.

.

.

DISCLIMER: I DO NOT OWN NARUTO

.

.

.

THIS FIC ORIGINALY MINE

.

.

.

IT'S NOT THAT SIMPLE

WARNING: AU

.

.

.

SUMMARY:

diusia 19 tahun Haruno Sakura si dokter genius mendapat tawaran sebagai guru biologi di konoha high. Menjalani kehidupan 2 profesi, menghadapi murid-murid yg tak menganggapnya guru. Bertemu kembali dgn saudara kandungnya, dan juga masa lalu kelam dibalik kecerdasannya. MultiSaku. R&R please.

.

.

.

CHAPTER 1

SAKURA P.O.V

Namaku Haruno Sakura. Haruno adalah nama keluarga ibuku. Umurku 19 tahun, ketika umurku 5 tahun kedua orang tuaku bercerai. Ibuku membawaku pergi dari rumah itu, membuatku terpisah dengan saudara-saudaraku. Aku yang memiliki mata emerald dan rambut soft pink ini, menghabiskan 12 tahun penuh bersama ibuku di Amerika. 2 tahun lalu, ibuku meninggal dunia, tepat setelah 1 tahun perayaanku meraih gelar dokterku. Kalian bingung? Ya, aku genius. Aku mendapatkan gelar dokterku ketika umur 16 tahun di Cambrigde University. Dan setelah kematian ibuku, aku kembali ke Jepang. Ketempat asalku. Aku tinggal disebuah apartemen mewah dengan fasilitas yang lengkap yang sudah 2 tahun ini kutempati. Aku bekerja di sebuah Rumah Sakit besar di kota Tokyo ini.

Sejak kembali kesini aku bertemu Temari, kakak kandungku. Beda umurku dan Temari 2 tahun. Temari berumur 7 tahun ketika orang tua kami bercerai. Masih ada 2 saudara kandungku lagi. Kankurou yang sekarang usianya 17 tahun dan Gaara yang usianya sekarang menginjak 15 tahun. Aku hanya bertemu dengan Temari, dan dengan mulutnya yang bawel Temari menceritakan ini-itu tentang kedua adik kami dan betapa senangnya dia bisa kembali berjumpa denganku. Temari sekarang masih kuliah keperawatan semester akhir. Temari sering kali membawakanku album dan membuatku mengenal kedua adikku yang tak pernah kujumpai 14 tahun lamanya. Gaara… dia memiliki warna mata yang sama denganku. Warna merah pada rambutnya mengingatkanku dengan ibu. Oh, ya, ibu ku memiliki rambut berwarna merah dengan mata onxy, ayahku memiliki rambut blonde dengan green eyes.

Bicara soal ayah, Temari bilang ayah jarang sekali pulang ke rumah dan terus sibuk dengan pekerjaannya di London. Terkadang pulang setahun sekali malah pernah sampai 2 tahun berturut-turut tidak pulang. Mereka hanya ditinggal dengan rumah besar dan para maid yang siap melayani mereka 24 jam. Kankurou paling hobby untuk mengerjai para maid baru di rumah itu, kata Temari.

Temari, hampir setiap harinya bertemu denganku karena dia sedang magang di rumah sakit yang sama denganku, kalau libur, Temari selalu mengajakku untuk shopping dengannya. Aku yang sebenarnya lelah hanya bisa menuruti kemauan kakakku yang super aktif itu. Temari selalu berkata bahwa sudah saatnya dia dan aku menebus waktu yang terhilang diantara kami. Sering sekali Temari menyuruhku untuk menemui Kankurou dan Gaara lalu kembali mengenal mereka selayaknya keluarga, tapi aku menolak. Rasanya risih. Walaupun dalam tubuh kami terdapat gen yang sama, tapi tetap saja bagiku mereka hanya orang lain yang baru kukenal.

_IT'S-NOT-THAT-SIMPLE_

NORMAL P.O.V

Sakura menyeret kakinya masuk ke dalam apartemennya yang mewah sambil membawa surat-surat yang ada di kotak suratnya. Sakura menghempaskan tubuhnya di sofa dan menyalakan TV LCDnya yang berukuran besar. Dia mengganti-ganti lalu berhenti ketika channel TV itu memutarkan pertunjukan Opera. Selera Sakura juga kadang tergolong tua.

Sakura cukup lelah karena cukup banyak pasiennya hari ini. Dengan malas dia mulai membuka surat-surat itu. 6 dari 7 surat itu adalah undangan makan malam dari pada dokter lainnya dan pasien Sakura yang sudah sembuh, tetapi surat terakhir adalah surat permohonan mengajar. Sakura diminta mengajar Biologi di sebuah sekolah yang terkenal di Tokyo itu. Konoha High School. Sekolah itu meminta Sakura karena rekomendasi dari guru UKS mereka. Uchiha Shisui. Ah, Sakura kenal jelas siapa Uchiha Shisui itu. Dia adalah dokter pertama yang menyambut Sakura ketika Sakura mulai bekerja di Rumah Sakit Konoha itu. Setahun yang lalu Shisui diminta menempati posisi Guru UKS di Konoha High School itu. Namun setelah bekerja sebagai guru UKS, Shisui tetap menjalani profesinya sebagai dokter. Dan kehidupan 2 profesi itulah yang ditawarkan Konoha High School pada Sakura.

Merepotkan, pikir Sakura menghela nafas.

Sakura baru saja hendak memejamkan matanya ketika phone cell Sakura berdering. Sakura mengeluarkan Black Diamondnya dan menjawab dengan nada lemah.

"Hallo?"

"Sakura-chan? Kau sudah baca surat dari Konoha High School? Kau akan terima tawaran itu kan?" tanya Shisui dengan senangnya tanpa ada jeda.

"dr. Uchiha, bisa tolong biarkan saya bernafas sedikit?" sindir Sakura sebal. "Aku lelah, Uchiha, aku tidak menerima tawaran merepotkan itu"

"Yah, kenapa? Please, please, pretty pleaseeee" kata Shisui memohon.

Sakura menghela nafas. Bagaimana bisa ada pria sepertinya yang memohon seperti tidak memiliki harga diri sama sekali.

"Akan kupikirkan" kata Sakura pada akhirnya.

"Benarkah? Okay, bye!" katanya memutuskan telpon itu.

"Bye…"

Sakura menghela nafas – lagi –. Dia tidak pernah bisa menolak permintaan Shisui. Dia sudah menyukai Shisui sejak pertama mereka bertemu. Shisui seorang dokter muda. Umurnya 24 tahun. Dia tampan dengan mata onyxnya yang bisa meluluhkan hati setiap wanita.

Ah, memikirkan pria itu makin membuar Sakura semakin lelah saja. Ia memutuskan untuk beristirahat sejenak, namun ternyata phone cell Sakura kembali berdering.

"Hello?"

"Sakura-chan! Kau akan terima tawaran dari Konoha High School kan? Itu tempat Gaara dan Kankurou bersekolah! Kau akan menerimanya, kan? Please, please, please, katakan kau akan menerimanya!" kata Temari panjang lebar di telponnya.

"Onee-chan, bisakah kau tidak berisik dulu? Geez, kau benar-benar mirip dengan Uchiha Shisui" kata Sakura menghela nafas.

"…"

Sakura tahu, disana Temari pasti sedang blusshing. Temari dan Shisui sudah pacaran hampir setahun yang lalu. Mereka serasi, Sakura akui itu. Hati Sakura hancur, memang. Dan sampai sekarang dia masih belum bisa move on dari Shisui. Ia bukan tipe wanita yang mudah untuk melabuhkan hati pada pria, tapi sekali ia melabuhkan hatinya maka akan sulit untuk kembali berlayar mencari pelabuhan lainnya.

"Onee-chan, aku akan pikirkan soal tawaran itu" kata Sakura pada akhirnya mengakhiri awkward moment itu.

"Benarkah? Baguslah! Kabari aku, ya!" seru Temari.

"Okay, bye"

Dan sambungan itupun terputus. Perlahan air mata Sakura mengalir. Dia bahagia Shisui dan Temari bersama, tapi rasanya juga sesak. Sering sekali Sakura menyibukan dirinya agar semua pikirannya tersita dan tidak lagi memikirkan hubungan Shisui dan Temari, namun tetap saja terkadang rasa sesak dan sakit itu menyerangnya secara tiba-tiba.

_IT'S-NOT-THAT-SIMPLE_

"Anak-anak, berhubung Fujisaki-sensei pensiun, maka kalian mendapatkan Guru Biologi yang baru" kata Kakashi memperkenalkan. "Ini adalah dr. Haruno Sakura, walaupun umurnya baru 19 tahun kalian harus tetap hormat dengannya"

WOW! Seluruh kelas itu takjub.

"Apakah ada pertanyaan?" tanya Kakashi-sensei.

"dr. Haruno, anda lulusan mana?" tanya seorang cowok blonde bermata biru laut dengan ributnya.

"Cambridge University, Uzumaki Naruto-kun" jawab Sakura kalem.

WOW! Lagi-lagi seluruh kelas takjub dengan jawaban Sakura. Dia tampaknya sudah menghafal nama seluruh kelas itu!

"dr. Haruno kapan anda mendapatkan gelar dokter anda? Dan kapan anda kembali ke Jepang?" tanya seorang cowok berambut coklat dengan tatto segitiga merah terbalik di bawah matanya yang sama ributnya dengan Naruto.

"Saya meraih gelar dokter saya ketika umur saya 16 tahun. Dan saya kembali ke Jepang 2 tahun lalu, Inuzuka Kiba-kun" jawab Sakura kalem.

"Berapa lama anda tinggal di Amerika?" tanya seorang pria bermata onyx dengan rambut hitam spike. Wajahnya benar-benar mengingatkannya pada Shisui.

"Saya sudah tinggal di Amerika sejak berumur 5 tahun. Jadi bisa dibilang saya tinggal 12 tahun di Amerika, Uchiha Sasuke-kun" jawab Sakura kalem.

"Masih ada pertanyaan lagi?" tanya Kakashi.

"Apa warna rambutmu asli?" tanya seorang pria berambut merah dan bermata jade mirip emerald sama seperti Sakura.

Untuk beberapa saat Sakura hanya terdiam dan memandang pria tampan itu. Dari awal dia masuk ke ruangan itu, Sakura langsung bisa mengenali adiknya yang sudah 14 tahun tak dijumpainya. Dari awal Sakura berusaha menghindari pandangan Gaara.

"Yah, ini asli, Gaara" kata Sakura tidak sadar bahwa ia tidak memanggilnya dengan 'Sabaku' namun 'Gaara'. Sakura memalingkan pandangannya pada Kakashi. "Kurasa sudah cukup perkenalan dan pertanyaannya. Saya akan memulai mengajar"

Dengan sedikit protes dari para murid Sakura, pelajaran Biologipun dimulai. Kakashi berada di belakang kelas mengamati cara mengajar Sakura. Yang tak terduga, kelas dengan nilai rata-rata biologi terendah di seluruh kelas 1 itu, malah semangat dan tertarik belajar biologi. Bahkan Shikamaru, si pemalas nomor satu, bangun dan ikut aktif belajar. Kakashi takjub dengan bagaimana Sakura bisa menaklukan kelas super malas itu.

"Baiklah, kita akhiri pelajarannya sampai disini" kata Sakura menutup bukunya.

Terdengar protes besar-besaran dari seluruh murid itu. Kakashi benar-benar takjub karena bahkan murid-murid ini MASIH INGIN TERUS BELAJAR. Sakura hanya tersenyum jahil.

"Bagaimana dengan tugas?" tanya Sakura menggoda.

"TIDAK!" protes mereka.

"Loh, katanya masih mau belajar lagi?" tanya Sakura melipat kedua tangannya di atas dadanya.

Murid-murid mereka berseru-seru.

"Melihat nilai kalian yang cukup jelek di test-test sebelumnya, tugas ini akan membantu mendongkrak nilai kalian. Kerjakan soal-soal di BAB 3, jika ada yang tidak mengerti bisa berkonsultasi langsung dengan saya ataupun dengan dr. Uchiha" kata Sakura.

"dr. Haruno! Apakah anda akan selalu ada di ruangan anda?" tanya seorang cowok beralis tebal dan rambut hitam potongan mangkok.

"Tergantung. Kalau saya memiliki panggilan pasien, maka saya harus segera ke Rumah Sakit. Jika ada pertanyaan dan saya tidak ditempat, bisa tinggalkan di meja dan saya akan jelaskan di waktu berikutnya" kata Sakura.

Terdengar protes dan kekecewaan dari para murid itu, tapi pada akhirnya mereka menerima tugas itu dan setuju. Sakura keluar dari ruangan itu bersama Kakashi.

_IT'S-NOT-THAT-SIMPLE_

"You're amazing, dr. Haruno. Sampai sekarang baru pertama kalinya aku melihat mereka tunduk seperti itu" puji Kakashi takjub.

"Jangan terlalu memuji, Hatake-sensei. Saya masih amatir" kata Sakura kalem.

"Tapi aku benar-benar takjub bahkan Rookie 9 pun tunduk dengan anda dan mau belajar" kata Kakashi.

"Rookie 9? Ah, maksud anda Uzumaki, Uchiha, Nara, Akemichi, Hyuuga bersaudara, Rock Lee, Inuzuka, Aburame, Yamanaka, Tenten, Sabaku Gaara, Mizuki Haku, Danzou Sai, dan Akai Matsuri?" tanya Sakura.

"Iya, anda benar sekali. Anda sepertinya sudah mencari tahu banyak tentang murid-murid disini" kata Kakashi cukup terkejut Sakura bahkan sudah hafal member dari Rookie 9. "Ada juga Akatsuki dan Rookie 9 dikelas 2 dan 3" kata Kakashi.

"Rookie 9 yang lain, maksud anda Sabaku Kankurou dan Momochi Zabusa dari kelas 3 – 1 Miwa Suigetsu, Hagate Juugo, dan Tenou Karin dari kelas 2-1?" tanya Sakura. "Lalu Akatsuki adalah Nagato Pein, Hoshigaki Kisame, Gadmei Kakuzu, Yuuga Hidan, Sera Konan, Uchiha Madara dari kelas 3-1 Akasuna Sasori, Iwa Deidara, Uchiha Itachi, Uchiha Obito, dan Kuroi Zetsu dari kelas 2-1?" tanya Sakura.

Kakashi memandang Sakura takjub. Sakura benar-benar sudah menghafal di luar kepala murid-murid yang akan berhadapan dengannya.

"Anda benar-benar amazing, dr. Haruno" sekali lagi Kakashi memuji Sakura masih belum lepas dari ke takjubannya.

"Lagi-lagi anda terlalu memuji" jawab Sakura kalem.

"Sakura-chan!" seru seorang cowok raiven hair bermata onyx tampan mengenakan jas putih menghampiri Sakura dan Kakashi.

"dr. Uchiha, kalau anda tidak keberatan, bisa tolong jangan panggil saya 'SAKURA-CHAN', anda bisa menimbulkan salah paham" kata Sakura sebal.

"Aih, Sakura-chan pake malu-malu segala!" kata Shisui merangkul bahu Sakura dengan akrabnya dan menusuk-nusuk pipi Sakura.

"ARGH, SHISUI! SUDAH KUBILANG HILANGKAN TINGKAH IDIOTMU ITU!" protes Sakura melempar Shisui ke langit sampai menjadi bintang.

Kakashi sampai merapat ke tembok dan menatap ngeri ke Sakura yang baru saja lost control. Sakura seakan baru sadar bahwa ia baru saja lost control hanya tersenyum kalem pada Kakashi yang sayangnya tidak mengubah sedikitpun ekspressi ngeri di wajah pria itu. Ah, Shisui sialan! Baru hari pertama ia mengajar, si bodoh itu telah membuat image kalemnya runtuh.

"Itu peringatan supaya kita tidak macam-macam dengan Sakura-chan" bisik Naruto yang sedang ngintip Sakura dan Kakashi.

Yang ikut mengintip bareng Naruto ada Kiba, Rock Lee, dan Chouji. Sasuke, Neji, Shino, Sai, Shikamaru dan Gaara hanya mengawasi dari kelas kalau-kalau Naruto atau para penguntit itu macam-macam pada Sakura. Gaara tetap diam dan mengawasi Sakura dari jauh, dia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Seperti hasrat yang besar, ketertarikan yang benar-benar membuatnya tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Pertama kali dalam hidupnya, dia merasakan hal itu. Hal serupa juga terjadi dalam diri Sasuke, Shino, Neji, dan Shikamaru.

Dia berbeda. Entah kenapa… dia begitu mengikat. Mata itu… sama denganku… dan rambut pink itu… sepertinya aku pernah melihatnya dulu…, batin Gaara masih heran.

Kalau aku berhasil mendapatkannya sebelum kakak ataupun siapapun, maka akulah yang terpopuler, pikir Sasuke.

Sudah jelas, dia akan jatuh di tanganku, pikir Neji.

Dia cukup menarik, dan unik. Genius, memiliki nilai yang tinggi, pikir Shino.

Masterpiece, pikir Sai.

Ah, mereka menjadikan dr. Haruno sebagai target, pikir Shikamaru menghela nafas. So troublesome, pikirnya malas.

"Baiklah! Sudah kuputuskan! Aku, Uzumaki Naruto, akan membuat Sakura-chan jatuh cinta padaku!" kata Naruto semangat.

"Bodoh, sampai akhir hidupmu juga takkan terjadi!" kata Kiba menendang Naruto.

"Hei! Berisik kau Kiba-teme! Teme juga takkan bisa menjatuhkan Sakura-chan!" kata Naruto sebal.

"dr. Haruno so youthful!" seru Rock Lee.

"BERISIK!" seru Ino sebal. "Sakura-chan, Sakura-chan, jangan memanggil dr. Haruno dengan sebutan tidak hormat seperti itu!" protes Ino berpidato.

"Ah, anak-anak cowok memang tidak bisa diandalkan. Begitu melihat tingkah kalian, dr. Haruno mungkin tidak segan-segan menendang kalian dari hidupnya" kata Tenten sambil berfokus ke bukunya.

"Tenten, apa yang kau lakukan?" tanya Haku.

"Mengerjakan biologi" jawab Tenten ringan.

"W.H.A.T.!.!.!" seru satu kelas heboh.

Berikutnya terdengar jeritan-jeritan histeris seperti "OH-MY-GOD.!.!.! TENTEN DENGAN SUKARELA MENGERJAKAN TUGAS BIOLOGI!" ada juga "DUNIA HAMPIR KIAMAT" lalu teriakan lain yang tidak kalah heboh.

"ENOUGH" kata Gaara, Sasuke, Neji, dan Shino sebal.

"Ten-ten Tenten-chan… ke-kenapa kau be-begitu ra-rajin? Ti-tidak se-seperti biasanya" kata Hinata malu-malu.

"Kenapa? Sudah jelas karena dr. Haruno benar-benar amazing, aku tidak mau mengecewakannya. Aku tidak ingin ganti guru selain dr. Haruno" jawab Tenten santai.

Yang lain mengangguk mengerti dan setuju. Lalu keributan mereda berubah hening. Pemandangan langka di kelas itu, semua mengerjakan tugas biologi mereka. Mereka yang tidak mengerti bertanya pada Sasuke, Gaara, Neji, Shino, Sai dan Shikamaru. Nilai mereka memang tertinggi di seluruh kelas 1.

_IT'S-NOT-THAT-SIMPLE_

"Anak-anak, perkenalkan guru biologi kalian yang baru. Namanya dr. Haruno Sakura, umurnya baru 19 tahun tetapi kalian tetap harus perlakukan sebagai guru. Mengerti?" kata Azuma memperkenalkan Sakura di kelas 2-1.

Semua perhatian teralih pada Sakura. Mereka yang tadinya sibuk sendiri langsung menatap Sakura begitu mendengar gelar dokternya.

"Apa ada pertanyaan?" tanya Azuma.

"Bisa tolong ulangi gelarnya?" tanya Suigetsu merasa telinganya bermasalah.

"Gelar saya seorang dokter. Anda bisa panggil saya dr. Haruno, Miwa Suigetsu-kun" kata Sakura kalem.

"Berapa umurmu, un?" tanya Deidara masih takjub.

"19 tahun, Iwa Deidara-kun" jawab Sakura kalem.

"Lulusan?" tanya Itachi singkat.

"Cambridge University, Uchiha Itachi-kun. Ah, kau sangat mirip dengan adikmu di kelas 1-1" jawab Sakura kalem.

"Bagaimana bisa anda mendapatkan gelar dokter di usia yang semuda ini?" tanya Sasori mulai tertarik dengan Sakura.

"Aksel. Aku mendapatkannya ketika usia 16 tahun" jawab Sakura kalem.

"dr. Haruno, tadi anda bilang kalau anda lulusan Cambrigde. Berapa lama anda tinggal di Amerika?" tanya Karin penasaran.

"12 tahun, Tenou Karin" jawab Sakura kalem. "Saya baru kembali ke Jepang 2 tahun lalu" tambah Sakura lagi.

"WOW! SHE'S GENIUS!" seru Juugo takjub.

"Terima kasih pujiannya, Hagate Juugo-kun" jawab Sakura tetap tenang.

"Tobi love Sakura-chan!" seru Tobi riang.

"Jika anda tidak keberatan, saya lebih suka dipanggil dr. Haruno, Uchiha Obito-kun" kata Sakura tetap tenang.

Zetsu menjitak kepala Tobi dengan pot bunganya sehingga Tobi merengek. Itachi hanya memutar bola matanya. Azuma menghela nafas.

"Tenang semuanya!" seru Azuma. "dr. Haruno, silahkan mulai pelajarannya"

Terdengar seruan-seruan pemberontakan dari para murid itu. Namun seperti yang terjadi di kelas sebelumnya, Sakura berhasil menarik keluar minat belajar mereka yang terpendam. Azuma yang memperhatikan cara mengajar Sakura begitu takjub dengan bagaimana si dokter genius nan cantik itu menaklukan setiap murid di kelas 2-1 itu. Sakura berhasil membuat setiap murid dikelas itu mengeluarkan suaranya. Dia membuka seperti forum diskusi dan menunjuk seorang murid untuk mengutarakan pendapatnya. Terkadang juga memberi kesempatan bagi murid yang aktif untuk bicara. Setiap murid itu setidaknya mengutarakan 1 pendapat, dan bahkan Juugo yang tidak mau terlibat dengan kegiatan belajar mengajar memberikan lebih dari 8 pendapat menimpali setiap pendapat orang.

"Yap, sepertinya waktu kita sudah habis" kata Sakura mengakhiri pelajarannya.

"Tidak mau, un! Aku masih mau belajar bio, un!" protes Deidara.

"Sakura-chan, don't leave us! Tobi is a good boy!" kata Tobi ber-jumping-ria.

"dr. Haruno, kelas berikutnya kosong, jadi kita bisa lanjutkan" kata Sasori datar dan jelas itu bohong.

"Kelas kalian berikutnya adalah matematika. Dan aku baru saja bertemu dengan Hatake-sensei sebelum mengajar, Akasuna Sasori-kun" kata Sakura memutar bola matanya. "Plus, aku masih harus mengajar di 3-1 sekarang" kata Sakura yang disambut seruan kecewa dari murid-muridnya. "Nah, berhubung kalian sedang semangatnya belajar, buatlah essay tentang topik kita hari ini. Hasil essay akan dijadikan sebagai nilai tambahan. Jika ada yang kurang jelas, bisa tanyakan langsung padaku atau dr. Uchiha"

Seruan penolakan memenuhi kelas itu. Tapi Sakura kembali berhasil meredam seruan itu dan membujuk mereka mengerjakan essay mereka.

"Benar, nih, gak mau nilai tambahan?" tanya Sakura menawarkan.

Murid-murid itu berpikir. Lalu akhirnya mereka semua menyetujui untuk mengerjakan essay itu tanpa paksaan sama sekali. Pertama kalinya mereka mengerjakan tugas secara sukarela.

Kelas di tutup dan Sakura di temani Azuma di sampingnya melangkah keluar dari kelas itu. Azuma berkali-kali memuji Sakura dengan kemampuannya menaklukan murid-murid itu. Di depan kelas 3-1 ada Iruka yang menunggu Sakura.

_IT'S-NOT-THAT-SIMPLE_

"Anak-anak, perkenalkan guru biologi kalian yang baru dr. Haruno Sakura. Ingat, panggil dia dengan sebutan 'DOKTER' Haruno" kata Iruka menekankan kata 'dokter' agar murid-muridnya tidak sembarangan bersikap di depan Sakura.

"Hn, Guru baru 'L-A-G-I'" kata Madara menatap Sakura dengan memburu dan menekankan kata 'lagi'.

"Tunggu dulu, tadi kau bilang apa? Dokter? You're fucking joking, right!" seru Hidan yang di balas dengan deathglare oleh Iruka.

"No, he's not" jawab Sakura kalem. "I'm dr. Haruno Sakura, if you don't mind just call me dr. Haruno. Dan tolong biasakan untuk tidak berkata kasar pada guru, Yuuga Hidan-kun" kata Sakura kalem.

Iruka menatap ngeri ke Sakura. Tidak ada yang berani macam-macam ataupun menegur anggota Rookie 9 dan Akatsuki, khususnya yang berada di kelas 3-1 ini.

"Y-YOU SAID WHAT?!" bentak Hidan marah.

"Hidan" tegur Pein tenang.

"Terima kasih, Nagato Pein-kun" kata Sakura kalem.

Pein hanya menangguk. Suasana jadi kaku. Iruka sampai bingung bagaimana mau memulai, tetapi Sakura ambil alih.

"Jadi, tidak ada yang mau ditanyakan?" tanya Sakura.

"Berapa umur anda?" tanya Zabusa.

"Umurku 19 tahun. Aku mendapatkan gelar dokterku ketika umurku 16 tahun. Aku lulusan Cambridge University, tinggal di Amerika selama 12 tahun dan baru kembali ke Jepang 2 tahun lalu. Dan, ya, warna rambutku asli. Apakah ada pertanyaan lain?" tanya Sakura menjawab dengan cepat dan jelas.

"Apakah anda esper?" tanya Kisame tampak tolol.

"Bukan, Hoshigaki Kisame-kun. I'm a doctor, not an esper. Tapi pertanyaan tadi sudah ditanyakan di dua kelas lainnya" jawab Sakura tetap tenang.

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Kankurou.

JLEB! Dari tadi dia berusaha menghindari Kankurou. Kankurou berumur 3 tahun ketika mereka berpisah. Dan dari bayi, Kankurou sangat dekat dengan Sakura. Berbeda dengan Gaara yang mungkin tak bisa mengingat Sakura sama sekali (karena umurnya masih 1 tahun), Kankurou masih memiliki ingatan yang samar tentang Sakura.

"dr. Haruno?" tanya Iruka bingung Sakura tak menjawab dan hanya menatap Kankurou.

"Um, maaf, tapi aku kurang ingat. Kurasa memang kita pernah bertemu entah dimana" jawab Sakura canggung. "Baiklah, selesai perkenalan. Bisa kita mulai pelajaran kita?"

Berbeda dari 2 kelas lain yang sudah di ajar Sakura, tidak ada seruan protes. Mereka diam dan sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Namun tanpa usaha yang berarti, setiap perkataan yang keluar dari mulut Sakura didukung dengan aura Sakura membuat para murid itu teralihkan perhatiannya. Mereka perlahan tapi pasti mulai memperhatikan apa yang Sakura katakan dan mulai aktif bertanya ini itu.

Iruka malah mengambil notes dan mencoba mencatat bagaimana cara Sakura mengajar dan menaklukan anak-anak yang super pasif di kelas itu. Kelas selesai dan Sakura memberi tugas tanpa protes dari para murid itu.

Itu adalah kelas terakhir Sakura pada hari ini. Kelas berakhir bersamaan dengan bel pulang. Sakura berjalan melangkah keluar dari kelas 3-1 mendapati beberapa muridnya dari kelas 1-1 dan 2-1 berlalu lalang di depan kelas 3-1.

"Sakura-chan!" seru Naruto, Rock Lee, Kiba, Tobi, Deidara, Juugo, dan Suigetsu bagai para hewan peliharaan menanti majikan mereka.

"Tolong panggil saya dr. Haruno kalau tidak keberatan" kata Sakura tetap tenang.

"dr. Haruno!" seru Ino, Tenten, Matsuri, Haku dan Karin semangat menghampiri gerombolan itu. "Let's go shopping!"

Argh, anak-anak ini sepertinya tidak menganggapku guru, pikir Sakura frustasi.

"Sakura-chan!" seru Temari yang datang dengan Shisui dengan muka paniknya.

Gaara dan Kankurou terkejut kakaknya yang berpakaian perawat itu datang ke sekolah mereka didampingi si guru UKS.

"S.O.S!" seru keduanya heboh. "Pasien 303!" kata Temari panik. "Muntah" lanjut Shisui sama paniknya. "Blablablablabla" mereka ber-babling-ria mencampur adukan beberapa istilah kedokteran dalam laporan kepanikan mereka yang tidak jelas dan hanya di mengerti oleh Sakura.

"Enough" kata Sakura memotong laporan mereka yang tidak jelas dan bikin sakit kepala. "dr. Uchiha, tolong hubungi dokter yang menangani pasien itu sebelumnya" kata Sakura melangkah tegas keluar dari kerumunan itu menuju ke parkiran sambil memberi instruksi ini-itu pada Shisui dan Temari.

Mereka hanya menatap takjub Sakura yang berkharisma dalam mengatur dokter dan perawat yang panik itu. Dia begitu… profesional. Perfect. Bahkan setelah dia mengajar full satu hari itu, dia tetap tenang mendengar laporan itu. Dia bahkan menyelesaikannya dengan sempurna.

Dia benar-benar seorang dokter, pikir mereka takjub.

Gaara dan Kankurou menatap kepergian Sakura. Dia merasa tidak asing dengan sosok Sakura. Terlebih lagi sepertinya kakaknya begitu mengenal Sakura. Mereka berencana untuk menginterogasi kakaknya tentang Sakura di rumah.

_TBC_

(mind to review? =) )