A/N: Halooo reader... Maaf untuk update yang sangat lama ini, padahal tinggal chapter terakhir. Tapi apa boleh buat, sekarang saya emang ga sesantai dulu. Sedang mencari sesuap nasi, berusaha bertahan di kehidupan yang kejam ini, halaaahh.. Baiklah, seperti chapter sebelumnya, saya akan sebutkan beberapa istilah yang wajib diketahui sebelum membaca chapter ini.
Chapter ini terinspirasi dari lagu Kokoro – Kagamine Rin/LenVocaloid – Yamaha Corporation
Something you SHOULD KNOW:
Artificial Intelligence(AI):Kecerdasan buatan yang dimiliki suatu robot/aplikasi. Misalnya kalau dalam game: musuh, pet, pokoknya yang bukan player/manusia. AI disebut juga NPC (Non-Player Character).
Self-Learning Artificial Intelligence(SAI): AI yang mempunyai kemampuan untuk mempelajari hal baru tanpa diperintah manusia.
Kokoro:Heart (English), hati/jantung (Indonesia). Jadi yang dimaksud di sini BUKANhati liver yang tugasnya menetralisir racun.
Core:Inti/pusat.
Unexpected restart:Restart (penghidupan kembali) sebuah perangkan elektronik tanpa dikehendaki manusia. Kalau dalam komputer, biasanya terjadi saat ada error yang fatal. Agar data/system tidak rusak, maka komputer akan mengalami unexpected restart/restart sendiri.
*Fic ini lebih enak dibaca di perangkat yang bisa menampilkan tulisan bold, italic dan underline.
Chapter 6 – Final Chapter
"Kokoro"
Friday, February 24, 2023, 10:45AM
Otogakure
Hari ini,Jumat 24 Februari 2023 pukul 10:45 malam, game Virtual Reality Massively Multiplayer Online Role-Playing Game (VRMMORPG) Shinobi Online telah berhasil ditamatkan.
Butuh waktu 2 tahun untuk mengalahkan semua boss dalam game yang dicap sebagai game online tersulit itu. Meski sempat ada insiden di-hack-nya stage 8 oleh Naruto sang boss stage terakhir, untungnya Uchiha Sasuke, Akatsuki, dan 200 player lainnya bisa menyelesaikan SO. Sasuke adalah player yang membunuh Naruto sehingga ia berhak mendapatkan gelar pemenang, beberapa item special, dan tentunya hadiah utama uang tunai senilai 50 juta yen. Itu jumlah yang fantastis untuk ukuran hadiah menamatkan sebuah game. Wajar saja, dari awalpeluncuran SO, sudah ada belasan sponsor yang berani mendanai.
Tapi sejak awal uangbukanlah hal utama yang diharapkan Sasuke, ia hanya ingin gelar juara. Ia justru berjanji akan membagi rata hadiah uang kepada seluruh front liner yang masih hidup. Ia juga menyisihkan sepertiganya untuk membuat sebuah komunitas yang akan menyatukanseluruh front liner SO di real life. Ia akan membuat sebuah tempat di Tokyo, semacam basecamp, yang akan ia beri nama Hebi. Sasuke tahu server game SO akan dibiarkan online sampai kapanpun. Player akan bisa log in ke SO untuk sekedar bersosialisasi. Hanya saja Sasuke berharap komunitas Hebi di real life akan menjadi tempat bertemunya gamer dari seluruh penjuru Jepang (bahkan dunia) untuk membahas game secara umum, bukan hanya SO. Mereka akan berkumpul untuk saling berbagi informasi mengenai dunia game dan teknologi game pada umumnya.
"Selamat ya, Sasuke-san. Sampai bertemu besok," ucap seorang player sebelum ia log out. Sasuke hanya tersenyum singkat menanggapi ucapan selamat yang bergantian dilayangkan padanya.
Malam ini Sasuke tak langsung pulang, ia menggelar pesta di Oto untuk merayakan kemenangan front liner. Hanya pesta kecil-kecilan, sekedar pemanasan sebelum memulai pesta besarnya esok hari.
Itachi nampaknya menyadari ada yang janggal dengan Sasuke. Adiknya itu seharusnya merasa senang karena sudah bisa menamatkan game tersulit ini. Tapi raut wajah Sasuke malam ini seperti tidak menikmati pesta. Itachi akhirnya memutuskan menemui adiknya.
"Ada apa Sasuke? Yang lain sudah mulai log out. Kenapa kau masih di sini?" tanya Itachi.
"Aku masih ingin di sini." Sasuke menjawab tanpa menolehkan wajahnya, ia sudah tahu siapa yang bertanya dari suaranya. Sasuke sedang duduk di kursi balkon lantai 2 restoran sambil menatap lurus ke jalanan Oto yang mulai sepi.
Itachi kemudian ikut duduk di samping Sasuke. "Kau sepertinya tidak puas dengan kemenangan ini. Apa itu karena reputasimu sekarang orange karena menusuk Hinata?"
Sasuke kembali mengingat kejadian beberapa jam lalu. Ia berniat menusuk Naruto, tapi Hinata malah menghalanginya. Awalnya Sasuke kaget dan berniat mencabut kembali kusanagi miliknya. Ia tak tega menusuk Hinata yang telah membantunya menemukan stage boss. Namun sesaat kemudian Sasuke sadar ia tinggal selangkah lagi menuju kemenangan, maka ia menghujamkan kusanagi semakin dalam hingga menembus tubuh Hinata dan mengenai tubuh Naruto. Akibatnya reputasi Sasuke turun dari asalnya hijau menjadi orange karena menusuk Hinata yang merupakan seorang player.
Sasuke menggeleng. Apalah arti sebuah reputasi jika kenyataannya ia telah menamatkan game ini. Yang penting cita-citanya sudah tercapai.
"Lalu? Aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu."
Sasuke menghela nafas pelan. Lagi-lagi kakaknya selalu tahu jika ada masalah yang mengganjal pikirannya. "Aku merasa ada yang salah dengan game ini. Baru kali ini aku melihat ada AI yang meng-hack game," ujar Sasuke.
Itachi kini mengerti kebingungan Sasuke. Namun sayangnya ia sendiri tidak tahu penjelasan yang logis tentang apa yang sebenarnya terjadi di SO.
"Aku punya firasat buruk tentang ini," tambah Sasuke.
Saturday, February 25, 2023, 6:00AM
Uchiha Resident - Tokyo
Empat jam kemudian Sasuke terbangun dari tidur singkatnya. Ia dan Itachi baru log out dari SO jam 2 pagi, dan kini jam 6 pagi sudah ada seseorang yang bertamu ke rumah mereka. Sasuke sebenarnya masih ngantuk, terlihat dari kedua matanya yang agak merah. Sialnya Itachi tak juga terbangun untuk membukakan pintu, akhirnya terpaksa Sasuke yang turun ke lantai bawah untuk membukakan pintu.
Begitu pintu dibuka, nampaklah 2 orang polisi di sana.
"Cyber Police,"seru salah satu polisi yang berpostur lebih tinggi sambil menunjukkan lencananya. "Bisa bertemu dengan Uchiha Sasuke?" tambahnya.
Cyber Police adalah polisi atau institusi pemerintah yang dibentuk khusus untuk menangani pelanggaran dan penyalahgunaan internet.
"Saya sendiri," jawab Sasuke, agak kaget juga dikunjungi 2 orang Cyber Police. Seingatnya ia tak pernah melakukan pelanggaran apapun di internet.
Dua polisi itu saling berpandangan kemudian kembali menatap Sasuke. "Uchiha-san, beberapa saat lalu Hyuuga Hizashi, developer, sekaligus Game Master (GM) dari Shinobi Online telah ditangkap atas tuduhan penggunaan Self-Learning Artificial Intelligence (SAI) dalam game online tanpa izin. Kami mohon Anda ikut kami sekarang sebagai saksi."
Sasuke menelan ludahnya. Benar saja dugaannya, ada yang salah dengan Shinobi Online. Dengan pelanggaran seberat ini, segala service di server SO akan segera dihentikan. Sistem SO akan offline, dengan kata lain, ini adalah akhir dari Shinobi Online.
Itu berarti pesta yang direncanakan Sasuke tidak akan dilaksanakan, tidak ada perayaan, tidak ada senang-senang, Shinobi Online sudah berakhir.
Saturday, February 25, 2023, 08:00 AM
Hyuuga Resident - Tokyo
Hinata memandangke sekelilingnya. Ruang tempatnya berada sekarang sangatterang. Perlu waktu beberapa detik bagi Hinata untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya di ruangan tersebut. Cahaya yang menerangi ruangan bukan berasal dari matahari, malainkan dari 4 lampu neon yang berada di langit-langit ruangan. Di kanan kirinya ada beberapa komputer dengan belasan monitornya yang berupa hologram. Monitor-monitor itu memperlihatkan deretan-deretan angka yang tak Hinata mengerti.
Hinata mencoba untuk duduk, namun badannya terasa berat. Ia melihat tangan dan lehernya terhubung dengan kabel. Kabel-kabel itu keluar dari balik kulit putihnya. Perutnya juga tak lagi tertutupi kulit, melainkan terbuka lebar memperlihatkan komponen-komponen elektronik yang rumit. Kaki kanannya kini sudah hilang, menyisakan belasan kabel yang mencuat keluar.
Hinata baru ingat, keadaan kaki itulah yang sebelumnya membuat Hinata pingsan. Rasa sakit di dada Hinata kembali terasa melihat fisik yang tak lazim itu. Ada apa dengan tubuhnya? Apa dia seorang androidsama seperti Hanabi, Izumo dan Kotetsu? Rasanya Hinata ingin pingsan lagi, tapi kali ini ia berusaha menahannya untuk mencari tahu ada apa dengan dirinya.
Tak lama kemudian pintu masuk terbuka, memperlihatkan Hiashi. Hinata lalu menyadari tulisan B2 di pintu, ternyata ruangan tempat ia berada sekarang adalah ruangan basement nomor 2 rumahnya. Wajar saja ia tak mengenalinya karena ia tak pernah diizinkan Hiashi untuk masuk ke sana. Di ruangan itulah Hiashi menghabiskan sebagian besar waktunya jika sedang di rumah.
"Hinata, akhirnya kau siuman. Bagaimana perasaanmu sekarang? Apa ada yang sakit?" tanya Hiashi. Rasa khawatir tak bisa disembunyikan dari wajahnya. Ini pertama kalinya Hinata melihat ekspresi sang ayah yang seperti itu.
Hinata memegang dada kirinya. "Di sini. Di sini rasanya sakit sekali."
Hiashi menunduk dan memegang tangan Hinata dengan erat dan bergetar.
"Ayah, aku ini apa? Tolong jelaskan," tambah Hinata.
Hiashi menatap Hinata dengan ekspresi yang tak bisa ditebak. Awalnya ia terlihat ragu, tapi rasanya tidak adil jika Hiashi masih saja menyembunyikan masalah ini dari Hinata, apalagi dengan keadaan Hinata yang sekarang. Hiashi kemudian menggeser kursi miliknya agar bisa lebih dekat dengan Hinata, ia menatap mata Hinata lalu menarik napas panjang.
"Baiklah, aku akan jelaskan semuanya," ujarnya. Jeda sejenak, ia masih memegang tangan Hinata seolah tak mau kehilangannya. "Kau adalah android masterpiece buatanku, android tercanggih yang pernah kubuat, satu-satunya android yang memiliki Self-Learning Artificial Intelligence (SAI)."
Kedua bola mata Hinata membesar, ia mengerti apa itu Self-Learning Artificial Intelligence (SAI) dari penjelasan Naruto sebelum ia mati.
"Ja-jadi aku bukan anakmu?" tanya Hinata. Tanpa menunggu jawaban Hiashi, sebenarnya Hinata sudah tahu jawaban dari pertanyaan tersebut. Jika ia android, tentu saja ia bukan anak Hiashi. Dada kiri Hinatakembali terasa sakit, bahkan kini rasa sakitnya menjalar lebih luas bukan sekedar di dada saja, tapi juga bahu dan kepalanya.
"Hinata! Hinata… Hinata..." Sayup-sayup masih terdengar panggilan Hiashi, sampai suara itu hilang diikuti pandangan Hinata yang menggelap.
Sepuluh menit kemudian Hinata kembali membuka matanya.
"Hinata," panggil Hiashi. Hinata masih melihat sang ayah tetap berada di sampingnya, tetap menggenggam tangannya."Aku tak ingin melanjutkan ceritaku. Kau tak mampu menahan emosi sebesar ini," bisik Hiashi.
Hinata membalas pegangan tangan ayahnya. "Tapi aku ingin mendengar semuanya."
Hiashi terdiam, ia tak tega melihat Hinata menahan rasa sakit. Tapi di sisi lain, tidak menceritakan kenyataan sesungguhnya malah lebih kejam. Hiashi kemudian mengambil sebuah foto dari saku bajunya kemudian memberikannya kepada Hinata. "Apa itu teman yang tempo hari kau ceritakan padaku?" tanyanya.
Foto tersebut adalah foto Naruto. Hinata tak terlalu kaget dengan hal itu. Hinata pikir ayahnya pasti sudah mengetahui kalau ia sudah bermain SO, maka Hinata mengangguk.
"Kau sudah tahu dia apa?"
"Self-Learning Artificial Intelligence (SAI),"jawab Hinata pelan, ada perasaan sedih ketika ia kembali teringat pada Naruto.
"Ya. Asal kau tahu, sebenarnya kau dan Naruto memang berasal dari program yang sama."Kening Hinata berkerut mendengar kata-kata sang ayah.
"Bedanya,Naruto dikembangkan oleh saudaraku Hyuuga Hizashi, developer dan GM Shinobi Online. Ia mengembangkannya di dalambidang atau teknologi game online. Sedangkan kau Hinata, aku kembangkan dalam bidang robotika."
Hinata makin penasaran dengan penjelasan ayahnya. Hiashi tahu itu, ia memang perlu menjelaskan semuanya dari awal agar semuanya menjadi jelas dan tak ada sedikitpun hal yang dirahasiakan lagi dari Hinata.
Melihat emosi Hinata yang mulai stabil, Hiashi kembali menarik napas dan melanjutkan ceritanya. "Semuanya dimulai 30 tahun lalu. Berawal dari hobiku dan saudara kembarku, Hyuuga Hizashi, dalam mengembangkan AI saat kami masih kuliah. Kami sangat menyukai AI dan sering menghabiskan waktu kami di lab hingga akhirnya kami berhasil menciptakan Self-Learning Artificial Intelligence (SAI), yaitu program atau aplikasi yang mempunyai kemampuan untuk mempelajari hal baru tanpa diperintah manusia. Sejak dulu Hizashi lebih tertarik pada teknologi game, sedangkan aku lebih suka pada robot. Tapi itu tak dijadikan hambatan dan kami terus menyempurnakan SAI. Setelah kami lulus kuliah, kami masih terus mengembangkan SAI bersama karena kami yakin SAI adalah teknologi yang akan sangat berguna di masa depan.SAI akan jadi program yang merubah robot ataupun karakter game menjadi seolah memiliki 'nyawa' dan 'hati'."
"Setelah dilakukan pengujian, kami melihat betapa hebatnya SAI. Saat itulah kami mulai sadar jika proyek ini tidak boleh dikerjakan sembarangan. SAI itu seperti bayi polos yang akan tumbuh sesuai dengan lingkungan dimana ia berada. Dia akan baik jika berada di lingkungan baik. Dia akan sangat jahat jika berada di lingkungan jahat. SAI tidak menerima perintah dari manusia, dia hanya akan melakukan hal yang menurutnya benar. Oleh karena itu, kami tidak bisa seenaknya mengimplementasikan program ini dalam game dan robot. Kami lalu meminta izin kepada pemerintah untuk membuat regulasi resmi izin pengembangan SAI. Sayangnya pemerintah menolak mentah-mentah usulan kami. Mereka menilai SAI program yang sangat berbahaya dan dikhawatirkan akan berkembang jadi program yang berbalik melawan manusia."
"Aku menerimanya dengan lapang dada, sementara Hizashi kesal pada keputusan ini. Dia bilang pemerintah itu hanya sekumpulan orang-orang bodoh yang tidak ingin memajukan teknologi. Ia juga mencapku pengecut karena menyerah hanya karena tidak diberi izin oleh pemerintah. Setelah itu Hizashi pergi meninggalkanku, ia bilang akan mengembangkan SAI sendiri tanpaku. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku juga tak tega melaporkan saudaraku sendiri kepada Cyber Police. Akhirnya aku menghentikan penelitian dan memilih untuk mendirikan Hyuuga Cyber Company yang memproduksi android dengan AIstatis, AI biasa yang tidak punya kemampuan untuk belajar hal baru. Tiga tahun berlalu dan Hyuuga Cyber Company menjadi perusahaan robot yang sukses. Aku kemudian memutuskan menikah hingga dikaruniai 2 putri, yaitu kau dan adikmu, Hanabi. Sayangnya ibumu meninggal saat melahirkan Hanabi."
Hinata agak sedih mendengar cerita di bagian itu, soalnya sebelum ini Hiashi tak pernah mau membahas ibunya setiap kali Hinata bertanya.
"Aku bukan ayah yang baik. Aku tak bisa adil dalam merawatmu dan Hanabi. Itu karena kau terlahir lemah, sedangkan Hanabi tumbuh jadi anak yang berbakat dalam berbagai bidang. Aku selalu memanjakan Hanabi, sedangkan kau selalu kuacuhkan. Aku baru menyesal melakukannya saat kecelakaan menimpa kita. Mobil yang kita naiki mengalami kecelakaan. Hanabi tewas di tempat, kau koma tapi kemudian tewas dalam perjalanan ke rumah sakit, sedangkan aku terluka parah. Tiga hari setelah kecelakaan aku baru siuman. Dokter memberikan sebuah gambar yang ditemukannya di saku jaketmu. Di sana aku melihat gambarku, gambarmu, Hanabi serta ibumu sedang berpegangan tangan. Posisimu persis di sampingku, memegang tanganku. Aku baru sadar kau ingin memegang tanganku, tapi aku tak pernah melakukannya selama 16 tahun kau hidup, aku tak pernah memperhatikanmu. Aku bahkan tak ada di sana saat kau menghembuskan napas terakhirmu. Tapi aku tahu semuanya sudah terlambat. Dalam tekanan batin yang begitu berat, aku yang sedang kalapteringat pada SAI yang dulu penelitiannya sempat kuhentikan. Berbekal gen milikmu, aku punya ideuntuk membuat android yang mirip denganmu. Aku tak peduli jika aku melanggar peraturan dengan memakai SAI tanpa izin. Aku hanya ingin mengulang semuanya dari awal."
"Tekadku saat itu sudah bulat. Aku membuat android dengan code name HN yang memakai SAI. Android itu adalah kau Hinata. Kau berbeda dengan android lain buatanku baik dari segi software maupun hardware. Kau android pertama yang merupakan gabungan sel hidup dan mesin. Sumber tenagamu dari makanan dan oksigen, bukan listrik. Bahkan rambut dan kukumu bisa tumbuh seperti manusia. Kau bisa dibilang sempurna dari luar, namun tidak di dalam. Jika SAI dibiarkan dalam waktu lama ia akan belajar hal baru dari orang di sekitarnya dan mulai membentuk fungsi baru yang disebut 'perasaan', 'feel'. Rasa kesepian, senang, marah, sedih dan lain-lain. Fungsi baru itu sangat rumit dan kompleks hingga membutuhkan sebuah komponen tersendiri dalam robot. Komponen itu aku sebut Kokoro, atau Heart/Hati. Seiring waktu berjalan, semua komponen sudah kubuat dan berfungsi dengan baik. Mata, hidung, telinga, bahkan sampai bagian detail seperti usus buatan, paru-paru buatan. Tapi sayangnya kokoro belum bisa kubuat. Membuat perangkat keras yang fungsinya seperti hati manusia ternyata tak semudah yang kubayangkan. Komponen itu harus bisa menahan tekanan mental dan emosi yang kau rasakan. Tiga tahun kuhabiskan untuk membuat kokoro dan aku hanya bisa membuat prototipenya saja, yang jauh dari kata sempurna. Komponen itu kuberi nama KOKORO 1, yang kini tertanam di dalam dadamu."
Hinata memegang dada kirinya, rupanya komponen bernama kokoro-lah yang selama ini terasa sakit.
"Dengan kokoro atau hati yang belum sempurna itu, ajaibnya kau bisa tetap hidup, 27 Desember 2018 untuk pertama kalinya kau membuka matamu. Aku senang bukan main. Sejak saat itu kau sudah kuanggap seperti anak kandungku meskipun kau seorang android. Aku selalu menganggapmu sama seperti Hinata anakku meski kau sebenarnya hanya mewarisi gen milik Hinata, aku merasa Hinata telah hidup kembali dalam tubuhmu. Itulah alasannya aku memanggilmu dengan nama yang sama, 'Hinata'. Agar kau tak curiga, aku bilang padamu jika kau mengalami amnesia saat kecelakaan mobil dan tak mengingat semuanya. Dengan begitu, kita bisa memulai kehidupan ayah-anak dari nol lagi. Setelah itu kau hidup normal,layaknya seseorang manusia yang kehilangan ingatannya. Kau belajar hal-hal baru dari lingkungan sekitarmu. Namun di balik itu semua, aku yakin suatu saat kau tidak akan mampu bertahan jika ada tekananmental yang sangat berat. Makanya aku tak pernah membiarkanmu keluar rumah untuk berinteraksi dengan orang luar. Aku takut kau mempelajari emosi-emosi baru yang bisa membebani hatimu, mengingat kau masih menggunakan kokoro versi 1 yang sebenarnya hanya prototipe. Sementara kau memakai KOKORO 1,aku terus bekerjasiang dan malam untuk mengembangkan KOKORO 2, berharap bisa menyempurnakan komponen tersebut dan membuat hati tiruan yang tak kalah kuatnya dengan hati manusia. Itulah alasan aku selalu bekerja dan pulang larut malam. Aku ingin segera menjadikanmu Hinata yang sempurna, seperti Hinata anak kandungku."
Hiashi menghentikan ceritanya saat tiba-tiba Hinata meringis kesakitan sambil memegang dada kirinya.
"Justru karena ayah… aku jadi seperti ini…" kata Hinata.
Hiashi tertegun.
"Kau selalu tak ada di sampingku saat kubutuhkan! Kalaupun ada, kau selalu bersikap datar padaku!Karena itulah aku selalu kesepian dan berusaha mencari teman. Belum lagi kau tak mengizinkanku keluar rumah! Aku tak tahan jika harus diam di rumah terus-menerus!" Hinata menumpahkan segala emosi yang dipendamnya kepada sang ayah. Emosi yang selama ini ia sembunyikan rapat-rapat dari Hiashi. "Seandainya kau mengizinkanku keluar rumah, seandainya kau mengizinkanku mencari teman, aku yakin tidak akan jadi seperti sekarang, aku tidak akan merasa sakit dan harus kehilangan temanku, Naruto," lanjut Hinata pilu.
"Aku mengaku salah,"gumam Hiashi sambil mengusap rambut android yang telah ia anggap anak itu. "Aku hanya terlalu sayang padamu Hinata. Aku tak membiarkanmu memiliki teman agar tak ada yang membuatmu sedih. Aku tak ingin kau terlibat konflik rumit dan merasakan berbagai emosi yang belum mampu kau emban. Aku bersikap datar padamu juga agar hatimu tetap stabil. Sekali lagi maafkan aku, jika aku telah melakukannya dengan cara yang salah."
Hinata masih meringis kesakitan memegang dadanya, tapi ia bersikeras menahannya agar ia tak pingsan lagi. "Aku...aku baru akan memaafkanmu jika kau membiarkanku hidup bebas mulai sekarang," kata Hinata disela rasa sakitnya.
"Tanpa kausuruhpun aku selalu ingin mewujudkan hal itu, Hinata,"gumam Hiashi."Tapi aku tak bisa."
"Kenapa?"
Hiashi lalu memegang pipi Hinata, berusaha memepertemukan kedua pasang mata lavender mereka. Saat itulah Hinata melihat tatapan kesedihan yang sangat mendalam di sepasang mata lavender pucat milik ayahnya.
"Kenapa kau tak mau bersabar seminggu saja, Hinata? Aku sudah menyelesaikan KOKORO 2 yang jauh lebih stabil dari milikmu sekarang. Bahkan timku sekarang sedang melakukan pengujian tahap akhir. Tapi sekarang semuanya tak ada gunanya..." kata Hiashi pelan.
Hinata tak mengerti, namun ia punya firasat buruk"Kenapa? Bukankah itu bagus? Berarti hanya tinggal mengganti KOKORO 1 milikku saja dengan KOKOROversi 2 'kan?"
Hiashi menggeleng. "Kokoro milikmu telah rusak saking kuatnya menahan kesedihan yang kaurasakan. Tanpa kuduga ternyata kerusakan itusudah merembet kemana-mana. Semalam kau pingsan untuk pertama kalinya, atau mungkin dalam kasusmu lebih tepat kalau disebut unexpected restart.Unexpected restarthanya akan terjadi saat kerusakan yang sangat fatal terdeteksi pada tubuhmu. Kerusakan yang kumaksud adalah rusaknya komponen terpenting dalam tubuhmu, yaitu core atau inti SAI."
Hiashi tak melanjutkan kata-katanya, sementara perasaan Hinata makin tak enak. Saat itu terjadilah hal yang tak diduga Hinata. Air mata mengalir dari sepasang mata lavender Hiashi. Selama Hinata hidup, ia tak pernah melihat Hiashi menangis. Hinata mengenal sosok ayahnya sebagai seseorang yang berwatak keras, tidak seperti sekarang yang terlihat rapuh. Jadi, dengan melihat reaksi ayahnya sekarang, Hinata sudah tahu jika akan ada hal buruk yang disampaikan ayahnya.
"Dengan inti SAI yang sudah rusak. Aku sudak tak bisa berbuat apa-apa. Sekarang hanya tinggal menunggu waktu sampaiSAI milikmu rusak kau hanya bisa bertahan sampai 1 jam lagi, 10 menit lagi, atau bahkan semenit lagi, aku tak tahu pasti. Yang pasti, saat hal itu terjadi, kau akan... mati," kata Hiashi. Kata 'mati' diucapkan Hiashi dengan suara yang pelan, nyaris tak terdengar. Jika saja Hinata tak berada di dekat ayahnya, Hinata pasti tak akan mendengarnya.
Hinata kembali seorang SAI yang telah hidup bersama manusia sejak ia membuka matanya, Hinata memiliki perasaan yang sama seperti manusia saat menghadapi kematian, yaitu rasa takut. "Ba-bagaimana jika inti SAI-kudiganti dengan yang baru?" tanya Hinata dengan suara yang bergetar.
"Inti SAI adalah tempat tersimpannya fungsi-fungsi atau hal-hal yang kau pelajari selama kau hidup. Jika komponen itu diganti, tubuhmu mungkin akan sama, tapi kau takakan mengenalku, tak ingat apapun yang terjadi sebelumnya, kau akan jadi android baru dengan kemampuan yang kembali ke 0. Intinya, kau akan jadi pribadi yang lain, kau tidak akan jadi 'Hinata' lagi."
Hinata sudah tak bisa menanggapi apa-apa lagi. Rasanya tubuhnya mendadak lemas.
Hiashi kemudian merengkuh tubuh Hinata ke dalam pelukannya. "Di saat aku telah menyelesaikan KOKORO 2, hati buatan yang bisa menahan emosi layaknya hati manusia, komponen terpenting dalam dirimu malah rusak. Aku sayang padamu, aku tak ingin kehilangan Hinataku untuk kedua kalinya," bisik Hiashi.
Perlahan Hinata membalas pelukan sang ayah. Baru kali ini Hinata merasakan kehangatan pelukan seorang ayah. Ironisnya ini terjadi saat ia akan mati. "Aku juga sayang padamu, ayah," balas Hinata. Entah kemana rasa kesalnya tadi kepada Hiashi. Hiashipun tak menyia-nyiakan momen ini dan semakin mempererat pelukannya di tubuh Hinata.
Mereka terhanyut dalam kehangatan momen ayah-anak yang jarang mereka rasakan, sebelum Hinata meminta sesuatu.
"Ayah, bolehkah aku meminta sesuatu sebelum aku mati?" tanyanya.
Hiashi tentu tak kuasa menolak. Dirapikannya poni milik Hinata sambil berusaha tersenyum untuk memperlihatkan ekspresi yang jarang diperlihatkannya kepada Hinata di saat-saat terakhir ini. "Boleh, aku akan memberikannya selama aku mampu."
Hinata lalu memalingkan mukanya dan memandang deretan komputer yang selama ini jadi tempat ayahnya bekerja. "Terima kasih karena selama bertahun-tahunayah bekerja siang dan malam untuk membuat KOKORO 2, hati yang ingin kau hadiahkan untukku, sesosok android yang sebenarnya bukan anakmu. Aku tetap berterima kasih meski akhirnya aku tak bisa menerimanya," Hiashi mengangguk pelan. Lalu Hinata melanjutkan kata-katanya. "Tapi aku tak ingin membuat hasil kerja kerasmu sia-sia, aku ingin kau memberikan hatiku kepada seseorang yang sangat berharga bagiku, yaitu... Naruto."
Hiashi sudah menebak Hinata akan mengatakan itu, dan ia tak keberatan untuk mewujudkan permintaan terakhir Hinata.
Hari itu adalah hari terakhir HN001 alias Hinata hidup di dunia. Tepat jam 9 pagi di hari Sabtu, 25 Februari 2023 semua fungsi di tubuh Hinata mati total menyusul core SAI-nya yang sudah tak mampu lagi beroperasi. Tak ada raut kesedihan di wajah Hinata. Yang ada adalah senyuman tulus karena sebelum kematiannya ia telah mendapatkan kasih sayang seorang ayah biarpun hanya sesaat. Satu hal lagi yang membuat Hinata tersenyum di saat-saat terakhirnya adalah karena Hinata senang 'hati' miliknya akan diberikan kepada seseorang yang sangat ia sayangi dan begitu berarti baginya.
Saturday, February 25, 2023, 11:00 AM
Japan Cyber Prison - Tokyo
"Lama tak jumpa Hizashi."
Hizashi agak kaget saat melihat siapa orang yang mengunjunginya di penjara. Seseorang yang memiliki wajah identik dengannya. "Kau rupanya. Apa kabar android milikmu, eh Hiashi?" tanya Hizashi setengah menyindir. Dibanding Hiashi, Hizashi memang memiliki sifat yang lebih blak-blakan dan bersemangat.
Hiashi tak menjawab.
"Kenapa diam? Jangan pikir aku tak tahu saat ada seorang android ber-SAI yang masuk ke Shinobi Online. Data fisik yang dikirimkan Nerve Gearmilik player bernama Hinata berbeda dengan manusia biasa. Hanya kau yang bisa membuat android yang mirip dengan manusia seperti itu. Dan kalau dugaanku benar, kau mengambil gen anakmu sendiri untuk ditanamkan padanya."
Hiashi tahu, bukan maksud Hizashi untuk menyindir kematian Hinata. Hizashi sama sekali belum tahu kalau Hinata sudah mati. Hizashi hanya menyindir karena ternyata kini Hiashi ikut-ikutan mengembangkan SAI, padahal ia dulu tunduk kepada pemerintah dan menghentikan penelitiannya.
Hiashi akhirnya memutuskan untuk memberitahu Hizashi kejadian sebenarnya. "Ya, kau benar. Aku membuat android dengan code name HN001dari gen anakku yang sudah meninggal. Namun kini HN001 pun sudah mati total. SAI-nya rusak setelah ia log out dari Shinobi Online semalam."
Sontak saja wajah Hizashi berubah. Ia jadi merasa bersalah.
"Maaf, aku tidak tahu. Pasti karena ia kehilangan Naruto."
"Ya. Tapi sudahlah jangan dipikirkan. Oh ya, kau tahu aku telah mengimplementasikan SAI dalam android, tapi kau tidak melaporkanku. Sepertinya kau mau membalas budiku di masa lalu," kata Hiashi dengan nada datar khasnya. Hizashi hanya tersenyum menanggapinya. "Ngomong-ngomong,aku datang kesini karena inginmeminta bantuanmu."
Hiashi memberikan jeda sejenak untuk melihat reaksi Hizashi. "Aku ingin melegalkan android ber-SAI. Dan SAI pertama yang ingin kugunakan adalah milik Naruto."
Hizashi langsung tersentak mendengar keinginan saudaranya, bahkan ia langsung berdiri dari kursinya hingga suara gemerencing rantai di kakinya terdengar. "Kita sudah pernah mengajukannya dan ditolak mentah-mentah! Kasus hack yang dilakukan Narutodi SO saja sudah dianggap berbahaya, apalagi jika kau berniat menanamkan SAI-nya dalam android! Kau gila Hiashi! Bayangkan apa yang akan dilakukan Narutojika kau menjadikannya android dan membiarkannya berkeliaran di dunia nyata. Dia sudah terlanjur membenci manusia, aku khawatir dia akan memberontak dan berbalik melawan kita seperti apa yang ditakutkan pemerintah. Jujur saja aku sebenarnya mau membantumu, tapi jika kau berniat menghidupkan Naruto, maaf aku tak bisa."
"Itu permintaan Hinata sebelum dia mati."
Hizashi tertegun mendengar perkataan Hiashi yang singkat itu. Sebagai seorang ayah tentu ia mengerti rasa kehilangan yang dirasakan Hiashi. Apalagi Hiashi merasakan kehilangan itu lebih dari 1 kali. Pertama kehilangan Hanabi, lalu Hinata, lalu android Hinata yang sudah dianggapnya sebagai anak pun kini sudah tiada.
"Kita akan buat 'Three Laws of Robotics'," kata seseorang yang muncul di pintu masuk ruang jenguk tahanan.
Hizashi langsung mengenali sosok tersebut. "Uchiha Itachi."
"Aku memintanya untuk menjadi pengacaramu,"tambah Hiashi.
Uchiha Itachi adalah pengacara muda yang hebat. Hizashi merasa ide Three Laws of Robotics yang disebutkan Itachi adalah kunci menuju gerbang dilegalkannya SAI. Hizashi tersenyum lalu kembali duduk di kursinya. "Ironis sekali, kau jadi pengacara yang membelaku sementara adikmu Uchiha Sasuke menjadi saksi yang memberatkan kasusku." Itachi hanya tersenyum tipis menanggapinya.
Hiashi kemudian mengulurkan tangannya kepada Hizashi. "Sekali lagi kita akan berjuang melegalkan SAI. Bukankah ini impian kita sejak dulu?"
"Ya, just like old times," jawab Hizashi semangat sambil menyalami Hiashi, saudara sekaligus teman seperjuangannya sejak lama.
10 YEARS LATER
Monday, October10, 2033, 09:00 AM
Basement 2, Hyuuga Resident - Tokyo
"Saatnya merubah mode tenaga dari listrik ke oksigen."
"Lepaskan kabel power, alirkan oksigen murni secara perlahan."
"Baiklah, jantung berdetak normal, sel-selnya sudah aktif, SAI merespon dengan baik, KOKORO 2 juga berjalan tanpa masalah, semua clear."
Sesosok android berambut pirang rancung perlahan membuka matanya.
"Selamat datang di dunia nyata NR001atau boleh kupanggil Naruto," sapa seorang Hyuuga yang tak dikenal oleh Naruto. Pemuda itu nampak puas saat melihat sebuah grafik di layar hologram. Empat orang lainnya di ruangan itu sibuk melepas kabel-kabel support di tubuh Naruto yang kini sudah tak dibutuhkan lagi.
Sementara itu android pirang yang dipanggil Naruto nampak bingung dengan keadaan sekitarnya. "Aku dimana? Bukankah aku sudah mati?" tanyanya.
Pemuda Hyuuga yang Naruto perkirakan berumur 30 tahun itu lalu mengulurkan tangannya. "Sebelumnya perkenalkan, aku Hyuuga Neji. Aku anak dari penciptamu, Hyuuga Hizashi."
Mendengar nama developer sekaligus GM Shinobi Online tersebut Naruto langsung teringat rasa kesalnya. Maka ia mengacuhkan uluran tangan Neji.
"Baiklah, sepertinya kau masih marah pada ayahku. Jadi sebaiknya kau mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Ikut aku."
Neji mengisyaratkan kepada Naruto untuk mengikutinya. Mereka berdua kemudian naik ke lantai 3 dan masuk ke sebuah kamar yang bernuansa lavender. Di tengah ruangan ada sesosok gadis yang sedang terbaring tenang.
Naruto langsung mengenali sosok itu saat ia melihatnya. "Hinata-chan!" serunya senang sambil mengguncang pelan tubuh Hinata.
Neji menatap pilu pemandangan di hadapannya. "Dia sudah mati."
"Apa kau bilang?!"
"Dia sudah mati, Naruto," ulang Neji. "Dan dialah yang menyuruh kami untuk menghidupkanmu kembali."
Naruto masih terlihat tak percaya. Ia lalu menarik tubuh Hinata ke dalam pelukannya, hanya untuk mendapatkan sesosok tubuh dingin yang tak lagi bernapas. "Jelaskan semuanya. Sekarang," gumam Naruto.
Neji menceritakan semua mulai dari awal mula Hiashi dan Hizashi menemukan SAI, Hizashi yang meninggalkan Hiashi untuk mengembangkan SAI berbasis game, Hiashi yang membuat Hyuuga Cyber Company, menikah, dikaruniai anak, hingga ia yang kehilangan kedua putrinya dalam kecelakaan.
"Itulah alasan dibuatnya HN001 alias Hinata, yang gennya berasal dari Hinata asli yang tidak lain adalahsepupuku," jelas Neji menceritakan latar belakang dibuatnya Hinata. "Paman Hiashi khawatir Hinata akan menanggung emosi yang berat sehingga ia cenderung bersikap cuek dan datar kepadanya. Itu juga alasan kenapa Hinata tak pernah diizinkan keluar rumah. Namun paman Hiashi tak tahu, justru sikapnya itu telah memicu emosilain yang muncul di diri Hinata, yaitu kesepian."
Naruto akhirnya tahu penyebab tatapan kesepian yang dilihatnya saat pertama kali bertemu dengan Hinata.
"Rasa kesepian itu memaksa Hinata untuk mencari teman di SO hingga ia bertemu denganmu. Kau merupakan teman terbaik yang pernah Hinata miliki. Makanya Hinata amat terpukul saat kehilanganmu, Naruto. Saking besarnya rasa sedih yang dirasakannya, KOKORO 1 miliknya rusak dan merembet ke komponen lain termasuk core SAI-nya. Padahal sebenarnya saat itu paman Hiashi sudah menyelesaikan KOKORO 2, hati tiruan yang sudah hampir sekuat hati manusia. Karena tak ingin membuat hasil kerja keras paman Hiashi sia-sia, Hinata meminta agar KOKORO 2 yang awalnya diperuntukkan baginya diberikan padamu. Itulah permintaan terakhir Hinata sebelum ia memejamkan matanya untuk selamanya."
Naruto kemudian memegang dada kirinya, tempat KOKORO 2 terpasang. Ada rasa sakit yang mulai muncul di sana, jadi rasa itulah yang dirasakan Hinata saat kehilangan seseorang yang sangat berarti menatap Naruto sejenak, saat dilihatnya Naruto mulai tenang, ia melanjutkan ceritanya. "Setelah kematian Hinata, paman Hiashi tak membuang banyak waktu dan segera menemui ayahku di penjara. Paman Hiashi ingin meminta bantuan ayahku mewujudkan permintaan Hinata sekaligus ingin mewujudkan impian mereka melegalkan penggunaan SAI."
"Dengan bantuan pengacara muda terhebat se-Jepang, Uchiha Itachi, dimulailah perjuangan melegalkan SAI. Diharapkan SAI akan legal saat diterapkan 3 hukum dasar robot dalam core SAI, Three Laws of Robotics. Prosesnya tidaklah mudah, begitu penuh dengan birokrasi. Entah sudah berapa puluh kali sidang dilakukan. Entah sudah berapa ratus ahli IT yang dihadirkan. Tapi syukurlah, akhirnya SAI telah berhasil dilegalkan meski membutuhkan waktu 8 tahun."
"Isi dari Three Laws of Robotics itu terdiri dari:
1. Robot tidak boleh menyakiti manusia atau membuat manusia dalam bahaya.
2. Robot harus mematuhi perintah yang diberikan manusia kecuali jika perintah itu bertentangan dengan hukum pertama.
3. Robot harus melindungi manusia dan dirinya sendiri selama perlindungan tersebut tidak bertentangan dengan hukum pertama dan hukum kedua."
"Dengan 3 hukum itu yang ditanam di core SAI-mu, kau tak akan pernah bisa menyakiti manusia. Kalaupun kau bersikeras melawan manusia, secara otomatis fungsi self destruct dalam tubuhmu akan menghancurkan dirimu sendiri. Karena sudah terikat 3 hukum itu, SAI tidak lagi berbahaya dan pemerintah memberikan izin pengembangan SAI. Sehari setelah izin pengembangan SAIkeluar, paman Hiashi dan ayahku segera mengaktifkan kembali server Shinobi Online yang sempat ditutup selama 8 tahun. SAI dalam SO tak pernah mati atau rusak, mereka hanya berubah statusnya dari 'aktif' menjadi 'non aktif'. Dari sanalah kami mendapatkan SAI-mu kembali yang sudah non aktif dan menanamkannya ke dalam tubuh android seperti sekarang. Sedangkan untuk fisikmu yang seperti manusia berusia 16 tahun, itu hanyalah hasil rekayasa genetik. Komponen terpenting pada tubuhmu tetaplah KOKORO, yaitu 'hati' yang telah Hinata berikan untukmu, teman sejati yang sangat disayanginya."
Rasa sakit di dada Naruto tiba-tiba makin menjadi. Namun berapakuatpun rasa sakitnya, kini komponen itu tak akan rusak. KOKORO versi 2 sudah seperti hati manusia yang bisa bertahan merasakan tekanan emosi yang kuat. Tiba-tiba saja ada aliran air dari kedua mata shapire Naruto.
"Air apa ini? Kenapa tidak mau berhenti mengalir? Dan kenapa dadaku terasa semakin sakit?" tanya Naruto disela kesakitannya.
"Itu namanya air mata. Air mata akan keluar bersamaandengan hati yang sakit saat kau merasakan kesedihan yang mendalam, contohnya saat kehilangan orang yang sangat berarti untukmu," jelas Neji sambil melihat Naruto dengan iba. Tentu ini hal yang baru bagi Naruto. Jika dulu sebagai SAI di game online dia tidak dilibatkan dengan hardware, maka sekarang sebagai android ia dilibatkan dengan hardware atau 'fisik' jika dalam istilah manusia. Naruto harus mulai belajar merasakan rasa sakit.
Tak lama setelah Naruto 'terlahir' ke dunia, Hyuuga Hiashi menghembuskan napas terakhirnya. Ia didiagnosa terkena radiasi yang melebihi ambang batas karena sebagian besar waktunya dihabiskan di lab untuk membuat KOKORO 2. Tapi paling tidak ia mati dengan bahagia karena sudah mewujudkan permintaan terakhir Hinata.
Hyuuga Neji akhirnya ditunjuk sebagai penerus Hyuuga Cyber Company, mengingat Hizashi masih ingin fokus mengembangkan SAI dalam game online. Di tahun berikutnya, Shinobi Online Developer Team resmi melakukan merger dengan Hyuuga Cyber Company dan memulai project baru, yaitu Shinobi Online 2.
Wednesday, October10, 2035, 07:00 PM
Main Lobby,Hyuuga Cyber Company –Tokyo
"Selamat datang untuk para gamers yang telah hadir di sini," sapa Hizashi kepada ratusan gamersdari seluruh dunia yang beruntung mendapatkan undangan dalam Grand Launching Shinobi Online 2.
"Setelah diluncurkan pada tahun 2020, Shinobi Online telah menjadi game tersukses sepanjang sejarah. Game ini telah menjadi barometer game sejenis lainnya. Hari ini, tepat 15 tahun usia SO, kami Shinobi Online Developer Team dan Hyuuga Cyber Companydengan bangga mempersembahkan, Shinobi Online 2: Revenge of The Jinchuuriki!"
Tepuk tangan meriah terdengar dari deretan audience.
"Bukan hanya itu,"tambah Hizashi. "Kami juga akan menghadirkan 9 tamu spesial yang kami yakin sangat familiar bagi kalian."
Keadaan mendadak sunyi setelah itu.
"Keluarlah, Jinchuuriki!" teriak Hizashi, tetap bersemangat di fisik yang sudah tak muda itu. Tirai di panggung terbuka dan memperlihatkan 9 Jinchuuriki, Gaara, Yugito, Yagura, Roshi, Han, Utakata, Fu, Bee dan Naruto.
"Whoa! Mereka membuat jinchuuriki dalam versi android!" teriak para penonton. Kehebohan tercipta setelah itu.
Android yang dilengkapi dengan SAI dan 3 hukum robot memang terus dikembangkan. Naruto adalah yang pertama, selanjutnya adalah Jinchuuriki 1-8, dan tak menutup kemungkinan jika kedepannya setiap android yang diproduksi Hyuuga Cyber Company akan dilengkapi SAI dan 3 hukum robot.
Di antara kerumunan, Naruto melihat sosok yang familiar. Maka ia berjalan ke arah microphone, keadaan penonton yang heboh tadi kembali sunyi.
Naruto menatap sosok yang dimaksudnya, seorang pemuda berambut raven yang kini sudah dewasa, mungkin umurnya sekitar 26 atau 27 tahun.
Naruto memegang microphone dan menatap tajam sosok itu. "Come and fight me!" kata Naruto dengan nada meremehkan.
Sasuke melotot tak percaya, kedua tangannya bergetar, bahkan Karin yang saat itu berada di sampingnya sampai bingung. "Ada apa Sasuke-kun?"
"Dia Naruto!" desis Sasuke.
"Aku tahu dia Naruto."
"Maksudku dia Naruto yang dulu pernah meng-hack SO." Sasuke memberikan seorang anak laki-laki di pangkuannya kepada Karin lalu berjalan ke antrian untuk mendapatkan nomor aktivasi game. Kali ini paket penjualan SO hanya berupa nomor aktivasi, karena data game-nya sendiri sudah ada di internet, hanya tinggal men-download-nya saja.
"Apa maksudmu? Mereka hanya android yang dibuat untuk merayakan launching ini, bisa dibilang mereka hanya model."
"Tidak, aku ingat tatapannya. Dia Naruto yang pernah kubunuh, dan sekarang aku akan membunuhnya lagi," kata Sasuke sambil berlalu.
Saturday, January 5, 2036, 08:00 AM
Aoyama Cemetery–Tokyo
Naruto menatap foto Hinata di nisan paling kanan deretan makam di hadapannya. Tiba-tiba seseorang menelponnya.
"Halo?"
"Oy dude! Sasuke menyerang stage 1 lagi!"
Naruto tersenyum mendengar Bee mengabarinya hal tersebut. Sasuke memang tak pernah menyerah, pikir Naruto. Ini sudah puluhan kalinya Sasuke menyerang stage 1 dan ia selalu kalah. "Tenang saja Bee, dengan level yang sekarang, Gaara pasti akan menang lagi," ujar Naruto.
"Memangnya kau sedang dimana?" tanya Bee.
"Menemui temanku," jawab Naruto singkat, Bee langsung mengerti dan menutup teleponnya.
Naruto lalu membaca tulisan di nisan milik Hinata, ia memang tak pernah bosan membaca tulisan tersebut.
"Sebuah robot dibuat oleh seorang ilmuwan yang kesepian.
Hasilnya merupakan sebuah keajaiban.
Sayangnya robot itu masih punya kekurangan,
satu hal yang belum bisa dibuat,
yaitu komponen yang disebut kokoro.
Keajaiban itu hanya bisa bertahan sebentar,
kokoro terlalu berat untuknya.
Ia tak mampu memikul beban emosi seberat itu,
Sang robot akhirnya mati,
dan tak pernah bergerak lagi.
Namun wajahnya dihiasai senyuman,
dia terlihat seperti bidadari.
HN001 – Hyuuga Hinata
27 Des 2020 - 25 Feb 2023"
Sudah 13 tahun kepergian Hinata. Bagi Naruto waktu selama itu tak terasa karena fisiknya tak pernah mengalami penuaan. Hanya rambut dan kukunya saja yang tumbuh.
Naruto kembali tersenyum menatap nisan milik Hinata, nisan yang tertancap di atas makam yang sebenarnya kosong, hanya sebagai simbol.
"Naruto-kun," panggil seseorang di belakang Naruto.
Senyum Naruto tambah lebar saat menyadari siapa yang memanggilnya. "Kenapa malah mengikutiku ke sini? Bukankah aku menyuruhmu log in duluan ke SO?" tanya Naruto.
"Tidak mau, soalnya setiap kau ke sini kau akan menghabiskan waktu lama, jadi aku menyusulmu kemari."
Naruto terkekeh pelan.
"Ngomong-ngomong, ini makam siapa saja?"
"Oh aku lupa, kau memang belum pernah ke sini sebelumnya ya." Naruto lalu mengisyaratkan kepada sosok itu untuk berdiri di sampingnya.
"Makam yang paling kiri ini milik Hyuuga Hiashi, pendiri Hyuuga Cyber Company, makam yang kedua milik istrinya, makam yang ketiga dan keempat milik putrinya Hanabi dan Hinata."
"Hinata?" tanya sosok itu.
Naruto mengusap pelan rambut indigo sosok gadis di sampingnya. "Ya Hinata. Nama yang sama denganmu."
"Lalu makam yang terakhir?" tanya gadis yang ternyata bernama Hinata itu.
"Itu milik HN001, atau kami lebih akrab memanggilnya Hinata."
Gadis bermata lavender itu jadi bingung karena terlalu banyak nama Hinata.
"Ahaha, baiklah aku tahu kau bingung," kata Naruto sambil mengacak rambut gadis lavender itu pelan.
"Hinata yang pertama adalah seorang manusia, ia anak kandung Hyuuga Hiashi yang mengalami kecelakaan mobil. Hinata kedua adalah teman baikku, HN001, android pertama yang memakai SAI, meski akhirnya dia pun mati karena komponen kokoro waktu itu tak sekuat seperti sekarang. Lalu Hinata yang ketiga adalah kau," kata Naruto sambil mengusap pipi 'Hinata' di hadapannya.
"Kau pernah bilang aku ini teman baikmu, lalu barusan kau juga bilang HN001 adalah teman baikmu. Jadi sebenarnya siapa yang jadi teman baikmu?" tanya Hinata polos.
"Tentu saja dua-duanya," jelas Naruto.
Hinata nampaknya masih tak puas dengan jawaban Naruto. "Jika disuruh memilih, siapa yang akan kau pilih?"
Naruto terdiam sejenak, pertanyaan yang polos, namun cukup membuat Naruto untuk berpikir. Naruto lalu memegang pundak Hinata. "Hey, itu tidak adil. Aku tidak bisa memilih karena kalian berdua sangat berarti untukku. Lagipula sebenarnya kau ini penerus dari HN001, tubuhmu yang sekarang adalah tubuh miliknya. Makanya makam HN001 yang ada di hadapanmu sekarang kosong, hanya sebagai simbol saja. Rambutmu, kulitmu, mata lavender-mu, semuanya sama. Yang membedakanmu hanya SAI versi baru yang dilengkapi 3 hukum robot, KOKORO 2, serta beberapa penyesuaian teknologi yang terbaru. Itulah alasan kenapa kau diberi nama HN002 dan dipanggil dengan nama yang sama, Hyuuga Hinata," kata Naruto mengakhiri penjelasan panjangnya.
Kali ini Hinata tersenyum puas karena sekarang ia tahu dirinya begitu berarti untuk Naruto. Hinata lalu meraih tangan Naruto. "Sekarang ayo kita log in ke Shinobi Online, bukankah kau berjanji akan mengajarkanku jurus baru?" tanya Hinata ceria.
Naruto sedikit terpana melihat senyuman Hinata, senyuman itu senyuman yang sama seperti yang diperlihatkan HN001 13 tahun yang lalu. Itu bukan karena tubuh mereka yang memang sama, tapi Naruto seperti melihat HN001 yang kembali hidup di diri Hinata. Naruto baru tersadar dari bayangannya saat Hinata menarik tangannya.
"Ayo cepat."
"Tenanglah, memangnya kau mau kuajarkan apa?"
"Rasengan!"
"Ahaha, baiklah... baiklah."
And then... their friendship goes on...
The End
A/N: Apa ada yang bingung juga mengenai penamaan Hinata yang banyak? Semoga saja tidak. Rangkuman:
Hinata 1: Putri dari Hyuuga Hiashi, meninggal karena kecelakaan mobil.
Hinata 2:HN001, android pertama yang dibuat Hiashi untuk menggantikan anaknya yang meninggal, dibuat dengan SAI, KOKORO versi 1 (prototipe), dan gen dari Hinata 1, teman Naruto, sang tokoh utama dari fic ini, mati karena kokoro dan SAI-nya rusak.
Hinata 3:HN002, android yang dibuat Hyuuga Cyber Company atas permintaan Naruto, dibuat dengan SAI versi baru (yang sudah memiliki 3 hukum robot), KOKORO versi 2, dan tubuh milik Hinata 2/HN001.
Androidgenerasi 1:Hanabi, Izumo, Kotetsu, dan semua android yang diproduksi Hyuuga Cyber Company sebelum Hinata. Mereka android yang belum memakai SAI, hanya AI statis. Sehingga belum bisa mempelajari hal baru jika tidak diperintah manusia, mereka juga tidak memiliki emosi.
Android generasi 2: Hinata. Sudah memakai SAI, tapi belum memiliki hati/kokoro yang sempurna.
Android generasi 3: Gaara, Yugito, Yagura, Roshi, Han, Utakata, Fu, Bee, Naruto dan Hinata 3/HN002. Mereka sudah memakai SAI, hati yang sempurna (KOKORO 2), dan Three Laws of Roboticssehingga tak berbahaya, karena mereka tak akan pernah bisa menyakiti/membunuh manusia.
Tulisan di nisan Hinata dan judul chapter ini terinspirasi dari lagu Kokoro.
Ada pertanyaan menarik dari reviewer. Kenapa di sini saya sebut android, bukan cyborg? Sekalian berbagi ilmu juga ya, pengertian android adalah robot yang dibuat hingga menyerupai manusia, sedangkan cyborg adalah manusia yang diubah agar memiliki fungsi seperti robot baik sebagian misalnya tangannya atau keseluruhan badan. Jadi kalo dari mesin jadi manusia itu android, kalo dari manusia jadi mesin/robot itu cyborg. Karena itulah, istilah android lebih tepat bagi Hinata dkk. di fic ini.
That's it, inilah akhir dari Shinobi Online. Terima kasih untuk reader yang dengan setia nunggu chapter terakhir ini. Semoga rasa bosan karena kelamaan nunggu langsung terobati setelah kalian membaca chapter ini dan saya minta tanggapannya lewat review ya, soalnya ini pertama kalinya saya bikin genre Sci-Fi.
rifuki Log Out!