Title :: I'm Your Biggest Fan

Genre :: Romance/Friendship

Rating :: T

Cast ::

Wu Fan aka Kris,

Huang Zitao aka Tao,

Zhang Yizing aka Lay,

And other EXO-K, EXO-M & f(x)'s members.

Pairing(s) : RisTao/Taoris, KrisYeol, LayTao, etc.

Warning : AU, OOC, Yaoi, Shonen-ai, BL, BoyxBoy, Typo(s), Gaje, Don't like? Don't read.

Disclaimer : They belong to themselves, SMent, and God. The script is belong to me.

Summary : "Aku, Huang Zitao, dengan bangga menyatakan bahwa diriku adalah seorang KrisYeol shipper."

RnR please.

Last word, happy reading~


Author's POV

BLAM!

Tao menutup pintu kamarnya dengan sidikit keras. Ia baru saja selesai makan malam bersama Lay dan Sulli. Tampaknya ia kenyang sekali, karena ia menepuk-nepuk pelan perutnya.

Ia berjalan menuju balkon kamarnya. Tapi baru saja ia berjalan, pandangannya teralihkan pada laptop kesayangannya yang ada di samping tempat tidurnya. Ia jadi teringat dengan fiksi buatannya. Ia ingin sekali mengedit ceritanya sekarang, tapi karena merasa sangat kenyang, ia jadi malas untuk melakukannya.

Tao jadi teringat sesuatu. Ia pun berjalan menuju rak pakaian. Ia mencari-cari sesuatu dengan serius, sepertinya benda yang sangat penting. Senyum Tao mengembang saat ia menemukan sebuah celana jeans berwarna biru. Dengan cekatan ia segera mengorek-ngorek isi kantung celananya.

"Aku mohon, jangan hilang..." Kata Tao sambil terus beraba calana jeans-nya tadi.

"Yak! Dapat!" Dengan sigap tangan Tao mengeluarkan sebuah kartu berwarna biru dari kantung celana jeans-nya.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Tao pun membawa laptopnya menuju balkon kamar dan mulai menghidupkannya. Untung saja villa tempat ia sekarang ini sudah dilengkapi dengan wireless, jadi Tao tidak perlu memakai modem yang kuotanya sudah mulai semaput.

Tao pun membuka sebuah aplikasi chat online. Ia mengetikkan sebuah alamat e-mail dengan seksama, sebuah alamat e-mail dari kartu yang ia temukan di celana jeans-nya tadi.

"Eh... Online?" Mata Tao melebar saat melihat kontak yang baru saja ia masukan sedang dalam keadaan online.

Ya, ia baru saja memasukkan alamat e-mail Kris yang ia dapatkan semalam saat ia bertemu dengan Kris. Sebuah keberuntungan bagi Tao karena sekarang Kris juga sedang online. Dengan sedikit ragu Tao pun mengirimi Kris pesan.

Tao : "Annyeong. Maaf mengganggu, aku Huang Zitao yang tempo hari."

Kris : "Annyeong Tao. Hey, aku tadi seperti melihatmu. Apa itu kau?"

Ternyata Kris menjawab pesannya. Tao terlihat kaget sekaligus gembira, ia pun tersenyum dan mengumpulkan keberaniannya untuk mengetik lagi.

Tao : "Hehehe, iya. Kebetulan sekali kita bisa bertemu di villa ini."

Kris : "Apa besok kau sibuk? Jika tidak datanglah ke lokasi syuting, aku akan mengenalkanmu pada teman-temanku."

Tao : "Aku tidak sibuk. Terima kasih Kris-sshi... ^_^"

Kris : "Kembali kasih Tao."

Tao tidak tahu harus mengetik apa lagi. Ia tidak ingin bertanya yang macam-macam. Selain karena baru mengenal Kris dan tidak tahu bagaimana mood-nya, Tao juga tidak ingin dicap sok akrab oleh Kris.

Tao : " Kalau begitu Kris-sshi, selamat malam. Sampai jumpa besok."

Kris : "Selamat malam Tao."

Tao menutup aplikasi chat-nya dengan cepat. Wajahnya sangat cerah, ia gembira sekali, ia bisa mengobrol dengan artis favoritnya, Kris Wu—meski hanya basa-basi. Tao pun menutup laptopnya dan kembali masuk ke kamar. Ia mengunci pintu balkon dan meletakan laptopnya di sebelah tempat tidur.

Tao berbaring sambil menatap langit-langit. Ia pasti orang yang sangat beruntung sekali, bisa berkenalan dengan artis setampan dan seterkenal Kris. Ia tidak sabar untuk melihat akting Kris secara langsung besok. Tao pun menutup matanya dan segera terlelap menuju alam mimpinya.

.

.

.

TOK! TOK! TOK!

"Permisi."

Suara ketukan yang diiringi suara sapaan terdengar dari luar kamar tidur Tao. Tao yang masih setengah sadar berusaha bangun dan berjalan menuju pintu. Dengan mata yang masih terbuka separuhnya, Tao pun membukakan pintu.

"Selamat pagi Tao. Aku ingin mengantarkan sarapanmu sesuai perintah tuan muda Lay." Sebuah senyuman hangat terpancar dari wajah seorang namja tampan yang sedang berdiri di depan pintu kamar Tao.

"Oh, selamat pagi juga D.O, terima kasih sudah mengantarkannya." Tao pun menyambut sebuah nampan yang dipegang oleh D.O dan memperhatikan roti bakar hangat yang berada di atasnya.

"Oh ya, aku juga dititipi pesan oleh tuan muda Lay. Sejak pagi tuan muda sudah pergi ke hutan untuk memancing. Jika kau ingin menyusul, aku bisa mengantarkanmu ke sana." Tambah D.O.

"Oh, tidak, aku ingin pergi ke tempat lain. Bisakah kau mengantarkanku?" Tanya Tao dengan antusias.

"Tentu saja, Tao. Jika kau membutuhkanku, tekan saja bel yang berada di samping tempat tidurmu. Sepecepatnya aku pasti akan datang." Jelas D.O dengan senyum khasnya.

"Oke, sekali lagi terima kasih sarapannya."

"Kalau begitu aku permisi dulu. Selamat makan." D.O pun membungkukkan tubuhnya dan kemudian meninggalkan Tao sendirian.

Tao cukup kagum dengan D.O karena ia sangat sopan. Sepertinya D.O sudah dilatih sejak kecil bagaimana menjadi pelayan yang baik, sehingga siapa saja yang bicara dengannya akan merasa sangat akrab dan juga nyaman. Ya, D.O mungkin akan menjadi teman yang sangat baik bagi Tao.

Tao membawa sarapannya ke balkon dan meletakannya di meja kecil yang berada dekat pintu. Tao pun duduk dan langsung menyantap roti bakar sambil memperhatikan panorama disini. Sangat asri dan juga sejuk, ditambah lagi kicauan burung di pagi hari membuat Tao semakin bersemangat untuk menjalankan aktivitasnya hari ini.

Tao tersenyum tipis, ia jadi tidak sabar untuk bertemu dengan Kris Wu nanti. Tao membayangkan betapa kerennya Kris saat berakting. Karena tidak mau terlarut-larut dalam lamunannya, Tao pun segera mengabiskan roti bakarnya dan segera pergi menuju kamar mandi.

.

"Tao, sekarang kita sudah sampai." Ujar D.O saat ia dan Tao sampai di villa paling timur.

"Wah, ternyata semakin dekat villa ini terlihat makin megah ya." Tao pun terpukau dengan villa di depannya.

"Hahaha, itulah istimewanya villa disini. Ayo masuk, aku akan mengantarkanmu berjalan-jalan di dalam." D.O pun membawa Tao masuk ke dalam villa.

Sesuai permintaan Tao, D.O membawa Tao pergi ke villa paling timur untuk melihat-lihat villa tersebut. Ya, selain untuk melihat-lihat villa, Tao juga ingin melihat-lihat orang-orang yang sedang berada disana.

D.O mengatakan bahwa villa ini sering sekali di sewa oleh produser-produser sebagai tempat syuting film, iklan, atau pun video musik. Kebetulan hari ini juga ada syuting iklan, dan lagi, sebuah keberuntungan bagi Tao karena ia bisa menyaksikannya secara langsung.

Lokasi syuting hari ini berada di lantai 2, lebih tepatnya di ruang makan. Tao mengedarkan pandangan matanya saat ia baru saja sampai di lantai 2. Ia tersenyum tipis saat matanya menangkap kumpulan kru sedang bersiap-siap untuk memulai aktivitas mereka. Sepertinya mereka akan memulai syutingnya sebentar lagi.

"Hey!" Tiba-tiba dari belakang, sebuah tangan menepuk pundak Tao.

Tao pun berbalik dan menatap orang yang baru saja menepuk pundaknya itu. Pupil mata Tao membesar saat matanya menangkap sosok namja yang sekarang sedang berdiri di belakangnya.

"Eh? Kris-sshi? Annyeonghaseyo!" Tao pun segera membungkukkan tubuhnya saat ia tersadar dari lamunannya.

"Ayo, ikut aku." Namja yang tidak lain adalah Kris itu pun mengajak Tao menuju kumpulan orang yang sedang berada di tengah ruangan.

"Chanyeol-ah! Ke sini sebentar!" Kris pun berteriak memanggil seseorang yang sedang berdiri di samping tangga.

Namja yang baru saja dipanggil oleh Kris itu segera melangkahkan kakinya menuju tempat Kris sekarang. Tao hanya meneguk liurnya, karena ia sangat gugup. Sementara D.O terlihat berdiri di belakang Tao.

"Chanyeol-ah, perkenalkan, ini Tao. Ia bilang ia suka sekali pada aktingmu." Jelas Kris pada namja yang baru datang itu—yang tidak lain adalah Chanyeol.

"Oh, hallo Tao. Senang berkenalan denganmu." Chanyeol pun mengulurkan tangannya.

"Salam kenal Chanyeol-sshi." Tao pun menyalami tangan Chanyeol. Tangan Chanyeol terasa hangat dan lembut.

"Oh ya, perkenalkan, ini adikku, Park Jongin, tapi ia sering di panggil Kai." Tiba-tiba Chanyeol menarik pergelangan tangan namja yang tidak sengaja lewat di belakang mereka. Sepertinya namja itu terlihat sedang kesal.

"Jongin-ah, cepat perkenalkan dirimu pada Tao." Sambung Chanyeol.

Kai tidak menjawab. Ia hanya menatap Tao dengan tatapan kosong. Bahkan, bisa dikatakan itu bukan tatapan bersahabat. Sementara Tao, ia hanya tersenyum canggung dan menatap Kai dengan intens.

"Aku Kai." Kai pun akhirnya berbicara dan kemudian pergi meninggalakan mereka tanpa mengatakan apa-apa lagi. Berjabat tangan dengan Tao pun tidak.

"Hey! Kenapa dengan anak itu?" Chanyeol terlihat kesal dengan sikap Kai barusan.

"Sudah, mungkin mood-nya sedang tidak baik." Kris pun terlihat mengusap pundak Chanyeol.

Tiba-tiba Tao tersenyum senang. Ia serasa ingin meledak sekarang juga. Ya, tentu saja, karena ia dapat menyaksikan KrisYeol moment secara langsung. Ia bahkan tidak bisa menyembunyikan cengiran di wajahnya saat melihat tangan Kris yang masih menempel di bahu Chanyeol. Ya, ia adalah fudanshi paling beruntung saat ini.

"Tao, syutingnya akan segera dimulai. Sampai jumpa lagi." Kris pun kembali berbicara pada Tao.

"Oke, gamsahamnida Kris-sshi. Jia you!" Seru Tao sambil memberikan semangat untuk Kris.

Kris hanya tersenyum. Ia mengacungkan jempolnya ke arah Tao dan kemudian pergi menuju area syuting bersama Chanyeol.

Tao tersenyum gembira, ternyata Kris sangat ramah dan juga akrab, tepat seperti orang-orang katakan. Tao ingin sekali menunggu disini sampai syuting selesai. Tapi ia baru sadar dengan seseorang yang sedari tadi sudah menunggunya.

"Emm, Tao, apa kau masih ingin berjalan-jalan?" D.O pun akhirnya berbicara.

"Oh iya, hahaha. Lebih baik kita berjalan-jalan saja dulu. Kita masih bisa menonton syutingnya nanti." Jelas Tao.

D.O pun kembali tersenyum dan kemudian membawa Tao berkeliling lagi. Ya, Tao tahu D.O pasti akan kecewa jika ia tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik. Lagi pula tujuan awal Tao mengajak D.O mengunjungi villa ini 'kan untuk melihat-lihat villa—bukan yang lain.

.

.

.

"Haaaaaah! Aku lelah sekali." Tao meregangkan otot-otot punggungnya yang kaku setelah hampir 2 jam berjalan-jalan di dalam villa.

"Tao, apa kau ingin kembali ke villa keluarga sekarang?" Tanya D.O seraya memberikan Tao sebotol air mineral.

"Hmmm, aku masih ingin melihat syutingnya. Ayo temani aku." Ajak Tao.

Mereka berdua pun kembali menuju lokasi syuting iklan tadi. Tao berahap syutingnya masih berlanjut, karena ia benar-benar ingin menyaksikan akting Kris Wu, aktor idolanya itu.

Tapi saat ia baru saja sampai, matanya menemukan bahwa ruangan itu sudah mulai kosong. Hanya ada beberapa orang yang sedang merapikan peralatan syuting. Tao jadi sedikit kecewa karena melewatkan kesempatan untuk melihat langsung akting Kris.

"Emm... Tao..." D.O pun mulai bicara.

"Eh? Ya?" Tao pun tersadar dan kembali memperhatikan D.O.

"Tuan Lay baru saja mengirimiku pesan, aku diperintahkan untuk membawamu ke taman belakang. Tuan Lay baru saja pulang memancing dan sedang membakar ikan bersama nona Sulli." Jelas D.O.

"Hmm, katakan saja, aku masih ingin berjalan-jalan." Jawab Tao.

"Oh ya, aku tahu kau pasti lelah karena sudah mengantarkanku. Kau kembali saja dan beristirahat, biar aku yang berjalan-jalan sendiri." Lanjut Tao.

"Tapi Tao, aku sudah di perintahkan tuan muda Lay untuk—"

"Sudah, jika Lay-ge menyalahkanmu, katakan saja padaku. Biar aku yang menjelaskan semuanya, kau tenang saja. Sekarang kembali dan beristirahatlah, aku tahu kau sudah lelah." Tao pun tersenyum manis.

"Terima kasih Tao. Sekali lagi terima kasih." D.O pun tersenyum dan pergi sambil melambaikan tangannya meninggalkan Tao sendiri.

Tao pun melambaikan tangannya kearah D.O yang mulai pergi dan turun melalui tangga. Tao terlihat menggaruk kepalanya, ia sendiri tidak tahu harus melakukan apa sekarang.

"Hmm... Ngomong-ngomong dimana toiletnya?" Tao pun menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

Sepertinya lagi-lagi perutnya mendapatkan masalah. Ia sedikit menyesal karena tadi tidak menanyakan toilet pada D.O sebelum ia pergi. Tao pun mulai menyusuri villa lagi untuk mencari di mana toilet.

.

Sudah hampir 15 menit, tapi Tao belum juga menemukan dimana letak toilet. Untung saja kali ini sakit perut Tao tidak separah saat ia menonton drama musikal tempo hari. Tapi tetap saja, ia harus cepat menemukan toilet, kalau tidak, bisa-bisa terjadi hal-hal memalukan pada dirinya. Sepertinya Tao punya hubungan yang kurang baik dengan perutnya sendiri.

"Cih, mana toiletnya?" Gerutu Tao sambil mengusap-usap perutnya.

"Kris! Pelan-pelan!"

Tiba-tiba sebuah suara teriakan keluar dari kamar yang tidak begitu jauh dari hadapan Tao. Tao menyipitkan matanya, berusaha mengingat apa yang baru saja ia dengar. Tunggu, kalau tidak salah ia mendengar nama 'Kris'. Tanpa ragu lagi Tao pun mendekati pintu itu dan menempelkan telinganya di pintu.

"Jangan terlalu banyak bergerak!" Seru sebuah suara lain. Tao yakin suara ini adalah suara Kris.

"Ya! Kubilang pelan-pelan." Jawab suara lainnya. Tao juga yakin ini adalah suara Chanyeol.

"Kau terlalu cepat... Makanya sampai begini..."

"Sudah, jangan banyak protes..."

Tao melebarkan matanya. Apa yang mereka lakukan? Dengan secepat koneksi internet 100mb/second, otak fudanshi Tao pun aktif. Tao menutup mulutnya dan tersenyum dengan lebar. Ia membayangkan hal-hal yang terjadi di dalam sana. Kris dan Chanyeol sedang berduaan dan...

"Terlalu panjang, aku tidak bisa..."

"Sudah kau pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu..."

"Tapi kita harus cepat, yang lain sudah menunggu kita..."

"Aku tahu, tapi... Arrggg... Ku bilang pelan-pelan..."

Tao semakin mengembangkan senyumnya. Ia sudah masuk ke dalam dunia fudanshi-nya yang indah. Ia tidak peduli dengan apa-apa lagi, ia sedang asyik mendengar suara kedua artis favortinya di dalam sana yang mungkin saja melakukan... itu...

"Sedikit lagi... Kau tahan, oke?"

"Jangan mengejutkanku..."

"Kau itu namja, tidak mungkin kau tidak bisa menahannya..."

"Terserahlah..."

Tao bersorak dengan girang dalam hatinya. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi, yang pasti sekarang ia yakin ia adalah KrisYeol shipper paling beruntung di dunia.

"Emm... Tao, apa yang kau lakukan?" Tiba-tiba dari depan seorang namja muncul di hadapan Tao.

"Eh? A-aku mencari uangku yang jatuh, aduh dimana uangku?" Tao pun berakting mencari sesuatu di lantai, namun ia tidak menemukan apa pun.

"Ngomong-ngomong apa yang kau lakukan disini D.O?" Tanya Tao mengalihkan pembicaraan.

"Tuan muda Lay memanggilmu, katanya kau harus mencicipi ikan bakan hasil tangkapannya. Jika kau tidak mau datang, maka ia akan marah padamu." Jelas D.O.

"Benarkah?" Tanya Tao dengan tatapan sedih. Sedih karena harus meninggalkan KrisYeol moment-nya ini.

"Tentu saja. Ayo cepat, tuan muda Lay sudah menunggumu." Ajak D.O pada Tao.

"Baiklah..." Jawab Tao pasrah sambil memperhatikan pintu kamar tadi.

"Kau kenapa? Kau murung sekali..." Tanya D.O.

"Gwaenchanayo..." Jawab Tao sedih.

Sementara itu...

"Haaaah, sudah lepas..." Kata seorang namja berambut pirang.

"Gamsahamnida Kris." Balas namja lainnya.

"Kau ini ada-ada saja, sudah tahu headphone ini terlalu kecil di kepalamu, kau masih saja mencobanya. Lihatkan hasilnya, rambutmu jadi tersangkut." Gerutu Kris.

"Aku ingin mencobanya, sudah lama aku tidak memakai headphone ini. Headphone ini pemberian ibuku saat ulang tahunku yang ke-10. Aku tidak menyangka sekarang headphone ini sudah kekecilan." Jelas Chanyeol.

"Ya, kau lihat saja rambutmu yang seperti mie ramen itu, bagimana tidak tersangkut? Sudah, kita harus turun dan menemui yang lainnya." Kris pun keluar dari dalam kamar yang kemudian disusul oleh Chanyeol.

.

"Tao, kemarilah!" Teriak Lay saat kedua bola matanya menangkap sosok Tao yang baru datang.

Tao pun segera duduk di kursi yang berada di hadapan Lay dan Sulli. Ia terlihat lemas dan tidak bersemangat.

"Kau kenapa Tao, kau sakit?" Tanya Sulli.

"Tidak, aku tidak apa-apa..." Ujar Tao dengan sedikit helaan napas.

"Ayo, makanlah." Lay pun menyodorkan sepiring ikan bakar yang masih hangat kepada Tao.

Tao menyambutnya dengan tersenyum tipis. Untung saja tadi ia sempat pergi ke toilet sebelum menuju belakang villa, jadi ia tidak harus makan sambil menahan rasa sakit perutnya.

"Tao... Buka mulutmu..." Tao pun mendongakkan kepalanya dan melihat sebuah garpu dengan potongan ikan sudah ada di depan wajahnya.

"Ayo Tao, aaaaaa..." Kata Lay dengan tersenyum manis.

Tao pun tersenyum juga, ia membuka mulutnya dan menyambut ikat bakar tadi dengan mulutnya. Tao mulai mengunyah ikan itu dan menelannya perlahan. Rasanya enak, Tao ingin mencobanya lagi.

"Bagaimana, enak?" Tanya Lay.

"Enak, ge." Jawab Tao antusias.

"Ayo, makan yang banyak." Lay pun memotong ikan bakar Tao menjadi ukuran yang lebih kecil.

Lay memperhatikan Tao dengan seksama ketika ia mulai menyuapkan potongan-potongan kecil ikan bakar itu ke mulutnya. Tao terlihat begitu manis, dan juga menggemaskan. Lay ingin sekali melihat Tao selalu seperti ini, saat ia terlihat bahagia dan juga senang.

"Ehem, aku juga mau disuapi Lay ge..." Rengek Sulli dengan nada yang menggoda.

"Kau makan sendiri saja, tidak usah manja." Jawab Lay dengan nada bercanda.

"Sini, aku yang suapi." Tao pun menyodorkan garpunya ke arah Sulli.

"Wah, Tao baik sekali. Hap!" Sulli pun menyambut ikan bakar itu dengan mulutnya.

"EOMMA! ASIN!" Seru Sulli yang langsung menyambar gelas yang berisi jus jeruk miliknya.

Tao dan Lay pun hanya terkekeh saat melihat reaksi Sulli saat memakan ikan bakar yang Tao beri. Ternyata Tao mencelupkan ikan bakar itu ke kecap asin sehingga rasanya sangat asin.

.

.

.

"Nah, ini sungai Han."

"Wah, keren sekali." Ucap seorang namja yang terkagum-kagum dengan apa yang ia lihat.

"Dulu, saat aku masih SMP, aku sering berjalan-jalan kesini setiap sore." Jelas namja bersurai hitam dengan semangat tentang gambar di laptopnya.

"Nah, ini sekolahku, bagimana, keren kan?"

"Iya, keren sekali Tao." Jawab namja yang tidak lain adalah D.O itu.

Sekarang Tao sedang menunjukkan gambar-gambar kota Seoul pada D.O. Ia terlihat sangat antusias sekali dengan gambar-gambar yang Tao perlihatkan. Ya, meski Tao sebenarnya mengambil gambar-gambar itu dengan kebetulan, tapi ia bersyukur karena akhirnya gambar-gambar itu bisa berguna pada akhirnya.

"Wah, ternyata kota itu menyenangkan sekali ya, keren." Kagum D.O saat Tao menutup laptopnya.

"Benar kan? Kau harus mencoba pergi ke kota sekali-kali." Tao terkekeh pelan sambil meminum teh hangat di mejanya.

JLEB!

"Wah, mati lampu ya?" Tao mengedarkan pandangannya pada ruangan kamarnya yang tiba-tiba gelap.

"Mati lampu? Itu tidak mungkin." Tiba-tiba D.O pun berdiri dan mengambil sesuatu dari kantungnya. Ia pun berjalan menjauhi Tao.

Tao hanya mengerutkan keningnya, apanya yang tidak mungkin? Tao pun menatap kearah luar jendela kamarnya, sekarang sudah benar-benar gelap, apa ia harus datang ke kamar Lay dan bermain disana agar tidak bosan?

"Tao, aku harus pergi." D.O pun kembali dan berbicara dengan sedikit tegas.

"Eh? Kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya Tao serius.

"Sepertinya ada yang merusak sekring listrik utama. Villa ini mempunyai pusat listrik tenaga air dan uap sendiri, jadi tidak akan mungkin terkena pemadaman bergilir. Dan kemungkinan ada yang merusaknya karena pembangkit listrik baru saja di cek tadi pagi. Aku harus pergi Tao, sampai jumpa lagi." D.O pun bergegas keluar dan menuju tempat sekring listrik.

Tao pun menghela napas. Ada-ada saja, siapa yang dengan sengaja merusak sekring listrik, apa ia ingin main gelap-gelapan? Lagi pula kenapa harus merusak sekring listrik di villa Tao.

Tao keluar dan melihat villa-villa lainnya. Listrik di villa lainnya masih menyala, tapi hanya listrik di villa Tao yang padam. Lagi-lagi Tao menghela napasnya, apa ia harus tidur dengan kondisi gelap-gelapan begini? Jangan salah tanggap dulu, Tao tidak takut gelap kok, ia cuma takut hantu.

Tao bersender pada pagar pembatas balkonnya dan menatap ke bawah. Tiba-tiba mata Tao tertuju pada seseorang yang menggunakan jaket tebal yang sedang berjalan tepat di depan villanya. Tao baru pertama kali melihat orang itu, mungkin petugas villa.

Tunggu, kenapa orang itu berhenti? Orang itu terlihat menatap keatas, lebih tepatnya menatap Tao. Tao menoleh ke kiri dan ke kanan, memastikan siapa atau apa yang di lihat orang itu. Tapi nihil, tidak ada apa-apa di sekitar Tao. Tao tidak yakin, tapi sepertinya orang itu sedang memperhatikannya.

"Tao!" Seru sebuah suara dari dalam kamar Tao.

"Aku di balkon!" Tao menoleh dan berteriak kepada orang yang baru saja memanggilnya.

Tao kembali menatap ke bawah untuk mencari orang tadi, tapi sayang sekali, orang itu sudah hilang entah kemana.

"Tao."

"Ada apa Lay-ge?" Ternyata orang itu adalah Lay.

"Sekring listrik di villa ini rusak, malam ini kau tidur saja di villa timur sementara sekringnya di perbaiki."

"Tidak usah ge, aku tidak apa-apa."

"Begitu ya? Oke, tapi jika kau berubah pikiran, datang saja padaku." Lay pun berbalik dan melangkah meninggalkan Tao.

"Eh, iya-iya, aku ingin mengungsi ke villa timur saja." Tao pun berbalik dan mengejar Lay.

"Hahaha, baiklah. Sekarang siapkan barang-barangmu." Ujar Lay.

"Oke bos." Tao pun mengacungkan jempolnya.

.

.

.

Tao menggeliat di tempat tidurnya. Ia menatap langit-langit kamarnya sekarang. Kamarnya sekarang tidak kalah mewahnya dengan kamar saat ia ada di villa keluarga. Mungkin kamarnya kali ini sedikit bergaya klasik, tapi bukan itu yang Tao risaukan, melainkan cerita D.O saat ia menuju villa ini.

.

.

.

Flashback

"Ada yang sengaja merusak sekringnya." Jelas D.O.

"Mwoya? Sengaja? Tapi kenapa?" Tao sedikit melebarkan matanya.

"Entahlah, tapi jika aku perhatikan, orang ini tidak profesional. Ia salah memotong kabel."

"Salah memotong?"

"Iya, saat aku teliti, ia ingin memutuskan aliran listrik di villa timur, tapi mungkin karena keteledorannya, ia malah memutus aliran listrik villa utama."

"Lalu siapa pelakunya? Dan kenapa?"

"Entahlah, aku tidak tahu. Hah, sekarang aku harus begadang untuk memperbaiki sekringnya."

"Apa mungkin itu perbuatan orang iseng?"

"Tidak mungkin, sepertinya orang ini melakukannya dengan sengaja. Tang yang kami temukan di sana tidak memiliki sidik jari sedikit pun, yang artinya pelakunya sudah memperhitungkannya dengan matang. Tapi ia salah saat ingin memotong kabel, dan akhirnya villa keluarga yang terkena imbasnya."

"Hah, kalau aku bertemu dengannya, aku akan menghajarnya sampai babak belur!" Seru Tao.

"Mungkin itu akan jadi kenyataan." Jawab D.O dengan nada serius.

"Mwoya? Maksudmu?" Tao pun mengerutkan keningnya.

"Ini... Aku menemukan ini saat aku sampai di sana." D.O pun mengeluarkan sebuah kertas yang terbungkus plastik dari sakunya.

"Huang Zitao... Ini peringatan pertama untukmu... Menjauhlah atau kau akan... MATI!" Tao membaca dengan perlahan. Terlihat sebuah kerutan di kening Tao saat ia membaca tulisan 'Mati'.

"Kau harus berhati-hati Tao. Sepertinya orang ini tidak main-main. Aku khawatir ia bisa menyerangmu kapan saja." D.O menatap Tao dengan serius.

"Kau tenang saja, aku takkan mati semudah itu oleh orang ini. Tunggu saja, saat aku bertemu dengannya, akan ku hajar ia!" Seru Tao dengan semangat.

"Baiklah, aku percaya padamu. Sekarang sudah larut, silahkan tidur. Selamat malam Tao." D.O pun segera pergi meninggalkan Tao.

"Selamat malam D.O!"

End of Flashback

.

.

.

BRAAAAK!

Tao segera bangkit dari tempat tidurnya saat mendengar sebuah suara yang cukup keras. Suara itu berasal dari luar kamar. Tao memperhatikan jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Siapa yang sudah bangun sepagi ini—selain Tao tentunya.

Tao pun memberanikan diri untuk membuka pintu dan melihat keluar. Ia ingin mencari tahu asal suara gaduh itu. Mata Tao melebar saat ia memperhatikan sesosok tubuh tinggi berjalan dengan sedikit lemas. Tunggu bukankan itu Kris? Apa yang ia lakukan pagi-pagi buta begini?

Tao memperhatikan wajahnya, ia tetap tampan, hanya saja matanya tertutup rapat. Hey, Tao teringat dengan gosip yang pernah ia tonton di infotaiment sebulan yang lalu, yang mengatakan bahwa Kris memiliki kebiasaan tidur yaitu sleep walking.

Dan beruntung bagi Tao, Kris sekarang sedang berjalan menuju kamar Chanyeol. Ya, Tao bisa tahu karena tadi ia bertemu Chanyeol saat ia mengungsi ke villa timur ini. Senyuman Tao mengembang, dan otak fudanshi-nya bekerja dengan cepat. Ia mengendap-endap dan mengikuti Kris dari belakang. Ia tidak ingin terlalu berisik karena ia takut akan membangunkan Kris.

Tao terus tersenyum, ia merasa sangat beruntung bisa melihat ini. Kapan lagi ia akan melihat Krisyeol coretRatedMcoret moment jika bukan sekarang? Ia terus melangkah dan mengikuti Kris dari belakang.

Tao jadi teringat dengan Sulli, pasti ia akan senang jika melihat wajah Kris seperti sekarang ini. Tao segera mengambil ponselnya dan berlari menuju ke depan tubuh Kris untuk mengambil fotonya. Tao memperhatikan ponselnya dengan seksama, ia ingin mendapatkan hasil foto yang bagus agar bisa ia perlihatkan ke Sulli.

SRREEEEEEEEEEEEET!

Tiba-tiba tanpa Tao sadari, ia menginjak sebuah kain tebal yang ada di jalan. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain berusaha menjaga keseimbangannya. Ia berhasil, tapi sayangnya sesosok tubuh tinggi di depannya datang dan menabrak tubuh Tao hingga mereka berdua oleng dan jatuh ke lantai.

Mereka pun terjatuh dengan tubuh Kris menindih tubuh Tao dari atas. Kening dan hidung Kris menempel sempurna pada kening dan hidung Tao. Tao melebarkan matanya saat melihat wajah Kris dari dekat. Bahkan bibir mereka pun hampir saja bersentuhkan. Tao kemudian menutup matanya dan berusaha mengangkat tubuh Kris, tapi...

"T-Tao, kenapa kau ada di bawahku?" Kris pun terbangun dan sadar dengan keadaan mereka sekarang.

"Oh tidak! Matilah aku!" Seru Tao dalam hatinya.

Author's POV end


TBC

Balasan review :

Pelangi Senja : Oke sudah lanjut ^^

Kim Jae So Zhang Jae So : Hehehe, mianhae ya, lama ^^v

Byun Lalla Chan EXOtics : Hmm, ChanBaek sm KaiDo? Hehehe, author usahain deh, tapi gak janji ya ^^v

MOMOcanCHAN : Annyeong mocchan-sshi ^^v

Haha, ingat dong, gk mungkin lupa. HUWAAAAAA, gak ada typo ya? Syukurlah, akhirnya bisa juga bikin ff gk ada typonya... #kayang

Hahaha, gk kok, aku gk pernah tersinggung ama komentnya mocchan-sshi, malah sebaliknya, aku ngerasa seneng, bisa dikoreksi biar cerita selanjutnya makin bagus. Soalnya gak semua org bsa ngasih saran gitu.

Mungkin apdetnya lama karena ada beberapa insiden kecil yg efeknya fatal, tapi aku selalu berusaha semaksimal mungkin kok. Mocchan-sshi gk usah khawatir, aku gk bakal tersinggung kok selama aku memang salah, hahaha. Dan selama ini koment mocchan-sshi berbobot dan membangun, dan memang itu yang aku perlukan, terima kasih ya... ^^v

Rachma99 : Oke ^^

tweety. airy : Terima kasih ya ^^

Jin Ki Tao : Hehehe, ini konfliknya keliatan belom? #digampar

Terima kasih ya... ^^

JennyChan : Hahaha, ayo tebak Krisnya udah suka belum? ^^

Im Jinah : Iya, aku juga pengen diculik Lay #plak

Ini udah panjang belum? Hehehe ^^

vkey : Oke, terima kasih ^^

eLixzie Aire : Hahaha, terima kasih ya...

Ini udah panjang belum? Hahaha, soalnya ini ngerjainnya dengan jiwa yang membara. #plak

HungryBirds : Terima kasih ^^

Scarlet Azur4sky : Oke, moga yg ini udah panjang ya ^^

CrayonThat XX : Hehe, gpp kok ^^ Terima kasih...

Guest : Ok ^^

Angga Said : Hmm, ini masih tepi klimaks (?) aja, hehehe... ^^v

vickykeiza23 : terima kasih ya ^^

SAY-TaoRisReal : Terima kasih ya ^^

.

a/n : Annyeong ^^

Oke, sebelumnya author gak bisa bilang apa-apa selain maaf. Mungkin ff ini apdetnya sama kayak nunggu boyband comeback stage, tapi author pasti bikin dengan sepenuh hati kok... *kecupsatusatu

Hmm, chap ini udah panjang belum? Soalnya chap kemaren pendek dan di chap ini author pengen nepatin janji, hehehe semoga ceritanya memuaskan dan juga reader suka ceritanya ya... ^^

Oke deh, mungkin itu aja. Dan yang terakhir author mohon review-nya ya, please don't be silent readers... ^^v