"Anyeong, Kibummie…."

"Eh?" Kibum sedang sibuk memainkan sebuah game di handphonenya hingga tak sadar seorang namja tampan kini telah berada didepan kursi tempat ia duduk, ia menoleh sebentar. Setelah tersenyum dan puas memamerkan deretan gigi-gigi putih bersihnya dihadapan yeoja cantik itu sang namja menarik sebuah kursi dan du duk tepat disamping dirinya. Seolah tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan bisa dekat denganya sedikitpun.

"Sedang.. main apa, Bummie?" namja yang teridentifikasi bernama Kyuhyun itu mendekatkan tubuhnya hingga menempel pada kulit putih Kibum. Meskipun objek utamanya adalah smartphone Kibum, namun kedua matanya tak bisa berbohong dan terus-terusan menatap wajah sang lawan bicara yang tidak menghadap kearahnya.

Kibum hanya menghela nafas perlahan, tidak dijawab, bisa membuat image-nya terlihat angkuh, namun jujur saja, ia sendiri malas menanggapi salah satu sahabat karib suaminya , "Ya..Seperti yang kau lihat saja Kyuhyun-ssi" Lanjutnya sembari mengangkat layar handphonenya tinggi-tinggi dihadapan Kyuhyun.

"Oh iya.." Kyuhyun mengangguk-ngangguk perlahan. sepertinya namja ini tahu sang yeoja cantik tidak begitu antusias denganya. Namun itu tidak mengurungkan niatnya untuk semakin dekat dengan Kibum—karena nyatanya otak pintarnya sudah terkontaminasi pesona seorang putri salju yang terkenal sulit ditaklukan.

"Bagaimana kalau Oppa ajarkan? Aku lumayan jago loh, main game-game seperti ini.." Tawar Kyuhyun.

"Oppa?" Kibum terkekeh perlahan sembari menutup mulutnya sopan, "Sejak kapan kau jadi kakak tiriku, Kyuhyun-ssi. Kita kan sepantaran, jadi mengapa aku harus memanggilmu Oppa?"

"Yah.. sejak kita dekat begini, sih"

"Dekat? Apa maksudmu dengan kalimat 'dekat' itu, Cho-ssi?" Godanya dengan nada serius. Pria itu hanya tersenyum kecut—mungkin tersindir dengan kalimatnya barusan atau yang lainya. Yang jelas ia sukses membuat namja yang cukup tampan itu salah tingkah.

Sial, sepertinya aku gagal lagi. batin Kyuhyun dalam hati, metode mendekati gadis cantik ternyata memang tidak sama seperti mendekati gadis-gadis pada umumnya yang pasaran. Sepertinya ia harus mencoba mendekati Kibum lebih giat lagi sebelum Donghae—yang juga tergila-gila dengan Kibum mencuri start duluan.

.

.

.

"Choi's (Little) Family!"

CAST

Choi Siwon x Choi (Kim) Kibum

Choi Minho

Lee Donghae

Cho Kyuhyun

.

.

Warning : GS/Typo(s)

Do not like? Do NOT bash!

.

.

.

"Eh? Kau sudah pulang.."

Sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk putih Kibum berjalan menuju ruang tamu dan menemukan suaminya yang baru saja duduk. Wajah Siwon terlihat begitu lelah—dan jangan lupakan pakaian setengah basah yang dipakainya menandakan pemilik lesung pipi sempurna itu baru saja kehujanan.

"Pasti lelah sekali, ya? Ini, pakai handuk dulu" Lanjutnya penuh perhatian sembari menyodorkan handuk yang tadi dipakainya. Dengan wajah lesu dan tertunduk Siwon kini mengeringkan bagian kepalanya.

Siwon memandang kesembarang arah, "Minho tidur ya, Bummie?"

"Iya" Lanjut Kibum, "Tadi Changmin kesini dan mengajaknya main, Minho sepertinya kelelahan lalu tidur. Ah anak itu bahkan tidak meminum susunya.."

"Sayang sekali ya" Siwon menyeringai kecil memperhatikan dua gundukan padat yang tertutupi bathrobe berwarna sama dengan handuknya,agaknya benda kecil itu mencuri perhatianya, "Susunya pasti akan terbuang sia-sia begitu saja, kalau begitu…" Ia kemudian melingkarkan tubuhnya dan memeluk pinggang ramping Kibum. oh sepertinya sedari tadi Siwon sudah tergoda dengan lekuk indah milik istrinya.

"Pervert!" Keluh Kibum kesal, ia menjauh kemudian menepis tangan Siwon dengan cepat.

"Biar mesum begini, kau kan mau saja menikah denganku" godanya dengan dua jari diudara. Ia memang senang sekali menggoda Kibum seperti ini, rasanya sesekali membuat Kibum ngambek memang menyenangkan hati.

"Kalau kau tidak merengek dan memohon-mohon dihadapanku pasti aku juga tidak mau! Asal kau tahu saja ya, waktu itu aku sedang mabuk makanya tidak sadar menerima lamaran konyolmu" Kibum mengerucutkan mulutnya hingga membentuk sebuah hati kecil.

Dasar anak-anak, keduanya yang masih sangat muda rasanya masih pantas bertengkar konyol seperti ini.

"]Tapi kan intinya kau mau saja dengaku, Ah ayolah Bummie.. Malam iniiiiii saja, kau juga mau kan?" Rajuknya persis anak kecil yang meminta sesuatu dan harus dituruti sekarang juga. Siwon kemudian mendekap tubuh itu dan mengecupinya perlahan. Kesempatan malam yang baik seperti hari ini memang tidak bisa disia-siakan begitu saja, kapan lagi Minho tidur lebih awal seperti ini?

"Bagaimana kalau lusa kita pergi membeli sepatu yang kau taksir tempo hari di Mall itu, Oppa akan membelikanya untukmu~" Rayunya dengan nada yang cukup menggoda.

Melihat raut wajah Kibum yang mulai goyah Siwon tersenyum licik. Kibum memang tidak suka berbelanja gila-gilaan seperti perempuan lain, namun ia gila sekali dengan yang namanya sepatu. Siwon yang sudah tahu 'kartu as' ini sejak lama memang sering sekali memancing istrinya dengan benda kesukaanya setiap kali ia sedang 'butuh sesuatu'.

"Hmm… Bagaimana ya? Tapi, kau harus janji akan membelikanya untukku, dengan warna yang sama seperti di display"

"Tentu saja, akan kuusahakan untuk istriku yang cantik ini"

"Baiklah…"

Kibum lalu mengangguk pasrah. Seperti kucing yang baru saja diberi ikan oleh pemiliknya, Siwon melonjak girang bukan main. Moodnya yang tadinya super buruk ketika dihadapkan pada setumpuk tugas untuk memerbaiki nilai semesternya mendadak baik ketika pulang ke rumah, terlebih lagi ia akan mendapatkan sesuatu yang plus malam ini. rasanya semua lelah dan penat itu hilang seketika. Dijamin, besok ia bangun dan mendapatkan banyak inspirasi tambahan untuk tugas-tugasnya.

Kibum menjauhkan tubuhnya dari tubuh suaminya, "Ya sudah, tapi kau harus mandi, Wonnie. Aku tidak mau berdekatan dengan pria bau knalpot sepertimu"

"SIAP KOMANDAN!" Hormatnya bersemangat kemudian terkekeceh kecil. Wajah berbinar-binar itu dengan semangat empat – lima kemudian langsung berjalan masuk ke kamar kemudian langsung membuka bajunya, mandi…

Sementara itu, Kibum hanya bisa menggeleng-geleng melihat kelakuan pria yang sudah menjadi suaminya itu sembari merapikan ranjang tidur keduanya perlahan. Malam ini pasti akan menjadi malam yang sangat melelahkan baginya…

.

.

.

"Aduh, masih pagi tapi sudah sial sekali.." Yeoja bertubuh putih sempurna itu terlihat menggerutu sembari berjalan tertatih-tatih. Masih dalam kawasan luar kampus dan belum banyak yang mengenalinya. Kibum merutuk dan terus merutuk—mengapa dengan mudahnya ia mengiyakan ajakan 'bermain bersama' Siwon semalam. Pria itu buas dan tidak cukup satu atau dua ronde—alhasil, malang nasibnya sebagai pemuas nafsu sang suami yang akhirnya malah kesakitan sendiri di pagi hari seperti ini.

Setelah memastikan ia telah mengunci pintu mobilnya, dengan gaya khas yang anggun Kibum berjalan masuk ke dalam kampus, dengan setumpuk buku yang diapitnya erat-erat dan bibir yang terus ia gigit, menahan rasa perih. Dan well, jangan lupakan tatapan lapar pada namja yang kini menatap sembari berdecak kagum memandangi kecantikanya yang tiada tara.

Seorang pria yang diapit dua orang temanya terlihat mengerling nakal kearahnya. Sial sekali, bukanya prihatin dengan keadaan istrinya yang sakit luar dalam Siwon malah terlihat asik berjalan berangkulan dengan teman-temanya yang ia sadari atau tidak—juga tersenyum ke arah Kibum.

"Hei, kau tadi liat si snow white?" Celetuk Donghae ketika menyadari tubuh indah itu kini telah menghilang dari pandangan.

Kyuhyun yang berada didekatnya dengan refleks berbalik arah dan menatap kedua temanya dengan pandangan serius, "Ya! Dan dia benar-benar namja killer! Benar-benar calon ibu yang baik untuk anakku nanti, hehe" Kekehnya kecil sembari membayangkan masa depanya yang indah jika memiliki istri secantik itu. Namun sayang, sepertinya harapan Kyuhyun mendapatkan Kibum sangatlah mustahil—kalian tahu kan, siapa pemilik tubuh Kibum sekarang, dan nanti?

"Tubuhnya, wooow. Seperti ini" Kedua tangan Donghae bergerak membuat wave diudara. Membentuk lekuk-lekuk tubuh indah berdasarkan khayalanya.

Siwon hanya memendam semua rasa geram ini sendirian. Jika dua orang manusia setan ini bukan temanya—tentu keduanya sudah jadi sashimi sekarang. Ia sangat tidak suka ketika seseorang berfantasi dan membayangkan lekuk tubuh Kibum seperti yang keduanya lakukan. Dan hey, bukankah itu termasuk pelecehan secara tidak langsung? Bagaimanapun juga hanya ia yang boleh membayangkan tubuh indah itu dalam fantasinya, dan hanya ialah satu-satunya pria yang bisa menjadikan Kibum sebagai ibu dari anak-anaknya!

Namun, seketika juga ia ingat, tidak ada yang tahu tentang hubunganya dan Kibum jadi tidak sepantasnya ia marah. Dihadapan teman-temanya yang mesum pula.

"Sepertinya kalian tidak punya kerjaan lain ya selain berfikiran yang kotor seperti itu ya?' Sinisnya sembari memandang geram kearah keduanya. Namun sepertinya dua pria tampan yang entah karena tidak tahu atau memang benar-benar mesum itu hanya memandangnya diam seperti baru diceramahi.

Kyuhyun terkikik sebentar, "Wanita memang diciptakan untuk dibayangkan, bukan? Santai saja lah Siwon-ah… kau ini seperti tidak pernah saja membayangkan tubuh – tubuh lezat"

"Euh, tapi kalau terus-terusan itu menjijikan"

Mesum. Namja itu begidik ngeri memibiarkan kedua sahabatnya asik masuk dalam dunia khayalan. Rasanya sungguh tersiksa disaat ingin marah dan kau harus menahanya sendirian. Pria yang terlihat lebih tinggi ketimbang dua orang disampingnya itu memilih berjalan melenggang, meninggalkan keduanya dan masuk ke dalam kelas.

"Ada apa dengan dia, Hae?"

"Entahlah" Donghae mengangkat bahunya kearah Kyuhyun sebagai jawaban, "Kurasa, temanmu yang satu itu sudah impoten, Kyu. buktinya, bicara tentang Kibum yang seksi begitu ia malah terlihat tidak tertarik"

"Dasar aneh" Kyuhyun ikut-ikutan menggerutu. "Kurasa, ada dua kemungkinan mengapa ia sama sekali tidak tertarik pada Kim Kibum. yang pertama, tentu ia sudah punya wanita yang lebih dari malaikat kita, Siwon kan anak kolongmerat jadi mungkin saja ia sudah dijodohkan dengan perempuan cantik dan kaya diluar sana"

"Hmm.. Ya, kau benar juga Kyu. Lalu, apa yang kedua?"

"Kemungkinan yang kedua—kurasa, jika ia tidak impoten ya pasti sebenarnya Siwon seorang gay"

.

.

.

Siwon, dengan nafas tersengal-sengal itu masih saja bersembunyi di balik sebuah dinding besar. Tuhan sepertinya sayang dan memberikan umur yang panjang baginya. Beberapa detik ia menoleh kebelakang, dan nampaknya beberapa orang yang sempat bertatap mata denganya barusan sudah tidak terlihat lagi dari pandangan.

"Minho, maafkan Appa, ne?"

Kedua mata elangnya tertuju pada box bayi yang ia dorong secepat kilat menghindar dari keramaian pusat kota tanpa memperhatikan apakah si kecil yang lucu itu takut atau tidak—namun Minho terlihat tenang saja sambil mengerjap imut kearah ayahnya yang masih panik. Rencana Siwon mengajak Minho jalan-jalan berdua gagal total setelah beberapa tak sengaja bola mata teliti itu menangkap beberapa orang pejalan kaki yang juga merupakan mahasiswa yang satu mata kuliah denganya tadi siang.

Oke—ini mungkin hanya ketakutanya saja. Siwon yakin saat ini ia sudah berpakaian dengan sangat aneh. Membawa Minho jalan-jalan saja harus membuatnya mengenakan hoodie hitam beserta kacamata hitam besar yang menutupi hampir setengah wajahnya. Daripada terlihat seperti mahasiswa, ia bahkan lebih mirip seorang artis yang tengan melakukan penyamaran. Well, ia memang bukan seorang artis atau kaum selebritis, namun wajahnya yang tampan itu masih cukup dikenal oleh orang-orang disekitarnya, apalagi mengingat kedua orang tuanya yang pengusaha terkenal itu kini sedang maju-majunya. Tentunya, sesekali wajahnya dan keluarganya muncul di televisi atau mungkin kolega keluarga mereka yang tiba-tiba saja mengenalnya.

"Ppa.. Ppa.. Ppa…"

"Mwoya, Aegiya?" Siwon mendekatkan wajahnya pada pipi mulu Minho yang sibuk bergumam, jari telunjuknya maju dan menyentuh bibir mungil anaknya yang kemudian tampak senang dan antusias sekali.

"Hmm.. Sepertinya kau lapar, ya?"

Minho mengangguk lucu. Seolah mengerti ucapan ayahnya barusan kedua matanya yang bulat itu berkaca-kaca tampak meminta belas kasihan. Matanya yang bulat itu lama-lama berkaca-kaca dengan raut wajah yang berubah sedih, Minho menangis merengek-rengek sembari memukul mukul bahu Siwon yang bidang. Salah sendiri Appa membawanya pergi jalan-jalan dan tidak memberinya susu sama sekali!

"Aduh… bagaimana ini? Umma-mu kan masih kuliah, kita tidak mungkin menyeret Umma kesini hanya untuk menyusuimu" Siwon menggaruk kepalanya. Bodoh sekali. Niat ingin membawa Minho jalan jalan sepertinya salah jika tampa sebotol susu atau sumber susunya sendiri.

Ia mencoba tenang sembari berfikir panjang. Bala bantuanya hanya ada dua pilihan : Pergi ke rumah Jaejoong yang letaknya agak jauh dari sini rasanya sangat tidak mungkin. Bagaimanapun juga ia tidak bisa membiarkan bayinya menangis meraung-raung sembari menyetir dengan jarak yang lumayan. Selain paling tidak tega melihat Minho menangis Siwon sendiri juga takut tidak konsentrasi dan akhirnya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kepalanya berfikir keras sembari menepuk-nepuk Minho yang berada dalam gendonganya.

Seunghyun! Mengapa tidak terpikirkan olehnya ia memiliki kakak tampan dan baik hati yang tinggal tidak jauh dari sini? Bodoh sekali. Terkadang manusia memang sering sekali melupakan apa yang sebenarnya ada di pelupuk mata. Dalam kasus ini, Siwon merasa seakan adik yang durhaka dan melupakan kakak tampanya yang padahal tinggal di apatermen yang jaraknya hanya beberapa blok dari sini.

Dengan cepat Siwon mendorong-dorong kereta bayinya menuju apatermen Seunghyun. Beruntungnya, belum ada tiga kali ia memencet bel seseorang dari dalam sudah membukakan pintu untuknya dan juga Minho.

"Oh, Siwon-ah" Seorang perempuan cantik dengan handuk diatas kepalanya membukakan pintu lebih lebar lagi.

"Ayo cepat masuk, Waah… ada Minho juga"

Sembari mempersilahkan tamunya masuk, dengan cepat perempuan tadi menggendong Minho dan lantas memenangkan anak itu dan masuk ke dalam kamar. Sementara Siwon sendiri menghempaskan tubuhnya diatas sofa besar sembari melepas lelah.

"Menganggu acara mandiku saja"

"H-Hyung"

Seorang pria tampan keluar dari kamar tempat Minho tadi masuk, jika diperhatikan, wajahnya dan Siwon serupa tapi tak sama. ada aura charisma begitu Seunghyun berjalan keluar kamar sembari mengencangkan ikat tali bathrobe-nya.

"Tumben kau kemari jam-jam segini, memangnya, kau tidak kuliah?" Seunghyun duduk tepat disamping adiknya.

"Tidak ada jam lagi hari ini jadi aku membawa Minho jalan-jalan, kami main di dekat sini jadi kurasa tidak ada salahnya mengunjungi apatermen-mu. Oh iya, Jiyong noona tidak sibuk? Tumben sekali kalian berdua bisa ada dirumah siang hari begini"

"Film-ku kan baru selesai dua hari yang lalu dan perusahaan tentu memberiku waktu libur yang cukup lama dan ia baru ada job lagi nanti malam" Jawab pria yang berprofesi sebagai aktor terkenal itu. "Beberapa hari yang lalu ia mengajakku bermain ke tempatmu, katanya ia merindukan Minho. Kebetulan sekali hari ini kau kesini"

"Yeah, makanya kalian menikah saja supaya cepat punya anak"

"Kau kan tahu itu tidak mungkin" Sama seperti Siwon, Choi Seunghyun dan supermodel internasional asal Korea yang bernama Kwon Jiyong juga menjalin hubungan diam-diam. Hanya orang-orang dekat saja yang tahu hal ini. Keduanya memutuskan untuk tinggal bersama dan tentu saja merahasiakan hubungan keduanya dari para awak media. Katanya, mereka belum siap untuk mengumumkanya dihadapan public dalam waktu dekat karena keduanya sedang berada di puncak popularitas.

Perbedaan pasangan ini dengan Siwon dan Kibum adalah—Kedua orang tua mereka telah mengetahui hubungan mereka dan merestui keduanya.

"Oh ya, ibu menelfonku beberapa hari yang lalu dan meminta kita pulang ke rumah akhir pekan ini, kau bisa kan?" Lanjut Seunghyun sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk. Kedatangan adiknya disaat ia dan Jiyong sedang mandi bersama sebenarnya amat menganggu, namun mau bagaimana lagi, begitu Minho muncul didepan pintu Jiyong malah langsung bergegas memakai pakaianya dan membawa bayi itu ke dalam kamar mereka.

"Memangnya di rumah ada apa?"

"Tidak tahu, makanya aku curiga jangan-jangan mereka merencanakan sesuatu, mungkin saja Appa mau memberikan jabatanya pada salah satu diantara kita"

"Kalau begitu kandidat kuatnya pasti kau Hyung" Ia menunjuk tubuh kakaknya yang hanya mengernyit saja.

"Ya, dan kalau itu terjadi aku pasti langsung menyerahkan semuanya padamu, Dongsaeng"

Meskipun orang tua mereka adalah pengusaha yang sangat terkenal namun baik Siwon dan kakaknya, sama sama tidak memiliki minat sama sekali untuk meneruskan kerajaan bisnis keluarga. Seunghyun memilih menjadi seorang aktor meskipun sempat ditentang ayah dan ibunya ketika baru debut sementara Siwon sendiri, terjebak menjadi harapan tunggal orang tua dan memilih bisnis managemen.

"Atau mungkin, kita berdua akan dijodohkan?"

"Bodoh. Appa dan Umma tahu kau sedang 'berpacaran' dengan Kibum jadi mereka pasti tidak akan melakukan hal yang konyol seperti itu. Lagipula, memangnya ini jaman perang? Keluarga kita tidak mengenal perjodohan, Siwonnie, kau kan tahu hal itu"

"Yah aku kan Cuma berandai-andai, Hyung" Balas sang adik yang tampan itu.

"Sudah jangan berdebat lagi, Tabi, suaramu yang kencang itu bisa membangunkan Minho!" Jiyong yang keluar dari kamar itu lantas menghampiri kekasihnya dan duduk berhadapan denganya.

"Untung ketika Kibum terakhir kemari ia meletakkan susu dikabinet dapur, coba saja tidak ada susu botol untuk Minho. Kau sebagai ayahnya jangan ceroboh seperti itu, Siwonnie.. bagaimana jika Minho kelaparan nantinya?" Semprot Jiyong.

"Ampun, Noona-ya~ Maafkan adik iparmu yang ceroboh ini"

"Aigoo.. Sudah chagiya jangan hujat adikku yang babo itu, kasihan dia jadi bulan-bulanan semua orang. Haha"

"Hah kau ini, sama saja. Dua kakak beradik bermarga Choi yang terhormat ini sama sama tidak suka diceramahi. Tidak asik!" Gerutu Jiyong pada kekasihnya. Padahal, yang bersalah disini adalah adiknya, bukan Seunghyun tapi pria itu malah ikut-ikutan membela Siwon.

.

.

.

Akhir pekan yang dinanti tentu saja tiba. Siwon dan kakaknya pulang ke kediaman orang tua mereka dan tentu saja meninggalkan Kibum dan bayi besar mereka di rumah. Begitu sampai masuk kerumah, keduanya disambut dengan wajah-wajah ayah dan ibu mereka yang terlihat begitu sumingrah. Hanya untuk menyambut dua anak mereka saja, bahkan disediakan banyak sekali hidangan layaknya acara arisan keluarga.

"Appa ingin kalian berdua menggantikan posisi Appa di perusahaan" Nada Tuan Choi terdengar begitu serius—karena biasanya pria bertubuh agak tambun itu humoris, maka air muka kedua anaknya langsung mengeras begitu pemikiran mereka berdua ternyata benar adanya. "Usia Appa dan Umma nyaris menginjak angka enam… Kini, sudah saatnya kalian berdua meneruskan perusahaan kita, perusahaan yang telah kakek buyut kalian berdua bangun sejak masih muda"

"Aku tidak siap" Seunghyun menggeleng perlahan.

"S-sama halnya denganku" Lanjut Siwon.

"Kita bisa memulainya dari hal-hal kecil jika kalian mau" Kini gantian sang ibu yang berbicara. Diusianya yang sudah tidak muda lagi wajah Nyonya Choi tetaplah cantik seperti ketika Siwon dan Seunghyun masih kanak-kanak.

"Dengar anak-anakku, jika kalian tidak mau belajar dari sekarang, bagaimana nanti jika kami tidak ada? Kalian sudah besar, sudah saatnya perusahaan—dan keluarga ini, sudah seharusnya menjadi tanggungan kalian berdua"

"Appa sudah bicara dengan CEO Agensimu dan mereka sudah setuju akan memperlonggar jadwal kerjamu setelah film-mu yang sekarang selesai, Seunghyun-ah, kau akan membantu Appa di perusahaan mulai musim depan"

"T-tapi Appa—"

"Tidak ada tapi-tapian, Appa tidak mau mendengar penolakan. Lagipula, kau kan sudah berjanji akan membantu Appa dikemudian hari kalau Appa merestui pekerjaanmu yang sekarang,kau ingat?"

Seunghyun mengangguk. Namun hatinya terasa berat sekali. Masih jelas dalam ingatanya ketika ia memohon pada kedua orang tuanya untuk merestui jalan yang akan ia tempuh. Segalanya begitu sulit saat itu, dan ketika keduanya setuju mereka mengajukan persyaratan khusus sebagai imbalan.

"Dan kau Siwonnie, kau akan mengurusi hal yang sedikit lebih kecil lainya"

"Lebih kecil? Appa! Baiklah, aku bersedia. Apapun itu, katakan saja padaku, Appa!"

"Hmm.. Sepertinya Siwonnie sangat semangat kali ini"

"Karena bahasa mandarinmu sangat bagus dan kau sepertinya memiliki bakat, Appa akan memberimu jabatan di cabang kita yang berada di Shanghai"

.

.

.

Sementara itu, di tempat lain…

"Chagi, mengapa perasaan Umma tidak enak sekali, ya.."

Kibum bergumam pada Minho yang baru saja terlelap tidur dipelukanya. Sembari berjalan kesana kemari agar bayi besarnya tidur dengan lelap, Kibum terus-terusan memandangi foto ia dan suaminya yang tergantung besar tepat diatas kasur.

"Ah sudahlah, mungkin perasaanku saja yang sedang sensitif" Mengingat beberapa hari lagi sudah tanggalnya ia mendapatkan tamu bulanan, mungkin rasa berdebar-debar ini tandanya ia sedang PMS. Mungkin saja. Mungkin…

Atau mungkin, ini benar-benar petanda buruk.

.

.

.

TBC

.

.

.

Sorry for damn late update, yah ini sih udah bukan ff yang lama nggak di update, tapi sudah berlumut dan berkerak, LOL

Oh iya, btw aku berterimakasih banget sama Kira is Jung Dabin Naepoppo Yang sudah mengoreksi masalah fakultas. jujur aku bener-bener buta soal kuliah dulu makanya asal nulis aja-_- Sekali lagi terimakasih banyak ya^^ hehe

Anyway, catch me at RANARAWR on twitter dan mari beteman^^