Naruto ( c ) Masashi Kishimoto

"My Love Term: I Getting Stuck At Your Heart, Manager"

( c ) Hitomi Sakurako

Genre: Romance and Drama

Pairing: SasuSaku

CHAPTER 1 : An Arrogant actor

Hah, ini adalah kota Konoha. Hari ini hari Senin. Pada hari kerja seperti ini, jalanan Konoha sangat ramai. Hm, mungkin bisa bayangkan saja keramaian yang ada di Shibuya. Namun, seramai apapun itu, jalanan Konoha tetap tertib. Meski terburu-buru, tapi orang-orang masih memperhatikan kepentingan sesama. Dan kita lirik sebentar ke salah satu gedung ternama di Konoha. Namanya Mangekyou Entertainment. Orang-orang di dalam sana sangat sibuk. Ada yang melakukan pemotretan, penyutingan film, jumpa pers, dan masih banyak lagi kegiatan keartisan di dalamnya. Mari kita selidiki lagi, di sebuah ruangan besar berlapis cat cream, tampak seorang pria berambut mencuat kebelakang sedang duduk santai di salah satu kursi ditemani seorang pria berambut perak. Keduanya sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang masih berhubungan dengan keartisan, yaitu peluncuran film terbaru. Sampai pria berambut mencuat kebelakang itu berucap, "Hah, Kakashi-san, tolong carikan aku seseorang yang bisa menjadi manajer baruku," kata pria berambut pantat ayam mencuat kebelakang itu sambil membaca majalah.

Kakashi sang CEO dari 'Mangekyou Entertainment' mengerutkan kening, pria berambut perak itu menghentikan kegiatan membaca laporannya, "Manajer baru? Bukankah ada Tenten?"

"Barusan aku memecatnya," kata pria emo itu santai.

Kakashi menaruh laporan yang dibacanya di atas meja. "Kau memecatnya tanpa sepengetahuan dariku, Sasuke?"

"Hn, jadi tolong carikan yang baru. Karena peluncuran filmku kali ini, maka aku jadi sering di kejar oleh banyak wartawan. Aku ingin punya manajer secepatnya," kata Sasuke sambil berjalan pergi.

Kakashi menghela napas berat, "Dia itu. Selalu semaunya sendiri," kata Kakashi sambil menggelengkan kepala. Sebelum Sasuke benar-benar pergi, Kakashi buru-buru memanggilnya. "Sasuke, kau mau kemana?"

"Aku ada janji dengan teman-teman,"

"Tetap gunakan penyamaranmu. Jangan sampai kau ketahuan,"

"Hn."

Sasuke segera melaju menuju rumah teman-temannya. Sekarang sudah sore. Sasuke merasa lapar. Sejak siang ia belum makan apapun. Pada akhirnya Sasuke harus mengakhiri acara bertemu dengan teman-temannya yang menurutnya sangat langka.

Sasuke segera membawa mobil sportnya ke salah satu restoran mahal di Konoha. Sebelum memasuki restoran, ia segera memakai topi dan kacamata hitam untuk menutupi wajahnya.

Sasuke duduk di sudut restoran, kemudian ia memanggil pelayan yang sedang lewat dan memesan makanan.

Sembari menunggu makanannya datang, Sasuke berinisiatif untuk membaca majalah yang tersedia di atas mejanya.

"Eh, Sakura. Itu Sasuke Uchiha 'kan?" Sasuke mendengar seorang gadis tengah menyebut namanya. Gadis ini berambut blonde. Matanya berwarna sapphire yang menenangkan, namanya Yamanaka Ino.

"Apa? Siapa itu Sasuke Uchiha," kata seorang gadis lagi yang bernama Sakura. Gadis yang satu ini berambut merah muda dan bermanik emerald. Mendengar Sakura berkata seperti itu, Sasuke jadi kesal, 'Masa dia tidak tahu aku ini siapa?' batin Sasuke kesal.

"Aih, masa kau tak tahu? Sasuke adalah aktor yang sedang naik daun itu. Yang biasa Ino perlihatkan padamu di majalah," timpal seorang gadis berambut lavender. Namanya Hyuuga Hinata.

"Ah, aktor yang rambutnya pantat ayam itu? Kenapa tidak bil-Ummph…" Sebelum Sakura menyelesaikan ucapannya, Ino buruan membungkam mulut 'asal omong' Sakura menggunakan tangannya. Sesekali Ino melirik Sasuke yang memunggungi mereka.

"Ummph... Ummph!" Sakura mencoba memberontak. Ia sudah kehabisan napas.

"Ino, sepertinya kau terlalu berlebihan kepada Sakura," kata Hinata sambil mencoba menarik tangan Ino yang membungkam mulut Sakura.

Ino membelalak kaget dan segera melepas bungkamannya. "Astaga, Sakura. Kau kenapa?" tanya Ino inosen.

Sakura mendecih kesal, "Kenapa kepalamu. Aku ini hampir mati oleh bungkamanmu itu tahu," gerutu Sakura.

"Oh, hehe. Maaf," Ino hanya tersenyum seolah tak bersalah. Kemudian ketiganya kembali melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda.

"Oh, ya, katanya Uchiha Sasuke meluncurkan film terbarunya. Kau sudah lihat film-nya apa belum, Hinata, Sakura?" tanya Ino sambil menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulutnya.

"Sudah. Filmya benar-benar mengagumkan. Kalau kau, Sakura?" tanya Hinata.

Sakura sedang asyik menikmati es krim stroberi-nya dan menyadari bahwa Hinata sedang berbicara padanya, "Ah, aku? Aku sudah lihat film-nya," kata Sakura.

Di samping itu Sasuke tersenyum mendengar ucapan Sakura, "Bagaimana, pinky? Aku hebat 'kan?" gumam Sasuke di sela-sela acara makannya.

"Bagaimana tanggapanmu? Di sana Sasuke terlihat mempesona, bukan?" tanya Ino tak sabar.

Sakura tampak mengingat reka adegan di film itu, "Hm, biasa saja. Pada saat itu aku melihat lubang hidungnya agak lebar," kata Sakura inosen sambil kembali menyantap es krimnya.

"Apa? Lubang hidungnya lebar? Masa' sih? Gak gitu, ah, Sakura. Mungkin kau yang salah lihat," kata Hinata.

"Menurut kalian lain, kalau menurut ku begitu. Dan itu membuatku jijik dan malu untuk menontonnya lagi,"

"Hohoho, Sakura. Beraninya kau berkata seperti itu!" kata Ino sambil mencubit lengan Sakura.

"Aduh, duh. Aish, apa yang kau lakukan, pig. Ini sakit tahu," kata Sakura sambil mengaduh kesakitan.

Tanpa ketiganya sadari, Sasuke sudah berapi-api di tempatnya. 'Gadis pink itu. Awas saja kalau aku menemuinya lagi. Akan kuhajar habis-habisan,' kata Sasuke. Sebenarnya ia ingin menghajar Sakura saat ini juga, tapi Sasuke masih harus mempertahankan popularitasnya. Bisa mati dia kalau di dapati oleh wartawan gila.

Akhirnya Sasuke meninggalkan restoran itu dengan emosi yang menggebu-gebu. "Wah, dia pergi tuh," kata Sakura.

"Itu karena kau selalu menghinanya," kata Ino.

"Mana mungkin ia mendengarnya. Hinaan seperti itu sudah biasa di terima oleh seorang aktor. Lagipula aktor cuek macam dia gampang melupakan ledekan tidak penting ini. Buktinya dia tidak marah padaku 'kan?"

"Tapi, Sakura. Sasuke itu aktor yang sedang naik daun," Hinata menimpali.

"Lalu? Apa hubungannya ketersinggungan dengan aktor itu naik daun?" kata Sakura heran.

"Aktor yang sedang naik daun tidak akan emosi di restoran yang banyak orang seperti ini. Bisa-bisa ada berita baru lagi. Di berita akan menampakkan 'sosok Uchiha Sasuke sang aktor yang sedang naik daun itu memporak-porandakan restoran karena seorang gadis berambut merah muda yang mengejeknya'," terang Hinata.

"Biarin. Itu juga bukan urusanku," kata Sakura cuek.

"Kali ini memang tidak. Tapi bisa jadi suatu saat nanti Sasuke akan balas dendam. Aku yakin itu," kata Hinata lagi.

"Dimana ia bisa menemukanku lagi? Dia 'kan aktor terkenal. Mana ada waktu untuk itu," kata Sakura santai.

"Hm, benar juga. Ya, sudah. Ayo, kita pulang. Sudah hampir malam. Nanti orang tua kita jadi panik," kata Hinata.

"Ok. Aku yang bayar. Kalian tunggu di depan saja," kata Ino sambil berjalan kearah meja kasir.

Sakura dan Hinata segera melangkah keluar restoran. Tak lama Ino pun menyusul. "Ayo, pulang," kata Sakura sambil menarik tangan Ino dan Hinata untuk pergi.

ESOKNYA~~~

"Ibu, Sakura berangkat dulu, ya!" seru Sakura sambil melangkah keluar dari rumah dengan semangat pagi.

"Iya. Hati-hati di jalan, Saku-chan!" pesan Ibu Sakura.

Sakura berjalan menuju halte. Jarak sekolah dan rumahnya memang terbilang jauh. Ia harus menaiki bis dengan lama waktu 20 menit perjalanan. Sebenarnya ada begitu banyak sekolah yang dekat dengan rumah Sakura, namun Sakura ingin bersekolah di Konoha semata-mata karena ingin bersama Ino dan Hinata.

Sakura menaiki bis yang berhenti tepat di depan halte. Dengan semangat, Sakura segera menaiki bis itu dan mencari bangku yang nyaman dan aman, yaitu di sudut belakang. Sakura mengingat kembali masa-masa dulunya bersama Hinata dan Ino. Tanpa sadar Sakura memejamkan mata.

==FLASHBACK ON==

Di lapangan sekolah 'Konoha Elementary School', tampak empat anak-anak sedang duduk bersama sambil menikmati bekal mereka. Namun, seorang anak tiba-tiba muncul.

"Selamat siang. Namaku Sakura Haruno. Salam kenal," ucap Sakura kecil dengan nada malu.

"Apaan sih. Aku gak sudi berteman sama kamu, Haruno," kata Kin, salah satu dari mereka.

"Maaf, aku hanya ingin makan bersama kalian," kata Sakura.

"Ogah, ah. Kami mau pergi saja. Ayo, Kin. Disini gak asyik. Hinata, Ino, kau mau pergi tidak?" kata anak berambut coklat.

"Nggak ah, aku disini saja. Hai, Haruno-san. Kau juga boleh gabung dengan kami. Duduklah di sini," ajak Ino sambil menepuk-nepuk rumput di sampingnya. Sakura tersipu, "Makasih," kata Sakura.

Kedua teman yang membenci Sakura segera pergi dari sana. "M-maaf. Gara-gara aku teman kalian pergi," kata Sakura sedih.

"Tidak apa-apa. Perkenalkan, namaku Yamanaka Ino dan yang ini Hyuuga Hinata,"

Sakura tersenyum, "Salam kenal, Yamanaka-san, Hyuuga-san," kata Sakura.

"T-tidak perlu m-malu-malu s-seperti itu, S-sakura," kata Hinata.

"Sakura, Hinata memang ngomongnya kayak gitu," ucap Ino sambil menepuk bahu Sakura.

Sakura merasa senang memiliki teman seperti Ino dan Hinata.

==FLASBACK OFF==

Sakura tersenyum lagi. Ia tidak menyangka semua temannya telah dewasa. Waktu masa Sekolah Dasar memang menyenangkan. Sewaktu SMP, mereka juga satu sekolahan. Pada saat itu Sakura masih tinggal di kota. Tapi meski sekarang Sakura tinggal jauh dari kota, ia tetap ingin bersama dan nekat sekolah di kota. Dulu Hinata begitu pemalu, sekarang sudah berubah. Hinata bisa jadi lebih berani saat ini. Hm, kalau Ino dari segi sifat memang gak ada yang berubah, yang berubah hanya model rambutnya. Semasa sekolah dasar dan SMP rambut Ino selalu diikat ponytail. Sekarang rambutnya diikat biasa saja, kadang juga hanya di gerai dan itu memperlihatkan bahwa Ino telah berubah menjadi dewasa. Sedangkan Sakura? Yang berubah adalah sifatnya.

Semasa sekolah dasar dan SMP ia selalu di olok-olok karena ia tergolong orang yang jauh dari pergaulan dan kedua sahabatnya merupakan sosok yang ternama serta terkenal. Namun, sekarang 'Sekali kau injak Rambutku, maka kau kubotakkan'. Itu pikir Sakura. Ia sudah jadi sosok yang kuat dan ingin melindungi kedua sahabatnya sebagai rasa terima kasih karena menerimanya menjadi sahabat dulu. Sakura terus memejamkan mata sampai ada seseorang yang menyenggol bahunya.

"Maaf. Sepertinya kau sudah sampai di tujuanmu. Kulihat dari seragammu sepertinya kau ini murid sekolah ini," kata pria itu sambil tersenyum.

"Ah, iya. Makasih banyak. Sampai jumpa," kata Sakura sambil memasuki gedung sekolahnya. Huh, tidak heran banyak orang yang tahu sekolahnya jika hanya melihat dari seragamnya. Sekolah ini memang terkenal.

"Selamat pagi, Sakura," sapa beberapa murid yang melewati Sakura dan di balas dengan salam yang sama dari Sakura.

Sakura senang murid di sekolah ini sangat mengenalnya dengan baik. Semuanya karena Sakura berteman dengan Ino dan Hinata dan juga karena Sakura telah di cap sebagai gadis paling berani seantero sekolah.

Sakura memasuki kelasnya yang ada di ujung koridor. "Selamat pagi." sapa Sakura semangat.

"Selamat pagi, Sakura!" balas beberapa murid di dalam kelas itu.

Sakura segera duduk di bangkunya yang berada di samping jendela. Ia menatap keluar jendela.

"Inilah kehidupanku, dan aku sangat menyukai kehidupan ini. Aku bisa hidup normal bersama orang-orang terdekatku." Sakura bergumam sambil tersenyum. Membiarkan angin musim semi itu menerpa rambutnya.

"Aku tidak mengharapkan kehidupan yang lain lagi. Aku ingin tetap seperti ini! Karena, inilah kehidupanku yang sebenarnya! Inilah takdirku yang sebenarnya!"

-TO BE CONTINUED-

Permisi,

Tolong beri saran dan kritik. Kirimkan saran anda ke kotak review yang ada di bawah. Ada yang penasaran sama kelanjutannya #ngarep

Sampai jumpa di chapter depan.

-Hitomi Sakurako-

Top of Form