We Were Light And Shadow

Pairing: Sasuhina, Narusaku, Shikaino and Gaakarin

Gendre: Crime, Friendship and romance

Warning: typoo, eyd tidak disempurnakan, au, feel kurang terasa dan banyak lagi.

Disclaimner: Masasshi Kishimoto

Summary: Mereka kejam, tidak punya hati dan selalu ingin membunuh. Mereka tidak peduli dengan orang lain kecuali diri mereka sendiri. Bagi mereka, tidak ada yang bisa memahami diri mereka. Tidak ada yang benar-benar peduli akan keadaan mereka. Namun tanpa mereka sadari, hati kecil mereka terus memberontak berharap ingin disayangi dan dimengerti.

Gui gui M.I.T

Shadow, satu genk yang terdiri dari empat orang pria kejam yang sanggup melakukan apa saja demi untuk merasakan nikmatnya hidup. Mereka punya keinginan yang tidak biasa, punya perasaan yang tidak mudah untuk dimengerti, punya bakat luar biasa dan kebiasaan yang tidak biasa pula. Bagi mereka hidup manusia adalah sebuah mainan, manusia itu semuanya sama. Manusia selalu berpura-pura, memasang topeng demi untuk memperoleh keuntungan. Di luar mereka seperti malaikat tapi di dalam mereka tidak lebih dari seokor binatang yang berkedokkan tubuh manusia. Baik dihadapan jahat dibelakang, itulah definisi manusia menurut mereka. Mengangap hidup mereka adalah yang paling berharga, tidak pernah peduli dengan hidup orang lain. Mereka tidak akan pernah mempercayai orang meskipun orang itu adalah anggota kelompok mereka sendiri, mereka mengganggap tidak akan ada yang bisa mengerti sifat, keinginan dan perasaan mereka. Sikap mereka terlihat berbeda-beda, tapi sebenarnya mereka punya satu sisi yang sama ... Mereka masih terjerat dalam kegelapan yang tidak mau memisahkan diri dari hidup mereka. Kegelapan terus menghantui dan memaksa mereka untuk terus larut dalam dunia yang penuh dengan noda yang sulit untuk dihilangkan.

Mereka merasakan sebuah rasa yang dipanggil 'Kesepian', jauh didalam lubuk hati mereka ... tercipta sebuah perasaan, sebuah harapan kecil yang menginginkan diri mereka untuk disayangi, dimengerti dan dikasihi. Meskipun kecil, hati mereka yang paling dalam meminta untuk bisa keluar dari kegelapan dan pergi menuju sebuat titik terang. Sebuah dunia aman damai yang selalu dipenuhi dengan senyuman. Mereka adalah Shadow, mereka adalah sebuah mimpi buruk ...

Konoha gakuen, sekolah elit yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang memiliki pangkat martabat yang tinggi atas yang memiliki kepintaran jauh diatas rata-rata saja. Di sekolah yang megah inilah ke empat setan dunia itu menuntut ilmu untuk semakin mempermudah kerja mereka. Di sekolah ini mereka menjadi sosok yang paling di puja dan di kagumi oleh banyak pihak, tanpa sadar mereka telah menjadi pangeran sekolah. Shadow, kelompok yang terdiri dari empat pria tampan yang memiliki kekayaan yang sangat luar biasa adalah mimpi buruk bagi orang-orang yang telah menjadi target mereka.

Drap ... Drap ... Drap ...

Suara langkah kaki ke empat pria tampan tersebut mengalun indah, menciptakan lantunan suara merdu di koridor sekolah yang sudah sepi. Sekarang sudah jam 03.45 sore, siswa-siswa yang lain kebanyakan sudah pulang kerumah masing-masing. Saat seperti ini adalah waktu yang tepat bagi keempat anggota Shadow untuk membicarakan strategi dan kegiatan yang akan mereka lakukan.

"Sasuke, sepertinya nanti malam kita punya mangsa baru!" Suara berat seseorang berhasil mencairkan suasana sunyi yang mengelilingi ke empat pria tampan tersebut.

"Hn ... Kita bicarakan lagi setelah sampai ke markas." Pria pasir itu langsung terdiam setelah mendengar tanggapan ketua mereka. Sepertinya suasana uchiha bungsu tersebut sedikit tidak bersahabat.

Uchiha Sasuke, anak bungsu keluarga Uchiha yang terkenal dengan sikap dinginnya. Keluarganya merupakan keluarga bangsawan terkaya di jepang bahkan di negara Asia. Mereka memiliki perusahaan di berbagai jenis bidang usaha. Diusianya yang baru menginjang angka 16 sasuke sudah dipercayakan untuk memegang sebuah cabang perusahaan keluarganya yang ada di Konoha, Benar-benar hebat kan? Sasuke adalah orang pertama yang mendirikan Shadow, dia ... Pria yang paling kejam dibandingkan ke tiga teman satu kelompoknya.

Sang Uchiha bungsu mempercepat langkah kakinya;sedikit mendahului ketiga sahabat yang terlihat heran dengan sikapnya yang sedikit berbeda hari ini.

"Oi, Si Bos kenapa tuh?" Salah satu anggota dengan rambut pirang menyala langung berbisik pelan pada pria yang berjalan disamping kirinya.

"Urusai ... Aku tidak tahu, biarkan saja. Itu sama sekali bukan urusan kita!" Pria yang ditanya sama sekali tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Sang pria berambut pirang hanya bisa cemberut ditempat saat mendapati dia mendapat perlakuan yang sama seperti pria berambut merah menyala yang berjalan disamping kanannya.

"Kheh ..."Sasuke mendecih pelan saat mendengar obrolan singkat dari kedua pria dibelakangnya.

'Sama sekali bukan urusan kita heh ... Sudah kuduga, mereka tidak bisa dipercaya.'

Ruangan yang tidak begitu luas tapi banyak menyimpan data dan peralatan aneh itu menjadi saksi bisu rapat penting yang sedang diadakan oleh ke empat pengurus Osis yang sedang membahas sebuah strategi yang akan mereka gunakan. Ke empat pria tampan dengan sifat dan karakter yang sangat berbeda berkumpul dan saling bertukar pendapat.

Shikamaru Nara, penerus klan Besar yang sangat berpengaruh terhadap ekonomi negara Jepang. Keluarga Nara mengembangkan usahanya di bidang kesehatan dan psikologi, mereka telah banyak menciptakan berbagai jenis ramuan obat yang sangat berguna bagi manusia. Shikamaru adalah anggota Shaddow yang paling pemalas bila dibandingkan ketiga rekan yang lainnya, kecerdasan otaknya jauh diatas rata-rata tapi terlalu malas untuk digunakannya. Kata-kata favoritnya adalah ...

"Ck ... Troublesome."

Pria yang mendapat julukan pangeran pemalas ini punya keahlian menghipnotis yang tidak biasa. Dengan keahlian ini dia sudah mengambil lebih dari dua puluh nyawa manusia yang tidak bersalah hanya demi untuk mendapatkan sebuah kesenangan.

Sabaku no Gaara, keluarganya memiliki perusahaan otomotif ke lima terbesar di dunia dan yang pertama di jepang. Sudah memproduksi beragam macam kendaraaan mulai dari yang paling murah sampai yang paling mahal, perusahaan mereka sudah memiliki cabang di hampir seluruh pelosok dunia. Gaara memang terkesan dingin sama seperti Sasuke, tapi sifat mereka jauh berbeda. Gaara diam karena tidak mau ikut campur dan mencari masalah, sedangkan Sasuke? Sebaliknya. anak bungsu dari tiga bersaudara ini punya hobi mengoleksi semua jenis pasir yang ditemuinya. Baginya pasir adalah benda yang paling menarik, dan yang paling bisa membantunya untuk membunuh dengan kejam. Dia termasuk psikopat yang hampir setara dengan Uchiha Sasuke. Hanya untuk informasi Gaara punya suatu keanehan yang tidak pernah diberitahunya pada sesiapapun di dunia ini.

Uzumaki Naruto, dia adalah anak dari seseorang yang sangat berpengaruh terhadap pemerintahan di jepang. Ayahnya adalah menteri luar negeri sedangkan ibunya adalah seorang penasehat utama presiden. Naruto merupakan anggota yang paling ceria dan hiperaktif, sangat tidak mudah di tebak dan selalu memberikan kejutan. Dia selalu terlihat bahagia di depan semuanya, tidak pandai menyimpan rahasia dan mudah bergaul dengan orang lain. Tapi ... Kembali lagi ke awal, Naruto dan ke tiga yang lainnya bukanlah orang yang bisa dipahami dengan mudah. Cara membunuh pria ini tidak konsisten, selalu berubah-ubah tergantung dengan mood-nya. Jika kondisinya sedang baik, dia akan mengunakan cara halus tanpa menyakiti korban. Tapi jika tidak ... Tidak akan ada yang bisa membayangkan bagaimana sadisnya perlakukan pria aneh ini pada sang korban yang sudh menjadi targetnya.

"Target kita kali ini adalah seorang pejabat yang gemar mabuk-mabukan, sering memukul istrinya dan menelantarkan anaknya." Naruto yang duduk paling tepi menekan tombol enter di remote yang di pegangnya dan memperlihatkan gambar orang yang barusan dia ceritakan. Saat gambar tersebut muncul di layar monitor, ketiga pasang mata itu memicing tajam seolah-olah berusaha untuk membunuh sang pejabat lewat tatapan mata mereka. Naruto adalah anggota kelompok yang bertugas untuk menentukan siapa orang yang akan menjadi mangsa mereka.

"Orang ini selalu menghabiskan waktunya dengan judi dan bermain wanita di bar, bahkan pria brengsek ini selama tiga bulan terakhir tidak pernah lagi memberikan nafkahnya pada sang istri dan anaknya." Naruto menyambung penjelasannya.

"Pria ini pantas untuk menjadi korban kita, jadi siapa yang ingin menghabisinya?" tanya Naruto. ketiga rekannya terlihat sama-sama tertarik untuk menjadi pembunuh pria bajingan itu.

"Aku!" Kata-kata Sasuke membuat ke tiga sahabatnya langsung memandang heran ke arahnya. Kenapa bisa begitu? Jarang sekali sasuke mau mengambil misi kelas ikan teri seperti ini. Mungkin mood pria itu benar-benar sedang buruk saat ini.

"Kau yakin?" tanya Gaara berusaha untuk memastikan.

"Seratus persen." Jawab Sasuke singkat.

"Kau tidak perlu mengotorkan tanganmu dengan membunuh ikan teri seperti pria gemuk itu, Sasuke." Pria Uchiha langsung menatap tajam Gaara yang entah kenapa semakin banyak bicara.

"Aku ketua disini, kalian hanya perlu mengikut kata-kataku."

"Tapi, tidakkah itu hanya merepotkanmu?" tanya Shikamaru.

"Aku tidak merasa kerepotan."

"Haah ... Terserah kau saja!"

Ketiga pria itu hanya bisa pasrah kalau Sasuke sudah memutuskan. Naruto menutup layar monitor dan langsung memutar arah duduknya agar bisa berhadapan dengan Gaara, Shikamaru, dan juga Ketua mereka.

"Baiklah, kami akan menuruti keinginanmu Teme. Jadi ... Apa kita sudah bisa mulai strategi yang akan kita pakai?"

"Untuk kali ini tidak perlu, aku akan melakukannya sendirian!" ketiga pasang mata berbeda warna tersebut langsung menatap heran Sasuke.

"Sasuke ..."

"Naruto, berikan aku informasinya dan temui aku di lab." Sasuke langsung beranjak dari tempat duduknya dan langsung pergi meninggalkan ruang Osis yang menjadi markas mereka. Sasuke sama sekali tidak mendengarkan kata-kata yang ingin diucapkan oleh Gaara.

"Cih!" Shikamaru hanya mendecih malas menanggapi sikap Seenaknya Sasuke.

"Naruto, sebaiknya kau menemani Sasuke dalam misi kali ini." Kata-kata Gaara menyadarkan Naruto yang tadi sempat melamu.

"Eee, Kenapa?" tanya Naruto polos.

"Kau turuti saja kata-kataku," kata Gaara tanpa memandang Naruto sedikitpun. Pria itu terlihat sibuk dengan game yang sedang dimainkannya di ponsel.

"Haahhh ... Baiklah, ja ne!" Naruto langung beranjak pergi mengejar Sasuke.

"Ck ... Merepotkan!"

.

.

.

Di sebuah ruangan yang minim cahaya, Uchiha terlihat sedang asyik mengotak atik senjata khas miliknya. Pria yang sering di juluki Devil of Granat tersebut sedang menyiapkan senjata handalannya ... Granat. Sasuke adalah pembunuh berdarah dingin yang selalu menggunakan Granat sebagai senjata utamanya. Granat itu diraciknya sendiri tanpa perlu campur tangan dari orang lain, benar-benar pria yang luar biasa hebat. Di lab khusus yang terletak di bagian tersembunyi sekolahnya tersebut Sasuke menyimpan semua granat hasil kerja tangannya.

"Pria yang suka mabuk-mabukan dan bermain wanita, heh ... Aku akan membuat tubuhnya hancur ditelan kepingan-kepingan besi yang akan menghunjam seluruh bagian tubuhnya, aku akan membuatku tampil cantik dengan warna merah darah ..." Sasuke memasukkan potasium nitrat,laktose dan pewarna merah ke dalam beberapa biji granat serpihan buatannnya. Pria itu tahu, ketiga jenis bahan yang digunakannya adalah bahan yang seharusnya dipakai untuk membuat granat asap. Tapi ... Pria cerdas tersebut tidak akan pernah menggunakan granat yang biasa dipakai oleh orang biasa. Saat dia menembakkan granat tersebut pada sang korban, granat spesial buatannyanya itu bukan hanya akan memuntahkan serpihan tajam, kawat dan bola-bola besi tapi juga akan mengeluarkan asap beracun berwarna merah yang akan membuat sang korban semakin tersiksa menghadapi kematiannya. Dua jenis tipe granat digabung menjadi satu buah grantat tembak yang multi fungsi, sepertinya cukup menarik.

"Kau akan menikmatinya, Hatake Kakashi. Heh!" Ya ... Korban yang akan dibunuhnya kali ini adalah Hatake Kakashi. Pejabat mesum yang sudah sepantasnya hilang dari muka bumi ini, setidaknya itulah pendapat Sasuke padanya.

"Kau mengenal pejabat itu, Sasuke?" Naruto tiba-tiba saja muncul dan langsung bertanya pada Sasuke yang sudah hampir selesai memasukkan semua granat buatannya kedalam alat penembak granat khusus hasil ciptaannnya sendiri. Sasuke sedikit menampakkan raut wajah terkejutnya saat Pria berambut pirang itu masuk dan langsung bertanya padanya, sepertinya Naruto sudah mendengar apa yang barusan dikatakannya.

"Mungkin," jawab Sasuke singkat. Naruto hanya bisa mengerutu pelan saat mendengar jawaban tidak memuaskan yang dilontarkan oleh sahabat sejak kecilnya tersebut.

"Teme, aku bertanya dengan serius!" Naruto mendekati Sasuke dan duduk di kursi yang ada di depan pria yang sedang membereskan peralatannya.

"Aku juga menjawab dengans serius, Baka Dobe!"

"Kuso ... Sekarang apa yang ingin kau lakukan?"

"Berikan aku alamatnya!"

"Aku ikut bersamamu!"

"Tidak perlu."

"Kenapa?"

"Kau ... Hanya akan merepotkanku!"

"Heh ... Ini, Kau terlalu sombong Teme! Bukankah biasanya kita akan melakukannya dengan lebih dari dua orang?" Naruto bangkit dari kursinya; menyerahkan secarik kertas berisi alamat lengkap target mereka dan langsung keluar dari ruangan bercat cokelat muda tersebut tanpa menunggu jawaban dari rekannya. Sasuke hanya mendecih pelan; memasukkan semua peralatan kedalam sebuah tas ransel hitam dan langsung pergi keluar. Malam ini dia akan mulai bergerak, waktu kematian pejabat mesum Hatake Kakashi hanya bisa sudah menunggu. Sasuke tersenyum tipis saat mengingat bahwa Naruto berniat untuk menemaninya dan ingin menolongnya.

'Aku lebih senang mengerjakan semuanya sendiri, Itu lebih mudah!"

"Malam ini, biarkan pria yang memakai masker tersebut menang!" Setelah memberikan sejumlah uang pada dua orang pria yang akan digunakannya untuk memberikan hadiah pada sang korban, Sasuke langsung pergi meninggalkan lorong sempit nan gelap itu. Topi hitam dengan setia bertengger di kepalanya dan berhasil membuat wajahnya tidak bisa dikenal oleh orang yang dibayarnya. Kegelapan memang menjadi sahabat yang paling menguntungkan bagi pria itu.

Gui gui M.I.T

"Huahhhhh ..."

Brukk ...

"Aku lelah sekali ..." Gadis cantik dengan rambut Indigo panjang itu langsung menghempaskan tubuh mungilnya pada ranjang king size yang disediakan khusus untuknya. Gadis cantik kelas dua SMA yang masih belum mengganti seragam sekolahnya tersebut memejamkan kedua mata lavendernya, berniat untuk menghilangkan sedikit rasa lelah setelah pulang dari sekolah. Gadis itu tersenyum tipis,kedua tangannya berada di atas dadanya. Gadis itu masih ingin merasakan debaran jantungnya yang masih menggila sampai sekarang.

"Sasori-kun!" gumam si gadis pelan. Sepertinya gadis cantik yang sudah berusia 16 tahun tersebut sedang sangat bahagia. Ya ... Tidak akan ada orang yang tidak merasa bahagia jika bisa pulang sekolah bersama-sama dengan pria yang disukainya diam-diam kan?

Berlahan-lahan mata itu mulai terbuka dan menampakkan sepasang bola mata indah yang bisa menghipnotis setiap pria karena keindahannya. Sudah hampir lima belas menit waktu dihabiskannya dengan mengistirahatkan diri di kamarnya, dan kini saatnya sudah tiba untuk sang gadis cantik memulai pekerjaannya. Gadis 16 tahun tersebut menolehkan kepalanya ke kiri, menatap sebingkai foto kenangannya yang terpajang dengan di atas meja.

"Kaasan, Tousan ... Jangan pernah bosan untuk mendoakanku dari atas sana. Aku mencintai kalian!" gadis berambut indigo panjang sepunggung itu memperlihatkan kembali senyuman manisnya. Gadis itu bangkit, merapikan bajunya yang sedikit berantakan dan langsung berniat untuk keluar dari kamar dan langsung menuju dapur.

'Besok libur, bajunya jangan diganti dulu deh!' Gadis cantik itu membatin.

Clekk ...

Pintu kamarnya terbuka dan ...

"HINATA-NEECHANNNN KAU LAMA SEKALI ... AKU SUDAH LAPARRRR!" panggilan, baca: teriakan dari arah dapur langsung menyadarkan gadis cantik bernama Hinata tersebut akan seseorang yang sudah menunggunya untuk makan bersama. Dengan terburu-buru gadis cantik itu langsung menutup pintu kamarnya dan berlari menuruni tangga untuk segera menemui orang yang barusan berteriak memanggil namanya.

"Sebentar Nona!" teriak Hinata dengan senyuman manisnya.

Begitu memasuki ruang dapur, Hinata sudah langsung berhadapan dengan sang gadis manja yang sudah duduk manis di meja makan dengan wajah yang cemberut. Dahi lebarnya terlihat berkerut dan mata krolofilnya terlihat memandang bosan pada sang pengasuh yang diam-diam sangat dipujanya. Hinata hanya bisa tersenyum melihat tingkah lucu nona mudanya, gadis itu segera menarik kursi makan yang ada disamping Sang nona muda dan langung duduk seraya mengacak pelan rambut merah muda gadis cilik itu.

"Nona Sakura, Nona terlihat jelek dengan wajah seperti itu." Wajah nona cilik yang bernama Sakura tersebut langsung bertambah cemberut saat Hinata menyebutnya jelek.

"Kenapa Nee-chan lama sekali?" tanya Sakura tetap dengan wajah cemberutnya.

"Hm ... Maaf, Nee-chan ketiduran," jawab Hinata incontent sambil tersenyum menghadap asuhannya.

"Aku disini menunggu Nee-chan untuk makan, ternyata Nee-chan malah tidur! Dasar Sadako no nee-chan!"

"Hm ... Iya-iya maaf, lain kali Nee-chan tidak akan telat lagi. Nee-chan janji!" Hinata mengacak kembali rambut merah muda nonanya yang baru berusia 10 tahun tersebut. Sakura tersenyum lebar.

"Neechan, ambilkan aku nasi dan lauknya. Aku lapar sekali!" pinta Sakura manja. Hinata tersenyum tapi tidak menghiraukan permintaan Sakura.

"Nee-chan!" Sakura terlihat kesal, dia benar-benar sudah lapar saat ini.

"Nee-chan tidak mau menuruti semua keinginan Sakura lagi!" Gadis pelayan tersebut memasang berbalik memasang wajah cemberut.

"Eee? Kenapa begitu?" Dari raut wajahnya, Sakura terlihat sedikit heran dan takut mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Hinata. Bagi Sakura Hinata sudah dianggap seperti keluarganya sendiri, Hinata sudah menjaganya sejak usianya masih 5 tahun. Tidak heran kalau gadis cilik itu begitu menyayangi gadis yang selalu menjanganya tersebut.

"Sakura, memanggil Nee-chan ... Sadako kan? Sakura tega sekali!" kata Hinata pura-pura marah.

"Eee?" Sakura terlihat terkejut. Ya ... Dia sadar, Sakura telah melakukan hal yang tidak baik. Anak kecil itu menunduk dan menyembunyikan wajah manisnya.

"Gomen ... Nee-chan!" kata Sakura pelan, terlihat dengan jelas bahwa Sakura merasa sangat bersalah. Hinata tersenyum, gadis itu langsung mengambil piring untuk anak asuhnya dan mulai mengambilkan nasi untuk Sakura.

"Hei ... Jangan sedih seperti itu, Nee-chan tidak marah kok!" Mendengar kata-kata Hinata, Sakura langsung kembali menengadahkan kepalanya dan kembali terlihat ceria.

"Kita makan ya?"

"Eemmm!"

Kedua gadis yang sama-sama memancarkan kehangatan tersebut terlihat kompak satu sama lain. Meskipun usia mereka berpaut jauh, Hinata dan Sakura. Pelayan dan Nonanya, terlihat begitu akrab. Terlihat seperti adik kakak yang bahagia. Meskipun mereka punya masalah masing-masing, mereka bukanlah orang yang menyerah dan jatuh dalam lubang kegelapan. Mereka seperti cahaya yang selalu berusaha untuk menghilangkan kegelapan dan menjadi penuntun jalan bagi siapa saja yang membutuhkan bantuannya.

"Nee-chan, aku sayang Nee-chan!"

"Nee-chan juga sayang sama Nee-chan!"

"Nee-chan tadi pulang bareng Sasori-niichan kan?"

"Eeee ... "

Blush ...

"Aku siap kok mendengar isi hati Nee-chan!"

"Sakura masih kecil, tidak boleh tahu hal seperti itu!"

"Aku lebih pintar dari Nee-chan!"

"Jadi?"

"Aku tahu kalau Nee-chan punya rasa pada Sa ..."

"Sakura!"

"Hahahahahahahahahaha"

Mereka berbeda, Sasuke dan Hinata seperti Ying dan Yang, Hangat dan dingin, malaikat dan iblis. Mereka sama-sama hidup di dunia yang kejam, tapi mereka punya cara yang sangat berbeda dalam menempuh dan menjalani hidupunya. Mereka ... Light and Shadow!

Tbc ...

Holaa ... Minna, guigui kembali membuat fic abal buatan guigui. Hehehehehehehehe fic ini guigui buat untuk memenuhi request dari adik kecil guigui yaitu 137F

Gomen ne, adik kecil ficnya malah jadi aneh kayak gini. *dibantai 137f gara-gara manggil adik kecil*

Sebenarnya niatnya mau bikin fic oneshot aja, tapi nyatanya guigui jatuh cinta ama ide yang diberikannya. Makanya guigui bikin fic ini jadi ber shot-shot. Hahahahahahahahaha abaikan, maksudnya berchapter-chapter.

Gimana menurut teman-teman? Apakah cerita ini menarik untuk dilanjutkan? Atau membosankan, dan sebaiknya dihapus aja? Kelanjutannya gui gui lihat dari reaksi adik guigui dan teman-teman semuanya ya? cerita dan maksud ceritanya masih belum jelas kah? Anggap aja ini baru plorog ya? kalau misal tangapan bagus, nanti lama-lama semua kejanggalan yang ada guigui usahain untuk diperbaiki. Kritik dan saran guigui tunggu ya? protes juga boleh ... *guigui orangnya suka protes, jadi harus siap menerima protes balasan*

Sebelum mengakhiri chapter ini, guigui pengen ucapin terima kasih yang sebesar-besarnya pada teman-teman yang sudah sudi meninggalkan reviewnya di fic guigui yang 'something like that'

Miyoko-chan, Suzu Aizawa, Serenity, Karin Hyuuga, Shyoul fishy, Noella Marsha, My lovely Fergie-chan*plak*, Sasuhina caem, N, Akeboshi, dan Tsubasa deichan. maaf gak bisa balas review ... Tadinya mau balas, tapi waktunya gak cukup guigui ingin nulis fic lain. Tapi intinya guigui minta maaf dan janji bakal bikin sekuel. Minnaaa makasih udah mau nyempetin diri, ngeluangin waktunya buat ngasih review buat guigui i love you minnaaa!

Yosh minna, jika jodoh kita bertemu lagi! *?* Bye bye ... read and review ya ...