Disclaimer : Semua member EXO milik Tuhan dan diri mereka sendiri. Author cuman minjem nama aja sebentar gak pake lama(?)

Genre : Horor, Tragedy, Supernatural dan Romance.

Pair : TaoRis, HunHan, BaekYeol, KaiSoo, SuLay, ChenMin.

Rating : T

Warning : OOC, Alur Kecepetan, Typho, Chara Death, BL as Yaoi, and Don't Like Don't Read.

Summary : Kecelakaan membuat mereka berada disebuah tempat seperti neraka.

AN : ( Fic yang terinspirasi dari film horor kesukaan aq ada Resident Evil movie dan game juga Silent Hill ^_^ jadi bagi yang sudah maen game Resident Evil 4 yang si ganteng Leon jagoannya itu anggap aja tempatnya nanti kaya di PS yah. Terus suasana seram kaya di Silent Hill)

Evil Town

Chapter One

Langit begitu gelap dan mendung. Memberikan suasana kelam yang kentara pada siapa pun yang menatap langit kala itu. Bukan hanya gelap saja, suara rintikan air hujan dan petir menggema di langit dan darat. Kilatan cahaya menyilaukan beradu dengan suara gemuruh.

Dalam sebuah pesawat pribadi yang saat ini sedang melewati cuaca mengerikan tersebut. Terdapat anggota boy band terkenal bernama EXO berjumlah enam orang. Mereka masing-masing bernama Kim Joon Myeon yang akrab disapa Suho, Byun Baekhyun, Huang Zi Tao, Kim Jongin atau Kai, Kim Jongdae atau Chen dan Oh Sehun.

Mereka baru saja selesai menyelesaikan konser keliling dunia mereka. Mereka berada dalam pesawat pribadi milik SM Entertainment dengan dua pilot dan dua pramugari didalamnya. Beserta beberapa staf. Tujuan mereka adalah kembali ke Seoul untuk pulang, namun cuaca tidak bersahabat sekarang ini menganggu penerbangan mereka.

"Suasana diluar cukup mengerikan." Ucap Suho yang sedang menatap langit diluar sana dari jendela.

"Ne hyung. Entah kenapa aku merasakan firasat buruk." Timpal Sehun disamping Suho yang sedang memainkan PSP miliknya. Tertampang dilayar bertuliskan game over dengan bercak darah, dia sedang memainkan sebuah game horor.

Suho menatap wajah Sehun yang terlihat khawatir. Suho memaksakan senyumnya pada Sehun walau dalam hatinya dia juga merasakan hal yang sama dengan Sehun. Suho mengelus rambut sang maknae bermaksud menenangkannya.

"Jangan khawatir, mungkin sebentar lagi cuaca akan berubah Sehunnie."

"Aku harap begitu hyung."

Dan suasana kemudian kembali sunyi. Suho kembali menatap jendela diluar sana, sedangkan Sehun kini kembali memainkan game ditangannya.

Dibelakang Suho dan Sehun terdapat Baekhyun dan Tao yang tengah asyik mendengarkan musik dari masing-masing earphone mereka. Mereka tidak terlalu peduli dengan suasana diluar sana. Kedua bibir mereka bergerak-gerak mengikuti nada dan lyric lagu yang mereka dengar.

Sedangkan disamping Baekhyun dan Tao. Kai dan Chen tengah membaca sebuah komik untuk mengusir rasa bosan mereka. Kai menutup komiknya cukup keras yang membuat Chen sedikit kaget dan menatapnya.

"Perasaanku tidak enak hyung." Kata Kai sambil melihat keluar jendela. Hanya hitam yang terlihat dan rintikan air yang beradu dengan jendela pesawat yang ada dalam penglihatannya.

"Maksudmu?." Tanya Chen yang kembali membaca komiknya.

"Entahlah, aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi hyung."

"Jangan berkata seperti itu Kai. Kau membuatku sedikit takut."

Chen melepas pandangannya dari komik. Dia menatap wajah Kai yang menatapnya dengan wajah agak pucat.

"Mian jika membuat hyung tidak nyaman. Semoga itu hanya perasaan aku saja hyung."

Kai pun kembali menatap keluar jendela.

BUAK

Suara benturan cukup keras terdengar oleh masing-masing indra pendengaran penumpang pesawat tersebut. Dan juga membuat goncangan yang cukup keras hingga para penumpang mulai berteriak panik.

Baekhyun dan Tao yang tengah asyik mendengarkan lagu pun melepas earphonenya.

"Apa yang terjadi?." Tanya Tao entah pada siapa dengan suara panik dan takut.

"Para penumpang dimohon untuk tidak panik." Ujar salah seorang pramugari didepan para penumpang dengan suara yang dia buat setenang mungkin walau dia sendiri cukup takut. Meskipun begitu para penumpang tetap tidak tenang dan makin panik.

BRUAK

Suara benturan yang cukup keras kini kembali terjadi. Suho menatap horor ke jendela, dimana sayap kiri pesawat patah dan terbakar akibat menabrak sesuatu. Selain itu, dia juga melihat kabut yang cukup tebal dibawah sana.

"Ya Tuhan!." Histeris Sehun yang juga menatap jendela kiri pesawat. Pesawat mulai oleng kesebalah kiri.

"SUHO, SEHUN, TAO, BAEKHYUN PINDAH KEMARI!." Seru Kai yang sedang berdiri dan berpegangan pada sesuatu ditempat duduknya.

Keempat orang yang namanya dipanggil langsung bergegas pindah ke tempat Kai dan Chen.

"Apa yang sebenarnya terjadi diluar sana?." Tanya Baekhyun tanpa bisa menyembunyikan rasa takut dan paniknya.

"Entahlah." Balas Suho yang juga panik. Suho menatap para staf yang semua juga menunjukan wajah ketakutan.

Suara sirene pada pesawat yang tiba-tiba berdering keras membuat para penumpang makin berteriak ketakutan dan histeris.

"Gaw-"

Belum selesai Suho berbicara, debuman keras kembali terjadi dan itulah menjadi suara debuman akhir. Goncangan dan benturan yang keras langsung dirasakan oleh semua penumpang yang menghuni pesawat tersebut.

"TOLOOONNGGGG"

"HUAAAAAAAAAAA"

Teriakan ketakutan makin terdengar keras dalam pesawat. Para penumpang mulai kalang kabut untuk menyelamatkan diri. Dan setelahnya pesawat menabrak sebuah bukit hingga benda besar itu terjatuh kebawah bukit.

Dan setelahnya hanya warna hitam yang bisa dirasakan oleh para penumpang.

Sebuah tubuh yang tergeletak mulai menampakan adanya kehidupan. Jari-jari tangannya bergerak-gerak kecil. Sekuat tenaga, orang tersebut berusaha untuk bangkit atau setidaknya untuk duduk.

"Arrgghh," Orang itu yang tak lain adalah Kai mengaduh kesakitan sambil memegang tangan kirinya yang terluka sembari duduk. Luka robek di tangan kirinya dengan darah yang cukup banyak tertampang di indra penglihatannya.

"Sial." Desis Kai sambil mencari sesuatu untuk menahan darah yang terus keluar dari luka sobeknya. Karena tak menemukan apa pun, Kai merobek kemejanya dan melilitkan bagian potongan kemeja tersebut pada lukanya.

Setelah selesai Kai kemudian melihat kesekililingnya. Matanya sedikit tak percaya dengan apa yang dia lihat. Setengah badan pesawat mereka hancur berkeping-keping. Kobaran api juga langit yang masih gelap gulita membuat suasana makin tidak mengenakan.

Kai mulai bangkit dari duduknya masih dengan memegang tangan kirinya yang terluka. Dengan berjalan pincang dia mendekati sebuah tubuh yang tergeletak tak jauh darinya. Kai sedikit terkejut melihat orang yang tersebut yang tak lain adalah rekannya Sehun.

Dengan tergesa-gesa Kai mendekati Sehun dan berjongkok disampingnya. Kai memastikan keadaan Sehun yang terluka dengan luka dipelipis kanannya yang sobek.

"Syukurlah dia masih hidup." Ucap Kai setelah menempelkan jari telunjuknya didepan hidung Sehun.

"Nghhh" Sehun mulai membuka matanya dan yang dia lihat adalah wajah Kai yang terlihat khawatir. Sehun mulai beranjak bangun dan mengambil posisi duduk dengan nyaman.

"Kau tidak apa-apa Sehun?." Tanya Kai.

"Kepalaku sangat sakit hyung." Sehun memegang kepalanya yang terasa berdenyut.

"Kai Sehun! Kalian tidak apa-apa?." Tanya seseorang dibelakang mereka. Kai membalikkan badan dan melihat Tao yang tengah berjalan pincang menuju dirinya dan Sehun.

"Tao hyung! Kau baik-baik saja?." Kai sedikit panik melihat wajah Tao yang terdapat luka bakar di pipi kanannya sedikit. Tao mendekati Kai dan duduk disampingnya.

"Ne, hanya luka bakar dan serpihan kaca dikaki kananku. Bagaimana denganmu dan Sehun?."

"Tanganku terluka namun aku masih bisa berjalan. Kepala Sehun sepertinya terbentur, dia merasa kepalanya sakit."

Kai menatap wajah Sehun yang masih belum sepenuhnya tersadar akibat rasa pusing dikepalanya.

"Kurasa kita terpisah dengan penumpang lain Kai. Terutama Suho gege, Chen gege, dan Baek gege"

"Maksudmu?."

"Aku sudah berkeliling dan hanya bisa menemukan dua orang staf dan dua orang pramugari. Mereka berada disana." Tao menunjuk sebuah pohon besar tak jauh dari tempat mereka.

"Sial! kenapa kita mengalami hal seperti ini ughhh." Ucap Tao sambil memukul pohon disampingnya.

"Hyung sudahlah." Tenang Kai sambil mengelus punggung Tao.

"Kita berkumpul disana. Biar aku yang membawa Sehun. Kurasa dia tidak mampu berjalan."

Tao kemudian menggendong Sehun dan berjalan bersama Kai menuju empat orang lainnya.

Tanpa mereka sadari, sesosok mahluk menatap mereka penuh nafsu dari kejauhan.

Di Tempat Lain

"Bagaimana yang lain?." Tanya Suho yang tengah duduk sembari diobati oleh seorang staf yeojya.

"Dua orang staf, dua orang pramugari, dan tiga teman kita sepertinya terpisah. Kemungkinan mereka ada diatas bukit sana, dimana badan pesawat lain terhempas," Chen menunjuk keatas kesebuah bukit.

" Dan juga kedua pilot kita sudah tewas ditempat hyung." Ucap Baekhyun dengan wajah sedih.

Suho menghela napasnya menghadapi kejadian diluar dugaan ini. Bisa dibilang ini adalah musibah baginya.

"Aku berharap mereka selamat." Ucap Suho dan suasana kembali hening. Masing-masing dari mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Suho hyung, apa kau tahu dimana kita?." Tanya Baekhyun memecah keheningan disamping Chen.

"Entahlah, tapi sepertinya kita berada disebuah pulau yang tidak kita ketahui."

Suho menatap sekelilingnya. Hanya ada pepohonan tinggi menjulang. Langit masih mendung tanpa hujan, namun kabut cukup tebal disana. Suasana yang sangat sepi dan sunyi.

"Dan yang pasti cukup terisolir Suho-ssi. Tidak ada sinyal disini. Juga suasananya sangat sepi dan menyeramkan," Ucap staf yeojya yang menyembuhkan luka Suho itu.

"Kita masih beruntung masih selamat walau tubuh kita terluka. Sebaiknya kita mencari bantuan disekitar sini." Lanjut sang yeojya sambil membereskan peralatan P3K yang agak rusak.

Ucapan sang yeojya diangguki oleh Suho, Chen, dan Baekhyun.

"Entah kenapa rasanya suhu disini begitu dingin." Ucap Baekhyun sambil sedikit menggigil.

"Ne, kau benar." Balas Chen.

"Woy... Kami menemukan pemukiman!." Seru dua orang staf namja yang berlari menuju mereka.

"Benarkah?." Tanya Baekhyun dengan wajah antusias.

"Ne, kami menemukannya tak jauh dari sini. Sebaiknya kita kesana untuk meminta bantuan." Ucap salah seorang staf yang mengalami luka bakar di tangan kanannya dan sobek dipelipis kirinya.

"Kajja, kita segera kesana untuk menyelamatkan teman-teman kita yang lain." Ajak Suho semangat sambil berjalan sedikit tertatih.

'Tunggulah kami Tao, Kai, Sehun dan semuanya.' Batin Suho.

"Biar kubantu hyung." Chen membantu Suho dengan melingkarkan tangan Suho dibahunya agar lebih mudah berjalan.

"Gomawo Chen."

"Ne, hyung."

Dan akhirnya mereka menuju ketempat pemukiman yang tidak jauh dari mereka. Mereka berjalan dengan penuh pengharapan agar mendapat pertolongan. Tak lama, mereka sampai disebuah pemukiman yang terlihat sedikit kumuh.

Suho mengerinyitkan dahinya melihat bangunan rumah yang sangat kuno itu. Seperti bangunan kuno eropa tahun 80an. Pemukiman itu dikelilingi dinding cukup tinggi dan terdapat pintu gerbang yang cukup besar. Tiba-tiba perasaan tidak enak atau firasat buruk menyusup di hatinya.

"Tunggu!." Seru Suho sambil berhenti berjalan membuat Chen juga Baekhyun disampingnya berhenti.

"Waeyou Suho hyung?." Tanya Baekhyun melihat wajah Suho yang terlihat khawatir.

"Aku merasakan firasat buruk dengan tempat itu. Kurasa kita tidak seharusnya pergi kesana."

Ucapan Suho membuat semua yang disana menatapnya heran.

"Apa maksudmu Suho-ssi? Kita sedang dalam masalah kau tahu? Bukan saatnya bermain dengan firasat konyolmu." Ucap salah satu staf dengan nada sarkastik.

"Jika kau mau diam saja disini itu terserah padamu. Aku dan orang ini akan kesana." Sang staf kemudian kembali melanjutkan perjalanan dengan seorang staf lainnya.

Sedangkan empat orang lainnya masih diam tidak bergeming maupun beranjak dari tempat mereka.

"Kau tidak ikut mereka Sunny noona?." Tanya Chen melihat staf yeojya yang bernama Sunny yang ikut diam disana bersama mereka.

"Sebenarnya... Aku juga merasakan firasat yang sama dengan Suho-ssi."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?." Tanya Baekhyun yang tengah ketakutan dengan atmosfir disekitar mereka yang janggal. Matanya bergerak gelisah karena merasa ada sesuatu yang mengawasi mereka.

Suara derit pintu terdengar oleh pendengaran mereka. Sepertinya kedua staf itu telah masuk kedalam pemukiman tersebut.

"Kita pergi saja dari si-"

"WUAAAAAHHHHHHH TOLOOOOOONNNNGGG"

"AARRRGGHHHH JANGAN BUNUH AKU"

Ucapan Suho terpotong oleh teriakan histeris dan kesakitan yang mereka kenal betul milik siapa suara tersebut. Jantung mereka berdebar oleh rasa takut yang amat sangat setelah mendengar teriakan tersebut.

"A-apa yang terjadi pada mereka?." Tanya Chen panik sedikit menjauhkan dirinya dari pemukiman itu.

"Kita pergi dari sini. Sudah kukira tempat itu sedikit janggal." Ucap Suho yang juga tengah ketakutan.

Bersamaan dengan ajakan Suho, mereka pun menjauh dari pemukiman tersebut.

Mereka beruntung tidak mengikuti staf tersebut. Kenapa? Karena kedua staf tersebut kini tengah mati dicabik-cabik dan dimakan oleh mahluk aneh disana.

Dan mereka telah melakukan kesalahan dengan membuka gerbang tersebut. Hingga membuat mahluk yang ada didalam sana bergerak bebas keluar.

Atas Bukit

Terlihat tujuh orang tengah berkumpul dibawah sebuah pohon besar. Mereka adalah Tao, Kai, Sehun, dua pramugari dan dua orang staf.

"Jadi intinya kita terpisah dari penumpang lain?." Tanya Sehun yang sudah agak baikkan sambil memegang pelipisnya yang terluka.

"Ne, kita juga tidak tahu keadaan mereka bagaimana. Kita hanya bisa berharap mereka baik-baik saja." Ucap salah seorang staf namja yang diangguki oleh yang lainnya.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?." Ucap salah seorang pramugari dengan tag name Jung Jessica sambil terisak.

"Tentu saja kita harus mencari bala bantuan Sica." Timpal pramugari disebelahnya dengan tag name Im Yoona.

"Tapi dimana? Kita bahkan tidak tahu kita sedang berada dimana Yoona." Seru Jessica kalap disela isak tangisnya. Yoona memeluk Jessica menenangkannya.

Untuk sesaat suasana berubah hening. Hanya terdengar suara isakan Jessica saja. Kai yang sejak tadi menatap tingkah Tao yang sedikit janggal mulai mendekat pada Tao.

"Kau kenapa Tao?." Tanya Kai sambil menepuk bahu Tao pelan.

"Entahlah, aku merasa kita sedang diawasi oleh sesuatu disebelah sana." Tao menunjuk sebuah semak belukar yang cukup tinggi. Kai pun memincingkan matanya pada semak belukar yang ditunjuk Tao.

Kresek! Kresek!

Tiba-tiba semak belukar tersebut bergerak-gerak. Membuat semua orang yang disana kaget dan menatap semak tersebut.

"Apa ada disana?." Tanya seorang staf.

"Entahlah." Jawab staf lain.

Wajah mereka mulai tegang. Jessica dan Yoona saling berpelukan memberikan kekuatan masing-masing agar tidak terlalu takut. Tao, Kai, Sehun dan dua staf lainnya bersikap waspada.

Tak lama, sesuatu yang merangkak keluar dari semak tersebut. Semua orang menahan napas dan sedikit tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Sesosok manusia ah... bukan tapi mahluk aneh seperi manusia namun tanpa kulit merangkak keluar dari semak-semak. Mahluk itu besar dan panjang kira-kira dua meter.

Mahluk itu berlidah panjang dengan gigi yang terlihat tajam berbeda dengan gigi manusia pada umumnya. Kedua tangan dan kakinya berkuku tajam bagaikan kuku seekor harimau. Matanya melotot pada mereka dengan nafsu membunuh.

"GRRHHHHHH." Sang mahluk mengaum cukup keras. Membuat siapa pun pendengarnya merasakan rasa takut bagaikan sebuah suara syhmponi kematian yang telah dekat.

Bau daging dan darah tercium oleh penciuman mereka. Bau yang sangat busuk bagai bau bangkai, hingga membuat Jessica merasa mual karena baunya. Mahluk itu makin mendekat pada mereka.

Sang monster tiba-tiba berlari melompat dan menerkam seorang staf hingga keduanya terjatuh. Membuat semua orang disana kaget dan membuat kedua yeojya disana berteriak histeris.

"KYAAAAAAAA." Teriak Yoona dan Jessica sambil sedikit menjauh dari sang monster.

Tanpa ampun sang monster menusuk perut sang staf dengan tangannya yang kuat dan tajam. Merobeknya dan mengeluarkan isi perutnya lalu memakannya bagaikan orang kelaparan.

"ARRGGGGGHHHH." Sang staf menjerit kesakitan dan akhirnya mati.

Enam pasang mata yang melihat kejadian tersebut berusaha menahan rasa mualnya melihat salah satu dari mereka sedang dimakan oleh mahluk yang tidak mereka kenal.

"LARI!" Teriak Tao dan mereka semua pun bergegas lari menyelamatkan diri masing-masing. Juga menghilangkan pemandangan mengerikan dan menjijikan yang baru saja mereka lihat.

Kai yang sedang berlari dengan Sehun menghentikan kakinya begitu sadar Tao tidak mengikuti mereka. Kai membalikan badan dan melihat Tao yang tengah berhadapan dengan mahluk tersebut.

Sang mahluk kini melempar mayat yang telah dia bunuh kesembarang arah. Mulutnya penuh dengan cairan merah pekat dan air liur miliknya.

"Tao hyung apa yang kau lakukan? Cepat lari dari sana." Teriak Kai kalut melihat sang mahluk aneh itu mulai mendekati Tao.

Sehun yang mendengar teriakan Kai langsung menghentikan larinya dan pergi kearah Kai.

"Akan aku hadapi mahluk ini, kalian cepat pergi duluan." Perintah Tao masih menatap tajam mahluk didepannya yang berjarak kurang lebih lima meter.

"Jangan bodoh hyung, monster itu akan membunuhmu juga."

"Kubilang kalian pergi lebih dahulu."

"Tidak tanpa kau ikut dengan kami." Ucap Kai keras kepala sambil mendekat pada Tao.

"JANGAN MENDEKAT KIM JONGIN." Teriak Tao marah.

Sehun yang berdiri disamping Kai hanya bisa terdiam.

"Sehun! Bawa Kai lari bersamamu cepat!." Perintah Tao.

Bersamaan dengan perintah Tao, mahluk atau mungkin kita sebut monster itu melompat menerjang Tao.

Dengan sigap Tao melompat dan menendang monster itu cukup keras dibagian dada hingga terpental dan menabrak pohon dibelakangnya.

"CEPAT KALIAN PERGI!."

Sehun menarik tangan Kai yang masih menatap nanar Tao.

"Kita serahkan mahluk itu pada Tao hyung. Dia ahli wushu dan dijuluki Kungfu Panda kau tahu? Dia bisa melawan mahluk itu." Ucap Sehun sedikit bercanda bermaksud membuat Kai tidak terlalu khawatir pada Tao. Walau dalam hati Sehun sangat mengkhawatirkan Tao.

Setelah Kai dan Sehun mulai menghilang dari pandangannya. Tao mulai kembali fokus pada sang monster yang kini mulai terbangun.

"Grrhhhh." Geram sang monster marah dan menatap tajam Tao.

"Kemari kau monster sialan! Takkan aku biarkan kau menyentuh temanku seujung jari pun." Seru Tao yang membuat sang monster makin marah.

"GRAAWWWWWW."

Sang monster kembali menerjang Tao, namun Tao berhasil menghindar dari terjangannya dengan melompat lebih tinggi dan berputar di udara. Disaat berputar Tao menendang kepala sang monster sekuat tenaga hingga monter tersebut jatuh cukup keras menimpa tanah.

BRAK

Dan dengan sigap Tao bersiap untuk menendang kembali sang monster namun kakinya tertahan oleh ekor panjang yang tiba-tiba muncul dari tulang ekor monster tersebut. Ekor tersebut melilit kaki kanan Tao dan menahannya.

"Ukhhh." Tao meringis merasakan remasan yang kuat dikakinya. Sang monster kemudian melempar Tao dengan ekornya kesembarang arah hingga menabrak pohon cukup kencang.

BRAK

"Arghhh." Rintih Tao kesakitan.

Tao terjatuh setelah menimpa pohon pinus. Dia meringis menahan sakit dikaki kanannya dan tubuhnya. Semua tubuhnya terasa sakit dan tidak bisa bergerak. Matanya memincing melihat sang monster mendekat padanya.

Sang ekor monster tersebut melilit leher Tao dengan kuat dan mengangkatnya. Membuat posisi Tao kini berdiri didepan sang monster yang juga sedikit berdiri atau membungkuk. Mereka saling berhadapan.

Tao menahan rasa mualnya mencium bau napas monster terebut. Baunya benar-benar sangat busuk. Lidah sang monster kini menjalari pipi mulus Tao yang ternoda oleh debu dan tanah juga sedikit luka bakar.

"Kuhhh sial!." Ucap Tao disela-sela rasa sakit akibat ekor sang monster yang melilit lehernya cukup kencang.

'Mianhae Kai, Sehun, Chen gege, Baek gege, Suho gege dan semua.' Mata Tao mulai mengeluarkan air mata mengingat kematian berada didepannya.

Sang monster kini bersiap menusuk perut Tao dengan tangan tajamnya.

DOR DOR

Lilitan ekor sang monster mulai melunak dan kemudian terlepas. membuat Tao hampir terjatuh ketanah jika tidak ditahan oleh seseorang. Pinggangnya dipegang erat dan kepalanya bersandar di dada orang tersebut yang Tao yakin adalah seorang namja karena datar.

Yang Tao lihat sebelum dia kehilangan kesadaran adalah wajah orang tersebut cukup tampan dengan rambut blonde dan badannya yang dia rasa cukup tinggi.

TBC

Reader : Heh thor ff lain lom di update udah maen bikin ff baru lagi.

Author : Mian mian~ ff ini yang bakal aq update tiap dua atau tiga hari sekali selama puasa. Soalnya ff lain kan rated M dan berbahaya bisa membatalkan puasa#plak

Reader : Jadi maksudnya ni ff yang bakal terus dilanjut selama bulan puasa?

Author : Begitulah hehehe

Tao : Hueeekkkk Bau amat napas itu monster yah?

Author : Namanya juga monster kali

Kris : Adegan yang akhir aku suka banget thor, berasa kaya pangeran yang nyelamatin seorang putri *tos bareng author*

Tao : *blushing*

Lay, Xiu Min, Luhan, Kyungsoo : Kita kapan nih?

Author : Sabar sabar sembako masih banyak(?), berurutan lah gak langsung masuk seenak dewek.

Lay, Xiu Min, Luhan, Kyungsoo : Oke

Author : Review Please *wink* :D