Ryu has come back... kembali dari hiatus, Ryu mau memberikan cerita hiburan buat minna semua..
Mengapa cerita ini lahir?
Karena Ryu lagi pusing dengan pelajaran ryu.. maka, lahirlah cerita gaje bin aneh ini..
Karena ryu sedikit bingung dengan lanjutan ceritaanya, maka untuk chappy ini mulai dari A sampai C saja ya...
Alphabet
Namikaze ryu-sa is a fujoshi © Masashi Kishimoto
Pair : SasuNaru
Rated : T
Genre : romance
Warning : cerita pendek, aneh, kurang inspirasi, gaje, gila, dan tidak romantis sama sekali..
A : angin
Naruto semakin mengeratkan jaketnya ketika dirasakannya angin malam semakin berhembus, menggelitik kulit tannya. Sesekali, bibirnya bergerak tidak jelas seraya melihat sebuah jam yang tersemat dengan indah di pergelangan tangannya itu.
Tidak lama berselang, dapat dirasakannya sebuah lengan kekar melingkari pinggang rampingnya, sedangkan sebuah dagu bertengger dengan tidak sopannya di leher Naruto, menghirup dalam-dalam aroma alami yang menguar di tubuhnya. "Aku cemburu Dobe" suara baritone mengalun dengan indahnya di antara keheningan malam. Iris safir miliknya tampak memutar matanya, bosan sekaligus tidak mengerti dengan arah pembicaraan sang kekasih.
Hening
"Aku tidak suka kalau kau keluar malam, kau tahu, angin bisa membuatmu kedinginan dan memberikan kesempatan jaket murahanmu itu memberikan kehangatan lain selain tubuhku" ucap Sasuke mengartikan keheningan itu kalau Naruto terlalu Dobe untuk mencerna perkataannya.
Wajah manis milik Naruto berkedut kesal, tidak terima dengan hinaan bernada datar dari Sasuke "Memangnya siapa yang membuatku berdiri di sini selama kurang lebih 2 jam 10 menit 13 detik hah. Kau ingin membuatku mati kedinginan ya, sekarang kau harus menggantinya" bentak Naruto kasar, memberontak dari pelukan erat Sasuke.
Sasuke menaikkan sebelah alisnya, sebelum menyunggingkan senyum iblisnya "Menggantinya?.. mengganti apa?" ucap Sasuke pura-pura tidak tahu.
"Mengganti rasa dinginmu?. Tenang saja, sebentar lagi kau tidak akan merasakan dingin itu lagi Naru-koi" desah Sasuke pelan, menghembuskan nafas hangatnya di leher sensitive Naruto.
Mulut Naruto mangap-mangap bak ikan koi kehabisan nafas, tidak tahu dan tidak bisa membalas apapun yang dikatakan Sasuke. "Jangan macam-macam Uchiha, atau kau akan.."
"Akan apa?" potong Sasuke cepat, dirapatkan tubuhnya semakin dekat dengan Naruto sukses membuat Naruto merasa risih disertai semburat pink yang lama kelamaan semakin menjalar di wajahnya. "Lebih baik, siapkan dirimu Dobe. Sebentar lagi hawanya akan terasa panas" bisik Sasuke dengan nada seduktive.
"gawat" inner Naruto berkeringat dingin, melangkahkan kakinya mundur namun gagal karena dengan cepat Sasuke menangkap tangannya dan menyeretnya pergi entah kemana, bahkan author pun tidak tahu.
B : banci
Seperti hari-hari yang lalu, saat ini Naruto dan kawan-kawan meliputi semua Uke se Konoha High School tengah mengadakan acara makan siang bersama di atap sekolah mereka.
Apakah kantin mereka kecil sampai-sampai mereka harus makan siang di atap sekolah?.
WTH. Tentu saja tidak. Kantin mereka bahkan 3 kali lebih besar dibandingkan dengan lapangan sepak bola, mengingat Konoha High School adalah sekolah yang paling terkenal plus terfavorite di seluruh Jepang.
Lalu? Ada apa dengan mereka?
Alasan mereka lebih memilih makan siang di atap sekolah ia lah mereka lebih leluasa bercanda, tanpa harus mengindahkan tatapan terganggu yang mungkin saja mereka dapatkan, mengingat dua diantara mereka sangat berisik.
Ditengah acara, datanglah sekumpulan cowok keren bin berwajar datar semua di depan mereka. Sasuke, selaku ketua langsung mendudukkan dirinya di salah satu pemuda manis bersurai pirang yang tampaknya lebih memilih untuk memakan bekal makan siangnya daripada harus melihat wajah masam sang kekasih.
"Dobe, kau ini kenapa sih?" tanya Sasuke gondok di kacangin oleh sang Uke.
"Pikir saja sendiri" ucap Naruto ketus.
"Aku salah apa sih?" tanya Sasuke mulai dramatis, mengguncangkan tubuh Naruto dengan air mata mengalir di pipinya, sekilas mirip wajah Orochimaru diputusin oleh Manda (?).
Ahh, lupakan kalimat lebay nan gila di atas, mari kita ulangi sekali lagi.
"Gaara, ada apa dengan Naruto?" tanya Neji ikut bingung, diikuti dengan anggukan setuju dari Seme lainnya.
"Tadi dia dikatakan cantik dan seperti wanita oleh Sai" jelas Gaara mengetuk kepalanya dengan sumpit, tidak yakin dengan penjelasannya sendiri.
"Memang benar kok" balas Sasuke membenarkan.
CTAK..
Empat perempatan tercetak dengan jelasnya di dahi Naruto, disertai dengan aura tidak mengenakkan dari tubuh Naruto. "Apa kau bilang tadi, Teme" teriak Naruto tidak terima dikatai seperti itu oleh Sasuke, terlebih lagi Sasuke adalah seorang kekasih yang seharusnya memihak padanya, bukan sebaliknya. Cukup sudah, Naruto sudah tidak tahan, dengan cepat Naruto merapikan perlengkapan makan siangnya dan beranjak dari tempat duduknya sebelum sebuah lengan kekar menariknya dalam dekapan hangat. Sontak, wajah Naruto memerah sempurna, bukan dalam arti marah melainkan sebaliknya, blushing.
"Dia adalah seorang putri, tapi dalam kehidupan dulu. Oleh karena itu, ia begitu manis sampai sekarang meskipun sosoknya sebagai seorang lelaki" gumam Sasuke mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak manis Teme" protes Naruto mengeratkan pelukannya.
"Hn" balas Sasuke tidak peduli. Asalkan Naruto tidak ngambek lagi, ia akan merasa baik-baik saja karena bisa dipastikan nanti malam ia tidak harus tidur di sofa lagi.
"Dasar pasangan yang aneh" batin mereka kecuali SasuNaru tentunya, karena diberikan tontonan yang luar binasa dari keduanya.
C : cinta
Umumnya, setiap pasangan kekasih di dunia selalu atau setidaknya pernah mengatakan 'aku mencintaimu' atau apapun kepada pasangannya. Namun, tidak bagi pasangan SasuNaru kita satu ini. Sebenarnya, Naruto dari dulu sangat ingin mendengar pernyataan cinta atau setidaknya kata sayang atau kata mesra apapun selayaknya pasangan lainnya. Sempat ia iri dengan Gaara yang setiap detik selalu mendengar kalimat 'aku mencintaimu' dari sang seme, Neji. Begitu juga dengan Kiba, meskipun Shikamaru orangnya pemalas, namun ia pernah mendengarkan kalimat 'sayang' dari Shikamaru yang tentu saja di tujukan untuk Kiba. Nah dia? Kata sayang saja tidak pernah, apalagi cinta. "Hidup memang tragis" pikir Naruto miris.
"Ingin rasanya mendengar kalimat cinta meluncur di bibir kakumu itu, Teme" Tulisnya di sebuah memo kecil di di atas meja samping sofanya, berharap ia bisa menghilangkan perasaan kesal beserta marah yang dirasakannya saat ini.
Ting Tong
Naruto menghela nafas berat−terganggu dengan suara bel apartementnya yang tiba-tiba berbunyi. "Mungkin saja tetangga apartement baru itu" pikirnya menerka-nerka. Dengan berat hati, ia melangkahkan kakinya menuju pintu, dan..
Ceklek
Tadaa~
Naruto mendapatkan nilai nol besar, karna bukan tetangga baru yang menemuinya melainkah kekasihnya, Sasuke.
"Kenapa kau ada di sini?" tanya Naruto menganga, tidak percaya dengan kedatangan mendadak Sasuke, karena bagaimanapun Sasuke pasti akan menelponnya untuk bertamu ke apartementnya. "Bukannya kau ada urusan ke Iwa" lanjut Naruto sambil mempersilahkan Sasuke masuk.
"Hn" balas Sasuke.
"Jangan jawab pertanyaanku dengan dua huruf menyebalkan itu, Teme" protes Naruto menghentakkan kakinya kesal yang hanya kembali ditanggapi oleh Sasuke dengan 2 huruf andalannya itu. "Buatkan aku makanan Dobe, aku lapar" perintah Sasuke datar, lebih memilih mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu milik Naruto.
"Menyebalkan" dengus Naruto, meskipun ia tetap saja berjalan ke arah dapurnya untuk membuatkan masakan buat Sasuke.
Sepeninggalan Naruto, Sasuke yang tidak tahu harus melakukan apa selagi ia menanti masakan Naruto, tidak sengaja melihat sebuah memo kecil yang sangat menarik perhatiannya. Sebuah memo dengan sampul rubah chuby berekor sembilan, hewan kesukaan sang kekasih. Di gerakkan tangannya membuka selembar demi selembar, sampai mata onixnya menangkap sebuah kalimat yang tampaknya baru saja ditulis Naruto.
Ingin rasanya mendengar kalimat cinta meluncur di bibir kakumu itu, Teme
Sasuke mengerutkan dahinya, tidak terima dengan tulisan Naruto yang menyebut bibirnya kaku. Tersenyum simpul, Sasuke kembali menutup memo itu dan mengembalikannya di tempat yang semula.
Tidak lama berselang, Naruto datang membawakan semangkok besar ramen miso lengkap dengan wajah yang masih terlihat kesal. Melihat hal itu, Sasuke kembali tersenyum penuh arti. "Tampaknya ini akan sulit" batin Sasuke. Tanpa mengucap apapun, Naruto meletakkan mangkok itu di depan Sasuke dan berjalan menuju jendela karena di apartementnya hanya ada satu sofa tunggal.
Namun, Sasuke tidak memakannya, ia malah berjalan ke arah Naruto dan berdiri di samping Naruto.
"Naruto, kita putus"
Naruto mematung hanya dengan satu ucapan singkat Sasuke. Ia tidak menyangka kalau hubungannya dengan Sasuke yang sudah ia jalani 5 tahun ini hancur. Menghirup nafas dalam-dalam, Naruto membalikkan tubuhnya menghadap Sasuke. Mata safirnya menyiratkan rasa kecewa, sedih dan marah, "Kenapa?" lirih Naruto berusaha menahan dirinya untuk tidak menangis di depan pacar –mantan pacarnya− itu.
"Aku lelah dengan hubungan ini, sangat lelah dan setelah hubungan kita selama ini, aku baru saja menyadari sesuatu, bahwa aku.."
Sasuke menghentikan perkataannya, menghirup dalam-dalam sebelum melanjutkan perkataannya "Bahwa aku mencintaimu bukan menyukaimu lagi. Maukah kau menikah denganku Uzumaki Naruto dalam keadaan sakit, sedih dan untuk selamanya" lanjut Sasuke berlutut di hadapan Naruto, sukses membuat sang empu menganga tidak percaya.
"Hiks.. dasar bodoh.. hiks.. aku ini bukan perempuan bodoh" protes Naruto tidak bisa menahan rasa harunya.
"Ya, aku tau itu" balas Sasuke memeluk tubuh Naruto erat.
.
.
Omake
Hanya ini dulu guys.. besok ryu lanjut..
See you minna..
Oh ya, mind to review and review...?