatku tidak rela. Lepaskan gadis itu." Perintah Orochimaru.

Bukannya di lepaskah Hinata kepada tiga pemuda itu, Hinata justru di jatuhkan ke laut lepas.

"Sial, kau urus dulu."

Byurrrrrrrrrr

"Sasuke…" Naruto khawatir.

"Sekarang, habisi mereka semua." Perinatah Orochimaru. "Tsunade bawa aku kembali ke dalam." Namun tidak ada pergerakkan yang di rasakan pada kursi rodamya. "Tsunade…." Orochimaru kemudian menghadap Tsunade di belakngnya.

"Setiap perkumpulan pasti ada penghianat." Dengan manisnya Tsunade berkata demikian dan mengacungkan pistol di kening Orochimaru.

Sasori dengan sigap menerjang Tsunade. Dengan keadaan yang mulai rusuh, datanglah semua pasukan dari Kakashi team.

'Dorrrr Doorrr Doorrrr'

Saling baku tembak antara pasukan Kakashi dengan pasukan Orochimaru. Tsunade masih bertarung dnegan Sasori. Orochimaru yang tidak bisa berjalan masih berada di kursi rodanya dan berusaha meraih anak buahnya yang sudah tewas tertembak di dekatnya untuk mengambil pistolnya. Shikamaru dan Naruto ikut andil dalam pertempuran pistol itu.

'Dorrrrrr'

Orochimaru melepaskan tembakan kearah Tsunade yang tadinya sedang bergulat dengan Sasori. Kini sudah tidak lagi bergulat karena baru saja kepala Sasori tertembus timah panas dari pistol yang di pegang Orochimaru.

"Kau membunuhnya Orochimaru." Tsunade kemudian menidurkan Sasori pelan ke lantai.

"Ti- Tidakkkk….. hikzzz Saso…. Tidakkkk aku tidak membunuhnya. Tidakkkk." Orochimaru meletakkan pistolnya dan mundur-mundur kebelakang. Lalu ia di ringkus oleh anak buah Kakashi.

Tsunade kemudian berlari kearah pinggiran kapal, ia lemparkan sekoci ke tempat Hinata tadi jatuh.

"Bertahanlah Hinata."

-Di dalam Laut-

Byurrrrrr

Sasuke langsung melompat terjun ke laut, bermaksud menolong Hinata. Hinata yang diikat tangan dan kakinya membuatnya tidak bisa berenang, bantuan hanya dari mulutnya ia berusaha bernafas semampunya. Namun keadan ini membuatnya lelah, sehingga kedarannya pun mulai menurun seiring dengan banyaknya air yang masuk ke dalam paru-parunya. Sebelum kesadarannya benar-benar hilang Hinata dengan samar mampu melihat seseorang yang berenang ke arahnya, ia sangat berharap itu Sasuke.

"Shashukeh."

Blubuk blubuk

Hinata pingsan di dalam air.

Sasuke berhasil merengkuh badan mungil Hinata, dan membawanya naik ke permukaan.

'Bertahanlah Hinata' batin Sasuke, ia takut melihat Hinata yang terpejam dan tenang seperti ini.

Ia percepat gerakannya agar segera mencapai kepermukaan. Setelah berusha cukup keras akhirnya Sasuke berhasil membawa Hinata ke permukaan dan menaruhnya di sekoci yang tadi Tsunade lemparkan tanpa sepengetahuannya.

"Hinata bangunlah." Sasuke memberikan nafas buatan untuk Hinata dan memompa dada Hinata agar airnya keluar.

"Hinata aku mohon." Emphhhh Sasuke berusaha sekali lagi memberikan nafas buatan.

" Hinata, sadarlah. Hosh hosh humphhh" terus berulang Sasuke lakukan sampai…

'uhuk uhuk uhuk' Hinata memuntahkan banyak air dari mulutnya.

"Hinata? Syukurlah." Sasuke kemudian mendekap tubuh Hinata.

"Sasuke san, sesak." Hinata protes yang kemudian dirasakannya Sasuke melonggarkan pelukannya. "Sasuke san aku takut sekali."

"Hummm, tidak apa. Semuanya sudah berakhir." Sasuke kembali mendekap tubuh Hinata.

"Benarkah?" Hinata mendongak memandang onyx Sasuke

Cup

Sasuke mencium bibir mungil Hinata dengan lembut dan penuh arti.

"Jangan seperti itu lagi, hari ini kau membuat ku menjadi sering takut." Sasuke berkata dengan manis.

"Hehe, Arigatou Sasuke san."

"Kau terlihat sexy jika basah begini." Sasuke menggoda Hinata yang kemudian mendapat cubitan kecil di pinggangnya. Kemudian mereka berpelukan sambil menatap perahu besar yang tadi mereka tumpangi.

-Di Kapal-

"Maaf yah aku telat." Kakashi garuk-garuk kepala di hadapan Naruto, Shikamaru dna Tsunade.

"Kau, selalu saja." Tsunade sedikit protes.

"Habisnya tadi melenceng jauh dari skenario. Kenapa jadi di sini, dan ini kapalnya tidak sebesar yang shikamaru perkirakan. untunglah semua sudah terekam oleh itu (Kakashi menunjuk pesawat yang ada agak jauh dari kapal mereka), terimakasih Naruto atas ide mu... heheh"

"Itu tidak penting, yang mau aku tanyakan Nenek kau ternyata di pihak kami?" Naruto yang sukses mendapatkan jitakan gratis dari Tsunade.

"Sakittt…" Naruto dengan Puppy eyesnya.

"Iya, dia Tsunade tunangannya Kakashi sensei dan dia sudah lama tergabung dalam operasi ini." Jelas Shikamaru.

"Aku berhasilllll yeyyyyy, Aku akan naik pangkat." Kakashi kemudian mencium Tsunade di depan Naruto dan Shikamaru yang membuat dua pemuda itu mimisan.

"Heiiiii kalian yang di atas, ingatlah masih ada yang di bawah…."

"Sasuke." Naruto, Shikamaru, Tsunade dan Kakashi berbarengan.

Skip Time, 2 years latter.

Tidak seperti yang di bayangkan, hubungan Sasuke dan Hinata tidaklah berjalan mulus. Bahkan sejak kejadian itu mereka hanya beberapa kali bertemu, kalau tidak di acara jumpa pers filmnya ya di pengadilan untuk menjelaskan kejadian kemarin. Kasus itu telah selesai satu setengah tahun lalu, dan mereka tidak ada lagi pertemuan atau pun percakapan baik langsung atau sms.

Sasuke sejak kejadian itu di berhenti dari dunia hiburan dan fokus meneruskan bisnis keluarganya yang sudah terlanjur menyebar di seluruh negeri. Meski pun sudah tidak lagi di jagat hiburan namun pers masih saja memburunya. Terlepas dari masalah itu semua saat ini ia masih selalu memikirkan tentang Hinata, egonya yang membuat selama dua tahun terakhir ini jauh dari Hinata. Satu-satunya gadis yang mampu benar-benar mencuri cintanya. Naruto dan Shikamaru tahu kalau Sasuke sudah cinta mati pada Hinata, namun mereka juga tahu kalau ego Sasuke itu tinggi. Sasuke uring-uringan tiap memikirkan Hinata 'Apa kau lupa pesanku hah?' kata-kata itu yang terus ia lontarkan dalam hati untuk gadis girlband itu. Selama dua tahun terakhir ini pula Sasuke sering menonton acara musik terlebih lagi kalau girlband Hinata mengisi acara itu.

Dan Hinata? dia pun tidak berbeda jauh dengan Sasuke. Tiap harinya yang mengisi otaknya adalah Sasuke, pria yang lebih tua lima tahun darinya. Di sadar dia jatuh cinta pada Sasuke, tapi dia bingung bagaiman dengan Sasuke. Apalagi dia tahu sekarang ternyata Sasuke adalah salah seorang Uchiha, pengusaha tersukses di jepang. Di pikir dia gila jika mengharapka Sasuke, itu terlalu berlebihan. Mengingat apa yang sudah mereka lakukan berdua, Hinata putuskan itu terjadi karena situasi semata. Tidaklah mengapa Sasuke menganggapnya apa, tetapi baginya perjalanan empat hari bersama Sasuke sangatlah membekas di hatinya. Dan ia jatuh cinta pada Sasuke karena perjalanan itu. Selalu dia mengharapkan Sasuke menghubunginya, namun nihil. Dia jadi sering menonton acara bisnis semata-mata hanya untuk melihat Sasuke yang menjadi nara sumber. Pesan Sasuke yang dulu, apa it benar maksudnya? Hahhhh tapi setelah di pikir benar juga kata Sasuke. Sebaiknya ia keluar drai girlband dan menjalani hidup yang sebenarnya, harus mencari calon suami untuk menjadi ayah anak-anaknya kelak.

Akhirnya Hinata mengumumkan pengunduran dirinya dari girlbandnya. Meskipun sedih namun dia yakin akan keputusannya. Tidak tega rasanya ia menyakiti para fansnya dan para rakan-rekannya di girlband itu. Namun sekali lagi ini sudah keyakinannya.

Kabar baik itu segera saja sampai di telinga Sasuke. Sasuke langsung memburu beritanya, sampai akhirnya dia menemukan infotaiment yang menayangkan Hinata mengatkan sendiri pengunduran dirinya dari girlband tersebut. Segera ia ambil handphonenya dan mencari nama gadis itu di sana, segera ia pencet call.

Setelah beberapa lama kahirnya terdengar suara di ujung sana yang membuat dada Sasuke terasa sakit karena deruan jantungnya yang memompa begitu kencnag.

"Mo- Mo- Moshi moshi."

"Mo- ehem Moshi mos..shi Hinata."

"Ya, Sa Su ke san?"

"Hn. Kau ada acara nanti malam?"

"Tidak."

"Kita makan malam bersama. Temui aku di restoran Icha Icha."

"Ha'I"

"Oke, sampai bertemu nanti malam jam 7."

Hinata seperti mimpi akhirnya pangerannya menghubunginya, tepat di hari pengunduran dirinya. Sebenarnya malam ini dia ada undangan di salah satu stasiun televisi, namun demi bertemu Sasuke yang selama ini ia rindukan dan terasa jauh ia batalkan.

Dan di sinilah dia sekarang, mengenakan gaun malam berwarna biru dongker tanpa lengan dengan potongan rok tepat di bawah lututnya, dan ia gerai rambutnya dengan sedikit di beri jepitan kupu-kupu di sebelah kirinya.

"Cantik" Sasuke bergumam di ujung pintu masuk, kemudian berjalan menuju meja yang memang telah ia pesan dari siang.

"Hai."

"Ha- hai Sasuke san."

"Hn. Kau baik-baik saja?"

"Iya, Sasuke san sendiri?"

"Jauh lebih baik sekarang. Kau cantik sekali malam ini." Sasuke menatap Hinata kemudian menuangkan anggur yang memang sudha tersaji di sana.

"Arigatou." Hinata bersemu merah.

Setelah banyak berbincang melepas rindu di keduanya. Tak terasa sudah pukul 11 malam. Dan Sasuke pun bermaksud mengantarkan Hinata pulang ke rumahnya.

Di dalam mobil toyota sport E2000 warna putihnya Sasuke dan Hinata kini.

"Hinata… aku tidka menyangka kau akan benar-benar meninggalkan girlbandmu."

"Aku pun begitu." Hinata tersenyum.

"Hinata." Sasuke menatap Hinata yang terlihat tegang karena tatapan drai onyxnya. "Kebersamaan kita yang lalu, terlalu membekas di hatiku. Aku …. Aku mencintaimu. Terimakasih kau baik-baik saja selama aku tidak di dektamu."

Hinata tidak mampu menggerakkan badannya, ini terlalu tiba-tiba.

" Aku harap kau juga sama sepertiku. Tidak muluk dan tidak bertele-tele." Sasuke mengambil kotak beludru dari kantong jasnya, ia buka dan terlihatlah sebuah kalung berlian dengan berlian ungu di sekitarnya. "Menikahlah denganku."

Hinata menetekan airmatanya karena terharu. Ini terlalu cepat, tapi memang ini yang di harapkannya. Hinata kemudian memeluk Sasuke dan ia mengangukan kepalanya dalam dekapan Sasuke. Kemudian Sasuke tersenyum dan mengecup bibir mungil Hinata yang memang sudah ia incar dari tadi saat baru bertemu. Kemudian ia kenakan kalung berlian itu ke leher Hinata, Pas.

"Pas. Kalau begitu minggu depan kita menikah."

"Apa? Cepat sekali."

"Hummm, karena kau ingin cepat-cepat menjadi suamimu. Dan …"

"Dan?" Hinata bingung.

"Dan mengambil sisanya, yang hanya untuk suamimu." Sasuke menyeringai.

"Sasukeeeeee." Hinata kemudian memukul lengan Sasuke.

Brummmmmmmmmmmm, ,

TAMAT

SELESAI

OWARI

THE END

Huahhhhhhhhh Selesai juga. Bagaiman readers sekalian? Semoga fic saya ini bisa menjadi teman anda di sela waktu luang anda. Maaf kalu masih banyak kurang di sana sininya. Riview jangan lupa yah agar kedepannya bisa lebih baik. Terimakasih yang selama ini sudah bersdia meriview dan memberikan syaa pelajaran untuk fic ini semakin sempurna, tapi belum juga menemukan titik sempurnanya. Hehehe

Sekian dari saya…. Jaaaaaa

Greeting me : Ms. RavenVioleta

Thanks to :

Lucu, Driccha ,Heli , Hime No Rika, Lily Purple Lily ,Dewi Natalia ,Aiwha Katsushika , ,Jolie luv ,HyUchi May ,Aisanoyuri ,sasunata chan , azure249 , Aden L kazt , zae-hime , Mizuhashi Yumi , ivy , ss , Shy-S , Mamoka , Namikazevi , n , Evil , angelovender , Chenii Nee-chan, Langit Biru.

This fic 4 u all. . Arigatou Gozaimasu.