Summarry :

Jae Joong menatap bayi lelaki dalam pelukannya dengan penuh kebahagiaan. Ia mengecup lembut pipi gembul bayi yang kemarin genap berusia 1 tahun, menimbulkan derai tawa dari bibir mungil itu.

Sepasang mata musang memperhatikan interaksi antara kedua orang berbeda generasi itu dengan tatapan haru. Baginya, tak ada yang lebih indah daripada pemandangan saat ini -Jae Joong menimang buah cinta mereka dan menatapnya penuh cinta-.

...

...

Enno KimLee Presents

"i'll protect you – Epilog″

Main Cast : YunJae

Slight : Jessica

Rate : T+ (M-Preg)

Warn : BoyxBoy, romance, fluffy, alur sesuka hati

Don't Like..? Don't Read..!

If you've read, please leave a comment

It's easy, Right.

No CoPas.. Okeh..


YunJae saling memiliki..

YunJae saling melengkapi..

YunJae punya orang tua, saudara-saudara mereka, cassie, serta shipper.

Dan cerita ini, murni milik saya!


Aku duduk di tepi ranjang yang menghadap laut lepas sambil menunggu Yunho-ku. Tadi setelah acara pemberkatan dan perayaan pernikahan, Yunho langsung membawaku menuju mobil yang telah disiapkan oleh Changmin di depan hotel yang kami sewa. Membawaku ketempat dimana kami akan menghabiskan waktu hanya berdua selama dua minggu, itu katanya saat aku bertanya kita akan pergi kemana.

Setelah tiga puluh menit perjalanan, Yunho segera membukakan pintu mobil untukku dan membawaku ke dalam bandara di ikuti seorang petugas yang membawa 2 koper kami. Untung saja kami masih punya waktu 20 menit sebelum pintu pesawat tertutup, dan ini salah Changmin karna ia lupa meletakkan kunci mobilnya tadi dan memakan waktu cukup lama untuk menemukannya.

Selama penerbangan, Yunho hanya memberikan senyuman ketika aku bertanya tujuan bulan madu ini. Walaupun tersenyum, tapi aku jelas melihat ada gurat lelah di wajahnya. "Tidurlah, sayang. Perjalanan ini memakan waktu cukup lama. Kau istirahatlah dulu" ujarnya seraya membelai surai hitamku.

Mendengar ucapannya, perlahan aku memeluk lengannya dan bersandar pada bahu kekarnya. "Kau juga istirahat, Bear~ dan aku harap sudah tiba di tempat tujuan ketika aku membuka mata nanti" ujarku dan kemudian memejamkan mata.

Hingga tibalah kami disini, di pelabuhan negara Vietnam. Kami mengawali liburan di kapal pesiar. Kapal pesiar yang berlayar di perairan Vietnam. Padahal waktu itu appa Shim bilang akan berlayar di perairan Singapura.

"Kenapa Vietnam? Bukankah appa Shim bilang Singapura?" tanyaku pada Yunho yang kini berjalan disampingku dan menautkan jemari kami.

"Aku yang memintanya." jawabnya singkat dan menarik tubuhku dalam dekapannya. Kami pun berjalan sambil berpelukan.

Jung Yunho sungguh menyebalkan, bukan? Mengubah sesuai keinginannya! Dan yang lebih menyebalkan adalah aku tetap mencintainya.

Epilogue

i'll protect you

Sret!

Pintu geser terbuka dan Yunho-ku terlihat sungguh sexy. Deru napasku tiba-tiba berat saat melihat tubuhnya yang hanya tertutup handuk yang melilit pinggang hingga lututnya. Butiran air yang menetes dari rambut brunette ke rahang tegasnya membuat aku menelan saliva.

"Yunho! Cepat pakai piyama yang sudah kusiapkan" ujarku langsung ketika ternyata Yunho sudah berdiri di hadapanku.

Yunho menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengeringkan rambut dan menatapku heran. Ia mendekatkan wajahnya padaku dan kemudian tertawa.

"Yah! Apa yang kau tertawakan huh? Hey~ jangan duduk di ranjang, nanti kasurnya basah" ujarku ketika ia malah duduk menghadapku dan tak menghentikan tawanya.

"Kenapa? Kau malu melihatku yang seperti ini eoh? Ini belum seberapa, dan bukankah kau sudah melihatnya tanpa handuk ini hmm?" Yunho mendekatkan wajahnya kembali dan deru napasku tiba-tiba memburu.

"Kau menginginkannya sekarang hmm?" dan aku tak sanggup menahannya lagi, ketika lengannya sudah berada di pinggang dan membuka tali bathrobe yang aku pakai.

"Hnng~"

Aku tersenyum mendengar Yunho mengeram dalam ciuman kami. Yeah, aku menciumnya. Mencium dengan hasrat yang tak terbendung. Entah apa yang membuatku lepas kendali seperti ini tapi percayalah, dadamu akan sakit jika terus menahan napas saat hasrat mulai membuncah. Dan aku melupakan kelelahan selama perjalanan tadi.

Aku beranjak dari duduk, berpindah kepangkuannya. Perlahan-lahan menjilat bibir hati itu dan kemudian menyesapnya lembut. Mata kami bertemu tapi kemudian aku segera memejamkannya. Melingkarkan lenganku ke lehernya, ciumanku pindah ke rahang. Mengecup rahang tegas itu dan menghembuskan napas di sekitar telinganya, kemudian aku kembali memanggut bibir itu. Dan aku merasa ia tersenyum dalam ciuman memabukkan ini.

"Berbaringlah" ucapnya saat aku merapatkan tubuh padanya.

Aku mengikuti ucapannya, berbaring tanpa melepaskan pandangan kami. Yunho membuka bathrobeku dan lilitan handuknya, lalu ia menopang tubuhnya dengan kedua siku di sisi tubuhku.

"Aku mencintaimu" dua kata yang Yunho ucapkan sebelum membawaku melewati pagi dengan penuh desah dan erangan kenikmatan. Mengabaikan makanan yang sudah aku pesan di atas meja nakas.

Epilogue

i'll protect you

"Sudah bangun rupanya" sapa Yunho ketika melihat Jae Joong menggeliat dan membuka matanya.

Yunho yang sudah bangun, tak berniat beranjak dari tempat tidur. Ia malah mengeratkan pelukannya pada Jae Joong dan berkali-kali mengecup pucuk kepalanya. Menyebabkan Jae Joong terusik dan akhirnya terbangun.

Jae Joong kembali memeluk tubuh Yunho dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya itu. "Selamat pagi, bear~" sapanya kemudian mengecup kilat bibir yang semalam memanjakannya.

"Hey~ nappeun eoh?" ucap Yunho setelah Jae Joong mengecup kilat bibirnya dan kini menatapnya.

Jae Joong hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya untuk menjawab ucapan Yunho. "Yunnie bear~" ujarnya lagi.

"Hmm~"

Cup!

Cup!

Jae Joong mengecup bibir Yunho lagi dan menatapnya lembut.

"Hey~ kau mau kita melakukannya lagi hmm? Jangan menggodaku, sayang" ujar Yunho ketika tubuhnya mulai bereaksi akibat ulah Jae Joong pagi ini.

"Aku tak menggodamu. Hanya memberikan ciuman selamat pagi" jawab Jae Joong yang kini sudah mendudukkan dirinya.

"Ssshh~"

"Masih sakit? Padahal kita sudah melakukannya berkali-kali"

Puk!

"Ya! Boo~"

Jae Joong memukul dada bidang Yunho dan menyebabkannya mengaduh.

"Tentu saja masih sakit. Kau pikir walaupun sudah berkali-kali kita melakukannya, aku tak akan kesakitan, begitu? Apalagi kau melakukannya dengan dalam dan kasar ditambah lagi kejantananmu yang besar i-tu..

Jae Joong menghentikan ucapannya ketika matanya tak sengaja melihat sebuah gundukan diantara kedua paha Yunho. Ia menatap horor gundukan di bawah selimut itu dan kembali menatap Yunho. "Yun.."

"Kau membangunkannya, Boo~ ssh~" ucap Yunho dengan mata terpejam dan mendesah di akhir kalimatnya.

Jae Joong menyingkap selimut di tubuh Yunho dan mendapatinya sedang memijat kejantanannya sendiri. Hell! Ia tak tahu jika suaminya ini punya tingkat kemesuman yang sangat tinggi. Hanya dengan cerita singkat tentang bagaimana ia sakit akibat berhubungan, kejantanan Yunho langsung bereaksi.

Perlahan Jae Joong menyingkirkan tangan Yunho dan mengganti dengan tangannya, membuat Yunho membuka matanya. "Boo~" ujarnya dengan suara beratnya. Napas Yunho juga terdengar sedikit berat.

Jae Joong perlahan menundukkan wajahnya. Ia memasukkan kejantanan Yunho ke dalam mulutnya, menimbulkan erangan dari pemiliknya. Jae Joong meletakkan tangannya di kedua bola kembar Yunho dan memijitnya pelan.

"Jaehh~"

Jae Joong terus menaik-turunkan mulutnya, ia mengulum dan menghisap ujung kejantanan Yunho. "Ja-ngan kena gi-gi, Jaehh~" ucap Yunho terbata.

Jae Joong melepas kulumannya dan menatap Yunho. "Aku belum pernah melakukannya, tapi aku pernah membacanya. Apakah kau tak suka dengan perlakuanku?" Tanya Jae Joong yang kembali memijat kejantanan Yunho dari pangkal hingga ujung.

Ini adalah pertama kalinya ia memberikan blow job pada Yunho. Demi apapun, Jae Joong tak mengerti pada orang-orang yang suka melakukan blow job, kejantanan itu tak ada rasanya, hambar.

"Lakukan seperti kau menjilat es krim. Gigimu jangan sampai menyentuhnya, sembunyikan dibalik bibirmu, sayang" ucap Yunho seraya mengusap surai Jae Joong.

Jae Joong mengikuti ucapan Yunho, ia memasukkan kembali kejantanan itu dan tanpa di duga Yunho, Jae Joong memasukkan kejantanannya hingga pangkal tenggorokannya. "Oh God~ Jaehh~"

Yunho menarik napasnya dalam-dalam. Ia tak menyangka, selain hole Jae Joong, mulut hangat Jae Joong bisa memberikan sensasi kenikmatan juga.

"Hmm~" Jae Joong bergumam dan menimbulkan getaran yang menyebabkan kejantanan Yunho mulai mengeluarkan precumnya.

Jae Joong mulai merasakan asin di mulutnya dan ia tersenyum. Jae Joong ingat bahwa cairan precum keluar jika seseorang akan mencapai klimaksnya -menurut artikel yang ia baca-. Berarti Yunho akan orgasme dan Jae Joong bangga akan hal itu.

"Cium aku, Boo~" ujar Yunho kemudian menarik kepala Jae Joong, membuat kuluman pada kejantanannya terlepas.

"Cium aku" pinta Yunho lagi dengan mata sayunya.

Jae Joong menuruti kemauan Yunho. Ia mencium bibir hati itu dan mendapat balasan yang menuntut. Yunho menyesap bibirnya dengan kuat dan kemudian melesakkan lidahnya kedalam mulutnya. Membelit lidah Jae Joong dan memeluk pinggang Jae Joong dengan erat.

Jae Joong menyusupkan tangannya di surai Yunho dan dengan tangannya yang bebas, ia kembali menyentuh kejantanan Yunho. Tapi ia tersenyum ketika mendapati tangan Yunho sudah lebih dulu disana. Merekapun memijat kejantanan itu bersama.

"Errgh~ Jaehh~" geram Yunho.

Jae Joong merasa dadanya sesak. Yunho menyesap lidahnya dalam dan mengeratkan pelukannya. Tapi kemudian ia merasa cairan hangat mengalir di jemari tangannya dan perlahan ciuman itu terlepas.

Jae Joong mendengar detak jantung Yunho yang cepat dan deru napas Yunho yang memburu. Ia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Yunho, menyamankan tubuhnya di atas tubuh Yunho tapi tak sepenuhnya membebaninya.

"Belum pernah melakukan blow job eoh? Tapi kau bisa membuatku klimaks." Ujar Yunho setelah menormakan napasnya.

"Tapi kau mengeluarkannya di tanganmu, bukan dimulutku"

"Aku menahannya. Sayang sekali jika bibir manismu terkena spermaku. Aku suka rasa manis bibirmu"

"Yaa~" manja Jae Joong, ia malu sebenarnya.

"Hhh~ Sudah ya, jangan membuat hasratku naik kembali. Hari ini kita harus pulang ke Korea, umma sudah menyiapkan makan malam untuk kita"

Jae Joong bergumam untuk menjawab ucapan Yunho. "Kau lelah? Padahal seharusnya aku"

"Jung Yunho~ Sudah, oke?" Ucap Jae Joong ketika Yunho masih menggodanya.

Yunho terkekeh mendengar ucapan Jae Joong dan menoleh padanya. "Aku mencintaimu"

"Yunnie~"

"Jja~ Tidurlah, aku tahu kau masih mengantuk. Maaf karna kita melakukannya tengah malam dan mengacaukan jam tidur kita."

"Gwenchana, bear~ aku yang menginginkannya"

"Hey~ apa Jung junior sudah tumbuh di dalam sini hmm?" Tanya Yunho seraya mengelus lembut perut rata Jae Joong.

"Tidak mungkin! Kita baru menikah dua minggu yang lalu" ujar Jae Joong dan membuka matanya yang tadi terpejam.

"Tapi kita melakukannya satu minggu sebelum menikah. Mungkin Tuhan berbaik hati pada kita, Boo~"

"Aku tidak merasakan perubahan apapun." jawab Jae Joong dan mulai menciumi leher Yunho.

"Pulang dari sini, shh~ kita periksakan keadaanmu ya. Aku penasaran, shh~" ujar Yunho sambil mendesah akibat ulah Jae Joong.

"Tsk~ baiklah. Terserah padamu saja. Sekarang aku ingin tidur." Jae Joong menghentikan ciumannya dan menyurukkan kembali kepalanya di leher Yunho.

"Tidurlah~ aku akan memesan sarapan untuk satu jam kedepan dan aku ingin mandi"

"Hmm~" gumam Jae Joong.

Perlahan, Yunho membenarkan posisi tidur Jae Joong, pasalnya ia ingin bangun. Dan Yunho hanya tersenyum ketika melihat Jae Joong menyamankan kepalanya pada bantal dan menarik selimut hingga bahunya. Ia pun menelepon pihak hotel agar menyiapkan sarapan dan mengantarkannya untuk satu jam kedepan. Kemudian Yunho melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Epilogue

i'll protect you

..6 Month later..

Jae Joong menatap ponsel di tangan dengan pandangan memburam. Hampir setiap malam selama lima hari ini ia menghubungi Yunho, tapi hasilnya sama. Tak ada lima menit, Yunho selalu mengakhiri percakapannya. Air mata mulai berjatuhan ke pipi, 'apakah Yunho tak rindu padanya?' Itulah yang dipikirkan Jae Joong saat ini.

Jae Joong segera menyeka air matanya begitu terdengar bunyi tanda air sudah bisa diangkat. Ia tadi sedang memasak air untuk membuat susu ketika mencoba menghubungi Yunho dan ternyata terhubung. Maka itu, Jae Joong berpindah dari dapur ke ruang tamu dan duduk menyandarkan dirinya disana.

Segelas susu coklat dinikmati Jae Joong bersama sepotong cheese cake. Sudah lima hari ini ia tak pernah absen memakan kue itu dan ia tak pernah bosan. Sudah lima hari pula, semenjak Yunho ada pekerjaan luar, ia tak bisa tidur dengan tenang, alhasil ia selalu menelpon Yunho sebelum tidur. Tapi keinginannya tak sesuai, Yunho selalu mengakhiri perbincangan mereka sebelum Jae Joong mengungkapkan kerinduannya.

Jae Joong juga tak mengerti dengan dirinya sendiri. Padahal ini bukan pertama kalinya ia di tinggal Yunho untuk beberapa hari. Biasanya Yunho juga meninggalkannya satu minggu atau bahkan lebih dan jarang menelponnya. Tapi untuk saat ini, ia merasa rindu dan ingin mendengar suara Yunho sebelum tidur.

Jae Joong menghela napas berat ketika meneguk sisa susu coklat hingga habis setelah sebelumnya menghabiskan sepotong cheese cake. Ia meletakkan gelas di atas piring kecil dan menaruhnya di atas meja dan menjauhkan benda itu dari jangkauannya. Kemudian perlahan mengubah posisi duduknya jadi berbaring dan menyamankan tubuhnya di atas sofa.

Jae Joong menggeliatkan tubuhnya saat merasa sentuhan halus di surai hitamnya. Matanya masih terasa berat tapi gejolak di perutnya sungguh tak bisa di tahan. Ia segera berlari ke kamar mandi, meninggalkan sosok tampan yang menatapnya heran dengan mata musangnya.

Jae Joong mendudukkan dirinya di atas closet setelah mengeluarkan cairan bening di wastafel. Sejak tiga hari yang lalu pula, tiap pagi ia mengalami mual dan muntah. Ia memejamkan mata dan perlahan menyandarkan tubuhnya pada sandaran closet.

Jae Joong sudah memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke Dokter siang nanti, sepertinya ini bukan masuk angin biasa. Karena jika ia masuk angin, dengan minum susu hangat sebelum dan bangun tidur serta minum obat tiga kali, tubuhnya sudah membaik. Tapi kenapa sudah tiga hari, tubuhnya masih belum membaik?

Jae Joong menarik napas panjang dan beranjak dari duduknya. Ia berjalan ke arah bathup dan mulai mengisinya dengan air hangat. Selama menunggu air memenuhi bathup, ia mengamati wajahnya di cermin. Jae Joong mengusap lingkaran hitam samar di bawah matanya dan tersenyum masam.

Yunho sedang duduk sambil meminum teh hangatnya di ruang makan ketika mendengar suara pintu berdecit. Ia segera melangkahkan kakinya menghampiri belahan jiwanya. Menautkan alis ketika melihat Jae Joong malah duduk di ruang tamu dengan keadaan yang sudah rapi.

"Jae.." Sapa Yunho.

"…"

"Boo~" sapa Yunho lagi.

"Hhh~" Jae Joong hanya menghela napas tanpa membalas sapaan Yunho.

Grep!

Tubuh Jae Joong berjengit, ia kaget ketika tubuhnya terdekap dari belakang. Perlahan tapi pasti, air mata mengalir dari mata bulatnya ketika aroma familiar tercium olehnya. Isakan kecil mulai terdengar, membuat Yunho melepas pelukannya dan duduk bersimpuh di hadapan belahan jiwanya itu.

"Hey~ kau kenapa humm? Kenapa tiba-tiba menangis? Jangan membuatku takut, sayang" ujar Yunho ketika menangkupkan tangan besarnya pada wajah Jae Joong dan menghapus lelehan air matanya.

Jae Joong menggelengkan kepalanya dan meletakkan tangannya diatas tangan Yunho. "Aku merindukanmu, Bear~ sungguh rindu." Ujarnya dan langsung mendekap erat Yunho.

"Sebaiknya kita ke dokter sekarang, Boo~ Jangan menunggu hingga siang" ujar Yunho seraya mengelus lembut punggung Jae Joong.

Setelah insiden Jae Joong menangis tiba-tiba, ia dikagetkan oleh Jae Joong yang mendorong tubuhnya hingga jatuh terduduk dan berlari menjauh. Langsung mengejar Jae Joong yang ternyata masuk ke kamar mandi di kamarnya dan memijat leher Jae Joong ketika ia melihat belahan jiwanya itu muntah. Membawa Jae Joong ala bridal ke atas ranjang mereka dan membaringkannya disana.

Saat ingin beranjak, Jae Joong menarik pergelangan tangan Yunho. Dan disinilah ia sekarang, duduk bersandar sambil memeluk Jae Joong dan memijat serta mengusap lembut tubuhnya. Yunho hanya bisa menenangkan Jae Joong setelah ia menceritakan kondisi tubuhnya yang menurun.

Jae Joong tetaplah Jae Joong. Ia bisa sangat keras kepala atau manja ketika sakit. Tapi saat ini, ia mengalami keduanya membuat Yunho sedikit kesal.

"Seharusnya kau langsung mengatakannya, aku bisa meminta Yoochun menggantikanku bertugas" ujar Yunho.

"Aku tak mau mengganggu pekerjaanmu, Bear~ Sudahlah, jangan membahas hal itu lagi. Dan satu lagi, kenapa kau pulang tanpa memberi kabar padaku huh?" Ujar Jae Joong menatap tajam Yunho tanpa melepas pelukannya.

"Karna entah mengapa, kali inipun aku merasa begitu merindukanmu, sayang. Maka itu aku pulang satu hari lebih awal" ujar Yunho seraya mengeratkan pelukannya.

Epilogue

i'll protect you

Yunho menggenggam jemari Jae Joong setelah mereka turun dari mobil. Untung saja setelah membujuk Jae Joong satu jam lamanya, belahan jiwanya itu akhirnya mau di ajak ke rumah sakit tanpa menunggu siang. Yunho berjanji akan menemani Jae Joong seharian penuh ketika akhir pekan.

Jae Joong menggelengkan kepalanya saat Yunho menyuruhnya duduk sementara ia mendaftar. Alhasil, Yunho mengantri di tempat pendaftaran bersama Jae Joong. Membuat banyak pasang mata menatapnya iri. Seorang lelaki tampan dan seorang lelaki cantik yang terlihat mesra.

Setelah mendapat nomor antrian dan menunggu selama setengah jam, nama Jae Joong di panggil dan mereka -YunJae- masuk ruang periksa bersama-sama. "Apa yang tuan keluhkan?" Tanya Dokter ber-name tag Jang Geun Suk.

"Tiga hari ini, aku merasa mual dan muntah di pagi hari. Badan terasa lemas dan tidur tak nyenyak" jawab Jae Joong yang hanya di angguki oleh Dokter Jang.

"Kalo begitu, mari ikut saya untuk berbaring. Saya akan memeriksanya lebih lanjut"

Jae Joong segera beranjak dari duduknya dan mengikuti dokter Jang. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang pasien tanpa tirai yang tertutup. Perlahan, dokter meletakkan stetoskop di atas dada kirinya kemudian berpindah ke dada kanannya dan menyuruh Jae Joong menarik serta menghembuskan nafasnya.

Setelah itu, dokter Jang memindahkan stetoskop ke perut Jae Joong dan menekan-nekannya dengan lembut. Sampai pada titik tertentu, ia mengerutkan dahinya dan memejamkan matanya. "Sulit di percaya" ucapan dokter Jang membuat Yunho beranjak dari duduknya dan menghampirinya.

"Ada apa dengan "istri" saya dok? Apakah sakitnya berbahaya?" Tanya Yunho dengan raut wajah khawatir.

"Apakah Anda tahu bahwa "istri" Anda mempunyai rahim yang subur?"

"Ya, saya tahu itu. Apakah saat ini rahimnya bermasalah? Apakah itu mengganggu kesehatannya dok?"

"Tenanglah, Tuan Jung. Saya masih belum yakin tentang hal ini"

"Langsung saja bicara yang jelas. Dokter membuat saya takut"

"Saat ini, sepertinya di rahim Tuan Jae Joong terdapat kehidupan baru. Tapi lebih baik di periksa lebih lanjut untuk memastikannya"

Jae Joong yang mengerti maksud ucapan sang dokter, reflek mengusap perut datarnya. Ia tidak bodoh akan hal ini, ia sudah mencari tahu tentang ini dan harapannya akhirnya terwujud. Ia menatap penuh haru pada Yunho. "Yun~" lirihnya membuat Yunho memalingkan wajah kearah Jae Joong.

"Kenapa Jae? Perutmu sakit? Ya! Dokter Jang, tolong beritahu ada apa sebenarnya ini"

"Mungkinkah saya ha-ha-mil, dokter Jang?" Tanya Jae Joong pada dokter, mengabaikan pertanyaan Yunho.

Dokter Jang membantu Jae Joong yang terlihat ingin duduk dan setelahnya, Jae Joong mengulurkan tangannya pada Yunho. Melihat uluran tangan belahan jiwanya, Yunho menyambut dan membawa jemari mereka saling bertaut. Yunho berdiri di samping Jae Jooong yang duduk di tepi ranjang dan memeluk bahu Jae Joong dengan sebelah tangannya yang bebas.

Flashback on

Jae Joong hanya memandang Yunho dalam diam ketika mereka sudah berdua di dalam kamar Jae Joong. Mereka diam sudah sejak sepuluh menit yang lalu. Hingga pada akhirnya Jae Joong memutuskan menghilangkan keheningan ini. "Yun~" ucapnya menatap Yunho.

"Jelaskan padaku tentang cucu yang umma maksud" tanya Yunho langsung tanpa basa-basi dan tetep menatap lurus ke depan.

Jae Joong menghela napasnya dan mengubah duduknya jadi bersila. Lalu ia menghadap Yunho yang duduk di sampingnya. "Saat berusia 15 tahun, aku mengalami demam selama 3 hari yang tak kunjung sembuh sehingga di larikan ke rumah sakit."

Jae Joong diam, tak melanjutkan ceritanya ketika Yunho tak menunjukkan minatnya. "Lanjutkan. Aku mendengarmu" ujar Yunho ketika Jae Joong kembali diam.

"Tidak. Kau tak mau menatapku, jadi aku tak akan melanjutkan ceritaku"

"Jangan membuatku makin kesal padamu, Jae. Kau menyembunyikan sesuatu padaku, lagi. Padahal kau sudah berjanji tak akan menyembunyikan apa pun lagi."

"Aku juga baru tahu. Sungguh. Aku baru tahu 2 minggu yang lalu ketika umma mengajakku makan siang bersama."

"Kenapa tak langsung memberitahuku?"

"Aku berniat memberi kejutan untukmu. Aku berharap kau senang mendengarnya nanti"

"Hmm~ kau memang mengejutkanku."

"Yun~ aku tak menutupinya, hanya ingin memberimu kejutan."

Yunho mengubah posisi duduknya. Ia membawa tubuhnya bersandar pada kepala ranjang dan kemudian membawa Jae Joong duduk di sampingnya.

"Lanjutkan ceritamu, aku mendengarkan" ujar Yunho seraya meletakkan kepala Jae Joong pada bahu kekarnya.

Jae Joong melingkarkan kedua lengannya pada pinggang Yunho dan menyamankan kepalanya. "Saat aku tiba di rumah sakit, Dokter langsung membawaku ke UGD. Ia memeriksa seluruh tubuhku. Dari kepala hingga ujung kakiku. Dokter Jang memeriksa air seniku, memeriksa mataku, kepalaku, jantungku, paru-paruku. Semua baik-baik saja sampai ia menemukan keanehan saat memeriksa perutku. Ia mendapati sebuah rongga di atas kandung kemihku."

Jae Joong menghela napas dan mendongakkan kepalanya, menatap Yunho. "Rongga di atas kandung kemihku itu sama seperti bagian tubuh seorang wanita. Rongga itu di deteksi sebagai rahim, bagian tubuh terpenting pada seorang wanita. Dan setelah dilakukan penelitian secara mendalam, rahim yang kupunya dinyatakan subur, bisa di buahi.."

"..Dan aku tak tahu itu. Aku hanya tahu bahwa aku demam tinggi dan perlu perawatan intensif. Harus dirawat selama 1 minggu dan setelah itu aku beraktifitas seperti biasa.."

"..Ya, seperti itulah. Dan ketika aku menunjukkan rasa ketertarikan pada sesama, umma akan lebih mengawasiku. Hmm~ umma juga selalu mengingatkanku agar tak melakukan hubungan lebih dari sekedar berpelukan ketika aku menjalin hubungan dengan seniorku waktu SMA. Umma memintaku menjaga diri agar tak melanggar batas. Lain halnya ketika aku tertarik pada lawan jenis, umma membiarkanku yang saat itu memergoki aku dan kekasihku berciuman dan mem–."

"Cukup. Aku hanya meminta penjelasanmu tentang bagaimana umma mendapatkan cucu darimu. Bukan ceritamu tentang mantan-mantan kekasihmu" ujar Yunho memotong ucapan Jae Joong.

"Jangan memotong ucapanku~ aku belum selesai bercerita"

Yunho menghela napasnya. Jae Joong sengaja memancing kekesalannya kah? "Aku tak suka mendengar ceritamu dengan yang lain. Aku tak bisa membayangkan bagaimana mereka, yaa~ pokoknya jangan bercerita tentang mantanmu."

Jae Joong tertawa dan membuat Yunho menatapnya tajam. "Kau sengaja membuatku cemburu eoh?" Ujar Yunho dan seketika tawa Jae Joong terhenti.

"Tuan beruang cemburu huh?" ujar Jae Joong.

Yunho menegakkan tubuhnya dan melepas pelukan Jae Joong. "Kau membuatku kesal, Jae. Kau.."

Cup!

Cup!

"I love you, Yunnie bear~"

Dan Yunho hanya bisa tersenyum kesal ketika Jae Joong mengecup bibirnya dan mengatakan I love you. Yeah~ Jae Joong dengan mudahnya menghilangkan kekesalannya itu hanya dengan kecupan dan kata I love you. Kim Jae Joong sangat berpengaruh, anniya?

..flashback off..

Epilogue

i'll protect you

Mata Jae Joong memincing tajam. Tangannya mengepal dengan bibir mengatup rapat. Beberapa kali ia menarik napas panjang tetapi tetap saja dadanya terasa sesak. Akhirnya, ia memilih tetap berjalan menghampiri dua orang yang asik mengobrol di depan sana.

Di lain sisi, mata musang itu terlihat berbinar ketika melihat belahan jiwanya datang. Yunho segera berdiri, membawa Jae Joong duduk bersebelahan dengannya. Mereka duduk berhadapan dengan seorang wanita yang sedang menggendong seorang bayi perempuan.

Dengan sedikit enggan, Jae Joong mengikuti apa yang Yunho mau, duduk disebelahnya dan berhadapan dengan wanita itu. "Apa kabar, Jae Joongie?" Tanya wanita itu sambil menimang bayi berusia sekitar tiga bulan itu.

"Baik. Seperti yang kau lihat" jawab Jae Joong setelah duduk walau sedikit ketus, membuat Yunho yang duduk di sampingnya segera menggenggam jemari Jae Joong yang berada di atas pahanya.

Yunho menghela napas berat ketika dirasa genggaman jemari Jae Joong menguat. Ia tahu bahwa saat ini Jae Joong sedang menahan emosinya. Tapi hal apa yang membuat Jae Joong emosi? Apakah selama perjalanan ke kantor, Jae Joong mengalami sesuatu?

"Boo~ kau kenapa hmm? Sesuatu terjadi selama perjalanan kemari eoh?" Tanya Yunho akhirnya.

"Anni" jawab Jae Joong.

"Jae Joongie~ kau tak ingin menggendong anakku huh? Lihat~ ia memiliki mata bulat dan kulit putih seperti dirimu" ujar wanita itu.

"Diamlah Jess, aku dalam mood yang tak bagus. Jangan menggangguku" ujar Jae Joong kemudian beranjak dari duduknya.

Yunho seketika ikut berdiri dan hendak menyusul Jae Joong tapi sebelumnya ia mengusap lembut rambut tipis bayi itu dan mengecup lembut pipinya. "Tumbuhlah jadi anak yang manis, nee~ Jung Jae in-ah, paman menyusul bibimu dulu. Annyeong~" ucap Yunho kemudian mengejar Jae Joong.

Jessica yang melihat Jae Joong pergi hanya mengulas senyum kecil. Jessica ingat betul bahwa dulu ketika ia meminta Jae Joong menemaninya, Yunho tak mengizinkannya pergi lama-lama. Tapi kini malah Yunho terlihat senang ketika melihat puteri kecilnya dan Jae Joong yang terlihat kesal.

Epilogue

i'll protect you

Yunho membawa Jae Joong ke bangku yang berada di taman samping kantornya setelah berhasil mengejar lelaki itu dan menggenggam erat tangannya. Ia merangkul bahu Jae Joong dan duduk menghadapnya yang menatap lurus ke depan. "Katakan padaku, ada apa sebenarnya? Tadi di telepon kau terdengar gembira, lalu mengapa sekarang terlihat kesal? Tak baik untuk baby, Boo" Tanya Yunho.

Jae Joong hanya diam tanpa menoleh. Lalu ia menggeliat dan berusaha melepas rangkulan tangan Yunho. Tapi tentu saja hasilnya nihil. Jung Yunho tak akan melepaskannya dalam keadaan seperti ini.

"Boo~"

"Aku kesal. Mengapa kau terlihat senang ketika bersama Jessica dan bayinya?" Ujar Jae Joong ketika ia tak mau menahan kekesalannya.

Yunho yang mendengar ucapan Jae Joong hanya tersenyum, membuat Jae Joong mendeathglarenya. "Jangan menatapku seperti itu" ujar Yunho.

"Aku senang karna sebentar lagi kita juga akan mempunyai bayi. Aku harap, bayi kita lebih menggemaskan dari bayi Jessica. Ahh aku tak sabar menunggu lima bulan lagi" ujar Yunho lagi seraya mengelus lembut perut Jae Joong yang sudah terlihat membuncit.

Jae Joong berdecak mendengar ucapan itu tapi ia ikut mengelus perutnya, berlawanan dengan usapan Yunho. "Tentu saja ia akan jadi bayi yang menggemaskan, karna aku yang mengandungnya"

"Tentu saja.. Kau ciptaan Tuhan yang paling indah, pasti keturunanmu tak akan kalah indah." Ujar Yunho lalu mendekap tubuh Jae Joong.

"Kau belum tidur, Boo?" Tanya Yunho saat melihat Jae Joong yang sedang membaca majalah diatas ranjang, bukannya tidur padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Aku belum mengantuk" jawab Jae Joong singkat.

Yunho yang baru saja menyelesaikan pekerjaan kantornya di ruang sebelah hanya bisa menghela napas saat duduk bersandar disebelah Jae Joong. Pasalnya, semenjak kejadian di kantor tadi siang, Jae Joong bersikap menyebalkan.

Jae Joong seenaknya menarik tangan Yunho ke restoran, memesan banyak makanan tapi semua hanya dicicipi, tak dihabiskan. Membawa Yunho ke kedai ice cream, memesan satu cup besar dan harus dimakan olehnya. Satu lagi yang membuat Yunho kesal, malam ini ia tak di perbolehkan tidur dengan memeluknya.

Ahh~ Tentu saja sikap menyebalkannya terkecuali saat mereka berpelukan di taman kantor tadi.

Epilogue

i'll protect you

Jae Joong menatap bayi lelaki dalam pelukannya dengan penuh kebahagiaan. Bayi tampan yang begitu mirip dengan ayahnya. Bayi yang mempunyai bentuk bibir, hidung dan alis yang serupa dengan ayahnya. Dan ia bersyukur bahwa bisa mewarisi mata hitam nan bulat serta kulit putinya pada sang bayi.

Jae Joong mengecup lembut pipi gembul bayi yang kemarin genap berusia 1 tahun, menimbulkan derai tawa dari bibir mungil itu. 2 tahun belakangan ini, kebahagiaan tak pernah berhenti. Hingga membuatnya merasa belum juga tersadar dari mimpi indahnya. Ia menghela napas lembut dan mengusap surai hitam bayinya. "Mma~" ucap bayi itu.

Sepasang mata musang memperhatikan interaksi antara kedua orang berbeda generasi itu dengan tatapan haru. Yunho -orang itu- hampir menjatuhkan air matanya jika saja tak ada suara yang menyapa indera pendengarannya. "Sudah pulang, appa bear?".

Baginya, tak ada yang lebih indah daripada pemandangan saat ini -Jae Joong menimang buah cinta mereka dan menatapnya penuh cinta-. Pemandangan yang mampu mengusir lelah dan penatnya setelah bekerja seharian.

Yunho menghampiri sofa single yang di duduki Jae Joong. Ia mengecup lembut kening Jae Joong lalu menumpukkan tubuhnya pada kedua lututnya. "Hai jagoan~" sapa Yunho pada sang bayi yang sedang menatapnya.

"Ppa~" panggilnya disertai tawa, menampilkan gusi yang sudah ditumbuhi dua gigi dibagian atas saat Yunho menciumi punggung tangan anaknya.

Jae Joong menjauhkan anaknya saat tangan Yunho terulur untuk membelai pipi gembul putranya. "Bersihkan dulu tubuhmu, appa bear. Baru setelah itu kau bisa melakukan yang kau mau" ujar Jae Joong saat mendapati tatapan memelas Yunho.

"Tapi aku sudah rindu pada uri aegya, Boo~" jawab Yunho dan di jawab gelengan kepala oleh Jae Joong.

"Binnie-yah~ appa bear tak mau mendengarkan umma." Adu Jae Joong pada putranya yang sedang menatap bingung kedua orang tuanya.

Yunho berdiri lalu membungkukkan tubuhnya. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga Jae Joong. "Umma kitty mengadu eoh? Aigoo~ hh~"

Jae Joong menggigit resah bibirnya, mencegah desah keluar dari mulutnya. Yunho memang keterlaluan, ia sengaja menghembuskan napasnya pada telinga yang sangat sensitif. Tepat saat Yunho berdiri tegak, Jae Joong menghembuskan napas leganya.

"Jung Yunho!" Desis Jae Joong saat Yunho mengulum senyum seraya menatapnya.

Hup!

"Jagoan appa~" ucap Yunho setelah dengan tiba-tiba ia mengambil Moon Bin dari dekapan Jae Joong. "Sudah saatnya kamu istirahat" ujarnya lagi.

Jae Joong merapihkan kancing bajunya yang terbuka. Saat Yunho pulang tadi, ia baru saja selesai memberi makan Moon Bin. Dan rutinitas setelah Moon Bin makan adalah mengemut nipple sang umma walau tak akan pernah ada air susu yang keluar dari sana. Jae Joong merasakan matanya memanas melihat Yunho meletakkan anak mereka di dalam boks bayi dan menciumnya penuh kasih.

Yunho tersenyum ketika ia mendapati Jae Joong memperhatikannya. Ia seketika terhenyak saat tiba-tiba Jae Joong berlari dan memeluknya erat dan mulai terisak. "Hey~ ada apa sayang?" Tanya Yunho seraya memeluk Jae Joong dan mengusap lembut punggungnya yang bergetar.

Jae Joong perlahan manarik dirinya dari dekapan Yunho. Ia menatap mata sipit yang juga menatapnya. "Katakan padaku, ada apa hum?" Yunho mengulang pertanyaannya.

"Aku bahagia, bear~ Bahagia karena Tuhan mengizinkanku memiliki kalian berdua. Memiliki Jung Moon Bin dan Jung Yunho" Jae Joong mengulurkan tangannya ke wajah Yunho dan membelainya dengan penuh kasih.

"Akupun begitu, sayang. Bahagia. Sangat" Yunho menyatukan kening mereka berdua dan menautkan jemarinya lalu membawanya pada bagian dadanya.

Jae Joong tersenyum saat mendapati detak jantung Yunho sama sepertinya. Berdetak lambat dengan napas yang sedikit berat. Jae Joong mengalungkan lengannya di leher Yunho dan mengecup lembut bibir berbentuk hati itu.

"I..," Jae Joong mengecup kening Yunho.

"Love.. You..," bibirnya turun ke kedua pipi Yunho.

"I Love You, My Bear~" dan ia mengecup bibir itu dengan lembut, dengan penuh kasih.

Tell me I love you baby

Until the sun rises I want to be with you
Do not leave me
Each day, stay with me
If you stay just with me
I'll protect you like this forever
Tell me [these words] like this once more
Before tonight is over, Until the sun rises

…The End…


Thanks to :

Eunwoo :: wiendzbica :: joongmax :: danactebh :: irengiovanny :: leeChunnie :: Dennis Park :: hanasukie :: yunjae heart :: 3kjj :: jaena :: toki4102

For followers & favourite

New Reader's

Silent Reader's


생일 축하 해요, 김 재중.

생일 축하 해요

생일 축하 해요

#Happy29thJJday


annyeong yeorobun~

alloooooow~ #innocentFace

Saya datang lagi membawa Epilog dari ff i'll protect you. Saya datang sesuai janji, anniya?

Apakah ini sudah memenuhi harapan kalian?

Atau jauh dari harapan kalian?

Jika mengecewakan, silahkan datangi saya dengan membawa Kim Jae Joong #ehh

Terima kasih untuk semua yang sudah mengikuti ff ini dari awal hingga berakhir saat ini. Semoga kalian diberi kasih berlimpah oleh Kim Jae Joong yang sebentar lagi wamil.

Haeduuuh~ bayangin JJ wamil itu… #sobs

Ahh, sudahlah. Meskipun begitu, cinta saya selalu menyertainya.

So.. Gimme your Review…?