Naruto © Masashi Kishimoto

Random © Shiroi no Tsuki

Warning: OOC, Multipairing(maybe), Semi- Canon, Typo'S.

.

.:Chapter1:.

.

Don't like? Don't read!

.

.

.:.:.:.:.:.:.:.:.

.

.

"Hyuuga!"

Bola mata amethyst milik Hinata melebar ketika sebuah suara yang masuk melalui indra pendengarannya. Dengan sedikit terbata Hinata mencoba membalikkan tubuhnya kearah sumber suara yang memanggilnya.

"I-Itachi-san?"

Pria yang dipanggil Hinata 'Itachi' itu perlahan mendekati Hinata yang jaraknya tidak jauh dari dirinya.

Apa lagi sih? Padahal Hinata sama sekali tidak ingin berurusan dengan seorang Uchiha manapun. Tapi kenapa malah dirinya selalu dirundung oleh pemuda yang bermarga uchiha? Masih jelas diingatannya ketika ia menjalankan misi dengan Uchiha Sasuke. Ketika itu banyak pandangan menusuk yang didapatnya ketika ia berjalan beriringan bersama pemuda tersebut. padahal mereka hanyalah menjalankan misi ringan yang sebenarnya diberikan oleh Hokage untuk pemuda tersebut. dirinya hanya lah seorang pendamping mantan missing-nin itu.

Yah semua orang juga pasti mengetahui bahwa Hinata hanyalah seorang pendamping para Uchiha itu untuk melakukan sebuah misi yang berada di dalam desa, dan satu hal yang Hinata tanyakan. Kenapa kedua pemuda Uchiha itu memilihnya untuk menjadi pemdamping mereka? Padahal masih banyak gadis yang dengan senang hati mau menerima tugas sebagai pendamping pada dua Uchiha itu.

Sulung Uchiha yang memanggil Hinata tadi segera mendekati Hinata ketika mendapat respon dari sang empunya nama.

"Hari ini ada misi," Ucapnya singkat.

Hinata hanya menundukkan kepalanya tanpa membalas ucapan sang pemuda, ia paham. Bahkan sangat mengerti betul bahwa yang dimaksud oleh Uchiha ini adalah dirinya wajib mendampinginya untuk menjalankan misinya kali ini.

Ia tak bisa menolak.

Dengan begitu yang bisa ia lakukan hanyalah menganggukkan kepalanya sembari menundukkan kepalanya lebih dalam.

Beruntung seorang Uchiha yang berada di hadapannya ini adalah pria yang sangat irit bicara, jadi Hinata tidak perlu takut jika pria itu menanyainya macam-macam dengan keadaannya sekarang ini.

Hinata mengikuti langkah Itachi yang semakin lebar meninggalkan dirinya di belakang, sebenarnya pria mantan missing-nin itu membutuhkan tenaganya atau tidak sih?

Ini aneh memang, Hinata sendiri tidak begitu mengerti jalan pikiran yang terdapat pada pemimpin desa Konoha sekarang. Kenapa begitu mudahnya seorang, bukan tapi dua orang mantan missing-nin yang selama ini selalu di incar oleh para petinggi-petinggi desa lain itu bisa diterima ke Konoha kembali.

Tentu saja setelah semua rahasia yang terkuak dari seorang Uchiha Itachi dan berakhirnya dendam yang dipendam oleh Uchiha sasuke kepada kakaknya, dan Konoha kembali menerima mereka berdua kedesa dengan persyaratan tentunya.

Mungkin persyaratan yang tidak begitu sulit dijalani keduanya, hanya boleh menjalankan misi di dalam desa Konoha saja. Hanya untuk sementara,

hanya untuk mengembalikan keparcayaan orang-orang Konoha kepada mereka.

Dan ini lah nasib sial bagi Hinata, ia lah seorang yang dipilih keduanya untuk mendampingi mereka berdua untuk menjalankan misinya. Dan itu adalah kehendak sang Rokudaime Hokage sendiri agar keduanya memiliki pendamping untuk menjaga kedua Uchiha itu agar tidak berbuat yang tidak dikehendaki. Bagaimanapun mereka masihlah dalam pengawasan para tetua Konoha.

Dan sang Rokudaime Hokage pun tidak ingin hal-hal yang membuat keraguan di antara tetua Konoha terjadi, untuk itulah dengan kesepakatan yang hanya sepihak oleh ketiga orang tersebut, Hinatalah yang mereka pilih sebagai pendamping kedua Uchiha itu selama enam bulan. Bisa dibayangkan selama enam bulan Hinata hanya menjalankan misi yang tidak jelas ini sendiri. Ia pun juga tidak boleh menjalankan misi bersama teman-temannya di luar desa Konoha selama senam bulan.

Rasanya saat itu juga Hinata ingin sekali mencaci maki ketiga orang ini. belum lagi pandangan orang-orang yang selalu menusuk ketika ia berjalan beriringan seperti saat ini. entah apa yang ada dalam pikiran orang-orang Konoha itu terhadapnya.

Hey ia hanya menjalankan misi.

Tidak bisakah mereka bersikap biasa saja?

Lagi pula ini hanya sementara Hinata, hanya enam bulan. Batinya terus berteriak ketika ia terus saja berjalan di belakang sang Uchiha sulung dengan keadaan yang sedikit sempoyongan. Mungkin saja hari ini ia merasa sedikit tidak enak badan akibat kemarin ia menjalankan misinya bersama Sasuke dengan keadaan yang hujan-hujanan.

Hah, jika setiap hari terus begini mungkin gadis itu akan benar-benar sakit, ia jadi tidak memperhatikan kesehatannya sendiri akibat kedua Uchiha itu.

Kaki mungil Hinata bergerak dengan cepat agar menyamai langkah lebar Uchiha sulung. Sedikit terpogoh ia menghampiri pemuda berwajah dingin itu. Hinata tidak pernah menyangka dibalik topeng dingin itu terdapat sifat yang penuh dengan kelembutan terhadap seorang adik yang disayanginya itu.

"Mi-misi kali ini…" Hinata menghentikan ucapannya ketika pria itu menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba. Hal itu membuat Hinata yang berjalan terburu-buru kontan menabrak tiang yang ada di depannya.

Ia meringis kesakitan akibat rasa nyeri yang ditimbulkan akibat benturan yang didapat di dahinya yang berponi itu. Kenapa pria itu berhenti sih?

Mendelik, Hinata memandang pria disampinya itu yang masih menatap lurus kedepan. Sebenarnya apa sih yang membuatnya berhenti mendadak? Penasaran. Hinata menengokkan kepalanya kearah yang dipandangi Itachi.

Sontak saja amethyst milik Hinata sedikit melabar ketika mendapati sesosok yang berada tidak jauh dari mereka berdua.

Uchiha Sasuke

Sosok itulah yang membuat langkah Itachi berhenti, dan sosok itu juga yang membuat Hinata tidak bergerak secara spontan ia tidak merasakan lagi rasa sakit yang ada di dahinya. Apa Sasuke juga ingin menemuinya untuk misi?

Ia harap tidak.

Sangat berharap.

Semoga saja pemdua itu hanyalah kebetulan berpapasan, bukan untuk mencarinya.

Itachi kembali melangkahkan kakinya menghampiri Sasuke, pria itu sedikit mengernyitkan alisnya.

"Sasuke?" Panggilnya sedikit bingung dengan kehadiran ototounya.

"Hn, apa yang aniki lakukan di sini?"

Wajah datar itachi sedikit menimbulkan ekspresi bingung, apa yang dilakukannya? Tentu saja untuk misi 'kan? Untuk apa Sasuke menanyakan itu?

"Tentu saja misi—"

"Aku memerlukan Hinata," Sasuke dengan cepat memotong ucapan Itachi ketika ia dengan pasti mengetahui jawaban dari anikinya itu.

Obsidiannya memutar mengarah pada gadis yang berada di belakang Itachi, "Kita ada misi," Ucapnya mantap tanpa menghiraukan Itachi yang kini sedang membulatkan matanya—sedikit—hanya sedikit hingga tidak ada seorang pun yang mungkin menyadarinya.

Sasuke mendekati Hinata yang sekarang masih terdiam ditempat, sepertinya apa yang ia harapkan tidaklah terkabul. Gadis itu mencoba menarik napas dalam dan kemudian mengeluarkannya perlahan sekedar untuk menenangkan dirinya.

Ini bagaimana sih? Bukankah hari ini ia akan mendampingi Itachi? Lalu kenapa Sasuke juga? Bagaimana dengan dirinya? Tidak mungkin 'kan ia melakukan misi kedua-duanya?

Tenang Hinata, tenang.

Gadis itu mengurut dadanya perlahan, kini Sasuke sudah berada di hadapannya, "Yukou, Hinata."

Ajakan itu membuat Itachi yang juga sekarang berada di samping Hinata—entah sejak kapan—menajamkan tapannya pada Sasuke.

Yang benar saja, ia akan menjalankan misinya hari ini. dan ototounya itu sudah melakukan misi kemarin 'kan? Lalu kenapa hari ini dia juga mendapat misi lagi? Apa Naruto—Rokudaime Hokage—itu sudah lupa?

Tidak mungkin!

Tapi mungkin saja?

"Sasuke, hari ini," Sasuke sangat mengerti maksud dari ucapan Itachi yang terpotong itu, ia sangat tahu anikinya itu tidak bisa berekspresi lebih dari sekarang. Entah sejak kapan anikinya itu menjadi sedikit kaku sejak teerakhir mereka bertemu.

"Masih ada besok untuk menjalankan misimu itu 'kan?"

Sasuke menyeringai mendapati rupa kakaknya yang bungkam.

Dalam hati ia tertawa iblis telah mendapatkan ekspresi kakanya saat ini.

Sedangkan Hinata? ia juga hanya bisa bungkam akan tingkah Sasuke yang menurutnya sedikit aneh hari ini.

.

.

.

.

.

To Be Continued

.

.

.

.

.

A/N: Yak untuk chapter ini cukup segini aja dulu, buat chapter kedepannya mungkin akan lebih panjang. Gimana pendapat reader? Apa fic ini patut buat dilanjutin? Atau di delete? Mohon batuannya^^*

Salam~

.

Shiroi no Tsuki

.

.