Passion

YeWook

Mature, Genderswitch

Tap.. Tuk.. Tap.. Tuk..

Suara gemertup antara sepatu-sepatu pria berbahan kulit yang terlihat sangat mahal dan high heels dengan berbagai bentuk dan warna dengan lantai ruangan yang merupakan lobby sebuah hotel ternama di Seoul terdengar.

Seorang yeoja manis berjalan dengan anggunnya sambil membawa sebuket bunga. Sesekali tersenyum paga pegawai hotel yang menyapanya. Tidak memperhatikan tatapan-tatapan mesum yang diberikan ajhusi-ajhusi padanya. Yeoja itu memakai blouse ungu bermodel V-neck yang sangat rendah hingga membuat belahan dadanya yang tidak bisa dibilang kecil itu terlihat. Serta rok pensil hitam yang hanya menutupi setengah dari paha putih nya.

'Hari ini Donghae oppa ulang tahun. Donghae oppa sangat sayang apalagi sejak kedua orang tua kami meninggal. Aku akan memberikan surprice padanya.'

"Disinikah hotel tempat Donghae Oppa berkerja?" Guman yeoja itu.

'Hotel ini bagus sekali. Suatu saat aku ingin honeymoon bersama orang yang kusukai disini.'

"Diakah yeoja itu?" Tanya seorang namja yang cukup berumur pada namja lain di sebelahnya.

"Ah, iya. Mungkin itu dia."

Kedua namja itu berjalan mendekati yeoja manis itu.

"Akhirnya kau datang juga. Kami sudah menunggumu dari tadi."

Yeoja manis itu tampak sedikit terkejut dengan kedatangan kedua namja yang tak dikenalnya.

"Kajja!" Salah satu dari namja tsb menarik tangan yeoja manis itu.

"Pelangganmu sudah menunggu di kamar VIP ini. Layani dia dengan baik. Dan jangan pernah membantahnya." Kata namja yang satunya.

'Mwo? Apa yang mereka bicarakan? Pelanggan? Layani?' Batin yeoja itu.

"Kau yeoja yang sudah di'pesan' itu kan? Memakai baju ungu dan membawa bunga.

"Ah! Tunggu! Kau salah orang!" Yeoja itu berusaha melepaskan tangnnya dari genggaman namja itu.

"Sudah! Jangan banyak bicara!" Namja itu menghempaskan yeoja manis itu ke dalam sebuah kamar.

.

.

.

In the room

.

Seorang namja tua bertubuh gemuk sedang duduk santai di sebuah sofa. Dihadapannya ada seorang namja bermata sipit berdiri menghadap ke jendela.

"Gamsahabnida, Yesung-shi. Karena bantuanmu, kita berhasil memenangkan investor itu. Memang hanya kau yang bisa melakukannya."

Yesung itu berbalik. "Itu memang tugasku."

"Sebagai tanda terimakasih, kami telah menyediakan 'hadiah' untukmu."

"Benarkah? Aku tidak sabar ingin melihatnya." Seringaian terlukis di bibir namja bermata sipit itu.

.

.

.

"Yeoja yang di'pesan' sudah datang!" Kata seorang namja sambil menghempaskan seorang yeoja ke dalam ruangan itu.

"Nice.." Senyuman mesum terukir di wajah namja yang tua dan gemuk itu.

"Tunggu. Aku Ryeowook. Aku bu…" Yeoja itu menghentkikan ucapannya saat mata caramelnya bertemu dengan mata onyx namja sipit yang berdiri jauh di hadapannya.

'Matanya indah. Tajam dan … dingin.' Batin yeoja itu.

"Ini 'hadiah' dari kami." Suara namja gemuk itu mengembalikan kesadaran yeoja itu. "Dia masih virgin." Tambahnya sambil mendorong tubuh Wookie agar mendekat pada Yesung.

"Mwo? Tunggu!" Terlambat. Ketiga namja itu sudah pergi meninggalkannya bersama namja sipit itu.

"Kalian salah orang." Guman Ryeowook pelan.

"Hahaha." Ryeowook menatap namja yang tiba-tiba tertawa tadi. "Baru kali ini aku mendapat 'hadiah' seperti ini."

"Apa yang bisa anak kecil sepertimu lakukan untukku?" Kata Yesung sambil mendekat pada Ryeowook.

"Tunggu! Kau salah. Aku datang kesini bukan untuk 'itu'. Tiba-tiba aku diseret dan kau memangilku anak kecil. Melakukan 'itu' pada murid SMA. Kau … eumph!"

Yesung itu membungkam bibir Ryeowook dengan bibirnya. Membawanya kedalam ciuman panas. Melumat bibir yeoja di hadapannya.

Perlahan yeoja manis itu menutup matanya. Menikmati apapun yang dilakukan namja yang tak dikenalnya ini pada bibirnya. Jujur, dia menikmatinya.

"Eumph…" Ryeowook itu memukul dada bidang namja sipit itu saat ia benar-benar membutuhkan oksigen.

Yesung melepas tautan bibir mereka. Diam sejenak. Memperhatikan yeoja yang tadi dia sebut sebagai anak kecil. Matanya sayu,pipinya merona, bibirnya memerah dan sedikit membengkak dengan saliva yang berceceran di sudut bibir dan dagunya. Lalu ia tersenyum mesum. Anak kecil yang menggoda, eoh?

Yesung menjilat saliva yang berceceran di wajah Ryeowook dan kembali membawanya kedalam ciuman yang panas dan panjang.

'Bagaimana ini? Kakiku lemas.' Batin Ryeowook.

Tiba-tiba Yesung melapas ciumannya. Dan Ryeowook langsung merosot jatuh.

"Wae? Tak bisa bicara lagi?" Tanya Yesung.

Yesung mendekat. Bibirnya mendekat pada telinga yeoja yang masih terduduk di lantai itu. "Kalu kau tak ingin disebut anak kesil lagi." Seringai terukir di bibir namja itu. "Biarkan aku membuatmu memjadi wanita dewasa."

Dengan segera Yesung mengunci kedua tangan Ryeowook dengan tangannya lalu mengimpitnya pada dinding belakang Ryeowook. Membuka blouse dan rokyang dipakai Ryeowook dan membuangnya entah kemana.

"Jangan! Tunggu! Kau membuat kesalahan. Aku bukan wanita seperti itu." Ryeowook berusaha lepas dari namja sipit itu.

Yesung melepaskan Ryeowook. Dengan segera ia berdiri dan mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya.

Yesung membuka jas yang dipakainya. "Aku tidak peduli akan hal itu." Lalu membuka dasi dan kemejanya. Kini dia sudah half naked.

"Tolong! Jangan! Argh." Yesung menarik selimut yang digunakan Ryeowook untuk menutupi tubuhnya dan melepas paksa satu-satunya kain yang menutupi dada dan miss V Ryeowook. Dia benar-benar naked sekarang.

Yesung menjilat dan mengisap nipple Ryeowook. Tangannya meremas bongkahan(?) dada yang satunya.

"Nnngh…Aah…" Desahan keluar dari bibir Ryeowook.

Yesung melepas kulumannya. Dan menyejajarkan wajahnya pada wajah Ryeowook. "Kau sensitif sekali." Katanya lalu menjilat bibir Ryeowook. "Aku suka."

"Argh!" Teriak Ryeowook saat Yesung memasukkan satu jarinya ke dalam kewanitaann Ryeowook. "Sakit!" Butiran bening keluar dari mata caramelnya.

Yesung terkejut. Dengan segera ia mengeluarkan jarinya.

"Kau benar-benar masih virgin?" Tanya Yesung. Ryeowook memalingkan wajahnya. Tidak menjawab.

"Sayang sekali." Yesung menghapus air mata Ryeowook dengan tangannya. Tangan yang satu ia gunakan untuk membuka celananya sendiri.

"Tubuhmu sangat indah. Benarkah tidak ada namja lain yang merasakannya?" tanya Yesung sambil mengangkat satu kaki Ryeowook.

"AH!" tampa aba-aba, Yesung langsung memasukkan 'junior'nya yang tegang itu ke dalam miss v Ryeowook.

'Sakit! Tubuhku seakan terbelah dua.' Jerit Ryeowook dalam hati.

Yesung mendiamkan 'junior'nya sebentar. Melumat bibir Ryeowook lalu menggerakkan pinggulnya dalam tempo perlahan.

"Nngh … Aahh… Aahh …" Desahan Ryeowook mengema di ruangan itu saat Yesung meng in-out kan 'junior'nya dengan tempo yang semakin cepat.

'Tapi ini enak sekali.' Batin Ryeowook.

"Emmmh … Aah … aadaa … Nngh … yaa…nng … Aah … maau … ke…lu…aaargh …" Desah Ryeowook.

Yesung pun mempercepat genjotan(?)nya.

"Nngh… Ssssh… Aaahh…" Cairan Ryeowook keluar membasahi dinding miss v nya dan 'junior' Yesung.

Ryeowook menutup matanya. Tubuhnya terasa lelah sekali. Mencoba untuk tidur. Walaupun sebenarnya dia dalam keadaan berdiri.

Yesung menggendong Ryeowook. Tanpa mengeluarkan 'junior'nya. Membawanya ke ranjang king size miliknya. Tapi, bukan untuk menidurkan Ryeowook.

"Sshh… Aahh… Aahh…" Desahan Ryeowook terdengar lagi saat Yesung meng in-out kan 'junior'nya lagi.

"Kau tidak berpikir untuk tidur sebelum memuaskanku kan?" Bisik Yesung seduktif.

Yesung membalikkan tubuh Ryeowook. Doggy Style. Yesung pun terus menerus mengenjot(?) Ryeowook sambil merelas dada Ryeowook. Dinding miss v Ryeowook memberikan pijatan-pijatan pada 'junior' Yesung. Membuat Ryeowook dan Yesung terus mendesah nikmat.

"Aahh… maa…uuuhh… kelu…ar… Aahh… Aahh… Lagiih…" Ryeowook memejamkan matanya. Sangat menikmatinya.

"Se…benntarrr… Aahh… Nik…math… Sekalih…"

"Aaaahhhh…" Yesung dan Ryeowook klimaks bersamaan.

"Sssshhh…" Desah Ryeowook saat Yesung mengeluarkan 'junior'nya.

Tak lama Ryeowook pun tertidur. Yesung menyelimuti tubuh polosnya. Lalu dia pergi mandi.

.

.

.

Morning

.

"Hmmm" Yeoja manis itu membuka matanya lalu mendudukkan(?) tubuhnya.

'Apa aku bermimpi kemarin?' Batin Ryeowook.

Ryeowook melihat ke tubuhnya yang tertutupi selimut.

'Ini bukan mimpi. 'Tubuh' bagian bawahku terasa perih. Kemarin aku diperkosa oleh namja itu. Tapi.. Hmm.. Aku merasa agak senang.'

"Ah, lupakan. Aku harus kabur dari sini sekarang." Katanya lalu segera turun dari ranjang dan mencari bajunya.

"Tidak ada. Dimana bajuku?"

.

.

.

Other Place

.

Seorang namja sipit terlihat sedang tersenyum di meja kerjanya.

"Yesung-shi, kenapa kau tersenyum seperti itu?" Tanya salah satu rekan kerja Yesung. Ini aneh menurutnya melihat Yesung tersenyum tulus seperti itu. Mengingat Yesung tak pernah tersenyum sebelumnya, kecuali seringai.

"Tidak ada apa-apa. Oh ya, mengenai kerja sama kita bla.. bla.. bla.."

.

.

.

Hotel Room

.

"Aku menginap di rumah temanku. Sebentar lagi ujian."

"…"

"Tak usa khawatir, oppa. Aku akan belajar dengan bagus."

"…"

"Oh ya, saengilchukae oppa"

"…"

"Ne."

Ryeowook menutup teleponnya. Dia menggunakan telepon hotel untuk menghubungi oppa nya.

Ryeowook merebahkan tubuh yang hanya ditutupi bathrobe ke atas ranjang.

'Aku datang untuk memberikan kejutan pada Hae oppa. Kenapa malah terjadi 'irsiden' seperti ini? Aku bahkan tak tau namanya. Tapi dia tampan sekali. Aku bisa merasakan kharisma nya yang sangat besar. Matanya yang tajam. Rambut hitamnya. Suara baritonnya. Namja yang 'merasuki'ku kemarin. Ah, kenapa aku berpikir seperti ini?' Batin Ryeowook. Wajahnya memerah sekarang.

Klek! Blam!

Dengan segera Ryeowook berlali menuju pintu. Dia yakin namja sipit itu sudah pulang sekarang.

"Kembalikan bajuku!"

Yesung memperhatikan rona merah yang ada di pipi Ryeowook. "Apa yang kau pikirkan? Apa kau sedang memikirkan kejadian kemarin?" Katanya sambil mengusap pipi tirus Ryeowook.

Blush! Wajah Ryeowook semakin memerah seakan membenarkan perkataan Yesung tadi.

Yesung tersenyum melihat rona merah yang semakin terlihat jelas di pipi tirus itu. "Yesung imnida. Kalau tidak salah namamu Ryeowook kan?"

"Ne. Panggil saja Wookie."

"Aku punya hadiah untukmu." Yesung mengambil sebuah korak kecil berwarna putih dari tasnya dan memberikannya pada Ryeowook.

Ryeowook menerima dan membukanya. "Anting?"

Yesung mengambil sepasang anting tsb dan memasangkannya di telinga Ryeowook. "Bukti bahwa kau milikku." Yesung menjilat telinga Ryeowook.

Ryeowook mendorong Yesung agar menjauhinya. "Kenapa kau lakukan ini semua padaku? Memperkosaku lalu mengklaim bahwa aku milikmu?"

Yesung mendekat pada Ryeowook. Berbisik padanya. "Karena aku ingin me'nodai'mu."

"Aku ingin 'benda polos' sepertimu menjadi kotor. This is my passion." Bisiknya seduktif lalu mencium leher Ryeowook.

Desahan-desahan erotis pun kembali terdengar di kamar itu.

.

.

.

Next Day

.

'Kenapa dengan diriku? Kenapa sekarang aku malah menungguinya seperti ini?' Tanya Ryeowook dalam hati sambil berguling-guling di ranjangnya. 'Aku suka dipeluk olehnya. Dan sikapnya yang kasar itu memberi sensasi tersendiri. Ah.. Aku sudah berubah.'

Klek! Blam!

'Yesung oppa sudah pulang.' Ryeowook turun dari ranjang dan berlari ke arah pintu.

Melihat Ryeowook yang berlari kearahnya, Yesung sedikit kesal dan berjalan melewatinya.

Ryeowook yang binging dengan tingkah Yesung hanya diam menatap punggung Yesung.

"Apa kau ingin meminta bajumu lagi?" Tanya Yesung sambil membuka jasnya. Dingin.

"Bukan… Emm… Welcome back." Ucap Ryeowook ragu-ragu.

Yesung yang kaget dengan ucapan Ryeowook membalikkan tubuhnya dan menatapnya tak percaya.

Ryeowook yang ditatap hanya menunduk takut.

"I'm back." Kata Yesung sambil tersenyum dan mengusap kepala Ryeowook.

'Senyumnya… Aku suka senyumnya…' Batin Ryeowook.

"Kajja!" Yesung menggendong Ryeowook bridal style. "Kita mandi bersama."

"Mwo? Jangan! Turunkan!" Kata Ryeowook sambilmeronta-ronta.

"Jangan terlalu banyak bergerak. Nanti kau jatuh." Yesung membawanya ke dalam kamar mandi.

.

Disinilah sepasang namja yeoja ini sekarang. Di dalam sebuah bathtub yang berisi banyak busa.

"Yey! Banyak sekali bubbles nya." Teriak ryeowook senang.

Yesung tersenyum melihat tingkah Ryeowook yang seperti anak kecil. Lalu menyiramkan sedikit air ke wajah Ryeowook. Ryeowook pun membalasnya. Mereka berdua terlihat seperti dua orang anak kecil yang sedang bermain air. Yesung tertawa lepas.

'Aku menyukainya… Ani… Mencintai Yesung oppa.' Batin Ryeowook.

Ryeowook mendekat pada Yesung. Duduk di pangkuannya dan memeluk tagan Yesung. Menyalurkan sikap manjanya.

Awalnya Yesung terkejut dengan sikap Ryeowook. Namun tak lama, seringaian terukir di bibirnya.

'Hmm.. Apa itu?' Batin Ryeowook saat merasakan 'sesuatu' yang keras menyentuh belahan butt nya. Dia tidak sadar telah membangunkan 'sesuatu' di bawah sana.

"Menungginglah Wookie." Perintah Yesung.

"Oppa, jangan bilang kalau kau..."

"Ne. Menungginglah."

Ryeowook pun menurut. Yesung mengurut 'junior'nya lalu langsung memasukkanya ke dalam miss v Ryeowook.

"Ah! Oppa, pelan-pelan." Ada rasa perih ketika air sabun itu ikut masuk saat Yesung memasukkan 'junior'nya.

"Ne. Ne." Yesung mendiamkan 'junior'nya.

Ryeowook menggerakkan pinggulnya. Yesung yang suda merasa Ryeowook sudah siap pun segera melakukan kegiatan mengenjotnya dengan cepat.

"Aah… Aah… neehh… disi..tuh.. Aahh… Aahh… Fast..eer… Aahh…" Desah Ryeowook saat 'junior' Yesung mengenai spot yang benar.

"Aahh… Shem..pith… Aahh… Nik..mat…" Rancau Yesung.

Tiba-tiba Yesung menarik tubuh Ryeowook. Membuat posisi Ryeowook terduduk di pangkuan Yesung.

"Aahh…" Desah Ryeowook karena 'milik' Yesung tertanam semakin dalam.

"Bergeraklah, chagi." Bisik Yesung seduktif.

Ryeowook pun menaik turunkan tubuhnya. Tangan Yesung tidak tinggal diam. Dia meremas kedua dada besar Ryeowook. Mencubit dan menarik nipple yang sudah tegang itu.

"Nnggh… Aahh… Aahh…"

"Terus chagi… Aahh… You're so sexy. Aahh…"

"Aahh… Ma..uuh… Keluar… Aahh…"

"Eugghh… Bersama…"

"Aaaaghh…" Mereka pun klimaks bersama.

Yesung menggendong Ryeowook membawanya ke shower. Dan menyalakannya. Air pun turun dengan deras menghujani tubuh mereka.

"Wanna play one more round?" Tanya Yesung dengan senyuman mesum di wajahnya.

Ryeowook tidak menjawab dan langsung menungging. Membuat Yesung merasa Ryeowook telah memberikan lampu hijau padanya.

Yesung mengambil sesuatu benda berbentuk lonjong dari laci yang tak jauh darinya. Dan memasukkannya ke dalam miss v Ryeowook.

Ryeowook merasa sedikit aneh. 'Apa yang Yesung oppa lakukan? Sepertinya 'milik'nya lebih besar dari ini.' Batin Ryeowook.

Ryeowook memutar kepalanya. Yeoja itu melihat Yesung sedang menyeringai padanya. Di tangannya ada semacam remote. Dan Yesung menekan tombolnya. Vibrator yang tadi sudah tertanam di dalam miss v Ryeowook pun mulai bergetar. Membuat Ryeowook mendesah karenanya.

"Aahh… Oppa… A..pah… ya..nng kau aahh… lakhu..khann… aahh…" Desah Ryeowook saat Yesung mulai menyentuh butt hole nya.

Yesung pun langsung memasukkan 3 jarinya ke dalam butt hole Ryeowook. "Ah! Sakit!"

"Tahan chagi." Kata Yesung lalu menggerakkan jarinya pelahan.

"Nngh… Aahh… Aahh…" Desah Ryeowook semakin menjadi saat rasa nikmat kembali datang padanya.

Merasa sudah cukup, Yesung mengeluarkan jarinya dan memasukkan 'junior'nya ke dalam butt hole Ryeowook.

"Aahh… Oppaah… Nikmath…"

"Sempit sekali… Aahh…"

Yesung pun terus mengenjot Ryeowook. Satu tangannya dia gunakan untuk mencubit klitoris Ryeowook dan satunya meremas dada Ryeowook. Ryeowook mendesah nikmat. Titik-titik sensitifnya dimanja oleh Yesung.

"Aaahh!" Yesung menyemburkan spermanya di dalam butt hole Ryeowook. Ryeowook pun mengeluarkan cairannya. Membuat vibrator sedikit terdorong keluar karena licin.

"Gomawo, Wookie." Bisik Yesung.

.

"Yesung-shi… Ada titipan barang untuk anda ." Terdengar suara dari telepon saat Ryeowook keluar dari kamar mandi.

"Hae oppa!" Teriak Ryeowook saat menyadari bahwa itu adalah suara oppanya.

Tuut tuut tuut

Telepon itu terputus.

'Aku sudah cukup lama tidak pulang. Apa Hae oppa mencemaskanku?' Batin Ryeowook.

"Oppa.. Hiks." Ryeowook menangis. Berusaha menutup mulutnya agar isakannya tak terdengar.

Ryeowook berbaring di ranjang berusaha menguatkan dirinya. "Tak apa.. Tak apa.. Ada Yesung oppa disini."

Yesung memandanginya dengan tatapan sedih dari balik pintu. Menghela nafasnya lalu mengambil ponselnya.

.

.

.

Morning

.

Ryeowook bangun dari tidurnya dan mendapati bahwa Yesung sudah tak ada di sampingnya.

"Apa oppa sudah kerja?" Tanyanya pada diri sendiri.

Tiba-tiba dia melihat baju nya sudah ada di sofa dekat ranjangnya. Dengan segera ia lepas bathrobe nya dan memakai bajunya. Lalu melangkah keluar kamar.

Mata caramel nya menangkap sosok yang dicintainya sedang duduk dan menatap lurus ke arah jendela.

"Oppa? Emm.. Bajunya.."

"Kau sudah ganti baju? Baguslah. Oppamu sudah menunggumu di depan pintu."

Terlihat Donghae sedang berdiri di depan pintu menarap Ryeowook cemas. "Wookie-ah."

Ryeowook bingung. Tapi dia tetap berjalan mendekati Hae oppa nya.

Donghae segera menarik tangan Ryeowook dan membungkuk pada Yesung.

"Mianhe. Sepertinya orang-orang salah paham padanya."

"Oppa.." Entah oppa yang mana yang Ryeowook maksud.

"Kajja, Wookie!" Donghae menarik Ryeowook keluar dari ruangan itu.

"Tunggu! Yesung oppa!"

Yesung memalingkan wajahnya. Membiarkan Ryeowook ditarik paksa oleh Donghae.

.

.

.

Lobby Hotel

.

"Wookie. Kenapa kau bisa ada di dalam kamar Yesung?" Tanya Donghae. "Yesung adalah tamu yang sangat penting."

Ryeowook hanya menunduk. Tidak berniat menanggapi perkataan oppa yang sangat disayanginya itu.

"Wookie. Liat oppa kalau kau sedang berbicara dengan oppa." Kata Donghae sambil menangkat wajah yeodongsaeng nya itu. Dan seketika itu Donghae terkejut menihat butiran-butiran bening menumpuk di mata indah Ryeowook.

'Akhirnya aku bisa keluar dari ruangan itu.' Batinnya sambil tersenyum ke arah oppanya. Membuat Donghae menatap cemas padanya.

'Tapi kenapa? Kenapa hatiku sakit sekali?' Batinnya lagi. 'A.. Aku sudah jatuh cinta padanya. Jatuh dalam pesona Yesung oppa. Tapi kenapa seperti ini akhirnya?'

"Wookie, kau kenapa?" Tanya Donghae melihat Ryeowook tiba-tiba terjatuh.

"Wookie!"

.

.

.

Ruang Rapat

.

"Menggunakan metode ini akan menekan jumlah pengeluaran yang digunakan dalam proyek ini."

"Kau memang hebat Yesung-shi." Kata salah satu namja tua disana.

"Ya, kau memang ahlinya." Kata namja tua lainnya.

"Hei, Yesung-shi. Aku akan menyiapkan 'hadiah' spesial lagi untukmu seperti saat itu kalau proyek ini berhasil." Kata seorang namja gemuk.

"Menjijikkan." Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut namja bermata sipit itu lalu dia pergi meninggalkan ruangan itu.

"Apa yang kau katakan?! Hei! Kita masih rapat!"

.

.

.

Meanwhile, in other place –school-

.

"Hei itu Kim Ryeowook kan?"

"Sstt… Kudengar ada sesuatu yang terjadi padanya selama dia menghilang."

"Benarkah? Tapi lihatlah, bukankah dia kelihatan bertambah eerr… sexy?"

Pembicaraan seperti itulah yang Ryeowook dengar sepanjang hari pertama masuk sekolahnya sejak dia mengilang.

'Sungguh membosankan.' Batin Ryeowook. 'Walaupun aku tau itu mustahil untuk bersama Yesung oppa lagi. Tapi…aku tak bisa melupakannya. Semua yang dia lakukan padaku. Aku ingin berada disisinya. Sekali lagi. Menjadi milik…'

"Yesung Oppa!" Betapa terkejutnya Ryeowook saat mendapati Yesung berdiri di samping mobilnya yang terparkir di depan sekolah.

"Aku sama sekali tak berniat melepasmu." Kata Yesung sambil berjalan mendekat pada Ryeowook. "Membiarkanmu pergi membuatku sadar. Kau lebih penting dari apapun. Kemarilah." Yesung mengulurkan tangannya. "Aku menginginkan hatimu."

"Oppa!" Ryeowook menangis. Berlari memeluk namja yang sangat dicintainya ini.

"Saranghae."

Ryeowook membeku. Lalu tersenyum penuh kebahagiaan.

"Nado, oppa."

Ryeowook menjinjit(?) berusaha menyamakan tingginya dengan Yesung. Menempelkan bibirnya pada bibir Yesung. Hanya menempel. Tak ada lumatan-lumatan penuh nafsu. Hanya ciuman penuh cinta.

"Nado saranghae oppa. Jeongmal saranghae."

.

.

.

Epilog

.

"Oppa! Oppa!" Teriak seorang yeoja mungil sambil berlari ke arah seorang namja sipit. "Aku hamil!"

"Jeongmal?"

"Ne!"

"Yey!" Yesung memeluk Ryeowook sambil memutar-mutar tubuh mereka.

'Yesung oppa sungguh berbeda dengan Yesung oppa yang dulu. Tapi aku menyukainya.' Batin Ryeowook.

"Kajja! Kita menikah sekarang juga."

"Mwo?"

.

.

.

End