Annyeong~ tebar baju Yesung.

Kali ini author mau bahas semuanya langsung deh, moga bisa *doa bareng Siwon* ahahahha makasih sebelumnya bagi yang berminat baca ^^

Yesung P.O.V

Aku melangkahkan kakiku ke mansion mewah milik keluargaku.

Aku tidak mengucapkan salam sama sekali. Malas, bukan tapi memang itu satu-satunya cara agar ada memperhatikanku.

"Chagi, sudah pulang?" Pertanyaan lembut dari seorang yeoja yang sudah berumur membuatku tak jadi menaiki anak tangga menuju kamarku.

'Chagi?' Batinku.

"Eomma." Jawabku.

"Ne~ chagi, cepatlah ganti baju dan turun ke ruang tengah." Kata eommaku.

'Pasti masalah itu.' Batinku.

Tadi aku sudah mengantar Wookie pulang ke rumahnya.

"Ne~." Jawabku. Aku mengikuti perintah eommaku. Aku segera masuk kamar, cuci muka di kamar mandi yang ada di dalam kamarku lalu ganti baju. Tentu aku memilih pakaian rumah, kaos longgar berwarna putih, celana pendek kotak-kotak berwarna merah dan hitam. Aku memakai sendal rumah dan segera turun ke ruang tengah.

"Chagi, udah gede ya kamu, eomma jarang ketemu kamu sih." Kata eommaku sambil tersenyum.

"aigoo eomma, aku kan selalu di rumah." Jawabku.

"Mian, eomma gak perhatian jeongmal mianhae." Kata eommaku lalu menuntunku duduk di sebuah sofa.

Appaku sudah ada di sana lebih dahulu.

"Jadi, besok kau hadir ya di pengadilan." Kata eommaku.

Aku tahu cepat atau lambat eomma dan appa akan bercerai.

"Ne, tapi, apa eomma dan appa gak mau berpikir lagi?" Tanyaku.

"Mian chagi, tapi eomma gak bisa sama appa kamu." Kata eommaku sambil menatapku lembut, sungguh eommaku memang sangat manis dan lembut.

"Wae? Emangnya eomma gak cinta lagi sama appa?" Tanyaku.

"Ani, bukan gitu tapi ini gak mungkin mama pertahanin, nginget appa kamu cinta sama yeoja lain." Kata eomma sambil tersenyum miris.

Aku menatap appa tajam.

"Apa-apaan kamu Kim Yesung? Berani menatap appa begitu hah?" Bentak appaku.

"Berhenti begitu." Kata eommaku. "Dia anakku." Lanjutnya.

"Ya, dia anakku juga." Jawab appa sinis.

"Eomma…" Lirihku.

Eomma menatapku lalu tersenyum manis kearahku.

Tiba-tiba pikiranku melayang kepada kejadian waktu itu.

-Flashback-

Aku melangkahkan kakiku masuk ke rumahku. Bajuku kotor, sangat kotor. Aku tadi bertengkar di lumpur dengan seorang temanku. Aku masih SD kelas 3 saat itu. Tidak pintar sama sekali, aku anak bodoh.

"YA! Anak babbo! Apa yang kamu lakukan hah? Pulang jam 5 sore begini!" Teriak namja yang sudah berdiri di depanku sambil berkacak pinggang.

"Appa, mi-mian appa, aku-aku gak ber-"

"Bodoh! Aku tak peduli! Nilaimu sudah jelek pula kau dasar anak bodoh!" Teriaknya lagi.

Appaku sudah mengangkat tangannya aku pun segera menutup mataku.

PLAKK

Aku dengar tamparan tapi aku tidak merasa sakit. Aku membuka mataku perlahan.

"Eomma…" Lirihku.

"Apa kau sudah puas? Tampar aku saja, jangan tampar anakku, aku tahu pernikahan kita sudah hancur, dia juga menjadi korban Kim Jong Jo." Kata eommaku yang berlutut membelakangiku di depanku. "Dan ingat dia bukan anak bodoh." Lanjutnya.

Aku diam membeku, tak tega eommaku disiksa seperti itu. Keluargaku memang kaya saat ini tapi aku tidak pernah merasakan kebagahagiaan.

Eomma bangkit lalu menggendongku ke kamarku.

"Chagi, dengar eomma ya, eomma bakal jaga kamu, appa gak akan nyakitin kamu lagi, kamu bukan anak bodoh tapi kamu anak pintar." Kata eomma sambil membelai rambutku. Aku didudukkan di pangkuannya. "Sekarang kamu mandi terus makan ya, eomma anter makanannya ke kamar kamu chagi. Itu air panasnya udah ada di bathtub oke?" Tanya eommaku sambil mencubit pelan hidungku.

"Ne eomma." Jawabku sambil tersenyum. Aku mencium pipi eomma yang tadi ditampar appaku. Aku langsung berlari kecil ke kamar mandiku dan mandi.

Setelah mandi aku langsung makan, benar masakan eommaku selalu enak.

Aku berjalan keluar kamar, baru saja turun satu anak tangga aku mendengar sesuatu.

"Jangan siksa Yesung jebal… Dia anak kita Jong Jo… Aku mohon, biarkan dia tinggal di sini, biar aku pergi saja." Suara eomma.

"Dia bukan anakku! Oke kalau begitu kau pergi saja!" Teriak appa lalu membanting sebuah koper.

"Baiklah, jaga Yesung baik-baik ya." Kata eomma lalu pergi.

Aku segera turun menyusul eomma.

"Eomma!" Teriakku saat aku sampai di depan rumahku.

Eomma menoleh lalu menghampiriku.

"Chagi, jaga dirimu baik-baik ya? Eomma pasti akan bertemu denganmu." Kata eomma sambil memelukku.

"Ne eomma." Hanya itu jawabanku.

"Jadilah anak pintar agar…hiks… Appamu bangga ne?" Tanyanya lagi sambil terisak.

"Ne eomma aku akan selalu membanggakan appa dan eomma." jawabku sambil mengangguk.

Saat itu eomma pergi.

Bertahun-tahun aku mulai belajar dengan baik, menghentikan kelakuan burukku dan membanggakan appa, sepertinya appa juga menepati janjinya. Ia mengizinkanku melakukan apapun, memfasilitasiku. Aku juga jarang bertemu eomma. Tapi sebenernya eomma sering datang sesudah aku berangkat sekolah dan pulang sebelum aku sampai di rumah untuk membereskan rumah. Pembantu kah? Ani. Ia hanya membereskan kamarku, menyiapkan seragamku, mencuci bajuku,dan menaruh makan siangku di kamarku. Hanya untukku. Sampai akhirnya hari ini ia kembali.

-Flash Back end-

"Eomma, appa, seharusnya aku menjadi orang yang paling beruntung di dunia. Tapi coba eomma dan appa pikirkan. Aku punya segalanya, harta, eomma dan appa juga, eomma dan appa belum melihat yeojachinguku, dia bukan dari keluarga berada, tinggal di apartemen murah, appa dan eommanya sudah tidak bersama, ia sekolah di sekolahku berkat eonninya yang selalu bekerja. Tapi ia ceria, tegar, kuat, dan tentu saja mandiri. Aku?" Kataku memecah keheningan.

"Kau punya yeojachingu?" Tanya eommaku.

"Ne eomma, gadis yang sangat baik." Jawabku sambil tersenyum bangga. "Eomma, appa, sekarang aku meminta, sungguh permintaanku yang terakhir jika kalian benar-benar berpisah nantinya, izinkan ia tinggal di sini, biar eomma dan appa lihat bagaimana dia akan merasa bahagia hidup bersama eomma dan appa, maka eomma dan appa akan mengerti bagaimana perasaanku selama ini yang tidak jauh berbeda darinya. Cukup satu minggu saja." Kataku.

Eomma dan appa saling bertatapan.

"Bagaimana Jong Jo?" Tanya eommaku.

"Aku akan mengikuti permintaan anak ini." Kata appa.

"Ne~ kita setuju chagi." Kata eomma.

"Baiklah besok aku akan memintanya." Kataku sambil tersenyum. "Eomma tinggal di sini." Kataku. Eomma hanya mengangguk.

Aku yakin Wookie bisa membuat mereka bersatu lagi.

aku segera naik ke kamar dan tiduran.

'Apa lebih baik aku beri tahu sekarang saja ya?' Batinku.

Aku meraih HPku dan menekan speed dial 1

"Yeoboseyo?" Suara yeoja yang sangat aku cintai dari seberang.

"Annyeong chagi…" Sapaku.

"Ah, wae Yesungie?"

"Ani, aku hanya ingin minta tolong." Kataku sambil memeluk gulingku dengan sebelah tangan yang tidak memegang HP.

"Eh? Minta tolong apa chagi?" Tanyanya lembut.

"Ah, ini chagi… Bantu persatukan eomma dan appaku lagi." Kataku.

"Mwo? Maksudmu?" Tanyanya

Aku pun menceritakan semuanya.

"Oh, terus caranya gimana Yesungie?" Tanyanya.

"Kamu tinggal di rumahku, bersikap seperti anak mereka, ceritakan kisah sedihmu." Kataku.

"Mwo? Emangnya appa sama eommamu ngizinin?" Tanyanya lagi.

"Iya, mereka ngizinin, eonnimu ngizinin gak ya?" Tanyaku.

"Hmmm, kayaknya sih iya, dia paling benci perpecahan makanya pasti diizinin chagi." Katanya.

"Yaudah, kamu siapin baju untuk 1 minggu, aku jemput kamu sepulang sekolah besok ne?" Tanyaku.

"Oke chagi." Jawabnya.

"Annyeong, saranghae." Kataku.

"Na ddo saranghae Yesungie." Katanya. Aku pun memutuskan sambungan telepon.

Masalah selesai.

Hyukkie P.O.V

Sakitku kambuh lagi tadi, Siwon dan Kibum mengantarku ke rumah barusan makanya aku bisa dengan santai tidur di kamarku sambil menatap langit-langit.

Biar aku beri tahu, aku ada sedikit ganggguan dengan jantungku entahlah apa nama penyakitku yang jelasku jantungku sangat lemah.

Hae pasti sudah tahu, aku yeoja lemah. Aku menatap sebuah foto berfigura soft cream dan ada monyet di pinggir kirinya dengan mata berbentuk hati. Difoto itu ada aku dan Donghae kemarin, saat kami bermain di Lotte World.

Aku menatapnya nanar. "Jeongmal saranghae… My Fishy prince." Gumamku.

~Neo gateun saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi~

HPku berbunyi, tak perlu melihat layar siapa penelpon aku sudah tahu.

"Yeoboseyo." Sapaku formal.

"Hyukkie, mianhae, aku gak suka Hyohyeon." Katanya langsung.

"Hmm." Hanya itu responku.

"Aku tahu kamu marah, mian… Aku gak tahu kamu punya penyakit gitu." Katanya lagi.

"Jangan kasihan padaku." Kataku.

"Aku bukan bermaksud begitu." Katanya.

"Ne, ara, baiklah aku harus istirahat. Annyeong." Tutupku.

Tak aku tunggu balasan darinya aku langsung memutuskan sambungannya.

Aku sakit.

Kyuhyun P.O.V

Aku memperhatikan Minnie nuna sedang diam menatap langit. Kami sedang berada di taman kecil yang cukup sepi.

"Nuna, gimana masalah Jessica? Apa aku lapor ke kepala sekolah aja ya?" Tanyaku.

"Andwae, lebih baik gak dulu deh Kyu." Katanya sambil menatapku.

"Nuna, aku takut hmmph-"

Kata-kataku terpotong saat bibir Minnie nuna mencium bibirku lembut.

"Jangan khawatir chagi, aku gak apa-apa kok." Katanya sambil tersenyum menatapku saat tautan kami terlepas. Aku pun ikut tersenyum menatapnya. Aku pun mendekap tubuh yeojachinguku itu lebih merapat lalu mengecup lembut puncak kepalanya.

"Nanti kita pikirkan saja jalan keluarnya misalkan saja bicara baik-baik." Kataku.

"Ne nanti kita pikirkan" katanya.

"Saranghae nuna." Kataku sambil membelai rambut yeojachinguku.

"Ne na ddo saraghae Kyuhyunie~" katanya lembut.

Sungguh dia memang yojachingu yang sangat manis.

-Skip Time-

Wookie P.O.V

"Hyung yakin?" Tanya Donghae.

"Hmm, Wookie bakal tinggal sama aku hehehe." Katanya sambil membelai rambutku.

"Aigooo, kalian kok sudah seperti pasangan suami istri saja ya?" Tanya Siwon kali ini menggoda. "Oh iya, Kibum chagi, kamu jadi nerima perjodohan itu gak?" Tanya Siwon sambil menatap Kibum.

"Aku gak bisa nolak chagi, eomma maksa." Jawabnya dengan wajah ditekuk.

Aku bisa melihat raut sedih di wajah Siwon.

Saat ini kami sedang berada di kantin sekolah hari ini gak ada pelajaran soalnya guru-guru sedang ada rapat.

"Oh iya, Hyukkie udah baikan?" Tanyaku sambil menatap yeoja yang duduk di sebelahku itu. Lagi-lagi ia duduk disebelahku seperti kemarin.

Hyukkie hanya tersenyum lalu mengangguk, wajahnya masih pucat. Tiba-tiba ia memegangi dadanya lagi sambil meringis.

"Hyukkie!" Pekikku saat ia jatuh pingsan.

"Hae, bawa dia ke rumah sakit sekarang!" Perintah mutlak dari Siwon membuat Donghae segera menggendong Hyukkie.

"Tasnya?" Tanya Donghae. "Ah tasku juga." Katanya lagi.

"Sudah nanti kami antar." Kata Kyu.

"Ne." Jawab Donghae langsung berlari keluar sekolah menuju parkiran.

"Apa gak apa-apa ya Donghae aja yang nganterin?" Tanyaku.

"Seenggaknya izinin Donghae berlaku baik sama Hyukkie, dia kan suka banget sama Hyukkie." Jawab Kyuhyun membuatku mengangguk-angguk.

"Chagi, kita pulang aja yu." Ajak Yesung.

"Yaudah sekalian ngambil barang ne?" Tanyaku.

"Hmm… Kajja." Katanya sambil mengangguk sekali.

Kami pun berangkat ke apartemenku untuk mengambil semua barangku setelah itu kami pun pergi ke rumahnya.

"Omeo… Rumahmu gede banget." Kataku saat turun dari mobilnya.

Ia menatapku lalu mengacak rambutku.

Ehehehe… Kayak orang katro ya?

"Hmmm, ayo masuk." Ajaknya sambil mengangkat kedua koperku.

"Aku angkat sendiri saja itu kan barangku." Kataku sambil merebut koperku darinya.

"Ani, aku kan namjachingumu, masa ngangkat berginian aja gak bisa? Cupu banget dong aku." Katanya sambil mengambil koperku sambil tersenyum lembut.

"Aissh… Keras kepala sekali namjachinguku ini." Kataku sambil mencubit pipinya gemas.

"Ekhem. Mian eomma ganggu, ini yang namanya Wookie itu?" Tanya seorang yeoja yang aku yakini eommanya Yesung.

"Ne eomma, namanya Kim Ryeowook." Kata Yesung sambil tersenyum kepada eommanya.

"Annyeong ajhuma Kim Ryeowook imnida." Kataku sambil tersenyum.

"Aigooo, kamu manis sekali~ panggil saya eomma saja ne?" Katanya sambil membelai pipiku.

"Ne ajhu- eh eomma." Kataku sambil tersenyum.

"Yasudah, Yesung antar dia ke kamar, nanti eomma masakin makanan ne?" Tanya eommanya Yesung. "Kamu ganti baju dan ya bisa istirahat dulu sebentar dulu aja ya, nanti eomma panggil, kamu juga Yesung." Kata eommanya.

"Ne." Jawabku dan Yesung kompak.

Kami pun naik ke kamarku.

Ia membukakan pintu. "Ini dia kamarmu, sebenarnya ini kamar dongsaengku yang sudah lama meninggalkan rumah ini, memang hanya anak angkat sih tap-"

"Ya! Kamu ngomongnya kebanyakan banget sih chagi, aku kan mau ganti baju dan cuci muka, terus bantuin eommamu masak pabbo." Kataku sambil menggeleng-gelengkan kepala heran.

"Ehehehe, mian chagi, yaudah nih, disitu kamar mandinya terus disitu kamar lemari, baju kamu taro di sana aja. Oh iya, ini tombol lampu kamar, ini tombol lampu kamar mandi…" Yesung terus memberi tahu tentang isi kamar. Setelah membantuku merapikan baju ia berjalan keluar dari kamar. Aku pun segera masuk kamar mandi. Mencuci mukaku. Begitu aku keluar aku terperangah melihat sebuah sandal imut berwarna biru yang ada kepala kelincinya dan ada secarik kertas di situ dan sebuah kunci.

'Itu kunci kamarmu, pakai ini selama di rumah. Yesung^^'

Tulisannya. Aku pun segera berjalan ke kamar lemari, mungkin kalian bingung kamar lemari itu apa? Baiklah mungkin ada yang tahu juga, kamar lemari adalah sebuah ruangan kecil seperti lemari tapi lebih luas dan kalian bisa masuk di dalamnya.

Aku memilih pakaian lengan panjang sedikit longgar berwarna putih dan celana pendek berwarna biru garis-garis yang berbentuk seperti balon *bilang aja celana balon Wookie -_-*. Aku langsung ke meja rias berwarna putih seperti milik putri-putri. Baiklah kalian penasaran ya kamarnya bagaimana, beginilah kira-kira: ranjang putih berukuran king di tengah bersprei biru, meja rias tadi di samping kirinya dan meja belajar di samping kanannya, ada jendela cukup besar yang menjorok keluar sehingga ada tempat disitu dan dibuat jadi kursi lalu ada kamar mandi dan lemari itu. Kamar itu berdinding perpaduan putih dan biru. *gak ngerti ya? Dingertiin aja yaaah author gak bisa jelasinnya* Aku pun memutuskan untuk mengikat rambutku jadi dua *bayangin yang di SuShow Manila ne? Tapi lebih panjang* aku pun segera turun.

"Eomma masak apa?" Tanyaku saat masuk ke dapur.

"Eh Wookie, eomma lagi masak mie kari, kamu mau bantu eomma?" Ajaknya.

Aku mengangguk lalu memakai celemek biru.

"Haah, eomma lupa cara bikinnya biar kuahnya kental." Gumam eomma.

"Eh eomma, Wookie tau kok caranya, sini sama Wookie aja." Kataku.

Eomma menyerahkan sendok sayur yang dipakainya untuk mengaduk kepadaku. Aku pun mengambil alih masakan eomma.

"Hmm, eomma siapin mejanya ya." Katanya.

"Ne eomma." Jawabku.

Kami pun sibuk di dapur, begitu masakan selesai eomma memanggil Yesung dan suaminya, aku bingung harus manggil gimana haisssh pabboya Wookie.

Yesung P.O.V

"Yesung makanan udah siaaaaap!" Teriak eomma dari bawah. Aku pun segera turun ke lantai bawah.

"Ayo, ini Wookie loh yang masakin." Kata eomma menyambutku di meja makan. Aku pun duduk di kursi meja makan itu.

"Eomma panggil appa dulu ya chagi." Kata eommaku lalu meninggalkanku sendirian. Ruang makan bersebelahan dengan dapur tapi masih ada pemisahnya. Tiba-tiba seorang yeoja keluar sambil membawa panci kecil, dari wanginya sih ini kari.

Aku terperanjat melihat yeoja itu, rambutnya diikat dua, memakai celemek biru dan memakai baju berlengan panjang yang ia linting sesiku.

"Wookie." Panggilku.

Ia meletakan panci itu di meja makan lalu menatapku.

"Ne Yesungie?" Jawabnya sambil tersenyum kecil.

"Aigooo, cantik banget sih." Kataku sambil tersenyum.

"Aish kau ini… Sudah ah aku ambil yang lain dulu ya." Katanya lalu kembali ke dapur. Aku memperhatikan tubuhnya dari belakang, begitu mungil, ia memakai celana pendek dan sandal pemberianku ternyata, neomu kyeopta.

Tak lama kemudian dia sudah kembali sambil membawa sepiring besar daging-dagingan.

Aku hanya menatapnya dalam diam. Ia cocok sekali. Ia pun segera kembali kedapur dan mengambil seteko air putih lalu menuangkan di semua gelas yang ada di meja itu.

"Aaah, selesai." Katanya lalu kembali kedapur dan kembali tanpa celemek.

"Wookie udah semua?" Tanya eomma yang baru masuk ruang makan.

"Ne eomma." Jawabnya ceria.

"Liat nih yeojachingumu pintar sekali memasak." Kata eomma.

"Oh, jadi ini yeojachingunya Yesung?" Tanya appa.

"Ne, annyeonghaseyo ajusshi Kim Ryeowook imnida." Katanya sambil membungkuk hormat.

"Ahh, tidak perlu formal panggil appa saja." Kata appa.

"Ne appa." Jawabnya.

"Baiklah ayo kita mulai makan." Kata appa.

Wookie duduk disebelahku.

kami pun mulai makan.

"Hmmm… Mashitda… Wookie jago masak ya." Puji appa.

"Ne, pintar sekali, sudah cocok jadi istrinya Yesung ya?" Goda eomma.

Aku tertawa kecil melihat reaksi Wookie yang wajahnya memerah.

"Ne eomma, udah cocok kan?" Tanyaku sambil merangkul Wookie. Ia menatapku bingung.

"Hahahahah, ne ne…" Kata appa dan eomma. 'Tumben kompak.' Batinku.

"Wookie chagi, eomma dengar orang tuamu sudah tidak bersama ya? Bagaimana kehidupanmu sekarang?" Tanya eomma.

Aku terkejut mendengar pertanyaan itu. Aku pun segera menatap Wookie yang sedang menatap eomma. Ia tersenyum.

"Ya eomma, sebenernya sebelum eomma dan appa bercerai kami hidup bahagia, waktu itu aku ingat eomma sakit parah, appa frustasi karna gak bisa cari uang buat biayain eomma yang sakit, akhirnya appa ninggalin eomma. Eommaku meninggal 1 tahun setelah diceraikan appa, padahal ia sangat lembut dan baik." Wookie memberi jeda dengan menghela napas. "Aku sangat merindukan mereka berdua, tapi semenjak itu appa sama sekali tidak peduli kepadaku dan eonniku, ia pergi bersama yeojanya dan sampai sekarang aku gak tau ia di mana. Tapi ia masih mau mengurusi sekolahku mengingat aku masih butuh appa." Jawabnya.

Aku lihat matanya sudah berkaca-kaca. Tanpa menunggu air mata itu mengalir aku menariknya kepelukanku.

"Chagi, mian eomma gak bermaksud bikin kamu sedih kok…" Kata eomma sambil tersenyum bersalah.

"Ani eomma, gwenchanna." Jawabnya masih dipelukanku.

Donghae P.O.V

"Sadarlah jebal… Maafkan aku… Aku mohon." Kataku kepada Hyukkie yang sudah terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Ia sakit jantung lemah, ia perlu istirahat selama 2 minggu di rumah sakit." Kata-kata dokter terngiang di pikiranku. Aku sudah mengabari orang tua Hyukkie dan mereka menitipkan Hyukkie kepadaku karna mereka benar-benar sibuk.

"Hyukkie, aku janji apapun yang terjadi aku akan melindungimu, jadi jebal bangunlah." Kataku sambil menggenggam tangannya. Aku mencium keningnya.

"Hyukkie saranghae." Bisikku di telinganya.

Aku duduk di kursi samping kasurnya dan membenamkan wajahku di pinggir kasur itu.

Kyuhyun P.O.V

Aku dan Minnie sedang di rumah sakit untuk melihat keadahan Hyukkie, kami membuka kamar itu perlahan. Dan sungguh aku terperangah melihat apa yang ada di sana.

Donghae mencium kening Hyukkie lalu berbisik sesuatu. Ia membenamkan wajahnya di kasur itu.

"Hyung, kami bawakan tas mu nih." Kataku sambil menghampirinya.

Ia menatapku lalu tersenyum miris. "Gomawo Kyu." Jawabnya lalu kembali membenamkan wajahnya.

"Aku tahu kamu pasti ngerasa bersalah ya kan?" Tanya Minnie sambil mengelus pundak Donghae lembut.

"Ne, tentu saja. Ini semua salahku." Kata Donghae.

"Haish… Hyung makanya kalo canda jangan keterlaluan doong." Kataku sambil merebahkan diri di sofa dan mengeluarkan selingkuhanku ne, PSP. Tentu saja ini adalah kamar VVIP mengingat Donghae lah yang membayarnya.

Ruangan ini lebih mirip hotel dibandingkan kamar rumah sakit.

"Kamu ini Kyu, jangan mojokin Hae dong." Kata Minnie sambil duduk di sebelahku. Ia memilih bersender di bahuku sambil memeluk pinggangku erat.

"Tapi itu kan memang salah dia." Kataku masih fokus pada gameku.

"Aishhh… Kau ini." Katanya sambil mengecup pipiku singkat.

'Sejak kapan Minnie agresif?' Batinku.

"Jadi apa rencanamu Hyung?" Tanyaku. Aku melepaskan PSPku dan memilih untuk merangkul Minnie.

"Aku akan menunggunya sampai ia bangun, kalau perlu saat ia bangun yang pertama ia lihat harus lah aku." Katanya tanpa memandang ke arah kami.

"Oh baguslah Hyung, semoga berhasil." Kataku sambil mengelus rambut Minnie.

Kibum P.O.V

"MWO?" Pekikku mendengar ucapan eomma.

"Gila aja! Perasaan sebulan aja kayaknya udah tersiksa banget apalagi harus dimajuin! Ogah ah!" Bantahku.

"Ya! Kim Kibum! Kau tidak boleh menolak ingat itu!" Bentak eomma.

Aku langsung ciut mendengar kata-kata eomma. 'Huuh emang masih jaman ya jodoh-jodohin.' Batinku kesal.

Aku hanya menampakan muka dinginku dan hanya diam.

Padahal baru saja tadi aku senang. Bagaimana tidak? Semua couple pulang kecuali aku dan Siwon. Kami memutuskan untuk keliling-keliling sekolah dan saat kami di atap ia menyanyikanku sebuah lagu sambil tak henti-hentinya tersenyum dan memelukku erat. Tapi yang paling aku sukai adalah ciumannya. Ia menciumku, ah bukan, melumat bibirku tepatnya. Baru kali ini bahkan mengajakku perang lidah. Menyenangkan. Ia juga meninggalkan sebuah kiss mark di leherku yang aku tutupi dengan plester sekarang.

Lalu mendengar dimajukannya perjodohan itu OMG gila kali ya?

"Jadi tepatnya kapan eomma?" Tanyaku.

"Hmmm, 2 minggu dari sekarang." Jawabnya santai.

'Aisssh berarti 2 hari setelah ultah Hyukkie dong, oh iya, kabar Hyukkie gimana ya?' Batinku.

"Yasudah lah tersenrah eomma aja, aku naik dulu ah, mau tidur." Kataku. Jujur saja aku tidak mengantuk sama sekali, tapi rasanya ingin memanjakan tubuhku di kasur nyaman itu. Oh iya ada kabar baik appaku sudah keluar dari rumah sakit. *Author: Kibum, tugasmu bukan curhat hei! Kibum: biarin dooong~*

Aku pun memutuskan untuk ke kamarku dan tiduran di sana.

Sesampaiku di kamar aku langsung menghempaskan tubuhku di kasur. Aku sudah tiba di rumah dari tadi, sudah makan dan sebagainya jadi tinggal tidur deh~ *Author: heh! Berhenti curhat doong~ Kibum: aishh ini kan author yang ketik. Author: oah iya ya~ hehehe #abaikan*

Aku mengeluarkan HPku berharap bisa menghubungi Wonieku aku tahu jadwalnya sibuk hari ini tapi apa salahnya mencoba?

Tuut~

Klik~

'Yes diangkat!' Pekikku dalam hati saat mendengar bunyi 'klik' tadi.

"Yeoboseyo." Sapaku.

"Ne waeyo chagi?" Tanyanya.

"Ani, aku hanya rindu padamu." Kataku datar.

"Ahahaah, mana ada orang kangen ngomongnya datar gitu? Ada masalah kah?" Tanyanya setelah tertawa.

"Aish… Begini, eommaku memajukan perjodohanku, jadinya 2 minggu dari hari ini… Sial." Kataku sambil memeluk guling.

"Ah? Oh… Hmmm kau gak bisa nolak kan? Yaudah deh itu nasib kita chagi." Katanya pasrah.

"Hmmm… Jangan sedih gitu dong chagi." Hiburku.

"Ne mianhae… Sudah dulu ya aku ada kelas taekwondo sekarang annyeong." Katanya. Aku mendengar dari suaranya ada ketidak relaan.

"Ne annyeong, saranghae." Kataku.

"Na ddo saranghae chagiya~." Katanya lalu memutuskan sambungan.

'Mian chagi, saranghae jeongmal saranghae Siwonie.' Batinku lalu memejamkan mataku.

Author P.O.V

Seorang yeoja sedang memandang langit dari balkon rumah namjachingunya.

"Chagiya, kamu lagi apa sih?" Kata sang namjachingu sambil memeluk yeojachingunya dari belakang dan menempelkan dagunya di bahu sang yeojachingu.

"Ani Yesungie…" Jawabnya sambil menggenggam tangan mungil Yesung yang sudah bertautan di perutnya.

"Aish jangan bohong deh." Yesung memaksa Wookie berbalik menatapnya.

"Gwenchana chagi." Kata Wookie sambil tersenyum menatap namjachingunya dengan tatapan lembut.

"Arra…" Jawab Yesung lalu merengkuh yeojanya itu ke pelukannya yang hangat.

"Gomawo…" Lirih Wookie, ia pun menautkan jarinya di pinggang Yesung. Menikmati pelukan hangat dari sang namjachingu.

"Gomawo?" Tanya Yesung mengulang perkataan Wookie.

"Ne, gomawo, jeongmal gomawo, aku merasakan rasanya memiliki keluarga secara utuh sekarang." Kata Wookie sambil tersenyum dalam pelukan mereka.

"Oh… Cheonmanaeyo." Jawab Yesung sambil mempererat pelukannya. *Author: eh ini udah ada adegan kisseunya YeWook belum? Readers: mana gua tau! Loe yang buat kan? Aishh… Author: mian author pikun, nanti aja ya adegan kisseunya *sambil nyengir gak jelas. Readers: *bawa obor. #lupakan.

"Haah, udah sore nih, mandi gih chagi." Kata Yesung sambil melepaskan pelukannya perlahan.

"Ani, biarkan aku begini." Kata Wookie masih memeluk Yesung.

Yesung hanya tersenyum paham lalu memeluk kembali yeojachingunya. "Baiklah kalau itu maumu my sweetest princess." Kata Yesung.

Ryeowook haya tersenyum mendengar namjachingunya memanggilnya dengan panggilan itu.

"Wookie, aku suka sekali memelukmu seperti ini, hangat." Kata Yesung sambil menumpukan dagunya di puncak kepala Ryeowook.

"Ah? Hehehe, aku juga suka. Suka sekali." Aku Ryeowook pelan.

"Eh, sunset." Tiba-tiba Yesung melepaskan pelukannya. Ryeowook pun begitu. Ia melepaskan pelukannya dan melihat sunset yang sebenarnya tenggelam dibalik rumah besar di depan mereka.

"Saranghae chagiya." Bisik Yesung sambil menarik Ryeowook mendekat dan memeluknya dari belakang dan menopangkan dagunya di bahu Ryeowook.

"Na ddo chagi." Kata Ryeowook sambil mengelus rambut Yesung.

Tanpa mereka sadari sudah ada 2 orang yang mengintip mereka berdua.

"Mereka melebihi kita dulu ya?" Tanya sang suami.

"Ne~ tapi kita jangan terlalu menunjukan sikap baikan kita, biar Wookie betah di sini ne?" Tanya sang istri.

Sang suami hanya mengangguk. Mereka pun masuk lagi ke dalam rumah.

TBC

annyeong :) Bukannya pelit dan sebagainya... sekalian promosi sih kkk~ lanjutannya bisa di liat di bawah ini ne?

buka yang Part 7 (Sibum & Kyumin) nah itu lanjutannya :)

veronikaayu . wordpress master-list / high-school-romance / (Hapus Spasi)