Huy!^^/

Nih authur datang dengan fic baru. #digebugin reader karena berani publish fic baru padahal yang satu lagi blom tamat.

Boleh dong kan imajinasi saya gi membeludak ingin dikeluarka/author tambah ga tau diri.

Jangan rajam author ok. Dengar dulu penjelasan saya, saya pub ni fic karena udah lama ni fic saya tulis sebenarnya. Tapi saya ga tau ini bagus apa nggak, jadi riview loh! Tapi baca dulu, supaya saya bisa tahu mana yang kurang dific inih.

Ini masih fic fanfom naruto, karena saya baru berani-walau udah tahu jadinya jelek-publish fic naruto.

Baiklah langsung aja yah,

Enjoy reading!^^

Naruto: 17 tahun. Kelas 2B

Sasuke:17 tahun. Kelas 2B

Kiba:17 tahun. Kelas 2B

Shikamaru:18 tahun. Kelas 3A

Disclaimer : Naruto bukan punya saya. Naruto punyanya Kishimoto sama tapi yang bener punya sasuke

Genre: Romance, Crime.

Rated: T

Pairing: SasuNaruSasu, belum tahu yang mana.

Warning:BoyXBoy, sho-ai,BL,Alur tidak jelas,Typo(banyak kali),aneh,gaje, membingungkan etc.

DON'T LIKE DON'T READ or DON'T LIKE TRY READ?

Chapter 1

"Gawat! Aduh aku telat, bagaimana ini jam pertama yamato sensei aku bisa dibunuhnya!" teriak frustasi seorang pemuda,orang-orang yang berlalu lalang dijalan hanya menatapnya 'kasihan padahal anak itu manis tapi gila' yah begitulah kira-kira pikiiran orang yang melewatinya.

"Dasar si preman pasar itu! Kenapa tidak membangunkanku lebih pagi!" gerutunya lagi tidak jelas.

Sebenarnya apa yang terjadi pada pemuda tadi sehingga dia bisa mendadak gila begini? Marilah kita tengok sejenak ke beberapa waktu kebelakang.

Flashback

"Naruto! Bodoh bangun!" teriak preman pa-#dijitak ralat teriak seorang wanita berambut merah panjang pada pemuda yang masih saja tertidur setelah berusaha dibangunkan selama kurang lebih sepuluh menit yang lalu.

"Ini anak mau sampai kapan sih tidur?" gerutunya kesal melihat pemuda yang masih saja betah bergerumul dengan selimutnya. Pemuda yang masih tidur itu adalah anak dari wanita yang sekarang menampakkan seringai mengerikan diwajahnya.

"Khukhukhu" si ibu yang bernama kushina tertawa pelan setelah mendapatkan cara membangunkan anaknya.

Duakh!

"Wadaw! Apa yang kau lakukan bodoh!" naruto yang sekarang sudah terbangun dengan cara yang sangat elit sekali yaitu ditendang oleh ibunya sampai terlempar menabrak tembok sampai dahinya dengan sukses mencium tembok.

"Bangun juga kau Kebo." kata sang ibu pada anaknya /kalau naruto kebo berarti emanya juga keb-#dihajar kushina

"Kau itu dasar preman!" teriak naruto,tangannya terangkat untuk menyentuh dahinya yang memar.

"Sudah sana cepat mandi, kalau tidak mandi sekarang bakal telat kau" ucap kushina acuh sambil mengibas-ngibaskan tangannya pada naruto.

"Jam?" tanya naruto bingung, dia pun melirik jam dimeja kecil dekat ranjang king sizenya.

"..."

"..."

"Uwaaah! Aku telat!" teriak naruto seraya berlari pontang panting menuju kamar mandi.

Flashback end

"Huh dasar preman bodoh!" gerutu naruto, kakinya masih terus berlari kecil menuju sekolahnya.

Disaat gerbang sekolah naruto yang bertuliskan Konoha gakuen sudah dekat, naruto tanpa sengaja melihat beberapa orang yang tengah mengerubuni seorang pemuda. Pemuda itu berdiri membelakangi tembok dan didepannya terdapat empat orang, terlihat seperti pemuda itu sedang dipojokkan.

Tanpa disadari naruto, kakinya melangkah mendekati orang-orang itu.

"Hei kalian! Tidak baik menindas yang lemah." ucap naruto begitu jarak dia dengan orang-orang itu hanya sekitar satu meter.

Refleks orang-orang yang tadinya memperhatikan pemuda didepannya berbalik dan menatap naruto.

"Cih! Pengganggu!" kata salah seorang dari mereka yang berambut putih abu-abu.

"Hei kau, kau tahu apa yang harus kau lakukan. Aku pergi dulu" ucap orang tadi pada pemuda yang terlihat terpojok tadi.

"..." pemuda yang dimaksud hanya diam dan menatap kepergian orang-orang tadi.

Naruto yang khawatir pada pemuda itu langsung menghampirinya.

"Hei, kau baik-baik saja?" tanya naruto ramah.

Tapi pemuda itu hanya diam saja dan menatap naruto datar.

Pemuda itu memiliki gaya rambut yang aneh, seperti pantat bebek atau ayam? Memakai kacamata super tebal yang penutupi mata hitamnya dan berpakaian rapi dari ujung rambut sampai ujung kaki, tangannya mendekap buku tebal, jika diperhatikan keseluruhan bisa dibilang pemuda tadi err cupu?

"Kamu anak mana? Sepertinya aku belum pernah melihatmu disekitar sini?" tanya naruto lagi senyum manis diperlihatkannya.

Tapi lagi-lagi pemuda didepannya hanya diam seribu bahasa.

'Aneh' pikir naruto.

"Dobe" pemuda itu pada akhirnya sebelum melenggang pergi meninggalkan naruto yang belum selesai mencerna kata-katanya.

"He-! Apa kau bilang hah! Aku bukan dobe tahu, dasar teme menyebalkan!" teriak naruto, walaupun pemuda yang harusnya mendengar teriakannya itu telah pergi entah kemana.

Naruto yang menyadari pemuda tadi sudah pergi hanya mencak-mencak tidak jelas sampai dia ingat satu hal yang sebenarnya pe- "AKU TERLAMBAT!" baru saja author mau bilang ternyata naruto keburu sadar.

Dengan berlari secepat kilat bagai eyeshield 21 dengan kecepatan cahayanya naruto pun bisa masuk kesekolah sebelum beberapa detik kemudian gerbang ditutup.

"Selamat~!" ucapnya, napasnya masih tersendat-sendat karena kehabisan napas setelah berlari.

"Bwahaha kali ini kau selamat naruto!" tawa seseorang dari arah depan membuat naruto mendongakkan kepalanya.

"Ini tidak lucu kiba!" gerutu naruto seraya berjalan mendekati kiba yang sedang berdiri didepan koridor sekolah.

"Heh, ini lucu tahu. Sampai hampir setiap hari kau seperti itu." ucap kiba sambil nyengir lebar.

"Mendokusai" kata pemuda lain disebelah kiba.

"Bagimu apapun selalu merepotkan shika" ucap kiba yah menyindir.

"Hehehe, kiba benar apa-apa kau pasti bilang mendokusai, makan mendokusai, belajar mendokusai, jangan-jangan hidup juga mendokusai untukmu ya?" ucap naruto ketika sampai didepan kedua orang tadi.

"..."

"He hey! Jangan ngambek begitu shika!" teriak kiba saat melihat shikamaru mulai berjalan meninggalkannya dan naruto.

"Iya! Kami kan hanya bercanda."sambung naruto, kiba dan naruto berlari kecil mengejar shikamaru yang sudah menjauh.

.

.

.

"Ohayou minna!"

"Oh,ohayou naruto!"

"Hmm,ohayou!"

Sapa balik teman-teman sekelas naruto.

"Naru kali ini berapa waktunya?" tanya salah satu siswi yang bernama ino.

"Kira-kira tiga detik!" jawab naruto bangga. Apanya yang tiga detik?tentu saja waktu yang tersisa sebelum naruto telat, karena terlalu seringnya naruto telat teman-teman sekelasnya selalu mencatat waktu saat naruto sampai disekolahnya agar bisa tahu jika naruto ada perkembangan untuk masuk lebih cepat.

"Yah, lebih lama dua detik dari kemarin." kecewa ino.

"Ino chan jangan sedih begitu. Ini semua salah si preman pasar itu sampai aku telat bangun."ucap naruto mengalihkan kesalahannya pada ibunya.

"Siapa yang preman pasar?" tanya seseorang dibelakang naruto.

Sontak naruto menoleh kebelakang dan begitu terkejutnya dia melihat orang dibelakangnya.

"Ya yamato sensei." ucapnya takut-takut.

"Tadi kau bilang apa naruto? Siapa yang preman pasar?" tanya yamato sensei.

"A ah, itu ano.." naruto menggaruk belakang kpalanya.

"Sudah sana pergi ke tempat dudukmu, pelajaran akan segera dimulai" perintah yamato, karena sebenarnya dia tahu siapa yang dimaksud naruto itu. Karena pernah suatu waktu naruto dan sang preman bermain kejar-kejaran mengelilingi koridor sekolah sambil berteriak bersahutan yang satu berteriak 'bocah kembali kemari dan makan bekalmu!' dan yang satu lagi berteriak 'aku tidak mau sayuran, ramen sampai mati' benar-benar seperti anjing dan kucing yang kekanakan.

"Hai' yamato sensei" ucap naruto, dia pun langsung berjalan kekursinya bersama kiba dibelakangnya.

"Nah, pagi semua!" sapa yamato setelah naruto dan kiba duduk.

"Pagi yamato sensei!" serempak sekelas menjawab sapaan guru mereka.

"Senang sekali sensei melihat kalian semua bersemangat hari ini dan...naruto!" panggil yamato.

"I iya sensei, ada apa?" jawab naruto, 'firasat buruk' pikirnya.

"Apa kau sudah mengerjakan tugas tambahan dariku?" tanya yamato, matanya menatap naruto tajam.

"A i itu, emm.." gagap naruto, naruto diberikan tugas tambahan karena dia sebelumnya tertidur dikelas saat pelajaran yamato berlangsung. Tapi sepertinya dia lupa mengerjakannya.

"Pulang sekolah kau bersihkan halaman belakang sekolah dan lapangan sekolah." Kata yamato.

"Apuah?!" teriak naruto mendengar ucapan senseinya barusan.

"Ta tapi-"

"Kenapa?" ucap yamato dengan muka seram "Kau mau protes?" lanjutnya dengan tatapan bak dewa kematian yang siap mencabut nyawa naruto.

"Ti tidak sensei" jawab naruto tergagap.

"Bagus, baiklah anak-anak kita lanjutkan pelajaran kemarin tentang masa puber-"

Tok tok tok

Penjelasan yamato sensei terpotong karena terdengar suara ketukan pintu pintu.

"Permisi." Seseorang wanita yang masih terlihat 'muda' menyembulkan kepalanya dari pintu.

"Yamato sensei bisa minta waktunya sebentar" ucap wanita itu.

"Tsunade sama, ada perlu apa?" yamato berjalan keluar kelas dan menutup pintunya.

Tak lama yamato kembali masuk kedalam kelas sambil tersenyum.

"Anak-anak" ucapnya " kita kedatangan murid baru" lanjutnya.

Setelah yamato mengatakan akan ada murid baru dikelas, kelas yang tadinya adem anyep dalam sekejap menjadi riuh karena membicarakan tentang murid baru itu. Seperti 'dia laki-laki atau perempuan', 'tampan tidak ya', 'kuharap dia perempuan cantik', 'aih,semoga dia laki-laki tampan' begitulah kira-kira gumaman-gumaman yang terdengar dari murid yang ada dikelas.

Yamato yang ada didepan kelas yang kehadirannya sudah dilupakan akhirnya tak bisa sabar lagi.

"Anak-anak,jika kalian masih berisik. Sensei akan berikan kalian nilai F pada pelajaran ini." Ujar yamato dengan nada riang tetapi jika ini anime dibelakangnya bisa terlihat bayangan hitam membawa sabit menyeringai lebar mengerikan.

Sekejap kelas menjadi sepi, tidak ada sedikitpun suara yang terdengar bahkan kodok yang sudah dibedah perutnya pun tak bersuara(?)

"Nah, begini kan lebih enak" ucap yamato.

"Kau, masuklah." Kata yamato pada orang dibelakang pintu.

Seseorang itu pun mulai memasuki ruang kelas, rambut hitam kebiruan, mata hitam kelam tertutupi lensa kacamata tebal, pakaian yang super rapi ciri-ciri orang yang sekarang berdiri didepan kelas.

Krik krik krik

Penghuni ruangan itu cengo melihat orang dihadapan mereka, laki-laki atau perempuan? Dia laki-laki. Tampan atau tidak? Jelas tidak, yang mereka lihat sekarang adalah seorang pemuda super cupu dengan buku yang didekap didepan dada.

"Nah, anak baru perkenalkan dirimu pada teman sekelasmu." Ucap yamato memecah keheningan.

Pemuda itu diam sejenak "Hn, uchiha sasuke" ucapnya.

"..."

"..."

"...err sudah?" tanya yamato karena anak dihadapannya tak mengucapkan sepatah kata lain selain namanya.

"Ba baiklah, kalau begitu sasuke kau bisa duduk disebelah naruto" kata yamato sambil menunjuk orang yang dimaksudnya.

Sementara itu naruto yang sejak tadi melihat keluar jendela sama sekali tidak memperhatikan apa yang terjadi dikelas terkejut karena seseorang mencolek bahunya dari belakang.

"Apa?" ucapnya ketika melihat sang pencolek yaitu kiba.

"Dasar bodoh, yamato sensei menyuruh anak baru duduk denganmu tuh!" kata kiba, karena dia tahu kalau naruto tidak memperhatikan sedari tadi.

"Anak baru?" tanya naruto bingung.

"Lihat depan." Ucap kiba.

Naruto pun mengalihkan pandangannya kedepan kelas, seketika itu alisnya mengkerut 'anak itu..' pikirnya.

"Naruto, kau akan duduk dengan dia. Namanya uchiha sasuke, aku tahu kau tadi tidak memperhatikan." Ucap yamato.

"Eh hehehe" naruto hanya bisa menunjukan cengirannya mendengar perkataan senseinya tadi.

"Haah, kalau begitu silahkan duduk disana kita akan memulai pelajaran kembali" kata yamato pada sasuke.

Sasuke pun mulai berjalan menuju tempat duduknya disebelah naruto. Saat sasuke baru saja duduk, anak disebelahnya bartanya.

"Hey, kita bertemu lagi." Ucap naruto tersenyum kearah sasuke.

"..."

Sasuke hanya melirik naruto lalu menenggelamkan wajahnya pada buku biologi ditangannya.

"Kau masih ingat aku? Tadi kita bertemu dijalankan? Aku tak menyangka kau ternyata murid baru disini dikelasku pula." Tanya naruto, tapi sasuke tetap diam tak menanggapi ocehan pemuda disebelahnya.

Naruto yang mulai kesal karena dari tadi dia dicueki orang disebelahnya.

"Hey kau tidak tuli kan?" tanya naruto akhirnya.

"..." sasuke tetap diam bersikap sebodo amat apa katamu.

"He-"

"Naruto! Sasuke!" terdengar teriakan dari arah depan, yamato yang sedang mengajar terlihat sangat terganggu sedari tadi karena naruto selalu 'mengobrol' dengan sasuke.

"Naruto, hukumanmu sensei tambah bersihkan toilet laki-laki dan untukmu sasuke, kau akan membantu naruto mengerjakan hukumannya karena telah berani mengobrol ditengah pelajaranku" tegas yamato.

"Hn" ucap sasuke menanggapi perkataan senseinya.

"Yamato sensei, kau tega sekali~!" rengek naruto karena mendengar hukumannya ditambah oleh sang guru.

"Tidak ada alasan apa pun, kalian berdua kerjakan hukuman kalian saat bel pulang sekolah berbunyi" ucap yamato dengan nada rendah terkesan seram.

"Ba baik"

Skip skip skip time skip skip skip

"Hey anak baru!" teriaknya ketika melihat sasuke di koridor sekolah sekarang bel pulang sekolah telah usai berbunyi dan naruto mengejar sasuke dari kelas sampai koridor yang sudah agak sepi karena para siswa telah pulang.

"Hey kau ini benar-benar tuli ya?"ucap naruto membalikkan tubuh sasuke sehingga sekarang mereka berhadapan.

"Apa maumu?" sasuke yang sudah jengah dengan naruto yang terus berbicara padanya walaupun dia tak menanggapi akhirnya membuka mulutnya.

Sejenak naruto diam, "Akhirnya kau bicara juga, aku sudah akan mengira kalau kau bisu dan tuli. Hahahaha" ucap naruto lalu tertawa senang karena akhirnya pemuda didepannya bicara juga.

Sasuke membalikan tubuhnya dan mulai melangkah pergi.

"Hey tunggu, kenapa malah pergi sih!" teriak naruto dan berlari mengejar sasuke.

"Kau itu cepat sekali sih larinya!" ucap naruto ketika berhasil mensejajarkan diri dengan sasuke.

"Hn"

"Hn itu apa artinya?" tanya naruto dengan wajah bingung.

"Hn"

"Naruto! Sasuke!"

Dua orang yang merasa namanya dipanggil mencari asal suara yang memanggil mereka.

Disana yamato sensei berjalan mendekat. "Kalian mau kemana?" tanyanya.

"Pulang sensei, bukannya sudah bel pulang tadi?" jawab naruto polos.

"Pulang gundulmu! Kerjakan hukuman kalian sekarang!" teriak yamato penuh amarah.

"Huaah! Ba baik!"

.

.

.

"Aku cape~!" gerutu naruto saat ini dia sedang membersihkan halaman belakang sekolah, menyapu dedaunan yang gugur menutupi rumput hijau dibawahnya.

"Sasuke, kenapa kau diam saja sih! Kerjakan juga hukumanmu!" geram naruto pada pemuda yang sedang berduduk santai ria dibawah rindangan pohon, terlindung dari panas terik matahari siang itu.

"..." sasuke membuka matanya yang tadi tertutupi kelopaknya dan menatap datar naruto tanpa berkata sepatah kata pun.

"Kembali lagi jadi orang bisu, haa~h." Naruto menghela napasnya. Lelah juga dari tadi bicara terus tanpa ditanggapi.

Drrt drrt drrt

Sasuke yang hendak menutup matanya dan kembali menikmati rindangnya pohon harus terganggu oleh getaran dalam sakunya. Dirogohnya kantung celananya untuk mengambil sebuah benda yang bergetar tadi.

Klik

"Hn" sasuke menempelkan ponselnya ketelinga, mendengarkan orang disebrang sana berbicara.

"sekolah/Hn/Ya/Hn" Begitulah percakapan sasuke dengan seseorang disebrang sana.

Sasuke langsung menyambar tasnya yang diletakan disampingnya setelah menutup telepon dan

ponselnya kembali bergetar namun kali ini hanya satu getaran kecil menandakan ada email yang masuk.

Dibukanya email itu lalu sasuke melangkahkan kakinya pergi dari halaman belakang sekolah.

"Hei, kau mau kemana?" tanya naruto ketika dia melihat sasuke pergi menjauh.

"..."

"Brengsek! Cepat kembali kemari dan selesaikan hukumanmu kacamata kuda berpantat ayam!" teriak naruto ketika melihat sasuke yang tak menghentikan langkahnya.

"Gaaah! Kenapa sih dia itu jadi orang aneh sekali."gerutu naruto.

"Tapi...AKU HARUS MENGERJAKAN INI SENDIRIAN, DASAR SIALAN!" Teriaknya sambil mengacung-acungkan sapu ditangannya.

####*###*####*##*####*###*####*####*###*#####*############*#*####*#############*###

01.24 am

"To tolong jangan bunuh a aku" mohon seorang pria yang saat ini sudah terpojok antara dinding dan seorang lain didepannya yang sedang mengacungkan sebuah pistol tepat kearah kepalanya.

"Katakan itu pada yang mengirimku." Ucap orang selain orang tadi.

"Aku akan membayarmu, berapa yang orang itu bayar? Aku akan membayarmu lebih asal kau tak membunuhku." Ucap pria tadi ketakutan.

Mata merah dengan tiga koma itu begitu menusuk, begitu datar dan begitu tak peduli dengan apa yang dikatakan korbannya itu.

Door!

Sebuah peluru meluncur menembus kapala bagian depan sampai kebelakang kepala, tak ada darah tapi satu orang telah kehilangan nyawanya.

"Aku hanya menerima misi pertama" ucap orang lain yang kini menatap datar sosok tak bernyawa didepannya.

Merogoh kantung celananya, orang itu mengambil ponsel hitam dan mencari-cari nomor telpon dikontaknya dan setelah itu memencet tombol call

Tuut tuut tu-

"Ya? Bagaimana?" terdengar suara seseorang dari sebrang sana.

"Misi selesai." ucapnya.

"Tepat waktu, cepat kembali kemari." Ucap orang yang ditelpon.

"Hn."

Tut tut tut

Mata itu tertutup lalu membuka, memperlihatkan mata merah kelam yang bersinar didalam kegelapan. Disematkannya pistol yang dia gunakan untuk membunuh tadi dibelakang bajunya.

Dan pergi menghilang dalam kegelapan.

Orang itu, seorang pembunuh berdarah dingin telah menyelesaikan satu lagi misi menghilangkan nyawa dengan alasan 'misi'.

TOBEKONTINYU?

Jadi lanjut ga nih? Saya merasa qo kalau fic ini jelek banget. Pengen saya sih lanjut, kalau menurut reader sekalian dilanjut ga?

Fic ini ga jauh beda dari yang satunya lagi, sama-sama genre Crime dan ga jauh dari acara bunuh-bunuhan.

Makanya kalian semua yang mampir harus riview!/ngancem bawa-bawa panci+spatula(mau masak)

Tapi ga riview juga ga papa, author ga maksa qo.

Yang sudah baca fic ini ditunggu pendapatnya.

Baca juga DID fic pertama saya, SasuNaru #digetok laptop karena promosi.

RIVIEW jika berkenan!^^