.. AKAI BII a.k.a KUROI TO AKAI present ..

SPECIAL FANFICTION FOR IVFA COMPETITON "THEME = SING"

.

SEEU X GAKUPO

SONG PAIRING : MY TRUE SELF (ORI BY HATSUNE MIKU)

.

A LITTLE INSPIRATION FROM SUKHOI'S TRAGEDY ON MAY 10th, 2012

~ENJOY~


SERIBU NADA PEMECAH KESUNYIAN

#CHAPTER 1

========BY : KUROI TO AKAI========

.

.

.


Normal POV

"Ayah, aku udah ga sabar mau cepat sampai di Vocaland!", sahut SeeU yang sangat antusias sesaat sebelum menaiki pesawat.

"Hahaha, iya tenanglah, sayang.. Dalam hitungan jam kita juga akan sampai di sana..", jawab ayah dengan penuh senyuman.

"Oh ya ampun, putri kecil ibu ini lucu sekali.. Ibu juga ikut senang kalau kamu senang…", ujar ibu sambil mengelus kepala SeeU dengan senyuman dan sentuhan lembutnya.

"Umh.. Siapa yang ga senang, bu? Itu kan dreamland terbesar dan termegah.. Semua remaja di seluruh jagad raya pasti ingin kesana!", sahut SeeU dengan suara melengkingnya.

"Terserah kau saja, aku biasa aja!", gumam SeeWoo ketus.

"Kyaa! Dasar kakak! Masa kecil kurang bahagia!", teriak SeeU dengan gejala urat nongol di dahi.

"Ngeh? Heh, masa kecil kakak tuh penuh dengan kesederhanaan tapi penuh kebahagiaan.. Lagipula kan jamannya kakak kak orang kenalnya sama empang tetangga, itu udah dreamland banget! Bayangin kakak aja bisa ngomong sama ikan loh [?]"

"Heu… heu.. heu.. terus aku mesti bilang WOW gitu?", gumam SeeU dalam hati sambil menatap SeeWoo dengan faced palm nya.

"Eh.., sudah, sudah, ao cepat naik ke pesawat.. Sebentar lagi take off nih..", kata ibu.

"Ah, iya bu!", sahut SeeU.

SeeU bersama keluarga segera menaikki pesawat Sugoi RAM 1433H yang merupakan pesawat dengan Luxury Facilities nya yang sangat terkenal di kalangan para konglomerat. Ya, SeeU adalah anak bungsu dari keluarga kaya raya, ayahnya adalah seorang Perdana Menteri dan ibunya adalah seorang Menteri Keuangan. Sungguh keluarga yang indah ya~ ^^

#lemparbatu

Hedeuuh, maaf sodara-sodara, barusan ada burung bawa batu kali… x,X

Oke, kembali ke benang kusut..

"Selamat datang di pesawat Sugoi RAM 1433H tujuan Vocaland, pesawat akan berada di udara selama 2 jam, dan sebelum penerbangan dimulai alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu prosedur keamanan pesawat Sugoi RAM 1433H ini…", ujar seorang wanita dari speaker disusul peragaan seorang pramugari di depan pesawat.

"Wah, kak, pramugarinya cantik-cantik ya?", sahut SeeU sambil menarik baju SeeWoo.

"Hahahha, kamu baru tau? Mereka semua kan pacar kakak…?", gumam SeeWoo sambil senyum modus.

"Sok banget keren..?! iuhh.." gumam SeeU dalam hati disusul sweat drop di kepala.

"Kamu ga tau sih, kakak itu kan orangnya keren, ganteng, jelas lah banyak yang nge fans sama kakak, bahkan pramugari doang mah.. yah.. secuil buat kakak! Hahaha….ha, ha?", ujar kepedean SeeWoo disusul tawa seikhlasnya saat melihat SeeU sedang…

"Zzzzzz…. Zzzzz….." (suara dibalik jaket SeeU)

(SeeWoo secara spontan membuka jaket hitam yang dikenakan SeeU untuk menutupi wajahnya)

"Aihhh? Hrr.. Dasar bocah pelor..! Ckck..", gumam SeeWoo geram.

(Saat itu juga SeeWoo juga ambil posisi serupa dengan SeeU)

.

.

(satu jam kemudian)

"Sekarang pesawat berada di ketinggian 10.000 kaki di atas permukaan laut….."

"Umh, hoaam.. Belum nyampe juga ya? Hmm..", gumam SeeU selepas bangun tidur. "Eh? Ga biasa-biasanya kakak tidur di pesawat? Ng… Apa mungkin…"

(SeeU mencoba membuka sedikit jaket SeeWoo yang menutupi wajahnya itu)

"Eh? Ga pake headset juga? Ng.. aneh? Biasanya kan kakak kalau perjalanan singkat kayak gini ga pernah tidur? Paling cuman dengerin lagu pake headset doang.. Tapi kok?"

.

"Ng… Ibu?", sahut SeeU sambil berjalan ke kursi ayah dan ibu yang berada di deret kedua dari depan.

(nampak ibu dan ayah yang tidur secara tak wajar)

"(berhenti menoleh) Eh? Ayah sama ibu kenapa juga tidur? Humm, kok aneh? Ga biasa-biasanya pada tidur di pesawat kayak gini? Justru aku yang suka tidur malah lebih dulu bangun?"

SeeU mulai merasakan hal yang ganjil, perasaan bingung dan aneh pun kini menghantuinya. Entah kenapa tiba-tiba rasa cemas dan keringat mulai menyelimuti dirinya. Jantungnya berdegup secara tidak wajar, disusul tangan dan kakinya mulai gemetar, padahal ia sedang tidak dalam keadaan meriang.

Oh, mungkin AC nya bocor kali yak? #pelototinAC *dibuang dari pesawat*

Next ~


Kokpit POV

Di Kokpit pesawat terdapat seorang pilot dan seorang co-pilot sedang berdiskusi sambil berinteraksi dengan petugas bandara dengan walky-talky.

(Pairing : Kiyoteru as pilot, Oliver as co-pilot, Big-Al as petugas bandara 1, Prima as petugas bandara 2)

.

.

"Kini ketinggian 10.000 kaki, di 150km barat daya Project Mirai City, ganti..", ujar Oliver.

"Sugoi RAM 1433H berada di ketinggian 10.000 kaki di 150km barat daya Project Mirai City, laporan diterima, ganti.."

"Pilot, gimana ini? Kabutnya tebal sekali, jarak pandangnya juga agak terganggu..?", tanya Oliver.

"Hmm, kalau kita paksakan juga takut beberapa km di depan terjadi angin besar atau awan gelap..", gumam Kiyoteru.

"Lalu, kita mesti gimana? Mendarat darurat kah?"

"Hm….

.

.

.. Coba kau ijin turunkan ketinggian menjadi 6.000 kaki…"

"Apa? 6.000 kaki? Apa tidak terlalu rendah? Ini kan kawasan perbukitan?"

"Hm… Semoga ini pilihan terbaik…."

Oliver hanya bisa menatap Kiyoteru bingung. Walau begitu ia tetap melaksanakan saran Kiyoteru untuk meminta ijin turunkan ketinggian ke petugas bandara, meski dengan penuh ketidak yakinan..

.

.

"Apa? 6.000 kaki? Kau becanda?", sahut Big-Al.

"Ng.. Anu, cuaca disini sangat buruk, jarak pandang sangat terbatas, jadi Pilot Kiyoteru menganjurkan untuk menurunkan ketinggian..", jawab Oliver ragu.

"Begitukah? Haduh, hm.."

.

.


Bandara POV

"Ijinkan mereka untuk menurunkan ketinggian..", sahut Prima sedang berjalan menuju Big-Al.

"Nyonya Prima?"

"Mungkin keputusan Pilot Kiyoteru ada benarnya juga, cuaca disana sepertinya sedang kurang bersahabat.. Apalagi ia adalah pilot senior, sedangkan bagi Oliver ini adalah penerbangan perdananya.. Jadi…."

(Big-Al menatap Prima dengan mata kosong)

"Semoga instingnya tepat.."

.

.

(Big-Al segera melaksanakan perintah Prima, masih cukup ragu untuk memberikan informasi kepada Oliver)


Kokpit POV

"Permintaan penurunan ketinggian di.. di…."

.

.

"Ng? Ada apa dengan petugas bandara? Kok kedengarannya agak gugup ya?", gumam Oliver.

(Kiyoteru menoleh sesaat kea rah walky-talky yang terus Oliver pegang)

.

.

"….. diterima... ganti.."

"(tersenyum) Petugas bandara ternyata mengijinkannya..", sahut Kiyoteru.

"Hm.. Jadi?"


Normal POV

"Kini kita berada di ketinggian 6.000 kaki di atas permukaan laut…"

"Eh? 6.000.. kaki? Apa udah mau sampai ya? Ah!", sahut SeeU kegirangan.

.

.

"(memegang perut) Ngrr.. kenapa tiba-tiba perutku lapar, ya? Ng.. Mbak? Maaf…? (memanggil seorang pramugari yang kebetulan melewatinya)", ujar SeeU.

.

(tiba-tiba pesawat mengalami goncangan yang cukup mengagetkan para penumpang, termasuk SeeU juga ayah, ibu dan SeeWoo yang sedang tertidur)

.

"Eh? Ada apa ini?", sahut SeeU.

"Loh? Tadi kenapa? Kok barusan kayak ada benturan kenceng banget?", gumam SeeWoo panik.

(SeeU langsung memeluk SeeWoo karena saking takutnya)

.

"(menangis sambil memejamkan mata) Ya ampun, sebenarnya ada apa ini? Kenapa… kenapa… Hal ini terjadi di hari bahagiaku? Aku berharap tidak ada hal yang tidak diharapkan terjadi saat ini juga…"

.

.

"Penumpang diharapkan untuk mempersiapkan diri untuk mengenakan alat keselamatan yang telah disediakan di masing-masing kursi penumpang…"

.

.


Kokpit POV

"Ya ampun? Barusan kita abis nabrak sesuatu ya?", tanya Oliver panik.

"Ng.. Entahlah.. Sepertinya bagian tengah pesawat mengalami benturan cukup serius..", ujar Kiyoteru yang berusaha untuk tenang.

"Lalu, bagaimana….."

"AWAASSSS…!", teriak Kiyoteru yang sedang mencoba menghindar dari sebuah tebing kecil yang nyaris mereka tabrak.

(Pesawat seketika oleh ke kiri, para penumpang pun semakin takut dan khawatir)

"Kyaaa! Hhaah.. Hhaahh.. Hhahh.. Pi.. Pi.. Pilot Kiyoteru? Bagaimana ini? Medannya sangat berbahaya!", sahut Oliver khawatir disusul keringat dingin yang mengalir deras di sekujur tubuhnya.

.

.

.

"AWAAASSSS DI DEPAAAANN!", teriak Kiyoteru.

.

.

(mereka berusaha kembali untuk menghindari tabrakan degan tebing yang kini lebih besar dibanding yang pertama, namun terlambat… Bagian kanan pesawat terlanjut bergesekan dengan tebing tersebut..)

Naas, kecelakaan ini tidak dapat dihindarkan. Sayap bagian kanan pesawat sudah patah, mesin pesawat sudah mulai sulit dikendalikan dan alarm berbahaya telah berbunyi. Namun, baik Oliver dan Kiyoteru terus mencoba semampu mereka, meski sudah tidak banyak harapan yang tersisa saat ini.

Begitupun SeeU, ia sudah pasrah akan kenyataan yang dihadapinya. Sebelum keadaan semakin buruk, ia terus menggenggam tangan SeeWoo amat erat.

.

"Kyaaa! Bahaya, mesin mati!", teriak Kiyoteru sambil mencoba menekan kembali beberapa tombol-tombol utama dan kemudi pesawat.

"Sial, bagaimana ini?", gumam Oliver yang kini sudah tidak dapat berfikir jernih.

Ketinggian pesawat semakin rendah dan terus turun, dan kini pesawat meluncur dengan posisi 65 derajat, posisi yang amat curam dan berbahaya.

.

.

.

(hitungan detik)

.

.

"DUUUUUUUUUUUUAAAAAAAAAARRRRR …..!"

.

.

Bagian depan pesawat menghantam keras tebing dan meledak seketika, dan bagian pesawat yang tersisa terjatuh ke jurang. Semua isi pesawat tersebut terpental ke segala arah, entah kemana.

.


SeeU POV

(dua jam kemudian)

.

"Ngr.. hm.. dimana nih?", gumamku yang masih setengah sadar.

(melihat di sekeliling tempat tersebut berupa pepohonan yang menjulang tinggi dan cukup gelap untuk ssuasana tengah hari)

"Loh? Kenapa aku cuman sendirian? Yang lain mana? Ayah? Ibu? Kak SeeWoo?"

.

Aku segera bangkit dan mencoba mencari mereka di sekitar tempat tersebut

"Aduh! Ka.. kakiku! Argh! (melihat kakinya yang terluka cukup parah) Bagaimana ini? Mana ga ada obat disini? Urgh..."

.

"Ah, pokoknya aku harus tetap cari ibu, ayah sama Kak SeeWoo sampai ketemu! Gimana pun caranya!"

.

(aku memaksakan kakinya yang cukup menjerit dirinya itu untuk berjalan mengarungi hutan yang gelap nan sepi itu)

.

"(teriak) Ayah? Ibu? Kak SeeWoo? Kalian dimanaaa...? (aku terus mengulangi perkataan itu hingga ia tejatuh lunglai karena lapar dan haus disertai lukanya yang semakin parah)"

.

"Owaaahh! Sudah seberapa jauh aku berjalan? Argh, pokoknya aku udah ga sanggup..! Aku capek! Haus, lapar! Kakiku makin sakit! Ahh... Ayah, ibu... Kak SeeWoo, bantu akuuu...!", ujarnya sambil merintih dan menangis.

.

.

"AYAH.. IBU.. KAK SEEWOOO... KALIAN DIMANAAAAAAA...?! (berteriak sambil menangis)"

.

.

"Eh? Suara apa itu? (seperti mendengar suara alunan suling yang amat merdu dari kejauhan)"

(Aku diam sejenak, memfokuskan diriku kepada asal bunyi suling tersebut)

"Apa itu benar-benar ada orang yang memainkannya? Atauhkah... hanya fatamorgana hutan saja? Ah!"

.

(Aku kembali bangkit dan mencoba untuk mencari sumber suara)


Normal POV

Seeu kembali melewati rintangan hutan yang amat mengerikan, tak ada satupun petunjuk jalan, yang ada hanyalah tumpukan daun kering sepanjang jalan. Meski demikian, rasa penasaran akan alunan suling yang merdu itu terus menuntun dirinya berjalan cukup jauh hingga akhirnya ia tiba di depan sebuah rumah tingkat dari kayu jati yang berdiri kokoh di tengah hutan yang liar. Ia melihat seorang pria berambut ungu panjang sedang bermain suling di lantai dua rumah itu.

Ia sangat senang akhirnya ia berhasil menemukan sumber suara yang ia maksud, namun ia sangat kelelahan, nafasnya tersengau-sengau. Dan.. sesampainya disana, ia pingsan seketika..

Pria tersebut segera menghentikan permainan sulingnya dan segera menolong SeeU. Ia bawa ke dalam rumahnya dan melakukan segala cara sederhana agar SeeU segera sadar.

.

.

.

"Hmm.. Aduh, kepalaku? Pusing...", gumam SeeU yang masih setengah sadar.

.

"(menuang segelas air) Perempuan sepertimu.. Ternyata kuat tidur sampai tiga jam ya? Sungguh mengejutkan..."

"(bangun seketika dalam posisi duduk) Hey, jangan bicara seperti itu! Lagian kau ini siapa?"

"Hah, harusnya aku yang tanya seperti itu ke kamu.. Tiba-tiba tidur seenaknya di depan rumah orang.."

"Heh, aku bukan... (tiba-tiba perut keroncongan) Erng.. Lapar... (faced palm)"

.

"(berjalan ke arah SeeU dengan membawa segelas air dan kue cemilan) Namaku Gakupo, seorang musisi kesepian yang sering galau setiap pagi dan sore hari..."

"Musisi... Galau?"

"Iya, aku akan berprofesi menjadi musisi kalau lagi galau aja... Selebihnya, hanyalah pria kesepian.."

"Hm.. Lalu, kenapa kau sengaja membuatmu seperti itu?"

"Karena, menurutku jika seperti ini bisa mengurangi beban hidupku.. Hidup di alam bebas, tidak ada yang mengatur hidupku.. Semuanya kehendak diriku saja..."

"Kau.. Tidak memiliki keluarga?"

"Keluargaku telah membuangku ke sini, dengan berbagai alasan pribadi yang tidak bisa aku jelaskan semua padamu..."

"Oh, baiklah.. Aku mengerti.."

.

"Hm.. Lalu, kau?"

"Eh? Ng.. Aku, SeeU.. Aku baru saja mengalami kecelakaan pesawat..."

"A.. Apa? Pe.. Pesawat?"

.

"Baru saja, pesawat Sugoi dengan seri penerbangan RAM 1433H terjatuh di perbukitan Kawaii Hill, dikabarkan pesawat mewah ini meledak karena menabrak sebuah tebing besar sehingga menyebabkan seluruh penumpang tewas di tempat.. Namun tim SAR segera menindak-lanjuti kasus ini lebih lanjut.. Dari Illust City, melaporkan..."

"Kau.. salah satu korban dari pesawat itu?", tanya Gakupo agak takut.

"I.. Iya? Kan barusan aku juga bilang, kan?"

.

"(tersungkur di lantai) Kyaaaa! Kau ini?"

"Eh! Aku bukan hantu gentayangan! Tapi, aku..."

.

"Ng.. Kau? Korban selamat, kah?"

.

.

"(merenung sedih) Aku, bersyukur.. Mendengar berita tadi, tenyata aku selamat dari maut itu.. Tapi...?"

"Tapi, kenapa?"

.

"(meneteskan air mata) Ibu, ayah dan kakakku belum aku temukan sampai sekarang..."

"(berdiri dan menghampiri SeeU) Mereka, ng, salah.. Kamu dan keluargamu berada di satu pesawat naas itu?"

"Iya, rencananya.. Hari ini kami sekeluarga ingin ke Vocaland.. (tertawa kecil) Aku meminta ayah untuk pergi kesana, karena itu adalah impian terbesarku sejak kecil.. Tapi, kini aku jadi merasa bersalah sama mereka semua... (menangis dan berlutut)"

"Eh? Kau?"

"Aku menyesal...! Aku benar-benar menyesal...! Andai saja aku tidak memaksa ayah untuk ke Vocaland, pasti.."

"(berlutut dan mengelus pundak) Sudahlah, jangan bicara seperti itu lagi.. Ini semua sudah takdir, jangan sampai kita menyesali takdir.. (tersenyum kecil) Lebih baik sekarang kau istirahat disini untuk beberapa hari ini sampai perasaanmu sedikit tenang, ya?"

.

.

"(menghapus air matanya) Ma.. maafkan aku, telah menggangu saat-saat galaumu ini... (nyengir dikit)"

"Ah, sudahlah.. Lupakan itu..".

.

.

"(tertawa kecil) Oh iya, Gaku-senpai? Apa kau bisa bermain alat musik selain suling?"

"Ah, iya.. Di ruang rahasiaku ada banyak alat musik, dan aku bisa memainkan semuanya!"

"Wah? Benarkah? Boleh ku lihat?".

.

(menuju ke ruang gudang alat musik)

.

"Taraaaang.. Lihat? Banyak kan?"

"(puppied eyes) Waaahh... Kereeenn! Ternyata koleksinya melebihi koleksi om ku! (melihat-lihat satu demi satu alat musik)"

"Oh ya? Ternyata keluargamu juga ada yang suka mengkoleksi alat musik juga ya?"

"Ah, iya! Hum.. Keren keren ya koleksinya!"

"(tersenyum) Hm.. Sebenarnya, aku tidak pernah mengizinkan orang luar untuk melihat koleksiku, tapi sepertinya... entah kenapa aku ingin sekali memperlihatkan semua itu kepadamu..."

.

(SeeU sangat antusias melihat satu demi satu koleksi alat musik Gakupo)

.

"Eh? Ini.. biolamu? (sambil memegang biola yang terbuat dari emas dan alat gesek yang terbuat dari perak) Ahhh! Seumur-umur aku baru melihat biola semewah dan seindah ini!"

"Ng.. Itu biola dari nenekku, jadi biola itu sudah turun-temurun.. Karena aku sayang untuk memakainya, jadi aku simpan saja disini.."

"Em, boleh ku coba mainkan?"

.

"Ng.. silahkan saja"

.

(SeeU mulai memainkan nada 'do re mi' dengan tempo yang lambat)

.

"Kyaaaa! Suaranya lembut sekali! Hhahh~ Aku sangat jatuh cinta~"

.

"(tersenyum) Bawa biola itu ke ruang tengah dan mainkanlah sebuah lagu untukku..."


TO BE CONTINUED

Kira-kira lagu apakah yang akan SeeU mainkan? Dan, apakah ada kisah menarik dibalik lagu yang akan dimainkannya?

Next chap, soon~

REVIEW YANG MEMBANGUN SANGAT DIBUTUHKAN :)