Mind Gate

Author: memoryRy

Translator and Editor: Me

Main Cast:

Kim Jaejoong

Jung Yunho

Support Cast:

Kim Junsu

Park Yoochun

Shim Changmin

Shun Oguri (Hana Kimi)

Cho Kyuhyun

Genre: Romance, Fantasy, Humor(?)

Warning: Genderswitch! for uke

Disclaimer: Cerita ini bukan punya saya, tapi punya memoryRy, salah satu author di asianfanfics . com (hilangkan spasi). Alhamdulilah saya sudah mendapat izin dari memoryRy untuk menerjemahkannya dan mengubah genrenya menjadi genderswitch. Sekali lagi cerita ini BUKAN PUNYA SAYA. Oke, sekian dan terimakasih.

Credit: MemoryRy AFF

DON'T LIKE? DON'T READ THEN!

LIKE? ENJOY READING^^

.

.

CHAPTER 5

.

.

.

Seoul University

"OH MY GOD!"

"Junsu! Bisa kau diam!" Jaejoong memukul lengan Junsu. Saat ini mereka tengah berjalan menuruni tangga dalam perjalanan menuju Lab Yoochun.

"Aku.. kau.. dia.." Junsu berhenti. "I'm speechless.. kalian berpacaran? aku masih tidak percaya ini.. tapi selamat ne! Dan gomawo juga tiketnya!" Junsu melambaikan dua tiket performance Yunho malam ini. Jaejoong hanya mengangguk dan tersenyum.

Kemudian mereka menghentikan langkah mereka saat melihat seorang yeoja berjalan menaiki tangga menuju ke arah mereka sambil berseru.

"I'll slap that bitch!"

"Noonaaa, jangan lakukan itu jebal... kalau kau mau, pukul aku saja..."

Dan kemudian, yeoja yang Jaejoong kenali sebagai senior mereka, Cho Kyuhyun, dan Changmin yang tengah mengikuti di belakangnya, berhenti begitu melihat Jaejoong dan Junsu.

"Itu dia noona..." Changmin berbisik.

Mata Kyuhyun menyipit. "Apa kau Kim Jaejoong?" tanyanya dengan nada keras. Jaejoong mengangguk.

"Shit, ternyata di cantik... Ayo pergi Min, aku akan memukulmu sebagai ganti untuk melampiaskan amarahku."

Kyuhyun kembali berbalik menuruni tangga. Changmin tersenyum lebar dan beranjak mengikutinya.

"Tunggu, Changmin-ssi.." panggil Jaejoong.

"Ne?" Changmin berhenti dan menatap Jaejoong.

"Apa yang terjadi?"

"Oh, tidak ada apa-apa. Jangan khawatir, itu hanya.. Yunho baru saja memberitahuku kalau dia telah berpacaran denganmu dan seisi kelas mendengarnya. Kau tahu? Itu seperti badai di fakultas kami. Kyu noona juga mendengarnya dan dia memintaku untuk menunjukkan dirimu. Beruntung kau mempunyai wajah cantik karena dia menoleransi semua hal yang menurutnya cantik."

"Miiin! Kenapa kau lama sekali?" Changmin mendengar teriakan Kyuhyun dari bawah.

"Sorry, I gotta go! See you later Jaejoong-ssi!" Changmin segera berlari menuruni tangga ke lantai dasar.

Jaejoong memasang wajah =.= sementara Junsu o.o

"Omo, Su.. aku tidak bisa makan di kafetaria mereka lagi."

"Yeah, kau pacar seorang superstar sekarang."

Pikiran Jaejoong masih melayang entah kemana ketika tanpa disadarinya kakinya salah melangkah dan tiba-tiba sebuah gravitasi menariknya.

"KYAAAAAAAAAAA!"

"JAEEEEEEEEEEE!"

Suara benturan keras terdengar di ujung tangga. Junsu membeku sebelum mendengar suara teriakan dari bawah. Dengan cepat Junsu berlari dan melihat Kyuhyun dan Changmin tengah mencoba membangunkan Jaejoong yang tak sadarkan diri.

"Ya Tuhan... apa dia baik-baik saja?" Junsu meraih tubuh Jaejoong dengan perasaan khawatir dan ketiganya membelalakan mata mereka begitu melihat banyaknya darah di tangan Changmin yang baru digunakannya untuk menopang kepala Jaejoong.

.

.

.

Stage on Rehearsal

Yunho menghentikan gerakan dance-nya dan meletakkan tangannya di dada dengan wajah kesakitan. Dia terduduk di lantai panggung.

"Stop! Hentikan musiknya! Yunho kau baik-baik saja?" Manajer Yunho berlari ke arahnya.

"Gwenchana, aku hanya merasa dadaku sakit dan aku mendengar seseorang memanggilku dengan suara yang ketakutan..."

"Tapi disini hanya ada suara musik. Mungkin itu hanya ada di kepalamu. Istirahatlah sebentar, oke?"

Perasaan Yunho tidak enak. Dia menatap manajernya, berharap dia bisa melihat Jaejoong sebentar sebelum penampilannya malam ini.

"Kau boleh pergi, tapi kembali sebelum jam 5. Kita akan mulai jam 8."

Yunho tersenyum senang. Apa sekarang aku sedang dikontrol pikirannya? pikirnya tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya.

"Gomawo, aku akan kembali..."

Yunho memakai kacamata dan jaket hitamnya, bersiap pergi. Ketika dia membuka ponsel untuk memanggil Jaejoong, di sana ada 9 misscall dari Changmin. Dengan cepat Yunho menelepon balik. Wajahnya memucat mendengar kata-kata Changmin dari seberang sana. Kemudian dia berlari cepat menuju tempat parkir, mengusap matanya yang telah berair. Sungguh dia ingin cepat-cepat berada di rumah sakit.

Puff! Tubuhnya terasa jatuh entah kemana.

.

.

.

A Black Space

Jaejoong membuka matanya dan menemukan kegelapan. "Uhhh... ngg, kepalaku sakit."

"Well, well, well, tak kusangka akan bertemu denganmu lagi secepat ini." Jaejoong mendengar suara yang familiar di sekitarnya.

"Oguri?" panggil Jaejoong ragu.

"Yeah, Jaejoong... apa kau tahu apa artinya ini?"

"Oguri, bisakah kita tidak berbicara dalam kegelepan. Ini membingungkan saat aku tidak tahu keberadaanmu."

"Oh, oke.. maaf aku lupa menyalakan lingkaran cahayaku lagi." Api putih menyala dan Jaejoong bisa melihat sesosok namja dalam yukata.

"Jadi Jaejoong.. apa kau ingat yang kukatakan sebelumnya?"

"Jika, jika aku bertemu denganmu lagi, itu artinya aku.. mati?"

"Ya, akan sepenuhnya mati setelah aku mentransfer semua energiku padamu dan kau akan menjadi sepertiku, penjaga mind gate."

"Andweeeeee, tidak bisaaa! Aku tidak ingin mati mudaaaa... aku, aku baru saja mendapatkan kebahagianku! Kau tidak tahu berapa lama aku menunggunya! Aku baru.. baru saja memulai kisah dengannya, aku ingin lebih banyak mengumpulkan kenangan indah bersamanya! Aku, aku bahkan baru melakukan sex sekali!" air mata Jaejoong mengalir tanpa henti.

Oguri hanya mendesah melihat crying baby di depannya. Tapi tiba-tiba ada sesuatu yang melintas cepat dalam pikirannya.

"Oh, shit! Apa yang baru saja terjadi?" rutuknya.

"Apa?"

"Tunggu sebentar, ada sesuatu yang salah disini. Aku akan kembali." BLINK! Oguri menghilang, meninggalkan Jaejoong yang menangisi keras kematiannya.

.

.

.

Hospital

Yunho duduk di bangku di depan ruang ICU, menangis dengan tangan menutupi wajahnya. Changmin menepuk-nepuk punggungnya dan Kyuhyun mencoba menghiburnya. Junsu menangis di pelukan Yoochun sedangkan Yoochun sendiri tampak berpikir dalam, terkejut ketika melihat Yunho berteleportasi beberapa saat lalu.

Sebuah angin dingin yang lembut berhembus di sekitar mereka, membuat mereka sedikit menggigil. Oguri menampakkan dirinya di depan Yoochun. Yoochun dan Changmin terkaget karena memang hanya mereka berdua yang bisa melihat sesosok namja dalam yukata hitam panjang.

"Oguri!" Yoochun memanggilnya dan Oguri menatapnya. Changmin melebarkan matanya.

"Kau mengenalnya Mr. Park?"

Kemudian Junsu, Kyuhyun, dan Yunho menoleh ke arah Changmin.

"Nugu?" tanya Kyuhyun.

"Mereka tidak bisa melihatnya..." Yoochun memberitahu Changmin.

"Melihat siapa?" tanya Junsu.

"Nothing baby.. aku akan membeli kopi untuk kita semua, oke?" Yoochun menarik diri dari Junsu dan berjalan ke arah Oguri seraya berbisik. "Ikuti aku.."

Oguri menatap Yunho sesaat sebelum melayang mengikuti Yoochun.

Di koridor satu blok dari ICU

"Jaejoong sudah menceritakan tentangmu padaku. Kenapa kau kemari? Untuk menjemputnya?"

"Tidak, dia akan sepenuhnya mati setelah setelah aku memindahkan semua energiku padanya. Tapi, masalah yang sebenarnya sedang duduk di sana."

"Aku tidak mengerti."

"Namja bernama Yunho itu, memegang sebagian energi mind gate di tubuh Jaejoong. Jaejoong tidak akan bisa mati jika energinya terbagi."

"Bagaimana bisa Yunho mempunyai energi? Aku tidak pernah memberi mind gate padanya."

"Ketika kau berhubungan dengan seseorang, berbagi panas tubuh dan aura. Saat itulah energi bisa dipindahkan. Aku yakin mereka berdua sudah melakukan sex sebelumnya hingga energi bisa berpindah. Argh, benar-benar menggangu..." Oguri terlihat kesal.

"Jadi, jika energi terbagi Jaejoong tidak akan mati?"

"Ya, tapi dia akan tertidur di ruang ICU selama sisa hidupnya sampai Yunho mati dan melepaskan energinya kembali ke Jaejoong sehingga Jaejoong baru bisa mati sepenuhnya. Menyusahkaaannn..."

Yoochun mendesah lalu menatap teman lamannya itu dengan mata sedih.

"Maafkan aku Shun.. aku lupa menanyakan dirimu.. bagaimana kabarmu disana?"

"Aku? Di dark space? Membosankan terkadang, tapi berhubung aku bisa berteleport kemana saja, aku menikmatinya. Sangat disesalkan bocah itu mati begitu cepat..." Oguri berhenti. "Tunggu sebentar, aku pikir teman kecilmu itu bisa hidup kembali!"

"Jinjja? Ottoke?" tanya Yoochun dengan mata berbinar-binar.

"Jika aku tidak bisa mentransfer energiku pada bocah itu, dia akan menjadi menyusahkan karena setengah mati. Karena itu aku akan mengambil energi dari tubuh mereka. Mereka bisa hidup normal lagi dan aku bisa tinggal lebih lama di dark space sampai seseorang membuka gem mind gate lagi. Tapi, ada konsekuensinya..."

"Apa itu?"

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka ketika aku mengeluarkan energi dari tubuh mereka."

"Aku pikir itu lebih baik daripada mereka mati."

"Hahaha... kau tidak pernah berubah Chun, selalu praktis dan simpel. Kalau begitu kuserahkan padamu segala konsekuensinya. Ayo..." Oguri melayang kembali ke ruang tunggu ICU.

Dia melayang ke arah Yunho dan Changmin memelototkan matanya.

"Apa yang dia lakukan?" seru Changmin.

"Gwenchana Min, percaya padaku, aku sudah berbicara dengannya," jawab Yoochun seraya mengikuti Oguri.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Kyuhyun bingung.

"Ne, dan mana kopinya?" tanya Junsu sama-sama bingung.

"Diamlah.. diam dan tenang. Semuanya akan baik-baik saja," jawab Yoochun kalem.

Oguri menatap Yoochun dan tersenyum. Setelah itu dia menyentuh kepala Yunho yang masih menangis di balik kedua telapak tangannya. Sebuah cahaya biru tiba-tiba terpancar dari tubuh Yunho dan tertarik masuk ke dalam tangan Oguri. Beberapa saat kemudian Yunho pingsan yang dengan segera ditahan Changmin sebelum tubuhnya menyentuh lantai.

"Aku selesai. Aku akan menyelesaikan bagian bocah itu sekarang."

"Tunggu, Shun.. senang bertemu denganmu lagi dan terimakasih." Yoochun tersenyum.

"It's nothing, Chun. Kau sudah memecahkan rahasia mind gate tanpa mengalami kematian sepertiku. Aku akan menemuimu lagi lain waktu," kata Oguri sebelum dia menghilang dari hadapan Yoochun.

"Seseorang cepat panggil dokter!" pinta Changmin seraya menahan tubuh Yunho dengan lengannya.

.

.

.

A Black Space

"Hey, berhenti menangis!" Oguri berseru begitu dia sudah berada di depan Jaejoong lagi.

"K-kau.. kembali, kembali untuk membuatku mati sepenuhnya..? Huhuhuhuhuhuhu..."

"Berhenti menangis, kau tidak akan mati sekarang."

Jaejoong mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar ucapan Oguri.

"Aku, aku akan kembali hidup...?"

"Ya."

"Tapi, tapi, bagaimana?"

"Anggap saja ini adalah hari keberuntunganmu saat kau melakukan sex sebelum mati." Oguri mendesah pelan sementara Jaejoong blushed.

"Tapi, aku tidak tahu apa kau akan tetap sama seperti ini saat sadar nanti. So, I just wish you a good luck. Sekarang aku akan mengambil energi darimu untuk menutup mind gate."

Sebelum Jaejoong sempat bertanya lebih lanjut, Oguri sudah menyentuh kepalanya. Sebuah cahaya biru keluar dari tubuhnya dan setelah itu dia pingsan.

"Goodbye, kiddos..."

.

.

.

Hospital

Yunho membuka matanya perlahan dan melihat wajah cemas Changmin dan Kyuhyun di sebelahnya. "Dimana aku?"

"Di ruang gawat darurat. Kau baik-baik saja?"

Yunho duduk dan mencoba mengingat sesuatu, tapi dia tidak bisa. "Sepertinya aku terlalu banyak berlatih... tunggu!" Dia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan matanya membulat. "Oh, shit! Aku terlambat untuk penampilanku!" Yunho bangun dengan cepat.

"Tunggu hyung!" panggil Changmin. "Bagaimana dengan Jaejoong? Dia masih belum sadar."

Yunho mengernyit. "Nugu?"

"Kim Jaejoong, hyung..."

"Aku tidak tahu siapa yang kau maksud, tapi aku benar-benar harus pergi sekarang sebelum manajer hyung memakanku hidup-hidup! Bye!" Yunho berlari keluar meninggalkan Changmin dan Kyuhyun yang kebingungan.

Sementara di ruang ICU, Jaejoong terbangun dan membuat suster yang baru saja memasuki kamarnya memanggil dokter. Setelah dokter selesai memeriksa, dia memanggil Yoochun dan Junsu untuk melihat Jaejoong. Junsu tersenyum lega melihat Jaejoong duduk di ranjang dengan wajah segar.

"Kau masih hidup! Terimakasih tuhan!" seru Junsu seraya menerjangnya.

"Yeah, aku bahkan tidak ingat apa yang terjadi..."

"Chun, cepat beritahu Yunho!"

"Tunggu!" Jaejoong menatap mereka dengan kesal. "Apa maksudmu dengan memberitahu Yunho? Yunho, Jung Yunho?"

"Ya siapa lagi? Dia berhak untuk tahu..." jelas Junsu bingung.

"Jika kau berani memberitahu Yunho yang entah kenapa membuatmu berpikir kalau dia berhak tahu, aku tidak akan berbicara padamu lagi selama sisa hidupku. Our friendship is an end."

Suster yang tengah memeriksa tekanan darah Jaejoong hanya tersenyum, begitu juga dengan dokter yang tengah menulis laporan kesehatan Jaejoong. Mereka tahu bahwa bintang terkenal Jung Yunho baru datang ke sini dan menangisi kekasihnya.

"Tapi, wae? Dia namjachingu-mu sekarang..."

"Ap- dia apa?" Jaejoong menatap temannya itu marah. "Apa kau gila Su? Aku tahu kalau aku sangat mencintainya dan sangat mengidolakannya, tapi aku tidak pernah sampai mengkhayalkan diriku menjadi pacarnya."

"Tapi kau bilang padaku kalau kau sudah melakukan SEX dengannya!"

Semuanya membeku shock mendengar ucapan Junsu. Yoochun mengangguk, mulai paham dengan maksud Oguri.

.

.

.

Backstage after Yunho's Performance

Fotografer Lee berjalan menghampiri Yunho ketika namja itu baru saja akan pulang.

"Yunho-ssi!" panggilnya dan Yunho tersenyum ke arahnya. "Great night for you heh? Dengar, aku ingin mengadakan sesi pemotretan White X-Mas untuk edisi desember nanti dan aku ingin kau yang menjadi modelku, tapi tidak sendiri..."

"Tentu, tidak masalah. Aku bisa berfoto dengan siapapun."

"Yeah, tapi untuk kali ini kau pasti akan gembira. Aku menginginkanmu bersama yeojachingu-mu."

Yunho shock.

"Ya, ya, aku tahu kau terkejut, tapi ya seperti itulah. Kau pasti sangat senang untuk memberitahukan ini pada yeojachingu-mu kan? Btw, aku sudah menerbitkan majalahmu untuk edisi musim gugur. Itu benar-benar gambar yang amazing! Aku yakin akan sold out!"

Yunho masih memasang muka shock-nya ketika fotografer Lee menepuk bahunya sebelum beranjak pergi.

"Is he crazy or something...?" gumam Yunho seraya melanjutkan kembali langkahnya untuk pulang.

.

.

.

Two days later, Seoul University

Jaejoong menatap ke luar jendela. Dia mendesah pelan. Apa semua yang diceritakan Junsu tentangnya dan Yunho adalah benar? Tapi dia mendapati foto Yunho di ponselnya juga tulisan tangan Yunho di gambarnya. Dia ingin mempercayai Junsu, tapi jika itu memang benar, kenapa Yunho tidak pernah menghubunginya sejak dia berada di rumah sakit.

Jaejoong kembali mendesah dan masih menatap pemandangan di luar sedangkan kelas masih ramai menunggu kedatangan Yoochun.

Sementara itu Junsu dan Yoochun berjalan beriringan di koridor menuju kelas.

"Aku tidak percaya keduanya tidak ingat apapun dan Jaejoong bahkan menyebutku pembohong! Dia harus melihat majalah ini." Junsu memegang erat majalah di tangannya.

"Yeah, tapi kupikir ini akan baik-baik saja..."

"Wae?"

"Karena tidak peduli kau kehilangan ingatanmu, tapi tubuhmu tidak bisa berbohong. Mereka hanya perlu sebuah kontak."

"Aish, you pervert!" Junsu memukul lengan Yoochun sebelum mereka memasuki kelas. Junsu berjalan menghampiri Jaejoong dan melempar majalah di meja membuat Jaejoong kaget.

"Lebih baik kau melihatnya." Junsu duduk dengan bibir mengerucut dan Jaejoong membuka majalah itu perlahan.

"Perhatian, sekarang kita akan membuat grup, oke. Bentuk anggota kelompok sebanyak 4 orang dan aku akan memberikan setiap grup kasus yang berbeda." instruksi Yoochun.

Seisi kelas mulai berbaur membentuk grup. Jaejoong berhenti melihat majalah saat dua yeoja bergabung dengan meja mereka. Krystal dan Sulli.

"Omo, Jaejoong-ah, kau membaca majalah itu juga?" tanya Sulli.

"Aish, tentu saja namjachingu-nya akan memberikan majalah itu padanya," sahut Krystal.

"Apa yang kalian bicarakan? Aku belum melihat apa-apa," Jaejoong bingung.

"Buka saja halaman 23," ujar Junsu diikuti anggukan Krystal dan Sulli.

Jaejoong membuka halaman itu. Matanya membelalak lebar melihat pose Yunho yang tengah menggenggam syal baby blue-nya dan beberapa kissing scene mereka di tengah daun yang jatuh berguguran.

"Aku benar-benar iri padamu Jaejoong-ah..." ujar Krystal dan Sulli dengan mata menerawang.

.

.

.

CF Filming Area

Yunho duduk di kursinya sambil menunggu scene selanjutnya untuk CF minuman kesehatan yang dibintanginya. Wardrobe noona baru saja memberinya jaket tambahan karena cuaca cukup dingin.

"Yunho-ssi, bisakah kapan-kapan kau kau membawa yeojachingu-mu? Kami sangat ingin tahu seperti apa pribadinya berhubung di majalah dia terlihat sangat cantik..." kata wardrobe noona.

"Apa yang kau bicarakan? Majalah apa?"

"Edisi musim gugur. Kau belum melihatnya?" belum sempat Yunho menjawab, seseorang memanggil yeoja itu dan dia permisi pergi. Yunho mengerutkan keningnya bingung memikirkan tingkah orang-orang yang aneh padanya dan tentang yeojachingu yang dia sama sekali tidak punya.

Dan dia ingat, kalau majalah edisi musim gugur masih berada di dalam tasnya, belum dibuka. Didorong rasa penasaran, Yunho mengambilnya dan mulai membukanya. Dia berhenti di halaman 23 dengan wajah shock.

Di sana, ada sosok yeoja cantik yang terasa familiar di matanya. Rambut hitam panjangnya yang tertutup topi rajutan merah, mata besarnya, bibir merahnya, dan dia menciumnya begitu dalam di gambar itu.

"Oh my God... apakah dia yang dimaksud Changmin?" bisik Yunho dan dengan cepat dia mengeluarkan ponselnya untuk memanggil Changmin.

"Aww... Ha-halo hyung?"

"Kau baik-baik saja Min?"

"Ne, seperti biasa noona memukulku lagi. Ada apa hyung?"

"Hahaha, kalian benar-benar pasangan aneh. Ngomong-ngomong, yeoja yang pernah kau sebut sebelumnya, Kim Jaejoong? Siapa dia?"

"Yeojachingumu tentu saja."

"Dimana, dimana aku bisa menemukannya?"

"Apa kau sedang ngelindur hyung? Tentu saja kau bisa menemukannya di Fakultas Psikologi, aawwwww! Hyung aku harus pergi!

Changmin memutus sambungan telepon. Yunho menautkan kedua alisnya. Kim Jaejoong? Yeojachingu-nya? pikir Yunho dan dia merasakan sensasi aneh di perutnya saat melihat gambar itu lagi.

"Bagaimana bisa aku melupakan yeojachingu secantik dirinya?" Yunho berbisik lirih seraya menutup matanya, mencoba untuk mengingat-ingat. Tiba-tiba bayangan tubuh naked di bawahnya muncul dalam pikirannya. Yunho membuka matanya lebar-lebar.

'Yunho...aaarggghhhh...Yun...haaah, fas, faster...'

'Yess, baby...arrghhh...you, you're soo...aarrghhh...'

Yunho berdiri dengan cepat begitu tersadar dari pemandangan sex scene di dalam pikirannya. "Bagaimana mungkin aku melupakannya? Aku harus menemuinya."

Yunho berjalan cepat menuju mobilnya, mengabaikan orang-orang yang menyerukan namanya.

.

.

.

Seoul University, Phsycodiagnostic Class

Jaejoong tidak bisa fokus dalam kelas sampai akhirnya Yoochun mengakhiri pertemuan mereka. Ketika Junsu sedang berbicara dengan Yoochun begitu kelas mereka selesai, Jaejoong kembali membuka majalah lagi, menatap gambarnya dan Yunho.

Kelas sedang ramai membicarakan makan siang saat tiba-tiba pintu terbuka. Semuanya menghentikan aktifitas mereka dan melihat namja yang tengah terengah dengan ekspresi terkejut, kecuali Jaejoong yang sudah tenggelam dalam dunia imajinasi tentang gambar di tangannya tanpa menyadari siapa yang baru datang.

"Maaf Mr. Park mengganggu mata kuliah anda. Aku hanya ingin bertemu seseorang..." kata Yunho sambil berusaha menstabilkan nafasnya.

Yoochun dan Junsu saling berpandangan sebelum kembali menatap Yunho.

"Gwenchana, kelasku sudah selesai. Tapi, apakah kau berlari kemari dari entah manapun kau berada tadi?"

"Tidak, aku menyetir kesini dan hanya berlari sedikit untuk sampai ke kelas ini."

"Apakah ada suara-suara yang menyuruhmu untuk datang kemari?"

"Apa?" Yunho menatapnya bingung. "Tidak Mr. Park, aku datang ke sini karena aku ingin bertemu seseorang."

Junsu menujuk Jaejoong yang tengah memandangi majalah. "Kau mencarinya kan?"

Yunho mengangguk seraya berjalan pelan menghampiri Jaejoong yang masih belum sadar keadaan sekitar. Semuanya menahan nafas ketika Yunho sudah berdiri di samping Jaejoong. Yunho menatap sosok Jaejoong yang terlihat fokus pada majalahnya sambil sesekali tersenyum malu. Tanpa sadar Yunho ikut tersenyum.

"Kim Jaejoong...?" tidak ada respon.

"Kim Jaejoong! Look at me, please..?" Yunho menaikkan suaranya membuat Jaejoong mendongak kaget.

"K-kau... ba-bagaimana..?" Jaejoong tergagap.

"Aku perlu membuktikan sesuatu." Yunho membungkuk, bergerak mendekati Jaejoong dan kemudian mencium bibirnya.

Jaejoong shock dengan sentuhan yang begitu tiba-tiba. Yunho menahan kepala Jaejoong untuk mencegah Jaejoong menarik diri. Jaejoong menutup kedua matanya seiring dengan dalamnya ciuman mereka.

Setelah beberapa menit membuat iri mata-mata yang melihat mereka, Yunho menarik dirinya perlahan dengan senyum bahagia terukir di wajah tampannya.

"Baby... I miss you..." ucap Yunho lembut membuat Jaejoong menunduk dan menutupi wajahnya yang memerah.

"Ini sangat memalukan..."

Yunho terkekeh ketika potongan-potongan memori satu persatu kembali memenuhi otak mereka.

"You're sooo cuteee..." ucap Yunho gemas lalu menarik tangan Jaejoong dan menciumnya sekali lagi, membuat seisi kelas kembali riuh. Junsu dan Yoochun tersenyum senang melihat itu. Tidak ada lagi mind gate, mulai sekarang hanya hati merekalah yang akan mengontrol.

.

.

.

The End

Yahhhh selesei deh TT

Chapnya dikit ya chingu? mian ne, emang dari sananya cuma segini. Aku juga rada ga rela pas ngetik chap ini, tapi yah mau gimana lagi :(

So, gimana pendapat kalian tentang cerita ini? Semoga selama ini kalian terhibur ne^^

Fic ini sekaligus authornya adalah salah satu favoritku. Kalau kalian ingin baca cerita 'amazing' lainnya kalian bisa kunjungi profil memoryRy di AFF, there is a lot of yunjae fantastic stories.. Dijamin chingu-chingu bakal terpuaskan deh^^

Dan tak lupa aku mau ngucapin jeongmal gomawo buat para readers yang setia baca ff ini dan juga para reviewers yang udah berkenan memberikan komentar, maaf ga bisa bales satu-satu *bow*

Sekalian promosi, jangan lupa kunjungi blogku di yunjaealways . wordpress . com (hilangkan spasi), karena ga semua ff aku post disini.

And last, special thanks to:

CassieCiel : desroschan : sienna-w5 : sirius : Mizuumi Aoi : Oryzasativa : bluesky : kireina : tinaff359 : yj : nannaa : stephanie choi : kouyuki : 2K : LuCassiopeia : heeli : rie yunnie bear : rivisofayy : irengiovanny : meirah.1111 : EvilmagnaeMin : Yunholicious : heesy : hominism : Yunjae : Snowhite04 : lee gyura : gdtop : Qhia503 : riska0122 : Nina317Elf : Anggik : AIDASUNGJIN : Namecassiofia : miramink : stephannie carolina : desi2121 : Kazuma B'tomat : blue minra : gaem heewon : SsungMine : Jaylyn Rui : cassiofia : kyu501lover : Beakren : Haiiro-Sora : Black Snow : oom. komariah.921 : cassieyunjae : KimShippo : Geuchan : fifian160 : YuyaLoveSungmin : Aoi Ko Mamoru : nunnachan : Jung Yunjae : Babyhyun : ririnelfkms : jaexi : Kimimaki : leeyunjaemauro : audrey musaena : jongwookie : kiki : Reysa J : jena8 : ChoiKyuHwa731 : Seo Shin Young : DadjoePranatha : nugu : Momoshfly2401 : loupeu : JungJaema : Shelvya Cho : rara : Eun Blingbling : Chan Nuriza : Cho SungKyu OKS : Guest

Thanks for your review^^

See ya~