Naruto ( c ) Masashi Kishimoto
"My Love Term: I Getting Stuck at Your Heart"
( c ) Hitomi Sakurako
…
Chapter 12.5: "The day when I can see your special smile"
"Tapi kenapa?!" gumam Sakura sambil menatap tidak percaya pada perbedaan kedua foto itu.
"Oi, jangan terlalu lama!" ucap Sasuke yang berdiri bersandar di ambang pintu, sontak membuat Sakura terkejut. Ia segera menyelipkan buku catatan Tenten ke dalam tas. Kemudian ia berbalik ke Sasuke.
"Sasuke! Kenapa kau masuk ke kamarku!" teriak Sakura protes.
Sasuke menghembuskan napas, kemudian menunjuk ke pintu kamar Sakura. "Kau sendiri yang membiarkannya terbuka. Lagipula aku tidak sepenuhnya masuk ke kamarmu."
Sakura hanya terdiam, membiarkan Sasuke menang dalam bicaranya. "Aku akan kembali sebentar lagi, jadi kau boleh kembali!" ucap Sakura.
Sasuke masih terdiam di tempatnya. Ia membuang muka. Sakura memperhatikan Sasuke yang masih di sana. "Kenapa kau tidak kembali?" tanya Sakura.
Sasuke kembali membuang muka, kemudian ia melangkah pergi tanpa mengucapkan apapun. Sakura melongo melihat reaksi Sasuke. "Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu…" ucap Sakura. Sakura merapikan catatan Tenten. "Sasuke itu biasanya lebih jelas kalau ingin mengatakan sesuatu." lanjut Sakura.
Kemudian Sakura mengganti pakaiannya dengan yang lebih tebal. Ia tidak peduli akan kepanasan, asal Sasuke tidak melihat tubuhnya lagi bahkan menatapnya dengan tatapan meremehkan. "Tapi terkadang orang seperti Sasuke itu tidak bisa mengatakannya langsung."
.
.
.
Langit sudah mulai berubah menjadi gelap. Sakura membantu yang lain membereskan barang-barang yang ada di sekitar pantai, dibantu Sagi dan beberapa staf.
"Sakura-chan, makan malam hari ini apa?" tanya Yukie semangat.
Sakura tertawa kecil. "Mungkin aku akan bikin yakisoba dan ayam goreng. Aku ingin membuat makanan untuk musim panas seperti itu!" seru Sakura.
"Yakisoba? Wah, selera musim panas sekali!" seru Yukie yang semakin semangat. Sakura tertawa melihat Yukie, kemudian pandangannya jatuh pada Sasuke yang juga tengah menatapnya.
"Apa?" tanya Sakura kesal.
Sasuke menyeringai kecil. "Pastikan kau masak yang enak!" ucap Sasuke yang kemudian berlalu pergi. Sakura menggerutu kesal melihat Sasuke. "Anak itu selalu membuatku kesal!" teriak Sakura.
Begitu masuk ke dalam villa, Yukie dan Toki segera berlalu ke kamarnya. Ia akan segera beristirahat sampai makan malam tiba. Sedangkan Sasuke mengambil handuknya dan menuju kamar mandi.
"Ah, Sakura!" panggil Sasuke ketika Sakura akan mulai bekerja di dapur.
Sakura menoleh kearah Sasuke. "Huh? Ada apa?" tanya Sakura.
"Rapikan kamarku!" pinta Sasuke seenaknya.
"Hah?! Kenapa aku harus membereskan kamarmu? Aku bukan pembantumu!" ucap Sakura kesal.
Pluk! Sasuke meletakkan telapak tangannya di atas kepala Sakura. "Manajer yang baik akan melakukan hal itu untuk artisnya!" ucap Sasuke. Kemudian ia berjalan meninggalkan Sakura.
"Lagi-lagi dia melakukan seenaknya!" gerutu Sakura. ia mengiris bawang putih dengan kesal.
Ketika masakannya hampir selesai, Sakura menghentikan kegiatannya. Ia berjalan menuju kamar Sasuke. Ya, untuk membereskan sesuai dengan perintah.
"Apa-apaan dia? Kamarnya tidak terlalu berantakan tapi sampai menuyuruhku segala! Kalau begini juga bisa dia lakukan sendiri!" gerutu Sakura kesal.
Ia mulai membereskan barang-barang yang berserakan di lantai. Tidak butuh waktu lama bagi Sakura untuk membereskan kamar Sasuke.
"Aromanya Sasuke…" ucap Sakura sambil menghirup udara di sana. Tiba-tiba wajah Sakura memerah. "Kenapa aku jadi semesum ini!" batin Sakura berteriak. Kemudian ia segera mengikat kantung yang berisi sampah. Sakura mengambil sampah yang ketinggalan di meja Sasuke.
Sakura melihat sebuah majalah Sasuke ada di sana. "Dia itu segirang apa sampai membawa majalahnya sendiri. Apa dia narsis?" ucap Sakura sambil tertawa kecil. Sakura duduk di kursi dan mulai membuka majalah itu.
"Oh, ini adalah majalah pertama Sasuke. Wajahnya masih beda begitu!" batin Sakura. Ia akan keluar dari ruangan itu dan menertawakan Sasuke mengingat wajahnya ketika pertama kali menjadi aktor sangat aneh. "Seperti anak-anak…" ucap Sakura sambil tersenyum.
Sakura membalik halaman selanjutnya. Seperti biasanya, terdapat biografi mengenai seorang Sasuke Uchiha. Sakura mulai membacanya, sebenarnya Sakura tidak tertarik melihat kepribadian Sasuke, ini cuma iseng.
"Oh, dia cuma seumuran denganku. Aku hanya tahu umur kami berdekatan, tapi aku tidak tahu kalau kami seumuran. Lagipula aku tidak pernah melihat dia sekolah!" ucap Sakura. Sakura terdiam, kemudian mempertajam penglihatannya.
"23… Juli, ya." ucap Sakura sambil berpikir. "23 Juli, sekarang bulan Juli. Berarti sudah dekat. Err, tinggal berapa hari, ya?" pikir Sakura. ia meraih ponselnya dan melihat kalender. Seketika Sakura terkejut.
"Heh?! Sekarang tanggal 23!" teriak Sakura syok. Ia memelototi layar ponselnya.
Brak! "Hoi, sudah selesai apa belum?" tanya Sasuke yang kini memasuki kamarnya, sakura terkejut dan buru-buru meletakkan majalah itu.
"Oh, S-Sasuke! Kenapa kau tidak ketuk dulu!" teriak Sakura kesal.
Sasuke kembali menunjuk pintu kamarnya. "Pintunya terbuka. Lagipula ini kamarku, bodoh!" ucap Sasuke.
Tubuh Sakura menjadi kaku. Kemudian ia membuang muka. Ingin membicarakan mengenai kebenaran ulang tahun Sasuke, tapi sepertinya Sakura ragu. Akhirnya Sakura segera mengambil kantung sampah itu dan berlalu pergi.
Sebelum Sakura menghilang dari sana, ia berpesan. "K-kalau makananya sudah jadi, kau harus langsung ke ruang makan, jangan sampai aku memanggilmu lagi." ucap Sakura malu-malu.
.
.
.
Sakura kembali melanjutkan pekerjaan memasak makan malam. Ia masih memikirkan mengenai ulang tahun Sasuke. "Apa benar dia ulang tahun hari ini?" batin Sakura berpikir.
Segera ia mengambil ponselnya dan mulai melakukan browsing internet dan mencari biografi Sasuke. Ternyata benar. Masih agak ragu, Sakura membuka official fan website Sasuke. Sakura bersyukur karena pernah dipaksa Sasuke untuk jadi member dalam situs itu, akhirnya situs itu berguna juga.
"Sasuke-kun, selamat ulang tahun!"
"Sasuke-kun, aku sudah membelikan kue untukmu!"
"Sasuke-kun, berpestalah denganku!"
"Sasuke-kun, semoga kau selalu sukses!"
"Sasuke-kun, menikahlah denganku!"
Itulah beberapa komentar dalam forum hari ini. Sakura agak jijik dengan komentar itu, apalagi yang terakhir. Jadi, semuanya benar. Sasuke benar-benar ulang tahun hari ini. Sakura ingin menangis karena iri dengan Sasuke yang ulangtahun sudah disiapkan kue oleh fansnya padahal Sasuke sendiri tidak mengenal orang itu.
"Tapi kenapa mereka tidak ada yang menyadari?" Sakura membicarakan mengenai Yukie, Toki, Kakashi-san para staf. Kenapa mereka tidak ada yang tahu? Padahal berita ini sudah tersebar ke seluruh dunia.
"Ah, Sakura-san! Sepertinya makan malamnya sudah siap!" ucap Toki. Ia menghampiri Sakura yang mulai menyiapkan piring makan.
"Iya, aku akan menghidangkannya sebentar lagi! Yukie-san di mana?" ucap Sakura sambil menaruh beberapa potong ayam goreng ke piring.
Toki membantu Sakura menghidangkan yakisoba-nya. "Dia akan ke sini sebentar lagi." Dan dibalas dengan anggukan Sakura.
Sakura ingin menanyakan mengenai ulang tahun Sasuke, namun sepertinya Sakura merasa ragu-ragu.
Tiba-tiba muncul Sasuke dari dalam ruangannya. Tanpa berkata apapun, ia langsung duduk di kursi makan. "Setidaknya bantu!" teriak Sakura kesal melihat Sasuke yang berlalu begitu saja.
"Aku lapar…" ucap Sasuke yang menghiraukan Sakura.
.
.
.
"Terima kasih atas makanannya!" ucap Toki dengan tenang.
"Sakura-chan, kau yang terbaik!" ucap Yukie senang.
Sasuke berdiri dari duduknya. Kemudian ia berjalan menuju kamarnya. Sakura memperhatikan Sasuke yang melangkah pergi itu. "Moodnya makin buruk!" batin Sakura.
"Sasuke-san terlihat lebih menyeramkan saat ini. Ada apa?" tanya Yukie.
Sakura menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Tidak ada apa-apa. Dia memang sudah biasa seperti itu!" ucap Sakura.
"Baiklah, kalau begitu aku akan kembali ke kamar! Semalaman ini aku hanya ingin berdiam di kamar karena lelah!" ucap Yukie yang berdiri dari duduknya, diikuti oleh Toki.
"Sakura-san, apa aku harus membantumu? Ini karena aku menyuruh Sagi-kun untuk keluar sebentar, kau jadi kesusahan bekerja sendiria." tanya Toki menawarkan diri.
Sakura menggelengkan kepala. "Tidak perlu. Aku bisa sendiri. Ini tidak terlalu banyak!" seru Sakura yang segera membereskan beberapa piring kotor.
Suasana dapur kembali sepi, hanya suara percikan air yang beradu dengan piring dan suara helaan napas Sakura. "Aku harus membuatkannya sesuatu. Setidaknya ia tidak mendapatkan perayaannya. Setiap ulang tahun, ibu selalu membuatkanku banyak makanan, tapi aku tidak bisa membuatnya di sini."
Sakura kembali berpikir, apa yang harus ia berikan ke Sasuke. Ia juga tidak tahu selera Sasuke, lagipula membelikan hadiah di tempat terpencil seperti ini sepertinya tidak mungkin. "Seandainya saja aku bisa mengambil kue yang sudah dibeli fans Sasuke, pasti semuanya dapat keuntungan!" ucap Sakura.
Sakura sudah selesai dengan kegiatan mencuci piringnya. Kemudian ia melihat isi kulkas, ada beberapa buah segar. Sakura benar-benar bingung. Tidak ada bahan selain buah. Tiba-tiba pandangan Sakura jatuh pada beberapa bungkus cokelat. Sakura tahu itu milik siapa, itu milik Yukie yang belum dimakan.
Sakura mengambil cokelat itu. "Maafkan kalau aku mencurinya, aku akan mengembalikannya, Yukie-san…" ucap Sakura dengan nada berbisik. Ia tersenyum, bahannya sudah lengkap. Satu menu yang Sakura yakin bisa ia selesaikan di tempat ini adalah Moist Chocolate Cake. Ia pernah tidak sengaja membaca resep di internet mengenai kue coklat yang dimasak tanpa pengocok dan oven.
Sakura mulai membuat kuenya. Dengan suara yang dibuat sangat tenang agar tidak mengganggu orang lain, ia membuat kuenya dengan sangat hati-hati. Setelah itu, Sakura ternyata berhasil membuatnya. Sakura ingin selebrasi karena berhasil membuat kue tanpa oven, rasanya juga sangat enak. Kemudian Sakura menambahkan potongan buah di atas kuenya.
Sakura sedikit kebingungan mencari lilin, kue ulang tahun tanpa lilin itu sangat ganjil. Dan sepertinya mustahil menemukan lilin ulang tahun di villa yang tidak pernah digunakan untuk acara ulang tahun seperti ini. Sakura mencari di segala tempat dan tiba-tiba menemukan beberapa lilin untuk makan malam di sebuah lemari. Sakura bersyukur dan mengambilnya. Ia memotong kue itu dan menaruh sebuah lilin di atasnya.
"Sekarang aku harus cari tempat yang bagus." Sakura memikirkan akan memberikan surprisenya di mana. Di kamar Sasuke mungkin akan membuatnya seperti orang gila. Di dapur akan menimbulkan kehebohan. Di pantai, sepertinya udara di sana sangat dingin. Jalan terakhirnya hanya taman belakang yang hangat. Sakura ingat perkataan Yukie bahwa taman di belakang sangat indah. Segera saja Sakura bergegas menyiapkan semuanya. Ia menaruh sepiring kue di atas meja bundar, beberapa makanan dan jus jeruk yang Sakura temukan di kulkas. Ehe.
Setelah suasananya sudah bagus, Sakura berjalan sangat tenang menuju kamar Sasuke. Tok! Tok! Sakura mengetuk kamar Sasuke. Namun tidak ada jawaban dari dalam. Sakura kembali mengetuk pintu kamar Sasuke.
"Sasuke…" ucap Sakura dengan suara kecil.
Cklek! Sakura terkejut karena pintu tiba-tiba terbuka. Sakura mundur beberapa langkah ke belakang.
"Ada apa?" tanya Sasuke sambil menatap Sakura yang seolah menahan ucapannya.
"Err… maukah kau ikut denganku?" tanya Sakura agak ragu-ragu.
Sasuke menaikkan sebelah alisnya. "Kemana?"
Sakura mengarahkan jarinya menuju taman belakang. "Ke belakang! Aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu!" ucap Sakura sambil tersenyum kikuk.
Sasuke melipat tangan di depan dada. "Ada apa? Kalau kau mau menjebakku, aku tidak mau!" ucap Sasuke.
"Aku tidak menjebakmu! Ikut saja denganku!" ucap Sakura kesal.
Sasuke menggaruk belakang kepalanya. "Baiklah!" ucap Sasuke, kemudian ia berjalan lebih dulu dari Sakura. Begitu akan tiba di taman belakang, Sakura menahan tangan Sasuke.
"Ada apa?" tanya Sasuke.
"Tutup matamu!" ucap Sakura sambil tersenyum. Sasuke menatap Sakura heran. "Permainan bodoh macam apa yang ingin kau perlihatkan?" tanya Sasuke.
"Sudah lakukan saja!" seru Sakura. Sasuke menggelengkan kepala. "Kau pikir aku bodoh mau melakukan hal bodoh juga? Aku tidak mau!" ucap Sasuke.
Sakura menghembuskan napas. "Apa boleh buat!" Ia menaruh tangannya menutupi kedua mata Sasuke. Sasuke terkejut dan berusaha melepaskan diri dari Sakura.
"Hoi, apa-apaan ini?" ucap Sasuke.
"Kumohon ikuti saja! Tunggu sampai aku membukanya!" ucap Sakura. Tiba-tiba Sakura tidak lagi mendapat perlawanan dari Sasuke. Kemudian ia membuka pintu belakang dan mengarahkan Sasuke agar berjalan maju.
Sakura menghentikan langkahnya. "Baiklah!" Sakura melepas tangannya dari mata Sasuke perlahan. Cahaya lampu membuat Sasuke sedikit silau mengingat sedari tadi matanya tertutup. Ia terkejut, namun ekspresinya tidak terlalu kelihatan karena kuatnya ekspresi datar Sasuke.
"Selamat ulang tahun, Sasuke!" ucap Sakura sambil tersenyum. Sasuke menatap Sakura yang berjalan menuju kursi, ia mengikuti Sakura, duduk di kursi itu dan mulai menatap sekitarnya. Kemudian Sasuke menatap sepiring kue coklat di atas meja.
"Kue macam apa ini?" tanya Sasuke dengan nada meremehkan.
"Apa-apaan kamu! Padahal aku sudah membuatnya sepenuh hati. Err, anu maksudku… ini karena kita tidak punya banyak bahan!" ucap Sakura sambil membuang muka disertai dengan wajah memerah.
"Aku senang!" ucap Sasuke. Sakura menatap Sasuke terkejut. Kemudian ia tersenyum. "Ayo, kau tiup lilinnya!" seru Sakura. Kemudian Sasuke meniup lilinnya. "Ah iya! Aku akan memanggil yang lainnya, kau tunggu di sini! Aku sudah menyiapkan banyak makanan!" seru Sakura yang akan segera berlalu.
Namun tiba-tiba Sasuke menahan tangan Sakura. Sakura mendadak menghentikan langkahnya. "Ada apa?" tanya Sakura.
"Tidak perlu." ucap Sasuke setengah bergumam, namun Sakura dapat menangkapnya dengan jelas. "Kau di sini saja menemaniku." pinta Sasuke.
Mendadak wajah Sakura memerah. "A-Ah… Tapi bukannya tidak enak kalau kita tidak memanggil mereka?" tanya Sakura.
"Cukup hanya dengan kau saja!" ucap Sasuke sambil menatap mata Sakura tajam, dari tatapan itu seolah langsung membius Sakura.
"A-anu… S-Sasuke–" ucap Sakura yang masih kaku.
"Maksudnya aku tidak bisa kalau terlalu ramai! Bukannya karena kau saja!" teriak Sasuke tiba-tiba. Sakura melongo, heran melihat Sasuke yang marah tiba-tiba.
"Baiklah, baiklah!" Sakura duduk di kursi tepat di hadapan Sasuke. "Tapi, Sasuke. Kenapa tidak ada seorang pun yang merayakan ulang tahunmu? Padahal fansmu sangat semangat!" tanya Sakura.
"Aku meminta orang-orang di perusahaan untuk tidak memperdulikan mengenai ulang tahunku. Kau tahu sendiri, kan. Aku ini aktor, aku tidak bisa menerima perayaan-perayaan itu. Dulu, ulang tahunku selalu dirayakan, mereka memberikanku kue mahal dan hadiah mewah, tapi perlahan aku merasa itu hal yang membosankan, jadi aku tidak peduli dengan perayaan mereka. Pada akhirnya mereka lelah merayakannya dan hanya sebatas memberi ucapan padaku." ucap Sasuke sambil bersandar di punggung kursi. Ia menatap langit yang dipenui bintang malam itu. Sakura mengangguk beberapa kali.
"Jadi begitu, ternyata menjadi artis dengan image dingin sepertimu sangat susah, ya!" ucap Sakura sambil tertawa kecil.
"Ini adalah pertama kalinya aku mendapat sepotong kue dari orang yang menyebalkan!" ucap Sasuke sambil menatap Sakura.
"Harusnya aku yang bilang begitu! Huh, maaf saja kalau kau tidak mendapat hadiah mewah!" teriak Sakura kesal.
"–terima kasih, Sakura. Ini lebih dari yang selama kudapatkan." ucap Sasuke sambil tersenyum. Wajah Sakura memerah. Kemudian ia mengangguk dan menundukkan kepala.
"Ngomong-ngomong, siapa yang akan menghabiskan semua ini?" tanya Sakura sambil menatap semua makanan di atas meja.
"Tentu saja kau!" ucap Sasuke.
"Apa?!" Sakura syok.
– To Be Continued –
Happy birthday, Sasuke Uchiha.
Sebenarnya aku udah berencana bikin lanjutannya (chapter 13), tapi aqoe malah kena webeh dan idenya malah nongol pas mudik h4h4h4. Jadilah chapter 12.5 ini. Sebenarnya ini semacam ova (kalau di anime /cielah). Soalnya fic ini cuma selingan menyambut ulang tahun Sasuke. Karena malas bikin fic baru, jadinya event ultah Sasuke dimasukin saja di fic ini /dihajar
Well, aku juga mikir kalau ch ini gaje banget huhuhu, tapi tenang saja, ini cuma chapter tambahan, gak sepaket sm fic ini kok /kamungomongapasih/
Makasih buat yang udah mau baca atau buat yang ngeklik fic ini tapi bagian awalnya udh bikin kalian mual dan segera tekan tombol back hahahaha Maaf kalau chapter 13-nya belum publish, aku bakal publish secepat mungkin :D
Love,
Ilma Sarah Zena