A/N: Yap, ini chap 8, dan sekaligus langsung end^^ Saya mau ngucapin banyak terimakasih yang udah baca dan review. Berkat kalian semua chap ini bisa sampe endingnya :D hehehe. Ohh iya, ada yang suka GaaHina? Kalo kalian suka, tunggu ya fic baru saya ^^ judulnya 'Daisuki Dayo' kalo itu masih belom ada pergantian. Genre nya sih ada humor nya dikitla, tapi ini ada romance, hurt dll. Saya nunggu review kalian lagi di fic baru saya :) oke, this is the last chapter, so bye and sankyu to you all! :*

Don't Like Don't Read! No Flame Please!

Happy reading! ^^b

"Hey Hyuuga! Kau itu... Suka Arruka ya?," tanya pemuda bermata onyx. Siapa lagi kalau bukan Sasuke. Yang dipanggil menoleh ke arah yang memanggil. Hinata menatap tajam ke arah Sasuke. "Apa maumu?," ujar Hinata. Memang benar, sepertinya Hinata sedang masanya. Belakangan ini, sifatnya sangat bertolak belakang dengan sifat aslinya. "Santai... Aku hanya bertanya. Kau suka ya?," tanya Sasuke lagi. "Kalau iya kenapa?," jawab Hinata dengan ketus. Awalnya Sasuke kaget, tetapi kemudian ia menyeringai. "Bagaimana kalau kita taruhan?," Sasuke makin menatap Hinata dengan jeli. "Taruhan? Taruhan apa?," Hinata yang gak 'connect' malah bertanya lagi.

"Taruhan mendapatkan cinta Arruka dalam sehari. Sebenarnya, aku masih mencintainya. Aku akan berusaha lagi. Apa kau mau?," Hinata cengo mendengarnya. Ternyata Sasuke benar-benar cinta mati dengan Arruka yang notabane nya adalah Naruto. "Baiklah,"

Dengan jawaban itu, mereka pun resmi bertaruhan untuk mendapatkan cinta Naruto. Terdapat aliran listrik saat Sasuke dan Hinata bertatapan.

Hinata langsung meninggalkan Sasuke dan memasuki kelasnya. Arah matanya langsung tertuju pada Naruto. Ia pun tersenyum. Naruto yang merasa sedang diperhatikan melihat ke arah Hinata. Hatinya seperti disengat, apa dia bermimpi? Hinata tersenyum ke arahnya. Segera saja Naruto membalas senyuman Hinata. "Ohayou, Arruka-chan," ujar Hinata masih tersenyum. Ia berjalan ke arah kursinya dan kursi Naruto.

"Emm... Ohayou, Hinata-chan," jawab Naruto tak kalah semangat. Hinata langsung saja memulai pembicaraan. "Ehmm... A-Arruka-chan... Maaf ya soal semalam. Tidak tau kenapa aku emosi sekali," Hinata takut-takut menatap ke arah Naruto. Naruto langsung sumringah, "Ahh... Gak papa kok Hinata! Santai aja kali, hehehe," cengiran Naruto membuat laki-laki yang ada didalam kelas itu terpesona dengan blushing dikedua pipi mereka.

{{-}}

Istirahat pun tiba, Hinata langsung mengajak Naruto ke kantin berdua. Saat ingin ke kantin, Sasuke menghampiri mereka. Kedua 'sejoli' itu mukanya langsung terlihat masam. Hinata tau kalau Sasuke ingin menghancurkan rencananya. Dan Naruto pikir kalau Sasuke ingin menghancurkan suasananya dengan Hinata. Langsung saja, Sasuke berada ditengah-tengah mereka. Tetapi Sasuke tidak tau, dibelakang punggungnya, Kedua tangan sedang tergenggam erat.

"Mau makan apa Hinata?," tanya Naruto kepada Hinata. "Terserah. Aku ikut Arruka-chan saja," jawab Hinata tersenyum lagi. Naruto membalas senyuman Hinata. Sasuke? Dia kesal menatap Naruto dan Hinata. Sasuke berpikir, kalau ditengah-tengah mereka sedang ada bulir-bulir cinta.
Setelah memesan makanan. Sasukepun angkat bicara. "Hey, Arruka.. Kamu mau gak nanti setelah pulang sekolah kita ke taman?," Sasuke bertanya dengan antusias. Narutopun berpikir, "Boleh saja, aku ajak Hinata ya," hancur sudah harapan Sasuke untuk berduaan. Karena takut Naruto marah, Sasuke hanya meng-'iya'kan saja. Hinata senyum-senyum sendiri saking senangnya.

Murid-murid yang berlalu-lalang di meja mereka hanya menatap dengan pandangan 'wah'.

{{-}}

Angin sepoi-sepoi meniupi pohon-pohon dan rumput-rumput hijau, sehingga tumbuhan-tumbuhan yang berada disitu berayun-ayun mengikuti arah angin. Kupu-kupu berterbangan mengitari bunga-bunga yang sedang bermekaran. Cuaca disiang hari ini benar-benar bagus. Tidak terlalu panas, tetapi hangat.

Terlihat ketiga orang sedang berjalan mendekati arah tempat duduk. Sasuke langsung saja duduk dan dia menepuk-nepuk sebelahnya sambil berkata "Ayo sini, Arruka," perintah Sasuke. Naruto hanya mendelik saja. "Ah, hey Hinata, apa kau mau es krim?," tanya Naruto yang tidak mempedulikan omongan Sasuke tadi. "Ah.. Ehmm.. Iya," jawab Hinata. "Tunggu sebentar ya," Naruto pun langsung berlari ke arah mobil yang menjualkan jajanan es krim.

'Cih, aku tidak ditawari,' batin Sasuke. Mukanya berpaling ke arah kiri. Tanda ia sedang kesal. Hinata merasa kasihan terhadapnya, karena dari tadi Sasuke hanya menjadi nyamuk diantara mereka bertiga. "Aku... Sepertinya kalah darimu," keluar kata-kata dari mulut Sasuke. Hinata langsung menatap mata Sasuke yang sendu. Ada perasaan tidak enak dihati Hinata. "Yahh.. Tapi aku seorang Uchiha, aku tidak akan kalah darimu," ujar Sasuke lagi sambil memandang Hinata dengan rendahnya. Hinata yang tidak suka tatapan itu langsung menatap Sasuke dengan tajam.

"Ini Hinata, maaf ya kalau lama," Naruto memberi es krim vanilla ke arah Hinata. Hinata langsung mengambil pemberian Naruto. "Arigatou, Arruka-chan," Hinata tersenyum lembut, entah kenapa itu membuat Naruto salah tingkah sendiri. Sasuke yang melihat adegan itu menggeram kesal. "Arghhhh...!"

"Apaan sih Teme?," tanya Naruto yang tidak tau arti muka Sasuke sekarang. Sasuke hanya diam saja. "Ohh ya Sasuke, aku ingin memberi taumu sesuatu,"

Sasuke pun langsung menatap Naruto. "Apa itu?," Naruto langsung saja membuka wig-nya. Sukses, mata Sasuke langsung membulat lebar. "A-apa... mak-maksudnya?," tanya Sasuke gagap.

"Aku ini adalah lelaki. Selama ini aku hanya berpura-pura saja. Apa kau masih ingat? Ucapanku yang tidak suka laki-laki? Ya, aku memang tidak suka laki-laki. Karena, aku sendiri adalah seorang lelaki," penjelasan dari Naruto benar-benar membuat Sasuke cengo. Hinata hanya menatap adegan itu saja. "Ti-tidak... Mungkin," hanya itu yang keluar dari mulut sang Uchiha bungsu. Ia seperti tidak bisa menerima kenyataan. Naruto hanya datar saja menatap Sasuke. "Ugh," ucap Sasuke. Ia langsung berdiri, meninggalkan Naruto dan Hinata berdua. Jalannya benar-benar limbung. "A-apa tidak apa-apa Naruto-kun?," tanya Hinata cemas melihat Sasuke. Ia berani memanggil nama asli Naruto, karena Sasuke sudah pergi. Naruto tidak menjawab pertanyaan Hinata.

"Namaku UZUMAKI NARUTO!," teriak Naruto ke arah Sasuke. Sasuke terus berjalan saja sambil sempoyongan.

{{-}}

Hari sudah mulai sore. Tetapi, Hinata dan Naruto masih saja berada di taman itu. Mereka terlihat sangat nyaman. Sekarang mereka sedang duduk bersamaan di masing-masing ayunan. Hinata sedikit menggerak-gerakkan ayunan yang sedang ia duduki. Mereka hanya terdiam saja. "Ini... Hari terakhir. Besok aku akan berpenampilan kembali lagi," Naruto angkat bicara. Hinata yang mendengar itu langsung menatap Naruto. "Benarkah?," balas Hinata tak percaya. "Iya," jawab Naruto. Hinata tertunduk lesu. "Be-berarti... Naruto-kun pindah sekolah lagi ya?," suara Hinata mulai bergetar, tanda ia ingin menangis.

"Hmmm..." Naruto berjalan ke depan Hinata. Ia berjongkok ingin melihat muka Hinata. "Tidak," jawabnya. "J-jadi?," tanya Hinata lagi. Naruto yang merasa risih dengan rambut Hinata, mengangkat dagu Hinata. Sehingga wajahnya dan wajah Hinata sangat dekat.

"Siapa bilang aku pindah?..."

"...Aku tidak akan pindah. Karena aku, sudah menemukan cinta sejatiku," mata Naruto menatap lekat ke mata Hinata. Hinata hanya diam terbengong saja.

"S-si-siapa?," Hinata takut-takut menanyakannya. "Bego!," hanya itu jawaban dari Naruto.

"Kau... Orangnya,"

Kaget. Itu yang dirasakan Hinata. Mukanya memerah. Ia terlihat salah tingkah. Masih saja Naruto menatapnya dengan lekat. Tanpa segala macam Ba-Bi-Bu...

Cup!

Bibir Naruto tepat mendarat dibibir Hinata. Ciuman itu tidak berlangsung lama. Hinata benar-benar terkejut. Ia langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya. Naruto tertawa karena lucu melihat perlakuan Hinata.

"Tsukiatte kudasai, Hinata-chan," ucap Naruto tepat berada dikuping Hinata. Hinata yang benar-benar malu hanya mengangguk tanda jawaban 'ya'. Yahhh... Sepasang kekasih baru akan memulai kehidupan mereka berdua.

{{-}}

"Apaaaaaa?"

"Yang bener aja?"

"Gak mungkin!"

"Ciusss? Miapa?!"

Itu yang terdengar dari kelas XI B. Kebanyakan rata-rata itu adalah laki-laki. Yang terkejut karena, pujaan hati mereka si Arruka ternyata adalah seorang cowok dengan nama asli Naruto. Sedangkan, siswi perempuan langsung jatuh cinta dan terpesona terhadap ketampanan Naruto.

"Yahh... Tenang semuanya," ujar Kakashi-sensei menenangkan murid-muridnya.

"Aku gak terimaaaaaa!," teriak Shino yang sangat Out Of Chara. Sangat riuh dikelas itu. Hinata hanya tertawa geli saja melihatnya. Sedangkan Naruto dengan muka datarnya berdiri didepan kelas.

Sekolah hari ini benar-benar gempar. Berita Arruka si cewek cantik nan bohay itu ternyata aslinya adalah seorang cowok. Dan terdengar juga berita Sasuke, yang sekarang dirawat dirumah sakit kata Mama Mikoto karena muntahan Sasuke benar-benar dahsyat. Setiap 2 jam mengasilkan muntah seplastik gede. Sasuke benar-benar malang. Ia pertama kali berpikir, kalau ia harus berobat soal kenormalannya.

-Epilog-

Hari ini adalah tanggal 14 februari. Hari ini juga banyak perempuan memberi coklat kepada lawan jenisnya. Hinata juga tak mau kalah. Ia membuat coklat untuk pacarnya yaitu Naruto.

Setelah selesai, ia pergi ke kost Naruto untuk memberi coklat buatannya. Ia pun sampai didepan pintu kamar Naruto. Langkahnya terhenti karena dia mendengar pembicaraan antara dua orang pemuda didalam kamar itu.

"Gila Nar! Punyamu besar banget!" teriak laki-laki dari dalam kamar Naruto. Hinata mengernyit heran.

"Iya dong. Secara punya gua gitu loh!" balas seorang laki-laki lainnya yaitu adalah suara Naruto.

Hinata mendekatkan lagi kupingnya dipintu itu.

"Potong aja Nar!"

"Gak ah.. Biar asoy.."

Hinata mulai berpikiran yang tidak-tidak. Badannya sudah keringat dingin mendengar pembicaraan dua orang pemuda didalam itu.

"Boleh cicip gak Nar?" tanya laki-laki itu.

'Glek' muka Hinata pucat pasi mendengarnya.

"Boleh.. Silahkan." jawab Naruto. Keringat Hinata sudah mulai mengucur dari pelipisnya.

"Ahhhh.. Mhhhh..." Hinata mendengar desahan dari laki-laki yang sedang bersama Naruto itu. Pikirannya sudah melayang entah kemana. Tau dong apa yang dipikirin Hinata?

"Asoy banget dah Nar! Cicip lagi dong..." pinta laki-laki itu.

Mendengar si pemuda minta cicip lagi. Hinata langsung mendobrak pintu kamar Naruto.

"APA YANG SEDANG KA-" ucapannya terhenti saat melihat Naruto dan pemuda lain sedang... Makan bakso?

"Ehh Hinata-chan? Kenapa teriak-teriak begitu?" tanya Naruto bingung dengan kekasihnya ini. Hinata yang berpikir negative tadinya mukanya menjadi merah merona. Dia salah sangka. Ternyata Hinata hentai juga ya... Khukhukhu.

Tanpa sadar Hinata pingsan. Naruto yang melihat itu langsung membopong Hinata.
"Woy Kib! Bantu gua dong!" teriak Naruto kepada pemuda yang ternyata adalah Kiba.

END!