xxXxx

Sapphire Blue

Series 3

[Last Series]

Cast :: Super Junior Member.

Rate :: T.

Warning :: Genderswitch, OOC, AU, and Typos.

Disclaimer :: This story is mine. Casts in here were their own. And casts in here I'm just borrow their name. So you easily imagine the story. Don't bash the casts. Last, Kim Jongwoon aka Yesung is MINE.

xxXxx

Chapter 7

Never Ending Road

xxXxx

Kyumin

Namja berambut cokelat itu membuka matanya perlahan dan meregangkan tubuhnya yang kaku. Mata bulat yang warna irisnya senada dengan warna rambutnya itu melirik yeojya yang masih terlelap dengan nyenyak disampingnya. Kyuhyun –namja tadi, mengubah posisinya menjadi menghadap ke yeojya itu.

Tangannya berniat menyingkap beberapa helai rambut yang menutupi wajah mulus tanpa cacat itu, tetapi sang yeojya mengerang pelan dan terbangun. Senyum segera muncul diwajah Kyuhyun melihat tingkah imut yeojya itu. Lee Sungmin yang sudah genap lima tahun menjadi Cho Sungmin.

"Kenapa kau selalu terlihat manis ketika bangun tidur, Sungminnie?"

Sungmin mengucek-kucek matanya imut dan menenggelamkan setengah wajahnya ke bantal putih disana. "Berlebihan. Minseok belum bangun?"

Kyuhyun mengangkat bahunya tanda tak tahu. Salah besar jika Sungmin bertanya kepada namja yang bahkan tidak mendengar apapun ketika sedang tertidur. Kalau ada tsunami atau gempa sekalipun, Sungmin berani bertaruh kalau Kyuhyun masih pulas dan tidak terbangun.

Yeojya itu beranjak pergi untuk mengecek keadaan Cho Minseok, malaikat kecil nan cantik yang menginjak diumur ke empat tahun. Sebelum yeojya itu benar-benar pergi, Kyuhyun menahan tangannya. Sungmin yang tidak mengerti kembali duduk diranjangnya dan meminta penjelasan dari Kyuhyun.

"Mwo?"

Kyuhyun memajukan bibirnya. "Morning kiss, Minnie."

Tawa renyah Sungmin membuat Kyuhyun semakin memajukan bibirnya. Dengan gemas Sungmin menarik sebagian kecil pipi Kyuhyun dan langsung mengecup bibir Kyuhyun. Tanpa yeojya itu sadari, Kyuhyun menahan tengkuknya dan memperdalam ciumannya. Agak… panas.

Kyuhyun tersenyum disela-sela ciumannya. "Kena kau, Lee Sungmin."

Perasaan Sungmin yang mulai mengerti kalau ini tidak baik langsung menyuruh tangannya bekerja untuk mendorong Kyuhyun menjauh. Layaknya bergulat, tangan Kyuhyun berusaha melepas tangan Sungmin yang mendorong dadanya. Karena tidak berhasil, Sungmin terpaksa menggigit kecil lidah Kyuhyun yang tadinya bermain didalam mulutnya.

"Aw!" Rintih Kyuhyun nyeri.

"Rasakan! Mandi, setelah itu sarapan dan temani Minseok main. Aku tidak terima penolakan, Cho Kyuhyun."

Sungmin tersenyum dan mencium bibir Kyuhyun sekali lagi dengan singkat. Yeojya itu melenggang pergi keluar kamar dan menutup pintu kamar utama itu perlahan. Sedangkan namja berambut ikal itu hanya bisa mendengus pasrah, ia tidak bisa menolak atau membantah perintah yeojya kelinci itu. Perlahan tapi pasti senyuman terlihat dibibir kissable-nya.

"Aku akan balas dendam saat kita bercinta nanti malam, Cho Sungmin!"

Oops, doakan saja yang terbaik untuk Sungmin malam ini. Semoga esok pagi yeojya imut nan manis itu masih bisa berjalan dengan benar. Salah sendiri karena sudah membuat murka Kyuhyun, seorang raja dari iblis-iblis paling buruk dijagat raya.

xxXxx

Kangteuk

"Suho! Bersihkan mainannya! Noona mau lewat jadi susah nih!"

Yeojya manis itu berkacak pinggang sembari menatap tajam namja berumur delapan tahun yang lebih kecil darinya itu. Namja kecil itu, Kim Suho –hanya mendengus dan mencibir perintah dari noonanya yang menjelma jadi yeojya super tegas. Entahlah, mungkin sifat Kangin yang satu ini menurun untuknya.

Sembari mendumel, Suho memasukan semua action figure yang berserakan dilantai itu kedalam keranjang khusus mainan namja tampan itu. Sedangkan yeojya dewasa berambut pirang sepinggang, Kim Leeteuk –hanya bisa melipat tangannya dan melihatnya dari jauh.

"Kanginnie… kau harus lihat bagaimana kau mendidik Taemin," Gumam Leeteuk sembari menghampiri kedua anaknya. "Umma dengar Taeminnie menjerit, waeyo?"

"Suho bermain didepan pintu kamar Taeminnie lagi, umma!" Taemin yang menginjak usia ke empat belas tahun itu mengerucutkan bibirnya. "Kalau appa pulang akan kuadukan."

Suho melempar salah satu action figure-nya pada Taemin kesal. "Taemin noona nyebelin!"

Terkejut, Leeteuk sampai-sampai tidak bisa berkata apapun ketika Suho menendang keranjang tempat mainannya. Pagi-pagi dia dikejutkan dengan pertengkaran anaknya yang jarang ia lihat. Biasanya Suho tidak akan sampai melempar barang apalagi menendangnya kearah Taemin sambil menangis.

"U-umma?"

"N-ne, aegya?"

Mata yeojya kecil itu ikutan berkaca. "A-aku tidak bermaksud ingin membuat Suho kesal. Aku hanya menggertaknya kok, umma. J-jangan marahi Taemin dan Suho, umma…"

Leeteuk mengelus rambut Taemin dan menghapus air mata yeojya itu. "Uljima, kalau Taemin menangis nanti umma juga menangis loh. Ayo hampiri Suho dan kau harus meminta maaf karena berniat ingin mengadu pada appa."

Taemin mengangguk dan menggandeng tangan Leeteuk. Kedua yeojya itu berjalan menuju kamar Suho yang berada disamping kamar Taemin. Leeteuk membuka pintu itu perlahan dan mendapati Suho juga menangis diatas tempat tidurnya.

"Suho-ya?"

Taemin masih mematung, sedangkan Leeteuk menghampiri putra satu-satunya itu. Leeteuk duduk dipinggir tempat tidur Suho dan menahan tubuhnya agar tidak jatuh ketika Suho menubruknya guna memeluk tubuh yeojya cantik itu. Leeteuk tersenyum dan mengelus punggung Suho pelan.

"Suho-ya, uljima. Tidak ada namja yang menangis didunia ini. Suho kan namja kuat, masa menangis sih? Hm?"

"Suho takut dimarahi appa kalau Taemin noona mengadu, umma…"

Leeteuk hanya bisa tersenyum miris mendengar pernyataan dari Suho. Semua anaknya selalu takut jika kesalahan mereka akan dilaporkan ke Kangin, appa mereka sendiri. Padahal Kangin tidak akan menggigit atau memukul anak mereka, paling parah hanya dimarahi habis-habisan. Setelah itu Leeteuk yang akan menenangkannya. Selalu seperti itu.

"Noonamu tidak akan mengadu jika Suho mau membereskan mainanmu, aegya. Taemin noona sudah berjanji pada umma tadi," Jelas Leeteuk dan menatap Taemin lembut. "Sini, Taeminnie. Ayo baikan sekarang. Jangan sampai appa tahu kalau kalian bertengkar lagi."

Taemin menyodorkan tangannya. "Mianhae, Suho-ya. Noona minta maaf karena terlalu galak padamu."

Suho masih ragu. "Noona tidak boleh mengadu pada appa lagi sekalipun Suho berbuat nakal pada noona. Noona kan tahu sendiri aku takut sama appa."

"Noona juga takut sama appa. Jadi jangan saling mengadu ke appa sehabis ini, ne? Yaksok?!"

Suho mengangguk dan mengaitkan kelingkingnya dikelingking Taemin erat. "Yaksokhae, noona."

Leeteuk hanya bisa tersenyum melihat kakak beradik yang menggemaskan. Mau diberitahu kalau tidak boleh takut pada Kangin pun sia-sia, ia pernah mencobanya. Namun keduanya tetap teguh pada pendiriannya masing-masing kalau Kangin itu menyeramkan jika marah.

"Siapa yang mau mandi bersama umma?" Tanya Leeteuk riang.

Taemin dan Suho mengangguk cepat ketika penawaran menarik dari ummanya terdengar. Mereka bertiga berpelukan riang, membuat Leeteuk merasa kembali ke masa lalu disaat anak-anaknya masih kecil. Sudah sembilan tahun sejak ia bertemu Kangin pertama kali di SM Building, bukan?

Cklek.

"Rupanya pada disini ya?" Suara berat seorang namja menginterupsi kegiatan peluk mereka.

"Appa!"

Taemin dan Suho loncat riang lalu menghampiri Kangin yang masih memakai pakaian kerjanya. Namja itu baru saja pulang dinas dari Jepang sejak dua hari yang lalu. Betapa rindunya ia pada keluarganya yang ditinggal di Korea.

"Neomu bogoshipeoyo, appa~" Taemin mengecup pipi Kangin dan memonopoli appanya dari Suho, sedangkan Suho hanya cemberut dan memeluk Kangin intens.

"Suho lebih kangen appa dibanding noona!" Ujar Suho tidak mau kalah.

Taemin menggeleng. "Aniya! Noona lebih kangen appa dibanding Suho!"

"Appa lebih kangen umma dibanding kalian berdua," Ujar Kangin sambil cengengesan. Namja ini masih saja gemar bercanda, tidak jauh berbeda dengan dulu. "Tentu saja appa lebih kangen kalian berdua dibanding umma."

"Suho-ya, kita ke kolam ikan dulu yuk sebelum mandi. Kata Jung ahjumma, hari ini kolam ikan mau dibersihkan. Bantuin Jung ahjumma yuk," Ajak Taemin dan menarik namdongsaengnya pergi. "Umma, setelah membersihkan kolam ikan langsung mandi bersama ya!"

"Ne.."

Sekarang tinggalah Leeteuk dan Kangin yang masih melempar senyum penuh makna pada pasangan masing-masing. Leeteuk menghampiri Kangin dan mencium bibir namja itu lembut. "Bogoshipeoyo.."

"Nado, nae cheonsa.."

"Bagaimana dengan sahammu? Manager Takeshi jadi memegang kendali atas cabang di Jepang?" Tanya Leeteuk sembari membuka dasi Kangin.

Kangin mengangguk. "Saham kembali meningkat setelah perusahaan mempercayakan Takeshi. Hm, dia akan mengirimiku datanya setiap akhir minggu. Kuharap dia tidak akan mengacaukan perusahaan appa."

Leeteuk tersenyum manis. "Semoga saja."

"Oh ya, kenapa Taemin mengajakmu mandi bersama? Kalian merencanakan untuk mandi bersama."

Yeojya itu mengangguk. "Mereka sempat berkelahi lagi tadi, tapi untung saja sudah baikan. Aku mengusulkan untuk mandi bersama sebelum kau datang. Jadi… ya begitulah."

"Kurasa kalian tidak akan bisa mandi bersama…" Bisik Kangin ditelinga Leeteuk.

"Eh? Wae?"

Kangin menjilati daun telinga Leeteuk, membuat sang pemilik mengelinjang kegelian. Yeojya cantik itu sangat sensitif apalagi telinganya sudah dimainkan oleh lidah milik Kangin. "Karna kau akan mandi bersamaku. Bercinta dipagi hari itu bagus loh kata pakar seks."

"Rakun mesum!"

xxXxx

Sibum

Kibum mengangkat kemeja putih Siwon yang tergeletak dilantai samping tempat tidurnya dan memakai kemeja kebesaran itu. Tubuhnya yang hanya memakai pakaian dalam berwarna hitam sekarang tertutup meskipun paha mulusnya masih terekspos dengan jelas. Tapi yeojya cantik itu tidak peduli, toh tidak aka nada yang nafsu selain namja yang masih terlelap ditempat tidurnya.

Senyum mautnya terkembang ketika otaknya memutar ingatan bagaimana Choi Siwon menyetubuhinya semalam dengan beringas. Saking jarangnya bertemu, Siwon sampai-sampai kalap saat bercinta dengan yeojya itu. Tanpa sadar rona merah terlihat dipipi Kibum.

"Huweee~"

Kibum membulatkan matanya dan langsung berlari keluar kamar. Setelah sampai tujuan, Kibum langsung mengangkat tubuh namja kecil yang menangis sesegukan dari crib-nya. "Wae, Chanyeollie? Umma disini, aegya…"

Namja kecil berumur tiga tahun itu perlahan meredakan tangisnya. Memang kebiasaan anak kecil bukan jika mereka menangis ketika terbangun dari tidurnya? Begitu juga Choi Chanyeol, putra pertama dari Choi Siwon dan Kim Kibum.

Benar apa kata orang-orang, anak Siwon dan Kibum pasti akan sempurna fisiknya. Lihat saja Chanyeol yang tubuhnya terbilang tinggi dan langsing dibanding anak-anak seusianya. Bahkan Kibum tidak mampu menggendong Chanyeol lebih dari lima belas menit sekarang karena beratnya yang bertambah.

"Anak umma tidak boleh menangis, eung? Jika menangis nanti wajahnya jelek loh." Ujar Kibum seraya menghapus jejak air mata dipipi Chanyeol dengan hati-hati.

"Yeollie mau appa…"

Kibum mengangguk. "Kita bangunkan appa, tapi Chanyeollie harus berhenti menangis agar appa tidak ikut menangis seperti Chanyeollie. Eung?"

Namja kecil digendongan Kibum itu mengangguk dan menyeka air matanya cepat. Mata bulatnya yang terlihat masih basah itu sekarang terlihat menipis karena tersenyum. Kibum yang gemas langsung mencium pipi Chanyeol dan membawanya kekamar tidurnya.

"Appa masih tidur tuh," Kibum menutup kembali pintu kamarnya perlahan agar namja berbadan atletis itu tidak terbangun. "Yeollie mau membangunkan appa dengan cara apa?"

"Gelitiki appa!" Bisiknya excited.

Kibum mengangguk dan menurunkan Chanyeol, sehingga anak kecil itu berjalan mengendap ketempat tidur berukuran besar itu. Untung saja ranjangnya tidak terlalu tinggi, jadi Kibum tidak khawatir saat Chanyeol berusaha memanjat keatas tempat tidur.

"Kajja, sebelum appa bangun~"

"Shh… umma jangan berisik," Suruh Chanyeol dengan wajah kesal. Oalah, ternyata Chanyeol benar-benar serius ingin menjahili appanya. Mungkin Kyuhyun mengajarinya untuk menjahili appanya sendiri. "Nanti appa bangun bagaimana?"

Kibum terkekeh. "Appamu itu seperti beruang jika sedang tidur, Chanyeollie. Pasti appa tidak akan terbangun kok. Tapi janji tidak berisik kok," Kibum membuat gesture merapatkan bibirnya. "Yaksok."

Chanyeol tersenyum manis dan duduk didepan appanya yang tertidur dalam posisi miring ke kiri. Wajah Siwon menunjukan kalau ia sedang bermimpi, karena sesekali ia menggumam dalam tidurnya. Membuat Chanyeol terkikik geli.

"Serang appa!" Teriak Chanyeol riang.

Tangan kecil Chanyeol mulai bermain dipinggang appanya, membuat Siwon sontak terbangun karena kegelian. Sedangkan Kibum lebih berpusat menggelitiki Siwon dibagian leher namja tampan itu. Karena Siwon terbilang kuat, namja itu menahan serangan Chanyeol dan mengunci Chanyeol dipelukannya.

"Hayo! Chanyeollie sudah tidak bisa menyerang appa. Sekarang menyerah dan Yeollie harus menuruti apa kata appa. Kalau tidak nanti appa gantian menggelitiki Chanyeollie nih!"

Chanyeol memberontak. "Aniya! Yeollie tidak mau menyerah sama appa! Umma! Tolong Yeollie!"

"Ne, Kapten Choi Chanyeol!"

Terlihatlah potret keluarga manis yang terlihat tak bermasalah, tanpa beban. Dimana sang kepala keluarga yang bekerja sama dengan sang ibu untuk menggelitiki sang putra semata wayang lalu menghadiahinya dengan ciuman dikedua pipi namja kecil itu.

"Umma curang! Appa juga curang! Yeollie tidak mau membangunkan appa lagi lain kali, huh…" Chanyeol melipat tangannya dan mengerucutkan bibirnya lucu.

"Loh? Yang penting kan appa sekarang sudah bangun, Yeollie."

"Iyasih…"

"Nah lebih baik Chanyeol ikut appa untuk olah raga selagi menunggu umma membuat sarapan," Ajak Siwon mengubah suasana. "Otte?"

"Kajja!"

Siwon mencium bibir Kibum lalu mengucapkan kata cinta sebelum memanggul Chanyeol dibahunya dan membawanya ke kamar mandi. Kibum hanya bisa geleng-geleng dan mengecek ponsel putih yang tergeletak dimeja samping tempat tidurnya, satu pesan masuk dari sepupunya yang hari ini akan mengurus kepindahannya ke Seoul. Choi Seunghyun.

'Kau harus bertemu dengan Seungri, Kibummie. Kenapa tidak kita jodohkan saja Seungri dan Chanyeollie? Kkk~ jangan anggap serius dan jangan tinju aku, Kibummie.'

"Aku akan sungguh meninjumu, oppa."

xxXxx

Hanchul

Yeojya cantik berambut panjang berwarna hitam dikuncir kuda dengan poni menyamping itu menghela nafasnya dan menatap kue tak berbentuk yang ada dihadapannya. Disentuhnya makanan manis yang hancur itu dengan jari telunjuknya. Sesekali ia meringis saat jarinya masuk kedalam kue hancur itu.

"Waeyo, yeobo?"

Pelukan Hangeng dari belakangpun tidak membuatnya merasa cukup nyaman. "Jangan tanya kenapa, Hannie. Kau bisa melihatnya sendiri."

Hangeng tersenyum tipis dan menciumi leher Heechul. "Sudah kubilang, kau bisa membeli kue ditoko roti. Tidak usah repot untuk membuat kue."

"Tapi aku ingin membuatnya, Hannie. Kau ini tidak pernah mendukungku tentang masakan! Aku tahu aku tidak bisa memasak, makanya aku ingin membuat kagum Zhoumi dan Xianhua."

Hangeng hanya geleng-geleng kepala dan mempererat pelukannya pada Heechul yang masih meratapi nasib kue buatannya. Hari ini Zhoumi dan Xianhua berkunjung ke Korea, bersama yeojya kecil yang sudah berumur enam tahun bernama Tao. Keluarga kecil itu berniat menginap dirumah Hangeng dan Heechul untuk seminggu kedepan, paksaan Heechul sebenarnya.

"Kamar tamu sudah dibereskan, kan?" Tanya Heechul.

"Sudah, semuanya sudah siap untuk ditempati."

Heechul mengangguk paham. "Aku tidak mau Zhoumi dan Xianhua merasa tidak enak tinggal disini. Kau harus mengajak ngobrol Zhoumi, Hannie."

"Arraseo, yeobo. Ah.. aku khawatir kau terlalu memperhatikan Zhoumi sedangkan kau sudah menjadi milikku. Kau ingin berselingkuh, ya?"

Tawa Heechul meledak seketika, membuatnya lupa akan kuenya. Ditatapnya wajah namja yang menjadi teman hidup sematinya itu dengan senyum lembut yang jarang Heechul perlihatkan pada orang asing selain Hangeng dan Kris. Tangan Heechul meraih pipi Hangeng.

"Apa selama sembilan tahun ini aku pernah melihat namja lain selain dirimu, Tuan Tan? Aku bahkan tidak sempat memilih namja mana yang akan menjadi pendamping hidupku selain dirimu. Kau yang hanya ada dihatiku. Dulu, sekarang, atau dimasa depan nanti. Hanya kau."

Dan selama sembilan tahun ini, Hangeng tidak pernah mendengar Heechul mengatakan hal manis semacam tadi. Atau mungkin sekarang jiwa Hangeng sedang terbawa ke dunia impiannya dimana Heechul akan melayaninya dengan senang hati. Nyatanya sentuhan Heechul membuatnya sadar kalau Heechul benar-benar mengatakan hal itu.

"Sekarang kau masih mau bertanya tentang perselingkuhan padaku?"

Hangeng menggeleng dengan wajah yang masih agak tidak percaya. Ragu untuk menanyakan pada Heechul kalau tadi yeojya cantik itu benar-benar mengatakan hal sebijaksana itu. Tidak, dia tidak mau kena tampar Heechul karena bertanya hal se-absurd itu.

Namja China itu memiringkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya kewajah Heechul, berniat menciumnya. Tapi sebuah tatapan dari arah pintu masuk dapur membuat Hangeng berhenti dan melirik kesana. Kris melipat tangannya, menatap orangtuanya dengan tatapan 'kegiatan-membosankan-yang-sering-dilihatku-jadi-hentikan-sekarang-juga-appa'.

"Ada yang datang, appa."

Heechul langsung berlari keluar dapur menuju pintu masuk rumahnya, meninggalkan Hangeng yang mengembungkan pipinya lucu sehingga bibirnya ikut mengerucut. Sedangkan anak kecil berumur delapan tahun bernama lengkap Tan Wufan itu hanya tersenyum mengejek.

"Awas kau, bocah nakal."

Kris menjulurkan lidahnya dan berlari menghampiri ummanya yang sudah heboh mengobrol dengan seseorang yang datang. Langkah kakinya terhenti ketika matanya melihat bayangan yang berdiri anggun didepannya. Yeojya yang lebih pendek darinya dengan mantel manis berwarna biru.

"Kris, ini Zhoumi ahjussi dan Xianhua ahjumma. Dan yang mengumpat dibalik Xianhua ahjumma itu anaknya, Tao."

Tao?

xxXxx

Haehyuk

"Umma umma! Lihat! Jonginie bisa mengikuti gerakan hyungdeul ditelevisi!"

Hyukjae menolehkan kepalanya keasal suara dan bertepuk tangan heboh. "Huaaa.. daebakiya, Jonginie…"

Semakin dipuji, semakin semangatlah Lee Jongin atau biasa dipanggil Kai itu untuk menari. Bakat namja kecil berumur enam tahun itu mulai terlihat ketika dia menyukai beberapa orang yang menari lalu dia akan mengikuti gerakan mereka dengan baik dan benar. Menari bukan bakat yang bisa dianggap remeh, tidak semua orang bisa menari dengan lihai.

Donghae, keluar dari kamarnya dengan handuk putih tersampir dibahunya. Dengan rambut yang masih basah menyimpulkan kalau namja tampan dan gagah itu baru saja selesai mandi. Namja itu menghampiri Hyukjae yang masih sibuk dengan penggorengan.

"Kau ingin Jongin menjadi penari?"

Hyukjae melirik Donghae singkat, lalu kembali mencoba fokus dengan masakannya. "Wae? kalau memang itu keinginannya kenapa aku harus membatasinya?"

Donghae terdiam, bingung mau membalas perkataan istrinya dengan kalimat apalagi. Dalam hati, Donghae tidak suka jika putra pertamanya sudah menjadi artis suatu saat nanti. Namja itu masih tidak enak hati dengan appanya, dia ingin memberikan cucu seorang namja agar bisa meneruskan perusahaannya. Karena putri semata wayang noonanya tidak mungkin meneruskannya.

Perasaan Hyukjae yang cukup peka itu mengatakan ada sesuatu yang salah. Hyukjae langsung menyelesaikan kegiatan memasaknya dan menatap Donghae lama. Seolah bertukar pikiran lewat telepati.

"Waeyo? Ada yang mengganggumu?"

Donghae menggeleng. "Aniya, gwaenchana."

Namja tampan itu tahu sekali kalau Hyukjae tidak bisa ia bohongi. Apalagi soal perasaan dan masalah seperti ini, yeojya manis itu pasti tahu ada yang salah dengan Donghae.

"Tentang Jonginnie?" Tebak Hyukjae.

"Aku tidak mengerti bagaimana memulainya, Hyukie. Yang jelas aku ingin putra kita meneruskan perusahaan abeoji, perusahaanku. Kau tahu sendiri kalau Minseok tidak mungkin meneruskannya, darah Sungmin noona tidak ada unsur bisnisnya. Sedangkan Kyuhyun punya perusahaan sendiri, Minseok pasti sudah sibuk dengan Cho Property. Kalau Jongin malah menjadi public figure, lalu siapa yang akan meneruskan perusahaan? A-aku tidak mau bangkrut karena menjabat terlalu lama. Kalau aku mati siapa yang menerus–"

"Babo."

"Eh?"

"Kalau kau mati, pasti akan ada penerusnya. Kekhawatiranmu itu berlebihan, yeobo."

"Aku hanya menceritakan kekhwatiranku saja kok. Kenapa kau jadi mengataiku begitu? Aish salah aku menceritakannya padamu. Sudahlah! Aku marah sekarang! Jangan dekati aku atau kau akan mati, Lee Hyukjae."

Donghae menghentakan kakinya saat dirinya keluar dari dapur. Bibirnya dimajukan dan tangannya dilipat didada bidangnya erat sembari mendudukan dirinya disofa dengan kasar. Tipikal manja dan ambekannya sudah keluar. Hyukjae juga hanya bisa geleng-geleng kepala.

Yeojya itu sekarang berjalan menghampiri Donghae yang duduk disofa ruang tengah, dimana Jongin juga sedang menonton tv. "Jonginnie, ambilkan ponsel umma dikamar. Coba cari dibawah selimut, aegya."

Dengan patuh Jongin berjalan santai menuju kamar ummanya dan mencarikan ponsel yang dimaksud. Hyukjae merasa sudah aman, yeojya manis itu mencium bibir menggemaskan milik Donghae. Membuat sang pemilik bibir itu akhirnya luluh dan membalas permainan Hyukjae.

"Umma! Eobseoyo!" Teriak Jongin dari dalam kamar orangtuanya itu.

Hyukjae melepas pagutannya dengan Donghae, membuat Donghae agak kehilangan dan ingin segera meraup bibir penuh yeojya seksi itu. "Coba cari lebih teliti, aegya. Umma yakin ada disana."

Donghae mengerti kalau itu hanya akal-akalan Hyukjae agar mereka bisa berduaan seperti ini. namja itu sudah paham akan kelakuan Hyukjae yang suka menyuruh Jongin seperti itu. Dan Hyukjae selalu mencuri ciuman ketika Jongin sedang tak ada.

"Mianhae," Ujar Hyukjae menyesal. "Jeongmal mianhaeyo."

Donghae mengangguk dan memainkan rambut hitam Hyukjae. "Gwaenchana, aku sudah memaafkanmu. Lagipula kan aku matinya masih lama, kenapa harus takut sekarang. Nan baboya, Hyukie. Mianhae."

"Eung, kalau begitu kita harus saling bermaafan. Jangan pernah mengkhawatirkan hal ini lagi, karena aku sudah tahu solusinya."

Donghae menaikan salah satu alisnya, bingung. "Solusi? Ige mwoya?"

Senyum evil entah mungkin kecipratan dari Kyuhyun terlihat jelas diwajah Hyukjae. Yeojya itu menciumi bibir Donghae berkali-kali dengan tempo singkat, membuat Donghae agak bingung dan keenakan. Namja itu masih menunggu jawaban Hyukjae.

"Kalau Jongin memang tidak bisa meneruskan perusahaan abeonim, kita harus mempunyai pengganti cadangan," Hyukjae tersenyum manis. "Tidak ada salahnya jika kita menghadiahi Jongin adik kecil yang manis dan lucu."

Donghae membulatkan matanya. "A-adik? Maksudmu kita membuat aegya lagi?"

Seringaian Hyukjae membuat naluri Donghae untuk menyetubuhi istri seksinya itu semakin meningkat. Namja itu tidak kuat menahan rasa ingin menerkam yeojya itu. "Itupun jika kau mau, aku tidak memaksa kok."

"Siapa yang menolak jika ditawari hal semenarik itu, Lee Hyukjae. Kajja!" Namja itu menarik tangan Hyukjae menuju kamar mereka.

"Ya! Kan bisa malam nanti, Hae!"

xxXxx

Yewook

"Umma.."

Sebuah tarikan pelan dibaju yang Ryeowook pakai membuat yeojya itu menunduk. Yeojya mungil dengan mata sipit dan bibir yang serupa dengan bibir milik suaminya itu membuka sedikit membentuk huruf O kecil. Ryeowook berjongkok sehingga tingginya sekarang seimbang.

"Waeyo, Baekhyunnie?"

Yeojya mungil bernama lengkap Kim Baekhyun itu mengerucutkan bibirnya. "Baekyunnie kangen appa. Appa kapan pulang?"

Tangan kurus Ryeowook membelai pipi yeojya kecil itu. "Hari ini appa pulang kok, aegya. Makanya umma membuat cupcake tanda selamat datang. Baekhyunnie mau membantu umma?"

Gelengan lemah Ryeowook terima. "Shirreo. Baekhyunnie kangen appa sekarang, umma. Pokoknya Baekhyunnie mau appa nggak mau bikin cupcake!"

Ryeowook hanya bisa menghela nafasnya dan merogoh ponselnya dari dalam saku hotpants berbahan blue-jeans robek-robek. Dengan cepat tangannya menari dilayar ponsel yang tidak ber-keypad itu, mencari kontak Yesung. Setelah dapat, dia menghubungi Yesung secepatnya.

"Wookie? Waeyo?" Tanya Yesung ditelefon ketika telefon dari Ryeowook diangkat diseberang sana.

"Bisa kita melakukan video-call? Baekhyunnie merengek sekarang karena merindukan appanya," Ujar Ryeowook lemah. "Dia sudah hampir menangis sekarang, Kim Jongwoon. Palli!"

Yesung yang notabene sedang menunggu pesawat di Bandara Internasional Tokyo itu buru-buru mematikan telefonnya dan menelefon dengan tipe video ke ponsel Ryeowook. Namja itu memasang earphone-nya dan menyesuaikan kepalanya dilayar ponsel, agak susah karena kepalanya kebesaran untuk masuk semua kedalam ponsel pintar miliknya. #gaplok

"Baekhyunnie?" Ujar Yesung senang ketika melihat wajah memerah Baekhyun yang sehabis menangis meraung pada ummanya.

"Appa! Appa dimana? Jeongmal bogoshipeoseo…"

Senyum maskulin Yesung terlihat dilayar ponsel Ryeowook. "Uljima, aegya. Appa sedang menunggu pesawat dibandara. Appa juga bawa oleh-oleh dari Jepang untuk Tuan Putri yang masih terlihat menangis disana. Semoga Tuan Putri itu tahu kalau appanya juga merindukannya."

Baekhyun akhirnya terpaksa menahan isakannya. "Kalau appa juga kangen Baekhyunnie pasti appa sudah pulang dari kemarin!"

"Kan appa sudah bilang kalau cuaca di Jepang sedang tidak mendukung. Banyak badai disini, sama seperti di Seoul. Baekhyunnie tidak kena demam kan? Sekarang sedang sering hujan, jadi jangan sampai sakit. Eung?"

"Appado, appa juga tidak boleh sakit. Yaksokhae, appa?"

"Yaksokhaejyo, aegya. Mana ummamu? Apa umma sudah memasak untuk menyambut appa? Pasti lezat…"

Perlahan senyum Baekhyun mendominasi layar ponsel Yesung. "Eung! Umma membuat cupcake untuk ucapan selamat datang. Tadi Baekhyunnie sempat membentak umma karena tidak mau membantu umma membuat cupcake, appa."

Baekhyun menoleh kebelakang, dimana Ryeowook memperhatikan percakapan antar appa dan anak. "Umma, mianhae," Ujar Baekhyun menyesal. "Saranghae."

"Sudah dimaafkan sebelum Baekhyunnie meminta maaf kok, aegya. Nado saranghae…"

"Ah, appa sudah harus pergi sekarang. Pesawatnya sudah akan berangkat dari sini kira-kira lima belas menit lagi. Tunggu appa dua jam kedepan, ne?"

Baekhyun tersenyum manis dan mengangguk. "Ne, appa. Saranghae!"

"Nado saranghae."

Pip.

Saluran telefon mereka terputus ketika Yesung mematikannya dengan buru-buru. Ryeowook hanya bisa tersenyum miris karena Yesung tidak menitipkan salam apapun padanya. Maklum juga sih, Yesung dan Baekhyun itu kadang suka melupakannya.

"Umma, ada pesan masuk."

Ryeowook mengambil alih ponselnya dan membuka satu pesan singkat masuk dari kontak bernama Yesungie. Senyumnya terkembang seketika ketika membaca singkat serentetan kalimat yang dikirim Yesung dari sana.

'Kurasa hari ini bukan tanggal merah ya? Berarti aku bisa bermain denganmu, kan? Tidak sabar ingin segera sampai di Seoul! Neomu neomu bogoshipeoyo, Wookie-ah. Saranghae..'

Senyum Ryeowook terkembang.

"Nado, Yesungie oppa."

xxXxx

Sapphire Blue

-END-

Okeh sebenernya ini telat banget buat ngepost epilog. Sorry banget karena author bener-bener ngga ada ide. Karena author ngga pernah ngegalau, author jadi agak kaku buat bikin ff genre romance. Author udah ngga pernah ngerasain kasmaran jadi bingung! Jgn-jgn author terkena syndrome Yuri. Jangan-jangan author ngga pernah galau karena sekarang suka sesama jenis?! ANDWAE! #plakk

Dan ini epilog tercacat yang pernah author buat untuk Sapphire Blue. Semoga Sapphire Blue jadi ff panutan buat beberapa author yang pengen buat ff yang agak ribet dengan nyatu-nyatuin semua pemain jadi satu. Mungkin kuno atau bingungin, tapi kalo udah hafal mah hayo aja dibaca.

Balasan reviewnya dipersingkat aja yaaa:

Ini udah diceritain semuanya, dari Kangteuk sampe Kyumin! Seneng nggaaa?! Awas kalo nggak wkwk. Karya Yewook selanjutnya ada nih hehe series lagiiii. Tapi tipenya fantasy dan bukan family. Nyoba buat fantasy hehehe. Ini Kyuminnya, gimana? Nggak ngandung sih tapi udah punya anak hehehe. Maap di skip abis bingung hehe.

Ncnya ngga ada ya? Para suami lagi yadong-yadongnya nih hehehe. Iya udah dibaca bukunya keinginannya si Wookie eonnie! Sungppanya seneng tingkat dewa huahaha. Iya Yesung oppa Cuma dapet blowjob, but anything's fine asalkan 'adeknya' seneng hehehe *mukayadong*. Ini udah chapter 7nyaaa! Seneng kaannn? Hihi.

Uwah gomawo udah menyukai famfic ini hehe jadi seneng + cinta sama ini ff abal hehehe gomawooo.

Author ngga bakal banyak cuap-cuap, cukup ngasih info kalo MuBank diadain di Jekardah *re:Jakarta* tanggal 9 Maret 2013 dengan harga tiket festival 900 RIBU! 900 RIBU reader! Mungkin promotornya ingin naik haji. Hahaha yaudahlah, worth it kok. Secara yang dateng itu artis2 terkenal layaknya SUPER JUNIOR. Shit men. Ah.. author nungguin SS5 ajah~ *sepikgadaduit*

Nah, jangan bosen ya nunggu ff milik author babo ini. Cha! Akhir kata, gamsahamnida yang udah jadi pembaca setia. Jangan lupa review setelah baca epilog cacat ini. Terima Flame kok, asal dengan kata-kata yang baik. Author rela kok hihi.

Kecup basah, peluk erat, kupon NC gratis di Hawaii bersama bias, dan kedip unyu. Semuanya hanya dari author. Gomawo!