KaiDO/KaiSoo EXO Couple Fanfiction
Tittle : Mianhae, Saranghae Baby
Disclamer : Mereka bukan punya saya. Saya Cuma pinjem nama, ciri-ciri fisik,
sifat, sama kepribadiannya aja. Cerita ini punya saya.
Rated : M
Warning : HARD YAOI, LEMON, NC-21, Sex Toys, AU
Di pagi hari yang cerah, di sebuah kamar apartemen, seorang namja cantik menggeliat dalam tidurnya. Tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang hanya ditutupi oleh selimut tebal yang membuatnya tetap hangat. Perlahan-lahan kedua mata namja tersebut terbuka, menampakkan dua bola mata bening indah milikknya.
"Nggghh..." dia mencoba merenggangkan tubuhnya dan duduk di kasur. Matanya menatap pada namja tampan berkulit tan yang tertidur di sebelahnya dengan keadan sama polos seperti dirinya. Tiba-tiba wajahnya putihnya berubah warna menjadi kemerahan. Namja tadi—Do Kyungsoo atau D.O—segera turun dari kasur dengan perlahan, takut membangunkan sang kekasih.
Ia memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai dan pergi ke kamar mandi setelah menutupi tubuhnya dengan handuk.
"Kyungie~" tiba-tiba seorang namja memeluk D.O yang sedang memasak dari belakang.
"Jongin-ah! Kau mengagetkanku!" kesal D.O pada Jongin atau Kai, namjachingunya. Sekarang ia sedang berada di apartemen Kai karena semalam dengan paksa Kai menyuruhnya untuk menginap dan melakukan 'this and that' hingga dini hari.
"Kau masak apa, chagi?" tanya Kai lembut sambil mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya di ceruk leher D.O.
"Ayam goreng, kesukaanmu," jawab D.O sambil tersenyum kecil dan membalikkan tubuhnya hingga kini ia berhadapan dengan Kai. Kai dengan sigap menyambar bibir D.O dan melumatnya.
"Jongin-ah, lepaskan aku. Nanti ayamnya gosong," ucap D.O setelah ciuman mereka terlepas.
"Ah, ne, ne," Kai lalu melepas pelukannya dan duduk di meja makan. Ia terus memperhatikan D.O yang sedang memasak dan mondar-mandir untuk menyiapkan makanan di atas meja makan, bagaimana tubuh itu bergerak, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah, bagaimana jika tubuh itu berada di bawah tubuhnya lagi, mendesahkan dan menjeritkan namanya saat mereka bersatu.
"Ayo makan, Jongin-ah," ucap D.O membuat Kai sadar dari khayalannya tentang D.O. Kim Jongin, apa yang kau pikirkan? Bisa-bisanya kau berpikiran seperti itu disaat seperti ini, rutuk Kai dalam hati.
"Ne," mereka pun makan dengan tenang.
"Jongin-ah," panggil D.O ketika mereka tengah dalam perjalanan menuju ke kampus dengan menggunakan mobil milik Kai.
"Hm," guman Kai menanggapi D.O. Ia sedang berkonsentrasi untuk menyetir.
"Nanti antar aku pulang, ya. Malam ini aku ingin menyiapkan untuk pesta ulang tahun kakakku tiga hari lagi," ucap D.O sambil menatap Kai penuh harap.
Kai melirik D.O sejenak lalu mengalihkan pandangannya lagi ke jalan. "Baiklah."
"Gomawo, chagiya," D.O berseru senang dan mencium pipi Kai, membuat Kai tidak berkonsentrasi pada jalan.
"Kau membuatku tidak konsentrasi, Kyungie," ucap Kai kesal dengan tetap fokus pada jalan di depannya.
"Hehe, mianhae."
Bel tanda jam mata pelajaran hari ini pun selesai. D.O sedang merapikan buku-bukunya saat salah seorang temannya menghampirinya.
"D.O! Kau bisa bantu aku, tidak? Jebal... Bantu aku mengerjakan tugas dari Park seonsaengnim," mohon Baekhyun menggunakan bbuing bbuing agar D.O mau membantunya.
"Baiklah. Kita ke perpustakaan," D.O hanya tersenyum dan merekapun pergi ke perpustakaan sekolah. Diperjalanan ke perpustakaan, D.O mengetik sebuah pesan untuk Kai.
To: Jongin-ah
Jongin-ah, aku akan membantu temanku untuk mengerjakan tugas di perpustakaan. Kalau kau mau kau bisa pulang duluan. Atau kau mau menungguku? Hehe
Heart~ Saranghae :*
Setelah sampai, mereka segera mencari buku untuk bahan materi. Tugas yang diberikan oleh Park seonsaengnim adalah tugas mencari nama-nama latin dari jenis-jenis tumbuhan yang sangat dibenci Baekhyun. Jadi mereka makan waktu cukup lama untuk mengerjakan tugas tersebut. Beruntung D.O cukup pandai dalam hal seperti ini. Baekhyun jadi terbantu dan menghemat waktu.
"Baekhyun-ah. Itu salah. Harusnya nama latin eboni itu Diospyros celebica, bukan Tectona grandis. Itu nama latin dari jati."
"Eeh? Bukan nama latin eboni? Baiklah."
Mereka terus mencari nama-nama latin pada buku dalam hening hingga suara dering ponsel memecahkan keheningan itu.
"Tunggu sebentar," izin D.O untuk mengangkat teleponnya. Baekhyun hanya mengangguk. D.O segera pergi keluar perpustakaan.
"Yeoboseo, Jongin-ah."
"Chagiya~ Maaf aku baru membaca pesanmu."
"Ah, gwenchana, chagi. Kau masih di kampus?"
"Ne. Tadi aku ada rapat klub sebentar. Aku akan menunggumu."
"Baiklah. Annyeong."
Dan sambunganpun diputus oleh D.O. Dia segera kembali ke perpustakaan dan belajar bersama Baekhyun. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seseorang yang menyeringai menatap mereka.
"Kekeke. Awas kau, Kyungie~"
Setelah selesai mengerjakan tugas dengan Baekhyun, D.O segera menuju ke kelas terakhir Kai. Koridor kampus sudah sepi. Tentu saja karena jam pulang sudah berlalu sejak sejam yang lalu. Dia jadi merasa bersalah karena harus membuat Kai menunggu selama itu.
Tiba-tiba seseorang menarik tubuhnya dan menempelkannya ke dinding.
"Apa—Mmmmh!" dengan sigap orang itu mengunci bibir D.O dengan bbirnya. Memberikan lumatan-lumatan panas pada bibr D.O. D.O mencoba mendorong orang yang menciumnya sekuat tenaga dengan menutup matanya, ia sangat takut untuk membuka matanya. Hingga akhirnya orang tersebut terdorong dan menjauh dari D.O.
"Berani sekali, kau! Jongin-ah?" D.O terkaget saat melihat orang yang menciumnya tadi, Kai.
"Hehe. Kenapa kaget? Kau kira aku orang lain, ya?" Kai hanya terkekeh pelan.
"Jongin-ah! Kau menyebalkan!" dengan kesal D.O berjalan dengan menghentakkan kakinya meninggalkan Kai ke gerbang kampus. Ia menggembuangkan pipi putihnya dan mengerucutkan bibirnya. Membuat Kai menatapnya gemas dan kembali mencicipi bibir merah milik D.O.
"Ya! Jongin-ah!" kesal D.O pada Kai yang hanya dibalas dengan kekehan pelan.
"Hehehe. Mianhae, Kyungie. Kau terlalu menggoda, sih. Kekeke," Kai terus terkekeh dan menggoda D.O hingga mereka sampai di parkiran.
"Ah! Kyungie! Temani aku sebentar ke kafe di seberang jalan dulu, ya? Temanku menungguku di sana," ucap Kai tiba-tiba.
"Ne," jawab D.O sambil tersenyum melihat kelakuan namjachingunya yang menurutnya sangat lucu.
Sesampainya di kafe, seseorang dengan kemeja bewarna biru tua melambai ke arah mereka. "Kai!" panggilnya. Kai segera menghampiri orang itu dan duduk dihadapannya bersama D.O.
Astaga! Itu, kan, Kris sunbae! batin D.O. Kai mengenalnya? Bagaimana bisa?
Kris dan Kai mengobrol bersama dengan D.O yang hanya melamun—tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh dua orang namja tampan di hadapannya.
"Sebenarnya Kai, kita akan melakukan pertandingan persahabatan dengan klub kota tetangga," kata Kris tiba-tiba membuat D.O sadar dari lamunan—pikirannya dan menatap Kris.
"Mwo? Kapan?" tanya Kai. D.O bisa merasakan ada tangan yang menyusup masuk dalam seragamnya. Dia menatap Kai horror dan mencoba melepaskan kelakuan tangan Kai yang sedang meraba-raba perutnya.
"Itu...," ucap Kris memulai pembicaraan. D.O tidak bisa menyimak dengan baik apa yang dikatakan oleh Kris karena dia sedang berusaha menjauhkan tangan Kai dari dirinya. Tapi memang Kai yang dasarnya pervert malah mencubit nipple kanan D.O. D.O menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahannya yang akan keluar sambil menunduk. Tangan Kai mulai menjadi-jadi. Sekarang tangan kanan Kai memelintir nipple kanan D.O yang duduk di sebelahnya. Sedangkan tangan kirinya meremas junior D.O di balik celana seragam yang dikenakan namjachingunya itu. Membuat D.O bergetar karena sentuhannya.
"Hah? Jadi kita akan bertanding bulan depan? Kenapa lama sekali?" ucap Kai setelah Kris selesai memberitahukan detail pertandingan basketnya. Tangan Kai masih terus bermain dengan tubuh namjanya tanpa peduli bahwa D.O mati-matian menahan desahannya.
"Benar. Tapi—Ya! Bisakah kalian menghentikan itu?" seru Kris kesal karena merasa terganggu dengan kegiatan yang dilakukan oleh Kai.
"Hehe. Mian, gege," Kai hanya nyengir kuda dan menjauhkan tangan-tangan nistanya dari tubuh D.O. D.O mengehla nafas lega setelahnya.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan?" tanya Kai setelahnya dengan tampang (sok) polosnya.
"Hhh... dasar kau ini. Tentu saja kita latihan, pabo!" ucap Kris denagn nada putus asa. "D.O-ssi, kau ini kan kekasihnya, apa kau tidak mengurusnya?" tanya Kris pada D.O yang membuat D.O sedikit tersentak kaget. D.O hanya tersenyum kecil dan Kai menatap Kris kesal.
"Mianhae, Kris sunbae. Aku sudah mencoba menegur dan mengurusnya, tapi gagal." ucap D.O dengan wajah yang dibuat-buat menyesal. Membuat Kai semakin kesal.
"Bilang saja kau iri, gege! Makanya cepat punya pacar dan lakukan 'itu' padanya!" Kai berseru kesal dengan wajah puas melihat ekspresi kaget, malu, dan marah dari Kris. Kris memelototinya dan D.O hanya menatap Kai dengan mata kagetnya. O_O
"Kau gila, Kai!" seru Kris kesal.
"Nah, kita sudah cukup membantu, kan, gege? Ayo, Kyungie, kita ke apartemenku," Kai langsung menarik tangan D.O dan membawanya ke parkiran mobil. Mereka pergi ke apartemen Kai dalam hening. Tunggu. D.O merasa ada yang salah.
"Jongin-ah. Bukankah harusnya kau membawaku pulang ke rumahku?" tanya D.O dengan nada yang sangat polos. Kai hanya menyeringai mendengarnya.
"Karena kau akan menemani eomma mu malam ini, aku akan meminta jatahku hari ini sekarang. Tidak apa, kan?" Kai menyeringai mesum sambil menatap D.O dengan pandangan lapar. Lalu kembali menatap jalanan. D.O hanya bisa mematung meratapi nasibnya.
"Aaah~ Haah.. Uuuunnggh~ Jongin," sekarang D.O dan Kai sudah berada atas kasur di dalam kamar apartemen Kai dengan keadaan telanjang bulat. Kai sedang menikmati leher jenjang milik namjachingunya itu dan kedua tangan D.O berada di kepala Kai dan meremas rambut-rambutnya.
"Aakh! Jangan terlalu keras, Jongie~" D.O meringis sakit saat Kai menggigit lehernya terlalu kuat hingga meninggalkan luka. Kai menjilati luka tersebut dan mulai membuat kissmark di seluruh sudut di leher D.O.
Kembali dilahapnya bibir pink D.O yang sudah mulai membengkak karena terus dilumat olehnya. Lidahnya menjilati bibir bawah D.O meminta akses masuk. D.O membuka sedikit bibirnya dan lidah Kai langsung melesak masuk dan mengajak tuan rumah bertarung.
"Uuurrmh... Cpkmmh," saliva mulai berjatuhan dari sela bibir mereka. Lidah Kai menjilati langit-langit mulut D.O membuatnya mendesah tertahan.
Tangan Kai juga tidak tinggal diam. Tangannya mulai membelai dari dada, perut, hingga kembali lagi ke dada dan memelintir kedua nipple D.O. Kai juga memilin dan mencubit kedua daerah sensitif di dada namjachingunya itu.
"Eeeeermmmmhh... Nghhhh..," desahan D.O mulai menjadi-jadi. Tangannya yang tadi meremas-remas rambut Kai kini memukul-mukul pelan punggung pria berkulit tan tersebut—meminta melepaskan ciumannya karena oksigen yang mulai menipis.
Dengan terpaksa Kai melepaskan pagutan bibir mereka. Kai menatap D.O yang terengah-engah dengan wajah memerah dan bibir bengkak yang terbuka untuk mengambil udara sebanyak-banyaknya dengan lapar. Tiba-tiba sebuah ide melintas di kepalanya. Kai menyeringai seram dan menjauhkan tubuhnya dari D.O.
D.O menatap bingung pada Kai yang tiba-tiba menjauhkan tubuhnya. Firasatnya tidak enak saat melihat seringaian mengerikan dari Kai.
"Karena kau nakal, kau harus dihukum, Kyungie~" Kai berucap di telinga D.O dengan suara yang dibuat semenggoda mungkin. Ia turun dari kasur dan menghampiri lemari pakaiannya. Ia mengeluarkan beberapa barang yang menurut D.O begitu menyeramkan. Sebuah vibrator berukuran sedang, cock ring, gag ball, lube, nipple massager, dan tali.
Kai mendekati D.O dan mencium bibirnya sekali lagi. Tangannya memasangkan cock ring pada junior D.O yang sudah setengah tegang. "Errrmmh," D.O mengeram pelan saat merasakan sesuatu yang dingin menyentuh juniornya.
Dengan terus mengunci bibir namjachingunya, Kai menekuk kedua kaki D.O dan mengikatkan kedua tangan D.O di pergelangan kakinya. Kai melepas kuncian bibirnya pada D.O dan memasang gag ball di mulut D.O yang belepotan oleh saliva mereka berdua.
Tak hanya sampai disitu, Kai memasang nipple massager di kedua nipple D.O membuat sang namjachingu mendesah tertahan karena gag ball di mulutnya.
"Kau menikmatinya, Kyungie?" Kai menyeringai melihat D.O hanya mendesah pasrah di hadapannya. Lalu Kai mengambil sebotol lube dan melumuri jari-jarinya. Setelah cukup, ia memasukkan satu jarinya ke dalam hole D.O. D.O hanya menggeliat tidak nyaman merasakan sesuatu yang memasuki dirinya. Kai menambahkan dua jarinya ke dalam hole D.O, membuat D.O mengerang kesakitan tapi tertahan lagi-lagi oleh gag ball di mulutnya.
"Tenanglah Kyungie. Kau akan mendapat kenikmatan setelah ini."
Kai mengelus kepala D.O lembut untuk menenangkan namja berwajah imut itu. Dia menggerakkan ketiga jarinya secara zig-zag untuk memperlebar hole D.O. Sedangkan sang korban kejahilan(?) Kai menggeliat tak nyaman dan mendesah tertahan saat tanpa sengaja jari-jari namja di depannya menyentuh prostatnya.
Kai mengeluarkan jari-jarinya dan mengambil vibrator di dekatnya. Ia melumuri vibrator itu dengan lube dan mengarahkannya ke hole D.O. D.O menatap horror Kai dan menggelengkan kepalanya kuat ketika benda itu mulai memasuki hole sempitnya.
"Ngggrrrrrrhhh!" Kai terus mencoba memasukkan vibrator itu tanpa mempedulikan teriakan tertahan namjachingunya.
"Uuuurrrmmh~" D.O mulai mendesah nikmat saat vibrator itu masuk sepenuhnya dan menyentuh titik prostatnya dengan telak. Kai menyeringai melihat pemandangan di hadapannya. Ia mencondongkan tubuhnya dan berbisik di telinga D.O, "Nikmati hukumanmu, Kyungie~" Kai menyetel getaran vibrator itu dengan kecepatan maksimum yang membuat D.O terus menggeliat tidak nyaman. "Errrrnggghh~"
Setelah mengenakan celananya, Kai beranjak ke meja belajarnya dan mengeluarkan beberapa buku. "Kita lihat, jika kau berhasil bertahan sampai aku selesai mengerjakan tugasku, aku tidak akan menyentuhmu selama emmm, tiga hari! Kekeke," D.O melebarkan mata besarnya mendengar ucapan Kai.
Sudah lewat lima belas menit Kai mengerjakan tugasnya. Sudah lebih tiga kali D.O mengalami ejakulasi kering karena cock ring yang melingkar di juniornya. Vibrator di dalam tubuhnya terus membuatnya ingin mengeluarkan cairannya saat itu juga, tapi karena benda laknat yang melingkari juniornya ia tidak bisa melakukan itu. Belum lagi nipple massager yang terus memijat kedua nipplenya dengan lembut.
Lagi-lagi D.O merasakan perutnya melilit. Aah. Ejakulasi kering lagi. Ingin sekali rasanya ia berteriak dengan keras saking sakitnya. Tapi hanya erangan dan desahan tertahanlah yang keluar. Tentu saja karena terhalang oleh bola aneh yang ada di mulutnya.
Kai terus mengerjakan tugasnya sambil sesekali melirik namjachingunya yang sedang ia hukum sekarang. Ia memperhatikan setiap gerakan D.O melalui ekor matanya. Bagaimana tubuh itu terus menggeliat minta dilepaskan, juniornya yang memerah karena cairan cum yang tertahan, dan juga hole yang melahap vibrator dengan lapar. Kai ingin sekali memakan Kyungie-nya sekarang juga.
Dengan tidak sabar, Kai kembali mengerjakan tugasnya. Kasihan juga melihat namjachingunya yang polos seperti itu tersiksa. Biasanya, Kai bisa menyelesaikan tugas sekolahnya hanya dalam waktu tiga puluh menit. Tapi ini, konsentrasinya terbagi dua antara tugas sekolah dan namja yang terus menggeliat di atas kasurnya, sehingga ia baru menyelesaikan tugasnya sejam kemuadian.
"Aaah~ Akhirnya selesai juga," Kai merenggangkan tubuhnya setelah menutup bukunya. Ia mendekati D.O yang menatapnya penuh harap dengan mata yang berlinang air mata.
"Nggghh. Jongin-ah," D.O akhirnya bisa bernafas lega setelah Kai melepas gag ball yang menyebalkan itu dari mulutnya. Tak lupa juga tali yang mengikat pergelangan tangan dan kakunya. Bibirnya sekarang sudah memerah karena terus mengulum bola laknat itu. Kai menjilat bibirnya dan langsung menyambar bibir merah dan bengkak itu penuh nafsu. Tangannya mengelus dada D.O dan mulai melepaskan nipple massager yang terus memijat lembut nipple namjachingunya itu.
"Hyaaa~ Jongin-ah~ Uuunghh~," D.O mendesah keras saat Kai melumat nipple kanannya. D.O meremas rambut Kai, berharap namja berambut hitam kecoklatan itu mau melepas sesuatu yang terus mengganggunya.
"Jongin-ah~ Nggghhh~ Haa~ Le-lephaskaanh benhda... ituuh~" ucap D.O membuat Kai melepaskan kulumannya pada nipple pink kecoklatan yang menggoda itu.
"Ada apa, Kyungie~?" tanya Kai sambil mengangkat sebelah alisnya. Ia mengangguk-angguk mengerti setelah melihat wajah tersiksa dengan air yang mengalir dari mata namja berpipi putih tembem di bawahnya ini.
"Kau ingin aku melpaskan ini?" tanya Kai sambil menyentuh cock ring yang melingkari junior D.O. D.O hanya mengangguk lemas menahan rasa sakit dan nikmat sekaligus.
"Kekeke. Baiklah," Kai melepas cock ring itu dan semua cairan yang D.O tahan kini berlomba-lomba untuk keluar. Kai menyeringai kecil dan melahap junior namjachingunya yang tidak terlalu besar dan menampung cairan sperma milik D.O di mulutnya.
Kai menelan sebagian cairan di mulutnya dan mencium D.O kembali. Membuat D.O merasakan cairannya sendiri. Lidah Kai terus bermain di dalam mulut D.O dan mengajak sang tuan rumah untuk bertarung. Lidah mereka saling mendorong dan saliva mulai berjatuhan. D.O mendorong tubuh Kai dengan sisa tenaganya—meminta untuk dilepaskan karena kekurangan oksigen.
Dengan berat hati Kai melepaskan lumatannya pada D.O. Dia menatap hole kemerahan milik namjachingunya yang sedang melahap vibrator yang bergetar sangat hebat. Gulp. Dengan susah payah Kai menelan ludahnya sendiri. Pemandangan ini benar-benar menggiurkan.
"J-jongin-ah?" tanya D.O takut-takut dan risih karena Kai sedari tadi menatap hole nya dengan pandangan errrr penuh nafsu?
"Ne, Kyungie. Bagaimana kalau kita melakukan double penetration?" Kai menatap D.O dengan antusias yang dibalas wajah horror D.O. Double penetration? Kai benar-benar gila! Dengan vibrator atau junior namjachingunya saja sudah sakit. Apalagi kalau keduanya!
"Nggghh~ Anh-anhdwhaeee~~!" D.O mencoba berontak. Tangannya bergerak untuk melepas vibrator di hole nya. Tapi tangan Kai menahannya. Tangan Kai memegang ujung vibrator yang menyembul dari pintu masuk hole sempit D.O. Ia menariknya pelan hingga hampir keluar. D.O bernafas lega karena Kai mau mengeluarkan vibrator itu. Tapi dugaannya salah seratus persen. Kai mendorong vibrator itu kembali dengan keras dan menumbuk titik kenikmatan D.O dengan telak.
"AAAAAAHH~~! Jongiiinhhh~~~ Hyaaaa~~" desahan tak dapat lagi ditahannya. Kai yang sudah tak sabar menarik vibrator itu dengan cepat dan membuangnya kesembarang arah.
Crot! Cairan D.O kembali keluar karena sensasi saat vibrator yang masih bergetar dengan kecepatan maksimum itu ditarik keluar darinya.
"Aaakkh! Jongin-ah! Appo~ hiks," isak D.O saat Kai mulai memasukkan juniornya dalam sekali hentak yang ukurannya dua kali lipat vibrator yang memasukinya tadi. Ditambah Kai memasukinya dengan sangat kasar.
"Mianhaeyo, Kyungie. Mianhae. Uljima," ucap Kai sembari menghapus air mata D.O dan mengecup kedua kelopak mata besar milik namja berwajah imut itu. Ia diam sebentar agar D.O terbiasa dengan ukuran junior nya yang lumayan besar.
"Bergeraklah, Jongin. Tapi yang lembut," ucap D.O setelah ia mulai terbiasa dengan ukuran junior Kai. Kai mengangguk dan mengeluarkan miliknya dengan perlahan hingga menyisakan ujungnya saja. Lalu ia mamasukkan miliknya kembali dengan cukup keras dan cepat, menumbuk titik prostat D.O dengan keras.
"Aaaannghh~~ Uuungggghh~~~ Jhongiiinnh~ Fhasther~"
"Ssshh... Aaahh~ Khauu shangath sempith, Khyungie~"
Gerakan maju mundur Kai semakin cepat. Bibirnya kembali bertemu dengan bibir cherry dihadapannya. Tangannya memelintir kedua nipple pink kecoklatan D.O yang sudah mengacung tegang sedari tadi.
"Nghhh~~ Aaaahhhnn~~ Jonghinh-aahh~ Akkuuhh kheluarhh," ucap D.O setengah mendesah saat merasakan sesuatu mendesak keluar dari tubuhnya.
"Bersama, chagi," Kai mempercepat genjotannya. Tangan kanannya memelintir nipple kiri D.O dan tangan kirinya mengocok junior D.O yang terus mengeluarkan precum. Bibirnya berpindah membuat banyak kissmark di leher putih bersih milik seorang Do Kyungsoo.
"Aaahh~ Aaahh~~ Jongin-aaahh~~!"
"Uuukhh~ Kyungiee~!"
CROT! CROT!
Cairan milik D.O membasahi perut serta dadanya sendiri juga Kai. Sedangkan Kai mengeluarkan cairannya dalam lubang D.O yang terasa sangat penuh. Beberapa tetes cairan keluar dari hole sempit itu karena tidak mampu menampung junior dan cairan milik Kai sekaligus.
D.O memejamkan matanya. Dadanya naik turun karena terengah-engah. Dia sangat lelah. Dia berharap semoga Kai sudah cukup puas dengan satu ronde. Dia benar-benar lelah saat ini.
"Kyungie~ Kau tahu, kan, tidak cukup satu ronde saja?" Kai berbisik di telinga D.O dan menjilatinya dengan seduktif. Dia menyeringai merasakan tubuh di bawahnya menegang.
D.O hampir bernafas lega karena Kai mulai mengeluarkan juniornya. Tapi setelah itu ia harus menelan ludah pahit saat Kai membalikkan tubuhnya dan memasukkan kembali junior besarnya.
"Jongin-ah! Andwaeeee!"
"Ssshhh," Kai melenguh pelan. Dalam posisi ini hole D.O terasa makin sempit. Diam-diam dia mengambil vibrator yang tergeletak tak jauh darinya dan melesakkannya kedalam hole sempit namja mungil yang sedang menungging nikmat bersama dengan juniornya.
"AAAAAAARRRGHH! KELUARKAN! JONGIN-AH, KELUARKAN! Hiks Appo!" D.O berteriak keras sambil menggigit bantal di bawahnya. Rasanya sangat sakit. Seperti terbelah dua. Kai benar-benar jahat padanya.
"Nghh~ Mianhae, Kyungie. Jeongmal mianhae," Kai setengah mendesah merasakan bagaimana hole milik namjachingunya semakin sempit ditambah getaran vibrator yang juga menyentuh juniornya, memberikan sensasi tersendiri.
"Hiks. Appo. Hiks. Kau jahat, Jongin-ah. Hiks," D.O masih terisak dengan wajah yang terbenam pada bantal. Kai yang merasa ini telah melewati batas ingin menghentikan semuanya. Namun matanya sudah buta oleh kenikmatan duniawi.
"Mianhae, Kyungie. Maaf sudah memaksamu," Kai terus mengucapkan kata maaf. Ia benar-benar merasa bersalah.
Kai mulai memaju-mundurkan tubuhnya dan vibrator itu di dalam hole D.O. Tangannya bergerak untuk menggerakkan vibrator keluar masuk. Ia melakukan penetrasi secara bergantian. Disaat juniornya keluar, dia akan melesakkan dalam-dalam vibratornya dan begitu juga sebaliknya.
"Ngghh~ Aaakkhh~ Uunggh~~ Jonghinh-ah~~~" D.O mulai mendesah tak karuan menerima kenikmatan bertubi-tubi dari Kai. Tagannya meremas kuat sprei yang ada di bawahnya hingga kusut. Walau terkadang ia masih merasakan sakit pada holenya.
"Ssshh.. Kau sangat nikmat, chagiya," guman Kai yang masih berkonsentrasi pada kegiatan keluar masuknya. Satu tangannya yang menganggur digunakannya untuk menampar kecil bokong halus milik D.O.
"Aaahh~~ Jhonginh-aahh~~ Aaaanngghhh~~~" tamparan-tamparan kecil dari Kai tidak terasa sakit, tapi membuat libidonya semakin naik.
"Mmmmpphh~~ Akkuuhh nghh~ Kheluarrh~~" D.O semakin mengeratkan pegangannya pada sprei kasur yang sudah tak berbentuk lagi. Ia mengetatkan lubangnya hingga Kai merasa seperti diremas kuat oleh hole sempit namja-nya.
"Aaaahhhngh~ Bhersama, baby~~ Aaaahhh~~!"
"Uuunggghh~~~ Khim aahh Jhonginh~~ Hyaaa~~!"
CROT!
Mereka keluar bersamaan kembali. Kai mengeluarkan juniornya dan vibrator yang masih bergetar itu dari hole D.O. Ia menarik tubuh mungil D.O agar terlentang dan berbaring di sebelahnya.
"Mianhae, Kyungie. Mianhae," Kai memeluk dan mengecup kedua kelopak mata D.O dengan perasaan bersalah.
"Gwenchana, Jongie. Saranghae," jawab D.O dengan lirih. Ia memeluk tubuh Kai yang berkeringat sangat banyak seperti dirinya dan memejamkan mata besarnya.
"Gomawo, chagiya. Nado saranghae. Mianhae," Kai menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua dan ikut memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpi.
"Euummh," seorang namja berkulit gelap menggeliat dalam tidurnya. Perlahan ia membuka kedua kelopak matanya. Ia melirik jam dinding yang menggantung di dinding kamarnya. Pukul 9.00 pagi. Ia menoleh ke arah namja mungil berkulit putih yang sekarang penuh dengan kissmark di sebelahnya. Ia mengelus kepala namja nya dan mengecup bibirnya sekilas. Wajahnya menunjukkan kelelahan yang luar biasa. Tidurnya sangat nyenyak. Kai jadi merasa tak tega untuk membangunkannya.
"Kyungie, ireona." Kai mengguncang tubuh itu perlahan. D.O membuka matanya dan pemandangan yang pertama ia lihat adalah seorang Kim Jongin yang sedang tersenyum lembut padanya.
"Tampan," gumannya tanpa sadar. Ia mengelus pipi Kai dengan tangan kanannya antara sadar dan tidak sadar. Kai hanya menyeringai mendengarnya.
D.O menarik tangannya setelah sadar sepenuhnya. Wajahnya memerah lucu. Kai yang gemas mengecup pipi tembam yang sudah bewarna seperti kepiting rebus.
Tiba-tiba D.O mendorong Kai membuat yang didorong bingung. Ada apa dengan Kyungie-nya?
"Jongin-ah. Kau jahat. Hiks. Kenapa kau melakukan hal itu padaku?" ucap D.O sedikit terisak. Kai membawa tubuh mungil yang bergetar itu ke dalam pelukannya. Ia mengelus pelan punggung putih yang penuh dengan kissmark nya.
"Mianhae. Ini karena aku terlalu egois. Apa masih sangat sakit?" tanya Kai setengah berbisik di telinga namjachingunya. D.O hanya mengangguk pelan dan membalas pelukan Kai dengan membenamkan wajahnya di dada bidang namja yang lebih muda darinya itu. Kai bisa merasakan dadanya basah oleh air mata. Membuat hatinya sakit karena sudah membuat orang yang paling dicintainya menangis.
"Kenapa kau menghukumku? Memangnya aku salah apa?" D.O sudah menghentikan tangisnya dan melepaskan pelukan Kai. Ia menatap namja di depannya dengan wajah polos dan mata besarnya yang berkaca-kaca.
"Aku tidak suka kau berdekatan dengan si Byun itu," Kai tidak berani menatap D.O yang sekarang sedang membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o' dengan wajah yang sangat polos. Jika terus melihatnya, Kai yakin ia akan menyerang namja di hadapannya ini lagi.
"Kenapa? Aku hanya membantunya mengerjakan tugas," D.O mengerutkan dahinya bingung dengan jawaban Kai.
Kai mulai berani menatap wajah D.O. Ia memandang dengan sedikit kesal. "Membantu apanya. Kalian terlihat seperti sepasang kekasih. Apalagi si Byun itu sering mendekatkan wajahnya padamu seperti ingin menciummu!"
D.O terkekeh pelan mendengar alasan namjachingunya ini. Jadi dia cemburu, toh, melihatnya dengan Baekhyun.
"Kau salah paham, Jongie. Dia itu sudah punya kekasih! Mana mungkin dia menciumku. Hahaha," D.O mengacak-acak pelan rambut Kai. Sedangkan namja tinggi itu mempoutkan bibirnya kesal.
"Omo! Jongin-ah! Aku terlambat! Pagi ini aku ada kelas! Bagaimana ini?" seru D.O panik setelah melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 9.15. Saking paniknya ia mencoba berdiri dari ranjang—melupakan rasa sakit di bagian bawah tubuhnya.
"Aaaakh! Appo!" seru D.O tiba-tiba sambil memegangi pinggulnya. Kai yang kaget langsung menggendong D.O bridal style dan membawanya ke kamar mandi.
"Kita bolos hari ini, chagi," ucap Kai. Sebelum D.O protes, ia membungkam bibir itu dengan bibirnya dan menutup pintu kamar mandi.
"YAA! KIM JONG—Mmmppphh!"
CHAPTER 1, OWARI
A/N: Hello, Annyeong, Ohayou, Konichiwa, Konbanwa, Ni hao, Pagi, Siang, Sore, Malem, Subuh #dikeroyok. Hehe ^.^v Author BlackPearl08/parktaemi here. Gimana, chingu/readers/minna-san? Bagus? Kurang hot? Atau D.O kurang disiksa? #digorok
Sebenarnya ini adalah sequel dari FF saya yg KrisTao request dari kawan saya. Tapi ceritanya saya ubah supaya gak kayak sequel banget. Sebenernya mau lanjutin FF KrisTao, tapi entah kenapa yang terbayang selalu KaiDO. Saya memang aneh dan rada sinting. Mohon dimaklumi ==V Dan sebenernya juga FF ini lebih panjang dari ini. Tapi takut yg baca blenger(?) saya potong jadi dua chapter. Mohon dimaklumi lagi ^^.
Preview Next Chap:
"Hiks, Hyung. Hiks, Kai, dia... dia, hiks hiks."
"Tenanglah, D.O. Ada aku di sini."
"Ada siapa, Kai?"
"Mianhae, Min. Pulanglah duluan. Aku masih ada urusan."
"Dia, Kai. Aku... aku melihatnya sedang... berciuman dengan orang lain, hiks."
"Sial! Berani sekali dia menyentuh Kyungie-ku."
"D.O-yah. Aku... ehm, aku menyukaimu. Jadilah namjachinguku."
"Jangan pernah kau sentuh milik-KU."
"Apa yang kau lakukan, Kim Jongin? Aku tidak mau tau! Mulai sekarang kita PUTUS!"
End of Preview
Gimana? Penasaran? Mau dilanjutin, gak? :D
Komen/Review-nya, chingu/readers/minna-san.
Gomwo/Gamsahamnida/Arigatou/Makasi/Thank You for reading. ^^