Title: Love For One Month

Genre: Romance/ Drama

Author: Micky_Milky

Rate: T

Disclaimer: DBSK milik tuhan, orangtua, dan Cassiopeia

Pairing: YunJae, YooSu, …xMinx…

Length: Chaptered

Warning : Typo, eyd, Yaoi, Ooc, dll

.

.

Chap 6

DON'T LIKE DON'T READ

DON'T COPAS

Day 22

Dengan tubuh yang masih lemah, JaeJoong bersender di kepala ranjangnya. Dilirknya Junsu yang telaten menyendokkan bubur dan menyodorkannya di depan bibir pria cantik itu.

"Aaaaa…"

Junsu minta JaeJoong membuka mulutnya agar pria imut itu dapat menyuapkan bubur yang tadi dimasaknya kedalam mulut JaeJoong. Dengan patuh JaeJoong menuruti sepupu imutnya itu.

"Junsu-ah…"

Junsu menoleh pada JaeJoong yang asik memainkan ujung selimutnya dengan gugup dan masih mengunya buburnya.

"Waeyo Hyung?"

"Junsu-ah, siapa yang membawaku ke rumah?"

Junsu mengerutkan keningnya, lalu memiringkan kepalanya bingung.

"Hyung tak tahu?"

JaeJoong menggeleng. Wajah cantik itu masih menatap Junsu dalam, dia masih penasaran dengan sosok baik hati yang mau mengantarkannya pulang disaat dia pingsan di jalanan.

"Yunho sunbae dan Changminnie."

Sontak wajah JaeJoong memerah sampai ketelingah saat dia tahu kalau Yunho lah yang menolongnya.

"Mereka yang membawamu, bahkan Yunho sunbae yang merawatmu…"

"Benarkah?"

"Ya."

Bolehkah JaeJoong berharap bahwa Yunho masing menyukainya. Dia merasa sangat senang saat ini, jika memang Yunho masih menyukainya, dia akan berusaha membuat pria tampan itu menoleh lagi padanya dan tak akan membuatnya kecewa.

.

.

Day 23

Hari ini JaeJoong berlari kecil menuju kelasnya, dia ingin sekali melihat Yunho dan berterimakasih pada pria tampan itu.

"Seettt, besok 14 Februari, kau mau berikan apa untuk YooChun oppa dan Yunho oppa?"

JaeJoong berhenti dari aktifitasnya saat mendengar nama Yunho disebut, disembunyikannya tubuh kecilnya di balik tembok sambil masih mendengarkan pembicaraan siswi yang diduganya Yoona dan Tiffany wanita yang dulu sempat mampir di kehidupannya sebelum dia tahu kalau Tiffany adalah sosok yang akan merusak semua kebahagiaannya seperti sekarang.

"Aku akan memberikan Yunho oppa coklat terbaik-ku, kau tahu… kalau untuk YooChun oppa, dia bukan urusanku."

"YooChun oppa memutuskanku, huh~ dasar, padahal aku ingin sekali membuatkannya coklat terbaikku juga."

"Dasar… kaunya saja yang bodoh, sudah tahu YooChun oppa playboy masih mau juga sama pria seperti dia."

"Kau sendiri. Sudah tahu Yunho oppa tak munyukaimu, kenapa kau masih mengejarnya."

Kedua gadis itu saling bertatapan lalu Tiffany membuang muka kesal.

"Kau menyebalkan."

Hardik gadis itu, lalu berlalu meninggalkan Yoona yang juga memasang raut wajah kesal.

"Kau yang menyebalkan!"

Seru Yoona emosi. Lalu berjalan meninggalkan tempat itu.

.

.

JaeJoong teringat akan percakapan kedua wanita tadi, besok hari Valentine, dan dia bertekat akan membuatkan Yunho sebuah coklat buatannya sendri. Tapi yang jadi pikirannya, apa Yunho mau menerima coklat buatannya itu.

Kalau tidak maka sia-sia saja apa yang dia lakukan. Tapi kalau belum mencoba 'kan kita tidak tahu sendiri hasilnya.

.

.

Malam ini JaeJoong terlihat sangat sibuk didapur, begitu pula dengan Junsu, saat ini mereka hanya tinggal berdua, karena Mr dan Mrs 'Kim' belum juga pulang. JaeJoong memandang Junsu heran. Sepupunya itu terlihat antusias tadi saat pulang sekolah begitu JaeJoong berkata akan membuat coklat untuk Yunho dan dengan bangganya Junsu mengatakan dia juga ingin membuat coklat untuk seseorang.

"Junsu-ah, untuk siapa coklat itu?"

JaeJoong menujuk coklat yang sedang Junsu panaskan, dengan semangatnya dan senyum ceria Junsu mengatakan…

"Tentu saja untuk kekasihku."

"Kekasih?"

JaeJoong menautkan kedua alisnya, lalu memandang Junsu tak percaya.

"Park YooChun, sekarang YooChun hyung sudah resmi menjadi kekasihku, Hyung, hehehe…"

"MOW?"

JaeJoong mendadak seperti terkena serangan jantung, dia benar-benar tak percaya dengan kenyataan bahwa si polos Kim Junsu berpacaran dengan playboy seperti YooChun.

"Kau tahu YooChun playboy 'kan?"

"Tahu, dan dia bahkan berjanji untuk setia." JaeJoong menghela napas berat.

"Kau bisa tersakiti olehnya."

"Aku yakin dia akan setia hyung. Percaya kataku."

"Terserah kau saja." JaeJoong menggeleng pasrah.

.

.

Day 24

Junsu dan JaeJoong terlihat berjalan beriringan masuk ke dalam kelas JaeJoong. Sebenarnya niat Junsu untuk ikut ke kelas JaeJoong hanya ingin memberikan coklat buatannya kepada playboy tampannya 'YooChun'.

"Penuh sekali."

Junsu memajukan bibirnya beberapa senti, dan membuat JaeJoong tertawa samar.

"Jelas penuh, kau lupa kalau kedua pangeran sekolah ini berada satu kelas denganku."

JaeJoong mulai menyeret Junsu masuk, walau sedikit susah karena Junsu harus tertindih tubuh-tubuh wanita yang menjeriti nama Yunho dan YooChun.

"YooChun oppa terima coklat dariku ne."

Bibir Junsu mengerucut beberapa senti mendengar teriakan itu.

"YooChun Oppa, kau tampan sekali."

Kali ini pipi Junsu yang menggembung kesal.

"YooChun Oppa, boleh aku berfoto dengamu."

Wajah Junsu mulai memerah, rahangnnya mengeras saat melihat seorang Wanita berfoto dengan kekasihnya.

"Saranghae. YooChun Oppa."

Tangannya mulai mengepal. JaeJoong yang melihat semua perubahan ekpresi Junsu itu terkikih geli, lalu menepuk pundak Junsu pelan.

"Sabar ne, memang susah mempunyai kekasih seperti YooChun."

Junsu mengangguk, dengan setia diliriknya kelakuan-kelakuan siswi-siswi yang dengan PD-nya merapet-rapet, menjerit, bahkan tak jarang menyatakan cintanya pada kekasih tampannya itu dan Yunho yang juga di jeriti nama itu duduk dengan cuek di samping YooChun sambil memamerkan sedikit senyum mautnya.

"Junsu-ah…!"

Tubuh Junsu tersentak kaget, dimainkannya ujung-ujung jari telunjuknya gugup. YooChun berjalan kearahnya dan menyodorkan kepalan tangannya di hadapan Junsu, Junsu memandang kepalan itu seperti orang bodoh.

Lalu YooChun mulai membuka kepalan tangan itu dan tersenyum penuh arti.

"Mana coklat untukku. Chagi."

"Mow?"

Perempuan-perempuan yang melihat itu langsung melongok dan mengedipkan matanya tak percaya begitu pula dengan Yunho yang ikut-ikutan memandang teman baiknnya itu dengan tak percaya, sedangkan JaeJoong hanya tersenyum biasa.

"I-ini."

Dengan tangan gemetar Junsu memberikan coklat hasil buatannya kepada YooChun.

"Gomawo, kau tahu, coklat buatanmu-lah yang aku tunggu dari tadi."

YooChun mengecup pipi Junsu kilat, membuat para FG YooChun merana menatap kemesraan itu. YunJae terlihat memamerkan senyum penuh arti kepada kedua pasangan baru itu, berharap YooChun bersungguh-sungguh dengan pilihannya saat ini dan tak akan mempermainkan Junsu.

Mata Yunho memandang JaeJoong dengan lembut, lama sekali dia tak melihat mata indah itu dan bibir itu tersenyum lepas seperti tadi, apa lagi saat JaeJoong pingsan. Dia sangat merindukan pemuda cantik itu, tak bertemu JaeJoong sehari benar-benar membuatnya hilang akal.

Mata JaeJoong tak sengaja melihat mata Yunho yang memandangnya intens, pria cantik itu tersenyum lembut kearah pria tampan itu, tapi Yunho langsung membuang mukanya menghadap lain, membuat JaeJoong kecewa.

"Yunho-ah."

Desisnya.

.

.

Tiffany berjalan santai sambil menimang-nimang sebuah kotak berbentuk hati. Dengan langkah riang wanita itu menuju kelas Yunho, tapi saat ditengah Jalan, wanita itu dicegat oleh MinKyu yang menyeringai kearahnya.

"Tiffany-shi mau kemana?"

Tiffany memandang MinKyu tak suka, dia tahu kalau kedua pemuda didepannya ini terkenal dengan kejahilannya, bahkan mereka tak segan-segan membuat korbannya menangis atau mungkin sampai pingsan. Walaupun Changmin itu adik Yunho pria taksirannya tetap saja dia tak suka dengan Changmin.

"Ajhumma mau kemana?"

Seringai misterius terukir di bibir Kyuhyun.

"Ajhumma?"

Ulang Tiffany tak terima. Ditatapnya kedua evil itu lekat-lekat.

"Auw~ tatapan Ajhumma membuatku berdebar, kau ingin membunuhku dengan tatap itu."

Ujar Kyuhyun sambil tertawa bersama Changmin saat melihat wajah Tiffany yang mengeras.

"Coklat untuk kakak-ku?"

Changmin mengarahkan telunjuknya kearah kotak berbentuh hati yang di pegang Tiffany, dengan cepat wanita itu menyembunyikan coklat itu di belakang tubuhnya.

"Ajhumma. Lebih baik untukku saja, aku 'kan tak kalah keren dari Yunho dan YooChun Hyung."

Tiffany mulai mundur selangkah, sedangkan MinKyu maju selangkah.

"Ajhumma mau lari dari kami ya."

"Yak, jangan panggil aku Ajhumma, aku ini 'kan setara dengan kalian."

Bentak Tiffany tak terima.

"Hahaha… lihat Min, Ajhumma Tifffany marah."

Adu Kyuhyun, Changmin memberi isyarat pada Kyuhyun dan dibalas anggukan oleh pria tampan itu. Tiffany merasa aurah yang tak enak dari kedua evil itu mulai mundur teratur.

"SIAP…"

"Mulai…"

Dengan sigap Changmin menggedong Tiffany kearah lapangan, lalu mengikat kedua tangan gadis itu di tiang bendera.

"Hei… dengar ya."

Changmin menjerit dengan suara tingginya. Seluruh perhatian mulai tertuju pada Changmin dan Kyuhyun yang sedang berada ditengah-tengah lapangan,

" Hari ini Tiffany sedang merayakan ulangtahun, kalian boleh melemparnya pakai apa saja, aku dan Kyuhyun sudah membelikan telur untuk kalian semua, kami juga menyiapkan air dan tepung ayo semua kita ucapkan selamat untuk Tiffany…."

Dengan sigap Kyuhyun menyiram Tiffany dengan seember air lalu melempari wanita itu dengan telur busuk, Changmin tak tinggal diam, pria itu melempar Tiffany dengan tepung. Melihat keasikan kedua evil itu, beberapa siswa akhirnya ikut bergabung, dan beberapa siswi yang memang sudah lama tak suka dengan Tiffany tak melewatkan momen ini untuk menyiksa gadis itu.

Saat seluruh bahan yang sudah di sediakan kedua evil itu habis, Changmin berjalan mendekati Tiffany yang sesunggukan, air matanya menetes tak terhentikan, dia benar-benar dipermalukan oleh kedua evil itu.

"Itu hukumanmu atas perbuatan yang sudah kau lakukan pada Hyungku dan Jae Hyung. Jangan pernah mendekati hyungku, kalau kau tak mau aku berbuat lebih dari ini. Aku tak akan membiarkan wanita sepertimu menjadi kekasih hyung-ku."

Bisik pemuda tinggi itu. Changmin memutar tubuhnya meninggalkan Tiffany yang tertunduk dalam tak mau melihat orang-orang yang pasti sekarang memandangnya ibah.

.

.

"Shim Changmin, Cho Kyuhyun, kalian sekarang saya skors. Selama satu minggu."

Kedua pemuda itu saling menatap, dan tak mengatakan apa-apa, setelah kejadian tadi pihak sekolah heboh, Tiffany mengadukan perbuatan kedua evil itu pada kepala sekolah, tapi bukan MinKyu namanya kalau skors selama seminggu itu menjadi hambatan untuk mereka.

Dengan wajah yang sumringai, MinKyu keluar dari kantor kepala sekolah, mereka saling bertatap lalu berlonjak girang.

"LIBUR TOTAL SELAMA SEMINGGU. AYO KITA MAIN GAME."

Seruh keduanya dengan wajah yang berbinar. Hah… ternyata mereka berdua sudah merencanakan ini sejak awal. Mengingat kedua pemuda itu sering ditinggal orang tuanya jadi mereka tak perlu takut kena omel, paling yang akan mengomel hanya Jung Yunho. 'Anggap saja angin lalu' pikir Changmin saat membayangkan wajah kakaknya yang mengomelinya nanti.

.

.

Mendengar adik kesayangnnya di skors Yunho berdiri dari bangkunya, dan hendak menemui si evil Jung itu, tapi saat melewati bangku JaeJoong, pria itu tak sengajah melihat sebuah kotak berukuran sedang yang mengintip dari balik ransel JaeJoong.

Yunho memandang sekilas, melihat isi kelasnya yang hanya tinggal dirinya dan YooChun, pria tampan itu mengambil kotak itu. hatinya kembali berdenyut sakit saat dia menerka kalau kota itu kemungkinan berisi coklat, dan coklat itu akan JaeJoong berikan pada Tiffany.

YooChun yang memandang Yunho penasaran berjalan mendekati Yunho.

"Buka saja."
usul pria tampan itu saat melihat Yunho memegang sebuah kotak berwarna merah.

"Ini punya JaeJoong, aku rasa untuk Tiffany."

Yunho baru saja ingin menaruh kembali kotak itu, tapi sudah direbut oleh YooChun, dan membukanya dengan terburu-buru.

Benar dugaan Yunho, sebuah coklat berbentuk persegi, dan sebuah surat. Dengan tidak sopannya YooChun membuka surat itu dan mendapatkan tatapan protes dari Yunho.

"Surat untukmu."

YooChun menyodorkan surat itu saat melihat nama Yunho yang tertera di sana.

To :Yunho-ah.

Coklat ini untukmu, aku harap kau mau menerimanya. Anggap saja ini permintaan maafku padamu, karena selama ini aku berbuat jahat padamu, aku tahu coklat ini tak bisa membalas semuanya. Tapi tolong jangan acuhkan aku lagi Yunho-ah. Dan satu lagi.

Saranghae Yunho-ah.^^ .

Yunho tersenyum senang saat membaca surat itu, dia benar-benar tak menyangka kalau coklat ini diberikan untuknya.

"Aku ambil coklat ini."

Ujar Yunho, lalu mengantongi coklat itu di dalam saku celana seragamnya.

.

Kyuhyun menunduk takut menatap pemuda tampan yang berdiri didepannya, sedangkan Changmin hanya sibuk mengupil.

"Yak… Jung Changmin, kenapa sampai bisa kena skors, apa yang kau lakukan pada Tiffany."

Changmin tetap tak menggubris, seperti motonya tadi 'anggap saja angin lalu', ya, Changmin menganggap kemarahan hyung kesayangannya itu sebagai angin lalu, sedangkan Kyuhyun sudah berkali-kali menyikut Changmin untuk bisa meredam kemarahan Yunho.

"Aku dan Kyuhyun ingin liburan selama seminggu, hyung, memangnya tak boleh?"

Ujar Changmin cuek. Yunho tak habis fikir dengan kelakuan adiknya ini. Kadang Changmin bisa bersikap sangat dewasa, dan kadang bersikap seenaknya.

"Aku harus mengatakan apa kalau Umma menanyakan perihat ini semua."

"Aku yang akan bicara dapanya."

"Terserah kau saja."

Kesabaran Yunho sudah habis, pria tampan itu berlalu dari hadapan Changmin setelah menyentil jidat pria tinggi itu kuat.

"Appo hyung."

.

.

Langkah Yunho berhenti saat melihat sosok pria cantik yang menyender pada audi putihnya. Dia tersenyum melihat pria itu mengetuk-ngetuk kakinya kasar ketanah, lalu sesekali melirik jam di tangannya. Kelihatannya pria cantik itu menunggunya.

Yunho mencoba memasang wajah sedatar mungkin, lalu berjalan melewati pria itu.

"Yun, ada yang ingin aku bicarakan."

Yunho tak menggubris, dia malah menggeser pria cantik itu kasar, membuat Kim JaeJoong (nama pria cantik itu) meringis pelan. Tapi dia tetap kekeh untuk membuat pria tampan itu menoleh padanya.

"Yun…"

JaeJoong membalik tubuh Yunho kearahnya, mendapatkan mata musang itu memandangnya tajam. Ada debar halus yang terasa di dada JaeJoong saat mendapatkan mata Yunho memandang tepat kematanya.

"Ada apa lagi, bukankah urusan kita sudah selesai."

"Yun, maaf… maafkan semua perbuatanku selama ini."

"Sudah lah."

"Tidak… perjanjian kita belum selesai, aku benar-benar minta maaf."

"Pergilah, aku sudah memaafkanmu."

Jawab Yunho lembut, pria itu membuka pintu audi-nya, lalu masuk kedalam mobil mewah itu. dengan sigap JaeJoong memutari audi itu dan ikut masuk kedalam mobil itu lewat bangku penumpang. Yunho menautkan alis matanya melihat JaeJoong yang sudah duduk di sampingnya sekarang.

"Mau apa kau?"

"Kita belum selesai bicara."

"Tak ada yang ingin dibicarakan lagi, aku mau pulang Jae."

"Tidak, kita harus bicara.."

"Aku ingin pulang. Arasso."

JaeJoong menunduk dalam, bibir cherry itu menggerutuk pelan, lalu membuka hendak protes tapi kembali diurungkannya.

"Cepat keluar!"

"Kau mau kemana?"
"Sudah aku bilang aku mau pulang."

"Aku ikut."

"Kau ingin menumpang, kalau memang ingin menumpang, seharusnya kau katakan dari tadi."

Ujar Yunho. JaeJoong mengangguk pasrah. Sebenarnya dia sama sekali tak berniat menumpang, dia bisa saja pulang dengan bus atau taksi, hanya saja saat ini dia ingin menjelaskan semua yang sudah terjadi dan memberikan coklat yang sudah dia buat tadi malam.

.

.

Audi putih itu berhenti di depan sebuah rumah sederhana yang tak asing lagi bagi Yunho, diliriknya JaeJoong yang terlihat asik dengan pikirannya sendiri.

"Sudah sampai. Turunlah!"

"Tidak."

"Jae…!"

"Aku bilang tidak ya tidak."

Pria cantik itu tetap kukuh, dia malah semakin merapatkan pantatnya ke jok mobil Yunho.

"Ini sudah sampai, dan didepan itu rumahmu."

"Aku tahu."

Yunho memutar otaknya, kenapa pria cantik yang dicintainya ini sungguh keras kepala. Tapi sesungguhnya dia sangat suka JaeJoong berlama-lama di sampingnya, terkadang Yunho ingin sekali memeluk pria itu lalu mencium bibir cherry yang pernah dicicipnya saat ulangtahunya kemarin.

Itu benar-benar menjadi pengalaman berarti bagi Yunho.

"Jangan membuatku marah Jae."

"Marah saja, aku tak takut, tapi aku tak akan keluar dari mobil ini."

"Kim JaeJoong…!"
Yunho sudah mulai menaikkan satu oktaf suaranya, membuat JaeJoong bergidik ngeri.

"A-ada , ah~ maksud ku, ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu."

JaeJoong mengobrak-abrik tasnya, mencari coklat untuk Yunho yang dibuatnya dengan susah paya. Tapi pria cantik itu tak menemukannya.

"Dimana coklat itu?"

"Cepat berikan, aku tak ada waktu."

"Tu-tunggu dulu, akan aku cari lagi."

Kembali JaeJoong membokar isi tasnya. Tapi tetap tidak menemuka coklat itu.

"Hilang…"

Adu JaeJoong, Yunho tersenyum meremehkan.

"Sudahlah cepat keluar."

"Yun…"

"Keluar…"

"Gomawo sudah merawatku kemarin."

Yunho terdiam sesaat, JaeJoong menunduk dalam, takut Yunho kembali membentaknya.

"Jae…"

JaeJoong menatap mata musang itu, JaeJoong baru tahu kalau mata itu benar-benar indah, tajam, dan menawan. Entah setan apa yang membuat JaeJoong mendekatkan tubuhnya ke Yunho, mencondongkan wajahnya kearah Wajah Yunho yang masih tepat berada didepan wajahnya.

"Yun… saranghae."

Yunho tersentak kaget, dengan segerah dialihkannya wajahnya dari JaeJoong.

"Keluar…!"

JaeJoong terdiam mendengar bentakan Yunho. Dengan cepat pemuda cantik itu membereskan barang-barangnya. Tapi sebelum pria cantik itu melangkah pergi dengan cepat JaeJoong memegang kedua pipi Yunho lalu mencium bibir berbentuk hati itu.

Yunho terdiam, dirasakannya bibir JaeJoong melumat bibirnya rakus Yunho berusaha untuk tidak melawan, dia hanya ingin merasakan dan mencari tahu seberapa besar JaeJoong sekarang mencintainya dari ciuman itu. JaeJoong melepas pagutannya, membuka pintu audi itu, lalu mengatakan.

"Saranghae…"

Dengan cepat pria cantik itu berlalu dari hadapan Yunho, lalu pergi meninggalkan Yunho yang tersenyum senang.

"Nado saranghae BoJaeJoongie…" Desisnya.

.

.

Day 25

Hari ini JaeJoong merasa gugup untuk masuk ke sekolah, dia merasa malu untuk bertemu dengan Yunho. Setelah pernyataan cintanya kemarin. Semua itu sungguh di luar rencananya, sebenarnya kemarin dia hanya ingin memberikan coklat itu, tapi ternyata coklat itu menghilang (gak tahu aja umma kalau yang malingnya appa^^), sehingga dengan reflek dia malah menyatakan cintanya dengan terang-terangan kepada pemuda berkepala kecil itu.

Blus…

Muka JaeJoong sontak memerah saat melihat wajah kecil itu sedang asik berbicara dengan YooChun kekasih baru sepupunya itu.

"Kau tahu kemarin si duo evil mengerjain Tiffany?"

"Tahu, dan aku sudah memarahinya. Sekarang mereka berdua ada di rumah dan terlihat sangat sibuk dengan game bodoh mereka."

Cerca Yunho, saat mengingat duo evil, Jung Changmin dan Cho Kyuhyun tadi pagi-pagi sekali sudah menongkrongi TV dan PS 3 di rumahnya.

"Sabar, memang susah punya adik terlalu evil."

YooChun hampir saja tertawa saat mendengar leluconnya sendiri. Tapi Yunho malah memberinya death glare.

"Pagi…"

JaeJoong masuk dengan santai kedalam kelasnya tanpa ingin sedikitpun menoleh pada Yunho dan YooChun yang memandangnya.

"Princess mu datang."

YooChun menunjuk JaeJoong dengan dagunya. Tapi Yunho terlihat acuh dengan kehadiran JaeJoong. JaeJoong dengan gugupnya berjalan mendekati Yunho dan YooChun.

"Ehem… boleh aku bicara denganmu Jung Yunho."

Yunho menengadah menatap JaeJoong tepat di mata hitam besar itu.

"Ok… aku pergi. Aku juga ada janji dengan my chagi Su-ie."

YooChun berjalan meninggalkan YunJae yang saling menatap.

"Masalah kemarin, aku ingin kau…"

"Aku akan melupakan masalah itu."

Ucap Yunho. JaeJoong menggigit bibir bawahnya, maksudnya buka itu. dia hanya ingin mendengar jawaban Yunho tentang pernyataanya kemarin.

"JUNG YUNHO PABO…!"

Jerit JaeJoong didepan muka Yunho, setitik air mata dapat Yunho lihat mengalir di mata kesukaanya itu.

"AKU KAN CUMA MAU TAHU JAWABANMU, AKU MENYUKAIMU JUNG YUNHO, SANGAT MENYUKAIMU."

Jaejoong berlari keluar kelas, meninggalkan berpasang mata yang melihat semua itu dengan pandangan bingung, dan Yunho yang shock. Hatinya benar-benar menghangat mendengar pernyataan cinta terang-terangan dari JaeJoong itu, apa lagi pernyataan cinta itu di lihat oleh teman-teman sekelas mereka. Dia jadi ingat kejadian pertama kali dia menembak JaeJoong di depan koridor yang dipenuhi siswa saat itu.

Aiz… cinta memang membuat orang gila, dan membutakan semua orang.

.

.

Day 26

Tiffany menggandeng lengan Yunho erat, dia masih belum juga jera dengan apa yang dilakukan duo evil itu padanya. Tapi sayang saat ini si Changmin dan Kyuhyun belum selesai dari skorsnya dan membuat mereka masih harus berlama-lama di rumah.

Junsu dan YooChun memandang Tiffany dengan tatap jijik, apa anak ini tak pernah menyerah untuk mendapatkan Yunho.

"Apa sih…"

Yunho melepaskan rangkulan Tiffany kasar, tapi tetap saja wanita itu kembali mengandeng Yunho dan menggosokan pipinya di lengan kekar Yunho. Seperti anak kucing saja.

"Lepas…!"
"Tidak."

Yunho menghela napas berat, kenapa harus Tiffany sih, andai itu JaeJoong, pasti dia akan sangat menyukainya, hanya saja sekarang dia masih harus bermain-main dengan pria itu. dia masih ingin melihat JaeJoong berusaha membuatnya mencintai pria cantik itu.

"Genit…"

Desis seseorang dari arah belakang Yunho. Dengan sedikit malas Tiffany berputar dan melihat mata besar nan hitam milik JaeJoong memandangnya tajam.

"JaeJoong oppa."

Yunho ikut memutar tubuhnya, dan YooSu yang sebenarnya sudah dari tadi berjalan bersama Tiffany dan Yunho juga ikut memandang JaeJoong yang memajukan bibirnya dan memasang wajah cemberut.

"Wanita genit…"

Tiffany tahu siapa yang dimaksud JaeJoong, dengan langkah nakal wanita itu berjalan mendekati JaeJoong lalu berhenti tepat didepan pemuda cantik itu.

"Kau cemburu oppa."

Tiffany mengelus wajah putih tanpa cacat JaeJoong secara seduktif, membuat Yunho harus mengepal tangannya kuat. Dia benci JaeJoong di sentuh siapa saja kecuali dia.

"Menurutmu."

JaeJoong melirik Yunho yang mengepal tangannya kuat, pria cantik itu menyeringai setan saat tahu kalau Yunho pasti akan bersikap seperti itu kalau dia didekati pria ataupun wanita lain. Yunho memang tipe protektif, dan JaeJoong sangat senang mendapat ekspresi seperti itu dari Yunho.

"Oppa~"

Tiffany mengelus rambut hitam JaeJoong dengan lembut, dan membuat Yunho semakin ingin menarik JaeJoong dari sana.

PLAK…

JaeJoong menepis kasar tangan Tiffany dari rambutnya.

"Jangan dekati Yunho-ku…!"
"MOW?"

Tiffany dan YunYooSu mengangah lebar tak percaya JaeJoong akan berkata seperti itu. dengan langkah lebar JaeJoong melewati Tiffany lalu berhenti tepat di samping Yunho, dirangkulnya lengan pria tampan itu dan mengusap pipinya di lengan kekar Yunho seperti yang dilakukan Tiffany pada Yunho tadi, tapi bedanya sekarang Yunho terlihat menyukai perlakuan JaeJoong padanya.

"Dia punyaku, kalau aku melihatmu didekatnya lagi akan aku suruh Kyuhyun mengerjaimu lagi."

Tiffany menyangga kedua tangannya di pinggang lalu mendongakkan kepalanya berpose seperti orang menantang.

"Oppa kira aku takut, bukankah kalian sudah putus, dan kau tak menyukai Yunho oppa bukan?"

"Ckckck… kau salah besar, Tiffany, kami tidak putus kok, dan aku sangat menyayanginya, iyakan Chagi?"
JaeJoong menatap Yunho dengan mata hitam itu, meminta agar Yunho menyetujui apa yang di katakannya.

"I-iya."

Ujar Yunho gugup.

"Buktikan…"

Yunho terkejut bukan main, membuktikan apa? Dia tak tahu harus membuktikan apa pada gadis itu. sampai dirasakannya kepalanya berpaling dari Tiffany dan melihat bibir merah JaeJoong sudah berada di depan matanya.

"Hanya untuk membuktikan saja."

Bisik JaeJoong. Yunho mengangguk dan saat dia melihat JaeJoong menutup matanya, bibir tebal itu mengunci bibir merah milik JaeJoong. Tiffany shock di ikuti para FG Yunho, mereka memaki JaeJoong dengan segala sumpah serapa tetapi tetap tak digubris pria cantik itu.

"Ngmmpp…"

Desahan halus tertangkap oleh Yunho saat bibirnya dengan gemas melumat bibir atas JaeJoong, jemari JaeJoong naik ke rambut Yunho dan memainkan rambut itu dengan halus, sedangkan lengannya mengalung di leher pemuda tampan itu.

YooChun sudah menyeret Junsu dari sana karena merasa dikacangi oleh pasangan itu, sedangkan Tiffany dengan lemas terduduk di lantai dibarengi dengan air matanya yang mulai meluber. Hatinya benar-benar hancur, apalagi saat di melihat Yunho terlihat menikmati ciuman itu.

Yunho…? Jangan Tanya, pria itu merasa sangat senang karena dapat merasakan bibir JaeJoong lagi. Ciuman itu tak berlangsung lama, karena JaeJoong yang meminta Yunho melepaskannya, pria cantik itu menyeringai saat melihat Tiffany menangis dan memandangnya dengan pandangan dendam.

"Mian ne, Tiffany-shi, mulai sekarang Jung Yunho milikku, kurasa itu sudah takdir, jadi jangan pernah menggodanya lagi, dan…"

Ada jeda sebentar di tengah-tengah perkataanya. JaeJoong melepas rengkulan Yunho di pinggangnya, lalu berjalan kearah gadis itu, berjongkok dan mengelus pipi Tiffany.

"…Aku tak akan pernah bisa kau mainkan lagi, cukup sekali kau menghancurkan kehidupanku, Tiffany-shi."

JaeJoong berdiri, menyeret Yunho pergi dari tempat itu.

.

.

"Hei, Kim JaeJoong… jangan mempermainkanku lagi."

JaeJoong berhenti berjalan saat mendengar namanya dipanggil oleh Yunho, sosok yang daritadi diseretnya.

"Maksudmu?"

"Perjanjian kita sudah selesai sejak lama, aku harap kau tak memberikan harapan lagi padaku."

Yunho menepis lengan JaeJoong kasar dari lengannya, baru saja pria tampan itu hendak pergi, JaeJoong sudah memeluknya dari belakang.

"Aku tak pernah mempermainkanmu, dan satu lagi, perjanjian kita belum selesai, masih ada 3 hari lagi."

"Sudahlah, lupakan aku sudah muak, Kim JaeJoong."

JaeJoong menggesekan pipinya di punggung Yunho, merasakan kehangatan dari tubuh pria tampan itu.

"izinkan aku menggunakan waktu 3 hari ini untuk membuatmu menyukaiku kembali, Jung Yunho."

JaeJoong mulai terisak. Sakit juga hati Yunho saat mendengar isakan JaeJoong dibelakangnya, tapi dia tak boleh luluh, dia benar-benar harus membuat pria ini merasakan apa yang dirasakannya. (Walau reader bakal bilang Yunpa kejam tapi saya akan tetap dukung Yunpa#kabur).

"Aku Kim JaeJoong akan membuat Jung Yunho menyukaiku dalam waktu 3 hari kedepan. Itu janjiku."

Yunho tersenyum senang, sekarang keadaan terbalik.

.

.

Day 27

Kali ini Yunho merasa hidupnya benar-benar berlipah berkah, setelah kejadin kemarin JaeJoong benar-benar menempel padanya, tidak di kelas, kantin bahkan di club basket. Pria berperawakan cantik itu dengan setia menunggu Yunho pulang.

"Yunnie…!"

Yunho menaikkan satu alisnya saat mendengar JaeJoong memanggilnya dengan nama yang sedikit eeerrr… manis. Dia tersenyum saat melihat JaeJoong melambai padanya, tapi saat langkahnya kembali berjalan raut muka itu kembali dibuat datar.

"Yunnie… lama sekali."

"Siapa yang menyuruhmu menungguku."

JaeJoong mengerucut imut, dia benar-benar kesal Yunho bicara begitu.

"Pulang?"

"Ne."

JaeJoong buru-buru mengandeng lengan Yunho, dan membuat Yunho terkejut walau tak kentara. Dia tersenyum melihat Rambut hitam JaeJoong yang menggelitik lengan kekarnya. Ingin sekali dia mengelus rambut hitam itu, tapi dia masih harus bersabar. Dibiarkannya JaeJoong yang memeluknya setidaknnya dia ingin merasakan JaeJoong bermanja-manja dengannya.

.

.

Day 28

"Pagi Yunnie."

JaeJoong berdiri didepan Yunho dan YooChun dengan wajah yang memasang senyum manisnya. YooChun terkikih geli mendengar nama pemberian JaeJoong untuk teman baiknnya itu.

"Yunnie? Waw~ nama yang bagus, my bro…"

Yunho menepuk tengkuk YooChun kasar, dia tak suka di tertawakan seperti itu oleh YooChun.

"Diam jidat…!"

Balas Yunho tak kalah sangar. Tapi tetap saja YooChun tak berhenti untuk cekikikan geli akibat panggilan JaeJoong tadi.

"Chunnie…"
Junsu melambai kearah YunJaeChun dan sekarang giliran Yunho yang cekikikan mendengar perubahan nama YooChun.

"Chunnie, nama mu sungguh manis, Chunnie~"

Yunho tertawa keras, YooChun cemberut saat mendengar ledekan Yunho untuknya itu.

"Yunho sunbae, Hyung."
Junsu tersenyum memandang orang-orang yang entah bagaimana bisa masuk kedalam kehidupannya itu, kecuali JaeJoong tentunya, tak pernah dia bermimpi bisa dekat, berbicara bahkan menjadi kekasih salah satu pria yang sangat digilai di sekolahnya saat ini.

"Hi… Junsu-ah."

Sapa Yunho ramah, YooChun memutar matanya tak suka saat mendengar Yunho mennambah embel-embel '-ah' untuk kekasihnya.

"Hei… bukankah dia kekasih teman baikku, jadi tak apa kan."

Bela Yunho untuk dirinya sendiri saat dia tahu YooChun meliriknya dengan pandangan tak suka. Pandangan itu langsung berubah saat mendengar penjelasan Yunho.

"Hyung pulang dengan Yunho sunbae? Wah~ selamat berkencan."

Junsu menyeret YooChun yang hendak protes meninggalkan YunJae dengan keadaan kikuk.

"Yu-yun.. ayo pulang."

Yunho memandangi JaeJoong sebentar lalu beranjak dari tempatnya berdiri.

"Ayo."

.

.

Day 29

JaeJoong memeluk sebuah kelender meja dengan erat. Pria cantik itu terlihat berbaring sambil jari-jarinya mengetuk dagunya lembut, mata besar itu menerawang ke langit-langit kamarnya.

"Sudah 29 hari, besok terakhir ya…" Pria cantik itu menghela napas berat.

Perjanjiannya dengan Yunho akan berakhir besok. Setiap Hari JaeJoong selalu melingkari kelender itu dengan spidol merah, dan berharap 30 hari perjanjiannya dan Yunho segera selesai, tapi kalau sekarang dia malah merasa sangat ingin perjanjian ini tak terselesaikan atau bahkan tak ada. Andai waktu bisa di putar ulang, dia akan menjawab 'Iya' saat pernyataan cinta Yunho 29 hari yang lalu.

Andai saat itu dia tak menggilai gadis bernama Tiffany itu, mungkin saat ini dia sudah sangat bahagia menjadi kekasih seorang Jung Yunho. Ah~ dia salah, sekarangpun dia sudah menjadi kekasih Yunho, walau hanya kekasih sementara sampai perjanjian itu selesai dan status 'kekasih Jung Yunho' itu menjadi benar-benar permanen melekat di dirinya.

"Ha~ aku harus melakukan apa agar Yunho menyukaiku, besok hari terakhir perjanjian."

JaeJoong bangkit dari ranjangnya, menggapai ponsel yang terletak di atas meja nakas. Di bukanya Phonebook dan menemukan nama Yunho dari sekian banyak isi dalam phonebook itu.

Dia ingin menghubungi Yunho malam ini, mendengar suara berat pria yang selalu membuatnya nyaman akhir-akhir ini. Dengan perasaan sedikit gugup di tekannya tombol hijau di ponsel itu.

"Hallo."

Deg….

jantung JaeJoong berdetak 2 kali lipat dari biasa, di bawanya tubuh putih itu duduk di atas ranjang empuknya.

"Yun… sedang apa?"

Setelah mencari kalimat pertama yang pas untuk mengisi kegugupannya, akhirnya pria cantik itu menemukan sebuah pertanyaan yang menurutnya tak penting.

"Aku sedang sibuk, ada apa menelponku malam-malam begini."

Sibuk ya… apa sebegitu sibuknya. Batin JaeJoong.

"tidak ada apa-apa, aku hanya ingin mengatakan kalau besok tepat 30 hari perjanjian kita. Dan besok akhir dari semuanya."

JaeJoong terdiam sejenak, dia ingin mendengar respon dari Yunho diseberang sana.

"Terus…"

Terus…? JaeJoong tak habis pikir kenapa kata itu yang keluar dari bibir Yunho.

"Aku mencintamu Jung Yunho, mian ne kalau selama ini aku menyakitimu. Setidaknya beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."

"Kita bicarakan ini besok saja, aku mengantuk saat ini."

PIP…

Hubungan itu terputus secara sepihak, dan membuat JaeJoong memandang nanar ke arah ponsel itu.

"Tak ada kesempatan ya… sial, aku di tolak."

Ujarnya lemah

.

.

Day 30 (1 bulan)

JaeJoong tertunduk lesu, sebenarnya hari ini dia tak mau kesekolah. Setelah percakapannya dengan Yunho tadi malam, dia merasa sangat tidak besemangat untuk pergi kesekolah, melihat wajah pemuda yang sekarang benar-benar membuatnya gila, dan menerima keadaan kalau kemungkinan besar dia akan di tolak oleh pemuda itu, mengingat betapa kasar dan jahatnya dia pada pemuda itu dulu.

.

.

Pelajaran di kelas tadi terasa 3x lebih lama dari biasanya bagi JaeJoong. Dia merasa badmood saat ini. Terkadang pria cantik itu mencuri perhatiannya kepada Yunho yang duduk 2 bangku di belakangnya,dan membuatnya harus beberapa kali ditegur oleh guru yang sedang mengajar.

Terkadang dia merasa Yunho seperti menghindarinya saat jam istirahat ataupun jam-jam lain. Padahal dia ingin sekali berbicara pada pria itu. seperti saat ini di dalam kantin, saat dia hendak berjalan menuju meja yang dihuni oleh Yunho, YooChun, dan Kang In, Yunho malah pergi meningglkan meja itu membuat kang In dan YooChun memandang heran pada temannya itu.

"Kenapa Yunho pergi?"

Kang In memutar wajahnya menghadap JaeJoong, dan mendapatkan raut kecewa di muka cantik itu.

"Entah, mungkin dia ada urusan."

Ujar Kang In, sedangkan YooChun Cuma mengangguk setujuh atas perkataan Kang In, walaupun dia tahu penyebab kenapa Yunho tiba-tiba saja pergi begitu saja.

.

.

JaeJoong kembali berdiri di samping audi Yunho kali ini. Diketuknya jari-jarinya di dagunya mencari kata-kata apa yang akan dia ucapkan nanti.

Ini hari terakhirnya, jika memang Yunho tak bisa memaafkannya di hari terakhir ini apakah dia akan menyerah?

"Sedang apa?"

Wajah JaeJoong bertatapan langsung dengan wajah pemilik mata ruba itu. Yunho terlihat mengerutkan keningnya saat melihat JaeJoong berada di depan mobil audinya. Diliknya jam tangannya jam 6 sore. Ya… dia baru saja selesai latihan basket, karena minggu depan akan ada pertandingan antar sekolah, membuat pria berwajah manly itu harus pulang selarut ini.

"Ummmm… menunggumu."

Jawab JaeJoong apa adanya. Di tatapnya mata musang itu dalam seolah mencari tahu apa yang akan terjadi jika dia berkata…

"Ini hari terakhir perjanjian kita. Tepat satu bulan."

Sedikit terkejut Yunhon mendapatkan kata-kata itu dari JaeJoong. Pria berperawakan cantik itu mengepal erat kedua tangannya.

"Aku menyukaimu, Jung Yunho…"

Air mata JaeJoong mulai menggenang, padahal dia sudah berusaha untuk tidak menangis, dia merasa malu saat ini apa bila dia menangis di hadapan pemuda tampan itu.

"…sangat menyukaimu…"

Kali ini air mata itu mulai tumpah dan membuat wajah JaeJoong menunduk dalam.

"…aku tahu aku salah…"

Kali ini wajahnya semakin menunduk dengan isak yang semakin terdengar kuat.

"…aku tahu aku tak pantas meminta seperti ini, setelah apa yang aku lakukan…"

Yunho terdiam, dipandangnya rambut hitam JaeJoong, dan menunggu apa lagi yang ingin diucapkan pria cantik itu.

"…aku terlambat menyadarinya…"

Yunho tak bergemi, hatinya berdenyut sakit melihat JaeJoong yang terisak untuk melanjutkan kata-katanya.

"…dulu aku memang menyukai Tiffany, bahkan sangat menyukainya…"

Yunho mengepal kedua tangannya kuat. Kenapa di saat seperti ini nama gadis itu harus muncul.

"…tapi sekarang…yang aku suka Cuma Jung Yunho, Cuma Jung Yunho seorang…"

Sebuah senyum bahagia menghiasi wajah pemuda tampan yan berdiri di depan JaeJoong sekarang. wajah cantik yang tertunduk itu terlihat sangat rapuh, ingin dia memeluknya, tapi belum saatnya, dia ingin sekali mendengar kata-kata 'Itu' dari bibir penuh yang disukainya.

"…Aku sangat mencintai Jung Yunho…"

Cukup bagi Yunho, kata-kata itulah yang ingin didengarnya dari tadi. Dengan satu tarikan di lengan pemuda cantik itu. Tubuh JaeJoong langsung jatuh kepelukan Yunho membuat JaeJoong membelalakan matanya mendapat reaksi tak terduga dari Yunho seperti ini.

"Aku juga mencintai, sangat mencintaimu…"

Yunho mengecup puncak kepala JaeJoong. Dengan jari-jarinya diangkatnya dagu pemuda yang masih didekapnya erat itu.

"Tak pernah sedikitpun terpikir dikepalaku untuk membencimu."

Kecupan itu beralih ke mata JaeJoong yang masih berair, dengan lembut Yunho mengecup kelopak mata

Yang menutup berlahan itu. kecupannya berhenti saat bibir itu sudah sampai didepan bibir merah merekah milik JaeJoong.

"Maaf, aku sudah mendiamkanmu, JaeJoongie, itu kulakukan untuk mengetahui seberapa besar kau menyukaiku."

Setelah berkata seperti itu, dengan debar yang keras di jantungnya, Yunho meraup bibir merah itu dengan lembut, membawanya kedalam sebuah ciuman yang hangat. Hanya sebatas ciuman penuh perasaan.

"Yun… aku mencintaimu."

"Nado Boo."

Dua bibir itu kembali bertemu dalam kecupan-kecupan lembut, tapi Cuma beberapa detik, saat JaeJoong merasakan Yunho mulai menarik tengkuknya untuk memperdalam ciuman itu. bibir hati Yunho melumat bibir atas milik JaeJoong, membuat JaeJoong mendesah mendapatkan perlakuan dari 'Kekasih-nya' itu. ya Kekasih, sekarang mereka sudah resmi menjadi sepasang Kekasih.

"Hmmpp…"

JaeJoong medesah pasrah saat lidah Yunho bermain di antara dua bibirnya nya, ujung lidanya Yunho meminta JaeJoong membuka Kedua bibir kenyal itu. dan JaeJoong menurutinya.

"Hmmmpp…"
Bunyi-bunyi khas kecupan bergema di parkiran sekolah itu, matahari sudah mulai meredup, bunyi Khas binatang malam juga mulai terdengar. Tapi aktifitas dua pria yang saling menyukai itu belum juga berhenti.

Yunho terlihat memandang lapar kearah JaeJoong dengan wajah memerah dan bibir yang terbuka dan sudah sangat membengkak.

"Boo…"

"Yun…"

Wajah itu kembali mendekat, tapi aktifitas mereka terhenti saat mendengar bunyi nada dering dari ponsel JaeJoong. dengan cepat pria cantik itu melihat isi pesan yang dikirim.

"siapa Boo."

"Junsu, dia memintaku untuk pulang cepat."

"Baiklah, ayo kita pulang Boo."

.

.

FIN

A/N

#bunuh diri…

Ok, milky tahu nih ff akhirnya memang gak nyambung dan gak banget…

Ini milky ngebut nulisnya, maaf kalau panjang dan buat teman" semua bosan bacanya. Semoga semua pertanyaan teman-teman di chap 1-end sudah terjawab#kabur.

Ok.. big… big… thanks to

Ryani| diya1013| okoyunjae| Aoi Ko Mamoru| min neul rin| Nara-chan| Guest| Haiiro-Sora| desi2121| Sora Hwang| Yuri Choi| kiki| Nina317Elf| shine| rara| meirah.1111| new reader| EvilmagnaeMin| Momo Dwi98 Casshipper| riska0122| Ririe| KimShippo| irengiovanny| adette| Rha Yunjaeshipper| gery miku| kucing liar| kim nana| v code

REPYU LAGI NEXT FANFIC….^^

Micky_Milky