Author : saya BIBA
Cast : Oh Sehun, Xi Luhan, Kris
rated : M
WARNING : OOC, rated M! TYPOS, YAOI, BOYxBOY, jalan cerita aneh, memuakkan
Disclaimer : semua chara yang ada di ff ini hanya milik Tuhan, saya hanya minjem nama mereka buat dimasukin ke ff gajelas saya ini.
Summary : kini aku percaya pada cinta, dan itu semua karenamu
a/n : huhuhu.. saya balik lagi setelah lama gak posting. Ada yang kangen? (readers : KAGAK!) Sebenernya ini adalah FF pengalih perhatian (?) kenapa disebut gitu, karena biar saya bisa nyelesain FF Your Happiness, satu FF KaiDo (yang draftnya di computer saya kehapus, untung aja saya punya salinannya di draft email, tapi Cuma sampe bagian satu. Ribet? Abaikan) dan juga FF TaoRis NC. Fufufu..
oke, hutang FF saya ke kalian banyak. Maafkan aku.. pukul saja kalo mau, pukul! Seperti biasa saya minta reviewnya untuk memperbaiki kualitas menulis saya yang acak-acakan bin ancur ini. Dan juga saya minta do'anya supaya bisa masuk SMAN, UNASnya lancar, pengawasnya baik (kalo bisa pengawasnya yang yaoi gitu) NAnya 40,00. Kenapa saya minta do'a? karena kalo saya nggak masuk SMAN saya bakal dimasukin di asrama CEWEK! Bayangkan! Entar waktu nulis FF saya makin dikit. Dan yang paling parah, DISANA GAK ADA YAOI! Oh ya saya juga minta do'a supaya saya bisa nyelesain semua FF saya yang ancur banget. Reviewnya ditungguuuuu..
Anak laki-laki itu hanya bisa menangis saat ayahnya dengan kasar menjambak rambutnya. "JIKA KAU TIDAK MELAYANI MEREKA, JANGAN HARAP KAU BISA HIDUP LEBIH LAMA!" teriak ayah anak itu tepat di wajahnya. Ia hanya bisa memejamkan matanya untuk menahan tangis, tidak mau ayahnya berbuat lebih kasar dari ini. Ia takut.
"b-baik.."
"hapus air matamu! Kau terlihat jelek saat menangis. Layani mereka dengan baik, atau kau akan mati." kata ayah anak itu dengan suara yang lebih pelan, namun terdapat ancaman yang serius di dalamnya.
"b-baik."
Anak laki-laki itu bernama Xi Luhan, ia masih berumur 14 tahun. Anak laki-laki malang itu dipaksa ayahnya untuk bekerja sebagai pemuas nafsu para pria hidung belang yang menyukai sesama jenis di usianya yang terbilang masih sangat belia. Ya, dengan kata lain ia dipaksa menjadi seorang pelacur.
"kau sangat manis sayang, Ayahmu sangat hebat bisa mempunyai anak sepertimu." pria hidung belang itu meraih dagu Luhan dan berniat mencium pipinya. Namun Luhan dengan cepat memalingkan wajahnya dari pria itu.
"sebaiknya kau menurut bocah kecil. Akan kubayar kau berapapun untuk malam ini." Luhan hanya terdiam, ia takut. Ia tidak dapat memprediksi apa yang akan dilakukan pria hidung belang ini selanjutnya. Karena membayangkannya saja Luhan merasa mual.
Tiba-tiba pria hidung belang itu menyambar bibir Luhan dan melumatnya kasar. Sesekali menggigitnya agak keras. Luhan berusaha memberontak namun kekuatan pria ini terlalu besar dibanding dengan kekuatannya. Luhan hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Sekarang ia telah kotor.
Air mata tak henti-hentinya jatuh dari mata indahnya, mengiringi setiap perlakuan tak pantas yang dilakukan pria hidung belang itu terhadapnya. Luhan hanya bisa pasrah. Ia sudah tak peduli dengan harga dirinya, toh sudah hancur berkeping-keping kan?
"kurasa ini cukup.." pria hidung belang itu melemparkan beberapa lembar uang ke atas tubuh polos Luhan yang hanya terbalut oleh selimut tebal. Ia terdiam tak menjawab pria itu. Ia terlalu sibuk meratapi keadaannya, tatapan matanya kosong kehilangan sinarnya bersamaan dengan hilangnya kesuciannya. Air matanya tak pernah mau berhenti jatuh di pipinya, melukiskan dengan jelas apa yang ada dalam hatinya saat itu.
Sekitar 5 menit setelah pria hidung belang itu keluar, tiba-tiba ayah Luhan masuk dan langsung menjambak rambut Luhan sehingga ia kesakitan. "ayah.. S-sakit."
"siapa suruh kau melayani tamu pertamamu dengan menangis ha?"
'plak'
satu tamparan keras mendarat di pipi Luhan memberi bercak merah yang cukup jelas disana. "Jika kau lakukan itu lagi, aku bersumpah akan membunuhmu!" dihempaskannya Luhan dalam sekali hentakan yang cukup keras ke lantai.
Luhan menangis dalam diam saat ia bangkit menuju kamar mandi yang terletak di ujung ruangan. Tubuhnya seketika merosot begitu saja menyentuh dinginnya lantai kamar mandi. Tangisnya semakin tak terkendali dan sesekali ia memukul dirinya sendiri. "hiks.. Kenapa aku lemah? Aku kotor.. Hiks.. Ibu, aku kotor..." suaranya terdengar sangat memilukan. Terdengar ada amarah, kecewa, sedih bercampur menjadi satu dalam suara paraunya. Luhan segera berdiri dan menyalakan shower. Ia menggosok tubuhnya kasar hingga menciptakan bercak merah di beberapa bagian. "hiks.. Aku kotor! Kenapa tak mau hilang? Sial!" ia terus menggosok tubuhnya kasar tanpa henti. Tak memperdulikan luka lecet di kulit porselennya yang sempurna.
Sampai akhirnya ia berhenti karena ia sadar apa yang ia lakukan tak bisa membersihkan dirinya yang sudah kotor. Luhan tersenyum pahit, "aku tetap kotor sampai kapanpun.."
hari berganti hari Luhan sangat memikirkan ancaman serius yang dilontarkan ayahnya tempo hari. Ia mulai berusaha bermanja-manja kepada tamu yang datang padanya meskipun jauh di dalam hatinya ia membenci apa yang ia lakukan. Ia merasa semakin hina kedudukannya saat ini, harga dirinya hancur begitu saja.
Di balik senyuman itu ada tangis di dalamnya. Tak pernah ia menunjukkan rasa sedihnya kepada tamu yang datang. Ia masih ingin hidup, meskipun dalam keadaan hina.
Hampir 5 tahun Luhan menjadi seorang pria panggilan para kaum gay. Sampai akhirnya ayahnya meninggal karena tertabrak. Hal itu adalah hal yang paling ditunggu Luhan, ia tahu ayahnya adalah satu-satunya keluarga yang ia punya. Namun Luhan tak memperdulikan hal itu, ia hanya memikirkan bagaimana caranya ia keluar dari lubang hitam ini. Luhan memutuskan untuk berhenti bekerja di dunia prostitusi dan memulai hidup baru di Korea. Sudah terlalu banyak kenangan buruk yang terjadi saat ia tinggal di Cina.
Di sana ia bekerja sebagai seorang pelayan toko kue yang cukup terkenal di Korea. Dan di sanalah ia bertemu dengan Kris, seorang warga negara Cina yang sekarang berada di Korea. Luhan menganggapnya seorang yang sangat baik, tak pernah ia mendapat perlakuan lembut seperti itu. Dan akhirnya? Luhan mulai terbuai dengan sikap manis Kris.
Hari ini Kris mengajak Luhan ke cafe. "apa yang perlu kau bicarakan, Kris?"
"sebenarnya baru kali ini aku merasakannya. Sungguh..." Kris terlihat menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "...ah aku terlalu berbelit-belit. Gege, sejujurnya aku mencintaimu. Aku tidak bisa menyusun kata-kata romantis ya?"
Seketika wajah Luhan berubah memerah. Seperti ada banyak kupu-kupu yang menggelitik perutnya. "Aku tak menyuruhmu untuk membalas perasaanku, aku hanya ingin kau tau. Jika kau ingin menjauhiku, jauhilah. Aku tak keberatan." sambung Kris dengan nada sedih.
"tidak.. A-aku juga mencintaimu, Kris. Sungguh."
"sungguh?" tanya Kris untuk meyakinkan dirinya apakah ia salah dengar atau tidak. Luhan hanya menjawabnya dengan anggukan, "ya, aku mencintaimu."
setelah hari itu Luhan semakin mencintai Kris. Ia selalu merasa nyaman saat ia ada di samping Kekasihnya ini. Selalu menjadi salah tingkah saat Kris melakukan hal-hal romantis kepadanya, bahkan mereka tinggal satu atap sekarang. Luhan sangat mempercayai Kris sepenuhnya. Tapi semua perlakuan manis Kris padanya, sesungguhnya adalah awal dari mimpi buruk Luhan...
"Kris, kau membawaku kemana?" Luhan menatap Kris penasaran. Kris tak menjawab, ia hanya menatap Lurus ke depan dan terus menggandeng Luhan. Kris membawanya ke hotel yang cukup mewah.
"Kris, apa yang akan kau lakukan?" tanya Luhan sekali lagi. Dan lagi-lagi Kris tak menjawab.
Kris membawa Luhan di hadapan seorang pria paruh baya berbadan gempal di salah satu kamar hotel yang cukup elite. "ini yang kujanjikan. Cepat berikan uangnya padaku!" pria paruh baya itu tersenyum dan memberikan Kris satu koper sedang berisi uang yang dijanjikan.
"Kris, si-siapa dia? Aku tak mengerti." wajah Luhan kini terlihat sangat ketakutan, entah mengapa bayangan tentang masa lalunya kembali berputar-putar dipikirannya seperti sebuah potongan-potongan adengan film.
"bersenang-senanglah. Lakukan apapun yang ingin kau lakukan padanya.. Gege, sebaiknya kau layani Tuan Choi dengan baik. Selamat bersenang-senang."
"t-tunggu.. Kris.." saat Luhan berniat mengejar Kris tangannya ditahan oleh pria paruh baya itu. "sebaiknya kau tetap disini, manis."
"lepas!"
"ternyata kau galak juga ya?" pria itu menatap mesum ke arah Luhan yang berusaha berontak. "kubilang lepas!"
pria itu secara paksa menghempaskan tubuh luhan ke kasur yang berukuran besar. Segera ia menahan tubuh Luhan dan melepaskan pakaian yang melekat di tubuh Luhan dengan paksa. "lepas! Brengsek!" Luhan tak berhenti memberontak, namun apa daya kekuatan pria ini terlalu besar. Saat ini ia mencari-cari waktu disaat si pria paruh baya ini lengah.
Tanpa melepas cengkramannya, pria itu mengambil seutas tali dan mengikat kedua tangan Luhan. "apa yang akan kau lakukan?"
pria itu tak menjawab dan terus saja mengikat tangan Luan. Tak hanya itu, kaki Luhanpun diikat pula. Masing-masing diikat diujung kasur. "saatnya bersenang-senang." pria itu mengambil sebutir kapsul dari dalam laci yang tak jauh dari kasur. Segera pria itu membuka paksa mulut Luhan dan mencekoki Luhan dengan kapsul itu. Mau tidak mau kapsul itu masuk ke tubuh Luhan, pria paruh baya itu mulai melancarkan aksi kotornya..
Kris segera membawa Luhan ke rumah mereka (lebih tepatnya rumah Kris) namun keadaan Luhan masih belum pulih betul dari pingsannya setelah diperkosa oleh pria hidung.
Setelah berada di rumah Kris, ia segera membaringkan Luhan di kasurnya. Tak berniat melakukan apa-apa memang dan ia segera meninggalkan Luhan yang masih belum sadar.
"bagaimana kemarin? Kata Tuan Choi kau menikmatinya."
"kau brengsek, Kris!" satu tamparan keras Luhan di pipi Kris cukup membuat Kris kesakitan. "...Aku mencintaimu, kenapa kau tega menjualku ha?" Kris tersenyum meremehkan, pelahan ia memojokkan Luhan hingga ujung ruangan.
Tangannya mengunci Luhan agar tidak bisa kabur. "dengar, tak ada yang namanya cinta di dunia ini, Xi Luhan. cinta adalah omong kosong..." ucap Kris tepat di telinga Luhan. "...Kau terlalu bodoh. Dan bekerjalah padaku atau jika tidak kau akan mati."
Krispun menyerang leher Luhan sebagai sasaran lumatannya. "lepas! Argh!" Kris menggigit kasar leher mulus Luhan yang membuat Luhan kesakitan.
"Kris, lepas!" tangan Luhanpun dikunci oleh kedua tangan Kris agar Luhan tak bisa kabur atau memberontak. Hal yang sangat dibenci Luhan adalah, mengapa ia terlalu lemah? Ia seorang pria bukan? Tak ada pria selemah dia.
Dengan paksa Kris membuka celana Luhan dan mengangkat sebelah kaki Luhan. "j-jangan laku- ARGH!" Luhan berteriak keras saat merasakan sesuatu yang tumpul memaksa masuk kedalam lubangnya tanpa pelumas.
"s-sakit.. H-hentikan.. Hiks.. Kumohon.." Kris tak mengindahkan permohonan Luhan dan tetap menggenjot miliknya untuk masuk ke lubang Luhan lebih dalam. "K-Kris.. Hiks.. Argh! H-hentikan.." Luhan hanya bisa memohon dan memelas kepada Kris untuk tak melakukannya lebih jauh. Kris semakin mempercepat gerakan 'in-out'nya saat ia merasa mulai mencapai puncaknya, tanpa sadar Kris merobek lubang sempit Luhan hingga berdarah. Membuat Luhan semakin kesakitan dibuatnya.
"k-kris.. Kumohon.. Hentikan a-aku akan.. Bekerja untukmu." Luhan susah payah mengucapkan kalimat itu saat Kris memperkosanya. Kris tersenyum –lebih tepatnya menyeringai- di hadapan Luhan dan berhenti memperkosa Luhan. Ia menepuk pipi Luhan dan berkata, "anak baik, kau bisa bekerja mulai besok. Carilah pelangganmu sebanyak-banyaknya. Jika dalam sehari kau tak mendapatkan uang satu juta won, maka kau akan tau akibatnya."
TBC
REVIEWnya ditunggu :*