Bajak, oleh Ms. Lana a.k.a Cia

Naruto Shippuden, dan seluruh karakter, milik Masashi K.

Rating T+, untuk kata-kata kasar.

Genre, Humor&Friendship

Starring:

Uchiha Sasuke as Uchiha Sasuke

Hyuuga Hinata as Hyuuga Hinata

Inuzuka Kiba as Inuzuka Kiba

U DON'T SAY (;-_-)

and other mentioned character

Tolong diperhatikan; Alternate Universe, OOC, OOC, OOC (karena ini memang OOC jadi jangan tanya kenapa OOC ya T.T) tidak menggunakan BAHASA BAKU dan kalimat efektif (karena supaya enak dibaca. Yah, semoga saya enggak salah masukin bumbu seperti typos supaya hasilnya enak XD), menggunakan sudut pandang pengarang yang serba(sok), humor abal, crack pairing, Don't Like Don't Read. Gak suka sama pairnya? Saya menghargai anda yang baik yang suka atau tidak, tapi kalau anda tidak suka bahkan benci sama pairnya, simple gak usah baca dan komentar.

Kamus kecil:

:) = icon senyum (nenek-nenek juga tau, ye?)

:( = icon sedih

:* = icon cium *kissu~*

({}) = icon peluk

Kepo = Rasa keingintahuan yang sangat besar (?)

What's App = Aplikasi yang bisa digunakan di hampir seluruh gadget seperti Blackberry, iPhone, bahkan HP-HP bermerek seperti Nokia, Samsung, DLL. Semacam BBM gitu, bebas pulsa, asalkan langganan paket internet bisa chatt-an sama orang sepuasnya ^.^ (sedikit promosi boleh ya)

Twitter: a social networking #PLAK

BBM: Blackberry Messanger #PLAKKK

Oh iya, di sini saya tidak ada unsur promosi ya. This fic is just for fun. Tidak ada unsur untuk promosi mengenai hal apapun yang namanya tidak saya sensor, misalnya nama tim sepak bola (spoiler), saya enggak ngerti bola jadi asal sebut tim aja. Banyak bahasa gaul, tapi berhubung saya enggak gaul jadi maaf ya kalo maksa hehe. Yaudah, selamat Menik Mati!

Mamanya Menik: KURANG AJAR LO!

Author: *kabur*


xox

"Haah~ capek,"

"Kita baru latihan selama 30 menit, Kiba," ujar Shino datar.

Yang dipanggil tidak menggubris. Ia malah meletakkan gitarnya lalu menyandarkan kepalanya di atas bantal. Dasar pemalas.

"Se-sebaiknya kita istirahat dulu, Shino-kun," ucap satu-satunya perempuan di ruangan itu, "ka-kalian ingin minum apa?" tawarnya kemudian.

"Apa saja, terima kasih," balas Shino.

"Ma-mau es jeruk? Teh? Air putih dingin atau biasa?" tawar gadis bernama Hinata itu.

Ya, hari ini Inuzuka Kiba dan Aburame Shino seperti biasa mengunjugi rumah Hyuuga Hinata untuk latihan seni. Kebetulan, kelompok yang diketuai Shino tersebut mendapatkan kategori seni musik yang tidak sesulit seni lukis atau seni rupa lainnya. Hinata di posisi vokalis, Kiba sebagai gitaris, dan Shino di bagian perkusi.

"Apa aja deh, terserah! Tapi es jeruk boleh tuh," katanya terserah, tapi milih juga, ye?

Gadis dengan rambut indigo itu mengangguk lalu segera turun ke bawah untuk membuatkan kedua temannya minuman. Shino yang pasrah melihat sikap malas Kiba akhirnya memilih untuk berkutik dengan buku Biologinya. Besok ulangan Biologi, bro! Berbeda dengan Kiba yang santa-santai saja, ia lebih memilih untuk bermain dengan Blackberry-nya.

Scroll scroll scroll

Matanya berhenti pada sebuah nama di kontak BBM-nya. Uchiha Sasuke...

Matanya membulat sempurna ketika melihat PM Sasuke. Ikon peluk...

..

..?

WTF! Ia langsung bangkit dari posisi tidurnya lalu mengetik beberapa kata kepada Sasuke.

Inuzuka Kiba 13.01
LO JADIAN?!

Tidak ada balasan selama beberapa menit. Lelaki pecinta anjing itu cuma bisa H2C alias harap-harap cemas menunggu balasan dari Sasuke. Kaya' lagi nunggu balasan dari gebetan saja, deh.

Sepuluh menit kemudian Sasuke membalas. PM-nya langsung diganti menjadi 'bjk'.

Uchiha Sasuke 13.11
Bajak

Kiba menghela nafas lega. Dia paling enggak sudi kalau Sasuke jadian. Dia enggak mau ditinggal jomblo sendiri! Soalnya sahabatnya yang lain, Naruto, Shikamaru, Sai, sudah punya pacar semua. Tinggal lah duo pemuda kesepian, Uchiha Sasuke dan Inuzuka Kiba. Aburame Shino? Dia sepertinya lebih tertarik dengan serangga dan buku biologi dibandingkan cewek. Jadi, do'i tidak dihitung.

Masalahnya, Sasuke itu Uchiha. Maksud? Berarti dia itu cerdas, pintar, ganteng, tajir, idaman semua wanita banget dah. Presentase untuk menggaet cewek jauh lebih besar dibandingkan seorang Inuzuka yang biasa-biasa saja. Hanya saja, Sasuke saat ini lagi tidak tertarik untuk cari pacar, sedangkan Kiba obsesi banget cari pacar. Sayangnya do'i belum laku di pasaran. Poor you, Kiba.

Meskipun dibajak, Kiba tetap saja kesal. Ia curiga, sepertinya Sasuke lagi suka sama seseorang. Akhir-akhir ini Sasuke suka nge-tweet aneh-aneh. Suka senyam-senyum sendiri depan laptop—antara lagi nonton bokep sama liat foto-foto seseorang —Suka ngeliatin seseorang... Nah! Itu dia yang membuat Kiba curiga sama Sasuke.

Akhir-akhir ini, Sasuke jadi agak pendiam ketika ia dan teman-temannya yang lain sedang nongkrong di kantin. Sasuke suka enggak fokus dengan topik yang sedang dibicarakan. Kedua matanya selalu menatap ke arah lain. Ke arah dimana Haruno Sakura, Yamanaka Ino, Tenten, Karin, dan Hyuuga Hinata duduk sembari bercengkrama.

Tuh, kan! Mencurigakan sekali. Pasti Sasuke lagi ngeliatin salah satu dari cewek-cewek itu, dan asumsi pertama Kiba adalah Hyuuga Hinata—sahabatnya—karena sebagian dari cewek-cewek itu sudah memiliki kekasih. Tinggal lah Hinata dan Karin yang setia dengan status jomblonya.

Bagi Hinata, jomblo itu prinsip. Bagi Karin, jomblo itu nasib!

Sama halnya dengan Sasuke dan Kiba. Bagi Sasuke, jomblo itu prinsip, sedangkan bagi Kiba jomblo itu kutukan! Hell no!

Inuzuka Kiba 13.02
Halah, tapi lo lagi naksir sama orang kan?

Uchiha Sasuke 13.02
Not your business

Inuzuka Kiba 13.03
Hinata kan! Jujur lo ama gue, ngaku deh!

Tukas Kiba to the point.

Uchiha Sasuke 13.03
Serius?! Demi apa lo? Yaampun~

Kiba menggerutu kesal.

Inuzuka Kiba 13.03
Serius, Sas! Apa salahnya sih ngasih tau gue? Gue kan keep secret orangnya, jadi gak akan gue sebarin!

Dengan berkata seperti itu sebenarnya Kiba sudah berniat untuk membocorkan...

Uchiha Sasuke 13.04
Kasih tau gak yaa~

'Brengsek,' seandainya Sasuke di sana bersama Kiba, Kiba tidak segan-segan akan langsung menjambak dan mencakar muka stoic Sasuke.

Inuzuka Kiba 13.04
Fine, I'll find it by myself. Liat aja lo, Uchiha *ikon marah*

Uchiha Sasuke 13.04
Semangat ya :* ({})

Inuzuka Kiba 13.05
NAJIS!

Sasuke memang terkenal dingin dan cuek di depan orang-orang. Namun, sikapnya berbeda jika di depan sahabat-sahabatnya. Seolah-olah, Sasuke membuka topengnya di depan mereka. Aslinya? Sasuke ancur banget, dah! Ngeselin kaya' sekarang ini, nih!

Hinata pun datang membawa nampan berisi tiga gelas es jeruk.

"Ayo, latihan lagi," Shino memecahkan keheningan.

.

Keesokan harinya, Kiba dan Shino kembali mengunjungi rumah Hinata. Waktu tampil tinggal dua hari lagi.

"Hinata!" terdengar panggilan dari bawah.

Menyadari itu, Hinata menghentikan nyanyiannya, "Ah, se-sepertinya Hanabi-chan memanggil, a-aku permisi,"

"Heh, anak gaul, gue minjem iPhone baru lo itu dong!" ledek Kiba yang sukses membuat wajah Hinata memerah.

"A-apaan, sih? Bi-biasa aja, tau!" Hinata menatap Kiba kesal.

Kiba tertawa melihat ekspressi sahabatnya yang menggemaskan itu, "Yaudah, mana iPhone-nya?" ucap Kiba seraya menekankan kata 'iPhone'. Hinata semakin kesal.

"Ta-tapi jangan bajak," Hinata menyodorkan HP barunya itu ke Kiba. Agak berat hati juga, sih. Kiba 'kan terkenal iseng dan jahil, pasti nanti iPhone-nya dibajak. Berhubung Hinata tipikal orang yang tidak enak hati, akhirnya ia meminjamkan ke Kiba.

"Diusahakan," jawab Kiba inosen.

Hinata melongos lalu segera meninggalkan kamarnya.

Shino menggelengkan kepalanya melihat Kiba memainkan iPhone Hinata. Kiba memang gadget mania. Jika ia sudah dipertemukan dengan gadget, langsung deh, autisnya keluar. Serasa dunia milik sendiri. Daripada bengong sendiri, Shino memilih untuk mengintip aktifitas Kiba.

"Tuh kan, bajak," celetuk Shino setelah Kiba menulis beberapa tweet di akun Twitter Hinata yang tentunya berisi bajakan.

"Hehe," Kiba cuma nyengir ke arah Shino, "Lo diem-diem aja, ye?"

Shino mengangkat sebelah alisnya ketika Kiba membuka aplikasi What's app, "Ngapain buka-buka What's app? Itu 'kan privasi,"

"Selow lah, bro, gue mau ngejebak Sasuke biar ngaku kalo dia sebenarnya suka sama Hinata!" terang Kiba sambil mengetikkan beberapa kata ke nomor Sasuke, "sent!"

"Kau ini, ada-ada saja," Shino membaca pesan yang dikirimkan Kiba, "sadis juga lo," Shino menepuk jidatnya ketika menyadari tulisan Kiba, "tapi tulisannya enggak cacat kaya' gitu, lah! Pasti ketahuan,"

"Oh iya! Yah, fail banget!" sesal Kiba. Kiba melirik lagi tulisannya, dan itu benar-benar sangat amat teramat gagal.

Hyuuga Hinata 14.40
Sa-Sasuke-kun, a-aku mau jujur. Ta-tapi Sa-Sasuke-kun jangan gimana-gimana, y-ya. Se-sebenarnya a-aku su-suka sama Sa-Sasuke-kun. Se-sejak pertama kali kenal.. :"

"Bego," Kiba mengutuk dirinya sendiri, "ini kan What's App! Kenapa jadi gagap juga tulisannya!" Hinata memang terkenal dengan kegagapannya, wajar saja Kiba ikutan gagap ketika sedang menyamar sebagai Hinata.

Sedetik kemudian, Sasuke membalas bajakan Kiba.

Uchiha Sasuke 14.40
Nice try, Kiba. I think you should try it again, later.

ARGH! Usaha pertama. Gagal.

Hyuuga Hinata 14.40
I won't give up!

Sebelum Hinata mengetahui isi pesan nan gagal itu, seperti biasa, Kiba menghapus chatt history.

Hari kedua. Kiba bersama Naruto rencananya akan menginap di rumah Sasuke berhubung kedua orang tua Sasuke sedang keluar. Ada kakaknya, sih, Itachi. Tetapi Itachi orangnya baik banget, bahkan ia suka membelikan makanan ketika teman-teman Sasuke datang untuk berkunjung. Jauh berbeda dengan adiknya yang pelit.

"Gue megang MU!" ucap Naruto semangat. Acara hari ini nobar alias nonton bola bareng. Biasa lah, cowok.

"Saik, lah! Arsenal habis hari ini!" dukung Kiba.

"Well, let's see about that," tantang Sasuke yang mendukung Arsenal.

Taruhan duit? Sudah biasa. Kali ini yang tim jagoannya kalah, keesokan hari ia harus mengenakan jersey tim yang paling ia benci ke sekolah.

Naruto dan Sasuke sudah fokus ke layar TV setelah beberapa menit pertandingan dimulai. Sedangkan Kiba mencuri kesempatan untuk mengobrak-abrik Blackberry Sasuke, berhubung empunya tidak sadar. Ketika ia ingin membuka Blackberry tersebut..

"Anjir! Di-lock!" teriak Kiba kesal.

"Try it again later, Kiba," ucap Sasuke datar dengan senyum penuh kemenangan.

Sedangkan Naruto menatap kedua sahabatnya bingung. "Ada apaan, sih?"

Keesokan harinya, Kiba menggunakan cara yang sama seperti hari pertama.

"Ja-jangan bajak-bajak lagi! Ke-kemarin Twitter-ku di-dibajak juga, 'kan?" gerutu Hinata kesal. Ia menyerahkan iPhone-nya ke Kiba yang kini sedang tersenyum inosen.

"Diusahakan,"

"Tu-tuh, 'kan!" belum sempat Hinata mengambil iPhone-nya kembali, Hanabi sudah memanggil-manggil Hinata untuk segera turun ke bawah. Hinata akhirnya pasrah dan kembali meninggalkan Kiba sendiri di kamar. Kali ini, Shino tidak ikut latihan. Ia sedang ada urusan.

Setelah—seperti biasa—membajak akun Twitter Hinata. Kiba membuka What's app Hinata dan mengetikkan beberapa kata ke Sasuke. Hinata yang sudah tahu sifat iseng dan jahil Kiba hanya bisa pasrah. Hinata yakin, teman-temannya sudah hafal betul ulah Kiba, saking seringnya ia membajak Twitter Hinata.

Hyuuga Hinata 13.25
Sasuke-kun

Oke, kali ini, Kiba harus lebih berhati-hati agar penyamarannya tidak terungkap. Hoho.

Uchiha Sasuke 13.27
Ya?

Hyuuga Hinata 13.27
Aku ganggu gak?

Uchiha Sasuke 13.27
Enggak

'Cih, cuek banget sih ni orang! Gue doain gak laku-laku, lo!' rutuk Kiba dalam hati.

Hyuuga Hinata 13.27
Mau ngomongin sesuatu, tapi jangan gimana-gimana ya...

Uchiha Sasuke 13.28
Silahkan

Hyuuga Hinata 13.28
Sebenarnya, aku mau jujur. Maaf kalau aku blak-blakkan banget, tapi aku mau langsung saja. I have feeling for you. Udah lama banget, mungkin sejak pertama kali aku bisa ngobrol sama kamu. Makasih ya, Sasuke-kun sudah bikin aku seneng. Mungkin Sasuke-kun tidak melakukan apa-apa, tapi bagiku Sasuke selalu bisa bikin aku tersenyum dan tertawa yang sebenarnya itu bukanlah apa-apa. Aku memang enggak pernah nunjukin, bukannya aku tidak berusaha, tetapi aku orangnya tertutup banget. I don't expect anything from you, aku cuma mau jujur, dan semoga setelah baca ini kita gak gimana-gimana ya... Terima kasih ya udah mau dengerin :)

Sumpah! Itu Kiba asal banget. Dia geli sendiri baca isi dari pesan itu.

Uchiha Sasuke 13.30
HAHAHA! Geli gue bacanya! Nice try, Kiba hahahahahahaha

'Anjrit.'

ARGH! Gagal lagi! Kiba menjambak-jambak rambut coklatnya.

Hyuuga Hinata 13.30
KOK LO BISA TAU INI DIBAJAK?!

Uchiha Sasuke 13.30
Social network, bro

'Shit!' Kiba baru ingat bahwa baru saja Twitter Hinata ia hack. Sasuke pasti tahu bahwa Twitter Hinata dibajak Kiba. Ah, gagal lagi, gagal lagi. Lagipula, Kiba selalu menggunakan motif yang sama. Kalau tidak membajak, dia kepo Blackberry-nya Sasuke dan ujung-ujungnya, gagal. Huft.

Ok, Kiba nyerah.

Mungkin hanya Sasuke dan Tuhan yang tahu siapa kecengan Sasuke. Apakah Kiba harus bertanya pada Tuhan?

Entahlah, ia merasa akhir-akhir ini jarang sekali beribadah (;-_-)

.

"Ki-Kiba-kun," Kiba menolehkan kepalanya, "a-ada yang mau aku omongin,"

Kiba mengerutkan keningnya. Tidak biasanya Hinata bicara seserius ini. Hari ini Kiba memilih untuk menghabiskan waktu istirahatnya bersama Hinata, berhubung ia sedang kesal dengan Sasuke. "Kenapa, Hinata?"

"A-ano," Hinata memainkan kedua telunjukanya—kebiasaan Hinata ketika ia sedang gugup—hal itu membuat Kiba semakin penasaran. Ditambah wajah Hinata yang sedikit merona merah, "a-aku i-ingin curhat, ta-tapi..." Hinata mengambil jeda sejenak. Terlihat ia sedikit ragu untuk mengutarakan isi hatinya.

"Sudahlah, katakan saja intinya!" ujar Kiba penasaran setelah melahap sesuap makan siangnya.

Hinata semakin gugup dibuatnya, "ta-tapi ja-jangan disebarkan!" dan ia semakin menundukkan kepalanya.

"Ya, ya," Kiba enggak janji bakal membocorkan hal ini. Tau sendiri, 'kan? Kiba mulutnya bocor kaya' ember. Namun, berhubung Kiba adalah sahabat terdekat Hinata dan sudah ia anggap kakak sendiri, ia memilih Kiba sebagai tempat curahan hatinya, "se-sebenarnya a-aku sudah lama ingin cerita ke Kiba-kun. Malahan, aku sebenarnya tidak mau cerita ke siapa-siapa karena aku takut malah makin jadi,"

Kiba mengangkat sebelah alisnya? "Jadi?"

"I-iya, maksudku..." Hinata menelan ludah, "a-aku sudah lama su-suka sama se-seorang."

Ok, kali ini Kiba sukses tersedak. "Suka?! Sama siapa?" suara Kiba yang cukup lantang berhasil mengambil perhatian orang-orang di sekitar mereka.

"Ki-Kiba-kun, ja-jangan teriak seperti itu..." bisik Hinata malu, "de-dengarkan dulu..." Hinata menghela nafasnya sebelum kembali melanjutkan ceritanya, "se-sebenarnya kami tidak begitu dekat. Ah, ja-jauh sekali, malah. Ta-tapi, entah mengapa setiap aku memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya, hatiku su-suka berdebar dengan sendirinya. Ba-bahkan a-aku suka tiba-tiba kepikiran mengenai dirinya. Random banget, memang. Tetapi entahlah, Kiba-kun. A-aku juga tidak mengerti dengan jalan pikiran dan perasaanku ini."

"Siapa orang itu?"

"E-eh?" sebenarnya, Hinata tidak memiliki keinginan untuk memberi tahu nama orang yang sedang ia kagumi. Ia hanya mencurahkan sebagaian isi hatinya—dengan harapan ia akan merasa lebih lega setelah berbagi keluh kesahnya itu dengan orang lain. "A-ano—"

"Boleh gue tebak? Sasuke ya?" tebak Kiba to the point. Wajah Hinata sukses memerah setelah mendengar nama itu.

"A-a-ano, se-sebenarnya—"

"Haha, dasar lo ini," Kiba tertawa renyah sembari mengacak rambut sahabatnya itu, "santai aja, Ta. Gue tahu kok. Siapa lagi sih di antara gue sama temen-temen gue yang jarang ngobrol sama lo selain Sasuke? Lo kurang tepat nih dalam pemilihan kata-kata."

Wajah Hinata 100% memerah. Kaya' tomat! Kiba jadi pengen nyubit pipi chubby Hinata, deh.

"Kok bisa, sih?" Kiba bertanya antusias, "Wajar sih, Sasuke ganteng. Tapi, ganteng saja tidak cukup! Sasuke 'kan terkenal gak asik kalau diajak bicara. Membosankan."

Hinata menggeleng lemah, "Y-ya, i-itu karena aku tidak begitu dengat dengannya. Ta-tapi, aku lihat ketika Sasuke-kun bersama Kiba-kun atau Sai-kun atau Naruto-kun, bahkan Sakura-chan dan Ino-chan, ia sering tertawa dan kelihatannya kalian asik sekali," Hmm, benar juga. Hinata memang tidak begitu dekat dengan Sasuke. Lain halnya dengan teman-teman dekat Sasuke. Hinata iri dengan mereka yang bisa sedekat itu dengan Sasuke.

Kiba mengerti. Hinata hanya ingin lebih dekat dengan Sasuke, tetapi ia bingung harus memulai dari mana dan bagaimana. Kiba mengenal sikap Hinata. Ia tipikal gadis yang pendiam dan pemalu. Hinata sangatlah tertutup. Kalau Hinata tidak pernah bercerita pada Kiba, Kiba tidak akan pernah tahu masalah-masalah apa saja yang tengah gadis berambut indigo itu hadapi. Jika tidak didorong, Hinata tidak akan pernah membuka mulutnya.

"La-lalu a-aku harus bagaimana?" raut wajahnya berubah kecewa, "A-aku tahu, aku tidak akan pernah bisa mendekatinya. Ka-karena itu, a-aku tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapapun. Bahkan kepada Tenten-chan. Aku takut, jika aku menceritakan masalah ini, perasaanku terhadap Sasuke semakin besar, padahal aku sekarang sedang berjuang melupakannya." Hinata mengambil jeda sejenak, "Ta-tapi, tidak semua hal bisa aku pendam sendiri. Aku butuh orang lain juga untuk berbagi masalah yang tengah aku hadapi. Oleh karena itu, aku mohon bantuanmu, Kiba-kun. Bagaimana caranya agar aku bisa melupakannya?"

Ah, Kiba mengerti. Ia berpikir sejenak sebelum memberi nasihat kepada sahabatnya yang sedang galau itu.

"Menurut gue, lo enggak harus berjuang melupakannya, Hinata. If you love someone, fight for him, no matter how. Dalam hal ini, lo enggak bisa terus-terusan bertahan dengan sikap tertutup dan pasif lo itu. Lo harus bergerak, Ta, bagaimanapun itu. Ajak dia ngobrol, makan bareng, apa kek? Jaman sekarang 'kan rata-rata cewek yang mulai duluan,"

"Ta-tapi—"

"Tidak, Hinata. Semakin lo berusaha melupakannya, semakin susah. Meskipun gue tau Sasuke adalah tipikal orang yang pantas buat dilupakan," canda Kiba. Hinata tertawa pelan mendengarnya, "tapi beneran, Ta! Sasuke orangnya ngebosenin parrrrah!" tambahnya.

"E-entahlah," Hinata mengangkat kedua bahunya.

"Tuh 'kan. Gue yakin lo masih penasaran sama Sasuke. Makanya, deketin, Ta. Gue yakin lo pasti bisa," ucap Kiba semangat, "Lebih baik menyesali hal-hal yang telah kita lakukan daripada menyesali hal-hal yang tidak kita lakukan."

Hinata menghela nafas lega. Ia merasa bersemangat untuk mengejar cintanya. Kali ini ia tidak menyesal setelah mencurahkan isi hatinya kepada Kiba. Kata-kata Kiba cukup ampuh dalam menjawab seluruh kegundahan yang akhir-akhir ini menghantui dirinya.

"Te-terima kasih, Kiba-kun," Hinata tersenyum lembut, "a-akan aku coba,"

Kiba pun ikut tersenyum. Untuk sahabatnya ini, apa sih yang enggak?

To Be Continued

Kritik, saran, curhatan, pesan, kesan?