Hallo Minna~~ \(^o^)/

Ketemu lagi sama Shera disini...
Maaf aku miss sebentar... kangen aku ga? :3
Semoga belum bosen ya sama Shera..
Shera punya Fic baru nih... Masih setia dengan pair SakuSasu-nya dong...

Fic Shera ga jauh-jauh dari dunia khayal kok... xD *plak*
Kali ini mengambil sudut cerita mengenai siluman...

Nah, seperti apakah ceritanya...

~Enjoy Reading~


ANIMAL PARADISE

.

.

Disclaimer : Masashi always be.

.

.

17 November 2012

.

.

.

"Nee? Jadi gosip bahwa kau memiliki kemampuan bisa berbicara dengan hewan itu benar?"

.

.

"Ini adalah kuil Kaitsuku."

.

.

"Sakura-hime…"

.

.

"Aku datang dari surga untuk menjagamu."

.

.

"Mulai saat ini kau adalah master kami, Sakura-hime."

.

.

.

Chapter 1 : The Animal From Heaven

'Ibu, orang yang sudah meninggal itu pergi kemana?'

'Mereka pergi ke surga.'

'Surga itu dimana? Mengapa mereka ke surga?'

'Mereka sedang menanti gilirannya untuk direnkarnasi.'

'Renkarnasi itu apa?'

'Renkarnasi itu seperti terlahir kembali menjadi sosok lain. Kau akan mengerti itu suatu saat nanti, Sakura.'

Cit cit cit

Kicauan burung itu membuyarkan lamunannya. Burung kecil dengan perban di sayap kanannya mencoba mengepak-kepakkan sayapnya perlahan.

"Sepertinya kau sudah cukup sehat yah sekarang…" seorang gadis mengusap pelan bulu putih burung itu yang kini berada di tangannya. Perlahan ia melepaskan ikatan perban di burung itu.

Cit cit cit

Dan saat perban itu telah sepenuhnya terlepas, burung itu segera mengepakkan sayapnya bergegas kembali terbang. Sesaat sebelum sosoknya menghilang dari hadapan gadis merah muda itu ia bersiul kencang. Mengganti ucapan terima kasih kepada gadis yang telah menolongnya itu.

-ooOoo-

Konoha High School. Tempat perkumpulan pelajar yang tak hanya unggul dalam kualitas tapi juga kuantitas. Maksudnya adalah, mereka yang ada di sini bukanlah semata-mata sekumpulan orang dengan otak kosong dan hanya memamerkan harta saja, tapi mereka juga memiliki kecerdasan tinggi. Selain murid dan guru yang berkualitas, sarana dan prasarana yang dijanjikan bukan main mewahnya. Lantas siapa coba yang tak ingin bersekolah disini?

Ada. Tentu saja ada. Dan mungkin cuma satu-satunya. Dia adalah Haruno Sakura. Sang pemegang beasiswa. Tapi sungguh, kalau bukan karena mengincar Konoha Grand University, ia takkan mau mengambil beasiswa dari sini.

"Lihat, dia cantik yah…"

"Tentu saja cantik, diakan Haruno Sakura, sang 'Paradise'-nya sekolah ini."

"Apaan tuh?"

"Bodoh! Kau tak tahu?! Makanya jangan hanya baca buku ilmiah saja, baca majalah sekolah juga! Dia itu terspecial dari yang special."

"Terspecial dari yang special? Maksudnya gimana tuh?"

"Ck! IQ-mu menurun yah, sob? Dia itu juara nasional di ujian tahun lalu, dia juga dapat beasiswa, nilainya sempurna, dan cantik pula."

"Ouh? Hebat sekali. Ada juga ya gadis seperti itu di sekolah ini."

"Ada lagi fakta tentangnya, ada kabar kalau dia itu…"

.Brak.

Gadis yang menjadi topic pembicaraan itu kini menggebrak meja di hadapannya keras. Ia menatap ke arah kedua lelaki yang hanya bisa bergidik ngeri melihat tatapannya.

"Bisa tidak kalian jangan bergosip di sini?"

Gadis itu segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

"Tapi sayangnya dia galak…" bisik kedua lelaki itu tadi setelah Sakura-gadis itu- berlalu pergi.

Sakura melangkahkan kakinya dengan kesal. Berkali-kali ia merutuki kedua lelaki dari kelasnya itu. Inilah yang tak ia suka. Menjadi pusat perhatian, padahal ia hanya ingin ketenangan saja. Sakura kemudian berjalan menuju ruang musik yang sudah lama tak dipakai. Inilah base camp tempatnya untuk menyendiri. Iapun membuka tirai gelap yang menutupi jendela ruang itu dan membuka kuncinya.

"Fuah~ segarnya~" Sakura selalu menyukai helaian angin luar yang menerpanya. Memainkan jahil rambut merah muda panjangnya. Sesekali menggelitik telinga mungilnya dengan desiran tak terlihat.

Cit cit cit

Beberapa saat kemudian seekor burung datang menghampirinya. Ia bertengger di dahan terdekat dari jendela itu. Sakura melirik ke arah burung itu dan tersenyum.

"Ah! Kau burung kecil yang waktu itu!" Sakura langsung sumringah dan mengulurkan tangannya, burung itu segera berpindah posisi ke tangan mungil Sakura.

"Sepertinya lukamu sudah sembuh ya. Syukurlah." Sakura mengusap lembut sayap kanan burung kecil itu. Sang burung hanya berkicau menandakan kenyamanannya dibelai Sakura.

"Nee? Jadi gosip bahwa kau memiliki kemampuan bisa berbicara dengan hewan itu benar?"

Suara berat itu membuat Sakura segera menoleh dan melihat sumber suara itu. Sosok dimana terdapat seorang lelaki dengan postur yang tegap dan warna rambut yang merah menyala. Juga tak lupa banyaknya piercing perak yang bertempelan di wajahnya.

"Eh?" Sakura hanya menatap bingung pemuda di hadapannya itu. Sakura seperti tak pernah melihatnya. Ah, mungkin karena ia adalah anak kelas 1 yang baru masuk 2 bulan di tahun ajaran baru sekolah KHS ini.

"Kau kaget? Namaku Pain. Kadang ada yang memanggil Pein sih. Yah yang jelas pengucapannya jangan melenceng jauh saja." canda pemuda itu sambil berjalan mendekati Sakura dan ikut memandang ke luar jendela.

"Ah,… I…iya. Namaku…"

"Haruno Sakura, benar?" potong Pain langsung. Sakura hanya mengangguk meng-iya-kannya. "Kau hebat bisa langsung tenar di awal tahun ajaran."

"Ah, biasa saja." Sakura kembali mengalihkan perhatiannya ke burung kecil di genggamannya. Pain pun sedikit melirik ke arah burung kecil itu, tatapannya menajam dan seketika burung itu langsung mengepakkan sayapnya terbang menjauh.

"Eh? Kenapa ia terbang buru-buru sekali." Sakura hanya berbisik pelan. Dan tanpa Sakura sadari Pain tengah menyeringai.

"Kalau begitu aku kembali dulu. Kau juga sebaiknya jangan bolos kelas kalau tak ingin nilaimu turun." Sahut Pain sambil tersenyum kepada Sakura dan mengusap pelan rambut merah mudanya. Setelahnya ia segera meninggalkan Sakura yang masih memiliki tanda tanya besar atas siapa dia sebenarnya.

-ooOoo-

Sakura berjalan dengan riangnya. Itu karena ia dapat membeli banyak sayuran segar di supermarket dengan harga murah. Sakura sudah mulai tinggal sendiri sejak orang tuanya meninggal 3 tahun lalu. Lagipula usianya sudah hampir 17 tahun kok. Artinya ia sudah dewasa kan.

Cit cit cit

Sakura menoleh, mendengar kicauan yang tak asing baginya. Dan benar saja, burung kecil itu kini telah hinggap di dahan pohon di hadapannya.

"Hey, kau lagi. Kenapa tadi kau langsung terbang terburu-buru?" sahut Sakura pada sang burung.

Sakura merupakan gadis yang sangat menyukai binatang. Dan terutama binatang lucu dan mungil. Sakura juga sering berbicara dengan hewan-hewan itu, itulah mengapa Sakura digosipkan memiliki kemampuan bisa berbicara dengan hewan. Toh para hewan pun seakan mengerti apa yang diucapkan Sakura. Mereka memiliki jalinan batin tersendiri.

Cit cit cit

Sang burung kecil itu segera terbang turun ke arah Sakura dan mengambil pita merah yang mengikat rambutnya. Akibatnya kini rambut panjang Sakura tergerai begitu saja.

"Eh? Kembalikan pitaku, hey burung." Sahut Sakura, namun sang burung kecil itu malah terbang menjauh. Otomatis Sakurapun langsung berlari mengejar burung itu. Burung itu seakan ingin Sakura mengikutinya. Sakura terus mengikuti burung itu hingga tak lama merekapun sampai pada sebuah kuil di tengah gunung.

"Tempat apa ini?" Sakura perlahan meletakkan belanjaannya di bawah pohon. Iapun mendekat ke arah kuil kecil itu.

"Ini adalah kuil Kaitsuku."

Sakura segera menoleh. Ia tak menemukan sumber suara itu darimanapun. Sakura mengerutkan dahinya. Ia benar-benar bingung. Jelas-jelas suara itu seperti suara seorang gadis, dan suara itu juga terdengar dari belakangnya. Sesaat sebelum Sakura memutuskan bahwa itu mungkin halusinasinya, suara itu kembali terdengar.

"Aku di sini."

Sakura kembali menoleh. Dan betapa terkejutnya ia mendapati burung kecil yang membawa pitanya itu kini bertengger tepat di hadapannya.

'Ah, tidak. Tak mungkin burung itu bisa bicara, bukan?' batinnya.

Sang burungpun kemudian melebarkan kedua sayapnya dan perlahan tubuhnya terbalut cahaya terang. Sakura hanya menatapnya bingung, cahaya itu menghalangi pandangannya. Tak lama setelahnya cahaya itu mulai meredup dan menghilang.

"A…apa…" Sakura kembali membelalakan matanya ketika seorang gadis tengah berdiri dihadapannya. Gadis dengan rambut pirang panjangnya yang tergerai, matanya menatap lurus ke arah Sakura, dan pakaiannya seperti kimono pendek bermotif bulu putih.

"Sakura-hime…" senyum sang gadis. Ia terlihat sangat manis. "Perkenalkan namaku Shion."

Sakura menutup mulutnya yang terbuka saking kagetnya, ia berjalan mundur menjauhi gadis itu. Shion-sang gadis hanya tersenyum lembut.

"Kau…burung kecil tadi…?"

Shion memejamkan matanya dan menghela nafas panjang sebelum ia kembali bicara.

"Aku adalah siluman burung. Aku datang dari surga untuk menjagamu."

Sakura menggelengkan kepalanya. Ini begitu sulit untuk diterima. Sesekali ia mencubit tangannya mencari kabenaran bahwa ini adalah mimpinya semata, namun rasa sakit yang dirasanya membuktikan ini bukanlah mimpi.

"Aku tahu ini sulit diterima untukmu, Sakura-hime. Tapi kumohon dengarkan ceritaku." Shion menatap mata emerald Sakura dalam diam. Perlahan Sakura menganggukkan kepalanya ragu.

"Ingatkah kau tentang kabaikanmu merawat hewan yang terluka?" Tanya Shion ramah dan dibalas anggukan lemah Sakura. "Kami para hewan yang telah kau rawat diberi utusan oleh dewi surga agar menjagamu di dunia manusia."

"Dewi surga? Menjagaku dari apa? Dan hey, apa maksudmu dengan 'kami'?"

"Dewi Surga, adalah ratu yang menjaga keseimbangan surga. Beliau menjaga surga selama hampir 1000 tahun, dan kini saatnya ketahtaannya diganti oleh orang lain. Dan kau adalah reinkarnasinya."

Sakura meneguk ludahnya, sungguh ini benar-benar jauh dari kata logis, tapi tetap saja ia harus bisa memahami situasinya.

"Lantas, dari apa aku dijaga?"

"Dewa Neraka."

Sakura membelalakan matanya. Aneh. Sungguh, ini pasti lelucon. Sakura akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Ia berlari kencang menerobos semak-semak di hadapannya.

'Tidak! Ini pasti cuma khayalanku saja! Tidak!'

Sakura menghentikan langkahnya, nafasnya terengah.

"Sakura?" Sakura segera menoleh dan memasang kuda-kuda saat mendengar suara di balik semak itu. Ia melihat sebuah bayangan datang mendekatinya.

"Pain-senpai?" Sakura menghembuskan nafas lega ketika mendapati bahwa itu adalah seniornya. "Sedang apa senpai disini?"

"Harusnya aku yang bertanya, sedang apa kau disini?" Pain datang menghampiri Sakura yang terduduk lemas. "Kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat."

"Aku baik-baik saja." Sakura kemudian segera bangkit dan membersihkan dedaunan yang menempel di pakaiannya.

Tanpa Sakura sadari kini Pain tengah menyeringai.

"Sakura…" perlahan Pain menyetikkan jarinya. Seketika pula tubuh Sakura langsung oleng.

"Ah!" Sakura merasakan nyeri yang amat sangat di kepalanya. Tubuhnya seketika kehilangan tenaganya.

Pain segera membaringkan tubuh Sakura yang telah tak berdaya itu dan menindihinya. Sakura tersentak akan perbuatan senpai-nya itu. Tapi mulutnya langsung dibungkam oleh tangan kanan Pain.

.Cklak.

Sesaat sebelum Pain mencium Sakura, segerombolan burung datang menyerbu dan mematuki Pain. Sakura yang merasa kuncian Pain di tangannya melonggar langsung menendang perut Pain dan bergegas menjauh.

"Jangan sentuh Sakura-hime." Seketika sosok Shion langsung muncul di depan Sakura.

"Kau! Cih!" Pain yang terluka akibat serangan mendadak Shion langsung menghilang dari hadapan mereka.

"Shion…" Sakura menatap sosok gadis di depannya itu. Ia menunduk. Air mata mulai mengalir. Ia menyadari satu hal, bahwa ini adalah kenyataan. Ia harus menerima kenyataannya yang baru. Ia harus mengakui bahwa ini adalah takdir yang telah digariskan Tuhan kepadanya.

"Jangan menangis, Sakura-hime. Kami pasti akan melindungi Sakura-hime." Shion mengusap pelan jejak air mata yang mengalir.

"Kau belum bilang apa maksudmu dengan 'kami'." Sakurapun kini mulai merasa tenang.

"Kami ya kami." Seketika segrombolan hewan datang mengelilingi Sakura. Ada Srigala, Anjing, Pinguin, Rubah, dan Hamster. Mereka semua menatap Sakura.

"Mulai saat ini kau adalah master kami, Sakura-hime."

Kelima hewan beserta Shion kini menundukkan kepalanya memberi hormat pada sang majikan baru mereka.

Masih banyak yang belum Sakura ketahui.

Tapi ada satu hal yang pasti,

Bahwa takdirnya telah mulai berjalan.

-TBC-


Gimana? Gimana? Gimana?
*dheg dheg dheg*

Alur awalnya gak ngebosenin kan...? (ToT)

Keep or Delete nih?
Review yah...

Keep trying my Best!

~Shera~