Disclaimer : I don't own Beelzebub, Beelzebub is only belong to Tamura Ryuhei-sensei.
A/N : ini fanfic pertama saya, yaa rada-rada OOC sedikit, tengkyu yang udah pada baca, :D sorry update nya kelamaan, soal nya seperti summary nya, sempet hiatus sementara buat focus ke fanfict saya yang satu lagi. tapi sekarang udah aktif lagi atas dukungan para pemirsa sekalian.. :))
balesin review dulu yaahh :)
Roronoa Indra : yeah, thank you! thanks for waiting XD
Guest : i'm update now! sorry for the wait.. hountoni shumimasen :(
Naruobito2 : hahaa :D iyah, ini udah di update, maap kalo kelamaan nunggu.. XD (y)
special thanks for Frayner, Naruobito2 and Roronoa Indra who has favorited and followed this story.. arigatou gozaimashu :))
Chapter 16
Decision
"ketika Kisetsu-sama duduk dibangku sekolah dasar, ia merupakan siswa populer, dikagumi banyak guru dan memiliki sebutan 'child prodigy' karena kecerdasannya yang luar biasa. Kisetsu-sama selalu dikelilingi oleh banyak siswa lainnya, mereka berebut untuk bisa berteman dengannya, tentu hal ini membuat Kisetsu-sama senang. Walaupun banyak diantara mereka hanya ingin memanfaatkan Kisetsu-sama, namun ia tidak perduli. Kisetsu-sama adalah sosok baik yang selalu menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan. Hingga suatu ketika, salah satu orang yang ia anggap 'teman' sedang diserang oleh segerombolan anak-anak SMP. Kisetsu-sama yang baik hati langsung menolong orang itu, ia tidak bisa mengontrol kekuatannya karena saat itu ia masih sangat muda. Tak sengaja kekuatan iblis yang ada pada dirinya keluar, tentu hal ini membuat orang-orang berlari ketakutan, bahkan orang yang ditolong olehnya pun mulai menyebutnya 'Monster'…." Ujar Maria yang mulai kelihatan serius.
Tatsumi terdiam, ia menyadari bahwa ternyata masalalu Kisetsu terlihat kejam. Furuichi hanya menelan ludah karena tidak tau apa yang harus dikatakan.
"kejadian itu terjadi ketika seminggu setelah kematian Kasdeya-sama. Semua orang disekolahnya, dimanapun ia berada, mereka selalu menjauhinya. Menghina nya dengan menyebutnya 'Monster', bahkan guru-guru yang tadinya mengagumi malah mulai mengutuknya sebagai 'monster'. Pada saat jam pelajaran pun guru yang sedang mengajar seolah-olah tidak perduli dengannya dan menganggapnya tidak ada. Tetapi Kisetsu-sama masih tetap tersenyum kepada mereka yang sudah menghinanya. Senyuman yang begitu rapuh.. sehingga ia memutuskan untuk tetap tersenyum untuk seterusnya, agar semua orang memiliki bayangan baik tentang dirinya, hingga orang lain tidak terus-terusan menganggapnya monster, menyedihkan bila dihina, menyakitkan bila dianggap tiada, Kisetsu-sama mencurahkan semuanya kepada Mika-sama, satu-satunya orang yang ia percaya. Itu yang Mika-sama ceritakan kepada ku..." ucap Maria yang kemudian membuka handphone nya karena ada sms masuk.
Hening.
Tatsumi, Maria, Lamia dan Furuichi terdiam, mereka tidak tau harus mengatakan apa lagi. Aksi diam ini berlanjut sampai 15 menit sampai akhirnya Furuichi menanyakan sesuatu kepada Maria "apa yang membuat Kisetsu sangat mempercayai Mika-chan?"
Maria terkejut dengan pertanyaan Furuichi, namun ia menjawab "Mika-sama hanya satu-satunya orang yang selalu tersenyum dihadapan Kisetsu-sama. Ia selalu menganggap Kisetsu-sama itu sama seperti orang lain. Bukan karena Mika-sama adalah iblis maka ia membela Kisetsu-sama, tapi karena menurutnya baik Iblis ataupun Manusia, mereka semua sama. Disaat orang lain berlomba-lomba untuk menjauhi Kisetsu-sama, Mika-sama malah justru mendekatinya dan memberinya semangat, memberinya support, walaupun Abaddon-sama sudah mengecam Mika-sama untuk tidak mendekati Kisetsu-sama, Mika-sama masih tetap berusaha untuk bisa berkomunikasi dengan Kisetsu-sama. Saat Mika-sama diharuskan pindah ke jepang, mereka berdua masih tetap berkomunikasi, bagaimana pun caranya. Kemudian kami pindah ke Amerika, kalian tau itu kan? Aku merasa tidak pernah bertemu dengan Kisetsu-sama di sana, tapi Mika-sama bilang mereka bertemu. Kisetsu-sama menyatakan perasaannya pada Mika-sama. Mika-sama sangat senang kala itu. Setahun berlalu, sampai akhirnya Mika-sama tau bahwa Hilda akan dijodohkan oleh Kisetsu-sama, Mika-sama menjadi down akhir-akhir ini.." sahut Maria mengakhiri pembicaraannya dan berkata "maaf, aku harus pulang, Mika-sama menyuruhku untuk tiba di apartemennya segera. sampai ketemu lagi, Oga-san, Taka-chan.. dan... O-chibi-san.." Maria tersenyum evil dan kemudian meninggalkan kamar Furuichi.
"keehhhh! dasar nenek jahat! siapa yang chibi?! huh! nama ku Lamia, Lamia!" teriak Lamia sambil marah-marah seperti biasanya.
Tatsumi terdiam, memang di bayang ingatannya, Mika adalah sosok yang murah senyum ya walaupun hanya kepada orang-orang yang dekat dengannya. Tatsumi tidak menyadari bahwa kehidupan masalalu Mika, keluarga Mika, dan tentang orang-orang yang ia cintai akan serumit ini. Bukan hanya ia yang akan kehilangan Hilda, tapi Mika juga. Bahkan beberapa watu yang lalu, demi kebahagiaan Tatsumi, Mika rela untuk menerima kemungkinan yang paling buruk, yang akhirnya akan celaka adalah ia.
'memang aku mencintai Hilda, tapi… tanpa Mika aku tidak akan bisa menyadari perasaan ini. Mika selalu tersenyum sehingga aku tidak pernah menyadari kalau dia mempunyai masa lalu yang begitu kelam. Begitukah caranya untuk menenangkan hatinya sendiri? Kenapa dia tidak menceritakannya padaku? Dia sudah banyak menolongku.. aku akan menyelamatkan keduanya, baik Hilda ataupun Mika. senyuman dari kedua orang itu adalah hal yang paling berharga. Aku tidak mau semua lenyap begitu saja' pikir Tatsumi.
Lamunan Tatsumi terhenti ketika Beel-bou mengajaknya untuk pulang. akhirnya Tatsumi pamit pulang kepada Maria dan Furuichi. Sepanjang perjalanan Tatsumi hanya terdiam, memikirkan banyak hal yang terjadi hari ini. Ia lelah, ia butuh waktu untuk berhenti memikirkan hal serumit ini, tapi ia tidak punya banyak waktu, ia harus segera memberikan jawaban kepada Mika sementara ia tidak tau harus menjawab apa.
rasanya ia ingin berlari dari semua ini, Tatsumi tak pernah menduga bahwa hanya untuk merasakan kebahagiaan dengan orang yang ia cintai akan serumit ini. Jika mereka semua manusia seperti dirinya, pasti ia sudah melenyapkan mereka yang sudah menghalanginya untuk bersama Hilda. tapi mereka Iblis, berasal dari keluarga royal seperti Beel-bou. Untuk mengalahkan Behemoth 34th pillar divison demi menyelamatkan Hilda saja ia harus latihan setengah mati, bagaimana caranya ia bisa mengalahkan Kisetsu, putra dari kakak ayahnya Beel-bou? Setidaknya kekuatan Kisetsu akan sama kuatnya dengan En, dan bagaimana juga caranya ia mengalahkan laki-laki yang entah bernama Kuroda atau Abaddon itu?
Akhirnya ia memutuskan untuk memikirkan itu dirumahnya nanti karena orang banyak melihatnya dengan ketakutan ketika mereka melihat wajah 'seram' yang Tatsumi tunjukkan sepanjang perjalanan karena memikirkan hal ini.
End of Flashback
Esok paginya
Tatsumi berjalan menuju ruang kelas Mika. Mika menyambutnya dengan senyuman dan langsung segera menyuruhnya duduk dihadapannya. Maria yang saat itu sedang bersamanya mengambil Beel-bou untuk diajak main karena ia tau hal yang akan dibicarakan Tatsumi dan Masternya adalah hal penting. Ia menjauh dari Tatsumi dan Mika namun tidak melebihi batas jarak antara Tatsumi dan Beel-bou.
"jadi, bagaimana?" Tanya Mika dengan senyum seperti biasa.
Semua siswa dikelas itu sangat kesal dan heran, karena Mika yang selama ini berada dikelas itu tidak pernah berbicara kecuali saat menjawab pertanyaan bahkan tidak pernah tersenyum dengan mereka. Memang ada beberapa orang yang biasa mengobrol dengannya dikelas itu selama jam pelajaran, tetapi itu hanya Azusa dan Kazu dan itupun jarang. Mereka bahkan berpikir, kenapa seorang Mika bisa tersenyum hangat dan manisnya di hadapan Tatsumi, seorang delinquent yang dulunya mereka kutuk. Semua pertanyaan itu berkeliaran di kepala semua siswa ditempat itu. Mereka ingin bertanya, tetapi mereka tau, pertanyaan mereka tidak akan pernah dijawab oleh Mika. maka dari itu mereka lebih memilih diam, menatap dengan wajah kesal.
"ehem… mm…" sahut Tatsumi bingung harus menjawab apa.
"mm..? jangan bilang kamu belum memutuskan harus menjawab apa?" Tanya Mika dengan wajah curiganya.
Tatsumi hanya menjawab dengan fake smile yang dia buat. Tentu hal ini agak membuat Mika kesal.
Brraaaakkkkkk!
Semua siswa ditempat itu kaget karena mendengar suara yang lumayan keras, ketika mereka menemukan asal suara itu mereka jauh lebih terkejut ketika melihat Mika memegang tempat pensilnya yang terbuat dari besi seberat kira-kira 1.5 Kg dengan wajah kesal yang ia tunjukkan. Dihadapannya ada Tatsumi yang sedang mengerang kesakitan memegangi kepalanya, hampir air mata menetes dari salah satu mata Tatsumi karena rasa sakit yang dia rasa.
"aku bertanya padamu.. jangan jawab dengan senyuman yang menjijikkan seperti tadi. Itu hanya akan membuatku kesal..!" sahut Mika dengan nada kesal.
"Mika, kamu itu wanita, kenapa tidak bisa lembut sedikit. Lalu ada apa dengan tempat pensil itu, itu tidak wajar!" balas Tatsumi masih dengan posisinya yang memegangi kepalanya.
Mika hanya menghela nafas dan kemudian memalingkan mukanya.
"aku sudah memutuskan jawaban apa yang akan aku berikan, tapi aku belum tau harus berkata apa.." lanjut Tatsumi yang kini sudah mulai menatap mika.
Mika masih dengan sikapnya yang menyueki Tatsumi dengan tidak menatap Tatsumi dan memberi respon diam. Tatsumi mulai meletakkan tangannya di pipi Mika. wajah Mika memerah, karena ini kali pertama Tatsumi menyentuh pipinya sejak sekian lamanya tidak bertemu. Namun wajah merah karena malu itu menjadi wajah merah kesal ketika Tatsumi membelokkan wajahnya Mika ke arah Tatsumi sambil berkata "kalo orang ngomong tuh liatnya ke orangnya, jangan cuekkin aku dong! Lagi serius. Cepet nengok kesi-" omongan Tatsumi terhenti ketika Mika mulai memukulnya dengan tempat pensilnya lagi kini tepat di lengan Tatsumi.
"awwww…" teriak Tatsumi. Semua siswa dikelas itu dibuat terkejut lagi oleh sikap Mika. seseorang yang selalu mereka panggil 'Mika-sama' atau 'Ayasaka-sama' itu telah melakukan hal yang menurut mereka 'kejam' ke Oga Tatsumi, orang terkuat dari Ishiyama School. Hal itu dapat memperyakin mereka bahwa itu adalah alasan kenapa kepala sekolah memberinya tanggung jawab untuk mendidik dan menghukum Rokkisei ketika mereka melakukan kesalahan.
"lalu apa jawabannya?" Tanya Mika masih dengan posisinya yang memegang tempat pensil. Jaga-jaga kalau Tatsumi berhasil membuatnya kesal lagi.
Tatsumi yang masih merasakan sakit di kepalanya di tambah di lengannya mulai agak menjauh dari Mika karena dia tau apa hal selanjutnya terjadi jika dia berhasil membuat Mika kesal. Kemungkinan terbesarnya ia akan ditendang keluar dari kelas melalui jendela.
"a-aku memilih untuk tidak menerimanya.." jawab Tatsumi dengan nada ragu.
"why?" Tanya Mika dengan wajah dinginnya.
"aku memang menginginkan Hilda kembali, tapi aku juga ingin melihatmu bersama dengan Kisetsu tanpa harus melukaimu.." jawab Tatsumi dengan wajah serius yang membuat wanita-wanita dikelas itu senang melihatnya karena terkadang ketika Tatsumi menunjukkan wajah itu ia terlihat lebih cool.
Mika terdiam. Dia kaget dengan apa yang baru saja ia dengar.
"aku ingin melindungi keduanya, senyum Hilda, dan senyum mu.." jawab Tatsumi dengan wajah malunya karena ia sadar ia tidak pernah mengatakan hal selembut ini kepada wanita sebelumnya.
'ia ingin melindungiku?' pikir Mika. Mika tersenyum, senyumannya kini begitu hangat dan penuh dengan kebahagiaan. Ia tak pernah menyangka seseorang seperti Tatsumi bisa mengatakan hal yang lumayan romantic seperti ini. Tanpa sadar air mata mulai menetes dari kedua bola mata biru Mika. Tatsumi tentu bingung dengan ini, ia mencoba menenangkan Mika, namun Mika kemudian tersenyum lebar dan berkata "Arigatou, Tatsumi.. :)"
Tatsumi tersenyum dan mulai mengusap-usap kepala Mika sambil pamit untuk kembali kekelasnya. Mika yang menyadari bahwa Tatsumi bergegas meninggalkannya, mulai meraih lengan Tatsumi dan berkata "Tunggu! Pembicaraan kita belum selesai.."
"eh? Tapi aku sudah menjawab pertanyaan mu kan?" jawab Tatsumi dengan wajah bingungnya yang kemudian mulai membalik badan dan menatap ke arah Mika.
"iya, memang. Tapi aku masih ada rencana lain.. emm.. memang sih tidak ada hubungannya dengan pertunangan Hilda-san dan Kisetsu, tapi…" sahut Mika yang terlihat ragu untuk melanjutkan.
"tapi apa?" Tanya Tatsumi dengan wajah seriusnya.
"tapi kita harus memastikan apakah Hilda-san mempunyai perasaan yang sama terhadapmu atau tidak…" jawab Mika dengan wajah seriusnya juga.
Wajah Tatsumi memerah seperti sedang demam tinggi, dan kemudian mencoba memalingkan wajahnya dari Mika, namun Mika langsung bangkit dari duduknya dan menatap ke arah wajah Tatsumi sambil memegang kedua pipinya.
"mungkin saja rencana ini mempunyai pengaruh besar dalam permasalahan yang sekarang kita hadapi.." sahut Mika dengan senyumnya.
"lalu apa rencana mu?" Tanya Tatsumi masih dengan wajah malunya.
Mika tersenyum tajam ke arah Tatsumi.
nah nah nah! akhirnya saya update juga! legaaa rasanya... setelah nahan ini chapter berbulan-bulan XD
gimana, apa kalian semua suka, benci, kesel, pengen lemparin tempat pensil juga ke arah saya? silahkan di review ajah yah chapter nya.. hohohoho :D
makasih yang masih setia nungguin, :)
oh iya, sorry, saya gak bisa ngasih spoiler kaya chapter2 sebelumnya yang nunjukkin kilasan buat chapter selanjutnya, soal nya.. hm... pengen di bikin misteri ajah gitu :D
sampai ketemu lagiiiii :)
okeh, ini buat chapter selanjutnya, Chapter 17 : Date