Title: Cry
Author: GyuniKai7
Cast:
Huang Zi Tao
Wu Yi Fan
Zhang Yi Xing
Kim Joonmyeon
Support Cast: Another EXO Member
Disclaimer: Aku sadar kalau semua member EXO bukan punya aku T_T Tapi alur cerita ini punya-ku~
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Rating: T
Summary: Aku mencintai-mu. Sejak dulu hingga sekarang. Tapi.. kenapa kau malah memilih orang itu? GS. DLDR. Mind to RnR?
Warning: Gender Switch. Don't like Gender Switch? Don't read!
-0-
Tao terbangun dari tidur-nya. Tadi setelah memakan makanan yang dibelikan oleh Kris, ia langsung tertidur. Dan kini, saat ia terbangun, Kris sudah tidak ada ditempat-nya.
Tao tersenyum kecewa. Ia tau, tidak mungkin kan Kris menunggui-nya sampai bangun tidur? Pasti Kris bosan dan akhir-nya pergi. Bersama Lay, mungkin.
Ia mengambil buku harian-nya yang untung-nya terkunci aman di laci. Kalau sampai Kris membaca-nya, entahlah. Tao tidak bisa memikirkan akibat-nya.
Tao membuka buku harian-nya. Ia tersenyum tidak jelas (?) ketika membaca bagian yang lucu. Dan menjaga agar tangis-nya tidak keluar ketika membaca bagian yang menyedihkan.
Tao lelah. Lelah karena terus menangis hari ini. Ia tidak mau lagi menangis. Ia lelah mengeluarkan air mata-nya. Lagipula percuma. Kris tidak akan berpaling pada-nya kan kalau ia menangis?
Tiba-tiba pintu ruangan-nya terbuka. Tao tersentak dan langsung menyembunyikan buku harian-nya. Dan untung saja ia menyebunyikan-nya, karena yang masuk adalah.. Kris dan Lay.
"Jiejie~"panggil Tao
"Ne? Kau sudah bangun, eoh?"
"Hehe, ne, aku tadi baru saja bangun jie,"kata Tao "Jiejie tadi kemana? Kok aku bangun jiejie tidak ada?"
"Emm, tadi aku dan Kris makan dulu diluar, Tao-ie,"jawab Lay
Tao mengangguk-anggukan kepala-nya mengerti. Lalu ia teringat sesuatu.
"Oh ya jie, memang tadi jiejie bertemu dengan siapa? Suho ge bukan?"tanya Tao polos
Wajah Lay memucat. Diruangan ini hanya Tao yang tau bahwa Suho belum memutuskan hubungan-nya dengan Lay. Bagaimana kalau Tao keceplosan dan membuat Kris marah? Itulah yang membuat Lay khawatir.
"E-Ehh, memang kenapa, Tao-ie?"
"Ani, aku hanya bertanya jie,"jawab Tao "Suho ge bukan?"
"Bukan, ini teman-ku yang lain,"
"Ohh…,"
Lay tersenyum hambar. Untung-nya Tao tidak melihat wajah jiejie-nya saat itu. Sedangkan Kris? Ia memang tidak memperhatikan pembicaraan Tao dan Lay sedaritadi.
Suasana ruangan menjadi hening. Semua-nya tenggelam dalam fikiran masing-masing.
Careless Careless
Shout anonymous anonymous
Heartless Mindless
No one who care about me
Tiba-tiba Handphone Lay berbunyi. Memecahkan keheningan yang tercipta diruangan tersebut.
"A-Ahh, ada telfon, aku akan mengangkat-nya dulu,"kata Lay
Lay buru-buru berjalan keluar dari ruangan Tao. Saat melihat siapa yang menelfon, Lay menjauhkan diri-nya dari ruangan Tao.
"Ada apa, Joonmyeon-ie?"
-0-
"Suatu hari, ada seorang putri yang sangat baik hati, namun…,"
Diruangan Tao, terlihat Kris yang sedang membacakan dongeng untuk yeoja dihadapan-nya ini. Walaupun sudah berumur 19 tahun, Tao sangat suka dibacakan dongeng. Terlebih kalau yang membacakan adalah Kris. Kris akan dengan sangat sabar membacakan dongeng untuk Tao. Berbeda dengan Lay yang terkadang beralasan tidak mempunyai waktu untuk menemani Tao. Tapi Kris, entah kenapa sejak dulu Kris selalu meluangkan waktu-nya untuk Tao.
Kris menghentikan kegiatan-nya membaca dongeng ketika mendengar dengkuran halus dari yeoja tersebut. Kris tersenyum lembut dan mengusap rambut Tao pelan. Tidak ingin mengganggu tidur yeoja bermata panda tersebut.
Kris perlahan bangkit dari duduk-nya. Ia berjalan menuju pintu ruangan. Hendak mencari Lay yang sedaritadi belum kembali.
Kris membuka pintu ruangan itu. Ia mencari-cari Lay diluar. Tapi.. kenapa Lay tidak ada dimana-pun?
Kris menghela nafas-nya. Kenapa akhir-akhir ini Lay sangat suka menghilang sih?
Kris menutup pintu ruangan itu. Takut jika hiruk-pikuk luar mengganggu tidur yeoja cantik itu.
Kris mendudukkan diri disofa. Ia merebahkan diri-nya disana. Ia lelah. Dan mengantuk.
-0-
"Kris-ge? Bangun.. Ahjumma dan Ahjussi datang,"
Suara itu membangunkan Kris dari tidurnya. Ia terkaget ketika melihat seorang namja bermata panda dan sepasang namja-yeoja ada disana.
"Tao? Umma? Appa?"
"Ne. Kami sudah ada disini dari tadi," kata umma Kris
"Kami daritadi disini hanya memperhatikan kau tidur,"
"Lihat Tao, ia bahkan rela bangun dari tidurnya hanya untuk membangunkanmu,"
"Kenapa umma tidak membangunkanku sendiri?" protes Kris kesal
"Karena umma malas membangunkanmu," balas umma Kris datar
Satu kalimat dari umma-nya itu membungkam mulut Kris. Ia tidak dapat berkata-kata lagi.
"Teukkie yeobo~" panggil appa Kris manja "Sudahlah, tidak usah kesal begitu. Yang penting kan sekarang Kris sudah bangun,"
"Tapi Kangin-ah, dia itu susah sekali dibangunkan! Sudah begitu malah membuat Tao yang sedang sakit bangkit dari tidurnya hanya demi membangunkan anak pemalas ini!" kata umma Kris kesal
"Yak! Umma! Kan bukan-,"
"Jangan salahkan Kris-ge, ahjumma. Kris-ge kelelahan karena daritadi pergi untuk membelikan makanan untukku," kata Tao membela Kris "Jadi pantas saja Kris-ge tertidur pulas seperti itu,"
Umma Kris menatap Tao lembut. Ia betul-betul menyayangi sahabat kecil Kris ini.
"Aduh, betapa baiknya kau, Tao," kata umma Kris lembut "Coba Kris dapat memiliki istri sebaik kamu,"
Pipi Tao langsung memerah. Begitu juga dengan Kris. Tapi Kris berusaha menyembunyikannya.
"Umma apa-apaansih," gumam Kris pelan
"Hehe, tapi Kris-ge kan sudah punya yeojachingu, ahjumma," kata Tao "Dan yeojachingu-nya baik kok,"
"Ya, ahjumma juga tau. Kakakmu, kan? Lay-ssi," kata umma Kris "Yah, walaupun ahjumma mau dirimu. Tapi tak apalah. Jika pilihan Kris bukan dirimu,"
Tao tersenyum. Senyuman pahit, sebenarnya. Tapi tak ada yang menyadari hal itu.
"Ah ya, umma membawakan makanan untukmu, Kris," kata umma Kris "Dan kau harus memakannya. Tidak mau tau kau tidak boleh menolak!"
GULP. Kris menelan ludahnya. Ia tau benar apa yang umma-nya bawakan jika berbicara seperti ini.
"Umma! Aku kan tidak sakit!"
"Tapi ini bisa menambah energi-mu untuk menjaga Tao, dan, ah ya. Aku juga membawakan baju untukmu, jadi kau bisa menginap disini," jelas umma Kris "Aku tak mau kau pulang. Jaga Tao terus. Bisa juga kondisinya drop lagi, dan jangan meleng!"
"Ya, umma! Aku kan mau mengambil handphone-ku di rumah!"
"Kalau soal handphone-mu, ini," kata appa Kris sambil memberikan handphone milik aegya-nya itu "Sudah lengkap, kan? Kau tidak memiliki alasan untuk pulang,"
Tao menatap Kris. Ia merasa Kris keberatan karena harus menjaganya. Dan, hatinya langsung berdenyut sakit karenanya.
"Ti-Tidak apa, ahjumma. Tidak apa kok kalau aku tidak ada yang menjaga, hehe. Nanti umma dan appa juga akan datang," kata Tao sambil berusaha tersenyum "Kalau Kris-ge memang mau pulang, pulang saja, ge,"
Kris terhenyak. Kenapa Tao tidak merengek padanya untuk menemaninya? Ia malah menyuruhnya untuk pulang. Kris merasakan hal aneh dalam hatinya.
"Kenapa aku harus pulang?"
"Eh?"
"Memang aku bilang aku mau pulang?"
"Umm, bukan begitu. Tapi, Kris-ge kelihatannya ingin pulang, jadi… kalau gege memang pulang ya aku kan tidak bisa melakukan apa-apa,"
Kris benar-benar tidak percaya kalau Tao kini berpikiran seperti itu. Ia benar-benar ingin Tao merengek padanya untuk tinggal. Tapi nyatanya? Tidak ada.
"A-Aku…,"
Kris benar-benar kehilangan kata-kata. Mungkin salahnya juga karena bersikap seperti ingin pulang begitu.
"Aku tetap akan tinggal, Tao-ie. Tenang saja. Lagipula aku juga tak tega meninggalkanmu sendirian,"
"Sudahlah, jangan bertengkar," kata umma Kris "Kris, lebih baik kau segera makan,"
"Uh, baiklah,"
Kris memakan makanan yang dimasak oleh umma-nya. Makanan yang paling tidak ia suka. Campuran berbagai sayuran dan, uh.
"Harusnya Tao yang makan ini, umma," kata Kris sambil menatap umma-nya malas
"Tao tidak akan suka, Kris. Lagipula nanti ia malah tambah sakit,"
"Dan umma mengambil resiko aku sakit, begitu? Aigoo anak umma sebenarnya siapa,"
"Anak umma? Kau. Tapi Tao juga anakku," balas umma Kris cuek
Tao tidak memperhatikan kelanjutan dari omongan umma Kris. Ia merasa tiba-tiba pusing mendera kepalanya lagi. Mungkin itu karena ia memaksakan dirinya berdiri.
Tao membaringkan dirinya kembali di ranjang rumah sakit. Ia benar-benar merasa pusing.
"Tao, kau kenapa?"
"Tidak apa-apa, ahjussi," balas Tao "Aku hanya merasa sedikit pusing,"
"Aigoo, pusing? Pasti karena memaksakan dirimu berdiri. Mianhae, Tao-ie,"
"Ne, tidak apa-apa kok, ahjumma," kata Tao sambil memberikan senyumnya "Aku kan hanya sedikit pusing,"
"Sudahlah, umma dan appa pulang saja," kata Kris mengusir orangtuanya secara halus *A: Kris, ya allah anak durhaka(?) *plakk "Nanti kalau Tao makin sakit kan repot,"
"Aih, bilang saja kau tak sabar untuk berduaan dengan Tao," goda umma Kris "Baiklah, ahjumma pulang dulu, ne? Jaga dirimu baik-baik, Tao-ie. Dan kalau Kris macam-macam padamu, timpuk saja kepalanya dengan sendok, ne?"
"Ahaha, ne, ahjumma. Ku wushu kalau perlu," balas Tao sambil tertawa kecil
"Bagus," balas umma Kris sambil tersenyum "Dan Kris, kau akan kusuruh tidur di luar rumah jika berani membuat Tao menangis!"
"Ne, umma," balas Kris sambil memutar matanya malas "Aku tidak akan membuat dia menangis, tenang saja,"
'Kenyataannya kau sering sekali membuatku menangis, ge," batin Tao
"Ya sudah, aku pergi dulu. Bye,"
Umma dan appa Kris melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Tao. Setelah umma dan appa Kris pergi, suasana menjadi hening.
"Emm… Tao, kau sudah merasa baikkan?" tanya Kris
"Ah, sudah, ge. Aku sudah merasa sehat seperti sediakala," kata Tao sambil tersenyum cerah
"Baguslah,"
"Oh ya ge.. besok gege ulangtahun, kan?" tanya Tao
Kris tersentak kaget ketika mendengar pertanyaan Tao. Benar juga, besok memang ulangtahunnya. Dia lupa, tadi.
"Ah, ne. Besok ulangtahun-ku. Aduh, aku lupa."
"Gege mau hadiah apa?" tanya Tao "Album rapper favorit gege? Kalau gege mau itu, aku akan membelikannya."
Kris terlihat berfikir. Ia mau apa, ya? Album rapper favorit-nya? Tidak. Makan di restoran China favorit-nya? Ah. Tidak. Bosan. Humm…
"Aku, hanya mau kau sembuh," akhirnya Kris bersuara "Kau sembuh, sudah merupakan hadiah paling indah bagi-ku."
Muncul semburat merah di pipi Tao. Ia benar-benar tidak menduga kalau Kris akan mengatakan hal seperti itu.
"A-Apa? Gege, gege serius?"
"Tentu saja."
Tao terdiam. Ia menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan semburat merah di pipi-nya. Akan sangat memalukan kalau sampai Kris melihat semburat merah itu.
"Tao?"
"E-Eumm… baiklah, aku akan berusaha untuk sembuh, ge."
-0-
-Next Morning-
"Eungh~"
Tao menutup wajahnya dengan selimut. Sinar matahari memang benar-benar mengganggu. Sudah tau Tao sangat lelah dan mengantuk. Tapi ini?
"Hey, panda," suara baritone itu terdengar "Cepat bangun. Sudah pagi."
Tao tidak mengidahkan suara itu. Ia tetap melanjutkan tidur-nya. Ia sangat lelah dan mengantuk. Padahal kemarin ia tidak melakukan hal apapun yang berarti.
"Hey! Aduh. Kenapa kau susah sekali dibangunkan?" suara baritone itu mengeluh "Ayolah, cepat bangun!"
"Lima menit lagii!" kata Tao "Aku sangat mengantuk."
"Hhh. Kalau begini, hanya ada satu cara."
Tao mulai merasakan hawa tidak enak. Dan benar saja…
"KYAA! GELI, GE!"
Tao sukses terbangun karena tangan Kris yang mulai menggelitiki pinggangnya. Titik yang merupakan titik tidak boleh disentuh bagi orang-orang. Tentu saja, itu adalah titik tersensitive Tao.
Tao menatap Kris, tersangka dari penggelitikan tersebut. Ia mempoutkan bibirnya, kesal dengan hal yang Kris lakukan.
"Gege menyebalkan! Sudah tau aku sedang sakit!" kata Tao kesal "Harusnya aku dibolehkan tidur sampai siang!"
"Hei, hei. Kau tidak mau mengucapkan selamat ulang tahun pada gege tertampan-mu ini?"
"Apa? Gege tertampan? Zhou Mi ge lebih tampan dari gege!"
"Eh?" Dahi Kris berkerut karena perkataan Tao "Kau masih menyukai senior-mu itu?"
Tao hanya tertawa kecil. Ia berhasil membuat Kris penasaran, ternyata. Kris memang tidak menyukai Zhou Mi, entah karena apa. Mungkin karena Tao selalu menceritakan tentang Zhou Mi dengan pancaran kagum di matanya.
"Jadi maksud-mu, Zhou Mi itu lebih tampan dari-ku, begitu?"
"Tentu saja! Zhou Mi ge nomor satu! Kkk~" Tao terkekeh pelan "Zhou Mi ge kan tampan, sudah gitu, suara-nya juga bagus. Sudah tampan, suara bagus, pandai, baik hati lagi!"
Tuh kan. Pancaran kagum mulai menguar dari mata Tao. Kris menghela nafas kesal ketika melihat-nya.
"Apa-apaan? Tapi kan Zhou Mi sudah punya Henry!"
"Memang kenapa? Siapa tau suatu saat nanti Zhou Mi-ge dan Henry-ge putus," kata Tao enteng "Dan setelah itu…,"
Tao ingin sekali tertawa ketika melihat wajah kesal Kris. Ekspresi Kris benar-benar ingin membuat Tao tertawa. Andai saja ekspresi Kris itu karena Kris cemburu. Tapi, pasti bukan. Kris tidak mungkin cemburu pada diri-nya, kan?
"Selamat ulangtahun, gege tampan," kata Tao "Wish you all the best."
Tao menatap wajah Kris polos. Terlihat pancaran senang di wajahnya. Tidak tahan dengan wajah polos Tao, Kris langsung mencubit pipi namja bermata panda itu.
"Aigoo~ Panda-ku sudah bisa berbahasa Inggris, eoh?"
"Tentu saja!" Tao mempoutkan bibirnya "Gege kira aku tidak bisa bahasa inggris?"
"Haha, kau kan payah~"
Tao langsung memukul lengan Kris dengan semangat-nya. Kris terus-terusan mencubit pipi Tao. Orang yang tidak kenal betul mereka, pasti menganggap mereka adalah sepasang kekasih.
CKLEK
"Kris-ge…," seseorang membuka pintu "Eh? Ma-Maaf. Aku mengganggu, ya?"
Orang itu langsung menutup pintu lagi dan segera berlari menjauh. Kris yang melihat siapa orang itu, langsung melepaskan cubitannya pada pipi Tao.
"Lay, Lay! Tunggu! Aish!"
Kris langsung berlari keluar dari ruangan Tao. Tao yang melihat hal itu kembali merasakan dadanya berdenyut sakit.
'Argh… aku, kenapa?'
-TBC-
Akhirnya chap ini selesai juga xD Mianhae untuk masa hiatus yang sangat panjang *deep bow* Aku sangat sibuk waktu itu u.u
Thanks To: MyJonggie, Shin Min Hwa, Ryu, desy, PrinceTae, vickykezia23, Rin Rin Kim ChenMin EXOtic, KecoaLaut, vkey, rha0108, Rei-Chan, halliypanda, EXOLunatics, Kazuma B'tomat, Hisayuchi, blackwhite28. Mianhae ga bisa bales review kalian *deep bow*
Mind to review? *wink*