Author : peacocktao

Cast : -EXO members

-Jung Yunho

-Jung Jaejoong

Rate : T

Genre : Friendship, Romance

Warning : YAOI , Typo(s) , gaje

a/n : Terinspirasi dari komik GALS! karya Mihona Fujii. Entahlah ini bisa disebut terinspirasi atau REMAKE dengan tambahan 'bumbu' dari saya.

Summary : Hidup itu indah dan penuh warna. Cinta, persahabatan, konflik, semuanya mewarnai hidup. Inilah cerita tentang kehidupan anak-anak remaja Seoul. Selamat datang masa remaja yang ceria. *apa ini bisa disebut Summary? -'-"

"HEAAAAAHH!"

BUGH!

Seorang pria tua dengan perut buncit, terjungkal di jalanan setelah mendapat pukulan di perut dan rahangnya. Dilihat dari penampilannya yang mengenakan jas, sepertinya pria itu bekerja di kantoran.

"Apa yang kau lakukan, hah?!" Pemuda manis pelaku pemukulan itu berteriak marah. Pasalnya pria tua yang tidak dikenalnya itu, tiba-tiba menghampirinya, memeluknya, dan menarik tangannya secara paksa.

"A-aku kira kau sedang 'jualan' " jawab pria itu ketakutan. Tidak menyangka pemuda manis di hadapannya mempunyai kekuatan fisik yang sangat besar. Ia kira pemuda itu sama halnya dengan 'uke' lemah yang sering ditemuinya sedang 'berjualan' di pinggir jalan.

Pemuda manis itu menggeram marah. Kedua tangannya mengepal erat. "APA?! 'JUALAN'?! Kau pikir aku ini pemuda macam apa, hah?!" bentak pemuda manis itu sekali lagi.

Ia menghampiri pria itu. Mencengkram kerah bajunya dan hendak memukulnya lagi.

SRET! KREK!

Belum sempat ia melayangkan tinjunya, seseorang menghentikan pergerakannya dari belakang. Menangkap kedua tangannya dengan cepat dan… MEMBORGOLNYA?!

Pemuda berumur lima belas tahun itu menoleh. Di belakangnya berdiri seorang polisi dengan tinggi di atas rata-rata tengah menatapnya datar.

"Ikut aku!" kata polisi itu dengan nada datarnya. Menarik kerah belakang kemeja si pemuda manis dan menyeretnya paksa.

"YA! HYUNG! LEPASKAN AKU!" Pemuda manis itu memberontak. Mencoba melepaskan diri. Tapi sayang, kedua tangannya yang terborogol menghambat pergerakannya, hingga ia hanya bisa pasrah di seret sang polisi.

Sontak kejadian itu menarik perhatian para pejalan yang melintas. Mereka menatap geli pada pemuda manis yang terus mencoba memberontak dari si polisi.

Merasa menjadi pusat perhatian, pemuda manis itu melemparkan deathglare-nya pada para pejalan. "Apa liat-liat, hah?!" hardiknya.

.

.

.

.

.

"Duduk!" sang polisi menyuruh si pemuda manis untuk duduk setelah melepaskan borgolnya.

Pemuda manis itu mendudukkan dirinya di salah satu kursi. Melipat kedua tangannya di dada dan meletakkan kedua kakinya secara menyilang di atas meja.

Sang polisi, yang merupakan kakak dari pemuda itu, menggelengkan kepalanya. Ia mendudukkan dirinya di samping pemuda itu. Memijat pelan pelipisnya. Jujur saja ia pusing melihat kelakuan adiknya.

"Sampai kapan kau seperti ini, Baekhyun?" tanya sang kakak.

Baekhyun, pemuda manis itu, menatap kakaknya. "Sampai Seoul aman, Kris hyung"

Kris, sang kakak, menghela nafasnya. Ia sendiri bingung dengan adiknya yang sudah mendeklarasikan dirinya sebagai penguasa Seoul, walaupun secara tidak resmi.

"Kapan Seoul bisa aman kalau kau bertindak sebrutal itu?" sindir Kris

Baekhyun mendengus mendengar ucapan Kris. "Ish! Aku kan membantumu menjaga Seoul supaya tetap aman, hyung! Harusnya kau berterima kasih padaku" kata Baekhyun tak terima.

Kris mendelik. "Apanya yang membantu? Yang ada kau malah menambah pekerjaanku!"

"Setidaknya malam ini aku berhasil menumbangkan satu lagi pria hidung belang, dan itu juga termasuk dalam membantu pekerjaanmu mengamankan Seoul!" kekeuh Baekhyun.

Kris menggelengkan kepalanya. Menghela nafas sekali lagi. Polisi itu beranjak menuju dispenser, berniat mengambil air minum. Segelas air putih mungkin dapat membantu kadar stress-nya berkurang. Stress karena hampir setiap hari, di jam yang sama, ia selalu melakukan pekerjaan yang sama. 'Menyeret Baekhyun yang tengah menghajar orang ke pos tempat ia berjaga'

Kris meletakkan gelasnya. Saat ia berbalik, Baekhyun sudah tidak ada lagi di tempatnya. Kemana perginya anak itu?

Dengan cepat Kris keluar dari pos jaganya. Menengok ke kanan dan ke kiri mencari sang adik. Kris mendengus saat matanya menangkap sosok Baekhyun yang sudah berlari jauh dari posnya.

"HYAA! JUNG BAEKHYUN!" Kris berteriak kesal memanggil adiknya.

Merasa namanya dipanggil, Baekhyun menoleh. Ia tertawa senang melihat wajah kesal kakaknya dari kejauhan. "DADAH KRIS HYUUUUNG!" balasnya juga berteriak.

"MMUUUAAACH!" lanjutnya dengan menebar flying kiss. -'-

Kris bergidik ngeri melihat kelakuan 'gila' adiknya.

.

.

.

.

.

"Terlambat lagi?" tanya Tao pada Baekhyun

Baekhyun mengatur nafasnya yang tersengal sebelum menjawab pertanyaan sahabat baiknya itu. Baekhyun menunjukkan jam tangannya pada Tao. "Setidaknya aku masih punya waktu tiga puluh detik lagi sebelum bel berbunyi" katanya santai dan duduk di kursinya, di samping Tao.

Tao menggelengkan kepalanya. Ia sudah terbiasa melihat sikap Baekhyun yang terlalu santai, bahkan cuek. "Jadi kenapa kau terlambat lagi?" tanya Tao

"Gara-gara kekasihmu itu yang menceramahiku semalaman!" kata Baekhyun kesal mengingat kakaknya, Kris, yang memberinya wejangan hingga tengah malam. Membuat ia bangun kesiangan dan terlambat sekolah. Yah, walaupun biasanya juga seperti itu.

Tao merona merah saat Baekhyun menyebutkan 'kekasihmu'. Ya, dia dan Kris memang berpacaran. Walaupun Kris lebih tua tujuh tahun darinya, tapi itu tidak menjadi kendala dalam hubungan mereka. Justru itu membuat hubungan mereka harmonis.

"Memangnya kenapa? Kris-ge menyeretmu ke posnya lagi setelah kau ketahuan menghajar orang lagi, begitu?" tebak Tao tanpa emleset barang sedikit pun.

Baekhyun mengangguk. "Kau tau? Tadi malam aku berhasil menumbangkan satu lagi pria hidung belang yang sedang mencari mangsa. Hahahahaha!" Baekhyun tertawa puas.

"Lalu tugasmu?" tanya Tao tak mengindahkan tawa Baekhyun.

Tawa Baekhyun yang tadi membahana, perlahan etrhenti. Wajah yang tadi ber-api-api berubah horror. Dengan gaya slowmotion, ia menoleh ke arah Tao. Menatap Tao dengan ekspressi horrornya.

"Hyaaaa! Aku lupaaaaaa!" teriak Baekhyun panik

TEP!

"Matilah kau!" desis Tao pada Baekhyun saat tau siapa orang yang berdiri di depan meja mereka. Pak guru Jonghyun!

Pelan-pelan Baekhyun mendongakkan kepalanya. Menatap sang guru, yang juga merupakan wali kelasnya, tengah menatapnya. Baekhyun menggaruk kepalanya dan tersenyum aneh.

"Ehehe..bapak.." sapa Baekhyun dengan ekspressi anehnya.

Jonghyun menatap Baekhyun dan tersenyum. "Mana tugasmu, Jung Baekhyun?" tanya sang guru dengan senyumannya.

GLEK!

Baekhyun meneguk ludahnya paksa melihat senyuman Jonghyun. Bukan terpesona, tapi justru takut. Pasalnya ia tau senyuman Jonghyun bukanlah senyuman tulus. Melainkan senyuman yang menyimpan sesuatu di dalamnya, dan itu pasti buruk untuknya.

"A-aku.."

"Lupa lagi, hm?" tanya Jonghyun tetap dengan senyumnya

Perlahan, Baekhyun menganggukkan kepalanya.

Jonghyun tersenyum sekali lagi. Tangannya terulur menyentuh kepala Baekhyun. Ditepuknya pelan kepala pemuda itu. "Kau tau kan, Baekhyun, kalau toilet sekolah kita kotor" katanya tenang

"Eh?"

Wajah Jonghyun yang awalnya tersenyum dan menebarkan aura malaikat, kini berganti dengan wajah marah dengan aura setan yang mengelilinginya.

"BERSIHKAN TOILET SEKARANG JUGA! JANGAN BERHENTI SAMPAI ISTIRAHAT NANTI! LANTAI TOILET HARUS BENAR-BENAR BERSIH! KALAU PERLU SAMPAI KINCLONG BIAR SEMUA MURID BISA NGACA GRATIS DI LANTAI! CEPAAAAT!"

Tak perlu menunggu 'disembur' dua kali, Baekhyun segera ngacir ke luar kelas. Benar kan apa yang dipikirkannya tadi. Senyuman Jonghyun itu bukan senyuman menawan yang memikat!

"Dasar Pak Jonghyun sintiiiiiiiiiiiiiiiing!" teriak Baekhyun dengan kurang ajarnya di koridor sekolah.

Semua guru yang mendengar teriakan Baekhyun hanya bisa mengelus dada dan menggelengkan kepala. Mereka sudah paham betul tabiat putra kedua keluarga Jung itu. Walaupun Baekhyun adalah murid kelas satu yang baru saja masuk tahun ini , tapi semua orang di SMU EXO sudah mengenalnya.

Bertanya apa penyebabnya?

Tentu saja sifatnya yang urakan tapi supel, berani melawan guru, dan jangan lupakan selera fashionnya yang tinggi yang membuatnya menjadi trendsetter di sekolah.

Banyak para namja maupun yeoja yang sering mengikuti gayanya. Termasuk para sunbae-nya sendiri. Bahkan Baekhyun adalah murid pertama yang berani mewarnai rambutnya menjadi coklat dengan highlight merah. Padahal di sekolahnya melarang keras siswa yang mewarnai rambutnya.

Alhasil hampir semua murid SMU EXO juga ikut mewarnai rambutnya seperti Baekhyun. Semua guru kelimpungan untuk menegakkan peraturan 'semua siswa dilarang mewarnai rambut' lagi.

Dan ketika sang trendsetter diminta untuk menghitamkan rambutnya kembali, dengan tujuan agar semua murid ikut menghitamkan rambutnya, Baekhyun hanya menjawab "Tidak mungkin, Pak. Itu bisa merusak rambut" katanya santai dengan mengibaskan tangannya.

Hasilnya, ketika para guru menyuruh murid yang lain untuk menghitamkan rambut, mereka semua kompak menjawab "Tidak mungkin, Pak. Itu bisa merusak rambut". Lengkap dengan gaya santai dan pose mengibaskan tangan ala Baekhyun.

.

.

.

.

.

"Astagaaaa! Badanku pegal semuaaaa! Dasar guru sintiiiiiiiiing!" kata Baekhyun kesal seraya meregangkan ototnya.

Baekhyun terus mengomel kesal mengingat wali kelasnya menyuruhnya untuk membersihkan toilet. Bukan hanya toilet. Ia juga disuruh menyikat lapangan basket sampai bersih sebagai hukuman kedua karena ia ketahuan makan cemilan saat jam pelajaran. Alhasil, selama di sekolah tadi ia sama sekali tidak belajar, melainkan bersih-bersih. Sungguh sial!

"Baekkie, mampir kesana yuk. Aku mau beli casing handphone" ajak Tao yang menunjuk took aksesoris handphone yang ia maksud.

Baekhyun mengangguk semangat. "Ayo!"

Kedua pemuda manis itu pun masuk ke dalam toko tersebut. Banyak pemuda tampan yang ada di sana terpesona akan 'kecantikan' mereka.

Tao mengamati casing handphone bergambar panda di depannya. Semua casing handphone bermotif panda itu menarik perhatiannya. Tapi tidak mungkin bukan kalau dia memborong semuanya. Tao mengambil salah satu yang menjadi pilihannya. Kemudian menghampiri Baekhyun yang masih memilih gantungan handphone.

"Sudah selesai?" tanya Tao

"Sudah!" kata Baekhyun yang sudah mengambil gantungan handphone pilihannya.

"Ayo ke kasir" ajak Tao

Saat Tao akan melangkah ke kasir, matanya tak sengaja menangkap seseorang. Seseorang yang dikenalnya.

"Bukankah itu Xi Luhan?" tanya Tao pada Baekhyun. Telunjuknya menunjuk pada seorang pemuda yang ia maksud.

Baekhyun menoleh ke arah yang dimaksud Tao. Mengamati seorang pemuda manis yang tengah memegang beberapa aksesoris handphone di tangannya.

"Luhan siapa?" tanya Baekhyun

"Luhan teman sekelas kita, Baekkie" kata Tao gemas melihat Baekhyun yang tidak mengenali teman sekelasnya sendiri. "Dia itu terlalu pendiam. Bahkan di kelas dia tidak punya teman. Dia selalu sendirian" kata Tao

"Anak yang kesepian ya" gumam Baekhyun mengamati Luhan

Mata Baekhyun membulat saat melihat Luhan memasukkan semua aksesoris yang tadi dipegangnya ke dalam tas. Kemudian berlalu ke luar toko tanpa membayar terlebih dulu.

"Dia mencuri!" seru Baekhyun dengan nada pelan

Tao meletakkan casing dan gantungan handphone yang tadi mereka pilih ke tempat asalnya. Dengan cepat ia menarik tangan Baekhyun ke luar toko. "Ayo kita kejar dia!"

Kedua pemuda manis itu mengejar Luhan yang sudah berlari jauh. Beberapa saat setelah melakukan pengejaran, mereka berdua kehilangan jejak Luhan.

Baekhyun mendecih kesal saat mereka kehilangan jejak Luhan. "CIH! Cepat sekali dia!"

"Bagaimana kalau kita mengintainya malam ini?" usul Tao

Baekhyun menatap Tao tak mengerti. "Maksudmu?"

"Gosip yang beredar di sekolah, Luhan sering sekali menemani pria hidung belang untuk berkencan. Tempatmya tidak jauh dari pos tempat Kris-ge berjaga" jelas Tao.

Baekhyun mengangguk. "Aku setuju! Aku ingin memberinya pelajaran karena sudah berani mencuri di Seoul!"

Inilah sisi lain dari Baekhyun. Walaupun dia urakan dan semaunya, tapi ia sangat menjunjung tinggi keadilan. Dia sangat mencintai kota Seoul dan ingin menjaganya agar tetap aman.

.

.

.

.

.

"Luhan! Setelah ini kau harus belajar. Ingat! Kau harus membuat kami semua bangga dengan menjadi yang terbaik di sekolah" kata Nyonya Xi pada Luhan.

Luhan mengangguk lemah mendengar perintah ibunya. Orang tuanya memang selalu seperti ini. Selalu menyuruhnya belajar, belajar, dan belajar. Tak taukah mereka kalau Luhan, lelah? Dengan langkah gontai Luhan berjalan menuju kamarnya.

Luhan masuk ke dalam kamarnya. Menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Luhan membuka lemari pakaiannya. Kemudian mengganti bajunya. Bukan dengan piyama yang biasa dipakai untuk tidur. Melainkan sebuah baju yang kebesaran dengan kerah rendah yang membuat leher, bahu, dan sedikit dadanya terekspose. Celana pendek sebatas paha ia pilih untuk menjadi pasangan dari baju itu.

Sungguh! Siapapun yang melihatnya pasti akan tergiur untuk 'mencicipi' pemuda manis itu.

Luhan membuka jendela kamarnya dan melompat kel luar. Memanjat pagar rumahnya yang tidak terlalu tinggi, kemudian berlari menjauh dari rumahnya. Berlari menuju hiruk pikuk Seoul. Mencari 'kesenangan'.

.

.

.

.

.

"Mana dia, Tao?" tanya Baekhyun pada Tao yang ada di belakangnya.

Sudah satu jam mereka disini. Bersembunyi di balik tembok salah satu toko. Mengamati tempat yang diklaim sebagai 'tempat biasa' Luhan, tapi sampai sekarang sang target tak kunjung ada.

"Mungkin sebentar lagi" kata Tao yang terus mengamati keadaan.

"AH! Itu dia!" seru Tao menunjuk salah satu pemuda dengan pakaian seksi yang sedang menggandeng pria hidung belang.

"Kita ikuti dia!" kata Baekhyun

Kedua pemuda manis itu keluar dari tempat 'persembunyiannya'. Diam-diam mengikuti Luhan dari belakang. Terus mengikuti hingga mereka sampai pada sebuah gang sempit yang sangat sepi.

Pria mesum itu mendorong tubuh Luhan ke tembok. Memenjarakan tubuh Luhan dengan kedua tangannya. Mendekati wajah Luhan dengan perlahan. Berniat mencumbunya.

"Jadi gossip yang beredar selama ini, itu benar? Xi Luhan!"

Sontak kedua orang yang ingin bercumbu tadi, menoleh ke arah Luhan melebar saat melihat dua teman sekelasnya, berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Ka-kalian?!"

"Kau mengenal mereka?" tanya pria tua itu

Luhan mengangguk pelan. "Mereka teman sekelasku"

"YAK! Apa yang kau lakukan, hah?! Kenapa kau menjual dirimu sendiri?! Apa kau tidak punya harga diri, hah?!" bentak Baekhyun marah saat ia sudah berdiri di hadapan Luhan.

Luhan menunduk. Antara takut atau juga malu.

"Hey, jangan memarahi temanmu seperti itu, manis. Atau kau iri karena hanya temanmu ini yang aku puaskan? Tenang saja. Aku juga akan memuaskan kalian, kok" kata pria mesum itu.

BUGH! BUGH! BUAGH! BUGH! BUGH! BUAGH!

Pria mesum itu tersungkur ke tanah setelah menerima pukulan bertubi-tubi. Seluruh tubuhnya terasa sakit. Wajahnya penuh dengan lebam dan sudut bibirnya berdarah. Bahkan pria mesum itu kini pingsan.

Kali ini bukan Baekhyun, melainkan Tao, yang dengan senang hati menghajar pria itu hingga pingsan. Bisa dibilang Tao dan Baekhyun itu sangat mirip. Mereka berdua sama-sama memiliki wajah yang manis. Tapi dibalik wajah manisnya, mereka memiliki kekuatan fisik yang sangat besar yang bisa membuat orang tumbang.

Jadi, harap jangan tertipu dengan wajah manis mereka!

"Apa yang kau lakukan, hah?! Kau membuatnya pingsan!" Luhan berteriak marah pada Tao

"Seharusnya kami yang bertanya padamu! Apa yang kau lakukan, hah?!" kini Baekhyun balas yang balas berteriak

Luhan menatap Baekhyun tajam. "Apa pedulimu, hah?! Aku hanya ingin mencari uang dan bersenang-senang!"

"Dengan menemani pria hidung belang?" tanya Tao

Luhan tersenyum sinis. "Ya! Dengan menemani pria hidung belang aku akan mendapatkan kesenangan! Toh kami hanya bercumbu. Tidak sampai melakukan sex. Jadi tidak apa-apa"

PLAKK!

Satu tamparan keras dari Baekhyun mendarat mulus di pipi Luhan. Luhan memegangi pipinya yang terasa panas dan perih. Mata Luhan memerah menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Ia berani bersumpah! Seumur hidupnya, ini kali pertama ia ditampar oleh seseorang. Bahkan orang tuanya pun tidak pernah menamparnya.

"KAU BENAR-BENAR BODOH, XI LUHAN! KAU PIKIR BERCUMBU DENGAN PRIA HIDUNG BELANG ITU ADALAH HAL YANG BENAR?! WALAUPUN HANYA SEBATAS BERCUMBU, ITU SAMA SAJA DENGAN KAU MENJUAL HARGA DIRIMU! APA KAU MAU DIPANDANG RENDAH ORANG LAIN KARENA KAU MENJUAL HARGA DIRIMU HANYA UNTUK UANG, HAH?!" bentak Baekhyun marah.

Wajah Baekhyun memerah menahan amarah. Dadanya naik turun menandakan bahwa ia sedang berada di puncak emosinya. Ia tidak habis pikir. Kenapa ada orang yang rela 'menjajakan' dirinya hanya untuk kepuasan dan uang.

Tubuh Luhan perlahan merosot ke tanah. Kedua tangannya menutupi wajahnya. Tubuhnya bergetar dengan isakan yang lolos dari mulutnya. Ia menangis.

Tao yang melihat Luhan menangis, segera menghampiri pemuda itu dan memeluknya dari samping. Mencoba menenangkan dengan mengusap-usap punggungnya.

"Aku..iri pada kalian.." kata Luhan lirih di sela-sela tangisnya.

Tao dan Baekhyun saling berpandangan. Bingung. Iri pada mereka?

"Iri pada kami? Kenapa?" tanya Tao bingung namun lembut

"Aku iri..hidup kalian terlihat sempurna. Kalian mempunyai banyak teman dan selalu terlihat bahagia. Kalian selalu terlihat senang dan tertawa ceria. Seolah-olah tidak ada beban yang kalian pikul. Sedangkan aku? Aku tidak mempunyai teman sama sekali. Aku harus memikul beban dari orang tuaku yang terus menuntutku untuk menjadi yang terbaik dan tidak boleh mengecewakan mereka. Setiap hari mereka selalu menyuruhku belajar tanpa peduli apa yang aku inginkan. Aku hanya ingin bersenang-senang..seperti kalian. Hiks.."

Tao dan Baekhyun tertegun. Rupanya pemuda bernama Xi Luhan ini tertekan karena orang tuanya yang terlalu menuntut. Hingga membuatnya mencari kesenangan dengan cara yang salah.

"Jadi karena itu kau sering menemani pria hidung belang untuk berkencan? Sebagai pelampiasan kekesalanmu?" tanya Tao

Luhan mengangguk lemah.

"Bodoh!" desis Baekhyun sinis.

Tao memberikan deathglare-nya pada Baekhyun. Saat ini bukan waktunya untuk menghakimi dengan berkata sinis.

Baekhyun melangkah mendekat ke arah Tao dan Luhan. Mensejajarkan dirinya dengan Luhan yang masih terisak di tanah. Tangannya terulur dan menepuk pelan kepala Luhan.

"Karena kau bilang ingin bersenang-senang seperti kami, jadi…" Baekhyun menggantung kalimatnya. Mengusak sayang rambut hitam Luhan.

"Jadi, ayo kita berteman, Xi Luhan" sambungnya

"EH?" Luhan mendongakkan kepalanya. Menatap tak percaya pada Tao dan Baekhyun yang tersenyum hangat padanya.

"Be-benarkah? Aku..boleh menjadi teman kalian?" tanya Luhan tak percaya

Tao dan Baekhyun mengangguk. "Tentu saja!" kata mereka kompak dan tersenyum

Luhan terharu melihat kedua teman barunya yang mau menerima dirinya apa adanya. Sungguh! Ia merasa sangat bahagia dan benar-benar bersyukur!

"Terima kasih..Hiks…"

"EH?! Ko nangis lagi sih?" tanya Baekhyun gelagapan melihat air mata Luhan yang semakin mengalir deras.

Luhan mempoutkan bibirnya. "Ini air mata bahagia, tau!"

"Hahaha. Ternyata Luhannie orangnya mudah terharu ya" kata Tao gemas melihat teman barunya.

Dan cerita persahabatan mereka pun, dimulai.

TBC

Regards,

Peacocktao

18112012

16:30

Gmn? Aneh kan? Gaje kan? Critax FF ini mau dibuat sesantai mungkin krna bercerita tentang khdpn anak SMA itu ga bisa dibuat cpt.

Cast FF ini member EXO, tp akn muncul scara bertahap. Jd 1 chapter itu ga mungkin mainin lgsg smua cast. Critax smua member EXO itu anak SMA umur 15 thn, kcuali Kris yg umurx 22 thn. :D Kris sma Baekhyun itu kakak-adik. Anak dri Yunho-Jaejoong. Makax marga Baekhyun itu Jung.

Kira" FF ini layak lnjut atau tidak? FF ini dibuat utk selingan aj krna author blm pnya ide buat 'Evil Game' part 3. Klau tdk layak utk lnjut, FF ini akan author hps bertepatan dgn publish 'Evil Game' part 3.

Tanpa byk cingcong, review ya. Ksh tau layak lnjut atau ga? Krna FF ini aneh. :D

Xie xie ni