Love and Love

Last Chapter:

Sungmin melangkahkan kakinya tenang. Sebentar lagi ia akan mencapai rumahnya. Hah, tak sabar rasanya menikmati kasur empuknya di kamar yang di dominasi warna pink itu. Sungmin melangkahkan kakinya riang sampai ia merasa ada seseorang dibelakangnya. Belum sempat ia menolehkan kepalanya, wajahnya lebih dulu di bekap sapu tangan oleh orang itu, ia merasakan pusing yang mendera ketika menghirup aroma aneh dari sapu tangan itu dan sedetik kemudian ia merasakan gelap.

Orang itu tersenyum penuh kemenangan ketika ia melihat Sungmin jatuh tak sadarkan diri di pelukannya. Ia menggendong Sungmin ala bridal style dan mengecup bibir pouty itu sebentar. Ia menyeringai puas saat rencana berhasil. Tinggal selangkah lagi dan penantiannya tak sia-sia.

"Gotcha, aku mendapatkanmu Sungmin-ah."

::Summary::

Cinta dapat datang kapan saja disaat yang tak terduga, bahkan disaat logika tak dapat memecahkannya cinta itu akan tetap datang dengan sendirinya, tanpa perbedaan gender maupun ikatan darah.

::Genre::

Romance, Drama, Brothership

::Rate::

T (Rate dapat berubah sesuai keinginan author ^^v)

::Warning::

Boys Love, Incest

::Disclaimer::

Kyuhyun and Sungmin belong to SM Entertainment and Jo twins belong to Starship Entertainment but this story is absolutely mine.

.

Don't Like don't read

.

.

*LnL*

Youngmin memandang gusar ponsel ditangannya, ia telah berulang kali menelpon saudara kembarnya –Kwangmin- tapi tak kunjung diangkat oleh empunya. Ia menghela napasnya pelan dan memandang jauh keluar. Matahari sudah kembali keperaduannya dan sampai detik ini hyung maupun adiknya belum juga sampai dirumah. Ia bukannya takut berada dirumah sendirian, ia hanya khawatir terhadap keduanya apalagi sore tadi datang mobil derek dirumahnya serta membawa mobil adiknya yang saat itu dipakai oleh sang hyung. Hah, ia sungguh tak habis pikir bisa-bisanya mereka membuat ia pusing setengah mati.

"Semoga kau bersama Kyuhyun hyung, hyung. Dan untuk kau Kwangmin jangan harap kau akan selamat ketika sampai dirumah."

*LnL*

Kwangmin mengendarai mobil hyung-nya dengan kecepatan sedang. Saat ini ia sedang menuju ketempat sekutunya yang membantunya memberikan segala cara untuk menjauhkan sang hyung tercinta-Youngmin- dari lalat pengganggu. Meskipun ia telah berhasil menyingkirkan Kyuhyun dari sang hyung tapi nyatanya sampai saat ini ia belum berhasil menyingkirkan Donghyun. Gezz, memikirkannya saja ia lelah.

Ia memarkirkan mobil hyundai itu ketika telah sampai tujuan. Ia mulai melangkahkan kakinya ke rumah yang didominasi dengan warna biru itu setelah sebelumnya telah memastikan dirinya tampan. Hah, kelakuannya membuatku mengingat seseorang, apa kalian sama?

Ia menekan bel dengan perlahan dan semakin cepat ketika pintu besar itu tak kunjung dibuka bahkan ia mulai menendang-nendang kecil pintu yang tak bersalah itu. Tak berapa lama kemudian muncul namja yang tak lebih tinggi darinya dan berparas sedikit cantik dengan guratan marah yang menghiasi wajah namja itu, walaupun begitu Kwangmin memandang acuh namja tersebut.

"Minwoo, ada hyung?" Tanya Kwangmin santai seolah ia tak mempunyai kesalahan apapun. Tentu saja hal ini membuat namja dihadapannya semakin murka.

"YA! KAU BOCAH DIMANA SOPAN SANTUNMU?" Sembur namja itu pada Kwangmin sehingga mau tak mau hal itu membuat Kwangmin sedikit ciut.

"Aku sudah sopan hyung, buktinya aku menekan bel-nya kan." Sahut Kwangmin santai.

"Jadi, itu sudah kau sebut sopan? Ya! Bocah hyperaktif kau membuat telingaku sakit."

"Ish, hyung cerewet sekali. Dimana Minwoo? Ada tidak?" Tanya Kwangmin sekali lagi. Bukannnya ia bermaksud tidak sopan, hanya saja ia kali ini memiliki masalah yanng dianggapnya sangat genting itu.

"Minwoo tak ada."

"Ya! Jeongmin hyung, kau berbohong. Sekarang katakan padaku dimana Minwoo. Ada yang mau kubicarakan dengannya."

"Itu bukan urusanku, aku tak berbohong bocah. Minwoo memang-"

"Kau berbohong hyung. Aku ada buktinya." Sela Kwangmin. Haish, padahalkan ia sedang terburu-buru.

"Oh ya. Cepat tunjukkan padaku." Ujar Jeongmin dengan nada mengejek. Haha, bukannya ia mau menceramahi bocah dihadapannya, hanya saja ia suka mengerjai bocah hyperaktif satu ini. Dan soal Minwoo, ia memang berbohong. Adik tersayangnya itu memang ada dirumah saat ini dan tentang yang ingin dibicarakan Kwangmin kepada adiknya, ia tahu. Paling, ia meminta cara lain untuk mengusir lalat yang mengganggu hyung-nya.

"Baiklah akan kutunjukkan." Kwangmin merogoh kantung celananya dan berniat mengambil handphone-nya. Tapi, kenapa ia tak menemukannnya? Setelah menjelajahi seluruh kantung dan juga tas kesayangannya, ia baru ingat kalau ia tak sengaja meninggalkan handphone-nya dimobil.

"Mana?" Tagih Jeongmin.

"Handphone-ku tertinggal di mobil hyung, ijinkan aku masuk ya, jebal~" Kwangmin mulai memancarkan jurus puppy eyes terbaiknya. Dan hal ini tampaknya mampu membuat Jeongmin luluh.

"Baiklah, Minwoo ada dikamarnya dan kau, hentikan tatapan memelasmu itu." Seru Jeongmin. Ia sedikit menggeser tubuhnya memberi celah agar Kwangmin dapat masuk kedalam rumah besar itu.

"Huaa, gomawo hyung. Kau memang yanng terbaik." Respon Kwangmin. Well, menurutku ia sedikit berlebihan disini.

"Titip salam kepada hyung kembarmu itu, haha." Bisik Jeongmin. Ia sedikit tergelak menyadari ucapannya sendiri. Sedangkan Kwangmin tampak acuh dengan ucapan namja itu, ia tahu Jeongmin bercanda soal ucapannya. Lagipula, ia telah memiliki belahan jiwanya sendiri.

*LnL*

"Hyaa, Minwoo bogoshippoyo~" Teriak Kwangmin begitu ia memasuki salah satu kamar dirumah besar tersebut. Ia langsung menerjang namja yang dipanggilnya 'Minwoo' tadi begitu mendapati namja tersebut sedang berkonsentrasi dengan tariannya.

"Aish, ya! Kwangmin singkirkan tubuhmu dari tubuhku." Histeris Minwoo, begitu ia tahu dirinya berada dalam dekapan namja jangkung dihadapannya. Ia memukul keras bahu Kwangmin membuat sang empunya mengaduh kesakitan. Sontak Kwangmin langsung melepaskan dekapannya dan tangannya beralih mengelus bahunya yang berdenyut sakit.

"Appoyo~ kau kejam sekali Minwoo-ah."Gerutu Kwangmin. Ia mempoutkan bibirnya sebagai responnya yang dibalas dengan jitakan dikepalanya.

"Ya! Aish.." Sekarang, tangannya terulur kekepalanya. Hah, bermaksud meminta bantuan ia malah teraniaya.

"Hentikan aksimu itu. Kau membuatku ingin muntah." Balas Minwoo pedas. Yang tak ayal membuat Kwangmin menghentikan aksinya. Aish, memangnya ia tak imut melakukan hal seperti itu ya? Padahalkan, ia kembar dengan Youngmin. Youngmin saja melakukan hal itu sangat imut, kenapa ia tidak. Yah, walaupun tak seimut hyung-nya –Sungmin- tapi tetap saja. Hiks, ia mau menangis saja rasanya. Minwoo, yang melihat raut wajah Kwangmin yang minta dikasihani menaikkan sebelah alisnya. Ia menendang kecil kaki namja jangkung itu.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Minwoo langsung begitu Kwangmin memasuki dunia sadar. Ia melangkahkan kakinya ke bed yang tak jauh darinya dan mulai memposisikan dirinya di tepi ranjang.

"Seperti biasa." Balasnya. Tangannya terulur menarik kursi yang berada disisinya. Minwoo,menaikan alisnya tak mengerti.

"Aish, Youngmin hyung!" Kwangmin mengucapkan clue-nya dan hal ini berhasil membuat namja dihadapannya melukiskan smirk dibibirnya.

"Ada apa lagi dengannya? Diganggu Donghyun hyung lagi, eoh?"

"Itu kau tahu." Kata Kwangmin, ia menyibakkan poninya yang menjuntai menutupi sebagian matanya.

"Menurutku, Youngmin hyung biasa saja. Tapi, kenapa justru kau yang sibuk?" Tanya Minwoo, ia menggaruk kecil kepalanya bingung dengan tingkah namja dihadapannya.

"Err-"

"Kau suka dengannya?" Potong Minwoo, Kwangmin melebarkan matanya mendengar kesimpulan sahabatnya tersebut.

"Err, tentu saja tidak." Balas Kwangmin ragu. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Hah, menurutku kau tak usah bertindak lagi. Kau cukup bertindak ekstrim dengan menyuruh hyung-mu pulang dari Jepang dan menurutku itu sudah cukup."

"Tidak tidak tidak. Kau tidak tahu, Donghyun itu berbahaya."

"Menurutmu. Ia baik asal kau tahu saja. Hah, lagi pula yang kau lakukan semua ini sudah cukup. Meskipun kau berhasil membuat Kyuhyun hyung tak mendekati Youngmin hyung lagi tapi kau membuat Sungmin hyung jatuh kelingkaran setan."

"Kau mengatakan seperti itu karna kau suka dengan Donghyung hyung kan? Lagipula menurutku Sungmin hyung akan baik-baik saja." Balas Kwangmin santai. Ia menaikkan kaki kirinya dan menumpukannya di kaki kanannya tak memperdulikan Minwoo yang saat ini menatapnya tajam.

"Terserah apa katamu." Respon Minwoo. Tangannya terulur mengambil bantal yang tak jauh dihadapannya dan melemparkannya ke Kwangmin.

"Pergi sana." Usir Minwoo. Ia melipat kedua tangannya didada. Baru saja Kwangmin mau protes Minwoo sudah menyambung ucapnnya.

"Lagipula, ini sudah malam. Kau tidak takut membiarkan hyung tercintamu ditemani oleh Donghyung hyung dirumah kalian?" Ejek Minwoo. Ia bangkit dari duduknya dan menyeret Kwangmin keluar dari kamarnya. Begitu Kwangmin berada diluar kamarnya, ia sengaja menutup pintunya dengan keras tepat dihadapan wajah Kwangmin.

"Aish, apaan dia itu." Gerutunya. Ia melangkahkan kaki jenjangnya menjauhi kamar itu sedangkan sang pelaku terkikik geli membayangkan respon Kwangmin atas aksinya.

*LnL*

"Yoboseyo." Suara itu menyahut setelah bunyi klik pertanda telpon itu diangkat.

"..."

"Youngmin-ah, ada apa?" Tanya orang itu setelah orang yang dipanggilnya 'Youngmin' tak menyahut.

"Hyung, apakah Sungmin hyung denganmu?" Sahut Youngmin akhirnya. Ia menunggu dengan cemas jawaban lawan bicaranya dan kecemasannya semakin meningkat ketika ia mendengar hembusan kasar diujung sana.

"Mianhae, Sungmin hyung tak bersamaku."

"Kenapa meminta maaf? Lalu kau tahu dimana hyung-ku berada? Dia belum pulang hyung."

"Benarkah? Aku sungguh tak tahu Youngmin-ah. Aku sudah mencarinya dan tak menemukannya. Ia pergi ketika aku mengganggunya di kampus tadi."

"Ini semua salahmu." Youngmin menyahut ketus. Ia tahu Kyuhyun-orang yang tadi ditelponnya- memang seperti itu. Tapi, arrgh kalau begini, ia tidak dapat mentoleransinya.

KLIK

Ia memutuskan sambungan telponnya, tak mau mendengar suara namja yang menurutnya menyebalkan itu memenuhi indra pendengarannya.

*LnL*

Kyuhyun memandanng telponnya gusar kala sambungannya putus. Ia menghembuskan napasnya kasar. Kalau begini caranya, ia akan mengurangi kegiatan usilnya mengganggu orang yang ia incar. Ia memandang arloji ditangannya, saat ini ia memang tak berada dirumah, ia masih sibuk mencari Sungmin. Ia menghembuskan napasnya sekali lagi dan memutar arah mobilnya menuju rumah yang ia tuju.

"Walaupun aku tak menemukannya, aku yakin kalian akan menemukannya."

*LnL*

Suara deru mobil menyapa indra pendengaran Youngmin. Ia melangkahkan kakinya kedapur dan mengambil barang yang ia perlukan. Yah, setidaknya untuk saat ini ia memang sangat membutuhkannya.

"Aku pulang."

'Itu dia'

"Hyung?"

BUAK

"Akh, appo. Ya! Apa-apaan ini." Teriak orang itu, tangannya asyik melindungi tubuhnya yang menjadi sasaran keganasan sang hyung tercinta.

"Kau pantas mendapatkannya pabo. Hyaa, kemana saja kau?" Balas Youngmin. Ia mengarahkan senjata andalannya ke tubuh yang ada dihadapannya.

"Aku tak kemana-mana. Sungguh."

"Pembohong." Teriak Youngmin.

BUAK

Ia memukul keras Kwangmin-yang dianiaya olehnya tadi- setelah ia merasa lelah. Ia mendudukkan tubuhnya dilantai dan mengatur napasnya.

"Dari mana saja kau?" Tanya Youngmin sekali lagi. Ia menatap tajam adiknya yang saat ini sibuk mengelus bagian tubuhnya yang sakit.

"Minwoo." Balasnya singkat. Ia ikut melesehkan dirinya disana berhadapan dengan sang hyung.

"Kau kenapa?" Tanyanya. Ia dapat melihat gurat khawatir diwajah hyungnya.

"Kenapa tak mengangkat telponku?" Menghiraukan pertanyaan Kwangmin, Youngmin malah bertanya hal yang lain. Ia bangkit dari lesehannya dan mengambil sapu-senjata pamungkasnya- yang ada disisinya.

"Aku tak mengetahuinya."

"Huh?" Youngmin menolehkan kepalanya dan menghentikan langkahnya, ia menaikkan sebelah alisnya pertanda tak senang dengan jawaban tersebut.

"Kencan saja dengannya. Tak usah perdulikan kami." Balasnya sengit. Ia kembali melangkahkan kakinya kedapur hendak menyimpan sapu itu kembali. Kwangmin tampak bangkit dan mengikuti langkah sang hyung ketika mendengar jawaban tak bersahabat itu.

"Kau kenapa hyung?" Tanyanya sekali lagi. Ia meletakkan kedua tangannya di bahu Youngmin.

"Sungmin hyung." Jawab Youngmin pelan.

"Ada apa dengannya? Apa Kyuhyun hyung berulah lagi?"

"Dia belum pulang dari pagi tadi."

"A-apa? Bagaimana bisa?"

"Mana aku tahu babo." Jawab Youngmin ketus. Ia menyingkirkan kedua tangan Kwangmin dibahunya dan tersentak ketika ada seseorang yang memeluknya.

.

.

"Hyaa, singkirkan tubuhmu dari hyung-ku." Teriak Kwangmin tak terima ketika mendapati hyung tersayangnya dalam dekapan namja yang susah payah disingkirkannya itu.

"Apasih. Aku hanya ingin memeluknya saja kok." Balas orang itu sengit. Bukannnya mengendurkan lingkaran tangannya pada tubuh Youngmin, ia malah semakin mengeratkannya.

"Bwooh. Ya! Lepaskan hyunng-ku. Bukannya kau sudah ada Sungmin hyung? Jangan ganggu Youngmin hyung lagi." Teriak Kwangmin heboh. Tangannya masih sibuk melepaskan lilitan tangan yang memenjarakan tubuh hyung-nya. Err, tahu siapa dia kan?

"YA KALIAN BERISIK." Teriak Youngmin sebal. Ia mendorong tubuh jangkung yang ada dihadapannya dan menyingkirkan tangan Kwangmin yanng masih heboh ditubuhnya.

"Tsk, menyebalkan" Desisnya. "Ada apa kemari hyung? Aku masih sebal denganmu, asal kau tahu saja." Sambung Youngmin.

"Aku hanya meminta bantuan kalian untuk mencari nae Minnie." Jawab Kyuhyun santai. Ia memasukkan sebelah tangannya kesaku jeans yang ia gunakan.

"Kami saja masih bingung mencarinya. Jangan membuat kami pusing dengan kehadiranmu hyung."

"Hyaa, aku tidak-"

"Kalian bodoh." Ucapan Kyuhyun terpotong dengan celetukan Kwangmin. Sontak Youngmin dan Kyuhyun menatap tajam orang itu.

"Apa?" Tanyanya innocent. Kwangmin malah melangkahkan kakinya menuju kulkas yang ada didekatnya, dan langsung meminum minuman yaang ia dapat disana. "Kalian kan jenius, masa memikirkan hal ini saja sulit. Payah." Cibir Kwangmin makin menjadi-jadi. Ia susah payah menahan tawanya ketika melihat ekspresi pongo dua orang yang ada dihadapannya.

"Pakai GPS bodoh." Sambung Kwangmin. Ia meneteng Handphone-nya dan menggoyang-goyangkannya di wajah kedua orang. "Tsk" desisnya ketika mereka hanya bergeming.

Hening. Bosan menunggu Kwangmin malah mengambil piring dan memakan lauk pauk yang ada disana.

"Aku mengerti." Celetuk seseorang. Ia menolehkan kepalanya kesamping dan sedikit menundukkan arah penglihatannya. "Bagaimana denganmu, Youngmin-ah?" Sambungnya. Ekor matanya melirik Kwangmin yang masih asyik dengan kegiatannya.

"Aku juga." Jawab Youngmin. Ia merogoh saku celananya dan mengambil I-phone yang ia punya. "Pakai punyaku saja hyung." Sambung Youngmin.

Kyuhyun meliriknya singkat dan mengambil gadget tersebut. Err, sepertinya mereka melupakan seseorang yang berada disana.

"Kau sudah menemukannya?" Tanya Youngmin. Ia mengarahkan indra penglihatannya kearah meja makan dan setelahnya mendengus melihat Kwangmin yang acuh tak acuh.

"Kau yakin Handphone sungmin hyuung aktif?"

"Ya. Aku telah menelponnya beberapa waktu lalu dan tak ada balasan."

"Ok, baiklah. Mari kita lihat." Respon Kyuhyun. Hah, sepertinya mereka berdua cocok untuk menjadi seorang detektif, benar bukan?

*LnL*

Ia mengerjapkan matanya sekali lagi, mencoba menyesuaikan cahaya yang menyerobot masuk melalui pupil matanya. Melenguh pelan dan mencoba bangkit dari tidurannya sampai ada sebuah lengan kekar yang membantunya duduk bersandar di mahkota ranjang.

"Minum dulu Sungmin-ah." Suara bass orang itu menyapa telinganya. Ia hanya diam dan menerima ketika orang tersebut menempelkan bibir gelas pada bibirnya. Sedikit demi sedikit cairan bening pada gelas tersebut lenyap menyisakan udara yang mengisi ruangnya.

Sungmin mencoba menggerakkkan lengannya dan tercekat karena ia tak mampu menggerakkannya. Ia mencoba bagian anggota geraknya yang lain dan kondisi serupa dialaminya. Ia menengadahkan kepalanya mencoba melihat pria bersuara bass yang membantunya. Setelah sempurna ia membulatkan matanya dan bibirnya bergetar seolah ingin mengatakan sesuatu.

"K-kau." Cicitnya. Hanya itu kalimat yang mampu ia ucapkan. Sedangkan pria dihadapannya hanya mengulas senyuman dan menarik kursi yang menjadi sandarannya menjadi lebih dekat kesisi ranjang.

"Annyeong Sungmin-ah. Lama tak bertemu." Sapanya, ia mengulas senyuman tulus seraya mengulurkan tangannya hendak menggapai helaian hitam yang ada dihadapannya. Namun, ia kembali menggertakkan giginya ketika mendapati penolakan dari lawannya.

"Bagaimana?" Gumam sungmin. ia mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar tempat ia berada.

"Bagaimana apanya?" Sahut pria tersebut. Ia menaikkan salah satu kakinya menimpa kaki lainnya.

"Bagaimana aku bisa disini?"

"Mudah saja, aku menemukanmu digendongan orang lain." Jawab pria itu santai. Sungmin menatapnya sengit tak percaya dengan omongan pria dihadapannya.

"Pembohong."Desisnya. Ia cukup tahu watak pria yang saat ini tengah memandangnya intens seolah ingin menelanjanginya.

"Haha." Orang itu tertawa. Ia menatap Sungmin yang masih menatapnya tajam. "Baiklah, aku memang tak biasa berbohong padamu Sungmin-ah." Jawabnya. Ia diam sejenak kemudian menyambung perkataanya. "Aku memang yang menculikmu saat kau dalam perjalanan pulang."

Sungmin hanya mampu membulatkan matanya. Ia ingin menendang pria ini namun tak bisa. Lilitan tali di tangan dan kakinya sangat kuat.

"K-kau.."

"Hemm, apa? Kau ingin mengatakan sesuatu nae chagi?"

"Lepaskan aku." Berontak Sungmin. ia mulai menggerakkan tangannya mencoba melepas lilitan tali tersebut namun gagal ketika ia merasakan sakit.

"Tidak akan. Aku tidak akan melepaskanmu lagi kali ini."

"Kau, brengs- uhhh" Ucapannya terpotong ketika ia merasakan sensasi aneh merayapi tubuhnya. Ia dapat merasakan suhu tubuhnya meningkat. "S-sial, kau apakan aku? Apa yang kau masukkan dalam minuman itu?"

"Hanya Viagra." Jawab orang itu santai. Ia tersenyum kecil ketika melihat tubuh dihadapannya semakin gelisah.

"Kau- ngghh"

"Kau milikku saat ini Sungmin-ah."

*LnL*

"Aku mendapatkannya. Kau tahu daerah ini?" Tanya Kyuhyun kepada Youngmin yang ada disisinya. Otomatis Youngmin menolehkan kepalanya mengamati gadget tersebut. Ia tampak berpikir sejenak dan kemudian menjentikkan jarinya.

"Ah, aku tahu. Daerah ini dekat dengan kompleks perumahan kami."Jawab Youngmin."Benarkan Kwangmin-ah?" Tanyanya pada sang saudara kembar. Ia menolehkan kepalanya kearah meja makan dan mendapati dongsaengnya masih asyik berkutat denngan makanan dihadapannya. Dan setelahnya, mari kita dengarkan.

"YA! JANGAN MENGHABISKANNYA PABBO."

.

.

Kwangmin mengusap kepalanya yang berdenyut sakit. Ketika ia ketahuan hyung-nya hampir menghabiskan makanan, kakaknya langsung menyambar sapu terdekat dan memukul kepalanya dengan benda itu. Aissh, pasti sakit sekali.

"Waeyo, hmm?" Tanya Youngmin innocent. Padahal ia tahu jelas kenapa Kwnagmin bersungut dan mengelus kepalanya selama dalam perjalanan. Ya, mereka saat ini dalam perjalanan untuk menemukan snag hyung. Karena jarak yang cukup dekat mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Menghiraukan pertanyaan Youngmin, Kwangmin malah bertanya hal lain. "Bagaimana kalian yakin kalau disini tempatnya?"

"Mengikuti saranmu." Jawab Kyuhyun santai. Ia berjalan didepan saudara kembar itu sembari memasukkan kedua tangannya pada sku jeans-nya. Kwnagmin merengut tak suka.

"Bagaimana bisa?" Tanyanya lagi.

"Kami kan jenius." Sahut Kyuhyun. Dan dalam hitungan detik, ia dapat melihat hyung-nya dan Kyuhyun tengan berangkulan erat.

"Ya! Aku tak mau melihat kalian ber-lovey davey disini. Meyebalkan." Gerutu Kwangmin. Ia mempercepat langkahnya meninggalkan dua orang namja yang berkikik ria dibelakangnya. Hah, hari ini dia telah dua kali kecolongan, dan tak akan membiarkannya lagi.

.

"Hei, Youngmin-ah." Panggil Kyuhyun, yang dipanggil hanya menolehkan keplanya heran. "Kurasa, saudara kembarmu itu menyukaimu." Sahut Kyuhyun santai. Ia berlalu, ketika tiba-tiba Youngmin berhenti mendadak dengan wajah pongo-nya.

*LnL*

Sungmin mencoba menggelengkan kepalanya berulang kali, menghindari bibir namja yang saat ini tengah menginvasi penuh bibirnya. Ia melenguh tertahan. Meskipun ia mencoba menolak, namun sepertinya pengaruh obat tersebut cukup menguasainya.

"Hah hah" Sungmin menghirup oksigen yang ada disekitarnya brutal ketika namja tersebut melepaskan tautan tersebut. Ia tersenyum penuh arti melihat bibir Sungmin yang memerah bengkak mengkilap.

"Kau gila." Gumam Sungmin. namun masih dapat terdengar jelas oleh namja dihadapannya.

"Aku gila karenamu Sungmin-ah. Itu karena kau meninggalkanku bertahun-tahun ke Jepang." Bisiknya. Ia mengusap pipi Chubby Sungmin yang mengembang merah.

"Itu karena kita tak punya hubungan lagi." Sahut Sungmin. Meskipun saat ini pandangan matanya sayu karena pengaruh obat tersebut, ia mencoba melawannya.

"Karena kau yang menginginkannya. Aku tak pernah menginginkannya dan berharap kita masih memiliki hubungan tersebut."

"Hubungan itu sudah berakhir bertahu-tahun lalu." Balas Sungmin. ia mentap sengit namja yang saat ini memalingkan wajah darinya.

"Aku tahu." Bisiknya. " Tapi tak lama lagi, kau kembali menjadi milikku Sungmin-ah."

"Apa maksudmu?"

"Kau akan mengerti maksudku setelah kita melakukannya." Jawabnya. Dan setelah itu Sungmin mendapati dirinya telah jatuh telentang di kasur dengan pria itu yang menindihnya. Ia berontak tetapi namja itu juga semakin gencar untuk membuatnya naked.

"Lepaskan. Lepaskan aku brengsek."

"Diamlah Sungmin-ah, kau berisik sekali." Dan selanjutnya ia mendengar sobekan kain dan senyum kemenangan dari namja itu. "Jadi ini yang selama ini tertutupi oleh pakaianmu. Menggiurkan sekali." Kekeh namja tersebut. Sungmin mencoba menjauhkan kepala namja itu yang mencoba mencicipi tubuhnya yang telah topless namun tak bisa. Ia hanya pasrah ketika kepala namja itu telah berada di perpotonagn lehernya dan menciuminya terus menerus.

.

.

BRAK

Suara bantingan pintu yang cukup keras tampaknya mengusik kegiatan namja itu. Ia menolehkan kepalanya kebelakang dan berdecih ria setelahnya.

"YA! Lepaskan dia brengsek." Teriak pelaku pendobrakan pintu. Ia cukup terkejut melihat posisi namja yang telah menculik Sungmin-nya dengan Sungmin sendiri. Dengan emosi ia menarik paksa namja itu dan memukulnya sekuat tenaga.

"Hyung." Youngmin dan Kwangmin berlari ketika mendengar suara berisik yang disebabkan Kyuhyun-nama namja itu-. Mereka menerobos masuk dan mendapati ia memukuli nanmja yang tak asing bbagi mereka. Kemudian mereka mengalihkan pandangan ke kasur dan membelalakkan mata setelahnya.

"Aigo, apa yang terjadi hyung?" Youngmin yang duluan sadar menghampiri sang hyung yang saat ini tengah memejamkan matanya rapat dengan napas yang terengah-engah. Ia mengelus surai hitamnya dan mencoba memanggil kembali hyung-nya tersebut.

"Hyung. Ini aku." Panggilnya. Ia mendapati kelopak mata itu perlahan terbuka menampilkan iris karamelnya. Secepat kilat tubuh itu meraih dongsaeng-nya dalam dekapan.

"Youngmin-ah, syukurlah." Ujarnya tersengal-sengal. Meskipun mencoba bersikap biasa tapi Sungmin tak dapat memungkiri kalau obat itu masih berpengaruh pada tubuhnya.

"Kwangmin-ah." Panggil Youngmin. Kwangmin mendekat tak mengerti, matanya masih tertuju dengan pertarungan antara namja itu dengan Kyuhyun. Huh, bukannya membantu ia malah menontonnya.

"Wae hyung?" Tanyanya setelah mendekat. "Kemarikan jaketmu." Pinta Youngmin.

"Huh, untuk apa?"

"Sudah kemarikan saja." Jawab Youngmin. Ia menari paksa jaket yang masih dikenakan dongsaeng-nya tersebut, tak ayal tingkkahnya ini membuat Kwangmin terpaksa melepas jaketnya.

Setelah mendapatkan jaket tersebut ia memakaikannya ketubuh hyung-nya yanng toples. Ia mendapati keringat dingin yang terus keluuar dari pori-pori kulitnya. Tak mau bertanya ia memapah hyung-nya keluar di bantu Kwangmin dan mendapati namja yang menculik hyung-nya terduduk di lantai dengan luka lebam di tubuhnya.

"Kajja Kyuhyun hyung." Ajak Youngmin. Kwangmin bergeser dan posisinya digantikan Kyuhyun untuk memapah Sungmin. Ia berhenti sejenak dan memandang namja itu dengan seringai mengejeknya.

"Kau akan mendapat balasannya nanti, Jungmo hyung." Desis Kwangmin. Ia meneruskan langkahnya meninggalkan namja yang masih tersungkur di lantai itu.

*LnL*

"Pelan-pelan hyung." Intruksi Youngmin pada Kyuhyun saat membaringkan Sungmin di ranjangnya. Kyuhyun mengamati wajah tersebut dan mengernyit ketika melihat wajah itu seperti menahan sesuatu.

"Ada apa dengannya, Youngmin-ah?" Tanya Kyuhyun.

"Entahlah, aku tak tahu hyung."

"Ia terpengaruh obat perangsang." Celletuk Kwangmin. Ia bersandarpada daun pintu, dengan lengan yang ia masukkan di saku bajunya. Hah, untung saja ia menggunakan baju panjang yang cukup tebal, kalau tidak ia pasti sudah mati kedinginan saat ini.

"Darimana kau tahu?"

"Aku menemukannya tadi. Viagra." Jawab Kwangmin santai. Ia melangkahkan kakinya masuk kekamar itu, dan berhenti tepat disamping Youngmin. "Sebaiknya kau gantikan saja pakaiannya hyung." Sambungnya. Youngmin menganggukkan kepalanya dan beralih ke lemari yang ada disana. Mengambil kaus putih dan meletakkannya disisi ranjang. Tangannnya perlahan mebuka jaket yang digunakan hyung-nya. Hah, sepertinya ia lupa jika disana masih ada Kyuhyun yang cukup err pervert.

"Dadanya putih sekali." Gumam Kyuhyun ketika jaket itu terlepas sepenuhnya. Mengabaikan Kwangmin yang saat ini menatapnya heran. "Youngmin-ah." Panggilnya. Gerakan Youngmin terhenti sejenak. "Waeyo hyung?" Tanyanya.

"Kau juga mempunyai dada putih seperti itu?" Tanyanya tanpa sadar. Seepertinya Kyuhyun masih larut dalam dunia terpesonanya.

BUAK

"Arrggh, Appo." Ringisnya.

"YA! DASAR MESUM. KELUAR KAU." Nah, tahu teriakan siapa ini? Youngmin? Hoho tidak sepertinya ia masih terkejut dengan pertanyaan Kyuhyun dan memilih meneruskan pekerjaannya. Lalu siapa? Tentu saja Kwangmin dengan semua tenaga yang dimilikinya. Ia menendang kaki Kyuhyun serta menggiring Kyuhyun keluar. Hah, ada-ada tingkakhnya itu. Padahal ia bisa menggunakan jam beker yang ada di kamar Sungmin loh.

.

.

*LnL*

Seminggu telah berlalu semenjak kejadian itu. Sungmin telah kembali pada aktifitasnya, begitu juga dengan Kyuhyun. Niatnya mau mmengurangi kegiatan usilnya pada sang terkasih sepertinya dibbatalkannnya. Lihat saja, saat ini Sungmin memasang wajah keruhnya, dibelakangnya ada Kyuhyun yang senantiasa mengikutinya dengan tampang berseri-seri.

"Ya! Jangan menggangguku lagi." Teriak Sungmin sebal. Ia membalikkan badannya menghadap Kyuhyun.

"Wae hyung? Aku sudah menolongmu loh, setidaknya lembutlah seddikit padaku." Ujarnya santai. Bah, sepertinya ia tak ikhlas menolong Sungmin saat itu.

"Apa maumu?" Tanya Sungmin. sepertinya ia jengah juga diganggu oleh evil satu ini.

"Jadi pacarku."

"MWO?"

"Aish, kau berisik hyung. Hanya menjadi pacarku apa susahnya sih." Ujar Kyuhyun lagi. Ia mengusap telinganya yang berdengung efek teriakan Sungmin barusan.
"Dalam mimpimu." Balas Sungmin gusar. Ia membalikkan tubuhnya dan mempercepat langkahnya menghindari Kyuhyun.

"Bahkan dalam mimpipun aku manjdi pacarmu hyung." Kejarnya. Ia berlari menyamakan langkahnya dengan sungmin dan berhenti mendadak ketika Sungmin menghentikan langkahnya.

"Baiklah."

"Huh?"

"Aku mau menjadi pacarmu dengan satu syarat."

"Apa?" tanya Kyuhyun antusias.

"Kalahkan akudalam bela diri." Jawab Sungmin santai, ia berlalu meniggalkan Kyuhyun dan setelahnya ia mendengarkan suara..

"MWO? YANG BENAR SAJA."

.

.

To Be Continued

.

Annnyeonghaseyo

Nah, masih ingat saya dan Fanfic ini? Setelah sekian lama hiatus dalam rangka persiapan UN, saya kembali membawa FF jamuran ini. Mungkin banyak yang sudah tidak ingat dengan alurnya karena saya sempat mengabaikan FF ini beberapa bulan yang lalu, sehingga FF ini stuck di Chapter 3 pada bulan 7 2012. Nah, saya membawa FF ini lagi untuk meeruskannya bersama FF lainnya yang sempat saya abaikan. Semoga suka ya...^^

Terima kasih untuk para readerdul yang telah review pada chapter-chapter minta Minwoo dan Jeongmin dimasukkan sebagai cast, ini telah saya masukkan. Mian for typos.

Ada yang mengingat FF saya 'Around You'? Jika ada yang berminat untuk kembali memmbacanya, saya akan usahakan melanjutkannya kembali.

Ditunggu responnya, ne.^^

Big thanks to:

hanazawa yui, Ryu, evilbunny, Jirania, GaemAziKyu, Miss VitaMin, BlaBlaBla, sansan, kyurin minnie, dincubie, Guets -Ryeosung Couple YeWook, kanaya, riana dewi, taowin, Han-RJ, Narunaru bofi, HeeYeon, Evil Thieves, Cho Kyuri Mappanyukki, reaRelf, ayachi casey, desi2121, hyuknie

Mind to review?^^