Naruto © Masashi Kishimoto
Tinggal Bersama © Thia Nokoru
Sasuke - Sakura
.
* Tinggal Bersama *
.
Chapter 10,
"Ayah, Ibu, kapan kalian kembali?"
Sakura masih terkejut dengan kepulangan orangtuanya yang lebih cepat.
"Kami baru saja tiba," Tsunade tersenyum pada anaknya.
Mereka semua kembali duduk dan saling mengobrol. Sasuke dan Sakura hanya terdiam mendengarkan para orangtua mereka bicara.
Malam hari sudah tiba, Mikoto dan Tsunade sudah menyiapkan banyak makanan untuk pesta malam ini. Sejak kedatangan orangtua Sakura, Mikoto menyadari perubahan pada Sasuke yang terlihat murung. Sakura juga terlihat lebih diam. Tsunade juga menyadari Sakura yang terlihat lebih pendiam.
"Sakura, kalau kau lelah, kembali saja ke kamarmu…" Tsunade menyuruh Sakura untuk kembali ke kamarnya.
"Baiklah… aku ke kamar dulu…" Sakura pun berjalan menuju kamarnya.
Tsunade jadi sedikit khawatir dengan tingkah Sakura yang tidak semangat itu.
Melihat Sakura yang pergi meninggalkan pesta makan malam ini, Sasuke juga ingin pergi ke kamarnya.
"Aku juga mau kembali ke kamar, permisi…" dengan sikap datar Sasuke pergi meninggalkan mereka semua.
Semua yang ada di meja makan memperhatikan Sakura dan Sasuke yang terlihat aneh. Yang Mikoto sadari, kenapa Sasuke jadi kembali ke dirinya yang dulu? Sasuke bersikap sangat dingin.
"Ada apa dengan kedua anak itu? Sasuke juga sudah kembali ke dirinya yang dulu…" Fugaku hanya berpikir saja dengan tingkah anak-anak itu yang terasa berbeda dari biasanya.
"Haahh… masa kalian semua tidak mengerti? Itu sudah pasti karena Sakura akan pulang ke rumahnya, kan?" Itachi mulai berbicara setelah ia diam saja.
Semuanya menatap Itachi heran, meminta penjelasan lebih lagi. Merasa ditatap dengan sangat tajam, Itachi pun akan menjelaskannya kepada mereka semua.
"Apa Ayah dan Ibu tidak menyadari kalau Sasuke menyukai Sakura? Bagaimana jadinya kalau Sakura tidak ada di sini? Baru beberapa jam Sasuke mengetahui Sakura akan pindah sudah kembali ke dirinya yang dulu. Dingin dan tidak ada ekspresi sama sekali. Tidak seperti tadi pagi yang masih tersenyum ketika Sakura mengajaknya bicara. Dan ku pikir sepertinya mereka berdua itu sama-sama saling menyukai. Tapi ke dua anak itu tidak memberitahukannya kepada kita semua…" jelas Itachi.
"Aku tidak menyangka kalau anakku ternyata menyukai putra bungsu kalian…" Jiraiya entah harus merasa senang atau merasa tidak enak dengan hal ini.
"Maafkan Sakura sudah membuat Sasuke jadi seperti itu…" Tsunade memang belum mengerti dengan jelas, tapi sepertinya Sakura sudah membuat sesuatu kepada Sasuke.
"Kenapa kalian bicara begitu? Kedua anak itu memang akrab sekali, aku juga pernah berpikir kalau mereka berdua itu berpacaran. Kalau tiba-tiba saja berpisah, pasti keduanya merasa sedih, itu wajar kan?" ucap Fugaku sambil berpikir.
"Kasihan mereka…" keluh Mikoto.
"Kenapa harus dipikir pusing-pusing? Jodohkan saja mereka berdua, aku yakin sekali kalau Sasuke pasti tidak akan sedih lagi. Kalau sudah diikat, walau Sakura berada jauh disana, Sakura sudah menjadi milik Sasuke…" ucap Itachi dengan santai.
Ke empat orangtua itu terkejut mendengar ucapan Itachi, menjodohkan Sasuke dan Sakura yang masih bersekolah? Bukankah itu terlalu cepat?
"Itachi, kalau bicara jangan sembarangan. Mereka berdua masih sekolah, perjalanan mereka berdua menuju ke pernikahan masih panjang…" pikir Fugaku.
"Dijodohkan, ya? Tapi, aku tidak apa-apa kalau mereka berdua bertunangan, aku ingin Sakura benar-benar jadi anakku, memberikanku seorang cucu yang manis…" Mikoto malah membayangkan Sasuke dan Sakura yang menikah lalu mempunyai seorang anak perempuan yang manis.
Jiraiya dan Tsunade tidak tahu harus berkata apa, sepertinya Fugaku dan Mikoto menyetujui kalau Sakura suatu saat nanti akan menjadi menantunya.
"Bagaimana Paman dan Bibi? Apakah setuju kalau Sakura bertunangan dengan Sasuke?" tanya Itachi.
"Aku sih tidak masalah kalau memang Sakura menginginkannya…" Jiraiya tersenyum dengan lebar.
"Sebaiknya aku akan menanyakannya kepada Sakura lebih dulu. Kalau memang kepulangannya saat ini membuat dirinya sedih, kurasa tidak apa-apa kalau Sakura masih ingin tinggal di sini. Aku ke kamar Sakura dulu, permisi…"
Tsunade pun pergi menuju kamar Sakura. Fugaku, Jiraiya, dan Mikoto masih melanjutkan obrolan mereka. Itachi pun senang karena sepertinya semua akan baik-baik saja, Itachi pun pamit untuk kembali ke kamarnya.
Tok tok tok
"Sakura sayang…"
Sakura membuka pintu kamarnya dan membiarkan ibunya memasuki kamarnya. Tsunade duduk di kasur Sakura dan menyuruh Sakura untuk duduk di sampingnya.
"Sakura… apa besok kau mau ikut pulang bersama kami atau kau masih ingin tinggal disini?" tanya Tsunade dengan lembut.
Sakura menundukkan wajahnya, ia masih bingung antara mau pulang atau tinggal disini.
"Aku tidak tahu…"
"Kami tahu, kau tidak mau berpisah dengan Sasuke, kan? Kau menyukai Sasuke, Sakura?" tanya Tsunade.
Sakura terkejut kalau ibunya mengetahui kalau dirinya menyukai Sasuke, dengan pelan pun Sakura mengangguk kalau dia memang menyukai Sasuke.
"Ayah dan Ibu tidak memaksamu untuk kembali pulang, kalau kau masih mau disini sampai lulus, tidak apa-apa. Besok kami akan langsung kembali, malam ini, pikir baik-baik ya…"
Tsunade mengecup kening Sakura lalu keluar dari kamar Sakura. Tsunade berharap keputusan Sakura tidak akan membuat diri Sakura sedih. Apapun keputusan Sakura, Tsunade akan menerimanya.
Setelah ibunya keluar, Sakura masih sangat bingung. Tidak mungkin ia akan terus merepotkan keluarga Uchiha walau keluarga Uchiha sangat menerima dirinya di rumah ini. Tapi, Sakura juga ingin pulang dan hidup bersama dengan kedua orangtuanya di rumahnya. Apa yang harus Sakura lakukan?
"Ah, minta pendapat Sasuke saja…"
Sakura keluar dari kamarnya dan langsung membuka pintu kamar Sasuke yang memang tidak dikunci. Sakura masuk ke dalam kamar Sasuke dan melihat Sasuke yang sudah tertidur di kasurnya.
"Sasuke…"
Sasuke memang belum tertidur, dan Sasuke juga tahu kalau Sakura masuk ke dalam kamarnya. Sasuke pun bangun dari tidurannya dan menatap Sakura.
"Ada apa?"
Sakura duduk di kasur Sasuke dan menatap Sasuke dengan serius.
"Sasuke, aku mau minta pendapatmu…"
"Hn?"
"Begini… soal kepindahanku… Ibu ku bilang, aku boleh memilih, untuk tetap tinggal disini atau kembali pulang besok. Aku… masih bingung, apa yang harus aku pilih?"
Sasuke juga tahu, pasti Sakura sangat bingung sekali dengan keputusan yang akan diambilnya. Tapi Sasuke juga tidak boleh egois karena keinginannya itu.
"Kalau kau mau pulang, pulang saja…" entah mengapa malah kata-kata ketus yang keluar dari mulut Sasuke.
Sakura terkejut dengan jawaban Sasuke, apalagi Sasuke mengatakannya dengan nada yang ketus. Bukan ini yang Sakura harapkan dari jawaban Sasuke. Sakura berpikir kalau Sasuke akan menahan dirinya untuk tidak pulang dan tetap tinggal disini bersamanya. Tapi, Sasuke menyuruh Sakura untuk pulang.
"Kau ingin aku pulang?" tanya Sakura sekali lagi.
"…."
Sasuke tidak menjawab kembali. Sasuke hanya diam dan tidak menatap pada Sakura. Sakura tidak mengerti Sasuke yang tiba-tiba sangat berubah. Ini seperti bukan Sasuke yang biasanya, ini seperti Sasuke yang dulu, Sasuke yang cuek kepadanya.
"Baiklah… aku… akan pulang… besok… hiks… terima kasih… Sasuke…"
Air mata sudah mengalir lebih dulu, Sakura menangis melihat Sasuke yang seperti tidak perduli kepada dirinya. Sakura pun berjalan keluar dari kamar Sasuke dan menutup pintu kamar Sasuke. Sasuke mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Sasuke tidak bermaksud membuat Sakura menangis. Sasuke hanya tidak ingin keegoisannya ini membuat Sakura akan terpisah jauh dari orangtuanya.
.
T_N
.
"Ibu, aku sudah memutuskannya, aku akan kembali pulang. Tapi, hari ini ijinkan aku untuk ke sekolah, aku mau berpamitan dengan teman-temanku di sekolah."
Jiraiya dan Tsunade menatap anaknya yang terlihat sangat sedih.
"Ya, kita akan berangkat esok hari… bersenang-senanglah disekolah hari ini, ya…" ucap Jiraiya tersenyum lebar.
"Ibu akan mengemas barang-barangmu…" Tsunade mengecup kening Sakura sebelum Sakura berangkat sekolah.
"Aku pergi dulu, ya…"
Sakura senang mendengarnya, hari ini adalah hari terakhir ia berada disini, jadi harus bersenang-senang, kan?
Sakura melihat Sasuke yang sudah keluar rumah lebih dulu dan Sakura pun segera berlari menghampiri Sasuke. Sakura tahu Sasuke telah berubah kembali menjadi dirinya yang dulu, sangat dingin dan tidak perduli dengan sekitarnya.
"Sasuke… apa kau marah kepadaku?" Sakura bertanya dengan nada hati-hati.
"Tidak…" jawab Sasuke datar.
"Kau marah Sasuke. Aku tahu itu, karena sikapmu berubah…"
Sakura tidak ingin di hari perpisahannya ia dan Sasuke menjadi tidak akur seperti pertamakali mereka bertemu.
"Aku tidak berubah, aku memang seperti ini."
Sepertinya percuma saja, sampai Sasuke merasa tenang, Sakura akan terus bersama dengan Sasuke sepanjang hari ini.
Sampai di sekolah, Sakura ke ruang guru untuk mengurus surat kepindahan sekolahnya. Sakura juga memberitahu teman-teman sekelasnya kalau hari ini adalah hari terakhir Sakura bersekolah disini. Semuanya sangat sedih, mereka sudah akrab bersama dengan Sakura. Dan Sasuke, Sasuke masih bersikap dingin dan cuek kepada Sakura. Sakura sendiri tidak tahu harus bagaimana agar Sasuke tidak bersikap dingin kepadanya saat ini.
"Sakura…"
Sai memanggil Sakura yang sedang melamun di mejanya.
"Apa Sai?"
"Besok kau pindah? Aku punya sesuatu untukmu…"
Sai memang selalu tersenyum kepada Sakura.
"Apa bunga mawar lagi?"
Tidak ada yang lain selain bunga mawar merah yang selalu Sai berikan kepada Sakura.
"Lihat saja…"
Kali ini ada yang berbeda dengan senyuman Sai. Senyuman Sai kali ini terlihat lebih tulus dari yang biasanya.
Sai menaruh sapu tangan hitam di telapak tangannya dan Sakura mengamati apa yang akan Sai berikan kepadanya.
Ploopp
Muncul setangkai bunga mawar di tangan Sai.
"Benar kan? Bunga mawar lagi…" keluh Sakura.
"Memang bunga mawar lagi, tapi ini berbeda Sakura…"
Ya, Sakura senang sih diberikan bunga mawar oleh Sai.
"Yang berbeda hanya warnanya saja… biasanya kau memberiku mawar merah, kali ini mawar putih, apa stok mawar merahmu sedang habis? Haha…" Sakura tertawa mengatakannya.
"Ckckck, apa kau tahu apa arti dari mawar putih Sakura?"
Sai menatap Sakura serius, dan Sakura hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Sai pun mendekatkan wajahnya ke telinga Sakura dan membisikkan sesuatu kepada Sakura dan wajah Sakura pun seketika menjadi merah padam mendengarnya.
Sasuke yang memang suka memerhatikan mereka berdua, kini Sasuke tidak perduli pada apa yang Sai lakukan kepada Sakura. Walau tidak perduli, dalam hatinya ia merasa sangat kesal.
Sepulang sekolah, Sakura dan Sasuke pulang bersama.
"Sasuke, mau pergi ke taman lagi?"
Sakura tersenyum ceria kepada Sasuke. Sasuke yang melihat senyuman Sakura pun hanya mengangguk saja dan mereka berdua pun berjalan menuju taman. Mereka berdua duduk di bangku yang sering mereka duduki. Diam, entah mengapa rasanya sangat canggung bagi Sakura dengan Sasuke yang seperti ini.
"Sasuke… ini…"
Sakura memberikan setangkai bunga mawar berwarna putih yang ia dapatkan dari Sai. Sasuke sedikit mengerutkan keningnya menatap setangkai bunga mawar berwarna putih itu.
"Mawar putih ini untukmu…" ucap Sakura tersenyum manis.
Bunga mawar pemberian dari Sai, sebenarnya Sasuke tidak suka untuk menerima bunga mawar pemberian dari laki-laki lain.
"Sasuke… aku memberimu bunga mawar berwarna putih ini sebagai tanda kalau cintaku kepadamu akan selalu tulus sampai kapanpun…" Sakura benar-benar mengatakannya dengan tulus.
Sasuke terkejut mendengar kata-kata Sakura. Sasuke pun mengambil bunga mawar putih itu.
"Kau besok pulang?"
"Hm, jangan lupakan aku ya Sasuke…"
Sakura menundukan wajahnya, entah mengapa padahal ia tidak boleh merasa sedih, tapi Sakura sudah berusaha untuk tidak menangis.
"Kalau sudah lulus nanti, kau harus masuk ke Universitas Konoha. Kalau kau tidak ada disana, aku akan datang ke tempatmu dan membawamu kembali ke Kohona."
Sakura kembali menatap Sasuke, Sasuke benar-benar serius mengatakannya.
"Setahun lagi, Sasuke… aku pasti akan datang ke Konoha. Kau harus menungguku…"
Sasuke dan Sakura saling tersenyum. Syukurlah… Sakura sangat senang kalau Sasuke masih tersenyum kepadanya. Mereka akan bersama kembali setahun lagi, jadi harus bersabar sampai hari itu tiba.
Sasuke dan Sakura kembali berjalan pulang bersama, di tengan jalan Sasuke melihat sebuah bunga liar yang menyerupai bunga lili kecil berwarna putih. Sasuke diam-diam mencabut bunga itu dan memanggil Sakura. Sakura yang berjalan di depan Sasuke berbalik ke belakang dan Sakura terkejut di depan wajahnya ada sebuah bunga liar cantik. Sakura menatap Sasuke yang wajahnya sudah memerah.
"Mau tidak? Kalau tidak mau aku buang!"
Dengan cepat Sakura menerima bunga itu. "Terima kasih Sasuke… aku senang sekali dapat bunga darimu… bunga liar ini cantik sekali… seperti lili putih…"
Sasuke melihat Sakura yang senang sekali mendapat bunga liar darinya, Sasuke tersenyum senang. Sasuke menggandeng tangan Sakura dan mereka melanjutkan jalan pulang mereka.
Malam hari di kediaman Uchiha, semuanya berkumpul di ruang keluarga.
"Begini… kami sudah membicarakan hal ini matang-matang tadi pagi. Jadi Sasuke, Sakura, kami berniat akan menjodohkan kalian." kata Fugaku serius.
Sasuke dan Sakura masih terdiam karena kata-kata Fugaku masih terasa asing di telinga mereka. Setelah sadar, Sasuke dan Sakura saling bertatapan dan seketika mereka berdua tertawa terbahak-bahak membuat yang lainnya bingung tidak mengerti.
"Kenapa kalian tertawa seperti itu hah?" Fugaku bertanya pada mereka berdua dan sedikit kesal.
"Maaf Ayah…" ucap Sasuke.
"Jadi apa kalian berdua setuju? Kalau kalian kami tunangkan? Acara pernikahannya nanti kalau kalian sudah berusia 20 tahun atau 20 tahun ke atas." Ucap Mikoto pada Sasuke dan Sakura, Mikoto malah sangat berharap mereka berdua setuju.
"Terima kasih Ayah, Ibu, dengan senang hati aku menerimanya…"
Jawaban Sasuke mengagetkan mereka semua walau dalam hati mereka senang sekali. Hanya tidak menyangka saja kalau Sasuke mengucapkan terima kasih dan setuju. Sakura memerah wajahnya mendengar jawaban Sasuke yang sangat santai mengatakannya. Sedangkan Sakura kini jadi gugup mau mengatakan setuju.
"Kau bagaimana Sakura?" Jiraiya bertanya pada anaknya.
Sakura menganguk kecil saja sambil menundukkan kepalanya karena malu.
"Haaahh… akhirnya kalian mengaku juga kalau saling suka…" celetuk Itachi sambil tersenyum pada Sasuke.
Akhirnya acara pertunangan Sasuke dan Sakura yang sangat sederhana itu berlangsung dengan baik dan esoknya Sakura kembali ke tempat asalnya di Suna.
.
T_N
.
Hari-hari Sasuke tanpa Sakura di Konoha, memang dari awal Sasuke bukan tipe orang yang suka bergaul. Sasuke masih bersikap dingin pada orang yang tidak di kenalnya dengan baik. Tapi, Sasuke masih bisa berubah ramah juga terhadap orang lain. Di rumahnya juga Sasuke tidak seperti dulu lagi, benar kata Itachi dengan adanya ikatan perjodohan, Sasuke merasa lebih tenang walaupun Sakura berada jauh di sana.
Sakura di Suna kembali masuk ke sekolah khusus putri. Sampai di Suna Sakura bertemu lagi dengan Sasori. Sakura tidak menyangka kalau ternyata rumah Sasori tidak jauh dari rumahnya Sakura. Mereka berdua masih berteman dengan akrab. Dan Sasori sudah mengetahui kalau Sakura sudah bertunangan dengan Sasuke, lagi-lagi Sasori patah hati.
Hampir setiap hari Sasuke menelepon Sakura saat jam pulang sekolah atau malam hari. Yang membuat Sasuke menjadi was-was adalah setelah Sasuke merasa aman karena Sakura sudah terikat dengannya, disaat Sasuke menelepon Sakura sehabis jam pulang sekolah, Sasori suka merebut telepon milik Sakura dan memanas-manasi kalau dirinya sedang berkencan dengan Sakura. Awalnya Sasuke marah besar saat itu, tapi karena setiap hari Sasori selalu seperti itu Sasuke sadar kalau ia di bohongi oleh Sasori. Dan Sasori hanya menertawakan Sasuke yang kelewat cemburu itu. Sakura pun menyerah dan hanya diam saja, rasanya Sakura sudah capek menjelaskan yang sebenarnya kepada Sasuke.
.
T_N
.
Hari ini adalah hari penerimaan Mahasiswa dan Mahasiswi baru di Universitas Konoha. Sasuke sudah tidak sabar menunggu Sakura di depan pintu gerbang sendirian. Para wanita berteriak histeris melihat Sasuke yang sedang berdiri sendirian di luar. Sasuke tidak memperdulikan cewek-cewek yang menyapanya, menggodanya, dan segala macamnya. Sasuke mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tapi masih belum menemukan sosok yang di carinya.
Seorang cowok manis berambut merah dan seorang gadis cantik berambut merah muda panjang, berjalan menuju Universitas Konoha. Semua orang yang ada di sekitar mereka menatap mereka berdua sampai tidak berkedip sama sekali.
"Sakura, lihat di sana… sepertinya pangeranmu sudah tidak sabar ingin bertemu."
Dari kejauhan, mereka berdua bisa melihat seorang cowok tampan sedang menunggu dan mengedarkan pandangan matanya ke arah siswa dan siswi yang memasuki universitas.
"Sasori, ayo kita kejutkan Sasuke…." Sakura tersenyum senang melihat calon suaminya sedang menunggunya.
Sasuke tidak menemukan sosok yang di carinya. Sasuke menundukkan wajahnya dan melihat ke arah sepatunya.
"Sepertinya sedang mencari sesuatu?"
Sasuke mendengar di sebelahnya ada seorang gadis yang bertanya padanya.
"Bukan urusanmu!"
Sasuke berkata dengan dingin dan tidak perduli pada gadis itu. Sasuke mengangkat kepalanya tapi tidak memandang gadis itu malah mulai mengedarkan kembali pandangannya yang bertolak dengan arah gadis itu.
"Waahh… dingin sekali… aku jadi takut… apa kau tidak kangen padaku?"
Gadis itu berbicara lagi, kali ini Sasuke mencerna kata-kata gadis itu dan langsung menoleh ke arah gadis yang berada di sampingnya. Sasuke terdiam dan membeku di tempat, astaga… siapa gadis cantik di depannya ini? Begitu pikir Sasuke sesaat, padahal dia tahu orang yang ada di depannya adalah orang yang sedang di carinya. Sasuke langsung memeluk sakura dengan erat, erat sekali. Sakura membalas pelukan Sasuke. Mereka berdua seakan menumpahkan rasa kangen mereka karena sudah setahun lebih mereka belum bertemu lagi.
"Ehem… Ehem… kalau kalian mau kangen-kangenan tolong jangan disini. Dilihat banyak orang, lho…" Sasori menyindir kedua manusia yang sedang asik berpelukan itu.
Sakura melepas pelukan Sasuke karena Sakura sadar dia melupakan Sasori yang bersamanya tadi. Sasuke menatap Sasori dengan tatapan tidak suka, karena sudah menganggu kesenangannya. Selalu.
"Jangan begitu Sasuke, kita kan teman…" Sasori tersenyum kepada Sasuke.
"Kalau kau bukan teman baik Sakura, sekarang juga aku pasti sudah menghajarmu Sasori…" keluh Sasuke.
"Sudah…sudah… sebaiknya kita masuk! Ayo… nanti terlambat!" Sakura menarik Sasuke dan Sasori bersamaan.
Kini mereka bertiga berjalan bersama, semuanya menatap mereka bertiga dengan tatapan terpesona pada ketiga orang itu, Sasuke,Sakura dan Sasori.
Setelah selesai mengikuti acara penerimaan mahasisa baru, sekarang Sasuke dan Sakura sudah berada di taman tempat biasa mereka bermain sepulang sekolah.
"Kau banyak berubah Sakura. Rambutmu sudah panjang seperti dulu. Aku sampai terkejut melihatmu tadi…" Sasuke tersenyum lembut pada Sakura.
Sakura memerah wajahnya di tatap seperti itu oleh Sasuke. Sudah lama mereka tidak saling menatap.
"Kau juga semakin tampan, aku kesal melihatnya!"
Sakura senang kalau Sasuke berubah menjadi orang yang paling tampan di dunia. Mungkin? Pikir Sakura. Tapi Sakura juga kesal karena semakin banyak pula para fans girl nya Sasuke. Tadi saja di kampus banyak cewek yang berani menggoda Sasuke.
"Aku sangat mencintaimu Sakura…" Sasuke menatap Sakura lembut.
"Aku juga… sangat mencintaimu, Sasuke…." Sakura juga menatap Sasuke lembut.
Keduanya saling menatap sambil mendekatkan wajahnya masing-masing, bibir mereka pun bersentuhan, lalu saling mengecup dan melumat, rasanya rindu sekali, mereka berdua hanyut dalam perasaan mereka. Sasuke memeluk Sakura dan Sakura memeluk Sasuke. Sekarang… mereka berdua tidak akan berpisah lagi untuk selamanya.
I…?
A/N :
Gak banyak bicara kata-kata, terima kasih sudah membaca fanfic ini dari awal sampai akhir. Terima kasih sudah kasih review walau saya tidak bisa membalasnya satu-satu tapi saya senang sekali membaca review dari kalian semua… :D saya gak pandai bicara, jadi sekali lagi terima kasih buat semuanya… semoga kalian semua selalu terhibur membaca fanfic buatan saya ini… :*
Sampai jumpa di fanfic SasuSaku lainnya, ya… bye…