Kau Tarik aku dalam pesona mata onyx-mu.

Malam itu kuserahkan semuanya kepadamu, Ragaku dan Jiwaku.

Aku mencintaimu, tanpa kutahu siapa kau sebenarnya.

Kau membutakan mataku, dengan mata Onyx-mu.

Dan akhirnya aku tau siapa kamu sebenarnya.

Kutinggalkan semuanya serta kenangan manis bersamamu, malam itu juga.

Disclaimer : Masashi kishimoto

Warning : Typo,Gajeness,Maybe OOC, don't like don't read.

Rated: Semi M

Pairing : Sasuke Hinata

Genre : Romantis/ Supranatural/ Hurt/ comfort.

A/N : Well, Hello para readers dan author. Saya yakin pasti sudah ada yang pernah membaca fic ini sebelumnya di akun "ReeMashiba". Sebenarnya itu Akun SAYA. Saya lupa passwordnya dan emailnya. Maka dari itu saya renovasi ulang Fic ini :). Dari judul, dan beberapa ide di Fic Hyuuga and Uchiha saya rombak sedikit.

Seluruhnya saya copas dari Fic Hyuuga and Uchiha lalu saya ganti sedikit beberapa isi didalamnya.

Saya harap masih banyak yang tertarik akan kelanjutan cerita ini. Jika readers dan para Author bersedia membaca dan memberi saran terhadap cerita ini, maka saya bersedia untuk melanjutkannya. Maklum, saya merasa sedikit pesimis :).

Well, enjoy to read it .

.

.

.

.

Selama beratus tahun, Hyuuga tetaplah pemusnah Iblis. Dan Uchiha tetaplah Iblis terkuat dan sangatlah sulit untuk ditaklukkan. Tapi suatu hari, Hyuuga tak dapat membiarkan Uchiha terus-menerus membantai manusia. Akhirnya Hyuuga mengadakan perang. Perang besar. Banyak Uchiha yang musnah dan banyak pula Hyuuga yang lenyap. Namun sebagian Hyuuga selamat dan perang dimenangkan oleh Hyuuga.

Hiashi, pemimpin tetua klan saat itu. Memerintahkan agar para Hyuuga tidak mencari sisa-sisa Uchiha yang melarikan diri. Setidaknya dunia akan aman dengan segelintir Iblis, Mungkin.

Dan itu hanyalah angan semata. Disaat kekalahan melanda Uchiha, dalam diam Uchiha membentuk pasukan baru untuk membabas binasakan Hyuuga, Pada saat yang tepat.

The Dark, chapter 1. Inspired From Novel "Raintree : Sanctuary"

.

.

.

Jum'at. 10.00

Satu hari pada bulan September, Minggu ke empat. Saat musim panas akan berakhir, Hyuuga Hinata, Putri kedua dari Klan Hyuuga. Memiliki paras yang cantik, mata lavender yang bersinar, Rambut indigo-nya yang panjang terjun bebas diudara dan tubuh yang memiliki lekuk sempurna menambahkan nilai "Sempurna" dalam diri nya.

Hinata duduk ditanah keras yang berlapiskan rumpunan hijau. Udara yang sejuk, menerbangkan rambutnya di atas angin. Dia rentangkan kedua tangannya, mengambil udara yang murni lalu perlahan-lahan ia hembuskan kembali.

Hinata adalah puteri Klan Hyuuga yang memiliki kekuatan istimewa dalam Klan Hyuuga setelah kakaknya, Hyuuga Neji. Memiliki Amethyst yang bersinar, Rambut Indigo yang terurai panjang, serta kekuatan yang telah ia dapat setelah 6 tahun yang lalu.

Sekarang Hinata adalah wanita tangguh dalam Klan Hyuuga, ia juga seorang gadis yang memiliki kekuatan supranatural. Ia bisa menyembuhkan sakit yang diderita seseorang manusia biasa dengan cara menyalurkan rasa sakit itu kedalam dirinya sendiri.

Hinata bukanlah lagi Gadis yang lugu dan tak berdaya seperti dulu, sekarang Hinata adalah gadis yang kuat dan memiliki kepribadian yang berbeda.

Ditambah lagi sudah ada Hyuuga Rise dalam hidupnya, malaikat kecil yang cantik, kuat, bandel, dan lucu. Anak perempuannya yang ia sembunyikan dari dunia, hanya Chiyo, Neji serta klannya yang tahu keberadaan Rise, Hyuuga Rise.

Dan satu kenyataan yang ia tutupi dari Neji serta klannya kecuali Chiyo, kenyataan bahwa Rise memiliki tanda dipunggungnya yaitu tanda Klan Uchiha. Hinata tahu Rise akan lahir kedunia setelah benih Uchiha Sasuke yang sekarang pemimpin Klan Uchiha tertanam didalam rahimnya malam itu, malam terakhir mereka bercinta.

Setelah Hinata tau bahwa Sasuke adalah seorang Uchiha, Hinata langsung meninggalkan Sasuke yang terlelap malam itu. Saat Rise terlahir kedunia, ia terlahir sebagai bayi yang cantik, memiliki Rambut yang lurus Indigo, Mata Lavender yang merupakan symbol dari Klan Hyuuga, kulit berwarna kuning mulus nan bersih, ya Rise sangat sempurna dimata Hinata kecuali Tanda Uchiha yang terukir jelas dipunggungnya.

Hanya Chiyo-lah yang tau bahwa Rise adalah Separuh Hyuuga dan separuh Uchiha. Dan sejak kelahiran Rise, Hinata menutup rapat kenyataan bahwa Rise adalah anak dari Uchiha Sasuke.

.

.

.

Chiyo sedang menyibukkan dirinya di dapur rumah induk Hyuuga. Untuk menyiapkan makan siang hari ini. Di Hokkaido, Jepang adalah tempat persembunyian/ Rumah induk bagi klan Hyuuga. Di sinilah Klan Hyuuga berkumpul menjadi satu, di lingkungan ini ada banyak Kabin yang di tempati oleh para Hyuuga.

Chiyo adalah seorang pengasuh Rise sejak kecil, bahkan Chiyo pun harus merasakan apa yang di rasakan oleh Hinata saat mengetahui bahwa Rise memiliki Tanda Uchiha. Chiyo sangat menyayangi Neji dan Hinata seperti anaknya sendiri, begitu juga dengan Rise yang telah di anggapnya sebagai Cucu.

Sekarang hanya dirinya yang bisa melindungi Hinata, karena Neji sedang berkuliah di Washington DC, USA. Dengan adanya Rise, Hinata sedikit melupakan masa lalunya yang kelam saat kesuciannya direnggut oleh seorang Uchiha. Klan iblis.

Chiyo tau, bahwa Hinata saat melahirkan Rise pun masih mencintai Sasuke. Dan menyebut nama Sasuke saat menahan rasa sakit yang begitu hebat.

Rise berjalan mengendap-endap bak pencuri dibelakang tubuh Chiyo yang sedang memanaskan minyak diatas teplon. Chiyo pura-pura tidak tahu akan keberadaan Rise, lalu dengan sedikit kekuatan yang Rise miliki. Rise pun melayangkan spatula di udara. Dan berhasil membuat Chiyo kaget.

"Rise, turunkan spatula itu. Aku harus memasak, sayang."

"Huh, kau selalu saja mengetahui kapan aku akan datang. Baiklah akan aku turunkan untukmu, Nek."

Dan spatula pun jatuh ketempat asalnya.

"Dimana Kaasan? Aku belum melihatnya pagi ini," Tanya Rise sambil membuka kulkas dan mengambil air dingin lalu ia tumpahkan kedalam gelas.

"Dia sedang ada dipuncak bukit, melakukan Yoga. Mungkin." Jawab Chiyo sambil membalik Ikan gorengnya didalam teplon.

Walaupun Hyuuga adalah sekelompok pemusnah Iblis dan memiliki identitas yang sedikit tersembunyi tapi mereka menjalin hubungan yang cukup baik dengan Manusia.

"Apakah paman Neji tidak pulang menengokku saat Musim Gugur akan tiba? Aku sangat merindukannya."

Chiyo tersenyum tulus, dia tatap mata indigo milik anak kecil yang manis ini. "Dia akan pulang, sayang. Mungkin dia akan membawakanmu boneka bear lagi, dan lebih besar."

Rise memutar gelas yang berada di genggamannya, lalu ia letakkan kembali diatas meja. "Huh, aku bosan dengan boneka. Mungkin jika ia akan mengajariku sedikit kekuatan, aku akan lebih senang," Seru Rise berbinar-binar.

Oh Rise yang malang, seandainya ayahnya bukan seorang Uchiha mungkin dia akan di ajari setiap saat untuk mengendalikan kekuatannya.

Chiyo terkekeh pelan melihat ketulusan ingin berlatih di mata indigo yang Rise pancarkan, "Kau memang seorang Hyuuga yang kuat, Rise. Kau bisa meminta paman Nejii untuk mengajarimu kekuatan saat ia pulang nanti," Ucap Chiyo menyemangati Rise.

Rise mendesah pelan, " Aku lebih dari seorang Hyuuga, Nek."

Deg-Deg, Mata Chiyo membulat saat mendengar Rise mengucapkan bahwa dirinya lebih dari seorang Hyuuga. Apakah Rise tahu siapa ia sebenarnya?

Tapi pikiran itu, Chiyo lempar jauh-jauh dari otaknya. Ia tersenyum dihadapan Rise, " Ya, kau lebih dari seorang Hyuuga."

"Bagus, jika Nenek mengerti. Coba lihat, Ikan itu gosong, Nek," Seru Rise sambil menunjuk Ikan dalam teplon yang dimasak oleh Chiyo.

"Oh tidak, aku lupa mengangkatnya. Baiklah Rise sayang, kau bisa kedepan bermain dengan bonekamu. Dan jangan gunakan kekuatan lagi, oke."

"Oh, Nenek. Baiklah."

.

.

.

Sasuke mendobrak paksa pintu ruangan pertemuan para petinggi Uchiha. Udara dingin menusuk memasuki Ruangan seketika Uchiha Sasuke si pemimpin Uchiha saat ini memasuki ruang rapat yang dihadiri oleh kedua saudaranya yaitu Uchiha Sai sang adik dan Uchiha Itachi sang kakak beserta para petinggi di klan.

Semua orang terkejut, begitu juga dengan Uchiha Danzo sang paman. Bukannya Sasuke seharusnya sudah dibunuh oleh Shisui, kenapa sekarang dia berada menghadiri rapat dengan penampilan yang lusuh dan sedikit darah di lengan kirinya.

"A-apa yang terjadi padamu Sasuke? Kenapa kau begitu lusuh dan berantakan seperti ini? Apakah kau habis berkelahi? " Tanya Danzo sedikit gemetar karena mengetahui bahwa keponakannya gagal ia bunuh pagi ini.

Sasuke menatap sinis, berat, dan penuh amarah. Matanya menusuk tajam kearah Danzo yang seolah-olah tak terjadi apa-apa. Dasar Munafik. "Seseorang yang berasal dari Klan kita menginginkan aku mati pagi ini, Shisui, datang kekamarku saat aku sedang terlelap. Dan tentu saja itu gagal, dan akhirnya aku membunuhnya."

Danzo merasakan detak jantungnya berhenti saat gelegar suara Sasuke yang berwibawa memecahkan keheningan dalam ruangan. Danzo membenci dirinya sendiri yang menciut saat bertatapan dengan Sasuke, keponakannya sang pemimpin klan. Ya , Sasuke memang orang yang terkuat di klan Uchiha, semua orang tunduk padanya. Dan dengan terpaksa, Danzo pun tunduk padanya.

Danzo menginginkan perubahan besar dalam Klan Uchiha, dengan cara mengalahkan Hyuuga sekarang. Dan Danzo-lah yang menjadi pemimpin peperangan Uchiha. Tetapi Sasuke tidak mengizinkannya, karena menurut Sasuke belum saatnya mengadakan peperangan sekarang.

"Pagi ini, aku mendapat telepon dari Izuna, yang bertugas untuk mengawasi Hyuuga di Hokkaido," Ujar Sasuke sambil duduk di atas kursi yang telah disiapkan.

"Apakah ada sangkut pautnya dengan Hyuuga, Tuan?" Tanya salah satu petinggi.

Lagi-lagi Sasuke menatap tajam kearah Danzo, "Tentu saja ada, Anak buahmu Uchiha Obito menyelinap masuk kedalam persembunyian Hyuuga –"

"Aku ti—"

"Jangan berbohong!"

Danzo langsung diam dan gemetar, lagi-lagi ia harus menciut didepan keponakannya sendiri dan itu memalukan. Jika saja Danzo bukan pamannya, mungkin Sasuke sudah menghabisinya sekarang.

"Apa kau tahu apa yang akan dilakukan oleh Obito?" Paksa Sasuke.

"Ba-baiklah, aku memang tahu ia pergi ke Hokkaido untuk menembus pertahanan Hyuuga. Obito adalah prajurit yang sudah lelah menunggu dan terus menunggu kekalahan Hyuuga, makanya ia memutuskan untuk pergi ke Hokkaido saat itu juga, Sasuke." Aku Danzo.

Sasuke menyumpah keras, lantai bergetar, lampu hias yang diatas atap pun bergoyang.

"Siapa sasarannya?" Tuntut Sasuke dengan tatapan tajam kearah Danzo.

"Hyuuga Hinata."

Telinga Sasuke melebar saat nama Hyuuga Hinata terngiang di telinganya. "Hyuuga Hinata," Suaranya terdengar berat dan serak, benar-benar tak mampu mengontrol emosinya yang tertahan ditenggorokan, "Adalah Milikku, hanya aku yang boleh membunuhnya. Tak ada satupun yang berhak ikut campur atas kematian Hyuuga Hinata suatu saat nanti kecuali aku."

.

.

.

Uchiha Kabuto sedang mengintai Hinata dari jarak jauh menggunakan teropongnya. Kabuto adalah prajurit Uchiha yang sudah lelah menanti kekalahan Hyuuga, tapi pemimpin mereka, Uchiha Sasuke belum ingin melakukan perang. Karena menurut pemimpin mereka, ini belum saatnya melakukan perang.

Kabuto bergerak tanpa mengenal rasa takut saat mengintai Putri Hinata yang sedang bermeditasi di hamparan rumpun yang hijau diatas bukit. Bukit Neverna.

"Ternyata, Putri dari klan Hyuuga sangat cantik dan menggoda. Sangat ingin mencicipinya. Mangsa yang manis, bagaimana jika aku perkosa saja dia sebelum aku membunuhnya? Tapi jika aku berhadapan langsung, pasti aku kalah dengan Mata Putih-nya itu. Pemusnah sejati," Seringgai Kabuto didepan teropongnya.

.

.

.

Jum'at, 15.00

Pesawat khusus milik Uchiha Sasuke sang pemimpin Uchiha , mendarat di bandara Hokkaido. Sasuke sudah mencium bau Kabuto dari bandara. "Dasar bajingan terkutuk," Sumpah Sasuke saat langkah kakinya menuruni tangga pesawat.

Dan setelah itu, Mobil sport perak berhenti didepan wajahnya. "Silahkan tuan," Sapa salah seorang bodyguard yang membawa mobilnya, dan dia seorang Uchiha.

"Hn, baiklah."

"Apakah tuan ingin pergi sendiri atau –"

"Aku pergi sendiri," Potong Sasuke cepat.

"Baiklah tuan, silahkan."

"Hn."

Akhirnya mobil sport yang dikendarai Sasuke melesat dengan cepatnya, menuju rumah induk Hyuuga. Dengan membawa perasaan yang tidak aman.

.

.

.

Kabuto sudah bersiap-siap menyiapkan belati di tangannya, Tiba-tiba handphone-nya berbunyi, tetapi tidak dipedulikan oleh Kabuto. Dia terus maju secara perlahan seketika Hinata sedang menyembuhkan Sakura, si teman dekatnya di Kabin milik Sakura.

Sakura mengaku bahwa dirinya sedang merawat tanamannya dibelakang Kabin, tiba-tiba Harimau datang menyerangnya dari belakang. Untunglah dirinya masih bisa melawan Harimau tersebut dan Harimau itu lari.

Luka Kabuto cukup parah, Hinata yg tadi mendapatkan telepati dari Sakura dan langsung menuju kekabin Sakura. Dan sudah terlihat Sakura sedang meringgis kesakitan, juga terluka parah.

Dan itu adalah ulah Kabuto, dia menugaskan hewan peliharaannya Jumbo, si Harimau besar yang setia pada Kabuto untuk menyebabkan kekacauan, Kabuto tahu bahwa Hinata memiliki kekuatan yang tidak pernah dimiliki orang-orang di klannya. Jika kekuatannya habis saat menyembuhkan dan lemah, pada saat itulah kesempatan untuk membunuh putri dari klan Hyuuga yang paling cantik ini. Itulah taktik Kabuto.

Hinata sangat merasakan kesakitan yang Sakura, baik fisik maupun mental. Penderitaan yang dialami Sakura pun tersalurkan ke tubuh Hinata, Hinata pun menggeliat kesakitan akibat merasakan sakit yang dialami Sakura.

Butiran keringat jatuh disekeliling tubuh Hinata, cakranya sudah menipis. Sedikit lagi Sakura akan pulih, dan Hinata mungkin akan tertidur selama 3 jam mungkin lebih untuk memulihkan tenaganya yang terkuras.

Kabuto menyeringai sukses, ini sudah saatnya. Dengan bayangan yang tidak terlihat, akhirnya Kabuto menyelipkan tali tipis keleher Hinata. Hinata merasakan bahaya itu datang. Tiba-tiba nafasnya tersendat, dia menjadi susah untuk bernafas dan matanya tetap terpejam. Kekuatannya tinggal sedikit, dia harus menyembuhkan Sakura yang hampir tak sadarkan diri, dan juga harus berjuang melepaskan tali yang telah mengikat lehernya.

Nafasnya tertahan di tengah tenggorokan. Hinata berusaha melepaskan tali yang telah mengikat lehernya tersebut, namun hasilnya sia-sia. Ini gila, kekuatannya sudah tidak cukup untuk melonggarkan tali yang mengikat lehernya ini. Tali yang tak terlihat tapi dapat dirasakan.

.

.

.

Uchiha Sasuke, mengendus bau Kabuto 12 Kilometer dari mobilnya. Ini sudah diujung tanduk, sepertinya ia harus berlari kencang agar dapat mencegah Kabuto membunuh Hinata.

Akhirnya Sasuke berlari secepat kilat dan mengambil Panah yang telah ia bawa dan terus berpacu untuk menyelamatkan nyawa wanita Miliknya, hanya Miliknya. Hanya pemimpin Uchiha, Uchiha Sasuke yang boleh membunuh Putri dari Hyuuga.

Kabuto terkejut, sama persis saat Hinata menyadari bahaya akan datang kepada dirinya. Dan ternyata benar, Sasuke menusukkan panahnya bertubi-tubi ke tubuh Kabuto tanpa ragu. Hinata mengap-mengap saat tali yang diikatkan dilehernya mengendur, Tubuh Kabuto ambruk di kaki Hinata menjadi bangkai.

Dan dengan cepat Sasuke meledakkan tubuh Kabuto yang kemudian menjadi abu berterbangan di Tanah Hyuuga.

Dan saatnya untuk Sasuke meninggalkan tanah Hyuuga sebelum ada yang menyadari keberadaannya disini. Tapi langkahnya menjadi ragu, dirinya merasakan Hinata belum lepas dari bahaya. Tubuhnya melemas, akibat tenaganya terkuras untuk menyembuhkan Sakura sekaligus melawan Kabuto. Dan perlahan pengelihatan Hinata sedikit mengabur lalu perlahan-lahan tubuhnya lemas dan ambruk di hadapan Sasuke.

Tapi sebelum tubuh itu jatuh menyentuh lantai, tangan kekar Sasuke buru-buru menyelamatkan Hinata.

Sasuke berfikir bahwa hanya dirinya yang bisa membangunkan Hinata, Sakura juga sudah sedikit pulih dan sembuh.

Derap kaki yang mendekati kabin tersebut, dan Sasuke masih bimbang apakah dirinya harus menyelamatkan wanita yang akan dibunuhnya suatu hari nanti.

Suara derap kaki itu kian cepat mendekati kabin tersebut, dan akhirnya kaki Sasuke memutuskan untuk membawa Hinata kedalam mobil sport-nya dan mengantarkan Hinata pulang.

.

.

.

Jum'at, 18.25

Chiyo bergerak tak karuan didepan Rise yang sedang menonton televisi. "Nek, kau mengkhawatirkan Kaasan-ku?" Tanya Rise sambil mendekati Chiyo yang sedang galau.

Chiyo tersenyum tulus dihadapan anak kecil yang berusia 6 tahun itu. "Iya, Sayang. Dari pagi dia belum pulang, dan hanya mengatakan padamu bahwa ia mengobati Sakura itupun menghubungimu melalui telepati. Apa kau mengetahui dimana Kaasan-mu?"

"Tenanglah nek. Kau tak perlu khawtir. Dia bersama Tousan-ku sekarang," Ucap Rise sambil tersenyum nakal.

Perasaan yang tak terduga itu datang menjalar ketubuh Chiyo dan menerobos masuk kedalam tulangnya. Matanya terbelalak lebar, apakah anak ini tahu yang sebenarnya? Masa lalu Kaasan-nya?

.

.

.

Sasuke memasukkan Hinata kedalam mobil sportnya. Dan ia baringkan tubuh itu disamping tempat duduk pengemudi.

Dan Sasuke duduk disebelahnya. Sasuke pandangi tubuh Hinata dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tubuh itu tetap sama, sangat menggoda.

Sasuke membiarkan telungkup tangannya membelai pipi mulus Hinata. "Kau adalah perawan yang manis, Hinata."

"Tapi kau hanya sebagai pelampiasan untukku," Sambung Sasuke, lalu mulai memberikan sebagian kekuatannya kepada Hinata yang sekarang terkulai lemas.

Pembohong, Kata-kata itu muncul tak diundang didalam hatinya, hati seorang pemimpin klan Uchiha.

.

.

.

Jum'at, 19.25

Chiyo mendengar suara mobil dan berhenti didepan gerbang tinggi pelindung rumah induk Hyuuga yang ditempati oleh Putri Hyuuga dan Anaknya, Hyuuga Rise.

Chiyo dengan langkah yang terburu-buru akan membuka pintu dan melihat keadaan Hinata dan diiringi oleh langkah Rise. Tiba-tiba langkah Chiyo berhenti, dan menoleh kebelakang memandangi wajah Rise.

"Apa?" Tanya Rise yang memandang bingung akibat Chiyo menatap dirinya.

"Malaikat kecil, kau harus Stay disini, diluar tak aman untukmu. Mengerti?" Perintah Chiyo terhadap anak kecil berusia 6 tahun itu.

Rise mendengus kesal, wajahnya berubah ditekuk. "Tapi ak –"

"Tidak ada tapi-tapian, Kaasan-mu akan aman jika bersamaku. Dan aku mohon tetaplah disini, sayang," Potong Chiyo lalu pergi meninggalkan gadis mungil itu.

"Ukh dasar, Kaasan sangat aman diluar sana karena ada Tou-san yang menjaganya. Baiklah, terserah nenek saja."

.

.

.

Terlihat dari luar, lampu pintu ruang depan dihidupkan. Terpikir dibenak Sasuke, apakah Hinata sudah mempunyai suami? Apakah suaminya dari klan manusia atau Hyuuga? Entahlah. Tapi tunggu, apa pedulinya terhadap kehidupan Hinata, Hinata hanyalah masa lalu baginya. Tidak lebih.

Seorang nenek-nenek yang sudah tua namun tetap sehat dan sepertinya gagah keluar dari pintu bersama kedua binatang peliharaannya. Chiyo melangkah selangkah demi selangkah bersama kedua peliharaannya, yang satu disebelah kanan dan yang satunya disebelah kiri.

Chiyo merasakan hawa yang tak biasa, ia langsung berhadapan dengan lelaki asing, memiliki mata Onyx keras dan dingin.

"Selamat malam nyonya, aku mengantarkan nonamu pulang" Lelaki itu memberitahu, suaranya terdengar dalam dan berwibawa.

Dia bukan Hyuuga, tetapi dia juga bukan manusia biasa. Mana ada manusia masuk kedalam persembunyian Hyuuga.

Chiyo menjadi tegang dan tidak nyaman. Jika dia bukan Hyuuga dan manusia, berarti dia adalah…

"Kau benar, aku seorang Uchiha," kata lelaki itu.

Karena merasakan ketakutan Chiyo, kedua peliharaannya itu mengeram.

Lelaki itu-lelaki Uchiha itu menatap kedua binatang peliharaannya itu dengan tatapan tajam dan menyakitkan. Dan kedua peliharaannya itu langsung diam. Chiyo melirik kedua peliharaannya.

"Kau apakan Anjing-anjingku?"

"Anjing-anjingmu tidak akan apa-apa. Sebentar lagi akan pulih. Dan sekarang tunjukkan dimana kamar Hinata?"

"Tidak perlu, aku sendiri yang akan mengantarkan putri Hinata kedalam kamarnya. Dan kau pergilah sekarang," Ketus Chiyo dengan tatapan yang membunuh.

"Cih, kau adalah orang tua yang cerewet. Tunjukkan saja, atau kau akan bernasib sama dengan kedua anjingmu. Dan aku akan melakukan hal yg lebih buruk terhadap Putri Hyuuga."

"Baiklah, kamarnya di lantai atas, aku akan me—"

Tanpa memperdulikan Chiyo, Sasuke langsung menerobos masuk kedalam rumah Hyuuga.

"Hey tunggu."

Tapi Sasuke mengacuhkan Chiyo yang sedang memanggilnya.

Sasuke menaiki tangga dengan 2 langkah sekaligus, dan Chiyo berlari sekuat kaki tuanya membawanya. Langkah Sasuke sangat cepat, sehingga Chiyo hanya dapat menyusul dengan larinya yang lamban.

Dan akhirnya Chiyo sampai tepat dibelakang Sasuke yang membaringkan Hinata diatas kasur.

"Siapa namamu?" Tanya Chiyo dan Chiyo mulai memikirkan bahwa Uchiha yang ini bukanlah Uchiha yang menyakiti putri Hyuuga 7 tahun yang lalu kan.

"Aku Uchiha Sasuke."

Chiyo terkesiap. Sasuke tersenyum cilik,"Aku pernah memikirkan, apakah beberapa tahun belakangan ini Hinata masih memikirkan aku?"

"Berhenti membaca pikiranku," Cetus Chiyo sambil membacakan mantra kuno terdahulu untuk melindungi pikirannya.

"Tak perlu repot, Chiyo. Aku tak tertarik dengan pikiranmu," Ucap Sasuke tersenyum sinis.

"Jika kau tak ada lagi urusan disini, sebaiknya kau pergi," Apakah itu sebuah kata-kata untuk mengusir seseorang.

"Aku diusir, lucu sekali. Baiklah aku akan pergi."

"Itu lebih baik."

Saat Sasuke pergi dan meninggalkan pintu kamar. Ada suatu bayangan yang ada dibelakang Chiyo. Seorang anak kecil, ya anak kecil. Sinar rembulann menyinari punggung anak itu saat mulai memberanikan dirinya untuk keluar dari belakang Chiyo.

Ternyata benar, sesosok anak kecil perempuan yang cantik, rambut Indigonya yang terlihat bercahaya dan matanya yang terlihat putih keemasan. Begitu mirip dengan Hinata, matanya adalah mata Hyuuga sejati. Dan dilihat dari penampilan anak ini. Dia pasti anak kandung dari Hinata.

Jadi Hinata sudah menikah, apakah suaminya adalah seorang Hyuuga atau seorang manusia? Entahlah.

Tapi ada yang aneh dengan anak ini, melihat anak kecil ini. Sasuke merasa bahwa gadis cilik ini melebihi anak Hyuuga biasa.

Chiyo menarik tangan anak itu agar tetap berada dibelakang dirinya. "Sayang,jangan mendekatinya. Dia adalah orang jahat," Perintah Chiyo.

Rise berdiri beberapa meter jauhnya dari Sasuke lalu menatap Sasuke. Tatapannya bertemu dengan tatapan tajam Sasuke. "Buat apa aku menjauhinya?" Tanya Rise, "Dia tidak akan menyakitiku, nek."

Ucapan itu membuat Sasuke terbelalak kaget, sungguh berani anak perempuan kecil cantik ini. Sasuke lalu tersenyum tipis dan terkesan atas keberanian Rise.

Namun, Chiyo tetap memaksa Rise untuk menjauhi Sasuke. Tentu saja Rise tidak mau, akhirnya Rise memejamkan matanya lalu mengucapkan mantra, dan dengan hitungan detik Chiyo tak dapat bergerak seperti patung.

Sungguh menakjubkan, anak kecil ini sudah memiliki kekuatan yang tidak dapat dimiliki oleh anak seumurannya. Dia benar-benar anak Hinata yang kuat dan cantik.

"Kau sungguh hebat anak kecil," Sasuke belum pernah melihat Hyuuga maupun Uchiha yang seperti ini. "Aku belum pernah melihat anak berumur 7 tahun, melakukan –"

"Aku berumur 6 tahun," Bantah Rise dengan tatapan mata putihnya dan tubuh yang anggunnya menegak menunjukan bahwa dia adalah Putri seorang Hyuuga.

"Baiklah, aku akui kekuatanmu ini. Kau sungguh berani dan kuat," Puji Sasuke pada Rise.

"Ya, tentu saja. Karena aku lebih dari Hyuuga," Tegas Rise.

"Apakah kau anak Hyuuga Hinata?"

"Ya tentu saja, dia ibuku."

Sasuke terkesiap, anak ini sungguh berbeda. "Apa kau mengetahui siapa aku?" Tanya Sasuke.

"Aku tahu, tapi aku tidak tahu namamu."

Sasuke bernafas lega, anak ini belum mengetahui siapa namanya. Tapi kenapa dia mengetahui tentang Sasuke, padahal dia belum mengetahui nama bahkan berkenalan pun belum.

"Namaku Uchiha Sasuke," Ucap Sasuke.

Lalu Rise mengulurkan tangan mungilnya kearah Sasuke. Sasuke menatap heran atas perlakuan anak itu terhadapnya. Dengan ragu namun pasti, Sasuke akhirnya membalas uluran itu.

Saat tangan Sasuke terjangkau dengan tangan anak itu, Sasuke bagaikan tersambung dengan listrik. Kekuatan yang tak terkendali namun sangat dekat dan saling memiliki.

"Hai Tou-san, aku putrimu. Rise."

Pengakuan yang memekakkan telinga dan mengguncangkan hati seorang pemimpin Uchiha. Dan saat itu juga, kelopak mata Hinata perlahan-lahan terbuka.

.

.

.

To Be Continued.

A/N : Sudah saya jelaskan tadi diatas sebelum and abaca. Jika masih bingung silahkan review lalu tanyakan pada saya. Chapter 1 Cuma ini yang bisa saya berikan. Kalo ada salah ketik diatas saya minta maaf. Ini buru-buru banget :D.

Komentar dan saran yang membangun sangat saya tunggu.

Mind to RnR, Please :).

R

E

V

I

E

W