WarningWarningWarningWarningWarningWarningWarningWarningWarningWarningWarningWarning

Hey! Hey! Sho-kun is back! Akhirnya bisa nulis ff Y-A-O-I! Akhirnya! Yatta! Maaf ya kalau ada yang aneh disini, soalnya Sho-kun hanya bermodal pengetahuan dari komik-komik Y*** yang Sho-kun baca aja! Referensinya cuma dari situ aja #nangis.

Btw, jangan kaget ya kalau bahasa Sho-kun terlalu vulgar. Soalnya bener kata seorang 'author' yang Sho-kun kagumi, kalau buat ff yaoi dengan kalimat 'ini-itu' malah feelingnya nggak dapet! So, Sho-kun blak-blakan banget disini! Jadi diharapkan yang nggak tahan dengan kata-kata yang menjijikan segera menyingkir atau setidaknya siapkan kantong plastik anda!

NB: Sekali lagi Sho-kun nggak baca ulang ini fanfic, jadi maaf kalau banyak typo bertebaran.

.

.

.

Punishment

Disclamer: Masashi Kishimoto

Story by N.A a.k.a Sho-kun

Pair: SasuNaru

Rated: M! SHO-KUN SUDAH BILANG BAHWA FIC INI DIPERUNTUKAN 18+ KEATAS! TAPI YANG MAU BACA SILAHKAN! EFEK SAMPING DAN DOSA DITANGGUNG MASING-MASING-dan sudah saya tulis dengan huruf capslock-

WARNING: AU, TYPOS, OOC, BL , content LEMON, BDSM, RAPE dan beberapa adegan yang mungkin membuat anda jijik #lol

.

.

.

Sasuke mencium Naruto dengan ganas. Dari bibir yang semula hanya saling menempel, menjadi sebuah lumatan panas yang mendominasi. Bibir bawah Naruto sudah basah karena kuluman Sasuke. Sedangkan lidah Sasuke sendiri mulai merengsek masuk memaksa Naruto untuk membuka kedua bibirnya yang saling tertutup rapat.

"Te-Teme! Ja-jangan!" Naruto yang masih dipenuhi akal sehatnya mencoba menolak ditengah-tengah ciumannya. Nafasnya terputus-putus saat pasokan udara tak lagi masuk dengan teratur. Belum ditambah wajahnya yang memerah karena suhu udara yang semakin meningkat dan libido yang semakin memuncak.

Sasuke tidak mengurbis permintaan Naruto. Bukannya berhenti Sasuke malah semakin menjadi. Dengan sigap tangannya sudah menyusup dibalik celah kemeja Naruto yang tersingkap dengan beberapa kancing yang tak lagi bertautan. Tangannya bergerak dengan liar meraba-raba dada bidang Naruto. Setelah mendapatkan nipples Naruto yang sudah menegang, dengan sengaja Sasuke menariknya keras membuat Naruto refleks berteriak.

"AW! Teme! Kita masih berada disekolah!" Bentak Naruto sambil menggeliatkan tubuhnya. Oh, percuma Naruto mengingatkan Sasuke tentang kondisi mereka. Iris kelam itu tak lagi menujukan akal sehatnya yang ada hanyalah hasrat dan nafsunya yang menggebu-gebu.

Tangan Naruto mulai memberontak mendorong dada bidang Sasuke menjauh. Dengan sigap Sasuke menangkap kedua tangan Naruto yang hendak memukul dadanya, kemudian dilepasnya belt yang melingkari celananya. Tidak ingin membuang waktu, Sasuke mengikat kedua tangan Naruto menggunakan ikat pinggangnya secepat yang dia bisa dan mengikatnya pada salah satu kaki meja yang ada.

"Lepaskan aku Teme! Atau aku akan-uuhmm" Lagi-lagi protesnya terendam oleh ciuman Sasuke yang tiba-tiba. Setetes saliva yang telah bercampur mulai turun dari rahang Naruto yang terlihat mengeram karena marah.

Tangan-tangan Sasuke kembali bekerja, kali ini dibukanya resleting celana Naruto dan dan menariknya bersamaan dengan celana dalamnya sampai menggantung di antara lututnya. Naruto yang tahu bahwa sebentar lagi Sasuke akan mengagahinya semakin meronta menjadi-jadi membuat Sasuke mengeram frustasi karena kesusahan untuk membelai Naruto.

"Diam Dobe!" Perintah Sasuke tegas namun tak diindahkan oleh Naruto. Melihat Naruto yang semakin berontak, mau tidak mau Sasuke harus kembali mencari sesuatu agar membuat 'pacar'nya yang sedang marah itu diam. Pandangannya tertuju pada tali tambang yang tersimpan di gudang olahraga dan hanya dikeluarkan saat festival olahraga tiba dalam perlombaan tarik tambang.

Naruto memandang ngeri saat Sasuke berjalan menjauh kemudian kembali dengan membawa seutas tali tambang ditangannya. Sebisa mungkin Naruto meneguk ludahnya untuk menghilangkan dahaga yang mendadak menyerang tenggorokannya. Oh tidak! Kilatan mata itu! Naruto tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Ma-mau apa kau?" Naruto bertanya dengan nada yang terbata-bata. Walaupun sudah tahu apa yang nanti akan dilakukan oleh Sasuke, tidak ada salahnyakan untuk bertanya? Mungkin saja khayalan Naruto hanya sekedar hipotesa saja, tapi pupuslah sudah praduganya itu kala Sasuke menyunggingkan evil smirk kebanggannya.

"Menjinakkanmu." Jawabnya gamblang. Tanpa aba-aba Sasuke sudah mengikat kedua kaki Naruto sehingga pemuda berkulit tan tidak berkutik dan hanya bisa pasrah melihat penis dan lubang anusnya terekspose dengan jelas. Muka Naruto semakin merah kala mendapati tatapan terkejut Sasuke yang mendapati setitik cairan precum mulai keluar dari lubang kepalanya.

"Hanya dengan ciuman kau sudah on Dobe? Sepertinya kau memang merindukanku." Ujarnya nakal sambil menyentil kepala penis Naruto memaksa Naruto memekik perlahan karena sakit.

"Ja-jangan main-main Teme! Aku tidak suka ini! Lepaskan aku." Masih menahan nafsunya yang sudah diambang batas. Naruto mencoba menaklukan Sasuke. Tapi hal tersebut hanya tinggal angan, karena saat ini Sasukelah yang pertama kali berhasil menguasai keadaan dengan menjinakkannya.

Sasuke menulikan pendengarannya dari segala penolakan Naruto. Ah, Sasuke jadi ingat, bahwa tadi dia sempat membawa 'sesuatu' saat membawa Naruto ke dalam gudang olahraga sekolah. Dikeluarkannya kantong supermarket yang terlihat basah dengan beberapa bulir air yang menuruninya kala Sasuke mengangkat tinggi-tinggi kantong tersebut.

"Kau lihat ini, Dobe-sayang? Kita akan bermain dengan ini. Aku akan memberikanmu sebuah hukuman yang nikmat sayang." Ujar Sasuke sambil menenteng-nentengkan kantong plastik berwarna putih yang terlihat berat dihadapannya.

"A-apa itu?" Tanya Naruto ketakutan, matanya mendelik melihat hawa nafsu yang semakin memenuhi iris hitam milik Sasuke. Jangan-jangan jangan-jangan-

"Heh, jangan begitu Dobe! Aku tak sempat membawa'nya' kesekolah." Sasuke menumpahkan isi kantong belanjaannya ke hadapan Naruto. Ada sebuah ice cream yang hampir meleleh, permen coklat berbentuk bulat-bulat kecil dengan wadah panjang, dan satu buah roll on dengan ukuran yang lumayan besar. "Ini semua adalah pengganti-"

Sex toys! Jerit Naruto dalam hati. Yah, sepertinya satu hari yang berat akan dilalui oleh Naruto. Inilah akibatnya karena berani menghindarinya selama seminggu, padahal bukannya alasannya sangat masuk akal? Naruto menghindarinya karena ingin fokus untuk belajar agar nilainya tidak terlalu jongkok seperti biasanya. Naruto bukan Sasuke yang jenius! Dia butuh waktu untuk belajar. Tapi sepertinya Sasuke tidak ingin tahu menahu dan masih akan tetap menghukumnya karena kelakuannya itu. Dan yang Naruto pinta hanya satu, semoga saat pulang nanti kakinya masih dapat menopang berat tubuhnya. Semoga-

.

.

.

"Huufhh-Ahhh!" Jeritan Naruto terendam oleh ice cream yang berada dalam kulumannya. Saat itu Sasuke sengaja menyumpalkan ice cream rasa banana kesukaan Naruto kedalam mulutnya, sedangkan tangannya sendiri sibuk mengocok penis Naruto yang mulai tegang.

"Enak? Kau suka?" Sasuke terkikik kecil takkala mendapati tatapan kesal dari Naruto. Dengan segera Sasuke melepaskan ice cream yang memenuhi rongga mulut Naruto. Sasuke membeli ice cream bukan untuk Naruto melainkan untuk-

"Teme! Aku ben- AW! Dingin!" Teriak Naruto histeris mendapati Sasuke yang melumuri dadanya dengan ice cream ditangannya.

Ya, Sasuke membelinya untuk dirinya sendiri. Bukankah dalam cuaca panas seperti ini memang waktu yang tepat untuk menikmati ice cream? Apalagi jika ice cream itu dinikmati langsung dari tempat yang paling kau suka. Itulah yang Sasuke pikirkan saat memberi ice cream. Pikiran mesumnya tidak sabar untuk segera mencicipi ice cream yang sudah dibubuhkan diatas tubuh Naruto sebagai pemanis.

"Aaahh- Sasu-ah!" Tubuh Naruto menggelinjang ketika merasakan lidah Sasuke yang menjilat-jilat dadanya membersihkan lumuran ice cream yang menutupinya. Gerakannya makin tidak terkontrol kala lidah Sasuke memainkan nipples-nya yang tegang dan mencuat tinggi. Angin musim panas yang bertiup pelan melalui celah-celah kaca berhembus pelan masuk kedalam lubang anusnya yang terbuka, membuat Naruto semakin menggelinjang dan penisnya semakin tegak.

Sasuke menurunkan ice cream yang dia bawa. Kali ini Sasuke melumuri penis Naruto yang berdiri tegak dengan ice cream yang ada ditangannya, membuatnya sedikit kembali menyusut karena rasa dingin yang menyentuh batangnya.

"Heh, Dobe? Tidur lagi,huh? Apa perlu ku bangunkan?" Goda Sasuke sambil memposisikan wajahnya didepan penis Naruto yang mulai melemas.

Dengan sekali gerakan, Sasuke melahap penis Naruto yang ada didepannya, hal tersebut membuat penis Naruto semakin lama kembali mengeras. Dihisapnya setiap cairan ice cream yang telah bercampur dengan precum di penis Naruto, mulai dari batangnya, kepalanya, hingga bagian lubangnya dengan cara memaksakan lidahnya melesak masuk kedalam sana-yah walaupun memang mustahil.

"Ngghh! Ja-jangan Teme! Ahhhh-" Naruto semakin menggila akibat perlakuan Sasuke. Dirinya bisa merasakan bahwa penisnya berkedut hebat didalam mulut Sasuke. Hangat dan basah, Naruto tidak tahu apakah didalam mulut Sasuke cairan precumnya sudah mengalir kemana-mana.

"Hmm- manis Dobe." Gumam Sasuke disela-sela kulumannya. Sasuke ingin meneguk cairan Naruto lebih banyak. Maka dengan otomatis tangan Sasuke meremasi testis milik Naruto, lagi-lagi memaksa Naruto untuk bergerak liar kesana-kemari karena spermanya yang dipaksa keluar.

"Oh-ah! Ohh- Sasu-Sasukeeee!" Gelombang ejakulasi akhirnya mengalahkan segala pertahanan milik Naruto. Penisnya menyemburkan semennya tanpa ampun, tapi bukan Sasuke namanya kalau tidak siap dengan semua itu. Dengan rakusnya Sasuke menelan semua cairan semen yang Naruto tembakan ke dalam tenggorokannya. Sambil bangkit, Sasuke menghapus sisa-sisa ejakulasi Naruto yang tertinggal di sudut bibirnya.

"Sepertinya aku harus menyiapkan lubangmu dulu, Dobe." Sasuke menyerigai penuh nafsu sambil membelai lubang Naruto yang sudah bereaksi membuka-menutup karena nafsu. Dengan stik ice cream dan beberapa bagian ice cream yang masih tersisa. Sasuke memasukannya langsung kedalam lubang anus Naruto, dan lagi-lagi Naruto berteriak panik karena rasa dingin yang tiba-tiba menerpa anusnya.

"Oh-lihatlah- Ice creamnya langsung mencair setelah masuk boypussy-mu, sayang. Pasti panas sekali didalam ya?" Lagi-lagi Sasuke terkikik membuat Naruto berdecak kesal karena kelakuan pervert pacarnya itu.

Sasuke menggerak-gerakan stik ice cream itu didalam anus Naruto. Menggocoknya keras-keras lubang anusnya dan menciptakan suara kecipak basah saat ice cream yang ada didalamnya telah meleleh dan berubah menjadi cairan lengket yang memenuhi rektumnya. Senyuman khas iblis makin panjang memenuhi bibirnya, takkala melihat ekspresi Naruto yang gelagapan dengan muka merah menahan nafsu.

"Ah! Aku lupa, aku juga ingin makan coklat itu dari tempat spesial." Tanpa menghentikan kegiatannya. Sasuke mengambil coklat bulat-bulat itu dan membuka pembungkusnya. Kemudian membiarkan isinya berceceran dilantai. Diraihnya satu butir cokelat itu, dan tanpa dikomando lagi, Sasuke langsung melesakkannya masuk ke dalam anus Naruto.

"Ssshh! Sasuke! Apa yang kau-"

"Ssst- diam Dobe! Aku hanya mencairkannya di anusmu yang panas. Dan aku ingin tahu, seberapa banyak rektummu menampung coklat ini, huh?"

Satu persatu Sasuke memasukan coklat berbentuk bulat itu memenuhi rektum Naruto. Naruto sendiri? Huh, dia tidak berdaya. Naruto hanya bisa menggenjang kala jari-jari Sasuke mendorong butir-butir coklat itu agar tertanam semakin dalam. Rasanya sakit, perih dan juga-nikmat. Apalagi kala Sasuke menggerakan jarinya zig-zag atau dengan memasukan kedua jarinya dan membuat gerakan membuka-menutup seperti gunting.

1,2,3-8 masuklah semua butiran coklat itu kedalam anus Naruto. Sasuke bisa melihat bahwa disela-sela lubangnya mulai menggeluarkan cairan coklat bercampur ice cream yang mencair. Melihat pemandangan yang erotis itulah, Sasuke semakin tidak sabar untuk mencicipinya.

"Ittadakimasu. Dobe-sayang, ayo keluarkan semuanya." Perintahnya sambil menjulurkan lidahnya tepat di pintu keluar anus Naruto.

Naruto memaksa otot-otot rektumnya untuk mendorong semua coklat keluar. Satu-persatu coklat tersebut berjatuhan di atas lidah Sasuke yang terjulur. Jari-jari Sasuke pun tidak kalah aktifnya dengan lidahnya. Satu jarinya telah masuk kedalam lubang anus Naruto dan mengkorek-korek hingga keluar semua isinya. Setelah Naruto berhasil mengeluarkan semuanya, Sasuke dengan telaten menjilati pintu masuk anusnya yang belepotan dengan noda coklat dan ice cream. Tanpa rasa jijik sama sekali, Sasuke memasukan lidahnya ke dalam lubangnya untuk berusaha sebisa mungkin mengecap rasa yang masih tertinggal. Yah, tipikal orang rakus.

Tuuuut-Tuuuut-

Tiba-tiba Hp Naruto berdering, membuat onggokan celananya yang terlempar sedikit bergetar. Sasuke menghentikan semua aktivitasnya, sedikit terganggu tapi tiba-tiba ide jahil muncul di otaknya yang jenius.

"Sa-Sasuke?" Naruto memanggil namanya, rasanya aneh saat tiba-tiba semua kenikmatan duniawi-yang tadi ditolaknya- tiba-tiba meninggalkan tubuhnya.

"Ada yang meneleponmu Dobe." Sasuke beranjak menjauhi Naruto untuk mengambil Hp dari saku celana Naruto. "Hm-dari Kiba." Sahutnya saat melihat nama yang tertera pada layarnya.

"Bo-bolehkan aku mengangkatnya? A-aku takut itu penting." Dengan terbata-bata Naruto memohon pada Sasuke agar memberikan telepon genggamnya padanya. Sasuke hanya mengangguk, dan kembali ketempatnya disebelah Naruto.

"Sebentar, aku lepaskan ikatanmu dulu." Katanya sambil melepaskan ikat pinggangnya pada tangan Naruto yang terikat. Naruto sendiri hanya memandang Sasuke heran. Benarkah? Benarkah Sasuke memberinya kesempatan untuk menghentikan sejenak permainan mereka? Bukankah Sasuke tipe orang yang tidak sabaran? Naruto kira, Sasuke akan lebih menyiksanya setelah berbicara seperti itu.

"Terima kasih, Teme." Naruto berterima kasih sambil mengusap pergelangan tangannya yang membekas merah. Melupakan kondisi kakinya yang masih terikat, Naruto segera menyahut Hp yang ada digenggaman Sasuke dengan cepat dan menekan tombol hijaunya.

"Ya? Kiba-kun?" Jawabnya saat mendengar panggilan disebrang sana.

Naruto pikir-ya, hanya dalam pikirannya- Sasuke akan membiarkannya barang sedetik untuk mengambil nafas dan menyelesaikan percakapannya dengan teman sekelasnya yang membahas tugas kelompok sebagai pengganti beberapa ulangannya yang memang kebakaran. Tapi ini Sasuke, bung! Dia tidak bisa diajak tawar-menawar. Dalam keadaan apapun dia pasti mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan hal itu berlaku untuk yang satu ini-

"Ugh!" Naruto tersedak pelan, matanya terbelalak melihat kegiatan yang akan Sasuke perbuat pada badannya. Tidak! Jangan yang ini! Sungguh, bagaimana kalau-

.

.

.

Kiba mendengarkan desahannya ketika Sasuke menetrasi botol roll on itu ke anusnya?

.

.

.

Fanfic yaoi benar-benar—

Menguras tenaga dan pikiran!

Baru kali ini bikin fanfic sampai berhari-hari gini.

Yah, sekarang Sho-kun akhirnya merasakan bahwa ternyata emang bikin fanfic rated M itu harus banyak ilham dan emang lagi mood—

Kalau nggak sih~
Ya, mana mau bikin! Ngetik aja males.

So, what do you think about this fanfic?

Sudah HOT-kah? Apa menjijikan? Kalau buat Sho-kun sih menjijikan but Sho-kun emang lebih suka licking sama fingering daripada in-out. Nggak tahu kenapa ya? Sho-kun sendiri aja bingung.

Tinggalkan jejak kalian ya! Sho-kun pengen tahu pendapat kalian!

Fanfic ini twoshoot!

I will publish it as soon as possible kalau emang sudah kelar diketik soalnya jujur saja—

AUTHOR NEWBEI KAYAK SHO-KUN JARANG DAPAT ILHAM #nangisss