Sori baru apdet, kehidupan nyata begitu menguras tenaga TAT oh iya, Selamat Bulan Ramadhan! Jujur, saya berterima kasih pada mixim-san yang senantiasa mengingatkan saya untuk apdet fic, bahkan ketika saya lagi jerit-jerit gaje main game atau berkeliaran di tumblr. Terima kasih! FreeDee-san, ini pesanan keduamu, tentang Ramayana, Mahabharata, Bharatayuddha, dan lain-lain!

Hetalia © Himaruya Hidekaz

OC Indonesia/Putra Bayu Dirgantara © Meijin-san

Dll. © bukan punya Meijin-san

Warning! Typo dan EYD acakadul! Cerita gaje dan humor garing!

.

5 Juli 2014

Epic Literatures

TV sekarang aneh-aneh.

Berhubung sekarang lagi zamannya Piala Dunia, TV lagi bener-bener dipantengin sekarang. Oke, meski Piala Dunia isinya cuma sekelompok orang berlari mengejar bola dan mencoba memasukkan bola tersebut ke gawang, ada sesuatu di dalamnya yang menarik perhatian.. dan itu adalah.. gue juga kaga tau apaan. Gue cuma ikut-ikutan (ikut-ikutan begadang, taruhan, abisin kokakola berkaleng-kaleng, dan ngantuk di pagi hari) dan teriak gol aja. Ikut-ikutan histeria massa dan tertawa binal ketika ada negara yang gue benci kalah atau nangis di kuburan gara-gara negara yang gue benci menang. Dengan skor yang gak masuk akal banyaknya pula. Yah, mau gimana lagi, kan gue gak ikut tanding. Level histeria seperti ini udah cukup tinggi. Kapan ya, gue bisa masuk Piala Dunia lagi?

Meskipun beda topik, satu sinetron yang lagi tenar, judulnya Ganteng-Ganteng Seriga*beep*. Judulnya serigala, ceritanya tentang vampir, tapi pemerannya manusia. Itu maunya apa?! Ceritanya jelas-jelas ngikutin Twi*beep*. Plagiat. Sama kayak Jayapa*beep* di Tutur Tinu*beep*, ketauan banget plagiat Bat*beep*. Waktu jaman dulu, Tutur Tinu*beep* itu keren, gak kayak yang paling baru ini, aneh. Heran gue. Gue juga heran kenapa banyak banget sensor di satu paragraf doang. Macem iklan-iklan yang ketauan banget disensornya itu gara-gara ehem-buah dada-ehem yang ditonjolkan kayak dua buah gunung kembar yang ditengahnya ada matahari senyum yang lo gambar pas TK. Ehem.

Belom lagi iklan-iklan laen.

Lo tau gak iklan-iklan yang biasanya ngundang artis buat jadi pemain iklan? Nah, mungkin lo tau ada satu produk yang selalu, dan yang gue maksud adalah selalu ngundang artis beken untuk jadi pemain iklan. Coret- yang gue maksud adalah artis musiman. Misalnya Siti dan Jaja lagi beken karena ngelipsync lagu Bekicot Toksin, pasti sama produk ini langsung dijadiin pemain iklan. Begitu juga boyband-boyband, pemain FTV, bahkan atlet nasional diboyong jadi bintang iklan. Dan ketika para artis musiman tersebut udah gak laku lagi, masih aja dipake iklan-iklan jaman baheula itu. Aduh.

Atau iklan-iklan yang tentang berita bagus itu.. padahal cuma kulit buah ternyata ada ekstraknya. Lo mau tau berita bagus itu apa? Pilpres mendekat? Itu sih bikin darting dan degdegan mikirin siapa yang menang. Yah, doain aja supaya siapapun yang menang adalah pemimpin yang baik. Amin. Yang gue maksud adalah bulan Ramadhan telah tiba bagi umat muslim. Bulan dimana setan-setan dikurung (meski gue heran kenapa para bajingan yang ngeshare foto makanan di siang bolong belom dikurung juga), bulan dimana amal-ibadah dilipatgandakan pahalanya, bulan yang suci, serta bulan dimana orang-orang lebih takut ketauan ngeliat gambar es buah daripada ketauan ngeliatin bokep. Dan untuk tetap menjaga supaya puasa lancar dalam bulan puasa ini, mari minum *beep* untuk sahur dan buka puasa. Plis deh, kalau mau puasa lo lancar itu siapin iman yang tebel, bukannya minuman.

Tapi mari kita berhenti ngomongin iklan karena nanti gue bisa dituntut pengacara-pengacara lapar. Mari kita ngomongin hal yang lebih.. intelek. Meskipun gue tau tingkat inteleksia disleksia metonimia lo semua sangatlah sedikitisasi, tapi mohonisasi tetap mengikuti karena meski begitu 68-nyaris-69-hehe my age.

Nah, jadi, wayang favorit gue itu Gatotkaca dan Srikandi.

Kenapa topiknya nyasar jauh banget? Apakah abang ganteng lagi mabok getuk lindri? Bukan, kan lagi puasa.

Jadi, rupanya ada remake dari salah satu cerita terfavorit gue disiarkan di TV. Dan untungnya di remake-nya gak aneh-aneh, kecuali wajah para pemain yang terlalu ganteng sehingga bikin gue sirik. Lo tau cerita apa yang gue maksud? Gue kasih sedikit bantuan; 18 hari perang cuma sisa 11 orang.

Yang gue maksud adalah wiwacarita Mahabharata yang dikarang oleh Resi Wiyasa, yang katanya saking panjangnya sampai Ganesha yang tulis. Satu hal, gue dengan bangga akan mengatakan bahwa gue tau kedua versi cerita Mahabharata, baik versi India (yang dijejelin sama India sendiri, waktu zamannya Kakek Kutai) maupun versi pewayangan Jawa. Ya, gue se-terobsesi itu.

Alurnya gampang, cuma 5 Pandawa dan 100 Kurawa bersaing merebut takhta kerajaan. Cerita dimulai dengan mengisahkan para leluhur Pandawa-Kurawa yang.. bermasalah.. sampai akhirnya Punt-Yudistira mendapat setengah dari kerajaan yang kemudian dengan apiknya ia taruhkan dengan Suy-Duryodana yang berujung dengan kelima Pandawa dan istri bersama mereka (ya, 5 cowok 1 cewek- meski di versi wayang si cewek-Drupadi- cuma jadi istri Yudistira doang) diusir ke hutan selaam 12 tahun dan harus menyamar selama 1 tahun berikutnya. Akhirnya terjadi perang Baratayuda dimana 100 Kurawa tewas, Gatotkaca dibunuh omnya, Abimanyu putra Arjuna dihajar bareng-bareng, Yudistira yang jujur dipaksa bohong sama dewa, Arjuna bunuh kakak tertuanya, Bisma dibunuh Srikandi (Bisma yang ini laki abis, gak kayak Bisma sebelah yang abis lakinya), dan Kresna ceramah panjang lebar, dan hanya 11 orang bertahan. Abis itu Yudhistira diangkat menjadi raja dan bertahun-tahun kemudian, Pandawa dan Drupadi pergi ke mengasingkan diri dan akhirnya semuanya masuk surga (ya, termasuk Duryodana).

Nah, itu adalah cerita asli yang dikarang Resi Wiyasa. Dan seperti yang kalian semua tahu, Mahabharata telah mengundang banyak penyair lokal pada zaman kakek-nenek gue untuk menulis gubahan mereka sendiri dengan didasarkan pada cerita tersebut. Buat lo yang nggak ngeh.. Mahabharata udah punya fic dari zaman Hindu-Buddha.

Gak percaya?

Buat lo semua yang masih planga-plongo gak percaya, gue persembahkan Bharatayudha.

Bharatayudha dibuat pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya raja Kediri, yaitu pada tahun 1157. Penulisnya adalah dua saudara yaitu Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Dari bagian awal sampai bagian Prabu Salya (paman Nakula dan Sadewa) berangkat perang, ditulis oleh Mpu Sedah. Bagian selanjutnya sampai akhir cerita ditulis oleh Mpu Panuluh. Alasan terjadinya pergantian penulis adalah ketika Mpu Sedah kesulitan menggambarkan kecantikan istri Prabu Salya, putri Prabu Jayabaya diserahkan sebagai model. Tapi Mpu Sedah berbuat bego dan akhirnya dipaksa menyerahkan hak menulis Bharatayudha kepada saudaranya. Tapi Mpu Panuluh punya cerita lain, katanya, Mpu Sedah gak tega nulis sampai akhir, sehingga Mpu Panuluh ditunjuk sebagai pengganti.

Alur ceritanya bisa dibilang sebagian besar sama dengan Mahabharata. Tapi sebenernya, ada satu rahasia yang Kakek Kediri ceritain ke gue. Sebenernya, Bharatayudha adalah perlambangan dari perang antara dia dan Nenek Jenggala. Perang antara mereka berdua digambarkan seolah sama dengan perang antara Pandawa-Kurawa yang masih sedarah. Yah, mereka kan masih punya darah Kakek Medang.

Selain Bharatayudha, masih ada Arjunawiwaha. Dari namanya aja udah jelas ceritanya apa. Penulis Arjunawiwaha adalah Mpu Kanwa. Arjunawiwaha ditulis pada zaman Kakek Medang, pada pemerintahan Prabu Erlangga, sekitar tahun 1030an. Cerita ini didasarkan oleh Wanaparwa atau Buku Hutan, buku ketiga dari Mahabharata. Cerita ini sih sebenernya ditulis untuk menyemangati Prabu Erlangga yang hendak berperang dengan seorang kampret bernama Wora-Wari.

Ceritanya Arjuna pergi bertapa seorang diri ke Gunung Mahameru. Disana, ia didatangi tujuh bidadari yang mencoba menggodanya (beda ama Jaka Tarub di lapak sebelah yang cuma dapet satu bidadari, itupun ilang lagi) tapi apa daya, imannya kuat gak kayak gue, sehingga godaan tersebut tidak digubrisnya. Setelah didatangi beberapa dewa, Arjuna diberi tugas untuk membunuh sebungkus (?) raksasa bersama Niwatawakaca. Sebagai imbalan telah berhasil menunaikan tugas ini, Arjuna diberi hadiah.. boleh mengawini ketujuh bidadari sebelumnya. Kalau Erlangga masih gak semangat setelah baca ini, bisa dibilang dia homo.

Nah, rasanya gak lengkap ngomongin Mahabharata tanpa Ramayana. Bukan, yang gue maksud bukanlah Ramayana pasar swalayan, tapi Ramayana yang isinya orang-orang galau, monyet gila, dan adek-adek yang brocon.

Ramayana adalah wiracarita India karangan Mpu Walmiki, dibuat pada tahun 500-400 SM. Bagi gue, dampak baca Ramayana sama kayak cewek-cewek sekarang nonton FTV-FTV aneh yang rok cewek-cewek SMA pendek kayak cabe itu. Geregetan, gemes, keringet dingin, mules.. eh- salah. Maksud gue, gue jadi bertingkah lebih seperti anak cewek belum ABG daripada biasa. Apalagi pas bagian gue disebut. Ya, gue, Jawadwipa, disebutkan dalam Ramayana! Ayo, silahkan bersuka cita!

Ramayana bercerita tentang Rama, seorang pangeran yang kebetulan (bukan kebetulan juga sih) kehilangan istrinya ketika sedang berada di hutan bersama istri tersebut dan adiknya. Istri tersebut, Dewi Sinta, terpikat oleh seekor kijang emas perwujudan bajingan, dan menyuruh Rama menangkapnya. Karena cemas Rama tak kunjung kembali, ia mengutus adik Rama, Laksmana, untuk menyusulnya. Sebelum Laksmana pergi dia membuat lingkaran ajaib yang melindungi Sinta dari ancaman luar. Rahwana, seorang jomblo berbahaya, jatuh hati pada Sinta dan mencoba menyuliknya. Setelah berhasil membuat Sinta keluar dari lingkaran ajaib itu, Rahwana memboyongnya ke kerajaannya, Alengka. Sebelum sampai di Alengka, keponakan Garuda kece, Jatayu, mencoba menghalanginya tapi tak berhasil.

Rama yang galau melihat Sinta hilang, akhirnya tahu kemana Sinta pergi setelah mendengar laporan Jatayu yang sekarat. Di tengah jalan, ia bertemu Hanuman (yang mukanya mirip sama lo btw), yang bersedia membantunya kalau ia menolong rajanya, Sugriwa, dulu. Hanuman pun pergi ke Alengka untuk membebaskan Sinta, tapi ia tertangkap dan dijatuhi hukuman dibakar. Hanya ekornya yang terbakar dan dengan ekornya itu, Hanuman bertingkah seperti monyet kepanasan (tunggu.. apa?) dan membakar Alengka. Setelah sadar diplomasi bukanlah cara yang bagus, Rama pun terpaksa berperang dengan Rahwana. Para monyet membuat jembatan dari India utama sampai Sri Lanka, membelah lautan untuk berperang dengan Rahwana. Singkat kata, Sinta berhasil diselamatkan. Tapi Rama si bego masih skeptis dengan kesucian Sinta, sehingga Sinta membakar diri diantara api. Namun, karena kesuciannya, ia bisa selamat dari kobaran api. Happy ending. Yay!

Ceritanya gak sekompleks Mahabharata dan akrakternya pun juga gak sebanyak Mahabharata. Meski begitu, Ramayana adalah salah satu cerita yang gue kenang. Maka bisa lo bayangkan betapa senengnya gue ketika tahu bahwa cerita ini bakal dipentaskan. Sama senengnya gue ketika mengetahui salah satu web edukasi yang ingin gue buka gak dialihkan ke 'Internet Positif'. Sendratari Ramayana pertama kali ditampilkan pada 26 Juli 1961 di panggung terbuka di depan kompleks Candi Prambanan. Di pementasan perdana gue datang bersama beberapa orang penting seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pada pementasan berikutnya, 25 Agustus 1961, gue gak bosen hadir lagi bersama Bung Karno dan beberapa menteri. Ada Charlie Chaplin, bok! Gak bosen-bosen gue nonton. Kalau emang suka, mau sampe muntah juga gak bakal bosen, iya kan?

Lanjut! Karya sastra Hindu-Buddha gak selalu berarti harus 100% terikat dengan dua cerita diatas. Gak semua karya sastra Zaman Hindu-Buddha bercerita tentang bagaimana Sri Krisna meminang Dewi Rukmini, Arjuna bunuh raksasa dan dapet cewek, atau pengasingan Pandawa di hutan. No, no, no.

Masih banyak variasi cerita lain, contohnya Jangka Jayabaya.

Jangka Jayabaya adalah kumpulan ramalan yang ditulis oleh Raja Kediri, yaitu Prabu Jayabaya, dia bukan hanya kerjaannya nyuruh orang buat nulis buku, dia sendiri juga nulis. Jangka Jayabaya berisi ramalan-ramalan untuk masa yang akan datang. Beberapa ramalan pertama adalah 'kelak akan ada kereta tanpa kuda' oke itu mobil, sep. 'Pulau Jawa berkalung besi' artinya banyak rel kereta api. 'Perahu berjalan di angkasa' pesawat, sip. 'Sungai kehilangan mata air' maksudnya hutan-hutan ditebangi. 'Pasar kehilangan suara' maksudnya pasar tradisional sudah kurang diminati. Dan masih ada banyak ramalan-ramalan seperti ini, dan makin lo baca lo bakal makin meringis.

Pas gue pertama kali baca, gue cuma bisa 'oh, yaudah. Gak yakin gue.' dan sekarang gue baca? Bleh, sakitnya tuh *megang dada* disini. Tapi ada sesuatu yang bikin gue merasakan secercah harapan. Ramalan tentang Ratu Adil. Katanya sih, setelah zaman yang suram, akan muncul seseorang yang membawa perubahan dan mendatangkan Zaman Keemasan. Gitu deh. Gue setengah percaya setengah enggak. Kalau emang beneran ada, kenapa gak buru-buru dateng? Zaman kan udah bobrok begini, ngapain nunggu lama-lama. Sama kayak elo, kalau nunggu lama-lama, nanti kalah sama yang buru-buru bertindak. *galau mode: on*

Lanjut ke buku berikutnya, bok!

Lo semua pasti tahu semboyan nasional kan? Bhinneka Tunggal Ika? Berbeda-beda tetapi tetap satu? Nah, seperti yang lo semua ketahui (kalau lo gak tau itu artinya lo harus berenti tidur di tengah pelajaran), semboyan itu diambil dari sebuah kitab bernama Sutasoma karangan Mpu Tantular. Sutasoma dibuat pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, kira-kira pada tahun 1365-1389, persisnya gue lupa. Satu hal yang jelas, Kakawin Sutasoma lebih muda usianya daripada Negarakretagama.

Kakawin Sutasoma bercerita tentang seorang pangeran bernama Sutasoma, yang menolak jadi raja gara-gara lebih memilih jadi pertapa. Alhasil dia kabur. Sama kayak anak-anak ABG yang kabur dari rumah, meski niat Sutasoma lebih baik dengan mau menjadi pertapa. Di tengah jalan, dia dengar cerita tentang seorang raja yang suka memakan manusia. Ketika diminta untuk membunuh raja tersebut, Sutasoma menolak, beda dengan Arjuna lapak sebelah yang langsung ngacir bunuh raksasa. Dia melanjutkan perjalanan, dan mendapat murid makhluk-makhluk fantastis yang setengah heran setengah terpukau dengan keeksentrikan Sutasoma. Ketika ia melanjutkan perjalanan, dia bertemu dengan sepupunya yang sedang berperang dengan raja gila diatas. Sutasoma membantu sepupunya, menang, dikawinin sama putri sepupunya, punya bocah, dan balik pulang ke kerajaannya.

Cerita selesai? Belom! Si raja lalim, yang lupa gue perkenalkan sebagai Purusada, ingin mengorbankan 100 raja (kurang banyak, om) kepada Batara Kala. Batara Kala menolak, dia pengennya Sutasoma (entah, mungkin karena Sutasoma lebih pedes atau kalau pesen dia, bakal dapet minum gratis atau apa). Akhirnya Purusada melawan Sutasoma. Sutasoma tidak melawan, sehingga ia bisa ditangkap (kan udah gue bilang dia eksentrik). Ketika akan dikorbankan, Sutasoma bersedia sepenuh hati dimakan asal 100 raja yang lain dibebaskan. Terharu akan kebaikan hati Sutasoma, Purusada pun bertobat. Moral dari cerita ini? Hidup rukun antar agama sangatlah penting.

Gak, gue gak mabok, emang beneran itu pesan moralnya. Jadi gini, dua agama dominan saat itu adalah Budha dan Hindu Syiwaisme. Sutasoma adalah pangeran yang ingin menjadi ahli agama Buddha, dan tiba-tiba aja dia ketika mati suri dihidupkan sama Batara Indra. Meski agak salah tempat dan aneh, tapi penting kan waktu Batara Indra datang menghidupkan Sutasoma? Begitulah harmoni dalam perbedaan, meski bisa aneh, tapi pada akhirnya kita semua membutuhkan itu.

Lanjut ke kakawin berikutnya, yaitu Negarakretagama.

Negarakretagama dibuat oleh Mpu Prapanca pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (lagi) pada tahun 1365. Maskipun tujuan kakawin ini adalah untuk merekam sejarah, terutama wilayah-wilayah bawahan Kakek Majapahit, silsilah leluhur Raja Hayam Wuruk, dan adat istiadat setempat, tetapi Negarakretagama bersifat pujasastra, atau suatu karya yang ditujukan untuk mengagungkan seseorang. Negarakretagama mengangung-agungkan kehebatan Raja Hayam Wuruk dan Kakek Majapahit, oleh karena itu, peristiwa yang nyelekit seperti Perang Bubat gak disinggung. Ibaratnya yah.. kayak lo bikin suatu album memori lo waktu di SMA, dan lo dengan sengaja tidak mencakupkan foto-foto tentang mantan lo yang selingkuh sama lo. Atau lo lagi ngundang temen-temen lo makan di rumah, dan ibu lo dengan santai nanya "lah itu si X mana? Kok gak keliatan?" dan lo cuma bisa mengalihkan pembicaraan, apa saja asal bukan temen lo yang nusuk dari belakang itu. Kurang lebih begitu.

Lanjut ke cerita berikutnya, Pararaton atau Kitab Raja-Raja.

Siapa penulisnya dan kapan ditulisnya masih menjadi sebuah misteri, dan gue gak bisa inget pula siapa yang nulis. Kan udah gue bilang gue kepentok, ngeyel amat sih lo. Cerita Pararaton berpusat pada Ken Arok, pendiri kerajaan Singasari. Karena besarnya fokus yang ditujukan pada Ken Arok, biasa dong aklau salah satu judul alternatif Pararaton adalah 'Katuturara Ken Arok' atau 'Cerita Mengenai Ken Arok'. Pararaton menceritakan riwayat Ken Arok, dari inkarnasi sebelumnya yang bikin 'deal with the devil', masa kecilnya yang bengal, sampai dia jadi raja cuma gara-gara kasmaran ama cewek bosnya. Kitab Pararaton memiliki banyaaaaaaak unsur mitologis daripada unsur sejarahnya, jadi biar gue tegaskan, KALAU LIAT BAYI BERCAHAYA, BIARIN AJA, FOTO-FOTO BOLEH, TAPI JANGAN DICULIK.

Faham? Kalau tidak faham, sini ane fentungin biar faham.

Gue rasa sampai sini dulu post kali ini. Gue mau melihat tingkah kafir orang-orang pada bulan puasa sambil minum teh botol. Dah!

TBC

Jadi, sudah seberapa lama saya hiatus? *berdehem dengan canggung*

Ah, ngomong-ngomong, saya menyelesaikan fic ini sambil makan duren. Mantap :3 jadi ketika saya menyelesaikan fic ini, saya mabok duren... untung bukan mabok janda :s *hush* coretitumahIndoyangmabokjandacoret *ditusuk pake bambu runcing*

Tuh kan saya jadi random, pertanda beneran mabok. Anyway, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya bagi dukungan para pembaca! Dan lihatlah review, fave, dan follow yang saya terima.. waw.. betapa baiknya kalian semua pada anak malas ini :'3

Karena saya udah terlalu capek, saya minta maaf, untuk ask dan review akan dibales di chapter depan. Untuk request yang masih saya punya, itu adalah joget-jogetan dari Yunjou-san, cabe-cabean dari Prince from darkness-san, dan jomblo-jombloan dari Demon D. Dino-san. Mungkin ada request lagi dempet di review, tapi saya belom cek TAT jadi mohon maaf dan bersabar, karena saya akan membereskan list ini secepatnya! …saya harap.

Nah, karena saya sudah lelah, sampai jumpa dan terima kasih :3