Tittle : Earth

Author : Cho-i Myungsoo aka Phoenix Channie (fb)

Cast : KaiDo & EXO Members

Genre : Romance

Rate : T *for now, but later? Molla~*

Length : 1 of ?

Disclaimer : KaiDo saling memiliki, fic ini milik author.

Summary : "hyung, kenapa kau mau mendekat pada ku? Apa kau tak takut pada ku?" raut wajah kai berubah datar saat mengucapkannya. Dio mengangkat wajahnya, dan melihat wajah kai yang dingin seperti biasanya.

Warning : Yaoi, abal2, ga' sesuai EYD, thypo(s), it's my 1st KaiDo fiction.

NO FLAME PLEASE~

Happy Reading^^~

Chapter 1

D.O Pov

"mwo? Dimana dio, apa dia menghilang lagi?" itu suara ngebass-nya chanyeol hyung. Aku harus cepat kabur sebelum dia dan yang lainnya menemukanku! Tapi ini masih banyak orang. Ayolah cepat pergi, biar aku bisa keluar dari sini.

"jika jam istirahat datang, dia sering sekali menghilang dan lenyap seketika. Sudah seperti hantu saja! Padahal tadi aku yakin, dia masih duduk manis dibangkunya." Dan itu adalah suara merdunya baekhyun hyung, namjachingu-nya chanyeol hyung. Mianhae baekyeol hyung, aku hanya tidak suka keramaian di kantin.

"kalau begitu, kajja ke kantin! Siapa tahu saja dio sudah kesana duluan baekkie."

"nde, kajja chanyeollie!" Yess! Akhirnya aku bisa keluar dari sini! Di bawah meja guru merupakan tempat persembunyianku selama ini(kalau lagi mau sendiri). Perlahan aku mulai keluar dari tempat 'teraman' bagiku, dan memperhatikan sekitar. Sudah sepi, kelasku kosong. Sebaiknya aku bergegas.

Selalu seperti ini, kalau aku butuh ketenangan, aku akan bersembunyi dan setelah mereka pergi, aku akan berlarian di lorong kelas. Aku takut chanyeol hyung menemukanku. Dengan kakinya yang panjang itu, maka tidak mustahil baginya untuk menangkapku yang berlari dengan kaki pendekku ini.

Jangan salah paham dulu, BaekYeol hyung bukanlah orang yang jahat. Hanya saja, terkadang aku juga membutuhkan ketenangan. Jika bersama mereka setiap hari, maka mustahil bagiku memperolehnya. Mereka itu terlalu hyperactive, dan suka heboh sendiri. Jadi bangku taman belakang sekolah adalah tempat paling tenang yang ku pilih.

Seperti biasa, disini selalu sejuk dan damai. Aku selalu menghabiskan waktuku disini dengan membaca buku, dan memakan bekalku. Bukannya karena aku pelit, atau apa, hanya saja menurut Luhan hyung-ku, masakanku sangat enak. Jadi setiap pagi aku akan menyiapkan bekal untuk kami berdua, tentu saja dengan sedikit bantuannya.

Sreet

Brugh

Mwo, suara apa itu? Di sebelah kanan-ku, ada seorang namja yang bersender di pohon besar. Wajahnya tak terlihat, dia duduk memunggungiku. Apa dia tidak apa-apa? Lebih baik ku periksa. Aku takut di tuduh membunuh, karena hanya aku satu-satunya orang di TKP!

Aku berjongkok di depannya yang terlihat seperti sedang tertidur. Ah ternyata dia, Kim Jongin atau yang lebih dikenal dengan Kai. Anak kelas 2 yang sering buat onar. Sepertinya dia berkelahi lagi, terbukti dari pelipis dan sudut bibirnya yang berdarah. Hampir setiap hari kulihat sudut bibirnya berdarah. Entah darahnya tak pernah kering, atau dia berkelahi setiap hari? Aku rasa opsi kedua jawabannya. Aku perhatikan, ia tidak mempunyai teman sama sekali. Mungkin bukan salah orang-orang yang menjauhinya. Salahkan saja sifatnya yang tak mau bersosialisasi itu. Tatapannya juga tak bersahabat.

Namun dibalik sifatnya yang buruk, ada hal lain yang ku yakin membuat namja-namja lain membencinya. Bukannya melebihkan, jika bukan karena sifatnya yang jelek itu, bisa dikatakan namja ini mendekati kata sempurna. Tubuhnya tinggi, langsing dan posturnya sempurna. Tidak seperti namja korea pada umumnya, kulitnya exotic, membuatnya terlihat sangat manly dan ehemm...seksi. Wajahnya tampan, dan pandangan matanya mengintimidasi. Seolah, jika terus menatap mata itu, kita akan menciut karenanya. Aku berpendapat, sebagian namja yang berkelahi dengannya, pastilah karena iri dan tidak suka dikarenakan para yeoja selalu memperhatikannya.

Mwo, sejak kapan aku memperhatikannya seperti ini? Kurasa ini karena dia selalu menjadi pusat ke onaran. Jadi tanpa sengaja aku selalu memperhatikannya. Ditambah dengan pesonanya yang tak dapat dipungkiri itu. Mwo, bicara apa kau Do Kyungsoo? Sadarlah! Kau itu cuma seorang namja pemalu yang gemar belajar. Jangan berpikir yang aneh-aneh!

Setelah di pikirkan baik-baik, Kurasa ada satu persamaanku dengan kai. Kami sama-sama menyukai ketenangan dan menyendiri. Anehnya, aku tak dijauhi seperti halnya kai. Entah kenapa aku memiliki banyak teman. Bahkan merekalah yang mendekat untuk menjadi temanku. Aku terlalu pemalu untuk sekedar mengajak mereka berkenalan duluan. Kurasa, aku hanya sedikit lebih beruntung.

Ah benar juga, lukanya! Kurasa, aku mempunyai beberapa plester di saku celanaku. Ini dia, sengaja ku siapkan kalau-kalau aku terjatuh saat berlari di lorong seperti tadi. Pertama pelipisnya dulu. Akh aku lupa tidak ada anti septik! Kalau lukanya infeksi bagaimana? Ukh apa boleh buat, pakai saliva-ku saja. Untung dia sedang tidur, kalau bangun sungguh tak terbayang betapa malunya aku. Akan sangat memalukan jika kau harus menjilat pelipis seseorang!

Slerrp

Beres! Pelipisnya sudah kutempeli plester, sekarang tinggal sudut bibirnya. Ugh, aku lupa bagian satu ini! Walaupun untuk mengobati lukanya, tapi aku harus menjilat sudut bibir kai?

"Huwa andwae... itu sangat memalukan!" otte? Mana yang harus ku dulukan, rasa malu atau mengobati lukanya? Baiklah...

Slerrp

"emmh... nugu?"

"Kyaa!" Ommo, gawat dia bangun! Otte? Apa dia tahu aku menjilat sudut bibirnya tadi?

Deg! Deg! Deg!

Kenapa dia melihatku seperti itu?

"apa yang kau lakukan?"

"A-Aku ti-ti-dak me-..." otthoke? Aku sangat malu sekali, pasti pipiku sudah memerah!

Deg! Deg! Deg!

"hei hoobae, jawab aku! Kau tak bisu kan?" aish, aku tak tahan lagi! Lebih baik kabur saja!

"hei hoobae tidak sopan! Dorawa!" aku tak mempedulikan teriakannya yang semakin lama tidak kudengar lagi.

"hah hah hah...sincha! aku bisa mati jantungan dibuatnya!" sampai sesak nafas gini.

"ya dio-ah! dari mana saja kau? Kenapa lagi-lagi kau pergi tanpa memberitahu kami, waeyo?"

"ne, kami sudah mencarimu di kantin. Bikin khawatir saja!" ah ne, aku lupa. Baekyeol hyung pasti marah, habis ini bukan pertama kalinya sih~

"mianhae hyungdeul telah membuat kalian cemas..."

"gwaenchana,dio-ah. kau manis sih, jadi aku tak bisa marah padamu." Baekhyun hyung memang selalu seperti ini, mema'afkanku begitu saja dan mengatakan aku manis. Walau setiap hari selalu kudengar, tapi aku yakin, pipiku sudah memerah sekarang.

"kajja masuk, seongsaenim sudah datang"

"ne, arraso."

Tadi Sepanjang pelajaran, aku terus saja teringat tentang kai. Tentang kejadian memalukan tadi. Tapi rasanya ada yang janggal dari caranya memanggilku tadi. Kalau tidak salah, dia memanggilku...hoobae? Dasar tidak sopan, aku ini sunbae tahu!

Umm...rasanya ada hal lain yang ku lupakan, tapi apa, ne?

"Ommo, buku dan bekalku!" aish, ini sudah setengah perjalanan pulang kerumahku. Apa aku harus balik lagi?

"Shirro, besok saja!"

Kai Pov

Sreet

Brugh

Sial, pelipisku berdarah! Tapi biarlah, aku lelah, lebih baik tidur saja. Umm..apa ini, apa aku bermimpi? Aku merasakan nafas seseorang di dekat wajahku. Tercium aroma tubuhnya yang segar dan wangi mint. Nugu? Apa dia yeoja? Mau apa?

Slerrp

Apa yang dilakukannya? Pelipisku terasa basah, apa dia baru saja menjilatnya?

Slerrp

Sudut bibirku juga? Cukup! Aku harus membuka mataku, walaupun terasa sangat berat. Dasar yeoja centil, beraninya melakukan hal seperti itu!

"emmh... nugu?" rasanya susah sekali mebuka mata ini.

"Kyaa!" saking kagetnya, dia berteriak sangat kencang dan terjungkal kebelakang. Hei, dia namja? Tapi.. wajahnya sangat manis, kulitnya putih dan terlihat seperti kulit bayi. Matanya juga bulat dan indah. Lalu bibirnya... Ommona bibirnya seksi sekali! Tebal, penuh dan semerah cherry. Apa dia benar-benar namja?

"apa yang kau lakukan?"

"A-Aku ti-ti-dak me-..." ia tak melanjutkan kalimatnya, sepertinya ia sangat gugup. Ada apa dengannya?

"hei hoobae, jawab aku! Kau tak bisu kan?" tentu saja aku tahu dia tidak bisu. Tapi ia tak kunjung menjawabku. Hei, apa-apan dia? Bukannya menjawab dia malah kabur!

"hei hoobae tidak sopan! Dorawa!" dasar, larinya cepat sekali. Ah ini.. plester? Jadi dia melakukan itu untuk mengobati lukaku? Aku mengedarkan pandangan, dan aku melihat sesuatu di bangku taman. Buku pelajaran dan kotak bekal, apa ini milik namja bermata bulat tadi? Kubuka halaman pertama buku itu, disana ada tulisan, 'Do Kyungsoo'. Apakah itu namanya?

O.O O.O O.O

Normal Pov

"mwo? Kenapa tidak ada?" dio baru saja sampai kesekolah, dan hal pertama yang di lakukannya adalah pergi ke taman belakang sekolah. Tapi ia tak menemukan buku dan kotak bekalnya.

"otthoke?" sekarang barulah dio menyesal karena tidak kembali kemarin. Baginya tak masalah jika kotak bekal itu hilang. Tapi bukunya? Itu adalah buku pelajaran untuk test biologi besok. Dio menangkup wajahnya dan menunduk.

"kenapa murung?" sebuah suara mengusik lamunannya, membuat dio sontak mengangkat kepalanya dan menoleh kesamping.

"k-kau?" kaget dio saat menemukan kai di sebelahnya.

"kenapa kaget begitu? Tidak sopan, aku bukan hantu, kyungsoo." Kai melipat tangannya di depan dada.

"k-kau tahu nama ku?" tanya namja manis itu tak percaya.

"tentu saja" kai mengluarkan buku dan kotak bekal dio dari tasnya.

"namamu tertera disini." Ucapnya sembari menunjukkan halaman pertama buku itu. Dio mendesah lega.

"bisakah kau mengembalikannya padaku, kai?"

"hei, kau juga tahu namaku? Ah pasti karena 'reputasi'ku, ne?" dio mengangguk kecil. Kemudian kai menyerahkan buku itu ke tangan dio. Belum sempat buku itu berpindah tangan, kai menahannya.

"kai?"

"katakan dulu, apa yang kemarin kau lakukan padaku?" ucap kai dengan seringai kecil di bibir seksinya. Dio membulatkan matanya, ia tak menyangka kai akan membahasnya.

"umm.. i-itu.. aku memasang plester di pelipis dan sudut bibirmu itu." Gugup dio sembari menundukkan kepalanya.

"kau yakin itu saja?" kai dapat melihat rona merah di pipi namja bertubuh mungil itu. Membuatnya terlihat semakin manis dan membuat kai menahan tawanya. 'namja yang menarik, manis sekali' batin kai.

"a-aku men-ji-latnya se-bagai peng-gan-ti antiseptik..." namja manis itu mengucapkannya dengan terbata-bata. Walaupun ia sangat malu, tapi ia adalah orang yang jujur dan tak suka berbohong.*anak baik^^*

"haha kau sangat lucu! Gwaenchana, tak perlu gugup begitu." Kai menutup mulutnya dengan tangan saat tertawa.

Wajah dio semakin memerah, bukan karena malu. Tapi karena ini pertama kalinya bagi dio melihat kai tertawa lepas seperti itu. Dan kai terlihat sangat tampan dan mempesona. Dio jadi bingung, kenapa kai terlihat sangat berbeda dari biasanya? Ia terlihat lebih bersahabat dan ramah. Mungkin kalau mengenalnya lebih jauh, maka orang-orang takkan menjauhinya, dan berteman dengannya.

"Gomawo karena telah melakukannya." Ucap Kai dengan senyuman sembari menunjuk pelipisnya.

"ne, cheonma" Dio mengangguk malu.

"kau tahu? Kau adalah orang pertama yang ku ajak bicara, selama 1 tahun aku pindah ke sekolah ini." Dio sedikit terkejut dengan pernyataan kai barusan.

"kyungsoo kau hoobae ku, ne? Kelas berapa?" dio sedikit mengerucutkan bibirnya. Mentang-mentang tubuhnya kecil, ia malah dikira hoobae.

"ahni. aku sunbae mu, kelas 3-A."

Kai membulatkan matanya mendengar perkataan dio. Ia tak percaya bahwa namja bertubuh mungil ini adalah sunbae-nya.

"sincha? Kau tak bercandakan?" tanya dio yang membuat dio sedikit kesal.

"ne, aku memang pendek, wajar kau tak percaya!"

"haha ini sungguh suatu kejutan, kau sunbae yang manis hyung." Lagi-lagi kai berhasil memunculkan semburat merah di pipi dio. Dio menunduk, entah kenapa saat kai mengatakannya manis, terasa berbeda dengan baekhyun. Ia menjadi lebih gugup.

"hyung, kenapa kau mau mendekat pada ku? Apa kau tak takut pada ku?" raut wajah kai berubah datar saat mengucapkannya. Dio mengangkat wajahnya, dan melihat wajah kai yang dingin seperti biasanya.

"ahni, aku sama sekali tidak takut. Menurutku, kau orang yang suka ketenangan, sama sepertiku. Aku rasa kau hanya tak tahu bagaimana caranya untuk memulai pertemanan, kai."

Teeet Teeet Teeet

"ah mianhae kai, aku harus segera masuk kelas. Annyong." Dio mengambil buku dan kotak bekal dari tangan kai, dan berlari menuju kelasnya. Meninggalkan kai yang terpana menatap punggungnya.

'Aku rasa kau hanya tak tahu bagaimana caranya untuk memulai pertemanan, kai'

"anak yang unik, menarik, dan... sangat manis." Seulas senyum terpatri di wajah tampan nan mempesona milik kai.

TBC