CHAPTER 1

LETS PLAY THIS GAME

Main Character: Yunjae

#O.O#

"Kim jaejoong, mana kopinya!"

Seorang wanita gendut, salah satu staff terus menerus meneriakiku sampai kopinya diantarkan ke atas mejanya

"Ini kopinya" kataku sambil menaruh gelas plastik ke atas mejanya, wanita itu langsung menyuruhku pergi

"Kim jaejoong, ini semua di fotocopy!" teriak pria kurus kali ini dari mejanya, aku berlari kemejanya, tumpukan flyer untuk iklan baju musim dingin seberat 5 kilo gram berpindah ke tanganku, aku hampir tersandung menahan keseimbangan kertas-kertas itu ke tempat fotokopi

"Kim jaejoong! Ambilkan stempelnya!"

"Iya, tunggu sebentar"

Sudah dua bulan aku memasuki kantor mewah ini, tapi aku masih belum ada kemajuan, aku memang belum menjadi karyawan tetap, jadi kerjaanku hanya disuruh-suruh oleh semua orang padahal aku ini masuk divisi perencanaan, divisi yang mempunyai peranan penting karena tugasnya adalah menentukan produk-produk baru kami yang akan dipasarkan di pusat perbelanjaan di mall-mall besar di penjuru korea

"Yup istirahat" teriak bos kami dari meja kerjanya, kami semua berhamburan keluar, sebagian dari kami langsung keluar mengambil mobilnya untuk makan diluar sedangkan sebagian lainnya termasuk diriku pergi ke kantin dikarenakan malas untuk berjalan keluar gedung

"Bagaimana harimu?" tanya Junsu teman baruku, ia ini bekerja di divisi marketing, mengurus pemasaran untuk produk-produk kami, ia satu-satunya orang yang mau duduk bersama denganku, memberitahuku segala isi kantor juga orang-orang didalamnya

"Lihat itu bosku hebat kan?" katanya tersenyum ketika matanya menangkap sosok beberapa orang yang baru saja memasuki kantin, semua orang disekitar kami langsung menyapa mereka dan setengah membungkuk, orang-orang tersebut adalah tiga serangkai sahabat yang juga penguasa kantor ini

Yang dimaksud junsu sebagai bosnya adalah Park Yoochun, 26 tahun, kepala divisi marketing yang terkenal sangat ramah pada bawahannya, Junsu sangat mengagumi bosnya itu, entah apa yang dilihat oleh junsu dari orang itu, padahal ia hanya terlihat sebagai pria yang hanya suka tebar pesona kepada semua orang

Mereka bertiga duduk tidak jauh dari meja kami, tidak biasanya mereka berkumpul ditempat ini, biasanya mereka akan pergi ke sebuah restoran mewah atau hotel untuk makan siang, seorang diantara mereka adalah bosku Leeteuk, ia mengeluarkan rokok birunya, diberikannya satu pada orang disebelahnya, orang itu adalah pemimpin dari semua pemimpin di kantor ini, ya dia orang yang paling sering dibicarakan oleh semua orang disini

Direktur pelaksana kami. Jung Yunho, 26 tahun, dengan bekal pendidikan dari universitas colombia ia mampu menjadi orang no.2 dibawah presiden direktur di kantor ini hanya selama 2 tahun, selain otaknya, ia juga dikarunai tubuh atletis dan juga wajah yang tampan yang membuat semua orang apalagi para wanita membicarakannya setiap ia lewat di depan mereka

Ia menerima rokok dari bos ku dan dinyalakannya, sambil mengepulkan asap rokok ke udara ia melihat ke sekeliling, mungkin untuk melihat wajah para karyawannya, sampai mata itu berhenti ke satu titik, matanya menghunus tajam kearahku, seakan waktu terhenti dan seakan semua orang disekeliling kami tidak bergerak

"Hei kau kenapa?" ujar junsu menggoyangkan lenganku, melepaskan hipnotisku dari mata elang yang dari tadi terus menatapku

"Eh..apa?"

"Kau ini kenapa?'

Aku melirik ke arah pandangan mata tadi, ia sudah berbalik arah lagi dan sedang mengobrol dengan teman-temannya

"Ah tidak" elakku dengan mata yang masih kearahnya

"Kau ini kenapa sih?"

"Junsu apa kabar burung itu benar?"

"Yang mana?"

"Itu yang tentang sahabat bos tampanmu itu"

"Oh Jung Yunho?"

"Iya dia"

"Maksudmu tentang dia yang playboy itu?"

"Apa itu benar?"

"Ya, katanya bos kita itu sudah memacari hampir 10 wanita, tahun ini saja sudah tiga orang dan hubungan terlamanya hanya beberapa bulan, yang lebih keterlaluan Jung Yunho itu akan mendepak mereka begitu saja tanpa belas kasihan"

"Sungguh keterlaluan, kanapa dia begitu?"

"Entahlah, menurut bosku yang tampan Yunho itu ingin hidup single, sexy dan free, semua kekasihnya hanyalah selingan"

"Aneh sekali"

"Ya begitulah…eh tunggu memangnya sejak kapan kau tertarik padanya?"

"Apa maksudmu? Aku hanya ingin tahu tipe macam apa bos besar kita itu"

"EEeeeh kau ini ada maksud ya?"

"Jangan bercanda untuk apa aku menyukai atasan kita?"

"Baguslah karena kau tahu mereka tidak menyukai pegawai rendahan seperti kita"

Ooo

"Kim jaejoong kau dipanggil ke lantai tiga" panggil bosku Leeteuk satu jam sebelum jam pulang

"Ke..kenapa?"

"Bos kita ingin menemuimu"

"Apa salahku?"

"Dia yang akan bilang padamu"

Dengan hati yang dag dig dug aku memasuki ruangan keramat yang sangat ditakuti semua orang, dia hanya akan menyuruh masuk pegawai kecil untuk masuk kesini dengan alasan pemecatan

"Permisi" kataku sambil mengetuk pintu

"Silahkan masuk" ujarnya, ia menegakkan wajahnya ketika aku masuk, tersenyum kecil sambil menunjukkan kursi didepan mejanya

"Aku berdiri saja, terimakasih" kataku

"Apa kau yang bernama Kim JaeJoong?" tanyanya

"Iya"

"Apa kau pagawai baru disini?"

"Iya"

"Pantas, aku baru melihatmu"

Ia memandangku sebentar lalu membuka kacamatanya, berjalan menjauhi kursinya lalu duduk diatas meja tepat didepanku sambil menyilangkan kedua tangannya di dada

"Menurut hasil absensi yang kuterima, kau sudah dua kali tidak masuk kantor, apa itu benar?"

"Iya, orangtuaku sakit-sakitan, aku harus menemani mereka berobat ke rumah-sakit"

"Kau tahu apa sangsinya jika kau berbuat seperti itu dalam masa percobaanmu?"

"Aku sudah meminta izin khusus dari supervisor"

"Benarkah? Aku tidak lihat ada memo permintaan cuti darimu"

"Aku sudah mengajukannya, aku akan meminta personalia untuk mengecheknya ulang"

"Kau tahu kau bisa saja langsung dipecat dari perusahaan ini jika bertindak seperti itu?"

"Tapi aku sudah bertindak sesuai prosedur, kumohon jangan pecat aku" kataku dengan suara memelas, bagaimanapun teraniayanya diriku disini aku masih butuh uang untuk membayar semua hutang rumah sakit untuk ibuku yang dua hari lalu baru saja menjalani operasi ginjal

"Baiklah kau ikut denganku sekarang" katanya memberi perintah

"Kemana?"

"Mungkin aku bisa mentolerir absensimu jika kau bisa mengerjakan perintahku"

Ooo

30 menit kemudian Yunho membawa mobilnya meluncur ke blok pertokoan, ia mengajakku ke sebuah toko yang terkenal di pinggir jalan, sesampainya didalam seorang lelaki lentik dan gadis dengan baju bling-bling menghampiri kami, seakan sudah mengerti kedua orang itu langsung menarik tanganku dan memberiku beberapa baju baru dari rak yang terlihat sangat elegan

"Bagaimana tuan Yunho, apa yang ini bagus?" tanya pria yang jarinya melengkung sambil memperlihatkan busana yang melekat ditubuhku

"Kalian memang luar biasa, aku ingin yang itu" katanya pada blouse biru di tubuhku

Yunho segera mengeluarkan kartu kreditnya lalu menyuruhku masuk kedalam mobil lagi, aku bertanya hendak kemana kami tapi ia melarangku untuk bertanya apa-apa sampai mobilnya tiba disebuah restoran korea yang mewah

Setelah kami diantarkan menuju ruangan khusus yang telah dipesan, yunho menyuruhku menunggu didalam sedangkan ia pergi keluar sambil menenteng telepon genggamnya, aku masih penasaran tentang apa yang kami lakukan di sini

Satu menit kemudian Yunho datang dan menjelaskan sesuatu kepadaku

"Dengar Kim Jaejoong, lima menit lagi nenek dan ibuku akan datang, jadi yang harus kau lakukan adalah mendengarkan percakapan kami dan mengiyakan setiap perkataanku, apa kau mengerti?"

"Perkataan tentang apa?"

"Kau akan mengetahuinya nanti"

"Tapi…"

"Pekerjaanmu dipertaruhkan oleh pertemuan ini, kalau kau gagal dengan apa yang kuperintahkan kau boleh angkat kaki dari kantor besok" katanya tersenyum hambar

"Baiklah" jawabku dengan mulut terpout

"Kau tidak usah tegang begitu, makan dulu hidangan pembukanya"

Beberapa pelayan datang satu persatu membawakan makanan dan meletakkan semuanya ke meja, yunho tersenyum ketika melihatku terpukau dengan semua hidangan itu, Ia mengambilkan piring kecil, memasukkan sedikit kudapan kesana lalu diberikan padaku

"Makanlah, jangan sungkan"

"Terimakasih"

Dengan rasa gembira makanan tersebut langsung masuk ke perutku dengan cepat, Yunho memasukkan makanan lainnya dan diberikannya kepadaku, tanpa ba bi bu makanan itu juga langsung aku makan dengan lahapnya

"Aigyoo cucuku tercinta!"

Seorang nenek tua begitu saja masuk kedalam dan langsung memeluk yunho, ia tertegun ketika melihatku yang sedang sibuk menelan semua makanan dimulutku

Aduh gagal sudah kesan pertamaku

Ooo

"Jadi apa yang ingin kau katakan kepada kami?" tanya wanita separuh baya yang sepertinya adalah ibu dari Yunho

"Halmoni, Umma, seperti biasa aku akan mengenalkan seseorang yang sangat spesial padamu" kata yunho sambil matanya melirik kearahku

"Siapa dia?" tanya neneknya ketus

"Kekasih baruku Kim Jaejoong"

Semua orang di ruangan itu selain yunho tentunya membelalakan mata, aku baru tahu ternyata dibalik rencana yunho adalah untuk ini

"A..apa? kau punya kekasih pria?" tanya halmoni dan ummanya bersamaan

"Iya dan kami sudah memutuskan akan menikah segera"

"A…apa?"

Nenek tua dihadapanku jarinya menunjuk-nunjuk padaku sambil tangan yang satunya menekan dadanya, seperti ia mau terkena serangan jantung

"Umma…umma, kau tidak apa-apa" wanita setengah baya disampingnya menenangkan nenek tua itu dengan air putih

"Yah kau Yunho-ah apa yang lakukan pada nenek, kau hampir membuatnya jatuh pingsan"

"Maafkan aku Umma, Halmoni, tapi kalian harus mengetahui siapa pasanganku"

"Baiklah ceritakan tentangnya" kata Ibunya Yunho

"Kim jejoong ceritakan tentang dirimu pada orangtuaku" Ujar yunho menjentikkan matanya padaku sambil tersenyum bak pangeran, sialan kenapa ia selalu pura-pura tersenyum seperti itu, kataku dalam hati kesal

"Aku anak tunggal, ayahku seorang pensiunan kantor pos sedangkan ibuku seorang ibu rumah tangga"

"Usiamu berapa?"

"25 tahun"

"Lalu apa pekerjaanmu?"

"Aku bekerja di Raisale"

"Oh jadi kau bekerja ditempat yang sama dengan anakku?"

"Iya umma, dia bekerja di divisi perencanaan" jawab yunho

"Aku masih baru, masih butuh banyak bimbingan" kataku menambahkan

Umma dan Halmoninya Yunho saling berpandangan tanpa mengatakan apa-apa lagi, Yunho lalu memecah ketegangan itu dengan mempersilahkan kedua tamunya untuk mencicipi hidangan di meja, sedangkan aku seperti penjaga yang melihati para majikannya makan dengan lahap sambil bersenda gurau, dan mereka sama sekali tidak memperhatikanku

Oooo

"Terimakasih, hati-hati dijalan" aku membungkuk lama sekali saat mengantarkan mereka naik ke taksi, walaupun pinggangku sedikit sakit aku tak ingin bangun untuk melihat muka mereka yang cemberut kearahku

Didalam mobil aku mencecar banyak pertanyaan pada bosku yang keterlaluan itu

"Apa maksudmu?"

"Menurutmu?" katanya balik bertanya

"Untuk apa kau membohongi mereka dengan menggunakan diriku?"

"Orangtuaku menginginkanku segera menikah, tapi aku tak ingin menikah" terangnya

"Lalu?"

"Kalian hanya sebagai pengulur waktu. Aku menyewa banyak orang untuk berpura-pura sebagai kekasihku, setelah kukenalkan pada mereka, orangtuaku akan berhenti mengurusiku lalu aku akan berpisah dengan sewaanku, jika orangtuaku menawariku pilihan mereka lagi, aku akan menyewa orang lagi untuk sementara waktu dan akan kuputuskan lagi, begitu seterusnya sampai kau sekarang adalah orang yang kesekian belas yang sudah kuajak untuk menemui mereka"

"Kau gila"

"Begitulah, aku tidak ingin diceramahi dan dirongrong pertanyaan aneh seputar perkawinan, jadi lebih baik jika aku berpura-pura mempunyai seorang kekasih, walaupun mereka biasanya akan memaksaku juga untuk menikahi pacar sewaanku karena katanya mereka menginginkan cucu" yunho sedikit terkekeh sebelum melanjutkan kata-katanya

"Tapi kini jika aku punya kekasih pria mereka tidak akan bisa memaksaku lagi menikah dengan pria tersebut atau jika orangtuaku ingin kehilangan harga dirinya didepan para kolega mereka"

"Kenapa memilihku?"

"Karena kau berani menentangku"

"Kapan aku menentangmu?"

"Kau berani menatap mataku, itu sama saja kau tidak menghormatiku, dan biasanya orang seperti itu keras kepala dan cocok bermain dalam game ini"

"Kau memanfaatkanku"

"Lebih baik daripada kau kusuruh angkat kaki dari kantorku"

Aku menyeringai dengan perkataannya. Yunho tersenyum dan memberikan sebotol kaleng cola padaku

"Minum, kau belum minum apa-apa tadi didalam"

"Sampai kapan kita akan berpura-pura seperti ini?"

"Sampai aku bosan, sampai aku ingin mencari pacar sewaan lain untuk menggantikanmu"

"Apa! Bagaimana bisa kau berbuat seenaknya seperti itu, aku ini karyawanmu, bukan orang sewaanmu!"

"Kalau begitu besok kau tandatangi surat pengunduran dirimu"

"Kau tidak bisa berbuat seperti itu"

"Kenapa tidak bisa, kau hanya pegawai percobaan dan aku berhak memecatmu kapan saja...Lagipula ini keuntungan untukmu dikenal sebagai orang yang dekat denganku, walau aku tak tahu apa yang akan mereka lakukan padamu"

"Kalau begitu ijinkan aku tetap berada dikantormu sampai aku menemukan tempat baru, aku akan segera pindah"

"Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu saat itu, saat kebebasanmu"

"Baiklah kurasa menjadi pacar bohongan lelaki terkenal sepertimu tidak terlalu buruk"

"Kau benar, sekarang kita sudah sampai" kata yunho, ia memberhentikan mobilnya di depan stasiun kereta subway

"Apa?"

"Kau naiklah kereta dari sini, urusan kita sudah selesai"

"Kau tak akan mengantarkanku sampai rumah?"

"Apa kau ini kekasihku? Kau baru kuajak kerjasama sudah tidak tahu diri ya, ini adalah pekerjaanmu, sana keluar!" katanya sembari membuka pintu untukku

"Baiklah, memang siapa yang mau diantar oleh orang picik sepertimu, dasar bajingan!"

"Oya Kim JaeJoong, mulai besok makan bersamaku dikantin"

"Tidak usah, aku makan bersama Junsu"

"Kita harus terlihat sebagai sepasang kekasih, banyak mata-mata orangtuaku dikantor"

"Asal kau harus berjanji kau tidak akan memecatku walau apapun yang terjadi sampai aku menemukan tempat kerjaan baru"

"Baiklah, kalau begitu tidur nyenyak dan sampai bertemu besok, kekasihku…" kata yunho sambil memamerkan senyum liciknya, aku yang sudah kesal dengan ulahnya membalasnya dengan menjulurkan lidahku sambil berlalu pergi

Oooo

FF ini dibuat sambil menunggu ff sebelah update, mohon di review apa ff ini pantas di teruskan atau tidak?