Virious

Story by. Hitomi Shoyou

Eyeshield 21
Disclamier : Riichiro Inagaki dan Yusuke Murata.

Warning : OOC dan TYPO

Virious, kawasan dimana peradaban vampire berjalan dari jutaan tahun silam. Kawasan yang berdampingan dengan dunia manusia, tapi manusia sendiri tidak menyadari hal itu semua. Virious termasuk kawasan yang sangat ketat dalam memberlakukan peraturan, itu semua demi terjaganya kawasan mereka dari para manusia. Jika kau melanggar peraturan yang telah di terapkan kau akan mendapat ganjaran.

Belas kasih tidak diberlakukan bagi yang melanggar peraturan dan tempat bagi mereka yang melakukan pelanggaran adalah sebuah penjara abadi yang di kenal dengan penjara Emfire. Penjara dimana kau tidak akan pernah bebas dan masa depanmu berakhir disana, karena kau akan berada didalamnya seumur hidupmu. Hiruma Yoichi, salah satu penghuni penjara Emfire karena suatu kejadian yang terjadi ratusan tahun lalu.

Penjara Emfire

Hiruma merasa jengkel karena kakek tua yang seenaknya masuk ke dalam selnya. Ia terus memanggil kakek tua itu tapi kakek tua itu mengabaikannya.

"Saat angin bertiup, badai akan menghampirimu. Kau akan di hadapkan pada dua pilihan sulit dan bla.. bla.. bla.." kakek tua itu terus meramal Hiruma.

"Hey kakek pemabuk sialan! Kau dengar aku tidak!" kata Hiruma sudah sangat kesal karena dari tadi kakek tua itu terus mengucapkan ramalannya.

"Apa kau berencana membuat kerusakan?" kata Kakek tua itu.

"Hah? Aku sekarang berada di penjara sialan ini, memangnya apa yang bisa aku lakukan. Lagi pula ini selku, keluar kau sana!" kata Hiruma.

"Kau ini seharusnya berterima kasih padaku karena dengan sukarela mau meramal masa depanmu. Aku ini Doburoku si peramal jitu, bisa saja benar terjadi ramalanku tadi." kata Doburoku meminum sakenya.

'Tch, masa depan katanya? Sudah berada di penjara sialan ini mana ada masa depan.' batin Hiruma duduk dengan tangan menyilang di belakang kepalanya.

"Hiruma, atasanku mau bertemu denganmu." kata seorang penjaga penjara membuka pintu sel Hiruma.

"Hm? Clifford?" kata Hiruma.

Penjaga itu masuk dan langsung memborgol kedua tangan Hiruma. Hiruma berjalan di belakang penjaga itu.

"Jika kau menolak menemuinya kau akan mati di tangannya," kata penjaga itu memperingati Hiruma.

Hiruma tidak menanggapi, malahan ia menyeringgai.

TRAKK

Dengan mudah Hiruma merusak borgol yang semula mengunci ke dua tangannya dan langsung mencekik penjaga itu dari belakang dengan lengan tangannya.

"kekeke… memangnya semudah itu aku mati. Sampaikan salamku pada atasanmu," kata Hiruma melepaskan penjaga itu lalu kabur.

Penjaga itu memegangi lehernya dan terbatuk-batuk. "Tu.. Tunggu!"

"Berisik sekali,"

"!" Hiruma berhenti melangkah saat melihat Clifford berjalan menghampiri dirinya.

"Akhir-akhir ini kau sering berbuat ulah, apa kau sudah bosan dengan penjara ini?" kata Clifford dengan santai.

"Tch, aku tidak ada waktu berurusan denganmu," Hiruma melompat berencana melewati Clifford jika saja..

"Devosa Batzu,"

Seekor kelelawar keluar dari telapak tangan Clifford dan terbang menuju Hiruma. Kelelawar itu tidak biasa, hewan itu berwarna merah seperti darah dan langsung menuju punggung Hiruma. Masuk ke dalamnya dan menjadi dua dimensi seperti tato di punggung Hiruma. Hiruma terjatuh dan merasakan sakit gara-gara kelelawar itu.

"Apa yang kau lakukan?!" kata Hiruma mencoba menggapai punggungnya. Baju bagian punggungnya berlubang seperti bekas terbakar dan menampilkan gambar kelelawar hitam terpampang di punggungnya.

"Dia peliharaanku, anggap saja itu aku. Jika kau tidak mau menuruti perintahku maka dia yang akan menanganimu," kata Clifford.

'Tch, vampire sialan!' umpat Hiruma dalam hati. Punggungnya terasa sakit, seperti tercakar oleh kelelawar itu dari dalam.

"Jadi, apa aku bisa lanjutkan sekarang?" kata Clifford lagi.

"Kenapa tanya padaku?! Memangnya aku terlihat akan berkata tidak," kata Hiruma dengan kesal.

"Baguslah jika kau mengerti." kata Clifford lalu ia berjongkok menyamakan tingginya dengan Hiruma yang terduduk di lantai.

"Kau akan bebas dari tempat ini dan satu lagi, aku akan beritahu bagaimana caranya agar kau menjadi darah murni. Dengan syarat, kau cari dan bunuh seseorang yang mampu memusnahkan peradaban vampire. Vampire kuat di zaman sekarang mungkin tidak akan mudah mengalahkannya, tapi kau berbeda dan aku yakin kau bisa melenyapkan orang itu," kata Clifford.

Hiruma hanya diam, ia sudah tahu maksud ucapan Clifford. Terlihat sebersit ketertarikannya dengan penawaran itu di matanya, tapi ia pandai dalam menyembunyikan ekspresi. Tidak bagi Clifford, dia tahu betul bagaimana Hiruma.

"Aku tahu kau tertarik. Pergilah ke tempat para manusia," kata Clifford.

"Kekeke… kau bodoh atau apa hah? Kau menyuruhku mencari seseorang dengan hanya petunjuk sekecil itu? Kau kira semudah mencari ikan dalam sungai," kata Hiruma.

"Kau akan tahu siapa dia, teman kecil yang ada di punggungmu juga akan membantumu. Kau mengenal orang itu di masa lalu," kata Clifford lalu berdiri dan meninggalkan Hiruma

~Virious~

Sinar matahari pagi menerobos jendela kamar Hiruma. Sinar itu menerpa wajahnya, matanya sedikit terganggu dengan sinar itu.

Hiruma POV

Tch, sinar sialan menganggu saja. Vampire memang sensitive dengan sinar matahari bukan? tapi aku tidak terlalu sesensitive seperti vampire kebanyakan. Aku berbeda dengan mereka, dalam diriku mengalir darah setengah manusia. Tch, aku benci mengakuinya tapi itulah kenyataannya. Sewaktu aku kecil banyak vampire di Virious yang membenciku. Aku tidak tahu kenapa mereka begitu membenciku, kurasa itu cukup tidak adil. Vampire darah campuran bukan hanya aku, yah walau dalam rasio kecil dan entah keberadaannya dimana. Mungkin karena mendiang ayah sialanku merupakan salah satu tokoh penting dalam peradaban vampire. Aku tidak pernah mengenal ibuku, setelah ayah sialan itu menemui ajalnya aku hidup sendiri dan kesepian sampai suatu saat aku bertemu dengan 'dia'. 'Dia' berbeda dari yang lain menurutku, 'dia' tidak membedakanku dengan vampire lain. Tch, kenapa aku kembali mengingat hal-hal itu.

Hiruma POV End.

Hiruma bangkit dari ranjang tidurnya yang nyaman itu. Tentu ranjang kamar apartemennya. Ia tidak lagi di penjara Emfire, setidaknya ia bisa terbebas dari ocehan peramal kakek tua yang selalu seenaknya masuk ke dalam selnya. Sesuai kesepakatan antara dirinya dan Clifford, Hiruma datang ke tempat para manusia untuk satu hal yang menjadikan dirinya seorang vampire darah murni di kemudian hari. Hal yang selama ini ia inginkan, agar dirinya tidak merasa berbeda dengan vampire lain.

Hiruma merapikan dirinya setelah mandi. Hiruma memakai kaosnya, sebelum memakai kaosnya ia melihat sekilas punggungnya dari pantulan cermin di depannya.

"Tato yang bagus vampire sialan, tapi cukup menganggu jika temanmu ini ada suatu hal yang ia inginkan," kata Hiruma lalu memakai kaos warna merahnya dan memakai jaket hitamnya.

Dan kemudian ia mengisi perutnya dengan roti pagi itu. Yah, gaya hidup Hiruma memang tidak jauh berbeda dengan para manusia kebanyakan. Ia juga tidak terlalu menggilai darah seperti vampire-vampire kelas bawah yang datang ke tempat para manusia hanya untuk berburu darah. Vampire-vampire itu adalah vampire yang belum terbiasa mengendalikan diri dan kurang pengarahan, dan mereka di anggap memalukan dan sampah bagi Virious.

Selama di tempat para manusia, Hiruma berbaur seperti manusia kebanyakan. Ia juga harus menuntut ilmu seperti manusia yang seumurannya. Hiruma adalah seorang jenius, dengan cepat ia meneliti kehidupan para manusia dan langsung berbaur dengan baik hanya dalam kurun waktu 1 hari.

Sejak keberadaannya di dunia manusia 2 bulan yang lalu, Hiruma yang sudah mengerti kehidupan manusia segera mempersiapkan segalanya termasuk mencari tempat kuliah. Hiruma kini berjalan menuju Universitasnya. Kalian bertanya tanya kenapa Hiruma bisa berkeliaran di siang hari begini? Itu semua berkat darah setengah manusia yang mengalir di dirinya. Sebenarnya Hiruma cukup beruntung memiliki setengah darah manusia, ia bisa keluar di siang hari, warna matanya tidak merah tapi berwarna hijau emerald dan tidak terlalu tertarik dengan darah. Sedangkan darah vampire dalam dirinya memberikan ciri kulit putih pucat pada dirinya dan taring di giginya tapi ia lalu membuat semua giginya menjadi taring saat berada di peradaban manusia.

Tapi ia tetap membenci darah manusia dalam dirinya. Karena hal itu, sejak kecil ia sudah harus menerima cacian dan dikucilkan oleh vampire-vampire lain.

Hiruma berjalan di antara ramainya pejalan kaki lainnya. Beberapa dari mereka melihat aneh ke arahnya karena ia membawa senapan yang seharusnya tidak dimiliki oleh orang sembarangan terlebih lagi seorang pelajar. Hiruma memang sudah memiliki pribadi yang khas. Sifatnya yang seperti iblis dan setelah berada di tempat para manusia ia mendapat akses untuk mendapatkan senjata-senjata militer yang terkadang ia bawa kemana pun, dan selalu mengancam orang dengan kelemahan-kelemahan orang itu untuk kepentingan yang ingin ia dapat. Dia juga adalah seorang kapten dalam tim amefuto dalam Universitasnya. Dan orang-orang menyebutnya Comander From the Hell.

Universitas Saikyoudai

Hiruma memasuki Universitas Saikyoudai dengan langkah santai sepanjang koridor.

Hiruma POV

Kehidupanku sekarang sudah seperti manusia sungguhan. Kekekeke…. Bersekolah seperti kebanyakan manusia yang seumuran denganku. Sejak memasuki Universitas ini aku tertarik dengan sebuah olahraga yang di sebut American Football (amefuto). Aku langsung menjadi kapten karena kejeniusanku. Kekeke… hey, bukannya aku sombong tapi memang kenyatannya aku cukup jenius. Disini tidak buruk juga, setidaknya tidak membosankan seperti di penjara sialan itu di tambah dengan ocehan ramalan gila dari pemabuk sialan itu. Seseorang melambaikan tangannya padaku dengan salah satu orang yang juga ada di sampingnya, mereka menghampiriku.

Hiruma POV End.

"Yo! Kapten! Lihat, tim kita masuk majalah olahraga bagian depan!" seru Yamato menghampiri Hiruma.

Hiruma meletupkan permen karetnya dan mengambil majalah amefuto yang di pegang Yamato.
Terlihat timnya terpampang di cover majalah, itu adalah foto saat kemenangan mereka minggu lalu saat pertandingan persahabatan antar Universitas.

"Kekeke… Dengan kemenangan minggu lalu jangan membuat kalian santai orang-orang sialan. Jika cover depan majalah sialan ini tidak mau di rebut tim lain kalian harus berlatih giat lagi." kata Hiruma melempar majalah itu ke Yamato.

"Beri jalan untukku tuan-tuan," kata Agon dengan dua orang mahasiswi mengandeng tangan kanan dan kirinya.
"Khu khu khu…" Agon berjalan melewati Hiruma, Yamato, dan Ikkyu.

"Tch, orang tidak berguna," kata Hiruma.

"Walaupun seperti itu, kemampuannya tidak bisa diremehkan," kata Ikkyu melempar dan menangkap bola amefuto di atas kepalanya.

"Kau," kata Hiruma menunjuk Ikkyu.

"Eh? Kenapa?" kata Ikkyu bingung.

"Pergi ke Universitas Enma selesai latihan, tantang mereka untuk melakukan pertandingan dengan kita." lalu Hiruma pergi meninggalkan Ikkyu dan Yamato yang masih melihat halaman lain majalah amefuto.

Hiruma berjalan menuju atap gedung Universitas, koridornya semakin jarang dengan orang-orang. Saat akan menaiki tangga Hiruma berpapasan dengan Akaba sedang memainkan handphonenya.

"Menunggu mangsa mata merah sialan? Kekeke…" kata Hiruma.

"Fuh, aku bukan sampah Virious." kata Akaba.

"Kekeke… lalu kenapa vampire kelas atas dan putra seorang bangsawan sepertimu kabur dari Virious? Kekeke…" kata Hiruma.

"Sudahlah darah campuran, kau tidak perlu memancing emosiku aku tidak akan terpancing." kata Akaba, berdiri dari posisi duduknya lalu pergi meninggalkan Hiruma.

'Tch, aku benci sebutan itu,' batin Hiruma lalu ia melanjutkan tujuannya untuk ke atap sekolah.

Akaba meninggalkan tangga dimana ia berdebat dengan Hiruma tadi. Kelasnya akan dimulai dan ia langsung menuju kelasnya. Beberapa mahasiswa maupun mahasiswi sudah menempati kelas itu. Tak lama dosen datang dan mulai mengajar, Akaba tidak memperhatikan dosen itu ia malah melihat langit dari jendela di sampingnya.

AKABA POV

Fuh, apa tujuan orang itu disini…

Flashback..

Hari ini adalah hari pertamaku masuk Universitas. Kedengaran cukup aneh, tapi aku harus berbaur dengan para manusia di tempat ini. Aku Akaba Hayato, vampire kalangan atas yang pergi meninggalkan Virious dan pergi ke tempat para manusia. Tentu saja bukan untuk berburu darah, aku ini vampire kalangan atas yang sudah terlatih mengendalikan diri terhadap darah. Alasanku pergi meninggalkan Virious karena aku tidak nyaman dengan tempat itu, peraturan, tingkat, dan status selalu mengendalikan hidupku. Fuh, sangat membosankan, hidupku di atur oleh hal dengan irama yang buruk, seharusnya aku yang mengatur hidupku. Sudahlah, yang terpenting itu sudah berlalu dan sekarang aku menemukan irama hidup yang selaras walau di tempat yang seharusnya bukan tempatku.

Aku perhatikan gedung Universitas itu, cukup luas dan besar. Ku perhatikan orang-orang yang juga menuju gedung itu. Saat aku berjalan sebuah kertas jatuh di dekat kakiku, saat aku akan memungutnya suara yang cukup familiar terdengar di telingaku.

"Itu punyaku," kata orang itu. Aku memungut kertas itu dan kembali menegakkan tubuhku.

'Dia!' aku sedikit terkejut melihat orang itu, orang itu juga sama halnya lalu menyeringgai padaku.

"Mata merah sialan. Kekeke…." kata orang itu, Hiruma Yoichi.

"Fuh, tidak disangka kita bertemu disini," aku membetulkan kacamataku.

"Kekeke… hoo.. apa benda itu untuk melindungi matamu?" kata Hiruma menunjuk kacamataku.

Dia tipe orang yang menjengkelkan jadi aku sudah terbiasa dengan sifat iblisnya. Aku selalu mencoba santai menghadapinya.

"Fuh, kau benar. Aku membutuhkan ini saat berjalan di siang hari, karena aku tidak sebebas darah campuran yang bisa berkeliaran di siang hari."

Aku pergi meninggalkannya, ku lihat dari sudut mataku saat aku melewatinya, ia menyeringgai yang terpampang di wajah iblisnya

Flash back End

Seharusnya ia berada di penjara Emfire, penjara abadi. Tidak ada yang bisa keluar jika kau sudah masuk ke dalamnya, tapi… kenapa dia sekarang berada disini? Apa Virious kehilangan salah satu tawanannya? Apa yang sedang ia cari sebenarnya…

AKABA POV END

Akaba Hayato, vampire darah murni dan seorang putra dari salah satu bangsawan di Virious. Dengan alasan ketidak nyamanan dalam hidupnya ia pergi dari Virious, jelas hal itu masalah besar. Entah apa yang akan ia terima jika ia kembali ke Virious, bisa saja ia tidak di terima di sana lagi atau akan masuk ke penjara Emfire. Karena pergi ke tempat para manusia tanpa izin para petinggi Virious adalah sebuah pelanggaran. Tapi hal itu mungkin tidak akan terjadi karena Akaba sudah bersumpah tidak akan kembali ke tempat yang menurutnya memuakkan itu.

~Virious~

Waktu sudah menjelang sore, Hiruma dan yang lainnya baru saja menyelesaikan latihan amefuto sore itu. Karin terlihat kerepotan dalam membagikan minuman dan handuk kepada teman-temannya, Yamato memperhatikan sekilas kegiatan Karin itu.

"Hey, anggota kita cukup banyak apa tidak sebaiknya kita cari Manager lagi untuk membantu Karin," usul Yamato.

"Kau benar, sepertinya ia cukup kerepotan." kata Juumonji.

Hiruma dan anggota lain sedang beristirahat setelah latihan sore mereka.

"Aku tidak mau merekrut orang secara sembarangan. Jika kalian merekomendasikan orang, kalian pastikan orang itu masuk dalam kriteria yang aku tetapkan." kata Hiruma mengosok senjatanya dengan sebuah kain.

"Huh? Sepertinya ada yang aneh padamu." kata Juumonji di setujui dengan anggukan Ikkyu.

Hiruma bingung dengan maksud Juumonji. "Hm?"

"Kau langsung menyetujui usul kami, biasanya pikiranmu selalu sebaliknya dari pikiran kami dan kau akan selalu ada saja alasan untuk menyulitkan kami," kata Juumonji.

"Kekeke… sebenarnya rambut kuning itu akan aku jadikan Quarterback kedua," kata Hiruma.

"Apa maksudmu?!" kata Yamato.

"Dia memiliki bakat menjadi Quarterback. Suatu sore saat dia membereskan bola-bola amefuto, ia mencoba melempar bola amefuto dengan target sebuah lubang di tembok yang waktu itu aku rusak. Saat melihat caranya melempar dan ketepatannya melempar aku berpikir saja bahwa ia cocok menjadi Quarterback," jelas Hiruma.

"Tapi dia wanita bukan pria, olahraga seperti ini akan berbahaya baginya." kata Juumoji.

"Maka dari itu para lineman mulai sekarang akan memiliki tanggung jawab lebih besar. Akan aku asah kemampuannya untuk pertandingan kita dengan Universitas Enma 5 hari lagi. Kalian akan lihat sendiri kemampuannya dengan mata sialan kalian." kata Hiruma.

'Dia memang penuh dengan misteri,' batin Akaba.

"Kalian beritahu yang lain untuk mencari atau merekomendasikan orang di Universitas ini untuk menjadi Manager baru tim." kata Hiruma lalu pergi untuk mengganti bajunya yang sudah penuh dengan keringat.

"Apa-apan itu! akan dijadikan Quarterback? Hey! Itu cukup berbahaya untuknya!" kata Yamato.

"Iblis itu tidak akan mengambil resiko sebesar ini jika memang tidak tahu apa keuntungan yang akan di dapat oleh tim," kata Akaba memainkan gitarnya.

"Demi keuntungan tim dengan mengorbankan seseorang?" kata Yamato.

"Karin pasti memiliki kemampuan. Dia tidak akan jadi korban tapi akan jadi pahlawan bagi tim. Kau pernah melihat iblis itu merekrut orang yang tidak memiliki potensi dan kemampuan? Tenang saja Yamato semuanya pasti akan berjalan dengan baik," kata Akaba dan akhirnya Yamato diam lalu ia teringat sesuatu.

"Ikkyu? Bukannya kau punya tugas untuk ke Universitas Enma?" kata Yamato.

Ikkyu menoleh ke Yamato, terdiam sebentar lalu menepuk keningnya.

"Aku lupa! Terima kasih sudah di ingatkan Yamato. Aku duluan ya teman-teman," Ikkyu langsung pergi untuk mengganti bajunya dan segera keluar dari Universitas Saikyoudai.

Sena dan teman-temannya berjalan menuju café yang dekat dengan Universitas Enma.

"Apa yang akan dibicarakan Ikkyu ya?" kata Suzuna.

"Entahlah. Saat di telpon tadi ia hanya berkata ingin bertemu dengan kita di café dekat dengan Universitas," kata Riku.

Akhirnya mereka sampai di café yang di maksud Ikkyu. Di salah satu meja Ikkyu menunggu mereka.

"Oh kalian berempat yang datang?" kata Ikkyu. Riku dan yang lainnya mulai duduk.

"Ya. Tidak masalah bukan?" kata Riku.

"Tidak. Malah kebetulan jika ada kalian semua," kata Ikkyu

"YA~ Ikkyun sebenarnya ada apa?" kata Suzuna.

"Ini," kata Ikkyu menyerahkan sebuah surat dan di raih oleh Sena. Suzuna, Sena, dan Monta mulai membaca.

"Surat tantangan?!" seru ketiganya.

"Bisa kecilkan suara kalian?" kata Riku yang mengusap telinganya.

"Kalian terlalu berlebihan," kata Ikkyu dengan ekspresi sweatdrop.

"Su_ surat tantangan dari Hiruma san ya.." kata Sena.

"Kami terima MAX!" kata Monta.

"EH?!" kata Sena dan Suzuna.

"Aku setuju dengan Monta," kata Riku santai melipat kedua tangannya di dada.

"Baiklah. 5 hari lagi pertandingan di mulai di Universitas Saikyodai pukul 3 sore," kata Ikkyu.

"Yosh!" seru Monta.

"Oh iya Ikkyun, kabar Karin nee bagaimana?" kata Suzuna.

"Baik-baik saja. Tapi saat pertandingan nanti semoga dia juga baik-baik saja," jawab Ikkyu.

"Lho? Memangnya ada apa dengannya?" kata Monta dan Suzuna.

"Dia akan di jadikan Quarterback kedua," kata Ikkyu.

"QUARTERBACK?!" seru Sena, Monta, dan Suzuna (lagi).

"Lalu siapa yang akan menjadi Manager?" kata Suzuna.

"Itu sedang dalam proses. Kami sedang mencarinya." kata Ikkyu.

"Begitu…" kata Suzuna.

Ikkyu berjalan pulang bersama Sena, Monta, Suzuna dan Riku setelah dari café saat semula mereka berkumpul.

Monta mengepalkan tangan kanannya. "Aku pasti akan berlatih giat untuk mengalahkanmu Ikkyu," kata Monta dengan semangat.

"Aku akan lihat itu di pertandingan nanti Monta," ucap Ikkyu.

"YA~ ngomong-ngomong selamat untuk kemenangan tim kalian minggu lalu ya!" kata Suzuna memberi selamat. Ikkyu mengucapkan terima kasih.

"Tim kalian masuk majalah depan olahraga! Keren MAX!" kata Monta.

"Aku juga lihat," kata Sena.

"Lain kali tim kita yang harus menempati bagian depan majalah," kata Riku.

"Aku tidak akan membiarkannya," kata Ikkyu dan mereka semua tertawa.

…..

Di tempat lain seorang gadis cantik sedang menerima telpon dari seseorang. Dengan semangat ia terus bercakap-cakap dengan orang yang menelponnya.

"Benarkah?! Jadi 2 hari lagi aku bisa berangkat? Arigatou!" katanya dengan senyum bahagia lalu gadis itu menutup telponnya.

Virious

Sore akan mendekati waktu malam tapi kawasan Virious memang terlihat seperti malam setiap harinya itu karena terletaknya kawasan itu yang begitu dalam dengan hutan. Penjara Emfire terlihat tenang dari luar tapi di bagian hukuman terdengar teriakan orang-orang yang tengah mendapat hukuman sebelum menjadi penghuni baru penjara Emfire. Sel penjara abadi itu tetap terlihat tenang, terlihat dari sikap Doburoku yang tetap tenang sambil meminum sakenya.

"Bosan juga jika tidak ada bocah itu. Tapi ia sedang mengapai masa depannya, entah hasilnya bagus atau tidak jika bocah itu bertindak benar maka hasilnya akan benar. Badai yang akan menghampirinya benar-benar luar biasa," Doburoku kembali meminum sakenya.

Clifford berjalan di sepanjang koridor sel sekedar mengecek keadaan penjara abadi itu. Karena menjadi ketua penjara Emfire salah satu tugasnya. Ia berjalan melewati sel Doburoku.

"Jangan terlalu berharap dengan apa yang akan kau bayangkan ketua," kata Doburoku.

Clifford berhenti tanpa menoleh ke Doburoku, lalu ia kembali berjalan lagi.

'Selagi hal itu belum terjadi semuanya bisa di ubah peramal Doburoku,' kata Clifford dalam hati.

To Be Continue

Yo, minna… ini dia fanfic kedua saya di fandom Eyshield 21. Semoga typonya agak berkurang ya u.u