Pairing :
Kim Kibum (namja)
Lee Donghae (yeoja)
Rated : T
Genre : Romance, Drama
Disclaimer : Kibum milik Donghae. Donghae milik Kibum. Dan KIHAE milik bersama.
So, Happy reading guys...
:::129:::
Seorang namja tampan sedang duduk manis diruangan pribadinya. Pandangan matanya menerawang jauh. Entah apa yang tengah dipikirkannya.
"Kenapa harus kejeju?."lirihnya. Kibum menakupkan wajahnya
"AHHH..."Kibum mengacak rambutnya sendiri, betanda bahwa saat ini dia sedang frustasi.
"Apa aku benar-benar akan kesana..?"Kibum mulai berdebat dengan pemikirannya sendiri. "Tapi aku tak ingin.."Kibum menenggelamkan wajahnya pada meja kerja didepannya. Saat ini pikirannya sedang bimbang dan tak tenang. "Aku harus menemui Park sonsaengnim."ujarnya seraya bangkit dari duduknya.
Dengan terburu-buru dia keluar dari ruang kerjanya untuk menemui Park sonsaengnim.
Kibum memasuki ruangan yang disinyalir adalah ruangan Park sonsaengnim.
"Annyeonghaseo.."sapa Kibum.
"Annyeonghaseo.. Ada apa Kim sonsaengnim?."balas seorang namja yang kini tengah duduk dikursinya.
"Eum.. Ada yang ingin saya tanyakan sonsaengnim."ujar Kibum gugup.
"Soal apa? Silahkan duduk Kim sonsaengnim."ucap Park sonsaengnim.
"Ne" Kibum segera duduk dikursi yang ada tepat didepan meja kerja Park sonsaengnim. "Be-begini sonsaengnim, saya hanya ingin tanya. A-apakah saya juga harus ikut ke pulau Jeju?."akhirnya Kibum mengutarakan maksud dan tujuannya.
"Tentu saja, kau anak bertugas untuk mengawasi muris kelas 12 9, karena kau adalah wali kelas mereka. Memangnya ada apa?."
"A-ani.. Apakah tidak bisa diwakilkan dengan yang lain..?"
"Semua guru disini sudah mendapatkan tugas masing-masing."
"Be-begitukah?"lirih Kibum.
"Pokoknya saya tidak mau tahu, Kim sonsaengnim harus ikut dalam tour nanti."ujar Park sonsaengnim.
"N-ne.. Saya mengerti sonsaengnim."Kibum dengan lemas keluar dari ruangan Park sonsaengnim.
Dia berjalan kembali ke ruangannya. Berjalan dengan sangat berat, seperti ada yang mengganjal. Dan pikirannya kembali berkecamuk dengkan ungkapan-ungkapan yang membingungkan.
'Mungkinkah aku akan kesana?' atau 'Aku tidak mau ketempat itu'..
Kibum masih 'berperang' dengan pemikiran-pemikirang aneh itu.
Hingga tanpa sengaja dia menabrak seseorang yang ada didepannya sampai orang tersebut terpental jatuh.
"KYAAA... Dasar bodoh.."umpat orang itu.
"Mianhae, jeongmal mianhae.."ucap Kibum seraya membungkukkan diri untuk meminta maaf.
Kibum lantas segera melihat orang yang ditabraknya. "Lee Donghae."ucapnya. "Mianhae, aku tidak sengaja. Sini biar aku bantu."Kibum mengulukan tangannya untuk membantu Donghae berdiri.
"Tidak usah."Donghae menepis tangan Kibum yang terulur kepadanya.
Dia segera bangkit dari posisi jatuhnya. "Kau sengaja yah?"ujar Donghae kesal.
"Aku kan sudah minta maaf. Lagi pula aku tidak sengaja menabrakmu."ujar Kibum.
"Makanya kalau jalan itu lihat-lihat."sungut Donghae.
"Hey.. Aku juga sudah minta maaf."
"Sekarang kau lihat, rok ku jdi kotor."Donghae mengibas-kibaskan rok bagian belakangnya guna menyingkirkan debu yang menempel.
"Dasar aneh.. Debu seperti itu tidak akan membuatmu mati."kemudian Kibum berlalu tanpa memperdulikan omelan Donghae.
"HEYY.. Kenapa pergi begitu saja?"ujar Donghae sedikit berteriak.
Kibum yang mendengar itu pun lantas berbalik menghadap Donghae.
"Bukannya aku sudah minta maaf. Kau mau memaafkan atau tidak pun itu terserahmu."Kibum kembali melangkah pergi.
"DASAR GURU MENYEBALKAAAAN."teriaknya kesal, yang tentu saja diabaikan oleh gurunya.
Donghae memutuskan melanjutkan perjalanannya menuju atap, tempatnya dan Sungmin biasa saat jaat jam-jam kosong atau istirahat seperti ini.
"Menyebalkan.. Menyebalkan.. Menyebalkaaan.."Donghae berkomat-kamit menggumamkan satu kata yang sama, hingga akhirnya dia sudah sampai diatap sekolah.
"Waeyo hae_ah?"tanya Sungmin yang ternyata sudah sampai lebih dulu.
"Guru itu semakin lama semakin menyebalkan."Donghae menghentakkan kakinya manja.
"Apa lagi sekarang? Kau melakukan kesalahan apa?"tanya Sungmin seraya mengeluakan bekal makan siang yang dia bawa.
"Mwo? Aniya, aku tidak melakukan kesalahan apapun. Malahan dia yang menabrakku."
"Menabrakmu? Jinnja?"Sungmin memicingkan mata takpercaya.
"Aku sungguhan. Dia yang menabrakku hingga terjatuh. Eonni lihat saja, gara-gara dia rokku jadi kotor."adu Donghae.
"Aishh.. Sudahlah, makan ini."Sungmin menyodorkan Kimbab kemulut Donghae yang langsung dimakan oleh yeoja manis itu. "Enak..?"tanya Sungmin.
"Nhee.. Mashita."jawab Donghae dengan mulut yang penuh Kimbab. Donghae kembali memasukkan Kimbab kedalam mulutnya, padahal Kimbab yang sebelumnya belum tertelan.
"Hae_ah, makanlah perlahan. Aku tidak akan menghabisi semuanya."
.
.
"Eonni."panggil Donghae.
"Waeyo?"tanya Sungmin.
Saat ini mereka bedua sedang berada didalam mobil, tepatnya mobil Donghae.
"Dua hari lagi kita akan kepulau jeju, bagaimana dengan persiapannya?"
"Molla.. Aku saja belum menyiapkan segalanya. Ini terlalu mendadak."jawab Sungmin.
"Bagaimana kalau hari ini kita berbelanja kebutuhan besok?"ujar Donghae semangat
"Ne, aku setuju. Tapi aku harus pulang dulu. Kalau tidak pasti eomma dan appa akan marah."
"Iya aku mengerti."
"Nanti sore aku kerumahmu."
"Siapp bos.."ucap Donghae riang.
Setelah itu mobil yang membawa mereka berhenti tepat didepan rumah yang tidak terlalu besar. Lalu Sungmin pun turun dari dalam mobil.
"Gomawo Hae."ujar Sungmin.
"Ne, eon. Pokoknya jangan lupa yah nanti sore."
"Ne, arraseo.. Bye.."Sungmin melambaikan tangan pada Donghae.
:::129:::
Seluruh anak kelas 12 sudah berkumpul dilapangan sekolah mereka. Karena hari ini adalah hari keberangkatan mereka kepulau jeju untuk berlibut sebelum mereka menghadapi ujian kelulusan.
"Baiklah anak-anakku sekalian. Hari ini kalian akan berlibur ke pulau jeju selama 1 minggu. Dan selama disana kalian akan diawasi wali kelas kalian masing-masing. Arraseo?"ujar kepala sekolah memberikan penjelasan pada anak muridnya.
"Arraseo sonsaengnim."jawab semuanya dengan kompak.
"Baiklah, silahkan kalian masuk kedalam bis sesuai dengan kalian masing-masing."seluruh siswa berhamburan menuju bis mereka.
Mereka memasuki bis sesuai kelas mereka masing-masing. Begitupun dengan Donghae san Sungmin yang ikut membubarkan diri dan masuk ke bis mereka.
"Yahh.. Aku duduk dimana?"ujar Donghae saat sudah tidak melihat bangku kosong. Sedangkan Sungmin sudah nyaman duduk di bangku tengah.
"Eh? Jinjja?."Sungmin ikut mencari bangku kosong.
"Eumm, Shindong, bisakah kau singkirkan tasmu? Aku mau duduk."ucap Donghae pada seorang namja berbadan gembul.
"Sudah tidak muat Donghae."jawab namja gembul bernama Shindong itu.
"Tas nya taruh diatas saja."ujar Donghae.
"Diatas sudah penuh dengan tasku."
"Mwo? Kau bawa tas banyak sekali."
"Anni, aku hanya bawa dua. Satu untuk pakaian dan satunya lagi untuk makanan."
"MWO? Jadi tas sebesar ini isinya makanan semua!"
"Hehehe."
"Aishh.. Lalu aku duduk dimana?"tanya Donghae frustasi.
"Ahh.. Kau duduk dengan Kim sonsaengnim saja dibelakang."seru Shindong seraya menunjuk Kibum dibangku paling belakang.
"Mwo? Andwaeee.."
"Donghae."panggil seorang namja yang ada dibelakang Donghae. Donghae pun langsung menengok.
"Apa?"
"Kau duduk dipangkuanku saja. Aku rela kok."ujar namja itu seraya menepuk-nepukkan pahanya.
"Jeongmal? Kau baik sekali. Aku jadi terharu."ucap Donghae dengan mata yang -pura-pura- berbinar.
"Tentu saja. Sini.."namja itu kembali menepuk-nepuk pahanya.
"Ne, tapi sebelum bokongku menyentuh pahamu aku akan membunuhmu duluan."uajr Donghae ketus.
"Ishh.. Kau jahat sekali, masih baik aku memberikanmu tempat duduk."jawab namja itu.
'Aishh. Mau tidak mau aku duduk dengan guru menyebalkan itu."bathin Donghae dengan ekspresi wajah yang sedikit sebal.
Akhirnya Donghae mau tidak mau berjalan kearah bangku belakang. Dia melihat Kibum sonsaengnim sedang sibuk membaca buku.
Dia lalu segera duduk disebelah Kibum yang sepertinya acuh padanya.
Donghae pun ikut acuh pada Kibum, dia mengambik Ipod dai dalam tas kecilnya lalu memasangkan earphone ketelinganya dan setelah itu dia langsung menyetel lagu dari Ipodnya.
"Naneun naneum babongabwayo! Geudae geudae bakke moleuneun, babo.."Donghae menyanyikan sepenggal lirik lagi yang dia dengan dari Ipodnya. "Neomu banjak banjak nooni booshuh! Nononono. Neomu kkamjak kkamjak mollan naneun! Ohohoh.. Ahh.."sedang asik-asiknya bernyanyi malah diganggu dengan seseorang yang merebut Ipod dan aerphonenya.
"Kyaa.. Apa yang kau lakukan?"ujar Donghae kesal.
"Kau itu sangat berisik."jawab orang itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah guru 'kesayangannya'.
"Itu urusanku, kembalikan Ipodku."Donghae berusaha mengambil Ipod yang sudah disembunyikan Kibum dibelakang punggungnya.
"Tapi itu mengganggu."Kibum menyingkirkan tangan Donghae yang sedang me'rape' tubuhnya.
"Mengganggu siapa? Lanjutkan saja membacamu."
"Kau lihat mereka."Donghae pun langsung menatap kedepan dan melihat bahwa seluruh siswa sedang tertidur lelap.
"Memangnya kenapa?"
"Suaramu itu bisa membangunkan semuanya! Lebih baik kau tidur seperti yang lainnya."suruh Kibum.
"Ishh.. Menyebalkan."rajuk Donghae, kedua tangannya dilipat didepan dada. Namun walaupun begitu dia menuruti gurunya itu. Donghae memunggungi Kibum lalau tidaj kama dia mulai memejamkan matanya.
:::
Setelah menempuh waktu cukup lama diperjalanan akhirnya mereka tibaditempat tujuan.
Bis berhenti tepat didepan villa yang sudah disewa oleh sekolah mereka.
Semua muridpun langsung keluar dari dalam bis.
"Akhirnyaaa.."Donghae merentangkan kedua tangannya saat turun dari dalam bis.
"Iya.. Akhirnya sampai juga"sahut Sungmin yang ada disebelahnya.
"Nah semuanya! Kita berbaris dulu yang rapih."ujar Park sonsaengnim. "Dan sonsaengnim sudah mengatur pembagian kamar untuk kalian. Semua murid namja dan guru namja villa sebelah kanan. Dan untuk para yeoja villa nya ada disebelah kiri."
"Dan masing-masing kamar boleh berisi 3 sampai 4 orang. Jadi sekarang kalian boleh langsung istirahat atau jalan-jalan dulu disekitar villa, tapi saat makan malam kalian harus berkumpul karena kita akan makan malam bersama. Arraseo?"
"Arraseo, sonsaengnim."
"Baiklah kalau begitu kalian semua boleh bubuar."ujar Park sonsaengnim, dan murid-murid beseta para guru ikut membubarkan diri.
"Donghae, kita akan sekamar dengan Minki dan Jino."ujar Sungmin pada Donghae disebelahnya.
"Ne, gwaenchana.. Habislah aku ingin langsung tidur. Tidur dibangku mobil benar-benar membuat punggunku sakit."ucap Donghae seraya menggerakkan tanggan.
"Ne, habis ini kita langsung istirahat saja."ujar Sungmin.
Donghae dan Sungmin pun naik kelantai dua menuju kamar mereka. Setelah itu keduanya langsung membaringkan tibuh mereka diatas ranjang.
"Ayo kita tidurrrr.."seru Donghae seraya memeluk gulingnya.
:::
Sekitar jam 11 malam, semua murid sudah berada dikamar mereka masing-masing.
Karena Park sonsaengnim menyuruh semua muridnya untuk tidur.
"Ahh.. Tidur aja lah."ucap seorang yeoja berwajah chubby bernama Sungmin.
"Aishh.. Eonni kerjaannya tidur mulu. Padahal tadi siang sudah tidur."protes Donghae.
"Biarkan saja! Aku lelah. Apalagi disini udaranya dingin jadi membuatku mudah mengantuk."bela Sungmin.
"Alasan."cibir Donghae.
"Sudah ah, aku mau tidur."Sungmin menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Huh.."Donghae menatap semua penghuni kamar ini. Dan ke 3 orang itu sepertinya sudah benar-benar tidur. "Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak bisa tidur."gumamnya.
"Ahh.. Lebih baik mendengarkan lagu, siapa tahu aja nanti aku bisa tidur."Donghae pun langsung mengambil tas ranselnya. Lalu memcari Ipodnya didalam tas ranselnya.
"Mana yah?"Donghae mengobrak-abrik seluruh ini tasnya. "Kok tidak ada sih? Aku menaruhnya dimana yah!"tanyanya bingung karena tidak mendapati Ipod didalam tasnya.
"AHH... Di Kim sonsaengnim."pekiknya. "Aishh.. Aku baru ingat kalau tadi diambil sonsaengnim saat di bia."
"Aishh.. Aku harus mengambilnya."Donghae pun langsung bergegas keluar dari kamarnya. Dia berjalan mengendap-endap agar tidak ketahuan guru-gurunya. "Merepotkan sekali."akhirnya Donghae berhasil keluar dari dalam villa.
Lalu Donghae pun berjalan kearah villa para namja. Dia berjalan sangat hati-hati, takut nanti ada yang melihatnya. Kalau sampai ada yang melihatnya bisa gawat.
Tentu saja, itu kan villa namja lalu untuk apa malam-malam begini dia masuk kedalam villa namja. Apa yang akan mereka pikirkan?.
Namun saat akan memasuki villa itu, mata Donghae melihat seorang namja keluar dari dalam villa itu. Dia refleks menajamkan penglihatannya. "Kim sonsaengnim? Untuk apa dia keluar vila malam-malam."gumamnya.
Lalu dia melihat gurunya itu menghentikan sebuah taxi. Dan dengan cepat Donghae berlari menyusul gurunya yang sudah masuk kedalam taxi.
Dan taxi pun sudah mulai berjalan pelan, tapi untungnya Donghae sudah berhasil duduk dijok belakang.
"Hoshh.."Donghae mengatur napasnya.
"Hey.. Apa yang kau lakukan?"pekik Kibum saat melihat muridnya duduk disebelahnya.
"Menyusulmu, apa lagi?"
"Untuk apa kau mengikutiku?"
"Aku tidak mengikutimu, jangan percaya diri dulu."
"Lalu ini apa? Tiba-tiba masuk kedalam taxi yang aku naiki?"
"Aku ingin meminta Ipodku."
"Ipodmu?."
"Tadikan saat dibis kau mengambilnya dan belum dikembaliakan."
"Oh.. Aku tidak membawanya."
"Mwo? Lalu untuk apa aku disini?"
"Mana aku tahu! Yasudah sekarang kau turun saja$$"
"Mwo? Kau gila? Ini sudah sangat jauh dari villa."
"Memangnya aku peduli?"
"Kau jahat sekali."
"Kan kau yang mengejarku."
"Aiahh.. Itu kan salahmu, untuk apa kau menyita Ipodku?"
"Yasudah ambil saja dikamarku."
'plakkk'
Donghae memukul kepala Kibum. "Dasar guru bodoh. Ini sudah jauh dari villa."
"KAU! Aku ini gurumu."
"Siapa yang peduli."ujar Donghae.
'Sabar Kibum, ingat dia itu muridmu.' bathin Kibum.
"Memangnya kau mau kemana?"tanya Donghae.
"Bukan urusanmu."jawab Kibum ketus.
"Ishh.. Kau menyebalkan sekali."cibir Donghae.
Taksi pun terus melaju kencang. Sedangkan Donghae dan Kibum hanya saling berdiam diri tanpa ada satu katapun yang keluar.
Hingga akhirnya taxi berhenti. Kibum pun langsung turun dari taxi setelah dia membayangnya, diikuti Donghae yang keluar dari taxi.
'Ini dimana?'tanya Donghae dalam hati.
"Sonsaengnim, ini dimana?"tanya Donghae. Tapi yang tanya malah diam dan terus berjalan.
"Sonsaengnim."panggil Donghae yang lagi-lagi diacuhkan gurunya. "Aishh.. Sonsaengnim."Donghae yang mulai kesal pun lantas menarik tangan Kibum.
"Apa sih.."bentak Kibum kesal.
"Makanya jawab dulu, ini dimana? Untuk apa kau kesini?"
"Bukan urusanmu."jawab Kibum ketus seraya kembali berjalan.
"Tentu saja sekarang jadi urusanku. Kan aku ikut bersamamu."
"Aku tidak pernah menyuruhmu mengikutiku."
"Aishh.. Apa susahnya sih tinggal bilang ini dimana?"
"Kau ini berisik sekali."Donghae yang kesal pun kini hanya bisa diam diperlakukan seperti itu oleh gurunya. Bukan karena dia takut tapi karena sejak tadi orang-orang memandanginya dengan tatapan aneh.
Setelah itu Kibum berhenti didebuah rumah kecil bepagar hitam. Dan Donghae pun semakin bingung dengan kelakuan gurunya ini. Karena Kibum hanya berdiam diri tanpa ada niatan mengetok atau membuka pagar itu.
'Dia ini kenapa sih?'bathin Donghae.
Donghae sebenarnya ingin bertanya tapi dia urungkan saat melihat ekspresi wajah Kibum yang menurutnya -err aneh. Seperti ekspresi bingung, takut dan sedih. Entahlah!
Dan yang bisa dilakukan Donghae hanya ikut diam, menunggu sang guru.
Namun tidak berselang sama setelah itu datanglah seorang namja paruh baya yang mendekati mereka.
"Permisi tuan, nyonya.. Kalian berdua mencari siapa yah?"tanya namja itu.
Kibum dan Donghae pun menoleh kearahnya.
Donghae sebenarnya ingin bertanya tapi dia urungkan saat melihat ekspresi wajah Kibum yang menurutnya -err aneh. Seperti ekspresi bingung, takut dan sedih. Entahlah!
Dan yang bisa dilakukan Donghae hanya ikut diam, menunggu sang guru.
Namun tidak berselang sama setelah itu datanglah seorang namja paruh baya yang mendekati mereka.
"Permisi tuan, nyonya.. Kalian berdua mencari siapa yah?"tanya namja itu.
Kibum dan Donghae pun menoleh kearahnya.
"Eh.. Eum.. A-aku mencaya eum.. Yang menempati rumah ini."jawab Kibum bingung.
"Pemilik rumah ini? Oh.. Maksud tuan itu nyonya Kyuhyun yah?"
"N-ne.."
"Nyonya Kyuhyun sudah tidak tinggal disini lagi."jawab namja itu.
"Eh? J-jeongmal?"ujar Kibum kaget.
"Ne.. Beberapa hari yang lalu nyonya Kyuhyun pindah dari sini."
"A-apa ahjussi tahu dia pindah kemana?"tanya Kibum.
"Wah.. Kalau itu saya tidak tahu, tuan."jawab orang tua itu.
Donghae dapat melihat kekecewaan dari wajah Kibum.
Dia ingin ikut bicara tapi bingung mau bicara apa? Dia saja tidak tahu Kyuhyun itu siapa.
"Yasudah kalau begitu saya permisi dulu tuan nyonnya."pamit namja paruh baya itu sebelum pergi meninggalkan Kibum dan Donghae.
"Ne, gomawo.."balas Donghae. Donghae melirik Kibum yang sejak tadi hanya diam.
Setelah itu dia kembali mengikuti Kibum yang sudah berjalan mendahuluinya. Donghae benar-benar tidak ingin jauh dari Kibum saat ini. Karena dia sama sekali tidak tahu ini didaerah mana.
Jadi yah dia hanya bisa mengekori Kim sonsaengnim.
"Sonsaengnim."panggil Donghae.
"Hmm"respon sederhana Kibum.
"Kim somsaengnim."panggil Donghae lagi.
"Apa?"
"Eum.. Aku lapar."ujar Donghae.
"Yasudah makan sana."ujar Kibum acuh.
"Aku sama sekali tidak bawa uang."jawab Donghae.
"Itu bukan urusanku."
"Tentu saja ini urusanmu, kan kau yang membawaku kesini."
"Aku tidak pernah mengajakmu."
"Aishh.. Sudahlah aku sedang tidak ingin berdebat. Aku sedang lapar."
"Terserahmu.."
"Sonsaengnim ayo makan. Aku lapar.."ujar Donghae, dia merangkul lengan Kibum.
"Aku sudah kenyang."
"Yah kalau begitu aku saja yang makan. Ayo sonsaengnim.."Donghae menarik tangan Kibum dan membawanya berlari.
"HEYY.. Apa yang kau lakukan?"
"Aku tidak mau tahu, aku mau makan.. Ppali.." Donghae terus saja menarik tangan Kibum hingga akhirnya_
Brukkk...
Donghae menabrak seseorang yang ada didepannya.
"Mianhae.."ujar Donghae.
"Ne, gwaenchana.."ujar orang itu seraya membersihkan bajunya yang tersiram minumannya karena tertabrak Donghae tadi.
"Kyuhyun.."
T to the B to the C