Disklaimer: Katekyo Hitman Reborn! karya Amano Akira. Saya tidak memiliki apapun di sini, juga tidak ada keuntungan komersil yang dibuat dari sini.

Peringatan:
au. di dunia paralel lain; tidak adanya kekuatan Flame sebagaimana di serial canon.
• romansa; manismanismanis―
• ByakuranXShouichi / 10051.

玩秋千的时侯: 2012: M. Gabriella.


玩秋千的时侯
wán qiūqiān de shí hóu
[ swinging moment ]


•••


.

.

.

prolog;

"Shou-chan, mau main ayunan?"

Suara dari pemuda berambut salju di sebelahnya kontan membuat yang beriris hijau menoleh. Shouichi menatap Byakuran lama.

"Kenapa tiba-tiba?" tanyanya sambil mengerutkan kening. Byakuran tersenyum menjawabnya.

"Shou-chan, mau main ayunan?" Pertanyaan sama yang dilontarkan.

Berpikir cukup lama, lalu Shouichi mengangguk mengiyakan. Begitu Byakuran berdiri dari duduknya, Shouichi mengikuti. Dua pemuda tersebut berjalan bersisian menuju ayunan yang dimaksud si pemuda bertubuh lebih tinggi.

Byakuran tidak duduk di ayunan itu. Ia berdiri di belakangan ayunan tersebut dengan senyum terpasang di wajahnya.

"Katanya mau main, Byakuran-san. Kenapa tidak duduk?" tanya Shouichi penasaran. Byakuran menyunggingkan senyum khasnya lagi di depan Shouichi.

"Aku mau mendorong ayunan Shou-chan. Shou-chan saja yang main," ujar Byakuran. Shouichi menatap Byakuran lama, memikirkan satu dua hal―

"… Ya sudah," jawab Shouichi. Agak tidak disangka oleh Byakuran, karena Shouichi tidak menolaknya seperti biasa. Tapi di samping itu, Byakuran cukup senang dengan kalimat yang diberikan Shouichi tersebut.

Begitu kedua tangan Shouichi sudah memegang erat sepasang rantai ayunan yang didudukinya, Byakuran mulai mendorong ayunan.


.

.

.

satu;

Pelaaan.

Dorongan pertama, Byakuran perhatikan terus helai-helai merah Shouichi yang bergerak di udara. Pergerakan karena dorongannya pada ayunan yang tengah dinaiki Shouichi.

Pelaan.

Dorongan kedua, Shouichi nampak mulai menikmati dorongan kedua yang masih pelan dari Byakuran. Sambil bergerak di udara, ia edarkan pandang pada sekitar taman. Taman malam hari yang sepi itu.

Pelan.

Dorongan ketiga, Byakuran tetap melakukan dengan tenaga yang seperti dorongan pertama dan kedua; mungkin sedikit demi sedikit bertambah, tapi tetap pelan. Pejaman mata dari Shouichi mau tidak mau membuatnya tidak melepas senyum.


.

.

.

dua;

Sedang.

Dorongan keempat, Shouichi merasa gaya yang digunakan untuk mendorong ayunannya bertambah sekian Newton. Entah Byakuran memang bisa membaca pikirannya atau apa, karena tepat saat Shouichi bosan dengan dorongan pelan, dorongan yang lebih bertenaga ia dapatkan.

Sedang.

Dorongan kelima, Byakuran mendorong ayunan di depannya dengan gaya sama seperti dorongan keempat, tambahan sedikit mungkin. Dari senyum Shouichi yang semakin melebar, ia tahu bahwa keputusannya untuk menambah tenaganya pada dorongan keempat tidak salah.

Sedang.

Dorongan keenam, Shouichi sudah amat terbiasa dengan dorongan berkecepatan sedang yang perlahan naik ini. Jujur saja, pada dorongan keempat, ia cukup terkejut dengan kecepatan dorongan yang naik tiba-tiba. Meskipun dari dorongan ketiga ia sudah berharap lebih, kaget itu masih saja ada.


.

.

.

tiga;

Cepat.

Dorongan ketujuh, Byakuran mengeluarkan tenaga yang benar-benar lebih kali ini. Ayunan bergerak tinggi karena kecepatan tinggi. Tentu saja, Byakuran tetap menjaga agar kecepatan semacam itu tidak membuat Shouichi terjatuh. Lagipula, ia percaya dengan eratnya pegangan Shouichi pada rantai ayunan.

Cepaat.

Dorongan kedelapan, Shouichi tertawa. Ayunan yang begitu tinggi dan membuatnya merasa melayang tersebut membuatnya begitu senang. Tidak pernah ia rasakan sensasi yang seperti ini, yang seperti terbang ini. Tawa lagi darinya.

Cepaaat.

Dorongan kesembilan, Byakuran ikut tertawa. Sambil mendorong ayunan Shouichi, ia merasa ikut terbang bersama Shouichi, meski hanya secara konotasi. Tawa renyah Shouichi yang begitu jarang ia dengar tersebut menggelitik telinganya, hingga ia mau 'tak mau ikut tertawa pula.


.

.

.


•••

[]

•••


.

.

.


.

.

.

interlud;

Ayunan bergerak begitu kencang sekarang.

Baik Byakuran maupun Shouichi, sama-sama tidak ada yang mau menghentikan momen mereka saat ini.

Ayunan bergerak begitu kencang….


.

.

.

epilog;

Sekian menit, ayunan berhenti.

Tepat di saat berhenti, Byakuran memeluk leher Shouichi. Shouichi terdiam cukup lama, lalu memegang lengan Byakuran di lehernya. Di detik selanjutnya, ia rasakan dagu yang diletakkan di atas puncak kepalanya.

"… Byakuran-san, berat." Tentu yang Shouichi maksud adalah massa kepala Byakuran di atas kepalanya.

Tawa khas Byakuran terdengar di udara. "Tapi gestur tubuh Shou-chan tidak seperti merasa keberatan."

Tepat sasaran.

Yah, memang Shouichi tidak merasa keberatan sebenarnya. Ia hanya mengutarakan apa yang tiba-tiba terlintas di benaknya; ingin tahu reaksi Byakuran bagaimana. Tanggapan yang cukup bisa tertebak sebenarnya.

Shouichi memejamkan kedua iris hijau berkilau cemerlangnya. Kali ini, pipi Byakuran yang menempel lembut di atas helai-helai merahnya. Ia jadi teringat, Byakuran pernah memuji warna rambutnya itu.

"… Byakuran-san, kamu belum pernah menyatakan cinta padaku," ucap Shouichi tiba-tiba. Byakuran cukup terkejut dengan topik yang Shouichi bawa.

Ia menegakkan kepalanya, kembali meletakkan dagu di posisi sebelumnya.

"Aku selalu dan selalu menyatakan cinta pada Shou-chan―"

"Tapi belum pernah menyatakan cinta dan berakhir dengan penerimaan dariku," potong Shouichi cepat. Byakuran terperangah mendengar kalimat beruntun ini. Raut senang perlahan tampak di wajahnya yang memang tampan itu.

"Kalau begitu, Shou-chan―"

"Byakuran-san, aku mau main ayunan sekali lagi. Satu kali dorongan lagi saja," lagi-lagi, Shouichi memotong kalimat―yang kemungkinan besar―adalah pernyataan cinta Byakuran.

Byakuran menghela napas amat pelan. Meski demikian, pemuda dengan rambut salju yang tidak pernah rapi itu mengikuti apa mau Shouichi. Ia angkat dagunya dari puncak kepala Shouichi, lalu melepas peluknya pada leher si rambut merah mawar dengan lembut.

Bersama senyum lebarnya, ia kembali mendorong ayunan tersebut.

Pengulangan momen kebersamaan mereka pada malam hari, di sebuah taman yang sepi, ditemani sebuah ayunan tunggal taman.

Perlahan, ayunan bergerak kembali menabrak angin yang bergerak di sekitar mereka.


.

.

.

ankor;

Sempurna.

Dorongan kesepuluh, ayunan bergerak tidak terlalu pelan ataupun terlalu cepat, juga tidak bergerak dengan kecepatan sedang yang monoton.

Pergerakan rantai serta kayu tempat obyek dorongan terasa begitu selaras, begitu sempurna kecepatannya.

Dalam diam, Shouichi menikmati sensasi bermain ayunan. Momen-momen berharganya bersama Byakuran kini. Serasa tidak ingin waktu berakhir, serasa ingin melawan arus yang terus mendesak maju, serasa ingin terjebak di sirkumstansi ini saja.

Begitu ayunan berhenti, Byakuran segera menangkup wajah Shouichi. Dalam satu gerakan cepat, kedua belah bibir dari masing-masing insan yang berbeda saling bertemu dalam satu pagutan manis. Merasakan kehangatan yang menjalar, hingga yang berusia lebih muda kehabisan napas dan melepas kontak intim mereka.

Sekali kedip, lalu serangkaian bisikan meluncur mulus di salah satu telinga pemuda berkacamata yang menjadi obyek bermain kali ini. Rona merah yang mulai kentara di pipi Shouichi membuat Byakuran 'tak kuasa tersenyum senang.

Ayunan tua nan kokoh tersebut menjadi saksi dalam diam―


.

.

.


•••

["… Shou-chan, aku menyukaimu. Ayo, jadian denganku~"]

•••


~fin~


a/n: diadaptasi dari salah satu adegan roleplay dengan han :p. ternyata jadinya bahasa mandarin, han ._.b
eniwei, yuk, kita tebak jawaban apa yang diberikan shouichi :3. dan xie xie, kepada guru mandarin saya di sekolah. terima kasih banyak, laoshi, sudah mau ditanya-tanya panjang lebar soal judul fanfiksi ini dalam bahasa mandarin :"]d.

.

ifa 2012; bulan nominasi IFA 2012 sudah dimulai, loh! silahkan berpartisipasi dengan mengisi bit. ly/ nominasiifa12 (hilangkan spasi, ya). jangan lupa, nominasikan fanfiksi dari AO3 juga, ya~ fanfiksi-fanfiksi di sana dijamin tidak kalah bagus dengan FFN! majukan fanfiksi berbahasa indonesia!

.

well, comment?