Main Cast:
Jung Yunho as The Crown Prince
Kim Jaejoong as The 'Cinderella'
Kim Junsu as The Prince's Lover.
and others.
Disclaimer: They're belong to God. Theirselves. Their Parents. Their Fans.
Warning: Boys Love. MPREG. Drama. EYD-failure. Possible!OOC. Typos?
/.../ = Thinking.
Playlist: Donghae feat Eunhyuk (Super Junior) – I Wanna Love You.
.
.
.
Yodhol(p) : Gossips and Farewell. Was Yunho really accepted Jaejoong as his soon-to-be 'wife'? Who's Yunho's lover?
.
.
.
Klik...
Suara shutter yang ditekan kembali mengisi keheningan di pada rumput yang sunyi itu. Sebuah padang rumput di suatu desa pinggir kota metropolitan Seoul yang terlindungi daru segala kejahatan lingkungan dan campur tangan manusia– membuatnya tetap bersih dan suci. Kepolosan alamnya pula lah yang membuat Yunho menjadikan tempat ini sebagai tempat pelariannya dari seluruh masalah yang melandanya di Seoul.
Klik...
Tak henti-hentinya Yunho memotret pemandangan yang ada dihadapannya. Meskipun tak ada hewan atau serangga kecil apapun yang terlihat, suasana tenang yang tersaji tetap membuat sang Taeja Joenha itu tak merasa bosan.
Klik...
Tak terasa sudah lebih dari ratusan kali ia membidik kameranya. Rupanya masalah yang dihadapinya itu cukup berat, sepertinya. Ia biasanya hanya menghabiskan puluhan bidik kamera hanya untuk menghilangkan kepenatan masalahnya, namun kini sampai ratusan hasil foto pun, ia masih belum merasa puas.
Beristirahat sebentar, Yunho menidurkan tubuhnya dengan posisi terlentang menatap langit.
Sekalipun ia sudah kabur sampai disini, berbagai masalah masih menghantui pikirannya. Perjodohan yang begitu mendadak. Diharuskan menikah dalam waktu dekat. Bahkan dengan orang yang tak pernah ia tahu dan kenal sebelumnya. Hingga terpaksa harus mengakhiri hubungan dengan namja manis yang begitu ia cintai.
Bahkan tanpa terasa beberapa kenangan indah bersama Junsu kembali terbayang di benaknya.
.
(Kilas balik awal)
"Kita mau ke mana, Yunnie-ah?" Junsu mendongak ke arah Yunho yang lebih tinggi darinya. Dia bisa melihat jelas wajah kekasih barunya itu berkeringat dan terlihat gugup. Melihat ini, Junsu masih terkikik geli. Kapan lagi ia bisa melihat sang Pangeran Korea Selatan yang biasanya bersikap bijaksana dan dewasa serta percaya diri itu kini berlagak serba salah. Hubungan mereka yang baru beranjak menjadi sepasang kekasih beberapa hari yang lalu, membuat Junsu merengek meminta mereka segera berkencan.
Baginya, berkencan adalah hal pertama yang harus dilakukan setelah resmi menjadi sepasang kekasih– meskipun mereka hanya backstreet. Oleh karenanya, dia menyuruh Yunho menyamar dan tidak berdandan seperti biasanya. Setelan jas yang biasanya melekat sempurna di tubuh putra keluarga Jung itu berganti dengan sebuah kaos polos dibalut kemeja tak dikancing dan celana jeans serta sneakers. Penampilan yang sangat bukan gaya Yunho.
Tatanan rambutnya yang rapi, diubah Junsu menjadi gaya rambut yang berantakan– seolah khas dengan kesan bad boy dan liar. Dan untuk menutupi mata musangnya, Junsu memasangkan kacamata hitam yang membuat Yunho tampak seperti pribadi baru, meski sama sekali tak mengurangkan sisi tampan dan kerennya.
"Mianhae." Yunho menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal. "Aku tak pernah berkencan sebelumnya jadi.. – ya, err, begini."
Junsu tak bisa menyembunyikan kekagetannya. Sekalipun mereka bersahabat, ia baru tau jika Yunho belum pernah pacaran sebelumnya. "Aku yang pertama?" tanyanya.
"Ya, begitulah."
Belum ada dua detik Yunho menjawab pertanyaan sang kekasih, namja imut itu sudah terlebih dulu mengecup kilat bibir Yunho. "Gomawo." katanya sambil menunjukkan senyumnya yang paling manis.
Taeja Joenha yang seakan baru tersadar dari rasa kagetnya hanya balas tersenyum lebar sembari menggenggam erat tangan mungil putra bungsu keluarga Kim itu– dan memulai acara kencan pertama bagi mereka.
(Kilas balik akhir)
.
"Ck." Yunho berdecih pelan saat cahaya matahari menyengat matanya. Ia ingat, ia pernah begitu memuja Junsu. Junsu yang imut, manja, manis, montok, lucu, cerewet. Junsu yang sempurna untuk bersanding di sisinya, menurutnya.
Namun sayang, hal itu sepertinya tak akan pernah terjadi. Calon 'istri'nya adalah Kim Jaejoong, bukannya Kim Junsu. Sekalipun Yunho tidak terlahir dalam keluarga istana yang terlalu mengekang kebebasannya, amanat dari sang kakek yang sangat dicintainya adalah pengecualian. Amanat untuk menikahi cucu sulung dari sang penyelamat hidup sekaligus sahabat kecil almarhum Baginda Raja, haruslah dipenuhi.
"Khh." Diusapnya wajah tampan itu kasar. Sungguh, ia benar-benar tak siap dengan kata pernikahan. Ia baru saja berusia 17 tahun dan diberi beban memimpin rumah tangga dengan Jaejoong nanti. Belum lagi jika nanti Jaejoong hamil– mengingat namja cantik itu kemungkinan besar seorang MPREG yang menuruni dari sang oemma– ia harus bisa bersikap sebagaimana kepala keluarga pada umumnya.
Berbicara tentang Jaejoong hamil, berarti nantinya pun Yunho akan bercinta dengan namja sulung keluarga Kim itu. Menurut Yunho pribadi– sebagai pria sejati– bercinta hanya dilakukan oleh sepasang insan yang memang saling mencintai. Sedangkan ia dan Jaejoong? Mungkin saja kan, Jaejoong memujanya seperti kebanyakan yeoja dan uke di luar sana tetapi dirinya sama sekali tak ada perasaan apapun pada namja imut nan cantik itu.
Ta-tapi, sebagai pria dewasa pada umumnya– atau dalam kasusnya, sebagai remaja yang penuh gejolak– ia tak bisa menghalau nafsu dan gairahnya yang menggebu-gebu kan? Ya, lagi pula ia juga tak akan terseret dalam kasus pemerkosaan jika ia melakukannya pada 'istri'nya sendiri kan? /Hehe!/, batin Yunho tertawa mesum.
Bercinta memang bukan hal yang baru lagi bagi Yunho semenjak berpacaran dengan Junsu. Mereka sering melakukannya di Sabtu malam agar bisa melanjutkannya sampai Minggu pagi. Anak muda yang penuh gairah, eoh? Bahkan ia masih ingat dengan jelas malam dimana pertama kali ia 'menyentuh' Junsu secara utuh.
.
(Kilas balik awal)
"Ayo, Yunho, cepat masuk!" seru Junsu yang sudah berada di depan pintu apartemennya– yang baru sekitar satu minggu ini ia tempati. Akibat tak mau diejek anak manja oleh Kris– hanya karena ia satu-satunya uke diantara keempat sahabatnya– Junsu nekat menyewa apartemen setelah sebelumnya berseteru dengan kakak kembarnya yang cukup protektif. Untungnya dengan dalih ingin mencoba hidup mandiri, kedua orang tuanya mengijinkan sedang sang kakak sampai sekarang masih sekarang mengeluh jika apapun yang terjadi, Junsunya adalah Junsu yang manja.
Dan diantara keempat sahabatnya, hanya Yunho yang frekuensi kunjungannya ke apartemen Junsu paling banyak. Tak jarang juga dia menginap hingga beberapa hari. Hei, jangan berpikiran yang aneh-aneh. Yunho memang tidur satu kamar dan satu ranjang, tapi mereka tak melakukan 'lebih'. Oke, memang belum lebih, tapi akan– karena nyatanya mereka sering melakukan sesi make out, yang tak pernah kebablasan sebelumnya.
Sepulang sekolah tadi Yunho dan Junsu langsung menuju ke taman bermain untuk berkencan. Namun sayangnya ditengah-tengah acara kencan, hujan deras mendadak mengguyur taman bermain dan membuat keduanya harus bergegas pulang. Selama perjalanan pun hujan tak kunjung reda dan malah bertambah deras. Yunho yang tak punya pilihan (atu sebenarnya memang ini lah maunya), dipaksa Junsu untuk sekalian menginap di rumahnya mengingat keesokan harinya adalah hari Minggu.
"Hah, dingin sekali!" gumam Yunho sembari menggosok-gosokkan kedua tangannya agar terasa sedikit hangat melawani hawa dingin dari basah bajunya. Ia kira saat keluar dari mobilnya, hujan sudah cukup reda jadi ia tak kepikiran membawa payung.
"Yun-ie, aku mandi dulu ya! Kalau mau mandi, kau bisa gunakan kamar mandi di sebelah dapur dan untuk ganti baju, ambil dulu dilemariku! Disana ada beberapa baju Junho hyung, kau bisa memakainya!" teriak Junsu dari dalam kamarnya. Dalam diam Yunho menuju ke kamar Junsu di apartemen yang cukup mewah itu untuk mengambil pakaian sebelum pergi mandi.
Tak sampai sepuluh menit, Yunho sudah mendudukkan pantatnya di kasur dengan baju milik Junho. Untung saja ukuran tubuh mereka hampir sama, meski postur yubuh Yunho sedikit lebih kekar sehingga baju itu terlihat cukup ketat. Sembari menunggu Junsu, ia memutuskan untuk mengabari oemmanya jika ia menginap untuk malam itu.
Tik... Tik... Tik...
Dentingan jam dinding dan suara guyuran shower mengisi keheningan malam itu. Dan sialnya, pikiran yang aneh mulai menelusup dengan bebas ke dalam otaknya. Ia dan Junsu hanya berdua saat ini– di dalam kamar. Apalagi mengingat status mereka sebagai sepasang kekasih. Juga, keintiman mereka hanya sampai sesi making out dan belum ke bagian 'inti'. Apa mungkin ini saatnya?
/Tidak!/, Yunho menggelengkan kepalanya pelan. Ia tak ingin memaksa Junsu! Ia harus menjadi seme yang gentle dalam memperlakukan ukenya–
"Yunnie-ah?"
Mendengar namanya disebut, sontak ia menoleh. Astaga, dan kini ia merasa sangat menyesal. Dihadapannya tengah berdiri sosok Junsu yang terlihat lebih segar sehabis mandi. Tidak. Bukan itu yang membuat Yunho membuka mulutnya membentuk huruf 'O' dengan lebar. Yang membuatnya kaget adalah pakaian yang dikenakan sang kekasih. Sebuah kemeja putih polos yang transparan dan sangat pendek yang bahkan tak bisa menutupi seperempat pahanya. Malah dari jarak yang cukup jauh, ia bisa melihat jelas underwear kekasih imutnya itu.
/Kalau begini caranya, aku bisa lepas kendali!/
"Chagi-ah, –"
"Sentuh aku, Yunnie!" lirih Junsu yang kini telah duduk tepat dipangkuan Yunho. Namja imut sengaja menempatkan belahan pantat kenyal diatas kejantanan sang kekasih agar dia tergoda. Bukan tanpa alasan ia melakukan hal ini, dia ingin membuktikan sebesar apa rasa cintanya pada Yunho. Gerakan memaju mundurkan pantat Junsu membuat keduanya melenguh tertahan akibat gesekan nikmat yang terjadi.
"Aku tak akan menahan diri lagi, Su-ie. Kau baru saja membangunkan singa yang tertidur."
"Ku kira beruang tidur, eu kyang kyang~"
"Aish. Terserah kau saja!"
"Tentu. Kau tak perlu menahan diri lagi. Miliki aku seutuhnya!"
Dan malam itu, kedua insan yang tengah dimabuk cinta melebur menjadi satu dalam irama gairah sensual yang membelenggu keduanya dengan erat.
(Kilas balik akhir)
.
Sejak saat itu keduanya cukup sering melakukannya. Dalam kedok pembuktian rasa sayang dan cinta, kegiatan penuh gejolak dan gairah itu rasanya tak mengenal tempat dan waktu. Yunho masih ingat jelas, setiap kali ia bangun, ia akan disambut pemandangan wajah tidur Junsu yang sangat imut– yang menurutnya tampak seperti wajah malaikat– di pagi hari. Dan itu membuatnya sangat bahagia.
Namun kini sepertinya hal itu tak akan terjadi lagi. Ia sudah melepaskan Junsu dan menerima pernikahan dengan Jaejoong. Sekali pun ingin kembali dan ada jalan untuk kembali, harga dirinya melarang itu.
Drtt.. Drrrtt...
Getaran pelan di saku jaket kulit yang sedang dikenakan Yunho menyadarkannya dari pikiran tentang Junsu. Tak disangkanya, nama 'Oemoenim' tertera pada sebuah pesan yang masuk ke ponsel pintarnya.
.
Dari: Oemoenim
Bisa pulang sekarang? Ada hal penting yang harus dibicarakan. Oemoenim tunggu \(^u^)/
.
Apa-apaan ibunya itu. Sudah dewasa masih saja bertingkah seperti remaja dengan memakai emotikon-emotikon di smsnya. Selain warga istana, memang tak ada yang tau jika Ratu Seohyun yang terkenal anggun dan dewasa itu menggunakan original soundtrack Pororo sebagai lagu pengiring tidurnya.
Mengemasi barang-barangnya, Yunho bergegas menuju mobil mewah yang ia parkirkan sembarangan di pinggir jalan.
.
.
.
"Yang Mulia Hwanghu. Yang Mulia Hwangtaehu." hormat sang Taeja Joenha sembari membungkukkan badannya begitu mendapati sang ibu dan neneknya tengah duduk manis di ruang keluarga.
Dengan seulas senyum, Seohyun dan Jessica membalas hormat Yunho sebelum menyuruhnya duduk. Tanpa Yunho ketahui, kedua mertua dan menantu itu tengah memasang senyum licik.
"Jadi, apa hal penting yang ingin Hwanghu bicarakan dengan saya?"
"Oemoenim, Yunho-ah. Oemoenim." ralat Seohyun. Jika sedang bersama keluarga, baginya tak ada lagi nama kerajaan bagi mereka.
"Hahh, nde, apa yang ingin oemoenim bicarakan denganku?"
"Hmm... apa ya~~~"
Perasaan Yunho mulai tidak enak. Jika nada mendayu-dayu seperti itu sudah digunakan ibunya, ada rencana licik yang telah disiapkan ibunya– yang pastinya, bukan sesuatu yang baik bagi dirinya.
"Ah, Yunho! Bagaimana jika kau ajak Jaejoong-ie berkencan?"
Kan, apa dia bilang...
"Eung! Halmoeni sangat setuju!"
Belum lagi jika neneknya sudah ikut-ikutan, mau tidak mau Yunho harus menyanggupi permintaan mereka -_-.
"Dulu saja sebelum oemoenim menikah dengan aboeji saja kami sering berkencan. Masa' kau dan Joong-ie tidak sih?" kata Seohyun. Rupanya Ratu Korea Selatan ini ingin Yunho cepat bisa jatuh cinta pada Jaejoong, karena menurutnya Jaejoong adalah tipe 'istri' idaman. Cantik, imut, sopan, pintar memasak dan bisa melakukan hal rumah tangga lainnya. Sekalipun dia adalah namja, ia sama sekali tak mempermasalahkannya.
Begitu pula dengan Jessica yang sudah jatuh hati pada Jaejoong. Malah ia menginginkan keduanya cepat menikah agar bisa segera menggendong cicit. Apalagi kalau cicitnya kembar. Aaaaaaaa~~~
"Seohyun benar, Yunho-ah." sambung Hwangtaehu cepat. "Anak muda jaman sekarang kan penuh dengan semangat asmara. Kau juga tidak boleh kalah dengan yang lain."
"Ck. Baiklah." Tak mau mendengar ocehan kedua yeoja yang dianggapnya cerewet itu, ia segera berjalan menuju pintu keluar.
"Ya! Yunho-ah! Kau mau kemana?" panggil Seohyun yang melihat anaknya tiba-tiba meninggalkan ruang keluarga.
Yunho berhenti sejenak lalu berbalik ke arah yeoja yang masih tetap awet muda tersebut. "Ke rumah Jaejoong." jawabnya singkat.
"Memang kau tau alamatnya?" Jessica terkikik meremehkan.
"Apa gunanya GPS jika tak bisa menemukan alamat rumah yang kita cari?" tandas Yunho cepat sembari tersenyum penuh kemenangan sebelum beranjak pergi.
"Yunho! Kau boleh menciumnya tapi jangan sampai membuatnya hamil sebelum menikah! Oemoenim tak mau sampai nama kalian di cap buruk oleh rakyat!" teriak Seohyun keras pada Yunho yang sudah berada cukup jauh darinya. Meskipun begitu ia bisa mendengar jelas ucapan sang ibu...yang membuatnya menahan malu di depan para pengawal dan pelayan.
/Sebejat apa aku hingga menghamili anak orang di kali pertama berkencan?!/
"Ya, Seohyun-ah! Biarkan saja jika Jaejoong cepat hamil! Aku kan ingin segera menimang cicit!" protes Jessica dengan bibir yang mengerucut– yang mana sangat tak sesuai dengan umurnya. "Ah, belikan Joong-ie bunga lily putih! Itu bunga favoritnya!"
/Kenapa mereka harus berteriak sekeras itu?! Bikin malu saja!/
.
.
.
Dan disinilah Yunho sekarang. Berdiri– dengan cukup gugup– di depan pintu rumah mungil Jaejoong. Di perjalanan tadi ia sempatkan membeli bunga lily putih sesuai saran Jessica-halmoeni dan beberapa gelas wine, psp serta masakan tradisional Korea untuk orang tua Jaejoong. Bisa dibilang Yunho seperti menawar Jaejoong kepada orang tuanya dengan ganti sogokan wine, mainan dan makanan.
Setelah memastikan penampilannya sudah rapi, ia pun memencet bel rumah calon 'istrinya' itu.
Namun entah kenapa, ia merasa benar-benar gugup.
Ting tong... Ting tong...
Tak lama setelahnya, ia bias mendengar suara langkah kaki yang tak sabaran dari balik pintu. Siapapun orangnya, sepertinya dia menganggap kedatangan Yunho sangatlah mengganggu.
"Yu– yun–.. Yunho?!"
Katakan Yunho berhalusinasi atau apa, tapi di malam yang gelap itu, ia bisa melihat dengan jelas sapuan warna merah menyala di pipi sang pembuka pintu.
.
.
.
Ini bukan cinta segitiga
Ini hanya aku, dia
Kau tak terlibat jangan ganggu
Dari dulu kita saling 'dijodohkan'
(Sherina – Bukan Cinta Segitiga)
.
.
.
Seumur hidupnya, Jaejoong tak pernah menyangka jika di suatu malam akan ada namja tampan yang akan mengajaknya berkencan dengan membawakannya bunga lily putih kesukaannya.
/Tuhan, ini bahkan terlalu indah untuk menjadi sebuah mimpi!/
Yunho yang sudah menceritakan maksud tujuannya bertandang ke rumah keluarga Kim itu segera disambut hangat terutama oleh Ryewook. Namja imut itu sangat antusias dengan kencan pertama sang anak bersama calon 'suami'nya itu. Bahkan ia segera menyeret Jaejoong ke kamar dan mendandaninya. Meninggalkan Yesung dan Yunho yang sibuk membicarakan masalah bisnis bersama Kibum yang terfokus pada psp yang baru saja dibawakan oleh calon kakak iparnya.
"Joongie chagi, kenapa kau tak bilang jika Yunho akan menjemputmu kencan? Tau begitu oemma akan membelikanmu baju tadi!" ucap Ryeowook yang masih menggeledah lemari Jaejoong.
Sementara tokoh utama kita itu hanya berbaring malas di kasurnya. Karena tak pernah berkencan sebelumnya, ia tak tahu harus memakai baju apa dan memilih menyerahkan semuanya pada Ryeowook.
Ia juga masih tidak menyangka jika Yunho ada di depan pintu rumahnya. Mengajaknya kencan. Berdua– tanpa ada pengawal.
Bahkan imajinasinya sama sekali tak bekerja saat ini. Biasanya, ia akan langsung mengkhayal tentang banyak hal yang bisa dilakukan di kencan pertamanya. Tapi rupanya rasa kagetnya belum sepenuhnya hilang sehingga ia hanya bisa berpikir keras mengenai ajakan kencan Yunho ini. Ia tak yakin jika ini murni dari keinginan namja seme itu sendiri.
"Nah, Jae-ah! Pakai baju ini!" suruh Ryeowook dengan nada riang.
Berbanding terbalik dengan Jaejoong yang membulatkan kedua mata besarnya tak percaya.
"Oemma! Ige mwoyaaa?!"
.
.
.
Tak terhitung sudah untuk keberapa kalinya tangan Jaejoong bergerak menarik hot pants yang bahkan tak sampai menutupi separuh paha putih mulusnya. Untung saja kaos yang dikenakannya sedikit gombrong namun tak terlalu kedodoran, jadi ia bisa merasa cukup nyaman dengan itu.
Berduaan di dalam mobil dengan Yunho tanpa ada percakapan sama sekali adalah hal tercanggung yang pernah namja Kim itu alami seumur hidupnya.
Belum lagi dandanannya kali ini otomatis membuatnya malu setengah mati dihadapan Yunho. Bagaimana tidak, dengan kaos gombrong ombre lengan panjang serta bawahan hot pants abu-abu dipadu sneakers putih biru, ia terlihat seperti seorang yeoja. Sebenarnya, ia sudah menolak memakai baju itu namun Ryeowook bersikeras memaksanya dengan alasan ia harus menyenangkan 'mata' calon 'suami'nya.
Mulanya sang appa pun juga tak setuju dengan dandanan Jaejoong tapi setelah rayuan maut– juga ancaman– dari ukenya, mau tak mau dia pun setuju juga.
Jika Jaejoong berpikir Yunho akan malu terhadap penampilannya, maka ia salah besar. Justru namja tampan itu menahan diri untuk tidak 'menyerang' Jaejoong saat itu juga! Ibaratnya dia adalah beruang yang diberi umpan dengan ikan mahal dan enak, tentu saja dia akan dengan senang hati menerimanya!
"Ki-kita akan kemana?" tanya Jaejoong memecah keheningan. Sikapnya yang ceria membuatnya kurang bersahabat dengan suasana sunyi seperti ini.
"Nanti kau juga akan tau." jawab Yunho singkat nan datar, yang otomatis membuat Jaejoong mengunci mulutnya rapat-rapat.
.
.
.
"Hyaaaaaaa! Menyenangkan sekaliiiii!"
Jaejoong merentangkan tangannya ke atas dengan antusias. Berapa kali pun ia menaiki roller coaster di taman bermain ini, ia tak pernah merasa bosan. Berbanding jauh dengan Yunho yang masih bernapas dengan terengah-engah dibelakang calon 'istri'nya itu.
Mereka sedari tadi sudah hampir menjelajahi semua permainan. Namun tampaknya namja cantik itu sama sekali tak terlihat lelah. Justru ia sangat semangat mencoba permainan lainnya dan membuat Yunho kewalahan. Yunho memang pernah (cukup sering, dulu) ke taman bermain, tapi tak sampai mencoba satu-persatu permainan seperti ini.
Disamping itu, tak tau kenapa dia malah terpesona sekali dengan sosok Jaejoong. Berdiri di bawah lampu temaram di malam hari, membuat sosoknya begitu bersinar dang sangat indah. Ck, pantas dia sempat mengiranya yeoja, cantik begitu sih.
"Yunho-ah!" Jaejoong melingkarkan tangannya ke lengan kekar Yunho dengan erat. Entah kemana rasa canggung dan segan namja cantik ini tadi. "Ayo kita masuk ke rumah hantu!"
Roller coaster? Taman bermain? Rumah hantu?
Ternyata tempat yang dipilih Yunho sebagai kencan pertama mereka adalah taman bermain yang terletak di tengah pusat kota Seoul. Tempat yang sama yang sering ia kunjungi dengan Junsu saat mereka berkencan dulu. Bukannya tidak kreatif, tapi memang Taeja Joenha yang satu ini suka berkencan di taman bermain karena suasananya sangat mendukung. Apalagi malam-malam seperti ini. Bersenang-senang sepuasnya dan melupakan kepenatan yang dirasakan bersama orang yang dikasihi.
... Eh? Orang yang dikasihi?
"Mwoya? Kau tidak takut dengan hantu memang?"
"Kenapa harus takut?" tanya Jaejoong dengan nada imut.
"Ya...biasanya kan yeoja dan uke itu takut hantu."
"Berarti aku adalah pengecualian!" seru namja cantik itu sambil menatap Yunho penuh harap. Ia kembali menarik Yunho kuat.
"Oke, oke," kata Yunho. "Tapi aku tak akan mau menemanimu secara cuma-cuma. Kau –"
Belum selesai ia menyelesaikan kalimatnya, bibir merah mungil milik calon 'istri'nya itu menempel penuh di atas bibirnya. Posisi Yunho yang memang kala itu berada di ujung tapakan tangga, membuatnya oleng hanya dengan sedikit tarikan dari tubuh kecil Jaejoong. Durasi yang terlampau cepat hingga membuat keduanya tak sempat bereaksi apapun.
Tanpa disadari keduanya, sebuah kamera membidik mereka berulang kali dari kejauhan dan mengabadikan momen-momen mereka sejak beberapa saat yang lalu.
.
.
.
"Aaaaaaaah~ ...nggghhhh~..."
Entah sejak kapan Jaejoong sudah duduk diatas pangkuan Yunho dengan keadaannya yang sudah hampir bertelanjang bulat. Kaos dan celana pendek yang ia kenakan telah berserakan di bawah kursi penumpang belakang mobil Yunho. Membuat tubuh putih mulus yang telah penuh kissmark tersebut hanya terbalut dengan celana dalam bermotif gajah-gajah kecil–yang mana tak cukup lazim untuk seorang namja, ah ya, dia kan namja uke. Tak ketinggalan jaket kulit dan kaos polo ketat yang sempat melekat sempurna di bada atletis Taeja Joenha itu juga telah tak terpasang lagi tubuhnya.
Setelah insiden ciuman tiba-tiba tadi, Yunho yang rupanya sudah tak kuat lagi menahan nafsunya melihat tubuh mulus Jaejoong langsung memanaskan ciumannya. Bahkan mungkin ia juga tak sadar jika ia menarik namja sulung Kim itu untuk bercumbu dengan intim di dalam mobilnya.
Sedang Jaejoong yang tidak berpengalaman sama sekali dalam hal ini hanya bisa menuruti keinginan Yunho. Lagipula namja bermata musang ini akan menjadi 'suami'nya kelak, jadi ia tak perlu memusingkan dianggap sebagai uke murahan karena mau saja dicumbu oleh Yunho.
"Nyaaaaaaaaaaaah... ja-jangaaaaaan ...hh ...dihisap Yunh–.."
Namja cantik itu mendesah keras saat Yunho mengisap kuat puting susunya bagai bayi kehausan. Ia pun hanya bisa menjambak rambut Yunho sebagai pelampiasan.
"Ak–u...cpk...mhh..sedang haus Jae.. aku ingin–mhh...cpk...meminum susu dari...slurp..putingmu~" jawab Yunho dalam hisapan dan kulumanya pada puting Jaejoong. Tampak sekali dia sedang menikmati kegiatannya. Sementara puting satunya yang menganggur dipilin-pilin dan dicubit kecil olehnya, tak luput pula dada montok itu diremasnya kuat. Rupanya dia sudah jatuh hati pada benda montok itu. Bahkan dia masih sempat menambahkan kissmark di dada yang sudah sangat penuh dengan tanda cintanya.
"Ani–hhhhh...~ tidak ad–..aaaaahhh... susuuu...nyaaaaaah~"
.
Catch me, girl!
Catch me now!
Catch me if you wanna...
C-c-c-c-catch me if you...
.
Bunyi panggilan masuk di ponsel pintar Jaejoong memang sengaja ia buat sama dengan bunyi pesan masuk, jika tidak, ia akan mudah mengenal yang mana panggilan masuk dan pesan masuk dan karena ia malas membaca pesan– nanti takutnya ia malah akan mengabaikannya.
Nama 'Oemma' memanggil tertera jelas di layar ponselnya, membuat Jaejoong buru-buru mendorong kepala Yunho yang masih asyik menyusu padanya.
"Yunhh~" ujar Jaejoong yang masih berusaha menetralkan nafasnya. "Oemmaku menelpon! Berhentilah sebentar~"
"Shiero! (1) Jika kau ingin mengangkatnya, angkat saja."
"Ta-tapi...aaaaaahhh~" desahnya saat Yunho kembali menghisap keras putingnya. Menyadari sikap keras kepala Yunho, ia nekat mengangkat telpon dari sang ibu. Dengan tangan gemetar, didekatkannya ponsel itu ke telinganya.
"Yeobosseyo (2)...mh, oemma...hhh?"
"..."
"Ye, aaaahh..ku akan seeeee–gera pulang~ "
"..."
"Neeeeeh. Nado sarang...hh..hae, oemma!"
Sayangnya, Jaejoong mungkin tak bisa pulang secepat yang ibunya inginkan– mengingat kini ada beruang besar yang masih asyik menyusu padanya.
.
.
.
You make me feel like I'm living a
Teenage Dream
They way you turn me on
I can't sleep
Let's run away
Don't ever look back
Don't ever look back
(Katy Perry - Teenage Dream)
.
.
.
Junsu menguap pelan saat memasuki gedung SIHS yang sudah mulai ramai. Jika bukan karena ada pertandingan tim bola kesayangannya, mana mungkin ia mau begadang sampai mata memerah menahan kantuk sekarang ini, hhh. Untung saja tadi ia tak ketiduran, jadi ia tak perlu takut terlambat ataupun membolos. Karena setelah pertandingan selesai, tepat beberapa jam setelahnya adalah waktu berangkat ke sekolah. Uhh, kenapa pagi ini sudah sangat menyebalkan sekali?!
"Andwaeeeeeee! (3) Ini pasti hanya editan saja!"
"Hiks...ini tidak mungkin kan?! Hiks, Yunho-oppa mengkhianati kita sebagai penggemarnya! Hiks!"
"Huweeeeee! Yunho-oppa!"
Suara isakan dan gumaman tak percaya yang berasal hampir dari seluruh murid yeoja membuat rasa kantuk Junsu hilang sepenuhnya. Apalagi saat nama mantan namjachingunya itu disebut-sebut.
Ia memutuskan mendekati sekumpulan yeoja yang memasang berbagai ekspresi tepat di depan tangga lantai 2. Ada yang sedih, menangis, kaget ataupun hanya diam membisu. Dan yang menarik adalah, rata-rata yeoja-yeoja itu membawa sebuah koran – yang Junsu kenali sebagai koran gosip yang biasanya memuat informasi bahkan skandal mengenai selebritis maupun orang penting di Korea Selatan.
Ia tahu jelas sekalipun Yunho bukan seoarng artis, namja tampan tersebut adlah orang penting di negaranya. Tapi jika koran itu hanya memuat informasi biasa tentang sang Taeja Joenha, kenapa para penggemarnya memasang wajah yang begitu terpukul dan tak terima? Apa jangan-jangan... dia telah terlibat sebuah skandal?
"Sunny- ~ah!" panggil Junsu begitu melihat seorang yeoja mungil tengah memeluk seorang yeoja cantik lain bernama Choi Sooyoung– sahabat baik Sunny dari kelas sebelah– yang tengah menangis sesunggukan. "Err, sebenarnya ada apa? Kenapa banyak siswi yang menangis?"
"Loh? Oppa tak tau?" tanya Sunny balik.
"Tau apa?"
"Berita terpanas pagi ini, tentang Yunho-oppa. Kan Junsu-oppa sahabatnya, ku kira oppa sudah tau lebih dulu."
"Tentang apa sih, Sunny-ah? Aku tidak mengerti apapun."
Belum sempat Sunny menjawab pertanyaan Junsu, Sooyoung lebih dulu berdiri tepat di depan Junsu sebelum menggoyang-goyangkan bahunya tak sabar. Sekalipun Junsu adalah namja, tapi dibanding postur tubuhnya yang lebih mungil dengan tubuh tinggi milik Sooyoung, ia pun tak kuasa melawan yeoja kurus itu.
Seingatnya, Choi Sooyoung adalah sesosok yeoja berparas cantik yang dipuja-puja banyak lelaki (kecuali yang termasuk dalam golongan uke) dan menjadikannya sebagai salah satu gadis yang paling diincar di SIHS. Namun, dengan penampilan mata memerah, hidung yang mengeluarkan ingus dan maskara hitam yang luntur hingga membekas di kedua belah pipinya, membuat namja penyuka lumba-lumba itu meragukan kebenaran semuanya.
"Kau Kim Junsu kan? Temannya Yunho-oppa kan?! Katakan padaku dengan siapa berkencan kemarin malam! Siapa namja yang berciuman semesra itu dengannya! Katakaaan!"
Apa katanya ...?
Berkencan?
Berciuman mesra?
Kemarin malam?
Namja?!
Dengan SIAPA?!
"Sungguh, aku tak mengerti apa maksudmu, Sooyoung-ah. Aku memang sahabat Yunho tapi dia cukup tertutup dengan kehidupan asmaranya. Lalu, sejauh ini dia belum bercerita tentang teman kencan atau apapun padaku dan yang lain." kilah Junsu jujur. /Astaga, apa yang sebenarnya terjadi?!/
"Jangan berbohong! Kau pasti– !"
"– Sooyoung-ah, sudahlah. Junsu-oppa bukan tipe namja pembohong~"
"Ta-tapi...hiks!"
"Sstt.. uljima, uljima."
Melihat interaksi kedua yeoja bersahabat itu membuat sang namja imut menjadi semakin bingung. Menurutnya, reaksi yang ditunjukkan Sooyoung sangatlah berlebihan untuk ukuran seorang penggemar. Terkecuali, masalah atau skandal yang terjadi pada Yunho memanglah sesuatu yang mengejutkan.
"Ini," Sunny menyodorkan sebuah koran yang sedari tadi menjadi pusat pokok permasalahan, "Oppa akan tau kenapa para penggemar Yunho-oppa begitu bersedih."
Begitu membuka halaman pertama matanya sudah disuguhi sebuah headline yang ditulis dengan besar dan tebal:
'Taeja Joenha Berciuman Panas Dengan Namjachingunya Di Taman Bermain'
Tapi yang membuat Junsu makin kaget bukan kepalang adalah foto close up (atau mungkin foto zoom in)Yunho dan seorang namja dengan kaos gombrong dan hotpants pendek tengah berciuman panas, bahkan lidah keduanya terlihat membelit satu sama lain. Belum lagi tangan Yunho yang merengkuh pinggang ramping namja itu dan lengan kurus namja yang tak diketahui tersebut melingkar di leher kokoh milik sang pangeran.
Padahal dari gambar ini belum bisa dipastikan jika seseorang yang dicium Yunho adalah seorang namja, tapi kenapa penulis artikel headline ini sudah begitu yakin jika orang ini adalah namja?
"Yah! Kim Jaejoong! Kemari kau! Apa maksud dari semua ini hah?!"
Lengkingan keras dari arah pintu gerbang itu cukup menarik perhatian siswa-siswi disekitarnya, begitu pula dengan Junsu. Namun, yang paling menjadi perhatiannya adalah nama yang sempat disebut secara lantang tadi.
Kim Jaejoong.
/Bukannya...itu nama calon 'istri Yunho? Tu-tunggu, jangan bilang kalau namja yang ada di foto ini juga.../
Namja imut itu menolehkan kepalanya ke asal suara (cukup) cempreng yang saling bersahutan. Ia mengernyit heran melihat Eunhyuk dan dua teman yang beberapa hari lalu sempat dikenalkan namja manis itu mengejar seorang namja cantik yang tengah diseret secara tak berperikeukean (?) oleh seorang yeoja bernama Krystal.
Walaupun tertutupi oleh tubuh tinggi Krystal, namja imut ini tetap bisa mengamati wajah calon 'istri' mantan namjachingunya itu. Rambut panjang sebahu, kulit putih mulus, mata belo, hidung mancung, bibir tipis merah muda, tubuh ramping. Oh, astaga! Namja itu bahkan lebih 'cantik' dibanding dirinya sendiri! Pantas saja Yunho sampai berpindah ke lain hati. Eh, tapi Yunho kan dijodohkan jadi bisa saja Taeja Joenhanya tidak (baca: belum) jatuh cinta pada sosok Kim Jaejoong.
"Krystal-ah! Lepaskan aku!" Jaejoong menarik tangannya dari genggaman Krystal yang semakin menguat. Sekalipun ia adalah uke, tetap saja ia seorang namja yang tak bisa menyakiti seorang yeoja seujung jari pun. Namun sayangnya hal itu hanya dianggap angin lalu oleh yeoja yang mengaku sebagai penggemar nomer 1 Yunho tersebut.
"Yak! Jung! Lepaskan Jaejoong-ie!" teriak Heechul sambil mendorong tubuh Krystal menjauh dari Jaejoong– yang otomatis membuat cengkraman tangannya terlepas. Yeoja itu mendecih sebal melihat Jaejoong sudah dilindungi oleh ketiga sahabatnya. Padahal niatnya kan mempermalukan Jaejoong di aula sekolah sendirian, sayangnya sekarang malah teman-temannya ikut semua, jadi tak bisa leluasa membully namja bermarga Kim terutama karena kehadiran Heechul. Sejauh ini, belum ada yang bisa mengalahkan namja cantik itu dalam beradu mulut.
Sontak saja keributan itu menimbulkan banyak penonton, tak terkecuali Junsu. Rasa bencinya pada Jaejoong membuatnya merasa jika keadaan ini akan semakin menarik. Haha!
"Neo! Memang salah apa Jaejoong hyung padamu, eoh?"
"Salahnya?" Gigi Krystal bergemeletuk keras, "Salahnya kau tanya? Perhatikan ini dan kau akan sadar apa salahnya!" katanya geram sambil melemparkan koran gosip yang sedari menjadi perbincangan hangat penggemar Yunho.
Baru saja melihat halaman pertama, mata Eunhyuk, Sungmin dan Heechul sudah membulat. Mereka kenal betul siapa namja yang sedang berciuman dengan Yunho di foto. Itu..Jaejoong! Sahabat mereka!
Jangankan ketiga temannya, mata bulat Jaejoong bahkan serasa ingin keluar dari kelopaknya. Tidak mungkin! Bagaimana bisa ada yang memotretnya dalam keadaan seperti itu?! Kenapa foto itu menjadi headline koran ini?! Dan bagaimana dengan Yunho? Lalu kenapa Krystal bisa mengenalinya?
"Pertamanya aku juga tak menyadari siapa namja itu. Tapi begitu ku perhatikan dengan seksama, namja itu begitu mirip denganmu, KIM JAEJOONG!" Yeoja bertubuh tinggi semampai itu menunjuk Jaejoong dengan tatapan penuh kebencian, "Menjadi teman sekelasmu selama hampir 3 tahun ini tentu saja membuatku ingat di luar kepala bagaimana wajahmu!"
Kontan saja kerumunan yang mayoritasnya adalah penggemar Yunho segera ricuh. Mereka berteriak-teriak memaki Jaejoong bahkan ada yang melemparinya dengan kertas ataupun plastik bahkan sampah kering seperti kulit buah. Membuat ketiga sahabatnya otomatis menjadi benteng yang melinda
"Dasar namja jalang! Pasti dia sudah menggoda Yunho-oppa!"
"Cih! Namja murahan sepertinya tak pantas mencium apalagi sampai berpacaran dengan Pangeran Mahkota!"
"Kim Jaejoong tak tahu diri!"
"Mati saja sana kau!"
"Pati dia menggunakan tubuhnya! Pelacur!"
Jaejoong langsung menutup telinganya rapat-rapat mendengar berbagai makian yang ditujukan padanya. Mereka tidak tau siapa ia sebenarnya dan apa yang telah terjadi, kenapa mereka mengambil keputusan sepihak? Apa hanya karena ia berciuman dengan Taeja Joenha, ia bisa disebut namja murahan, jalang bahkan pelacur?
Tes
Tes
Tes
Perlahan air matanya melucur bebas membasahi baju seragamnya. Ia memegang erat-erat pangkal celana seragamnya saat didengarnya suara cemoohan itu semakin keras. Ia tak tahan lagi... tolong... siapapun...
Sreeett
Sungmin menarik tangan Jaejoong dan berlari dengan berbalik arah menuju gerbang— diikuti oleh Eunhyuk dan Heechul dibelakangnya. Meninggalkan kooran tak terima dan caci maki dari para penggemar Yunho.
"Kau butuh menenangkan dirimu, hyung."
Ucapan Eunhyuk diangguki oleh Heechul. "Dan sebagai sahabat, kami akan selalu menemanimu. Kami juga tak akan memaksamu menceritakan kejadian sebenarnya sebelum kau sendiri yang ingin bercerita pada kami."
Sungmin pun tak ketinggalan memeluk Jaejoong dengan sayang dan menepuk-nepuk punggungnya. "Uljima, hyung. Uljima..."
"Gomawo. Jeongmal gomawoyo... hiks.." racau calon 'istri' Taeja Joenha penuh haru. Ia merasa beruntung punya sahabat-sahabat seperti mereka— yang selalu ada dalam suka dan duka.
Jauh dari suasana kental aura persahabatan itu, Junsu tertawa senang. Ia begitu bahagia melihat Jaejoong menderita— tapi penderitaan itu belum sebanding dengan patah hatinya. Ya, Junsu akan membalaskan rasa dendamnya. Yunho sama sekali tak bersalah— namja tampan itu hanya mengikuti perjodohan. Semua ini mutlak kesalahan namja sok cantik itu.
"Lihat saja Kim Jaejoong, penderitaanmu baru saja dimulai!"
.
.
.
Suasana kediaman mungil nan sederhana milik keluarga kecil Kim Jongwoon terlihat sepi. Sang kepala keluarga sedang pergi mengunjungi kafe miliknya di pusat kota Seoul, Kibum tengah bersekolah dan Jaejoong (yang seharusnya) juga sedang menuntut ilmu di SIHS. Jadilah sang 'ibu' rumah tangga tinggal sendirian kala itu.
"Oemma!"
Ryeowook yang sedang mencuci piring dikejutkan dengan suara dari arah pintu masuk. Ia kenal betul itu suara anaknya, Jaejoong. Tapi kan seingatnya sekarang ini masih jam sekolah. apa Jaejoong-ienya membolos? Pulang lebih cepat?
"Oemma...hiks.. —hiks!"
Saat ia baru ingin membuka pintu, sosok putra cantiknya terlebih dahulu masuk dan memeluknya erat— membuat tubuhnya yang lebih mungil (padahal tubuh Jaejoong sudah termasuk mungil) hampir saja terjungkal ke belakang.
Belum sempat memarahi kelakuan anaknya, Ryeowook tercengang mendengar isakan keras Jaejoong. Hatinya teriris sakit melihat anaknya sesedih ini. "Aigoo! Joongie-ah! Apa yang sudah terjadi?"
"Hiks... oemma.. hiks.."
Bukannya menjawab, tangis Jaejoong malah bertambah kencang. Setelah meyakinkan ketiga sahabatnya jika ia akan baik-baik saja karena memang ia ingin sendiri, namja cantik ini menghentikan taksi yang kebetulan lewat di depan gerbang dan pulang ke rumah. Ia tak peduli kalau nantinya ia akan dianggap membolos atau bahkan disebut pengecut karena lari dari masalah— toh yang ia butuhkan sekarang hanyalah 'ibu'nya. Hanya kehadiran sang 'ibu' yang bisa membuatnya merasa tenang dan aman.
Mengerti keadaan sang putra, Ryeowook menuntun Jaejoong duduk di sofa sebelum memberikannya air minum. Menurutnya sekarang yang terpenting putra sulungnya bisa tenang dan bercerita padanya mengapa dia menangis.
Tarikan nafas panjang dari Jaejoong mengawali ceritanya. Ia menceritakan sejujur-jujurnya pada oemmanya tentang acara kencannya bersama Yunho, —oh, mungkin kecuali bagian mereka bercumbu di dalam mobil— tanpa ada yang ditutup-tutupi. Hingga pada bagian pagi tadi, dimana ada wartawan atau mungkin paparazzi yang memotret kebersamaan mereka hingga menjadi headline koran. Ryeowook yang memang tidak terlalu senang emmbaca koran— terutama koran gosip tentu ketinggalan berita ini.
Namja imut sebagai oemma dua anak itu menutup mulutnya tak percaya. Dia merasa sakit hati saat tau begitu banyak orang yang mencemooh Jaejoong hanya karena foto ciumannya dengan Yunho— yang padahal adalah calon 'suami'nya.
Dia kemudian memeluk putra sulungnya yang kembali menangis sesunggukan. "Sudah, biarkan saja apa kata orang lain, sayang. Masih ada kami bertiga, Joongie. Uljima. Uljima, ne~"
Yang bisa dilakukan Ryeowook saat ini hanyalah berdoa, semoga masalah ini cepat terselasaikan...atau mungkin campur tangan keluarga istana bisa menangani masalah ini.
.
.
.
Now you're free to be the lonely
Life of the party
'Boy' you'll see
Let's get one thing straight
You're gonna regret you left me
(A Rocket To The Moon – Life of The Party)
.
.
.
Gye-sok
.
(*) Keterangan:
1. Shiero : Tidak mau
2. Yeobosseyo : Halo
3. Andwae : Tidak mungkin
.
Balesan ripiu non login:
Next : Ini sudah dilanjut :D
Guest : Iya selamat lebaran jugaaaa~ (telat ._.v) iya ini sudah dilanjut ;)
lee yuno : Kamu kyumin shipper? ;) yoochun pasti nongol, tapi tunggu waktunya hehe
RyuMin HyeHye : Annyeong :) halo pembaca baru hehe. Ini sudah dilanjut :D
YJM : Iya gakpapa~ siapa Kyu? Akan terjawab kok ntar ;)
sudokyu : Saya gak bilang loh ya kalo pairnya Min itu Kyu *senyumlicik* haha. Eh memang ada ya fanfic KrisMin? Wkwk cinta kamu kembali~
pikachu : Ini ff yunjae ;) ya memang di chap kemaren lebih banyak pov-nya sungmin, tkarena menurut saya bagian itu cukup penting. Saya gak fokus? ._. wah kalo menurut saya alurnya memang gini. Maaf kalo penjelasannya bertele-tele ;D
.
Halo... ._.
Maaf ya saya apdetnya lama sekali ._. banyak yang harus dikerjakan. Saya mau aplot sekuelnya Forget You Sooner tapi kok...ada dirty talknya ._. beneran, itu kejadian nyata -_-
.
Dari sini alurnya sudah mulai masuk ke inti cerita. Jadi dekripsinya gak sebanyak chap kemarin, paling cuman sekilas, hehe. Mungkin juga chap depan udah ada upacara pernikahan ^^
.
Terima kasih untuk ripius, favorites dan followsnya! Fanfict ini gak berarti tanpa kalian, you rock guyssss \m/
.
Review? Criticism?
*kissANDhug*
.