Title : RISING STAR Chapter 51

Genre : Brothership

Rating : Fiction T

Cast : Kyuhyun, Leeteuk, Heechul, Hankyung, Yesung, Kangin, Shindong, Sungmin, Eunhyuk, Zhoumi, Donghae, Siwon, Ryeowook, dan Henry.

Disclaimer : All them belong to themselves and GOD.I own only the plot.

Warning : Typos, Geje , Masih perlu banyak perbaikan, If Read Don't Bash, Fanfic just fanfic, jangan meng-copy paste meskipun menyertakan nama. Share saja dalam bentuk link ffn, tidak kurang dari itu . Gomawo

Summary :

.

.

"Sungmin, telepon Kyuhyunie dan suruh dia pulang."

"Kalau Kyuhyunie punya kemauan, siapa yang bisa menghalanginya?"

Kata-kata Heechul membuat semua meringis, kecuali Leeteuk yang mengurut kepalanya yang mendadak pening.

.

.

RISING STAR

Chapter 51

.

.

Siwon menatap langit-langit kamar sambil menghembuskan napas panjang. Ruangan itu serba putih, bersih, berbau desinfektan, tidak ada yang menarik perhatiannya. Tidak juga pesawat televisi berlayar besar yang ada di dinding yang berhadapan dengannya. Ia memandang layar hitam itu dengan lesu, sama sekali tidak berniat untuk menonton acara apapun.

Sebenarnya Siwon sudah menyadari kondisi kesehatannya yang terus-menerus menurun. Tetapi ia mencoba bertahan, tidak ingin merusak kegembiraan memberdeul yang sangat bersemangat menjelang Dream Concert.

"Aku mengacaukannya…"

"Aku yang mengacaukannya!"

Suara itu membuat Siwon tertegun. Sepertinya pikirannya terlalu jauh melayang sehingga tidak mendengar pintu kamar dibuka. Ia juga tidak tahu apakah perasaan yang ia alami bisa dipindahkan begitu saja kepada orang di dekatnya; yang ia tahu, Kyuhyun berdiri di mulut pintu dengan wajah yang begitu sedih, mata yang tampak menahan air mata, dan Siwon bisa merasakan kekecewaan dan rasa bersalah yang besar dari pancaran matanya.

Hei, itu semua perasaanku! Sebelah alis Siwon terangkat, berpikir keras apakah perasaan sungguh-sungguh bisa berpindah. Ia terdiam dan mengamati Kyuhyun yang menutup pintu dengan perlahan, lalu mengambil sebuah kursi dan duduk di dekatnya.

"Mianhe, hyung… Karena aku, semua menjadi kacau…"

Kata-kata itu nyaris tidak terdengar, tetapi Siwon masih bisa mendengarnya dengan jelas. Ia hendak mengatakan sesuatu ketika butir-butir bening itu mulai jatuh dari mata magnae kesayangannya. Siwon menjadi panik.

"Kyu…Kyuhyunie!" Siwon bergerak otomatis untuk meraih tombol pemanggil di sebelahnya, ketika ia sadar bukan hal itu yang harus dilakukan. Ia mengerang dengan keras, yang disalah artikan oleh Kyuhyun kalau Siwon marah kepadanya. Tangis Kyuhyun semakin keras.

"Hei! Hei, Kyuhyunie!" Siwon dengan putus asa berusaha untuk duduk dan mencoba meraih tangan Kyuhyun yang tergeletak di pangkuannya. Tetapi Kyuhyun justru menarik tangannya, menghapus air mata di pipinya dengan gerakan yang kasar.

"Aku…aku bersalah! Aku mengacaukan semuanya! Aku selalu saja mengacaukan semuanya! Kalau saja Siwon hyung tidak menemaniku ke Disneyland, semua tidak akan terjadi…."

Siwon nyaris putus asa ketika akhirnya mata Kyuhyun terangkat untuk menatapnya. Siwon langsung memasang senyum terbaiknya, berharap hal itu akan membuat Kyuhyun lebih tenang.

"Kyuhyunie, apa kau mengajakku ke Disney World?"

"Tapi aku meminta manager hyung…"

"Apa kau yang memberiku pekerjaan begitu banyak?" potong Siwon.

"Tidak. Tapi aku…"

"Apa kau memaksaku menyembunyikan kondisiku yang tidak sehat dan terus saja mengikuti jadwal?"

"Aku…."

"Tidak, Kyuhyunie!"

Kyuhyun tersentak. Baru kali ini ia mendengar nada suara Siwon begitu tajam. Ia memandang mata hyung-nya itu untuk mencari tahu, dan tidak melihat sedikitpun binar kejenakaan di sana. Siwon seperti sosok yang ia lihat di dalam salah satu adegan drama, di mana namja tampan itu memandang dengan tajam dan tidak ingin dibantah.

"Kau mendengarku, Kyuhyunie? Apa yang terjadi saat ini tak ada kaitannya denganmu! Sedikitpun tidak!" ucap Siwon tegas.

"Meski hanya sedikit?" Kyuhyun merapatkan ibu jari dan telunjuknya, merapatkan ujung-ujungnya untuk memberi pengertian 'sedikit'. Ia memicingkan matanya, mencoba mencari jawaban jujur di wajah hyung-nya.

Siwon memasang mimik lucu dan mengulurkan tangannya yang bebas, memberi kode agar Kyuhyun lebih mendekat lagi. Begitu ia bisa menjangkau Kyuhyun, ia menariknya sehingga Kyuhyun terduduk di pinggir tempat tidur.

"Hyung! Aku bisa menimpamu!" Kyuhyun terkejut. Ia hendak berdiri tetapi tangan Siwon menahannya dengan kuat.

"Meski aku sakit, aku masih mampu mengangkat beban seringan kau, Kyuhyunie." Siwon tersenyum lebar ketika Kyuhyun membuat kerucut dengan mulutnya.

"Aku bukan beban!" Kyuhyun mendengus ketika Siwon justru tertawa melihat wajahnya yang cemberut. Tangan Siwon masih memegangnya sehingga Kyuhyun terpaksa duduk di tepi ranjang.

"Soal Disneyland, jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku melakukan apa yang aku inginkan, dan aku menyukainya. Apa kau menyesal aku ikut?"

Kyuhyun menggeleng dengan cepat dan keras sehingga Siwon kembali tertawa. Ia menepuk kepala Kyuhyun sambil tersenyum lebar. "Kyuhyunie, kau tahu hyung sangat menyayangimu, bukan?"

Kyuhyun memandang Siwon tanpa mengatakan apapun. Semburat merah muncul di wajahnya yang putih, sangat jelas terlihat sehingga Siwon terkekeh.

"Berjanjilah kau tidak berpikir bahwa ini semua salahmu. Arrachi?"

Kyuhyun mengangguk pelan. Siwon bisa melihat Kyuhyun masih menyalahkan dirinya sendiri. Meski begitu Siwon tidak menegurnya. Ia menepuk tangan Kyuhyun dan tersenyum.

"Sekarang kau pulang. Mereka pasti panik mencarimu."

"Bagaimana Siwon hyung tahu kalau mereka panik?"

"Karena kau pasti tidak memberitahu mereka jika akan ke sini, dan handphone-ku bergetar semenjak tadi." Siwon meringis memandang benda yang terus bergetar di atas nakas, dibalas dengan smirk kecil dari magnae-nya.

"Hyungdeul sangat lucu ketika panik." Kyuhyun tersenyum.

"Aku bisa mendengarnya dengan jelas, Cho Kyuhyun."

Wajah Kyuhyun memucat ketika Sungmin muncul di pintu memamerkan senyum manis dan gigi kelincinya yang putih. Tetapi senyum itu tidak sampai ke matanya, dan Kyuhyun mendadak menggigil. Ia bangkit berdiri dan bergerak menjauh sampai ke ujung tempat tidur. Siwon tergelak melihat reaksi Kyuhyun.

"Sungmin hyung, kau membuat uri magnae ketakutan."

"Dia pantas mendapatkan pukulan di kepalanya yang keras." Sungmin melemparkan tatapan tajam yang Siwon tahu hanya pura-pura. Tetapi Kyuhyun menjadi pucat pasi.

"Sungmin hyung, aku tahu kapan harus kembali sebelum terlambat. Ini semua sudah aku perhitungkan baik-baik," jelas Kyuhyun dengan wajah memelas.

"Kecuali poin penting tentang 'memberitahu hyungdeul' bukan?"

Sungmin kembali menebar senyum yang masih membuat Kyuhyun tidak berani melawannya. Kyuhyun jarang beradu mulut dengan Sungmin. Sedikit lemparan tatapan tajam atau pukulan ringan akan membuatnya tahu dia harus mundur dari apapun yang sedang ia lakukan.

"Bagaimana keadaanmu, Siwonie?" Sungmin kini duduk di kursi kosong, mengamati Siwon dengan penuh perhatian.

"Aku berharap bisa naik ke panggung bersama kalian, hyun," gumam Siwon sedih.

"Beristirahatlah supaya kau cepat pulih, arrachi?" Sungmin tersenyum, membetulkan posisi bantal agar Siwon merasa nyaman, dan mendorongnya untuk berbaring. Ia berbalik menghadap Kyuhyun. "Ayo kita pergi, Kyuhyunie."

Kyuhyun tampak keberatan tetapi tidak berani membantah. Ia melambaikan tangannya kepada Siwon. "Cepat sembuh, Siwon hyung."

"Kau menyanyikan lagu pembuka bukan? Tunjukkan penampilan terbaikmu. Hyung akan menonton."

Kyuhyun mengangguk. Wajahnya sedikit cerah ketika hal yang paling disukainya dibicarakan. "Aku akan menyanyi sebaik mungkin, hyung. Jangan khawatir." Padahal aku ingin menyanyikan lagu Let's Go On A Trip bersama hyungdeul… Tahun lalu, aku tidak bisa ikut menyanyikannya karena terbaring di rumah sakit….

"Uljima."

Kyuhyun mendapati kedua pasang mata menatapnya dengan pengertian yang dalam, membuat Kyuhyun tersipu. Ia benar-benar tidak sadar telah melamun. "Tidak akan, hyung. Aku tidak mau nyanyianku terdengar jelek karena aku menangis."

Sungmin memberi kode agar Kyuhyun keluar lebih dulu, seakan untuk memastikan magnae-nya tidak akan melarikan diri lagi. Ia hendak menyusul ketika Siwon memanggilnya.

"Sungmin hyung, jam berapa pertunjukan di mulai?"

"Kau bertugas memainkan drum di lagu pembuka dan kau melupakannya?" Sungmin tergelak saat Siwon menunjukkan wajah lucu sambil menunjuk tiang infusnya.

"Karena sakit, ingatanku berantakan dan kacau." Siwon menyeringai.

"Jam 7 malam. Sampai jumpa, Siwonie." Sungmin tersenyum dan menutup pintu.

.

.

.

Super Junior datang mengenakan kostum serba hitam. Meski Siwon tidak bisa hadir, mereka tetap bersikap profesional, berwajah gembira kepada para fans dan wartawan yang menyambut mereka di red carpet. Para fans yang mendengar kabar bahwa Siwon dibawa ke rumah sakit sebelum acara, dan dipertegas dengan ketidakhadirannya di red carpet, membuat mereka bersedih. Mereka sudah lama menunggu ketigabelas namja itu bisa berada di panggung bersama-sama seperti dulu.

Setelah acara foto-foto, Super Junior bergegas ke ruang ganti yang diperuntukkan untuk mereka.

"Kyuhyunie, kau sudah siap? Kita tampil pertama!" Yesung berseru mengingatkan. Ia mengenakan singlet abu-abu dan jas berwarna putih. Ia menyerahkan jas berwarna serupa kepada Kyuhyun yang sudah mengenakan kaos putihnya.

"Gomawo, hyung." Kyuhyun mematut bayangannya di kaca setelah memakai jas itu.

"Yesung hyung, aku juga tampil pertama." Ryeowook merajuk, merasa tidak dipedulikan.

"Kau sudah siap sejak tadi." Meski begitu, Yesung menghampiri Ryeowook dan memeriksa penampilannya.

"Sudah bagus," seloroh Shindong sambil melewati mereka, dibalas tepukan di kepala oleh Yesung.

"Kita tidak perlu tampil semua di lagu pertama bukan?" Heechul melirik Donghae, Eunhyuk, Kangin, dan Leeteuk. Pakaian mereka membuatnya curiga.

"Aku bermain gitar." Sungmin menjawab tanpa menoleh. Ia sibuk melipat lengan jas Kyuhyun hingga ke siku.

"Aku bermain keyboard." Ryeowook meringis melihat Heechul memelotot ke arahnya dan Sungmin. Sepertinya pertanyaan itu bukan untuk mereka.

"Aku bermain Starcraft." Kibum ikut bersuara tanpa melepaskan pandangannya dari layar laptop-nya.

"Siapa lagi yang mau menjawab?" Heechul mendesis ke seluruh ruangan dan menemukan wajah-wajah meringis sebagai imbalannya. Matanya terhenti kepada sang leader. "Teuki hyung, aku yang akan menjadi MC, tetapi kenapa kau berpakaian seperti…."

"Seperti dongsaengdeul yang akan tampil di lagu pembuka?" Leeteuk tertawa lebar. "Chullie, mana mungkin aku melewatkan kesempatan tampil bersama? Tentu saja kita semua harus ada di atas panggung."

"Kecuali aku." Kibum menyahut datar, masih tidak melepaskan pandangannya dari Starcraft.

"Betul. Mana mungkin kami melewatkannya?" Eunhyuk tersenyum lebar. "Kami akan ikut memeriahkan panggung.

Heechul memicingkan matanya dan menatap penuh curiga.

"Hyung, SJM akan kembali ke China begitu acara ini selesai. Kita harus memanfaatkan waktu ini untuk bersenang-senang bersama." Kangin memeriksa dongsaengdeul, memastikan tidak ada kuping kotor, tali sepatu yang lepas, atau celana yang belum ditutup dengan rapat.

"Kita akan menari bersama di panggung, Heechul hyung!" seru Donghae dengan gembira.

"Kecuali aku." Kibum kembali menjawab, membuat yang lain meringis. Mereka paham Kibum tidak menyukai bernyanyi di atas panggung jika tidak benar-benar harus. Semua mengerti, dan tidak menginginkan kejadian di konser pertama mereka terulang.

"Tentu saja kau boleh menunggu di sini, Kibumir." Leeteuk menepuk bahunya dengan lembut.

"Hhh… Lakukan apa yang kalian anggap baik." Heechul pura-pura merengut, tetapi semua tahu Heechul juga senang dengan konser ini. "Aku akan bergabung dengan MC lainnya."

Begitu menutup pintu yang ditinggalkan terbuka oleh Heechul, Hankyung menangkap sosok Kyuhyun yang memandang sekitar ruangan seakan mencari sesuatu.

"Ada yang bisa kubantu, Kyuhyunie?"

"Sebentar, Han gege, ada yang harus aku lakukan," jawab Kyuhyun setelah menemukan apa yang dicarinya. Ia berjalan menuju ke salah satu sudut ruang ganti yang kosong. Melihat itu, Hankyung dan member Super Junior lainnya tersenyum maklum. Sang magnae selalu melakukannya sebelum mereka tampil di acara apapun.

"Kyuhyun-ah, aku…."

"Ssssssst!"

Seruan serentak itu membuat Changmin yang muncul dibalik pintu sambil berteriak, meringis meminta maaf. Ia langsung membatalkan niatnya untuk menjemput Kyuhyun ke belakang panggung.

Kyuhyun sendiri tidak terganggu oleh semua suara yang ada di sekitarnya. Ia menghadapkan dirinya ke tembok, menekuk kedua lututnya, menyatukan kedua tangannya di dada, dan mulai menutup mata.

"Semoga hari ini hyungdeul, para staff, dan aku sendiri, juga semua orang yang datang ke konser ini tidak ada yang terluka dan bisa menikmati pertunjukan sampai akhir. Sehingga ketika mereka sampai di rumah, mereka akan berpikir 'Ah, hari ini luar biasa!'. Sertailah aku sampai akhir, Tuhan. Amin."

Kyuhyun membuka matanya dengan perasaan sangat ringan dan siap menampilkan yang terbaik. Doa selalu menjadi kekuatan bagi dirinya, sama seperti yang dilakukan sang eomma setiap hari untuk keluarga mereka.

"Aku akan membantumu membuat pertunjukan yang luar biasa, Kyuhyunie."

Sepasang mata hitam milik Kyuhyun terbelalak. Sesosok tubuh berjongkok di dekatnya sambil tersenyum lebar. Namja itu mengenakan kaos putih tanpa lengan dan celana panjang hitam, senada yang dikenakan mereka semua untuk lagu pembuka. Sepasang tongkat pemukul drum terayun di tangan sosok itu.

"Siwon hyung?! Kau…kau sudah boleh keluar dari rumah sakit?"

"Aku tidak mau hanya melihat kalian semua lewat TV. Tahun lalu kami menyanyikan Let's Go On A Trip tanpamu. Kini kita akan menyanyikannya bersama-sama."

"Kecuali aku."

"KIBUMIE!"

Seruan serempak itu membuat Kibum menoleh dari layar permainan, dan memperlihatkan killer smile-nya. Matanya bertemu mata Kyuhyun dan ia membuat gerakan menembak.

"Kau harus tampil bagus, Kyuhyunie. Untuk bagianku juga."

"Serahkan padaku, Hyung."

Kyuhyun mengembangkan smirk-nya.

.

.

.

TBC

.

SELAMAT ULANG TAHUN, URI KYUHYUNIE
Semoga di 2019 kita bertemu lagi

Terima kasih buat teman-teman yang setia mengikuti ff ini

PO buku Rising Star part 5 (buku terakhir) sudah dibuka. Kisah ini berakhir di buku ke-5. Untuk yang berminat, bisa mampir ke FB iyagi7154 untuk pemesanan.

Terima kasih atas semua dukungan kalian selama ini.

Kamsahamnida