Chapter ini akan banyak berisikan tentang Flash Back NaruGaa dan sedikit ItaNaga.

Dan untuk sekedar info di sisni Kirin pakai hitungan usianya sama dengan manusia.

Contohnya

Naruto 18 tahun = 180 tahun

Gaara 15 tahun = 150 tahun

Sai 20 tahun = 200 tahun

Sasuke 18 tahun = 180 tahun

Itachi 25 tahun = 250 tahun

Nagato 26 tahun = 260 tahun dst…

Nah jadi, silahkan menikmati…


Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : NaruGaa, SaiSasu, sedikit ItaNaga

Warning : Sedang diusahakan jadi Yaoi karena pada akhirnya banyak yang minta ratenya naik jadi T dan genrenya Yaoi.

Cerita ini milik Kirin dan berasal dari imaginasi ngawur milik Kirin.

Jadi maaf kalau ceritanya gak masuk akal.

Jangan lupa REVIEWnya yaaaaaa ^_~


Angin berhembus dengan lembut, menerpa helaian pirang yang kini tengah terduduk di bawah sebuah pohon besar. Matanya terpejam namun dia tak tertidur. Di pelukannya terlihat sesosok Elf yang tengah tertidur dengan damai. Surai merahnya menambah efek manis bagi wajah mungilnya. Kulitnya tak kalah putih seperti awan yang setia berkelana di langit. Bibirnya mungil dan terlihat ranum seperti buah apel segar yang masih menggantung di pohonnya.

Naruto, nama si pirang itu. Membuka matanya dan membelai pipi chubby Gaara menggunakan punggung tangannya. Perasaan ini, ya dia sangat merindukan sosok mungil yang ada di dekapannya. Merindukan warna redup dari hijau jade yang ada di sana. Merindukan suara cempreng yang keluar dari bibir mungil itu, pipi cubby yang akan menggembung saat Naruto menggodanya. Tangan mungil yang akan menyentuh wajahnya saat Naruto merasa tak sanggup bertahan. Seolah berusaha mengalirkan semangat pada si pirang. Senyum manis yang terukir saat dia bermain. Sudah dua hari ini Naruto tak melihat atau mendengar semua itu. Selama dua hari ini sosok yang memiliki keistimewaan di hati Naruto terus saja terpejam dalam tidurnya.

"Apa kau tidak bosan terus tidur Gaa-chan?" Masih membelai wajah tidur Gaara, tanpa Naruto sadari air matanya meluncur begitu saja. Dia takut, dia sangat takut sekarang. Takut kalau sampai Gaara akan terus seperti itu. Takut kalau mata itu akan terus tertutup. Takut kalau bibir mungil itu akan terus mengatup rapat. Takut kalau tangan itu tak lagi dapat menyentuhnya.

"Bisahakah…bisakah aku menggantikan posisimu, ne Gaara?" Naruto berujar dengan susah payah. Dadanya terasa sesak dan tenggorokannya tercekat.

"Naruto.." Ucap Sasuke dari kejauhan. Mau tak mau hatinya pun merasa iba melihat sahabat semasa kecilnya itu terlihat sangat menderita akan kesedihannya. Sebenarnya dia ingin menepuk pundak Naruto, memberikan sedikit dukungan pada si pirang itu. Tapi, apa boleh buat. Sasuke dan juga Sai hanya bisa berada di jarak 30 meter dari Naruto. Tak ingin membuat si pirang makin bersedih karena kondisi Gaara yang akan semakin memburuk jika dia mendekatinya.

"Aku memang nii-san yang tidak berguna," Gumam Sai dengan senyum pilu.

"Kau sudah melakukan yang terbaik," Ucap Sasuke.

"Tak ada yang bisa ku lakukan sekarang, ku rasa Naruto adalah orang yang tepat untuk berada di sisi Gaara,"

"Kau mau meninggalkannya?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya.

Sai tersenyum mendengar pertanyaan Sasuke. "Tentu saja tidak. Dia adikku," Jawab Sai masih dengan senyumnya yang kali ini terlihat cerah. Wajah Sasuke memanas melihat hal itu.

"Lalu?" Tanya Sasuke lagi.

"Ku rasa sudah saatnya aku membiarkan Gaara belajar terbang, dia tak akan bisa mengepakkan sayapnya jika terus ku rengkuh," Sasuke mengerutkan keningnya mendengar kalimat ambigu dari Sai.

"Mau berburu denganku? Naruto juga harus makan," Ucap Sai memecah keheningan yang sempat tercipta beberapa detik.

"Ide bagus," Dan kedua sosok hitam itu pun menghilang. Masuk jauh ke dalam hutan untuk mencari beberapa binatang yang bisa mereka makan.

.

.

.

.

"Hey Kurama, apa kau mendengarku?" Tanya Naruto pada makhluk yang entah ada di mana. Hening beberapa saat, yang terdengar hanya suara daun yang beradu dan hembusan angin yang setia menerpa wajahnya.

"Haaah, memang tidak mungkin ya," Naruto hanya mengehela nafas kecewa. Setidaknya di saat seperti ini dia ingin berbicara pada Kurama. Ingin tahu kapan Gaara akan terbangun.

"Kenapa kau tinggal di tempat yang jauh sekali sih oba-san?" Gumam Naruto sambil membayangkan sosok seorang wanita berambut pirang.

Kembali mengelus pipi chubby Gaara, Naruto teringat kejadian beberapa minggu yang lalu saat masih berada di desanya.

Flash Back

"Tadaimaaaaaa….." Ujar dua orang laki-laki setelah sampai di depan pintu. Yang satu berperawakan tinggi dan tegap dengan rambut pirangnya dan yang satunya lagi memiliki tubuh mungil dan rambut berwarna merah.

"Okaeri," Sambut Kushina dengan senyum manisnya. "Ya Tuhan, Minato kenapa Gaara sampai kotor begitu? Apa yang terjadi?" Kushina terkejut melihat sosok Gaara yang dipenuhi debu dan lumpur. Dilangkahkannya kedua kakinya menuju Gaara dan segera memeriksa Gaara.

"Hanya sedikit berlatih Kushina," Jawab Minato sambil nyengir.

"Kau tidak berlebihan kan sayang?" Kushina langsung menatap curiga pada suami tercintanya. Sementara yang ditatap hanya cengengesan gak jelas.

"Tidak kok bi, paman Minato melatihku dengan baik," Jawab Gaara dengan senyum polosnya. Matanya yang redup menatap kosong pada Kushina yang sudah berjongkok di hadapannya.

"Kau memang anak yang manis Gaara," Kushina mengusap puncak kepala Gaara.

Tap…tap…tap..

"Gaa-chan kau sudah pulang?!" Tanya Naruto yang baru saja berlari dari dalam rumah. "Heeeeee!? Kenapa kau kotor sekali?" Pekik Naruto.

"Suaramu jelek sekali jii-san,"

"Penampilanmu tuh yang jelek," Balas Naruto.

"Biar saja, kalau sudah mandi juga nanti bersih," Jawab Gaara.

"Kalau begitu ayo kita mandi," Minato menarik tangan Gaara.

"Eh?" Naruto bengong.

"Biar ku bersihkan, kalau mandi sendiri tak akan bisa bersih," Sambung Minato sambil berjalan melewati Naruto.

Naruto membeku…

"Mandinya dikolam air hangat?" Tanya Gaara dengan nada polosnya.

"Tentu saja, kau harus benar-benar dibersihkan," Jawab Minato sambil tersenyum.

'Mandi, di kolam air hangat, di bersihkan, Gaa-chan dan Ayah?' Batin Naruto.

"Ayaaaaaahhhhhh!" Naruto berteriak dan berlari menyusul Minato yang tengah mengggandeng Gaara. Kushina hanya tersenyum melihat tingkah Ayah dan anak yang sama-sama jahil itu.

"Dasar Minato, sempat-sempatnya menggoda Naruto." Gumam Kushina sambil tersenyum geli.

Skip Time

Naruto duduk termenung sambil menatap langit malam yang bertabur bintang. Malam ini hatinya terasa tak tenang, dia takut kalau sampai saatnya tiba nanti tak banyak yang bisa dia lakukan untuk Gaara juga dunia ini. Sudah hampir satu minggu berlatih dengan pamannya tak pernah satu kali pun Naruto berhasil mendaratkan pukulan pada pamannya itu.

"Kau di mana jii-san?"

Naruto sadar dari lamunannya mendengar suara yang dapat membuat kehangatan mengalir di hatinya.

"Jii-san?" Panggil Gaara sekali lagi. Dia dapat merasakan aura dari Naruto tapi dia tak menemukannya di dalam kamar.

"Aku di atas Gaa-chan, tunggu," Jawab Naruto dan beranjak dari duduknya kemudian melompat ke bawah dan masuk ke kamar melalui jendela.

"Ada apa?" Tanya Naruto saat sudah sampai di hadapan Gaara.

"Tidak ada, kau sedang apa?" Tanya Gaara.

"Menatap bintang," Jawab Naruto. "Kau mau ikut?" Tanyanya tanpa pikir panjang.

"Kau meyebalkan jii-san," Naruto terperangah dan sadar akan ucapannya tadi. "Apa bintangnya banyak?" Tanya Gaara sambil memiringkan kepalanya.

"err.. ya, malam ini bintangnya sangat banyak.." Jawab Naruto sambil menggaruk pipinya, sedikit merasa bersalah akan ucapannya tadi.

"Eh? Apa?" Naruto cengo melihat Gaara yang mengulurkan kedua tangannya.

"Kau bilang mau melihat bintang? Jadi maksudnya aku harus naik sendiri ke atap?" Gaara menarik kembali tangannya dan menggembungkan pipinya. Naruto menelan ludah paksa. Oh Tuhan, kenapa Gaara makin manis saja.

"Heheheee, ayo," Naruto langsung mengangkat tubuh mungil Gaara dan melompat ke atap kamarnya.

Hening..

Itulah suasana yang tercipta saat mereka sudah duduk di atap. Sampai akhirnya Gaara berujar memecah keheningan.

"Dulu, aku juga sering menatap bintang bersama okaa-san," Ucap Gaara tiba-tiba.

"Eh? Kau ingat?" Tanya Naruto terkejut. Selama ini Naruto pikir Gaara melupakan semua kejadian sebelum bertemu dengan Sai.

"Ada beberapa yang aku ingat, kadang aku juga masih sering bertemu dengan kaa-san di mimpi," Jawab Gaara sambil tersenyum.

"Benarkah?"

"Ya, oh ya, kaa-san bilang kalau jii-san tidak menjagaku dengan baik maka dia akan datang ke mimpimu dan mencekikmu sampai mati."

"Heeeeeeee! Apa-apaan itu?!" Naruto berteriak histeris bahkan nyaris melonjak dari tempatnya.

"Berapa kali harus ku beritahukan padamu kalau suaramu itu jelek jii-san?" Gaara menutup sebelah telinganya.

"Kau membuatku ngeri," Jawab Naruto dengan masih berwajah horror.

"Hahaa, aku Cuma bercanda,"

"Heh? Jadi itu bohong?" Tanya Naruto.

"Tidak," Jawab Gaara enteng.

"Haaah! Kau membuatku frustasi Gaara." Naruto mengacak-ngacak rambutnya.

Puk..

Si pirang berkedip karena tiba-tiba saja sebelah tangan mungil Gaara sudah menempel di pipinya.

"Kau itu kuat Naruto-jii-san, kenapa kau tidak percaya pada kekuatanmu sendiri?" Ucap Gaara.

"Gaa..ra.." Si pirang tertegun mendengar ucapan Gaara. Mungkin jika Gaara bisa melihat, si merah itu pasti tengah menatap tajam pada Naruto.

"Percayalah pada kekuatanmu sendiri," Ucap Gaara lagi. Kali ini dia sedikit mengangkat wajahnya seolah menatap Naruto walau matanya terlihat sangat kosong dan tanpa focus.

"Gaara, terimakasih.." Naruto menggenggam tangan Gaara yang ada di pipinya dan memejamkan matanya. Kehangatan menjalar di hatinya, kehadiran Gaara benar-benar membawa efek positive bagi Naruto. Hanya sebuah sentuhan di pipinya saja sudah mampu mengusir segala bentuk kekalutan yang ada di hatinya.

"Sudah malam, ayo kita tidur," Ajak Naruto. "Aku tak ingin dimarahi ibu karena mengajakmu begadang," Sambungnya lagi.

"Hmm, aku juga sudah mengantuk," Jawab Gaara.

Naruto kembali menggendong si mungil turun dan masuk ke kamarnya. Sejak tinggal di rumah Naruto, Gaara memang selalu tidur sekamar dengannya.

.

.

Ceklek..

"Ibu?" Naruto menaikkan sebelah alisnya saat melihat sang ibu membuka pintu kamarnya.

"Apa Gaara sudah tidur?" Tanya Kushina sambil melangkah masuk.

"Ya, sepertinya dia kelelahan,"

"Hari ini ayahmu memang sedikit berlebihan," Kushina tersenyum.

"Ibu.." Naruto duduk di pinggir tempat tidurnya bersebelahan dengan sang ibu yang juga sudah duduk.

"Ya," Kushina membelai penuh kasih surai pirang putra kesayangannya itu.

"Apa ibu dan ayah akan membenciku jika aku menyukai Gaara?" Tanya Naruto sambil menatap penuh harap pada sang bunda.

"Ibu juga ayahmu tak akan mampu membencimu sayang," jawab Kushina sambil menatap lembut pada sang putra.

"Tapi bu, bukankah ini kesalahan?" Tanya Naruto dengan suara lebih pelan. Kushina hanya tertawa pelan menanggapi pertanyaan putranya.

"Tak ada yang salah dengan perasaanmu sayang, kita bangsa yang memiliki keistimewaan dalam hal sihir." Kushina menatap lurus ke mata Naruto.

"Jika tujuan pernikahan adalan untuk mendapatkan keturunan, maka itu bukan hal mustahil bagi bangsa kita. Mengingat Gaara juga merupakan Elf murni yang memiliki sihir terbesar diantara ras peri yang lain. Kau tak perlu khawatir, dan lagi kau juga Gaara memiliki takdir mutlak yang sudah tertulis sejak kalian dilahirkan di dunia ini."Jelas Kushina.

"Takdir?" Tanya Naruto tak mengerti.

"Ya, takdir yang diikat oleh sebuah benang merah tak terlihat sebagai penghubung jiwa kalian." Jawab Kushina.

"Maksud ibu?"

"Yang perlu kau lakukan sekarang adalah jaga Gaara semampumu. Jangan biarkan dia menghilang dan terlepas dari genggamanmu Naruto."

"Tapi bu, aku…" Naruto sedikit menunduk dan menatap lantai.

"Kekuatanmu ada di sini sayang," Ucap Kushina sambil memegang dada Naruto. "Percayalah pada dirimu sendiri, kekuatan terbesar ada di dalam dirimu," Sambung Kushina seraya tersenyum.

"Terimakasih bu, aku sayang ibu," Naruto memeluk sang ibu.

"Juga ayah," Ucap Kushina.

"Hehee, tentu saja aku juga sayang ayah." Ucap Naruto dengan sengirannya dan masih memeluk sang bunda tercinta.

Malam yang penuh kehangatan. Gaara yang tertidur sangat pulas tentu saja tak mendengar apapun. Berbeda dengan sang raja Minato Namikaze yang tengah tersenyum puas di ruang kerjanya sambil menatap sebuah bola Kristal.

"Sepertinya kau akan cepat menimang cucu Aniki," Celetuk Nagato yang berdiri di belakang sang raja.

"Hahahaa, tidak, jangan dulu..Gaara itu baru berusia 15 tahun." Jawab Minato di sela tawanya.

"Tapi kelihatannya kau senang sekali," Ucap Nagato lagi.

"Oh ayolah Nagato, kau tak perlu kesal begitu karena Naruto tidak bilang dia juga menyayangimu tadi." Minato memutar kursinya dan menatap adik iparnya itu.

"Aku tidak bilang begitu," Bantah Nagato.

"Ku rasa orang kedua yang disayangi Naruto setelah Gaara adalah kau Nagato," Ucap Minato lagi.

"Iya,iya aku tahu Aniki. Sudah cukup! Jangan menggodaku lagi,"

"Kalian berdua memang mirip," Minato kembali tertawa. "Dari pada memikirkan cucu dari Naruto dan Gaara yang masih belum cukup umur, bukankah lebih baik kita membicarakanmu dan sang pangeran sulung dari Uchiha itu?" Goda Minato lagi.

"Hentikan Aniki! Aku dan Itachi masih belum memikirkannya," Singut Nagato.

"Tapi Itachi sudah memintanya padaku," Jawab Minato dengan wajah yang mulai serius.

"A-apa?" Nagato tersentak dengan rona merah yang mulai menjalar di pipinya. "Uchiha mesum itu, biar ku beri pelajaran nanti kalau bertemu," Geram Nagato.

Setelah itu yang terdengar hanya suara tawa Minato dan gerutuan Nagato yang tak senang karena terus di ledek kakak iparnya. Sekedar info, Nagato dan Itachi sudah lama menjadi sepasang kekasih. Lebih tepatnya Itachi memaksa Nagato menjadi kekasihnya. Sejak pertama kali melihat Nagato di acara pernikahan Minato dan Kushina, Itachi yang baru berusia 7 tahun sudah jatuh cinta pada Uzumaki muda itu. Sampai akhirnya dia berhasil mendapatkan hati sang pujaan.

Skip Time

"Ayo serang jii-saaaan!" Teriak Gaara dari kejauhan.

Hari ini Minato memberi waktu libur untuk Gaara, karena sepertinya kemarin dia terlalu memporsir tenaga si mungil itu. Dan Gaara memutuskan untuk menemani Naruto berlatih bersama pamannya. Kali ini Naruto berlatih di hutan tak jauh dari rumahnya, sementara Gaara menunggu di sebuah pohon rindang bersama Minato dan Kushina.

"Sepertinya hari ini semangatmu bertambah 10 kali lipat Naruto," Ucap Nagato sambil menghindari serangan si pirang.

"Hari ini aku akan mengalahkanmu paman," Jawab Naruto sambil terus meluncurkan serangannya.

"Hyaaaa! Oodama-Rasengan!"

Blar!

Srak!

"Hampir saja," Di detik terakhir Nagato berhasil menghindari serangan Naruto.

"Kau lengah Nagato," Ucap Minato.

Pik!

Duagh!

Srak!

"Ugh!" Nagato yang lengah tak menyadari serangan Naruto dari samping dan si pirang berhasil mendaratkan pukulannya tepat di pipi Nagato dan membuat sang paman terpental beberapa meter.

"Kena!" Seru Naruto senang. "Hos..hos..hos..memukulmu saja butuh usaha keras paman," Ucap Naruto sambil menyeka keringatnya.

"Yah, hari ini aku kalah," Nagato tersenyum puas, menyeka ujung bibirnya menggunakan ibu jari. Pukulan tadi lumayan keras sampai merobek sedikit sudut bibirnya.

"Tetap saja aku belum bisa mengalahkanmu paman," Naruto menarik tangan Nagato, membantu sang paman untuk bangun.

"Tak lama lagi kau akan bisa melampauiku jika kemajuanmu terus sebagus ini," Ucap Nagato.

"Hehehee, kau tenang saja paman. Aku akan terus berlatih,"

Jii-saaaaaannn!

Bruk!

Huwaaaaaaaa!

Bruk!

"Ugh!" Pada akhirnya Naruto lah yang kembali tumbang dan tergeletak di tanah. Bukan karena serangan mendadak tapi karena tubrukan mendadak dari Gaara. Tubuh mungil itu berhasil menumbangkan Naruto dengan mudah.

"Hahahaa, tetap payah," Ledek Nagato.

"Uh..Gaa..Gaara.." Naruto sedikit blushing karena tiba-tiba dipeluk Gaara. Belum lagi posisi mereka sekarang. Naruto terlentang dengan Gaara yang berada di atasnya.

"Kau berhasil jii-san," Ucap Gaara sambil mengangkat wajahnya seolah menatap Naruto.

"Heheheee, kalau setiap aku berhasil memukul paman kau akan memelukku pasti setiap hari ku pukul paman." Ucap Naruto.

Bletak!

"Aww..ittaii…sakit paman,"

"Itu hukuman untukmu," Ucap Nagato dingin. Kemudian gelak tawa terdengan dari pasangan MinaKushi.

End of Flash Back

Naruto kembali mengeratkan pelukannya pada Gaara yang masih terpejam. Hari itu hari dimana dia akhirnya mendapatkan kekuatan, hari di mana Gaara tersenyum dan memeluknya. Naruto tak akan pernah bisa melupakan senyuman Gaara dan kehangatan tangan mungil itu.

"Kami-sama, jika memang kau menciptakan benang merah diantara aku dan Gaara. Bisakah tolong kau yakinkan aku? Bisakah jangan kau ambil Gaara dariku? Izinkan aku menjaganya," Pinta Naruto dengan tulus.

"Gaara," Naruto membelai lembut pipi Gaara kemudian membawa wajahnya lebih dekat pada Gaara. Dan..

Cup

Kini tidak ada jarak lagi diantaranya. Ini untuk yang pertama kali bagi keduanya. Naruto mencium Gaara tepat di bibirnya. Mencoba menyalurkan kehangatan pada Gaara. Memasukkan langsung energy kehidupannya pada Gaara. Tepat saat kejadian itu berlangsung, Sasuke dan Sai baru saja kembali setelah berburu. Keduanya Nampak terpaku dan tak tahu harus berkata apa.

Sasuke bahkan sampai berkedip beberapa kali sampai dia benar-benar yakin akan apa yang dilihatnya. Sementara Sai hanya terpaku dengan mata yang sedikit membelalak. Doa tulus Naruto pada kami-sama bahkan mereka dengar dengan jelas walaupun Naruto mengucapkannya sangat pelan.

Blush!

Wajah Sasuke langsung memanas saat tak sengaja dia bertatapan langsung dengan Sai yang berdiri di sampingnya.

"Kau demam Sasuke?" Pertanyaan polos meluncur begitu saja dari mulut Sai. Entah otaknya sedang rusak atau memang Sai seperti itu.

"A-aku baik-baik saja," Sasuke segera memalingkan wajahnya. Jantungnya berdetak tak karuan sekarang.

.

.

.

"Aishiteru Gaara," Ucap Naruto setelah melepaskan ciumannya.

Wajah Gaara terlihat sangat damai dan kelopak mata itu masih terpejam. Sedikit gerakan dari Gaara cukup membuat Naruto tertegun.

"Nghh.." Kelopak mata itu perlahan bergerak-gerak dan mulai membuka. Perlahan-lahan sampai akhirnya benar-benar terbuka seutuhnya walau terlihat sayu.

"Gaara," Senyum langsung mengembang di wajah Naruto. Akhirnya Gaara terbangun dan membuka matanya.

"Naruto-san,dingin…" Ucap Gaara lemah. Naruto hanya terpaku mendengar panggilan Gaara. Kali ini bukan jii-san lagi.

"Nii-san, nii-san.." Gumam Gaara sambil merapatkan tubuhnya pada Naruto.

"Eh?" Naruto segera tersadar dari keterkejutannya. "Nii-san mu ada di dekat sini, Kurama melarang Sai dan Sasuke terlalu dekat denganmu sampai kondisimu cukup baik." Ucap Naruto sambil berusaha merengkuh Gaara lebih dalam.

"Dingin Naruto-san," Gumam Gaara pelan.

"Tunggu sebentar," Naruto sedikit menjauhkan tubuh Gaara. Lalu membuka jubah tebal yang dia pakai dan menyelimuti Gaara dengan itu.

"Apa masih dingin?" Tanya Naruto.

"Sedikit,"

"Bagaimana kalau seperti ini?" Tanya Naruto lagi sambil mengalirkan energy api ke seluruh tubuhnya dan ikut menyelubungi tubuh Gaara yang tengah duduk dipangkuan Naruto.

"Hangat," Gaara makin menelusup lebih jauh ke dada Naruto. Naruto hanya tersenyum melihat tingkah Gaara. Dia bersyukur..benar-benar bersyukur akhirnya Gaara terbangun juga.

.

.

.

Di kejauhan..

"Syukurlah Gaara-chan sudah bangun," Ucap Sai.

"Ingin memeluknya?" Tanya sasuke setengah meledek. Dia tahu pasti Sai sangat ingin memeluk Gaara.

"Tidak, aku ingin memelukmu," Jawab Sai enteng.

"Ceh! Tidak lucu," Singut Sasuke sambil berlalu pergi. Tak ingin Sai makin merasa menang karena telah berhasil membuatnya merona merah.

Perasaan lega menyelimuti kelompok kecil itu sekarang. Yah tinggal satu hari lagi sebelum mereka sampai di hutan kematian. Semoga kondisi Gaara terus membaik atau setidaknya bisa bertahan sampai bertemu Tsunade nanti.

TBC


A/N : Arigato buat readers yang sudah bersedia review.. review kalian adalah nyawa untuk cerita ini..

Balasan Review

Lone Raccon

Halo juga Lone, ini Kirin update lagi..

Dia yang ada di cerita ini kita tunggu jawabannya nanti :3

Chap ini penuh dengan moment NaruGaa XDD

Arigato dukungannya….

Ainiadira

Weh serem amat Kirin mau disabet pake sabit Hidan.. XD

Ini udah update kok..

Kazeknight

Nih udah di cium wkwkwkwkwk XDD

Rewinsan

Wkwkwkwk.. nih Naru udh nempel mulu ma Gaara..

Apa masih kurang nempelnya?

Wkwkwkwkwk…

Laila r mubarok

Ckckckck

Semoga chap ini juga berkesan

Tobaru

Kirin mau nodong lagi pokoknyaaaaaaaa XDD

Wah Kirin terharu ada juga yang suka fic abal ini..

Beuh mau diminta balik =="

Naruto belum memulai debutnya,,

Wkwkwkwkwk

Tunggu nanti yaaaa…

Arigato semangatnyaaaaaa :D

Aoi Lawlight

Ichibi? Hmm.. kita lihat nanti,,

Ya Kurama always punya Naru XD

Alurnya kecepetan ya?

Kadang males ngetik banyak-banyak..

Wkwkwkwkwk

*digampar*

Augesteca

Author sedang berjuang keras buat bikin fic ini jadi Yaoi

*plak*

Aoi Ko Mamoru

Ini udah Kirin banyakin ya scene NaruGaa nha..

Chap depan juga bakal lumayan banyak.. XDD

Arigato masih menunggu..

Gyuururu kun

Ne, apa kabar my otouto?

Apa kau benar-benar hiatus kali ini?

Kau suka sekali bermain dengan itu =3=

Gisa

Udah Kirin update ya ^_~

Hana matsumoto

Arigato RnR nhaa,

Yups di sini Gaara pemeran utamanya..

Namikaze Wakatsuki

Ckckckck Kirin juga bingung sama cerita ini..

Tapi Kirin lagi berusaha memperjelas NaruGaa di sini XD

Arigato RnR nhaa…

Mood Maker

Nih udh Kirin lanjutkan XD

Naruto Lovers

Udah Kirin update yaaaa

.

.

Yosh! Arigato untuk reviewnya…

Jangan lupa review lagi ya biar Kirin semangat

Sampai jumpa di next chap..