A/N: Hola semuanya ketemu lagi di fic keduaku~~^^ maaf bukannya update Stalking Disaster malah bikin cerita baru._. ini semua gara gara guru bahasa Inggrisku sih ngasih inspirasi, dia nyeritain love story nya pas SMA dan keadaan SMAnya dulu mirip mirip kaya di fic in~ yaudah deh happy reading guys~

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: AU/OOC/ Typo bertebaran/nggak terpusat pada satu tokoh/ kayak sinetron/dll dsb.

SasuSaku

NaruHina

NejiTen

SaIno

ShikaTema

'….' = ngomong dalem hati

Love Sprout in KIHS

.

.

Dibawah teriknya sinar matahari terlihat dua insan dengan jenis kelamin yang berbeda sedang sibuk mencari cari sesuatu dihalaman belakang Konoha International High School. Uchiha Sasuke— salah satu dari kedua insan tersebut tengah kerepotan mencari cari lima ekor katak. Hah? Katak? Untuk apa?

Hari ketiga MOS (Masa Orientasi Siswa) atau hari terakhir kegiatan MOS dilaksanakan, Sasuke dengan bodohnya malah datang terlambat ke sekolah. Tidak, Sasuke datang terlambat bukan karena bangun kesiangan. Akan tetapi ia terlambat karena menunggu kakaknya bersiap siap.

Sasuke sendiri heran, kakaknya ini perempuan atau laki laki sih? Masa hanya bersiap siap untuk pergi kuliah memerlukan waktu berpuluh puluh menit? Alhasil disinilah Sasuke berada, dihalaman belakang KIHS (Konoha International High School) untuk menjalankan hukumannya , mencari lima ekor katak. Sasuke menatapi gadis yang sedang kerepotan seperti dirinya. Pink, bukankah itu terlalu aneh untuk warna rambut?

Aneh— atau lebih tepatnya unik, Sasuke baru pertama kali melihat orang dengan warna rambut seperti ini. Tunggu, ini bukan pertama kalinya Sasuke melihat seorang gadis dengan warna rambut pink. Ini adalah kali keduanya ia melihat gadis yang memiliki rambut dengan warna langka seperti itu.

Merasa diperhatikan, gadis itu menolehkan kepalanya kearah belakang dan mencoba berbasa basi sedikit. Pasalnya semenjak ia menjalankan hukuman bersama partnernya ia belum mengucapkan sepatah duakata pun.

Haruno Sakura memamerkan senyum termanisnya, berusaha untuk terlihat ramah. " Kau sudah dapat berapa ekor katak?"

'Apa apaan gadis ini? Huh pasti dia itu sama dengan gadis yang lainnya. Bilang saja kalau ia jijik pada katak. Dan ia menanyakan berapa katak yang sudah kudapat cih, pasti ia ingin meminta katakku.' Pikir Sasuke negatif. "Sudah, tidak perlu basa basi kau ingin meminta katakku kan?"

Sakura menggembungkan kedua pipinya dan menurunkan kedua alisnya, tanda ia kesal dengan ucapan Sasuke tadi. Nadanya itu loh saat mengucapkannya terdengar sedang meremehkan Haruno Sakura, dan Sakura tidak suka diremehkan.

"Apa sih? Sok tahu! Asal kau tahu saja ya aku ini sudah mendapatkan tujuh ekor katak." Kata Sakura jengkel. Ia melemparkan kedua katak yang sudah ia dapatkan pada Sasuke. "Tuh, dua kataknya untukmu saja!" Kata Sakura sambil berlalu meninggalkan Sasuke yang masih tercengang ditempatnya.

Tunggu, Uchiha Sasuke bukan tercengang karena perlakuan Sakura tadi yah oke Sasuke sedikit tercengang karena itu. Tapi ia lebih tercengang lagi saat melihat Sakura sedang kesal karena ekspresi Sakura saat sedang kesal begitu mirip dengan cinta pertama Sasuke.

.

.

.

Keesokan Harinya…

"Hoi pig apakah kau tidak melihat dimana Tenten?" Tanya Sakura pada gadis cantik dihadapannya. Mata aquamarine, kulit yang putih, dan rambutnya yang pirang membuatnya semakin mirip dengan boneka barbie yang dipajang di toko toko mainan.

"pig? Aku punya nama forehead! Yamanaka Ino, apa perlu aku ulangi lagi?" Tanya Ino sedikit kesal dengan teman dari SMP nya ini.

"Kalau begitu aku juga punya nama pig. Haruno Sakura kau tahu." Jawab Sakura sambil memberi sedikit penekanan pada kata 'pig'.

"Ah sudahlah forehead sepertinya kita harus menerobos kerumunan itu untuk mengetahui dimana kelas kita." Ino menunjuk kerumunan didepan majalah dinding. Saat ini, anak anak murid kelas sepuluh sedang berdesak desakkan untuk melihat dimana kelas mereka berada.

Oh, jangan lupa ini adalah Konoha International High School, siapa sih yang tidak mengetahui sekolah terkenal ini? Sekolah yang paling terkenal sulit dimasuki karena KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di Sekolah ini terkenal sangat tinggi yaitu delapan puluh lima. Bayangkan kalau kau mengikuti ujian dan mendapatkan nilai delapan puluh kau harus mengikuti remedial, gila bukan?

Konoha International High School membagi kelas menjadi empat. Kelas A atau kelas Fisika berisikan murid murid yang lolos seleksi ujian dengan nilai yang besar atau bisa dikatakan bahwa kelas A itu berisikan murid murid yang saat ujian masuk dalam ranking duapuluh besar dan dengan nilai IPA yang tinggi tentu saja. Kelas ini lebih memprioritaskan pelajaran Fisika dan Matematika.

Sedangkan kelas B atau kelas Kimia berisikan duapuluh murid setelah ranking duapuluh (duapuluh satu sampai empat puluh). Kelas ini juga tidak berbeda jauh, kelas ini juga lebih memprioritaskan Kimia dan Matematika, mereka bisa mendapat lima jam pelajaran Kimia dan Matematika disetiap minggunya.

Lalu, kelas C atau kelas IPS berisikan duapuluh murid lagi setelah ranking empatpuluh yaitu, dari ranking empatpuluh satu sampai ranking enampuluh. Kelas ini sama seperti kelas IPS pada umumnya jadi, pelajaran IPA tidak akan ditemui dikelas IPS ini.

Dan yang terakhir kelas D atau kelas kebudayaan, kelas yang berisikan duapuluh murid lagi setelah ranking enampuluh yaitu, dari ranking enampuluh satu sampai delapan puluh. Kelas ini lebih menjuru ke bahasa dan budaya, dan untuk ujian nasionalnya mereka akan mendapat soal khusus. Memang miris, dari ribuan orang yang mendaftar di Konoha International High School hanya delapan puluh anak lah yang diterima disekolah ini.

Ino telah berhasil menerobos kerumunan orang orang yang ingin melihat dimana kelas mereka berada. Ia tengokkan kepalanya kepada Sakura. "forehead, kau cari namaku dan Tenten di kelas C dan D dan aku akan mencari nama kita di kelas A dan B!"

.

.

.

"Hah..hah..hah.." Seorang gadis bercepol dua baru saja sampai didepan gerbang KIHS dengan kondisi yang bisa dibilang acak acakkan. Wajahnya penuh dengan keringat dan gadis itu mengenakkan kaus kaki yang berbeda beda. Kaus kaki disebelah kanan panjangnya diatas lutut sedangkan kaus kaki yang disebelah kiri panjangnya hanya semata kakinya.

Gadis bercepol dua ini menelan ludahnya, "Gawat, ini sudah sepi.. dan aku belum mengetahui dimana kelasku ah bagus sekali Tenten.." Keluhnya pada diri sediri.

"Kau terlambat lima belas menit." Sebuah suara baritone mengejutkan Tenten.

"E-eh i-iya maaf senpai." Kata Tenten terbata-bata, entah hukuman apa yang akan Tenten dapatkan nanti karena terlambat.

"Pulang sekolah nanti, temui aku dihalaman belakang KIHS."

.

.

.

"Fufufufu~ kau tahu forehead, kita berhasil memasuki kelas D!" Seru Ino ceria.

"Iya, kau benar. Ternyata dengan menyalah nyalahkan sedikit jawaban kita, kita bisa memasuki kelas D ini." Jawab Sakura ceria. Iya, Sakura dan Ino memang sengaja menyalah nyalahkan jawaban mereka agar mereka masuk ke kelas D atau kelas budaya karena apa? Walaupun kelas D kelas yang tingkatnya paling rendah di KIHS akan tetapi pendidikan seni yang diajarkan disini sangatlah bagus, paling bagus diantara sekolah sekolah seni yang berada di Konoha lainnya.

Tidak sedikit anak yang sengaja menjelek jelekkan nilainya untuk memasuki kelas D, Sakura sendiri heran mengapa KIHS tidak membuat kelas seni yang khusus agar orang tidak perlu repot repot menjelek jelekkan nilainya.

"Oh, jadi kalian sengaja menjelek jelekkan nilai kalian agar bisa masuk ke kelas D! huh curang, mengapa tidak mengajakku hah?" Protes Tenten.

"Loh? Ten,bukankah kau tidak tertarik dengan seni?" Tanya Sakura heran.

Tenten membuka bungkus roti melonnya, "I-iya sih, setidaknya kan aku ingin bersama dengan kalian."

"Nah! Sudah bagus kau masuk kelas A Ten!"

Tenten hendak menggigit roti melonnya namun tidak jadi, "Apa kau pikir kelas A itu enak? Penghuni anak kelas A sangatlah kaku kaku rasanya aku ini bukan berbicara dengan manusia melainkan berbicara dengan boneka."

"Hah? Separah itukah? Aku kira itu hanya gosip belaka." Sela Sakura sambil membereskan peralatan makannya.

"Tidak, itu bukan hanya gosip. Ini nyata Sakura, belum lagi ah wali kelasku benar benar menyebalkan." Keluh Tenten dengan raut wajah lesu.

"Hah? Menyebalkan bagaimana?" Tanya Ino dan Sakura serempak.

"Memangnya siapa wali kelasmu?" Tambah Sakura.

"Uchiha-sensei. Demi tuhan, Uchiha-sensei sangatlah kaku dan galak."

Sakura dan Ino hanya bisa memasang ekspresi kasihan pada Tenten, mau bagaimana lagi kan sudah jadi tradisi biasanya wali kelas dari kelas A itu guru guru yang killer.

KRIIIIINNNNNGGGG!

Bel telah berbunyi menandakan waktu istirahat telah usai, dengan segera Ino, Sakura, dan Tenten kembali ke kelas masing masing.

"Forehead, kita lewat samping saja biar cepat sampai ke kelas D." Usul Ino, Ino memang mengetahui seluk beluk KIHS dengan baik entah darimana ia tahu.

"Yasudah terserah aku hanya mengikutimu saja."

Ketika mereka berdua lewat samping …

BYUUR

Seseorang dari atas sana telah menyirami mereka berdua dengan seember air, oh tidak sepertinya ini bukan hanya sekedar air karena sekarang bau tidak sedap sudah tercium dari tubuh Ino dan Sakura. Ino hanya terdiam seolah dia sudah tau hal seperti ini akan terjadi.

Dengan gerakkan cepat Sakura tolehkan kepalanya kearah atas dan menatapi seorang gadis dengan rambut merah menyala yang sedang memegangi sebuah ember hitam.

"Apa kau lihat lihat? Tidak terima kalau kau kusiram dengan air comberan?" Tanya gadis itu dengan nada yang meremehkan.

"Iya! Aku tidak terima! Apa maksudmu bodoh?" Teriak Sakura emosi, dan Ino masih saja menunduk terdiam ditempatnya.

"Apa kau bilang? Aku bodoh? Asal kalian tau aku ini anak kelas A dan kalian adalah anak kelas D jadi kesimpulannya kalian lah yang bodoh. Sudah aku malas berbincang bincang dengan sampah KIHS seperti kalian." Tutur gadis itu dengan nada sarkastik.

DUG!

Rupanya Ino tidak dapat menahan emosinya lagi, Ino telah melemparkan sepatunya dan tepat mengenai wajah gadis itu. Ino langsung menarik tangan Sakura menuju kelas D meninggalkan gadis yang saat ini mengumpat umpat kesal karena perbuatan Ino dan meninggalkan sepatu yang menjadi senjatanya dilantai dua.

Sakura dan Ino memasuki kelas D dengan keadaan yang basah kuyup dan bau.

"Kalian kenapa err.. basah kuyup seperti itu?" Tanya seorang guru yang ternyata merupakan wali kelas kelas D itu dengan cemas, kedua mata onyx nya menatapi Sakura dan Ino bergantian.

"A-ano.."

"Mikoto-sensei" Potong wanita itu seolah mengerti kalau kedua muridnya ini belum mengenalnya.

Sakura menatap Ino sebentar mengisyaratkan apakah-kita-perlu-memberi-tahu-masalah-ini?

"Sudahlah kalian duduk saja dulu, ada sesuatu yang ingin aku bahas karena sepertinya kejadian ini terulang lagi." Lanjut wanita itu lagi.

"Nama lengkapku adalah Uchiha Mikoto dan aku yang akan menemani kalian selama setahun kedepan ini. Aku melihat kalian tidak semangat berada dikelas ini, boleh kutahu kenapa?"

"Bagaimana tidak sensei masa aku masuk ke kelas D? apa kata ayahku nanti? Dulu kan ayahku masuk kedalam kelas A." celetuk salah seorang murid kelas D yang duduk dipojok belakang.

"Hmm begini, siapa namamu nak?" Tanya Mikoto lembut.

"Namikaze Naruto, sudah ayo jawab pertanyaanku sensei dan jangan mencoba untuk mengalihkan topik." Protes Naruto.

Mikoto terkekeh kecil mengetahui nama anak tersebut, 'pantas saja wajahnya mengingatkanku pada Minato dan sikapnya ini mengingatkanku pada Kushina ternyata ia memang anak mereka.'

"Kalian tahu, aku juga lulusan KIHS loh."

"Wah! Benarkah itu sensei?"

"Pasti sensei anak kelas A ya dulu!"

"Iyalah, kalau tidak bagaimana bisa sensei diterima menjadi guru di KIHS?"

Itulah beberapa tanggapan yang dilontarkan oleh beberapa siswa kelas X-D, dan lagi lagi Mikoto hanya tersenyum mendengar tanggapan tanggapan murid muridnya. "Tidak, kalian salah. Aku ini anak kelas D dulunya."

Pernyataan Mikoto tadi membuat murid muridnya terkejut. "Ya, dan kalian tahu prestasi murid kelas D pada masa angkatanku sangatlah buruk, melebihi kelas D yang sekarang ini. Kelas D dulu sering direndahkan oleh murid murid kelas A." Mikoto menghentikan sejenak ceritanya, ia memandangi murid-muridnya satu persatu.

"Anak anak kelas A selalu mengejek kami bodoh, lemot, payah dan lain lain. Tentu saja saat itu murid murid dikelas kami tidak terima diejek seperti itu dan kami pun memutuskan untuk membuktikan pada mereka bahwa kami bisa! Dan kalian tahu apa?"

Beberapa murid kelas D hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Mikoto, beberapa murid lainnya hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu.

"Kami berhasil, bahkan pada saat kelulusan lima orang dikelas D berhasil mendapat beasiswa keluar negeri dan sisanya berhasil masuk ke universitas negeri." Lanjut Mikoto memamerkan senyum tanda ia bangga.

"Wah hebat! apakah sensei termasuk dalam lima orang yang mendapat beasiswa?" Tanya gadis berambut coklat yang duduk dibarisan kedua.

"Ya, aku adalah salah satu dari mereka yang berhasil mendapatkan beasiswa. Waktu itu saat kelas D berjuang, banyak orang yang memandang kami dengan sebelah mata dan tidak percaya bahwa kami akan berhasil. Hanya wali kelasku dulu lah yang dengan sabar membimbing dan memberi nasihat pada kelas D. Berkat beliau lah kelas D mendapatkan semangatnya lagi. Nah! Jadi, kalian kalau ingin curhat jangan sungkan sungkan yaa, ceritakan saja padaku!"

"Lalu? Apa gunanya guru bimbingan konseling disini dong sensei?" Tanya seorang murid laki laki yang memiliki rambut merah semerah darah yang tengah duduk disebelah Naruto.

Mikoto menggaruk pelan kepalanya yang tidak gatal itu. "Yaah, itu terserah kalian juga sih ingin curhat kepada siapa hmm sudah sepertinya sedari tadi kita belum berkenalan, aku hanya mengetahui Naruto-kun, nah sekarang aku akan mengabsen kalian satu persatu yaa."

.

.

.

"Kau terlambat tiga menit dua puluh delapan detik."

Tenten menatapi laki laki tampan dihadapannya ini, mata lavender nya, rambut coklat gondrongnya, dan badannya yang tinggi. 'Ganteng ganteng kok perhitungan banget sih? Hellow mas aku Cuma terlambat tiga menit lebih kok.'

Tenten hanya menunduk, "Iya gomenasai senpai."

"Sudah, cepat cabuti rumput rumput panjang dihalaman belakang ini sebelum hujan turun." Perintahnya tegas.

Dengan segera Tenten mencabuti rumput rumput panjang dihalaman belakang, sedangkan Hyuuga Neji— nama laki laki itu duduk dibawah pohon sambil memperhatikan Tenten yang sedang mencabuti rumput rumput panjang.

.

.

.

Setetes air jatuh diatas hidung Sakura, "Ah gerimis! Aku harus cepat cepat mencari tempat untuk berteduh sebelum buku milik pig benar benar basah." Sakura tadi memang meminjam buku catatan Ino karena tadi ia ketinggalan mencatat dan Sakura memutuskan untuk menyalin catatan Ino disekolah membiarkan Ino pulang duluan mengingat kondisinya hanya memakai sebelah sepatu.

Sebenarnya tadi Sakura dan Ino sudah menghampiri lantai dua untuk mencari sepatunya akan tetapi setelah dicari cari sepatu tersebut malah hilang entah kemana. Masa di KIHS ada pencuri?

Sakura memutuskan untuk berteduh di halte bis, satu satunya tempat terdekat dari jangkauan Sakura. Ia menunggu redanya hujan sambil melihat lihat keadaan disekitarnya.

.

.

.

"E-eh? Arigatou Hyuuga-senpai, kau tahu saja kalau aku belum makan dari pagi." Ucap Tenten lega, pasalnya tadi pagi ia terlambat jadi tidak sempat memakan apapun dan saat istirahat makan siang ia sibuk berbincang dengan Sakura dan Ino.

Neji hanya diam dan menunggui Tenten yang sedang makan, setelah Tenten selesai makan Neji pun berkata, "Ayo pulang, kau akan kuantar."

.

.

.

"Waah, kenapa pula hujannya semakin deras?" Keluh Sakura yang masih tertahan dihalte. Sakura kedinginan tentu saja, badannya sudah mulai membiru dan mengigil. Pasalnya Sakura memang hanya memakai seragam KIHS yang dilengkapi dengan rompi tidak bertangan. Tiba tiba Sakura tersentak pelan, ia merasakan sesuatu yang hangat berada dibahunya. "Eh? Rompi KIHS! Ta-tapi punya siapa ini?" Tanyanya pada diri sendiri, dengan gerakkan cepat ia tolehkan kepalanya kearah kanan dan kiri.

"Loh? Tidak ada siapa siapa yang aku kenal." Sakura mengambil rompi yang tersampir dibahunya, ia perhatikan setiap lekuk dari rompi itu. Biasanya dipojok kanan terdapat nama dan kelas dari si pemilik rompi.

Nama: Uchiha Sasuke

Kelas: X-A

'Hah? Uchiha Sasuke? Apakah aku mengenalnya?'

TBC~~~

A/N: hehehe *ketawa mulu deh ini orang perasaan-_-* gimana gimana? Datar ya? Gomeeeen m(_)m oh aku belum ngejelasin, mungkin di fic ini bakal lebih ngebahas kelas X-A sama kelas X-D hehehe kelas X-A itu wali kelasnya Fugaku kalo yang D Mikoto. Pokoknya di KIHS ini nggak pandang bulu deh walaupun wali kelasnya Sasuke itu bapaknya sendiri._. tetep aja Sasuke digalakkin kalo salah._. Maaf kalo masih banyak typo, atau alurnya kecepetan atau dll deh~ dichapter ini masih lebih ngebahas SasuSaku sama NejiTen mungkin chapter depan SaIno deh, Naruto sama Hinata juga belum terlalu dimunculiin._. Pokoknya emang masih banyak yang belum dimunculin *pusing sendiri* hehe last review yaa :D review dari readers sekalian sangat menyamangatiku loh *wink wink*