Title : Remember

Cast : Yunjae

Author : ahnhaerin

Annyeong! mianhamneeda.. -bows-

telat buat update chap ini, gak tau kenapa tiba2 males nulis, and edit -curhat- #dorrr heheh ^^v

Ini Last Chap, maaf kalo ada kesamaan cerita sebelumnya, karena itu memang tidak disengaja. :D

YUNJAE IS REAL!

HAPPY READING~

Chapter sebelumnya

"Coneun Yunho-imnida…" Kata Yunho yang kemudian ia mengulurkan tangannya dan tersenyum.

"Nae?"

"Yunho-imnida… nuguseyo?"

"Kim Youngwoong-imnida…" Jawabku ragu yang kemudian menjabat lengannya.

"…"

"Wae?"

"Tidak bisakah aku berkenalan dengan Jaejoong?"

Chapter 5 / Last Chapter

Kim Jaejoong POV

Mwo? Apa yang Yunho katakan? Dia sudah tahu semuanya? Dia tahu siapa Jaejoong? Sejak kapan? Sejak kepulangannya dari Gwangju? Memorinya kembali? Dia mengingatnya?

"Mianhae…" Kata Yunho yang membuatku merasa tak nyaman.

Aku menuliskan sebuah alamat dan menyerahkannya pada Yunho.

"Datanglah minggu depan pukul sepuluh pagi!" Kataku berat.

"Mwo?"

"Kau akan melihatku di sana!"

End of Jaejoong POV

...

Jung Yunho pov

"Kau akan melihatku di sana!" Kata Youngwoong yang membuatku sedikit terkejut.

Waeyo?

Tanpa sempat aku menanyakannya, aku melihat Youngwoong pergi…

Arraseo… aku akan menemuimu minggu depan!

Incheon, 19 Maret 2012

Waeyo?

Hanya kata itu yang terpatri di kepalaku saat ini. Sedikit keraguan menelusup masuk dan mengacaukan semuanya. Membuatku menghasilkan sebuah pertanyaan yang tak ingin ku ketahui jawabannya. Sejujurnya, apa yang selama ini di sembunyikan Jaejoong? Adakah sebuah hal yang tidak boleh ku ketahui sama sekali?

Lalu apa hubungannya dengan alamat ini? Kenapa dia memberiku alamat ini?

"…Itu adalah alamat sebuah komplek pemakaman di daerah Incheon…"

Hanya sepenggal kalimat itu yang kuingat saat ini. Kalimat yang diucapkan Lee ajusshi ketika aku menanyakan alamat yang Jaejoong berikan padaku minggu lalu.

Apa maksud namja ini? Begitu banyakkah hal yang disembunyikannya dariku?

Jam yang melingkar di lengan kiriku menunjukkan pukul 9.53 pagi. Sesuai permintaannya, aku akan menemuinya di alamat ini…

Komplek pemakaman yang cukup besar!

Dan…

Aku melihatnya, aku melihat Jaejoong di sana.

Ia duduk di depan sebuah nisan. Terlihat ia sedikit menunduk, sebenarnya siapa itu? Tak terlintas satu nama pun di dalam benakku saat ini.

"… jeongmal beogosippeoyo…"

Sayup-sayup aku mendengar kalimat kerinduan di ucapkan Jaejoong. Wajahnya masih menunduk. Namun, aku tidak mendengarnya sedang menangis ketika langkahku semakin dekat dengannya.

"Youngwoong-ah…" Sapaku yang kemudian membuat Jaejoong menengadahkan kepalanya dan berbalik melihatku.

"Yunho…" Jawabnya yang segera membuatku semakin mendekat padanya. "Duduklah!"

Aku duduk di sampingnya, dan segera ku palingkan wajahku dan melihat foto yang tertempel di nisan itu.

Nuguyo?

Kuarahkan pada sesuatu di bawah foto itu.

Di sana, ada sebuah ukiran nama. Nama seseorang yang membuatku tak tahu apa yang harus ku katakan.

Shim Changmin…

"Bukankah selama ini kau selalu mengatakan ingin bertemu dengan Changmin-ku? Kau bertemu dengannya sekarang! Dia… Shim Changmin-ku…" Kata Jaejoong sambil mengarahkan tangannya pada foto yang ada di hadapanku.

"Mwo?"

"…"

"Youngwoong-ah…"

"…"

"Kim Youngwoong…"

"…"

"…"

"Mianhaeyo…" Kata Jaejoong.

"…"

"Yunho, di depan Changmin aku meminta maaf padamu… jeongmal mianhaeyo… untuk semuanya. Untuk kepergianku, untuk kebohonganku, untuk kepura-puraanku, untuk semua kesalahan yang pernah ku lakukan padamu selama ini. Dan aku rasa, kau pasti sudah mengetahui apa yang kumaksud ini. Nae… aku pergi ke Jepang, satu hari setelah kau pulang ke Gwangju. Aku pergi karena aku takut, aku takut kau marah padaku, kau membenciku, dan… tampaknya semuanya sudah tidak berguna lagi.

"Aku memang bodoh! Aku bodoh karena aku berbohong padamu! Aku berbohong tentang segala hal yang telah kau ketahui!"

Jaejoong masih menunduk diam. Mungkinkah ia benar-benar merasa bersalah?

"Youngwoong-ah…"

"…"

"Tidak bisakah kau melihatku?"

"…"

"Ya sudah… Hanya itukah yang ingin kau katakan?"

"Mollayo…"

"Jika aku memaafkanmu apa yang akan kau lakukan?"

"…"

"…"

"Kamsahamneeda. Jeongmal kamsahamneeda…" jawabnya lagi.

"Hanya itukah?"

"Bukan aku yang mengatakannya…"

"?"

"Jeongmal kamsahamneeda… itu yang dikatakan Changmin untukmu. Sebelum dia pergi, dia memintaku menyampaikannya. Dia mengatakan 'sampaikan terima kasihku pada Yunho… Yunho orang pertama yang menyelamatkanku, dia yang datang tiba-tiba di waktu yang tepat… sampaikan terima kasihku padanya'… itu yang Changmin katakan...

"Entah kenapa aku masih mengingat semuanya. Semua hal yang terjadi saat itu. Aku belum bisa melupakan satu hal pun."

"Maksudmu? Apakah aku pernah bertemu dengan Changmin sebelumnya?"

Jaejoong segera memalingkan wajahnya padaku. Sepertinya dia sedikit terkejut mendengar pertanyaanku. Apakah dia menganggapku juga sudah tahu siapa Changmin?

"Tidak ingatkah kau pada changmin-ku dulu?"

"dulu?"

"Kau…"

"Aku tahu kau, tapi aku tidak mengenal Changmin!" Entah kenapa, aku mengatakannya tanpa ekspresi. "Sejak pertama kali aku mengingatmu, yang jelas ku ingat, kau adalah Jaejoong. Teman satu kelasku yang dingin dan tersembunyi. Aku tidak pernah mengenal Changmin, hanya dari surat itu dan ungkapan-ungkapanmu yang selalu merindukannya… tanpa aku tahu sosok Changmin seperti apa! Dan asal kau tahu, ketika aku mengatakan bahwa aku ingin bertemu dengannya, memang aku sangat berharap ada pertemuan antara aku dengan Changmin…"

"…"

"Changmin-sshi… apa aku pernah bertemu denganmu sebelumnya? Kekasihmu mengatakan—"

"Sebelum kau kecelakaan…" Potong Jaejoong yang membuatku melihatnya. "Sebelum aku menabrakmu!" Lanjutnya.

"…"

"Kau juga tidak ingat pada orang yang mengalami kecelakaan pada tanggal 25 Juni 2008 lalu?"

"25 Juni 2008?"

"Orang itu Changmin… kecelakaan yang merenggutnya dariku. Kecelakaan yang membuatku tidak bisa lama dengan Changmin. Kecelakaan, yang menjadi alasan kenapa aku menabrakmu!"

"Mwo?"

"Kau menolongnya saat itu? Kau yang membuatnya tiba di Rumah sakit. Namun sayang, aku justru menganggap bahwa kau lah yang melakukan percobaan pembunuhan pada Changminku. Karena itulah, aku melakukannya. Aku bermaksud balas dendam padamu. Pembalasan yang justru membuatku sangat bersalah…

"Membuatmu amnesia, adalah suatu kesalahan besar yang kulakukan. Karena, aku baru tahu, bahwa kaulah yang menyelamatkan Changminku saat itu setelah aku menabrakmu. Karena kau aku masih bisa melihat Changmin. Karena kau pula, aku masih bisa mendengar Changmin mengatakan bahwa dia mencintauku, walaupun itu untuk terakhir kalinya. Kamsahamneeda…"

Kini aku melihat Jaejoong menangis.

Kau tahu? Aku sangat ingin memelukmu!

"Mianhae…jeongmal mianhaeyo Yunho-ah! Ucapan terima kasihku dulu, memang sebuah kesalahan besar. Kini, aku ingin meralatnya. Aku sangat menyesal, entah kau percaya atau tidak. Jeongmal mianhae!" Tangisan itu memang tak bisa ditahannya lagi. Mata itu merah dan berarir tanpa henti.

"…"

"Tampaknya akulah yang bodoh karena masih memaafkanmu! Dan masih menyayangimu!" Akuku setelah beberapa lama kami hanya diam. "Changmin-sshi… cheonmaneyo… dan… kamsahamneeda… karena kau juga aku bisa mengenalnya! Aku bisa mengenal sisi lain dari Jaejoong. Sisi lain yang membuatku semakin menyukainya!"

"Yunho…"

"Bukankah kau ingin meralatnya? Aku akan membantumu!"

"Yunho…"

"Nae?"

"Yunho…"

"Arraseo… kita mulai dari awal! Dihadapan kau Changmin-sshi… Choneun Yunho-imnida… Nuguseyo?"

Jaejoong hanya diam ketika aku menyodorkan lenganku padanya. tampaknya dia masih belum percaya jika aku memaafkannya.

"Nae… Jaejoong-imnida!" Jawabnya sambil menyambut tanganku.

Entah kenapa aku merasa mendapatkannya. Mendapatkan sesuatu tanpa ku tahu apa yang sedang kuinginkan dan kucari selama ini. Dia memperkenalkan dirinya sendiri. Dirinya yang disembunyikannya.

"Waeyo?" Tanyanya menghamburkan pikiranku.

"Ah…aniyo…"

"Jaejoong-ah…"

"Nae?"

"Aku tidak percaya aku menyebut namamu!" Akuku ketika kami berjalan menuju motorku yang kuparkirkan jauh di bawah sana.

"Aku juga tidak percaya kau menyebut namaku!" Jawabnya ringan.

Baguslah! Dia kembali seperti sebelumnya.

"Sejak kapan kau ingat bahwa aku Jaejoong?"

"Dua bulan sebelum aku pulang ke Gwangju…"

"Mwo? Jadi…"

"Mianhae… sebenarnya, aku juga takut kau pergi ketika kau tahu bahwa aku sudah mengingatmu!"

"Arraseo…"

"…"

"…"

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Aku benci bila kau mulai bersikap formal padaku!"

"sepertinya kau yang lebih sering mengatakan hal itu dari pada aku!"

"hehehe"

"Aku suka kau kembali seperti yang dulu!"

"Hem?"

"…"

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Tanya Jaejoong.

"Hem… mianhae, surat-surat itu…"

Jaejoong tersenyum ketika mendengar kalimatku. Apa yang dipikirkan namja ini?

"Sebenarnya, Youngwoong yang membuatkannya untuk Jaejoong! Kau mengerti kan?"

"?"

"Entah kenapa, aku masih merindukan surat-surat Changmin… aku masih belum bisa melupakannya saat itu!"

"Kau masih mencintainya?"

"Untuk sekarang…Mollayo…"

"Wae?"

"…"

"Arraseo… sepertinya, hati Jaejoong masih milik Changmin… Mungkinkah Youngwoong memberi aku kesempatan?"

"Sekarang, Jaejoong dan Youngwoong orang yang sama…"

"Jeongmalyo? Arraseo mungkin—"

"Saranghae…" Kata Jaejoong tiba-tiba.

"Mwo?"

"Mungkin memang bodoh orang sepertiku mengatakannya! Setelah meminta maaf dan mengucapkan terima kasih… tapi—"

Aku menutup kata-katanya dengan sebuah ciuman. Dan memeluknya sangat erat. Ingin menyampaikan padanya bahwa tanpa alasan aku mencintainya. Sangat mencintainya.

Dia hanya menatapku tanpa merespon apa-apa. Sepertinya dia masih terkejut akan apa yang kulakukan.

"Aku tidak ingin kau mencabut kata-katamu itu!" Kataku ringan setelah melepaskannya.

"Kau…"

"Wae?"

"Aku bersumpah akan mencabut kata-kataku bila kau melakukannya lagi!"

"Mwo?"

"Neoya!"

"Arraseo… apa sekarang kau sudah setuju?"

"Heh?"

"Nado saranghae Kim Jaejoong..."

The End

THE END CHINGUDEUL. heheh pendek yak?

emang aku bikin pendek di chap ini, udah stuck juga mau lanjutannya gimana hhoho

and.. Thanks to :

meirah.1111 : oh? waduh, apalagi chap yang ini.. huaaa ini kan lama updatenya. :P tapi, makasih udah ngikutin terus ya :) makasih udah review :)

Julie YunJae : wah, eon emang waktunya tbc hehe ^^v ah, nae. ff itu kita bicarain di belakang kamar yunjae yal? #eh hehe ^^v makasih udah review :)

Momo Dwi98 Casshiper : Ara bukan siapa2 yunpa, cuma temen sekampung halaman. sebenernya disini Ara suka sama yunpa tapi aku gak tonjolin. hehe jadi kesannya ara cuma piguran gak jelas #DORRR hehhe maap2 #wew iya, Chullie juga suka sama eomma, tapi ya.. apa mau dikata. hati udah terpaut sama yunpa :P iya, semuanya dimulai dari awal :) makasih udah review :)

Nara-Chan : Kalo kepribadian ganda sih nggak ya.. tapi emang ada perbedaan. jadi kesannya jaema menutup jaejoong yang sebenarnya dari yunpa cuma, jadi ngenalin youngwoong gitu.. hehhe dan youngwoong juga dikenalin cuma buat yunpa, jadi kalo kepribadian ganda sih nggak kayaknya (?) #Authorgaje hehe ikatan hati yang mempertamukan mereka #eeeeaaaa hehe yunpa udah cari2 jaema sampe akhirnya ketemu di cafe ice cream itu. awalnya aku juga mau tulis bagian yunho pov yang cari2 jaema, tapi takutnya jadi monoton sama kayak ff smile chingu, hehehe #alibi #wew maaf kalo kecepetan ;'( makasih udah review :D

YouLeeta : Bertele2 yak? waduh, maap yak? hehhe ^^v makasih udah review :)

KishiZhera : O.o ? Chincha? ini gak ada apa2nya dari ff chingu, heheh ^^v makasih udha review :)

Aoi Ko Mamoru : maap2 lama updatenya ya? ;'( makasih udah review :)

Rara : Bisa dilihat gimana reaksi jaema pas tau yunpa udah tau semuanya di chap ini. :P makasih udah review :)

irengiovanny : Iya, semuanya dimulai dari awal dengan perkenalan kembali :) hoho dilempar changmin aku juga mau #eh hehe :P makasih udah review :)

and silent reader :)

Annyeong! sampai jumpa di ff selanjutnya #dilemparjaema hehe